Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN EVALUASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DI SDN 38 SEBERANG PADANG

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG

Oleh: drg. Nadya Permata Yusdhi Putri

Pembimbing: drg. Ira Yusrita


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam peningkatan
kualitas hidup manusia. Salah satu bentuk kesehatan yang menentukan itu adalah kesehatan gigi
dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perlunya menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut agar penyakit lain tidak datang. Kesehatan gigi dan
mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif,
sebab masalah gigi jika dibiarkan akan mempunyai dampak yang luas yang meliputi faktor fisik,
mental maupun sosial bagi individu yang menderita penyakit gigi.
Kebersihan mulut yang tidak dipelihara dengan baik akan menimbulkan penyakit di
rongga mulut. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia
adalah penyakit karies gigi. Penyakit ini mengenai hampir seluruh populasi di dunia. Hal ini
sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 25,9 % masyarakat
mengeluhkan masalah kesehatan gigi dan mulut serta 68,9% diantaranya tidak melakukan
perawatan pada giginya.
Keluhan sakit gigi termasuk kedalam jenis penyakit yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat. Karies gigi merupakan penyakit dengan prevalansi tertinggi pada anak-anak secara
global. Menurut Worotitjain dkk, bahwa masalah utama kesehatan gigi dan mulut pada anak
ialah karies gigi. Karies gigi pada anak menurut WHO memiliki jumlah kasus yang sebanding
dengan demam pada anak-anak. Karies gigi umumnya diukur menggunakan suatu indeks. Indeks
DMF-T direkomendasikan oleh WHO pada survei epidemiologi kesehatan rongga mulut dalam
mengukur dan membandingkan pengalaman karies gigi di populasi.
Penyakit karies gigi rentan menyerang anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Anak-anak usia sekolah cenderung mempunyai resiko karies yang tinggi karena pada usia ini
mereka senang mengkonsumsi makanan manis dan tidak menjaga kebersihan rongga mulut
dengan teratur. Banyak anak-anak yang terganggu pertumbuhannya karena karies gigi aktif dan
tidak terkontrol. Kebersihan gigi dan mulut yang buruk akan berpengaruh pada proses tumbuh
kembang, mempengaruhi kebiasaan makan anak serta asupan nutrisi. Rasa sakit dan infeksi yang
timbul karena kebersihan mulut yang tidak terawat akan menyebabkan masalah dalam berbicara
serta pembelajaran.
Kondisi oral yang buruk pada anak akan sangat merugikan bagi anak dan dapat
berkembang menjadi penyakit mulut. Apabila tidak dirawat penyakit mulut pada anak-anak ini
akan berujung kepada rasa sakit, timbulnya kelainan dentofasial, abses gigi, kerusakan tulang
dan penyebaran infeksi lewat aliran darah. Beberapa penyakit infeksi disebabkan tidak merawat
gigi yaitu penyakit kardiovaskular seperti jantung, infeksi endokarditis dan pneumonia.
1.2 Pernyataan Masalah Kesehatan Gigi & Mulut Serta Kesehatan Masyarakat
Menurut Pusdatin Kemenkes (2018), prevalensi karies gigi di Indonesia adalah 88,8%
dengan prevalensi karies akar adalah 56,6%. Prevalensi karies gigi cenderung tinggi (di atas
70%) pada semua kelompok umur. Anak-anak yang berada pada usia 5- 9 tahun memiliki angka
prevalensi sebesar 92,6%. Hasil studi morbiditas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga)
dalam Surkenas (Survei Kesehatan Nasional) 2001 menunjukkan bahwa dari 10 kelompok
penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan
pertama (60%). Hasil studi SKRT 2001, menyatakan bahwa 52,3% usia sekolah dasar
mengalami karies gigi yang belum ditangani. Prevalensi karies usia 10 tahun pada anak sekolah
adalah sakit gigi urutan pertama keluhan masyarakat. Berdasarkan SKRT 2004, karies sendiri
merupakan masalah dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90.05%.
1.3 Tujuan Evaluasi
Evaluasi kondisi kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk meninjau sebaran masalah
kesehatan gigi pada anak usia sekolah dan selanjutnya dapat dilakukan penyusunan data dan
usulan rencana perawatan serta program yang dapat dilaksanakan.
1.4 Manfaat
Data-data yang didapatkan dari evaluasi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dijadikan
dasar dalam merancang rencana intervensi berupa program preventif dan kuratif, sehingga angka
kesakitan gigi dan mulut pada usia anak berkurang pada tahun-tahun berikutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga
menjalar ke dentin (tulang gigi). Penyebab karies adalah adanya bakteri Streptococcusmutans
dan lactobacili. Faktor-faktor yang menyebabkan karies gigi adalah permukaan gigi, bakteri
kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, waktu dan tingkat kebersihan
mulut. Faktor luar antara lain adalah usia, jenis kelamin, keadaan penduduk, lingkungan,
pengetahuan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya
pengetahuan mengenai jenis makanan dan minuman yang menyebabkan timbulnya karies gigi
pada anak-anak tersebut. Sebagian besar anak-anak sangat suka mengkonsumsi makanan-
makanan kariogenik karena rasanya manis, lengket serta warna yang menarik, Padahal terlalu
sering mengkonsumsi makanan kariogenik akan memicu terbentuknya karies gigi. Selain itu,
anak-anak sering lalai dalam membersihkan gigi karena kurangnya motivasi dan kurangnya
kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
karena adanya masalah dalam kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara menyeluruh. Kesehatan gigi penting untuk menjamin status gizi yang baik, selain itu
mempermudah dalam berbicara dan membuat penampilan lebih menarik. Karena adanya fungsi
gigi antara lain untuk mengunyah makanan sehingga mempermudah proses pencernaan, untuk
berbicara dengan baik, serta untuk menunjang penampilan.
Menurut data Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2018 menunjukkan
prevalensi nasional masalah gigi dan mulut sebesar 57,6%. Menurut Federation Dentaire
Internationale (FDI) World Dental Federation, permasalahan yang umum terjadi pada gigi dan
mulut adalah karies gigi. Karies merupakan penyakit paling umum dan paling banyak dialami
oleh orang di dunia. Karies disebabkan karena konsumsi gula berlebihan, kurangnya perawatan
kesehatan gigi, dan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan gigi yang sesuai standar. Karies
gigi merupakan masalah kesehatan gigi yang cukup tinggi dialami di Indonesia dengan
prevalensi lebih dari 80%. Karies gigi merupakan penyakit kronis yang umum terjadi dan cukup
tinggi pada anak usia sekolah dasar yaitu umur 6-11 tahun menurut CDC. Berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2018, persentase masyarakat Indonesia yang mengalami karies gigi sebesar
45,3%. Pada anak dengan kelompok usia 5-9 tahun jumlah anak yang mengalami kerusakan gigi
serupa sebanyak 54,0%. Pada indeks rata-rata karies gigipada anak usia 10-12 tahun sebesar
1,89%. Karies gigi merupakan penyakit yang menyebabkan adanya lesi yang berupa
demineralisasi email dan dentin.
Anak usia sekolah khususnya anak sekolah dasar kelompok yang rentan terhadap
penyakit gigi dan mulut karena anak tersebut masih memiliki perilaku dan kebiasaan diri yang
kurang sehingga berpengaruh terhadap kesehatan gigi. Seseorang yang kehilangan gigi akibat
karies akan mengalami masalah pengunyahan dan akan merasakan malu dalam tingkat tertentu
pada penampilan diri yang kemudian akan membatasi interaksi sosial dan komunikasi. Selain itu,
kehilangan gigi yang disebabkan oleh karies juga berdampak pada susunan gigi yang tidak
teratur (malokluksi), tulang alveolar yang berkurang (resorpsi), gangguan pada sendi rahang, dan
penyakit pada jaringan periodontal.
Karies gigi terjadi karena sejumlah faktor yang saling mempengaruhi yaitu faktor dari
dalam, merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan karies. Faktor dari luar yaitu faktor
yang tidak berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies. Tingginya angka kejadian
karies gigi memerlukan tindakan yang optimal, terutama pada pencegahan kejadian karies gigi
pada anak sekolah. Jika tidak ditangani dengan baik, maka karies gigi dapat menyebabkan
infeksi sehingga timbulnya rasa sakit pada gigi, gangguan pola makan, mempengaruhi tumbuh
kembang anak dan hilangnya waktu sekolah dikarenakan adanya masalah pada gigi.
BAB III

METODE EVALUASI

Evaluasi ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung disertai pencatatan data terkait
kondisi kesehatan gigi anak di SDN 38 Seberang Padang, terdapat 20 orang anak kelas I yang
diperiksa dan 16 orang anak kelas II. Setiap anak dilakukan skrining kondisi giginya dan
kemudian jumlah serta elemen gigi yang berlubang, hilang ataupun ditambal dicatat. Kebiasaan
sikat gigi dan pola makan anak juga ditanyakan secara umum dan singkat kepada anak.

Pemeriksaan gigi dilaksanakan di dalam kelas setelah itu dilakukan penyuluhan kepada
anak-anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta peragaan cara menyikat
gigi yang tepat dengan model peraga dan diikuti oleh anak-anak.
BAB IV

HASIL

4.1 Profil Komunitas Umum def-T

Siswa kelas I SDN 38 Seberang Padang

No Umur Jenis Skor def-t Skor DMF-T


Nama
. (th) Kelamin d e f D M F

1. Abid Pratama 7 L 7 1 - - - -

2. Ali Akbar 8 L - 1 - - - -

3. Athiyah Naifa 7 P 1 - - - - -

4. Azka Noval 7 L 1 4 - - - -

5. Calista Putri 7 P 4 2 - 1 - -

6. Febriani Lia 8 P 4 - - - - -

7. Hidayatul 7 P 2 - - 1 - -

8. Jonathan 8 L 1 1 - - - -

9. Kholifatul 7 P 2 1 - - - -

10. M. Alvindo 8 L 5 - - - - -

11. M. Arshad 7 L 1 - - 1 - -

12. Nadia Rahmadani 7 P 9 1 - - - -

13. Nofriansyah 7 L 4 - - - - -

14. Safitri Handayani 8 P 3 - - - - -

15. Shakilla 6 P 4 - - - - -
16. Shanum 7 P 6 1 - 1 - -

17. Siti Sadira 7 P 8 - - - - -

18. Ohsi Avi 6 P 4 - - - - -

19. Wilda Amin 6 L 4 - - - - -

20. Fauzan 7 L 5 1 - - - -

Tabel 4.1 Data def-t dan DMF-T siswa kelas I SDN 38 Seberang Padang

Siswa kelas II SDN 38 Seberang Padang

No Umur Jenis Skor def-T Skor DMF-T


Nama
. (th) Kelamin d e f D M F

1. Khairul Zikri 10 L 5 - - 2 - -

2. Alfino Albar 8 L 3 - - - - -

3. Alya Dwi 7 P 5 - - - - -

4. Ayla Azikra 8 P 8 - - - - -

5. Azzahra Asyifa 7 P 6 - - - - -

6. Elviani Cahya 9 P 2 - - 2 - -

7. Latifa Dwi 8 P 3 - - 1 - -

8. Khanza Shakira 7 P 3 1 - - - -

9. Memo Dwifitra 10 L 1 - - - - -

10. M. Azzam 9 L 4 - - - - -

11. M. Kevin 7 L 6 - - 2 - -

12. Nizrinia Aulia 8 P 4 - - 1 - -

13. Raka Saputra 8 L 7 - - 1 - -


14. Raniya 9 P 1 1 - - - -

15. Rayhan Annata 9 L 7 - - - - -

16. Yora Puspa 8 P 5 - - - - -

Tabel 4.2 Data def-t dan DMF-T siswa kelas II SDN 38 Seberang Padang
Skor def-T:
d (decayed) : gigi karies (berlubang) D : gigi karies
e (exfoliated) : gigi yang sudah tanggal / gigi sisa akar M : gigi missing karena karies
f (filled) : gigi yang sudah ditambal F : gigi yang sudah ditambal
Indeks def-T:
Indeks def-T dihitung dengan cara menjumlahkan skor def-T lalu dibagi dengan jumlah individu.
● Kelas I : 83/20= 4,15
● Kelas II : 72/16= 4,5

Indeks DMF-T:
Indeks def-T dihitung dengan cara menjumlahkan skor DMF-T lalu dibagi dengan jumlah
individu.
● Kelas I : 4/20= 0,2
● Kelas II : 9/16= 0,56

4.2 Data Geografis

Puskesmas Seberang Padang memiliki luas wilayah 1,71 km 2 dan batas wilayah sebagai
berikut:
● Sebelah Utara : dengan Kelurahan Parak Gadang Timur
● Sebelah Selatan : dengan wilayah kerja Puskesmas Rawang Kelurahan Mata Air
● Sebelah Timur : dengan Kecamatan Lubuk Begalung
● Sebelah Barat : dengan wilayah kerja Puskesmas Pemancungan Kelurahan Pasa
Gadang
Puskesmas Seberang Padang berada di daerah perkotaan yang tidak memiliki daerah
persawahan dan pegunungan, tidak memiliki daerah terpencil dan mobilisasi penduduk tidak
terkendala kondisi geografis. Akses masyarakat ke Puskesmas mudah karena jalan depan
gedung Puskesmas beraspal dan transportasi lancar.
4.3 Data Demografis

Demografi Puskesmas Seberang Padang dalam tabel berikut :


Jumlah
N Laki- Perempua
Kelurahan Pendud
o. Laki n
uk
1. Seberang Padang 8.064 4.035 4.029

2. Alang Laweh 3.903 2.025 1.878


3. Ranah Parak 2.935 1.433 1.502
Rumbio
4. Belakang Pondok 1.641 774 867
PUSKESMAS 16.543 8.267 8.276
Tabel 4.3 Data Jumlah Penduduk per gender, per Kelurahan
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2021

Penduduk terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Sebagian besar penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang beragama Islam dengan mata pencaharian sebagai
pegawai negeri, wiraswasta, buruh, tani, TNI dan lainnya.
Jumlah RT, RW, Kepala Keluarga, dan jumlah rumah per-kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang tahun 2021.
N Kelurahan RT RW KK Rumah
o.

1 Seberang Padang 28 8 2056 1183

2 Alang Laweh 20 5 765 515

3 Ranah Parak Rumbio 18 4 621 415


4 Belakang Pondok 8 453 425

TOTAL 71 28 3895 2838

Tabel 4.4 Data jumlah RT, RW, Kepala Keluarga, dan jumlah Rumah per kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang 2021

4.4 Sumber Daya Tenaga Kesehatan


Tingkat Pendidikan

Jenis Tenaga SPK/ SM


No D Kontrak
Kesehatan S.1 D.IV D.III SMA/ P/
.I BLUD/TUBEL
SLTA SD

1 Kepala Puskesmas 1 - - - - -

2 Kepala Tata Usaha 1 - - - - -

3 Sarjana Kesmas - - - - - -

4 Dokter Umum 4 - - - - -

5 Dokter Gigi 2 - - - - -

S1 2 orang,
6 Pelaksana Kebidanan 2 5 16 - - -
D.III 4 orang

7 Pelaksana 2 - 7 - - -
Keperawatan

8 Therapis gigi&mulut - - 2 - - -

9 Pelaksana Sanitasi 1 - - - - -

10 Pelaksana Analisis - - 1 - - -
Kesehatan

11 Pelaksana Apoteker 1 - - - - -

12 Asisten Apoteker - - 1 - - -
13 Pelaksana Gizi 1 - - - - -

14 Pelaksana Rekam - - 2 - - - DIII 1 orang


Medis

15 Fungsional Umum - - - 1 1 -

16 Jaga Malam - - - - 1 - SMA 1 Orang

17 Volentir (honor - - 2 - - - D.III kebidanan


daerah) 1 orang, DIII
keperawatan 1
orang

18 Supir - - - - 1 - SMA 1 Orang


BLUD

19 Cleaning Service - - - - - 2 I pihak ke-3

1 kontrak BLUD

20 Akuntan 1 - - - - - 1 kontrak BLUD

JUMLAH 16 5 31 1 3 2 58

Tabel 4.6 Sumber Daya Tenaga kesehatan


4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan
4.5.1 Pelayanan Kesehatan
No Kelurahan Puskesmas Pustu Posyand Posyandu Posbindu
. Poskeskel u Balita Lansia

1. Seberang Padang 1 1 17 6 1

2. Alang Laweh - 1 Pustu 12 2 1

3. Ranah Parak Rumbio - 1 - - -

4. Belakang Pondok - - - - -
Jumlah 1 4 29 8 2

Tabel 4.5 Fasilitas pelayanan kesehatan


4.5.2 Fasilitas Kesehatan Jejaringan dan Jaringan
No Nama Fasilitas Kesehatan Alamat

Bidan

1 Bidan Gusniati Seberang Padang

2 Bidan Neng Ariati Seberang Padang

3 Bidan Mardaleni Alifah Seberang Padang

Dokter

1 Dr Lanny S Belakang Pondok

Dokter Gigi

1 Drg. Henny Sari Alang Laweh

2 Drg. Sinardy Belakang Pondok

3 Drg. Sonny Hendra Belakang Pondok

Klinik

1 Klinik Estetika Grya Satya Seberang Padang

2 Klinik PKBI/ Cemara Seberang Padang

3 Klinik Diva Alang Laweh

4 Klinik Avicena Alang Laweh

5 Klinik Promedika Alang Laweh

6 Lab Diagnostik Alang Laweh

Rumah Sakit

1 Bunda Medical Center Alang Laweh


4.6 Data Kesehatan Masyarakat

4.6.1 Prevalensi Masalah Kesehatan Umum Masyarakat

No. Diagnosis Kasus

1 Common Cold 2536

2 Status Infeksi HIV Asimptomatis 2015

3 Hipertensi 2006

4 Dispepsia 661

5 ISPA 578

6 Screening Antenatal 573

7 Diabetes Melitus 478

8 Nekrosis Pulpa 472

Diabetes Melitus dengan Komplikasi


9 353
Tidak Spesifik

10 Myalgia 351

Tabel 4.7 Data Prevalensi Penyakit Terbanyak di Puskesmas Seberang Padang


tahun 2022

4.6.2 Prevalensi Masalah Kesehatan Gigi Masyarakat

No. Diagnosis Kasus

1 Penyakit jaringan pulpa dan 638


periapikal

2 Gangguan perkembangan dan erupsi 185


gigi

3 Gingivitis dan penyakit periodontal 143


4 Gangguan gigi dan jar. pendukung 141
lainnya (sisa akar)

5 Karies 115

Tabel 4.8 Data Prevalensi Penyakit dan Kelainan Gigi di Puskesmas Seberang Padang
tahun 2022
BAB V

DISKUSI

Kondisi kesehatan gigi dan mulut anak kelas I dan II di SDN 38 Seberang Padang cukup
bervariasi. Skor def-T bervariasi dari 0 – 9, dengan nilai def-T di kelas I yaitu 4,15 dan nilai
DMF-T yaitu 0,2. Untuk kelas II sendiri tidak jauh berbeda yaitu didapatkan nilai def-T 4,5 dan
nilai DMF-T 0,56.

Penulis merasa kondisi kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I dan II SDN 38 Seberang
Padang sangat jauh dari baik dimana nilai def-t nya jauh diatas yang ditargetkan. Hampir setiap
siswa memiliki karies di gigi sulungnya. Radiks ditemukan pada setengah dari anak yang
diperiksa. Saat pengambilan data di lapangan, penulis mendapatkan anak-anak masih kurang
sadar mengenai pemeliharaan gigi dan mulutnya serta tidak tahu kapan serta cara menyikat gigi
yang benar. Hamper keseluruhan anak mengakui suka mengonsumsi camilan manis namun
masih malas menyikat gigi.
Dari temuan di lapangan, penulis merasa bahwa kondisi kesehatan gigi dan mulut siswa
kelas I dan II SDN 38 Seberang Padang sangat bisa ditingkatkan jika anak-anak diberikan
edukasi sejak dini mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dan mendapatkan
pengawasan saat kontrol gigi dan mulut dari orang tuanya di rumah. Anak-anak di usia sekolah
rentan mengonsumsi makanan manis dan seringkali lupa untuk menyikat giginya. Edukasi
berupa penyuluhan berkala di sekolah penting rasanya diberikan untuk anak agar mereka tahu
dan mengerti cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang tepat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari data yang dikumpulkan diperoleh indeks def-T dan DMF-T siswa kelas I SDN 38
Seberang Padang adalah sebesar 4,15 dan 0,2. Sedangkan untuk Kelas II yaitu sebesar 4,5 dan
0,56. Sebagian besar gigi siswa kelas I dan II masih dalam periode gigi sulung sehingga nilai
def-t lebih penting untuk menjadi acuan kondisi karies anak. Indeks sebesar 4,15 dan 4,5 yang
didapatkan pada siswa kelas I dan II SDN 38 Seberang Padang termasuk kategori sangat tinggi.
Kondisi ini dapat diartikan untuk setiap 1 anak terdapat rata-rata 4-5 gigi yang terkena karies.
Kondisi ini sangat jauh dari target who dimana target global who adalah <1.

Pemantauan kondisi kesehatan gigi dan mulut anak-anak ini dimulai sejak dini dan
membutuhkan pengawasan orang tua di rumah. Anak usia sekolah khususnya anak sekolah dasar
adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena anak tersebut masih
memiliki perilaku dan kebiasaan diri yang kurang sehingga berpengaruh terhadap kesehatan gigi.
Belum adanya kesadaran untuk menyikat gigi dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya
karies. Akibatnya, bentuk manifestasi yang menetap dari sikap tersebut akan membentuk
perilaku dalam bentuk praktik yang berangsur dalam waktu yang lama. Kemudian praktik
tersebut menjadi kebiasaan dan menimbulkan masalah kesehatan gigi berupa karies gigi.
Penyuluhan berkala mengenai kesehatan gigi dan pendekatan anak kepada dokter gigi akan
membantu anak untuk lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulutnya.

6.2 Saran
1. Bagi siswa agar mempertahankan dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui
sikat gigi dengan benar di waktu yang tepat dan kontrol berkala ke dokter gigi sekali 6
bulan.
2. Bagi siswa diharapkan dapat memahami cara menyikat gigi dengan benar dan
menerapkannya di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Safela, Sindi Dita, Endang Purwaningsih and Isnanto Isnanto. “SYSTEMATIC


LITERATURE REVIEW : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA
ANAK SEKOLAH DASAR.” Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG) Vol 2 No 2, 335-
344 (7:2021).
2. Kusuma, Angga & Taiyeb, Abdul. (2020). GAMBARAN KEJADIAN KARIES GIGI
PADA ANAK KELAS 2 SEKOLAH DASAR NEGERI 20 SUNGAISELAN. Media
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar. 15. 238. 10.32382/medkes.v15i2.1823.
3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil
%20Riskesdas%202018.pdf

Anda mungkin juga menyukai