Anda di halaman 1dari 7

"Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak Sekolah Dasar dari

Karies Gigi"

Disusun Oleh :

Widhi Aditya Ilmi, Meilan Arsanti, S.Pd., M.pd

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Email penulis : widhiaditya01@gmail.com , meilanarsanti@unissula.ac.id

Abstrak

Permasalahan gigi pada anak sekolah dasar masih banyak dijumpai dalam kehidupan.
Dimana permasalahan yang paling sering terjadi dalam kalangan mereka yakni karies
gigi. Melihat hal itu tentunya harus dilakukan pencegahan sedari dini dari berbagai
elemen yang ada. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui peran orang
tua dalam menjaga kesehatan gigi anak agar menghindari karies gigi. Metode yang
dipakai disini adalah literature review dari berbagai bahan kajian yang telah dilakukan
analisa.

Kata kunci : Karies gigi, kesehatan gigi anak SD, peran orang tua

PENDAHULUAN

Menurut WHO dan The FDI yang telah mengutip dari Global goals for health
2020, menyatakan bahwa permasalahan terkait kesehatan gigi dan mulut mampu
menjadi pengaruh kesehatan individu atau negara. Hal tersebut tak lain karena gigi
dan mulut merupakan suatu bagian tubuh yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam
memenuhi kebutuhan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman untuk dapat terus
bertahan hidup. Apabila gigi dan mulut mengalami suatu permasalahan, maka dapat
menimbulkan berbagai permasalahan ataupun rasa tidak nyaman.

Persentase penduduk Indonesia yang mengakui bahwa dirinya memiliki


permasalahan dengan gigi dan mulutnya selama kurun waktu 12 bulan terakhir ini
adalah sebesar 57,6%. Dengan 10,2% diantaranya telah mendapatkan perawatan oleh
tenaga medis. Berdasarkan kelompok umur proporsi terbesar masalah gigi dan mulut
pada usia 5-9 tahun dengan 67.3% dengan 14,6% yang mendapatkan perawatan medis.
Permasalahan umum yang kerap dialami oleh siswa yakni permasalahan karies gigi.
Permasalahan ini tidak lepas dari berbagai faktor yang ada. Penyakit ini mampu
menyebabkan gigi berlubang, apabila tidak segera ditangani dengan baik dapat
menyebabkan rasa nyeri, infeksi, berbagai kasus berbahaya, hingga yang paling fatal
yakni kematian.

Karies gigi itu sendiri merupakan sebuah penyakit gigi yang berasal dari infeksi
terhadap proses demineralisasi progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan
akar gigi yang sebenarnya dapat dicegah. Masalah pertumbuhan dan kesehatan gigi
pada individu yang masih dalam perkembangan anak-anak seperti siswa Sekokah Dasar
harus sangat diperhatikan. Karena banyaknya kasus penyakit gigi dan mulut yang
dialami oleh anak-anak. Dimana pada masa itu mereka lebih banyak memakan apapun
yang merek sukai tanpa memperhatikan efek samping atas apa yang akan mereka
konsumsi. Selain itu mereka cenderung menyukai makanan atau minuman yang manis
yang memiliki persentase lebih besar untuk penyebab permasalahan pada gigi dan
mulutnya.

Untuk mencegah penyakit gigi dan mulut pada anak-anak disini peran orang tua
sangat penting untuk pengawasan terhadap apa yang dikonsumsi oleh anak-anak
mereka. Karena orang tualah lingkungan yang terdekat dengan anak yang seharusnya
memberikan pemahaman sejak dini terhadap kesehatan gigi pada anak. Orang tua harus
mengetahui cara merawat gigi anaknya tersebut dan juga harus membimbing anaknya
cara menyikat gigi yang baik dan benar untuk menjaga kesehatannya.

Menurut Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dalam upaya pemeliharaan


kesehatan gigi pada anak, perlu untuk melibatkan interaksi antara anak, orang tua serta
dokter gigi yang akan menjadikan peranan penting dalam menjaga kesehatannya.
Karena pertumbuhan gigi pada anak akan ditentukan bagaimana dengan kondisi giginya
sedari kecil. Maka apabila gigi sulung anak baik maka gigi yang akan tumbuh
berikutnya juga akan baik. Hal itu dapat dioptimalkan dengan pendidikan yang
ditanamkan pada anak sedari usia dini untuk berhati-hati dalam menjaga kesehatan
giginya dari faktor penyebab kerusakan gigi.

TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan Karies Gigi


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan, Nirham, dan Nursalim
(2014) di Jakarta menunjukkan 85% anak prasekolahseudah mengalami karies gigi.
Penyakit gigi dapat dialami oleh siapapun dan dari golongan usia berapapun, begitupun
dengan anak sekolah dasar yang justru banyak memakan makanan manis penyebab
permasalahan gigi, salah satunya yakni karies gigi atau (gigi berlubang). Menurut
Brauer (dalam Tarigan 2012), karies gigi ini merupakan suatu penyakit pada jaringan
gigi dengan ditandai adanya kerusakan pada jaringan, dimulai dari permukaan gigi
sampai meluas ke arah pulpa.

Selain itu Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), karies gigi
merupakan suatu hasil interaksi dari bakteri yang ada di permukaan gigi, plak dan diet
(khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak
menjadi asam. Karies gini ini masalah gigi yang paling umum ditemukan pada anak
sekolah dasar. Penyebab terjadinya karies ini beragam, karies ini pada umumnya juga
disebabkan karena kedaan individu baik kesehatan atau tingkah laku individu.

Faktor Penyebab Karies Gigi

Penyakit karies gigi ini dapat terjadi karena berbagai faktor. Menurut (Yundali
S, Aditiawarman M, 2017) terdapat empat hal utama yang mampu menyebabkan
terjadinya karies gigi (gigi, bakteri, karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu)
disamping itu juga terdapat juga faktor lain seperti (umur,jenis kelamin dan air ludah)
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Gigi. Anatomi gigi pada dasarnya mampu mempengaruhi pembentukan karies gigi
atau alur dalam gigi lebih banyak, pit dan fisura karies berkembang. Disini ketika akar
permukaan gigi yang terkena resesi gingiva atau penyakit periodontal lalu mengembang
mampu menyebabkan terjadinya karies gigi.
2. Bakteri. Apabila kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga dengan baik maka akan
mengakibatkan terjadinya perkembangan bakteri dalam mulut yang mampu
mengakibatkan terjadinya karies gigi pada individu.

3. Karbohidrat yang difermentasikan. Fermentasi merupakan suatu proses pengubahan


bakteri dalam mulut yang mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam
seperti asam laktat melalui glikolisis. Dampak makanan yang mengadung gula (sukrosa,
glukosa, dan fruktosa) dapat menjadi pemicu terjadinya karies gigi. Sehingga tingkat
frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik atau makanan manis menjadi
penyebabnya..

4. Waktu . Seringnya anak dalam mengkonsumsi makanan atau minunan manis dalam
durasi waktu yang lama dengan sisa-sisa makanan yang menempel menjadi plak di
mulut mampu menyebabkan berkembangnya karies gigi pada individu.

5. Umur. Seiring bertambahnya usia individu maka oleh itu faktor resiko terjadinya gigi
berlubang akan lebih lama memiliki pengaruh terhadap gig

6. Jenis kelamin. Menurut Pontonuwu J (dalam Lastri, 2020) anak perempuan lebih
sering mengalami karies gigi daripada anak laki-laki. Hal itu juga dipengaruhi karena
persentase makan-makanan manis anak perempuan lebih sering daripada laki-laki.

7. Air ludah. Peningkatan karies gigi dapat dikaitkan dengan jumlah air liur pada
kelenjar ludah yang berkurang. Karena didalam kelenjar ludah terdapat kelenjar
submandibula dan kelenjar parotis yang cenderung menyebabkan kerusakan gigi yang
lebih luas.

Peran Ibu dalam Keluarga

Ibu memiliki komponen peran dan fungsi dalam kelurga. Baik berperan sebagai
istri maupun sebagai ibu dalam lingkungan keluarga. Ibu merupakan seorang wanita
yang dalam sebagian besar keluarga mempunyai peran sebagai pemimpin kesehatan dan
pemberi asuhan. Peranan tersebut antara lain :

1. Pengasuh. Dalam peran ini orang tua bertugas dalam memberikan pengasuhan kepada
anak, baik dalam menjag kesehatannya seperti pemberian ASI serta menjaga makan dan
minumnya untuk kesehatannya.
2. Pendidik. Bukan hanya guru yang memiliki peranan dalam mendidik anak saja, tetapi
orang tua juga memiliki pernanan mendidik anak demi masa depannya. Contohnya
seperti mendidik anak untuk menyikat gigi, mencuci tangan sebelum dan setelah makan,
ataupun mengajarkan anak makanan yang baik dan sehat.

3. Pendorong. Pendorong disini orang tua memiliki peranan untuk memotivasi anak,
memberika pujian atas keberhasilannya serta mendorong anak agar berperilaku sehat.

4. Pengawas. Selain itu orang tua juga harus memberikan pengawasan kepada anak
terkait perilakunya. Misalkan perilaku makan, menggosok gigi dll untuk menjaga
kesehatan dirinya.

Peran Orang Tua dalam Perawatan Gigi Anak

Orang tua merupakan elemen terpenting dalam pembentukan perilaku anak sedari
dini. Karena orang tualah lingkungan utama yang dekat dengan anak. Karena perilaku
orang tua akan menjadi contoh yang ditiru oleh anak. Bagaimana orang tua bertindak,
berbicara akan dengan mudah diikuti oleh oleh anaknya. Pengetahuan dan pendidikan
yang dimiliki oleh orang tua mampu untuk menjadi bekal dalam pengasuhan dan
mempersiapkan kognitif anak yang baik dan matang.

Masalah kesehatan gigi pada anak-anak atau anak SD perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya penyakit karies, penyakit tersebut dapat dicegah secara dini, dalam
beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku
menggosok gigi dan pola jajan pada anak dengan kejadian karies gigi. Orang tua mampu
mencegah dengan turut berperan memberikan edukasi dan praktik menggosok gigi
dengn baik dan benar yang diajarkan kepada anak.

Menurut penelitian yang dilakukan Sutomo, Dkk (2020) menyatakan bahwa rata-
rata perilaku perawatan gigi anak menggosok gigi sebelum tidur kurang dilakukan
dengan baik, dan rata-rata peran orang tua untuk membawa anaknya ke dokter gigi 6
bulan sekali tidak dilakukan. Hal itu menunjukkan bahwa peranan orang tua sangat
berpengaruh besar dalam perawatan kesehatan gigi anak. Selain faktor pengetahuan
juga banyak faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya peran orang tua dalam upaya
menjaga kesehatan gigi anak.

Di lingkungan sekolah banyak sekali jajanan yang beragam dan digemari anak-
anak. Apabila pola makan dan jajan anak tidak teratur dengan baik seperti sering
mengkonsumsi makanan manis seperti permen dll ditakutkan akan menjadi pemicu
karies gigi atau penyakit gigi lainnya. Maka orang tua perlu untuk menanamkan
pengetahuan sedari dini terkait perilaku ataupun makanan yang baik dan kurang baik
bagi kesehatan.

Metode

Penulis menggunakan metode yang sering digunakan dalam penulisan artikel pada
umumnya, yakni metode literature review atau studi kepustakaan. Metode ini
digunakan dengan acuan jurnal-jurnal atau publikasi lainnya yang dituju oleh penulis.

Kesimpulan

Karies gigi ini menjadi sebuah permasalahan yang masih marak terjadi di usia
anak sekolah dasar. Pada masa anak-anak mereka akan cenderung makan makanan yang
mereka inginkan,biasanya makanan manis. Mereka juga akan sulit untuk menjaga
kesehatan gigi apabila tidak diajarkan dan diawasi oleh peran orang tua sedari dini.
Karena lingkungan utama yang akan berpengaruh pada kesehatan anak adalah orang tua
khususnya ibu. Ibu memiliki banyak fungsi dan peranan dalam memberikan pengasuhan
kepada anak yang meliputi berbagai aspek.

Pertumbuhan gigi anak sangat ditentukan oleh gigi sulungnya. Maka dari itu sejak
dini anak perlu diajarkan untuk rajin menggosok gigi dan meminimalisir makanan yang
akan mengakibatkan kerusakan pada gigi hingga mampu menimbulkan penyakit gigi
seperti karies atau penyakit yang lainnya pada anak. Karena dampak dari penyakit gigi
yang paling fatal akan mengakibatkan kematian.

Daftar Pustaka :

Arda, D. (2016). Tingkat pengetahuan siswa siswi tentang cara perawatan gigi dan
mulut di SDN 11 Pinrang Kelurahan Laleng Bata Kecamatan Paleteang Kabupaten
Pinrang. Diakses dari https://www.neliti.com/id/publications/286119/tingkat-
pengetahuan-siswa-siswi-tentang-cara-perawatan-gigi-dan-mulut-di-sdn-11

https://rsud-kelet.jatengprov.go.id/mengenal-karies-pengertian-faktor-penyebab-dan-
pencegahannya/

Darmawan, S., Nirham, A., & Nursalim. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian karies gigi pada siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau
Kabupaten Barru. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Diakses dari
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/679

Hermawan, R.S., Warastuti, W., & Kasianah. (). Faktor faktor yang mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut anak usia pra sekolah di pos PAUD perlita vinolia kelurahan
Mojolangu. Jurnal Keperawatan, 6 (2). Doi https://dx.doi.org/10.22219/jk.v6i2.2868

Lastri, D. (2020). Gambaran karies gigi molar pertama permanen serta pengetahuan
tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas IV. Skripsi. Politeknik
Kesehatan Denpasar. Diakses dari http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/id/eprint/4617

Sutomo, S.Y., Usman, A., Yulandasari, V., & Wikandari, D. (2020). Peran orang tua
terhadap perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah (6-12) tahun di Dusun Paok
Odang Desa Sisik Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal
Kesehatan Qamarul Huda, 8 (1). Diakses dari
https://doi.org/10.37824/jkqh.v8i1.2020.198

Yundali, S., Aditiawarman M. (2017). Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung: Pustaka
Reka Cipta

Anda mungkin juga menyukai