Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

“Klasifikasi Dan Variasi Kelompok Budaya Berdasarkan Persepsi Sehat”

Dosen Pengampu : Dr. Grace Tedy Tulak..S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Sri Murtini
2. Nur Indah Alfianita Mansyur
3. Novita Bawanan
4. Suriani
5. Taswan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur tercurahkan kepada Allah SWT karena atas


limpahan nikmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kelompok ini tepat pada waktunya dengan judul terapi “Klasifikasi dan
variasi kelompok budaya berdasarkan persepsi sehat”. Banyak kesulitan yang
kami hadapi dalam membuat tugas makalah ini tapi dengan semangat dan
kegigihan serta arahan, semangat dari kerja kelompok kami sehingga kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Kami menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu kami menerima kritik dan saran, guna kesempurnaan tugas
makalah ini dan bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Kolaka, 30 September 2020

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................1
C. Manfaat Penulisan...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku kesehatan...................................................................................2
B. Persepsi tentang sehat dan sakit...............................................................2
C. Klasifikasi dan variasi kelompok budaya berdasarkan persepsi sehat....4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................6
B. Saran......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi
tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.
Kesehatan sebagai suatu spektrum merupakan suatu kondisi yang fleksibel
antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu
berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup
dari keadaan sehat yang sempurna. Banyak yang menjadi rujukan mengenai
apa itu pengertian sehat sakit.

B. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahi Perilaku kesehatan


b. Untuk mengetahui Persepsi tentang sehat dan sakit
c. Untuk mengetahiu Klasifikasi dan variasi kelompok budaya
berdasarkan persepsi sehat

C. Manfaat penulisan

Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah


penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang klasifikasi dan variasi
kelompok budaya berdasarkan pesepsi sehat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku kesehatan

Menurut sebagian psikolog perilaku manusia berasal dari dorongan yang


ada dalam diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan dengan adanya
dorongan tersebut menimbulkan seseorang melakukan sebuah tindakan atau
perilaku khusus yang mengarah pada tujuan.
Perilaku kesehatan yaitu suatu respons seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

B. Persepsi tentang sehat dan sakit

Kesehatan adalah suatu konsep yang telah sering digunakan namun


sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya
mendefenisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit. Meskipun demikian,
kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa defenisi kesehatan apapun harus
mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosiokultural.
Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit sifatnya tidaklah
selalu objektif. Bahkan lebih banyak unsur subjektivitasnya dalam
menentukan kondisi tubuh seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit
ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, di samping unsur
sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin
menerapkan kriteria medis yang objektif berdasarkan simptom yang nampak
guna mendiagnosa kondisi fisik seorang individu. Perbedaan persepsi antara
masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering menimbulkan masalah
dalam melaksanakan program kesehatan. Namun pengertian sehat yang sering
digunakan adalah definisi sehat menurut WHO yakni sehat adalah Keadaan

2
sejahtera fisik, mental, dan spiritual tidak hanya bebas sakit, cacat dan
kelemahan tetapi juga harus berproduktifitas.
Menurut Elwes dan Sinmett (1994) gagasan orang tentang “sehat” dan
“sakit” sangatlah bervariasi. Gagasan ini dibentuk oleh pengalaman,
pengetahuan, nilai dan harapan-harapan, di samping juga pandangan mereka
tentang apa yang akan mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan
kebugaran yang mereka perlukan untuk menjalankan peran mereka.
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit. Masyarakat dan
pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu personalistik
dan naturalistik. Personalistik adalah suatu sistem dimana penyakit disebabkan
oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk
supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia (seperti
hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun manusia (tukang sihir atau tukang
tenung).
Berlawanan dengan personalistik, naturalistik menjelaskan tentang
penyakit dalam istilah-istilah sistemik yang bukan pribadi, di sini agen yang
aktif tidak menjalankan peranannya. Dalam sistem ini keadaan sehat sesuai
dengan model keseimbangan : apabila unsur-unsur dasar dalam tubuh
”humor”, yin dan yang, serta dosha dalam Ayurveda berada dalam keadaan
seimbang menurut usia dan kondisi individu, maka tercapailah kondisi sehat.
Apabila keseimbangan ini terganggu dari luar maupun dalam oleh kekuatan-
kekuatan alam seperti panas, dingin, atau kadang-kadang emosi yang kuat,
maka terjadilah penyakit
Menurut Jordan dan Sudarti yang dikutip Sarwono (2005), mengatakan
bahwa persepsi masyarakat tentang sehat-sakit dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Pada penelitian
penggunaan pelayanan kesehatan di propinsi Kalimantan Timur dan Nusa
Tenggara Barat pada tahun 1990, hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur
menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan

3
berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi
orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak
bisa berjalan, tidak enak badan, panas-dingin, pusing, lemas, kurang darah,
batuk-batuk, mual, diare. Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara
Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisik tubuh dan
tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya panas, batuk pilek,
mencret, muntah-muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan
perut bengkak.

C. Klasifikasi dan variasi kelompok budaya berdasarkan persepsi sehat

a. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih banyak menderita
penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita
penyakit kronis sepeti hipertensi, penyakit janting koroner, kanker, dan
lain-lain.

b. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamain akan menghasilkan penyakit yang berbeda
pula. Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker
payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat.

c. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja
yang banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang banyak cacing.
Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri, missal dipabrik tekstil banyak
yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar
dengan debu.

4
d. Sosial ekonomi
Keadan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit.
Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan
masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi dan sebaliknya malnutrisi lebih
banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan
bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya baik kondisi fisik, mental,
sosial,dan spiritual. Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap
penyakit tersebut dalam arti penganlaman dia langsung. Konsep sehat-sakit
sangat keterkaitan/ relevansi bagi studi kesehatan, karena banyak masyarakat
masih memiliki persepsi yang salah tentang sehat-sakit, maka ini adalah tugas
kita sebagai calon tenaga kesehatan agar dapat menjelaskan konsep sehat-sakit
yang benar kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman lagi
tentang konsep sehat-sakit.
Perilaku sehat dan perilaku sakit manusia juga sangat penting kita
lakukan supaya kita dapat tetap hidup sehat dan ketika sakit dapat
menyikapinya dengan baik. Seseorang yang berpenyakit belum tentu akan
mengakibatkan berubahnya peranan orang tersebut dalam masyarakat.
Sedangkan orang yang sakit akan menyebabkan perubahan peranannya di
dalam masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarganya dan memasuki
posisi baru.

B. Saran

5
Sebaiknya kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan  pada dasarnya
diberikan kesehatan dan kesempuranaan dibanding makhluk ciptaanNya yang
lain supaya dapat menjaga kesehatan kita, karena sehat itu sangatlah mahal
harganya.

DAFTAR PUSTAKA

Anni (2011). Transcultural nursing from http://anni.wordpress.com/2011/60/25/


kultural-nursing/ ,5 November 2012.

Asep sopyan Ramadhani (2012). Konsep keperawatan lintas budanya transcultural


nursing from http://supyan.stikeskuningan.ac.id/2012/02/01/konsep-
keperawatan-lintas-budaya-transcultural-nursing/

Notoatmodjio, Soekidjo.2010.”Ilmu perilaku Kesehatan”. Jakarata. Rineka Cipta.

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjiah Mada


University Press.

Anda mungkin juga menyukai