Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Sri Murtini
2. Nur Indah Alfianita Mansyur
3. Novita Bawanan
4. Suriani
5. Taswan
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................1
C. Manfaat Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku kesehatan...................................................................................2
B. Persepsi tentang sehat dan sakit...............................................................2
C. Klasifikasi dan variasi kelompok budaya berdasarkan persepsi sehat....4
A. Kesimpulan............................................................................................6
B. Saran......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi
tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.
Kesehatan sebagai suatu spektrum merupakan suatu kondisi yang fleksibel
antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu
berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup
dari keadaan sehat yang sempurna. Banyak yang menjadi rujukan mengenai
apa itu pengertian sehat sakit.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku kesehatan
2
sejahtera fisik, mental, dan spiritual tidak hanya bebas sakit, cacat dan
kelemahan tetapi juga harus berproduktifitas.
Menurut Elwes dan Sinmett (1994) gagasan orang tentang “sehat” dan
“sakit” sangatlah bervariasi. Gagasan ini dibentuk oleh pengalaman,
pengetahuan, nilai dan harapan-harapan, di samping juga pandangan mereka
tentang apa yang akan mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan
kebugaran yang mereka perlukan untuk menjalankan peran mereka.
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit. Masyarakat dan
pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu personalistik
dan naturalistik. Personalistik adalah suatu sistem dimana penyakit disebabkan
oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk
supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia (seperti
hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun manusia (tukang sihir atau tukang
tenung).
Berlawanan dengan personalistik, naturalistik menjelaskan tentang
penyakit dalam istilah-istilah sistemik yang bukan pribadi, di sini agen yang
aktif tidak menjalankan peranannya. Dalam sistem ini keadaan sehat sesuai
dengan model keseimbangan : apabila unsur-unsur dasar dalam tubuh
”humor”, yin dan yang, serta dosha dalam Ayurveda berada dalam keadaan
seimbang menurut usia dan kondisi individu, maka tercapailah kondisi sehat.
Apabila keseimbangan ini terganggu dari luar maupun dalam oleh kekuatan-
kekuatan alam seperti panas, dingin, atau kadang-kadang emosi yang kuat,
maka terjadilah penyakit
Menurut Jordan dan Sudarti yang dikutip Sarwono (2005), mengatakan
bahwa persepsi masyarakat tentang sehat-sakit dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Pada penelitian
penggunaan pelayanan kesehatan di propinsi Kalimantan Timur dan Nusa
Tenggara Barat pada tahun 1990, hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur
menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan
3
berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi
orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak
bisa berjalan, tidak enak badan, panas-dingin, pusing, lemas, kurang darah,
batuk-batuk, mual, diare. Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara
Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisik tubuh dan
tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya panas, batuk pilek,
mencret, muntah-muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan
perut bengkak.
a. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih banyak menderita
penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita
penyakit kronis sepeti hipertensi, penyakit janting koroner, kanker, dan
lain-lain.
b. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamain akan menghasilkan penyakit yang berbeda
pula. Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker
payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat.
c. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja
yang banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang banyak cacing.
Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri, missal dipabrik tekstil banyak
yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar
dengan debu.
4
d. Sosial ekonomi
Keadan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit.
Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan
masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi dan sebaliknya malnutrisi lebih
banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan
bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya baik kondisi fisik, mental,
sosial,dan spiritual. Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap
penyakit tersebut dalam arti penganlaman dia langsung. Konsep sehat-sakit
sangat keterkaitan/ relevansi bagi studi kesehatan, karena banyak masyarakat
masih memiliki persepsi yang salah tentang sehat-sakit, maka ini adalah tugas
kita sebagai calon tenaga kesehatan agar dapat menjelaskan konsep sehat-sakit
yang benar kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman lagi
tentang konsep sehat-sakit.
Perilaku sehat dan perilaku sakit manusia juga sangat penting kita
lakukan supaya kita dapat tetap hidup sehat dan ketika sakit dapat
menyikapinya dengan baik. Seseorang yang berpenyakit belum tentu akan
mengakibatkan berubahnya peranan orang tersebut dalam masyarakat.
Sedangkan orang yang sakit akan menyebabkan perubahan peranannya di
dalam masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarganya dan memasuki
posisi baru.
B. Saran
5
Sebaiknya kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan pada dasarnya
diberikan kesehatan dan kesempuranaan dibanding makhluk ciptaanNya yang
lain supaya dapat menjaga kesehatan kita, karena sehat itu sangatlah mahal
harganya.
DAFTAR PUSTAKA