“OSTEOPOROSIS”
Disusun oleh:
1. Nursukma Pujiami
2. Hestiari Nia Anida
3. Kadek Windayani
4. Baiq Putri Riki Supana
5. Johandri Setiawan
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penulisan
Makalah “OSTEOPOROSIS” ini dapat diselesaikan. Dalam makalah ini penulis membahas
tentang masalah tulang dari definisi hingga faktor faktor yang menyebabkan osteoporosis
pada manusia. Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritikan dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, sekiranya makalah ini dapat berguna bagi perawat dan pemaca untuk dapat
mempelajari serta memahami tentang penyakit degeneratif osteoporosis.
Kelompok 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Osteoporosis atau tulang rapuh adalah penyakit sistemik pada tulang, yang di cirikan
oleh pengurangan masa tulang dan melemahkan materi kaya mineral yang kuat dan padat
berbentuk tulang. Oleh karna kehilangan kepadatan,tulang juga kehilangan daya dukung
tehadap tubuh sehingga orang yang menderita osteoporosis lebih mudah mudah terkena
patah tulang. Orang sering memberi istilah,tulangnya telah keropos atau keropos tulang.
Penyakit ini sering di temukan dan bahkan akan semakin sering dengan meningkatnya
usia harapan hidup (ANIES. 2018)
Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat
perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar
dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan massa tulang total.
Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah; tulang menjadi mudah
fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
Osteoporosis adalah penyakit kesehatan masyarakat yang paling umum di kalangan
wanita. Osteoporosis juga merupakan penyakit penurunan kepadatan mineral tulang yang
mempengaruhi individu terhadap cedera, termasuk jatuh atau luka ringan. Osteoporosis
adalah kelainan tulang yang umum, terjadi akibat ketidakseimbangan antar tulang
resorpsi dan pembentukan tulang, dengan kerusakan tulang melebihi pembentukan
tulang. Resorpsi tulang inhibitor, misalnya bifosfonat, telah dirancang untuk mengobati
osteoporosis, sedangkan agen anabolik seperti teriparatide merangsang pembentukan
tulang dan mengoreksi perubahan karakteristik pada trabekuler mikroarsitektur (Lowery,
2018).
Osteoporosis termasuk dalam penyakit kronis yang memerlukan pengobatan lanjutan
sebagai prasyarat pada banyak pasien untuk mendapatkan manfaat terapeutik, seperti
halnya dengan kondisi kronis lainnya. Obat anti-osteoporosis perlu disediakan secara
teratur dan terjadwal. Menunda pemberian obat osteoporosis dengan kategori tertentu
dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi pasien, mulai dari
kehilangan massa tulang hingga peningkatan perombakan tulang dan risiko patah tulang
(Lowery, 2018).
B. Etiologi
Menurut (Lowery, 2018). Penyebab penyakit ini belum diketahui, namun ada beberapa
faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit ini yaitu:
1. Determinan Massa Tulang
a. Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang.
Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai
contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih
kuat/berat dari pada bangsa Asia. Jadi seseorang yang mempunyai tulang kuat
(terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap fraktur karena
osteoporosis.
b. Faktor mekanis
Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor genetik.
Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya beban
akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Kedua hal tersebut
menunjukkan respons terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan
mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar.
c. Faktor makanan dan hormone
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein
dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan
pengaruh genetik yang bersangkutan.
1) Determinan penurunan Massa Tulang
a) Faktor genetik
Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat
risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. Sampai saat
ini tidak ada ukuran universal yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang
normal. Setiap individu mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat
genetiknya serta beban mekanis den besar badannya. Apabila individu
dengan tulang yang besar, kemudianterjadi proses penurunan massa
tulang (osteoporosis) sehubungan dengan lanjutnya usia, maka individu
tersebut relatif masih mempunyai tulang lebih banyak dari pada individu
yang mempunyai tulang kecil pada usia yangsama.
b) Faktor mekanis
Faktor mekanis mungkin merupakan yang terpenting dalarn proses
penurunan massa tulang sehubungan dengan lanjutnya usia. Pada
umumnya aktivitas fisis akan menurun dengan bertambahnya usia; dan
karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang
tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.
c) Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang sangat penting. Wanita-wanita pada
masa fase menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan
absorbsinya tidak baik, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya
menjadi negatif, sedang mereka yang masukan kalsiumnya baik dan
absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan kalsium positif. Hasil
akhir kekurangan/kehilangan estrogen pada masa menopause adalah
pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif, sejumiah 25 mg kalsium
sehari.
d) Protein
Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi
penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan
ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan
meningkatkan ekskresi kalsium.
e) Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh
karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga
menurunnyakonservasi kalsium di ginjal.
f) Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan
mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan
kalsium yang rendah. Kafein dalam rokok dapat memperbanyak ekskresi
kalsium melalui urin maupun tinja.
g) Alkohol
Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan
kalsium rendah.
C. Klasifikasi
Menurut (Sunaryati, 2018) Ada 2 macam osteoporosis , yaitu :
1. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer bisa terjadi pada tiap kelompok umur. Jenis osteoporosis ini
faktor pemicunya adalah merokok, aktivitas, pubertas tertunda, berat badan rendah,
alcohol, ras kulit putih/asia, Riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium
rendah.
2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis ini dapat terjadi pada setiap kelompok umur. Penyebabnya meliputi
akses kortiosklerosis, hipertirodisme, multiple mieloma, faktor genetis, dan obat-
obatan. Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis yang
disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit osteoporosis
bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormone (terutama tiroid,
paratiroid, barbiturate, dan adrenal) dan obat-obatan (kartikosteroid, barbiturate, dan
anti kejang) pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok pun bisa memperburuk
keadaan ini.
D. Patofisiologi
Osteoporosis merupakan silent disease. Penderita osteoporosis umumnya tidak
mempunyai keluhan sama sekali sampai orang tersebut mengalami fraktur. Osteoporosis
mengenai tulang seluruh tubuh, tetapi paling sering menimbulkan gejala pada daerah-
daerah yang menyanggah berat badan atau pada daerah yang mendapat tekanan (tulang
vertebratadan kolumna femoris). Korpus vertebrata menunjukkan adanya perubahan
bentuk, pemendekan dan fraktur kompresi. Hal ini mengakibatkan berat badan pasien
menurun dan terdapat lengkung vertebrata abnormal (kiposis). Osteoporosis pada
kolumna femoris sering merupakan predisposisi terjadinya fraktur patologik (yaitu
fraktur akibat trauma ringan), yang sering terjadi pada pasien lanjut usia.
Tanda dan gejala osteoporosis yang dikeluhkan biasanya pada masing-masing orang
berbeda bisa berubah seiring waktu. Biasanya gejala osteoporosis tidak langsung muncul
semua, dan terkadang di sebagian orang itu tidak terdapat tanda dan gejala. Tanda dan
gelaja yang sering terjadi seperti nyeri punggung, kehilangan tinggi badan, retak atau
patah tulang, dan kelainan spinal (kifosis) (Afni, 2019). Timbulnya nyeri osteoporosis
membuat penderita sering kali takut untuk bergerak sehingga menggangu aktivitas
sehari-hari. Nyeri yang dirasakan penderita osteoporosis sudah cukup membuat pasien
sulit beraktivitas dalam menjalani hidupnya sehari-hari sehingga dapat menggangu
kenyamanan lansia (lahemma,2019).
Masa total tulang yang terkena mengalami penurunan dan menunjukkan penipisan
korteks serta trabekula. Pada kasus ringan, diagnosis sulit ditegakkan karena adanya
variasi ketebalan trabekular pada individu “normal” yang berbeda. Diagnosis mungkin
dapat ditegakkan dengan radiologis maupun histologis jika osteoporosis dalam keadaan
berat. Struktur tulang, seperti yang ditentukan secara analisis kimia dari abu tulang tidak
menunjukkan adanya kelainan. Pasien osteoporosis mempunyai kalsium, fosfat, dan
alkali fosfatase yang normal dalam serum.
Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara faktor genetik dan
faktor lingkungan.
1) Faktor genetik meliputi :
Usia, jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah melahirkan.
2) Faktor lingkungan meliputi :
Merokok, alkohol, kopi, defisiensi vitamin dan gizi, gaya hidup, mobilitas, anoreksia
nervosa, dan pemakaian obat-obatan.
Kedua faktor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium
dari darah ke tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak
tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat
yang selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada
pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan assa tulang total yang disebut
osteoporosis. (Ode, 2018)
Pathway
Kortikosteroid dalam waktu yang lama Gaya hidup Usia lanjut Hormon
serta tidak adekuatnya asupan vit D
Kadar estrogen
Absorpsi kalsium Menghambat Osteoblas Menghambat
Ketidakseimban menurun
terganggu osteoblas menurun penyerapan
kalsium gan kecepatan
regenerasi dan Timbunan
Merangsang aktifitas osteoblas & Pembentukan tulang Massa tulang pembentukan kalsium menurun
membatasi sel sel osteoklas terganggu menurun tulang
Osteoklas &
Reabsorpsi menurun
osteoblas tidak
terangsang
Tulang mudah rapuh
Reabsorsi menurun
Risiko Cedera Osteoporosis Defisit pengetahuan
Merangsang
Gangguan Tulang hancur mediator
Ansietas Nyeri
mobilitas fisik inflamasi
A. Pengkajian
Pengkajiaan adalah tindakan mengumpulkan informasi mengenai klien,
mengorganisasikan informasi, dan menentukan signifikasinya. Ini merupakan fase
pertama dalam proses keperawatan, pengkajian terus berlangsung disemua fase dalam
proses keperawatan (TeresiaTiarma S, 2017).
1. Anamnesa
Umumnya berisikan identitas klien seperti : nama, , tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dan masalah kesehatan. Identitas
perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa klien yang dihadapi adalah klien yang
dimaksud, selain itu identitas diperlukan untuk data penelitian, asuransi, dan lain
sebagainya(TeresiaTiarma S, 2017).
2. Riwayat Kesehatan
Pada riwayat kesehatan klien apakah terdapat riwayat osteoporosis dalam keluarga,
apakah klien pernah mengalami fraktur sebelumnya, apakah klien mengonsumsi
kalsium diet harian sesesuai dengan kebutuhan, bagaimana pola latihan klien,
kapankah terjadinya dan mempengaruhi terjadinya menopause, apakah klien
mengunakan kortikostroid selain mengonsumsialkohol, rokok, dan kafein, apakah
klien mengalami gejala lain, misalnya nyeri pinggang, konstipasi, atau gangguann
citra diri(Humaryanto, 2017).
3. Pengkajian Psikososial
Pada penderita osteoporosis adalah wanita menopause dengan keluhan nyeri
punggung yang merupakan salah satu faktor predisposisi adanya multiple fraktur
karena trauma. Penyakit ini bisa menyebabkan fraktur berulang maka perlu dikaji
perasaan cemas dan takut bagi penderita (Hidayatus Sya’Diyah, 2018).
4. Pengkajian Aktifitas sehari-hari
Untuk usia lanjut perlu aktifitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi tubuh.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerakan
persendian (Hidayatus Sya’Diyah, 2018).
5. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik biasa ditemukan adanya perubahan menurut (Hidayatus
Sya’Diyah, 2018) diantaranya:
a. Sistem pernafasan
Terjadi perubahan pernafasan pada kasus kifosis, karena terdapat penekanan pada
fungsional paru.
b. Sistem persyarafan
Nyeri punggung disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari merupakan
indkasi adanya fraktur.
c. Sistem pencernaan
Pembatasan pergerakan dan deformitas spinal mungkin menyebabkan konstipasi,
abdominal distance.
d. Sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan inspeksi dan palpasi daerah columna vertebralis, penderita dengan
osteoporosis sering menunjukkan kifosis atau dowager’s hump dan adanya
perubahan gaya dalam berjalan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan Kondisi Muskuloskeletal (Sdki, D.0078 )
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan Muskuloskeletal ( Sdki,
D.0054
3. Risiko Cedera berhubungan dengan Kegagalan Mekanisme Pertahanan Tubuh ( Sdki,
D.0136)
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan rencana keperawatan kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan, tetapi menutup kemungkinan
akan menyimpang dari rencana yang ditetapkan tergantung pada situasi dan kondisi klien
(Hida Shallyana, 2019).
E. Evaluasi Keperawatan
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan atau
dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapai.
31 Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dapat juga
tercapai sebagaian atau timbul masalah baru (Hida Shallyana, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Nishrina Widya Sukma. (2021). Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. S Dengan Diagnosa
Medis Osteoporosis Di Wilayahkrukah Kelurahan Ngagel Rejo
Kecamatanwonokromo Surabaya.
Http://Repository.Stikeshangtuah-Sby.Ac.Id/436/1/2030080_Nishrina%20widya
%20sukma_Kia_Final%20acc.Pdf. Diakses Pada 23 Maret 2023
Evita Cahya Nengse, (2021). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Tn.A Dengan Masalah Nyeri
Akut Pada Diagnosa Medis Osteoporosis Di Desa Rebalas Grati Kabupaten
Pasuruan. Http://Eprints.Kertacendekia.Ac.Id/540/1/Kti%20evita%201801060.Pdf.
Diakses Pada Tanggal 25 Maret 2023
ANIES. (2018). Buku Ajar Kedokteran Dan Kesehatan Penyakit Degeneratif. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
Kelompok 3
Osteoporosis
NIM : 21.9.1.006
Pertanyaan Osteoporosis
1. Osteoporosis dapat kita hindari dengan mengosumsi makanan apa ?
jawaban
Makanan yang dapat kita konsumsi adalah dengan mengonsumsi makanan yang
mengandung kalsium, vitamin D, K, C, zinc, protein, dan magnesium.
2. Apa perbedaan dari osteoporosis primer dan skunder?
Jawaban
Osteoporosis primer terjadi dikarenakan usia yang menyebabkan perubahan pada
hormon hingga mempengaruhi sel tulang , sementara osteoporosis sekunder terjadi
sebagai komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit lain, seperti pada penderita yang
mendapatkan terapi steroid jangka panjang, ini dapat menyebabkan penurunan
1. seorang pasien datang ke dokter mengeluh sakit punggung dan postur tubuh agak
menjadi bungkuk setelah mengalami kecelakaan, kemudian pasien di diagnosa
osteoporosis dan mendapatkan resep berisi kaltsiriol, bagaimana efek kaltsiriol dalam
mengatasi keluhan pasien?
a. meningkatkan absobsi kalsium
b. meningkatkan aktivitas osteoblast
c. meningkatkan aktivitas osteoklast
d. meningkatkan absorbs
e. menurunkan ekresi kalsium
Jawabannya: A
2. seorang pasien laki² berusia 60 tahun datang ke dokter dan didiagnosis mengalami
osteoporosis, kemudian dokter meresepkan suplemen kalsium dan alendronate,
apoteker mengetahui kedua obat tersebut akan berinteraksi tindakan apa yg di lakukan
opoteker
a. menghentikan suplemen kalsium
b. pemberian alendronate
c. memberikan jeda waktu pemberian
d. memberikan tambahan obat osteoporosis
e. menambahkan suplemen zat besi
jawabannya: C
jawabannya: A
jawabannya:C
Jawaban : A
Jawaban : D
3. Pasien wanita berumur 52 tahun mengeluh tulang punggung ,pasien menopause sejak 3
tahun yang lalu dan minum obat golongan steroid sejak 1 tahun yang ,pada pemeriksaan
(+), hasil x Ray fraktur kompresi CV L III-IV, diagnosis nya adalah ?
A. Osteoporosis senilis
B. Osteoporosis primer
C. Osteoporosis sekunder
D. Osteoporosis tersier
Jawaban : C
A. Peradangan ginjal
Jawaban : D
1. Apa saja faktor makanan dan hormone pada pertumbuhan hirmon dengan nutrisi yang
cukup kecuali
a. Faktor mekanis
b. Faktor ekonomi
c. Faktor genetik
d. Kalsium
a. Nyeri kronis