Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


PERCOBAAN II
PENENTUAN pH LARUTAN

Oleh:
NAMA : NURFAYANTI
NIM : 182432019
KELOMPOK : IV
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS : SAINSTEK
ASISTEN : DIAN PERMANA, S.Si., M.SI
I. Judul Praktikum
Penentuan pH Larutan

II. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu menentukan pH larutan menggunakan
indicator dan mengukur pH larutan

III. Landasan teori


Teori asam basa pertama kali dikemukakan oleh lovoiseir. Ia
menyatakan bahwa asam adalah zat yang mengandung oksigen. Teori ini
dianggap masih kurang sehingga Arrhenius ikut mengemukakan teori.
Menurut Arrhenius asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH (Aufar
Nursajadid 2012).
Teori selanjutnya dikemukakan oleh Brownsted-lowry yang
menghubungkan asam-basa dengan serah terima proton. Asam adalah
senyawa yang memberikan proton, sementara basa adalah senyawa yang
menerima pasangan electron dan basa adalah senyawa yang memberikan
pasangan electron. Derajat keasaman adalah banyaknya konsentrasi ion H
dalam suatu senyawa. Derajat keasaman atau sering disebut pH memiliki nilai
dan kisaran 1-14. Nilai pH 1-6.9 bersifat asam, 7 netral, dan 7.1-14 bersifat
basa (Hadyana 1989).
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologoritma aktivitas ion hidrogen (H+ ) yang terlarut. Koefesien
aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimentel, sehingga
nilainya didasarkan pada perhitungan teoritas. Skala pH bukanlah skala
obsolut ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Petrucci Ralpha H. 1987)
Konsep pH diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Soren Peder
Lauritz Sorensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna
singkatan “p” pada “pH”. Beberapa rujukan mengisayratkan bahwa p berasal
dari singkatan untu powerp (pangkatan), yang lainnya merujuk kata bahasa
jerman potenz (yang berarti pangkat), da nada pula yang merujuk pada kata
potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000
yang beragumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti “logaritma
negatif”( Maulana putri 2013)
pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktifitas ion hidrogen
dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitastak tak berdiamensi. pH
umumnya diukur menggunakan elektroda gelas yang mengukur berbedaan
potensial E antara elektroda yang sensitive dengan aktifitas ion hidrogen
dengan elektroda refrensi. Perbedaan antara pH dan larutan X dengan pH
larutan standar tergantung hanya perbedaan dua potensi yang terukur.
Sehingga pH didapatkan dari larutan potensial dengan elektroda yang
dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH meter diatur
sedemikiannya pembacaan meteran suatu untuk suatu larutan standar adalah
sama dengan nilai pH(S). nilai pH(S) untuk berbagai larutan standar S
diberikan rekomendasi IUAPC. Larutan standar yang digunakan seringkali
merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, adalah adalah lebih
baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk
mengijinkan adanya penyimpangan Nerst ideal pada elektroda sebenarnya.
Oleh karena variabel temperature muncul pada oersamaan larutan bergantung
juga pada temperaturnya (Aufar Nursajadid 2012).

Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang


yang sangat asam, memerlukan procedure khusus. Kalibrasi elektroda pada
kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat
yang nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter pitzer untuk menghitung
koefisien aktifitas ((Petrucci Ralpha H. 1987)
pOH kadang-kadang digunakan sebagai suatu ukuran konsentrasi ion
hidroksida OH-. pOH tidaklah diukur secara indenpenden, namun diturunkan
dari pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan
konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan
{OH-}= KW/[H+]
Dengan KW adalah tetapan swaionisasi air. Dengan menerapkan kologoritma:
pOH = pKW- pH
sehingga pada suhu kamar pOH= 14- pH. Namun hubungan ini tidaklah
sekali berlaku pada khusus lainnya dengan sifat asam basa. Larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat yang berbeda sehingga dapat
kita tentukan suatu larutan untuk menentukan suatu larutan asam atau basa.
Ada beberapa carayang pertama menggunakan idikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya lakmus akan berwarna merah dan larutan bersifat asam dan akan
berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa sifat asam basa suatu larutan
juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. PH merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat kesamaan larutan.
Larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basah memiliki pH
lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH= 7. Ph suatu larutan dapat
ditenntukan dengan indicator pH atau dengan pH meter. ( Maulana putri
2013)
IV. Metodologi
a. Alat dan Bahan
Pada percobaan II kali ini kami menggunakan alat berupa timbangan
digital, kertas lakmus biru, kertas universal, gelas kimia, pipet tetes, tisu,
dan gunting.
Adapun bahan yang kami gunakan berupa aquades, air sumur, air laut,
deterjen, jeruk nipis, jeruk manis dan NaOH.
b. Prosedur
1. Aquades
2. Air Laut

3. Air Sumur

4. Deterjen
5. Jeruk Nipis

6. Jeruk Manis

7. NaOH
V. Hasil Pengamatan
a. Penentuan pH Larutan
Perubahan pH pH
No Nama Bahan Keterangan
Warna meter universal
1 Air Sumur Merah 6 5,4 Asam
2 Air Laut Biru 6 7,2 Basa
Tidak
3 Aquades Berubah 7 6,6 Netral
Warna
4 Jeruk Nipis Merah 2 2 Asam
5 Jeruk Manis Merah 5 4,2 Asam
Tidak
6 Air Sabun Berubah 6 6,6 Netral
Warna
Tidak
Larutan
7 Berubah 11.7 12 Basa
NaOH
Warna

b. Analisis Data
 Berapa gram yang dibutuhkan konsentrasi NaOH 0,05 M?
Penyelesaian:
Dik. V = 100 ml
M = 0,05 M
M = mol mol = V x M Sehingga:
V = 100 x 0,05 Gram NaOH = mol x mL
=5 = 5 x 40 : 1000

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita dapat menentukan sifat asam dan basa dari
beberapa larutan dan juga dapat menentukan jumlah pH dari beberapa
konsentrasi. Dalam praktikum ini untuk mengetahui sifat asam, basa dan nilai
pH dari suatu senyawa digunakan kertas indicator universal atau biasa
disebut dengan kertas lakmus bisa juga menggunakan pH meter dan dihitung
secara manual menggunakan data konsentrasi larutan tersebut. Jika
menggunakan indicator universal atau kertas lakmus akan berubah warna
sesuai nilai pH dari larutan yang akan diuji nilai pH-nya dapart dicari dengan
mencocokan pada warna yang tertera pada kemasan indicator universal.
Diketahui bahwa larutan yang bersifat asam dapat merubah kertas
lakmus yang berwarna biru berubah menjadi warna merah sedangkan larutan
yang bersifat basa akan tetap berwarna biru, dan bersifat netral kertas lakmus
biru akan berubah menjadi warna putih. Suatu larutan asam mempunyai pH
lebih< 7 dan larutan basa mempunyai pH > 7 dan ph netral adalah pH = 7.
Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada.
Kertas ini sendiri terbuat dari selulosa kayu yang merupakan komponen utama dari
dinding sel pohon. Kayu selulosa terdiri dari rantai molekul gula yang memberiksn
kekuatan kayu. Kertas yang digunakan dalam kertas lakmus membutuhkan
perawatan khusus untuk memastikan bahwa itu adakah bebas dari resin, lignin, dan
kontaminan lainnya yang mungkin mencegahnya dari memberikan hasil tes yang
akurat. Semakin akurat, semakin cepat hasil yang akan di peroleh dalam percoban.
Pada percobaan kali ini, bahan yang digunakan untuk diketahui jenis dan pH-
nya adalah air laut, air sumur, air jeruk manis, jeruk nipis, sabun, aquades, dan
NaOH. Masing- masing zat diencerkan sesuai dengan penuntun lalu masing- masing
zat dimasukkan kedalam 7 tabung reaksi kemudian diberikan indicator atau kertas
lakmus berwarna biru kemasing- masing tabung reaksi. Kemudian amati perubahan
yang terjadi. Berdasarkan kertas pH, pH yang didapatkan adalah sebagai berikut
larutan air laut tetap berwarna biru bersifat basa karena pH larutan 6, air sumur
berubah warna menjadi merah berarti air sumur bersifat asam dan pH-nya 6, air
jeruk manis berwarna merah berarti bersifat asam dan pH-nya 5, jeruk nipis
berwarna merah bersifat asam dan pH-nya 2, sabun tidak mengalami perubahan
warna berarti bersifat netral dan pH-nya 6, aquades juga tidak mengalami perubahan
warna sama dengan air sabun bersifat netral dan memiliki pH 7, dan larutan NaOH
bersifat basa dan memiliki pH 12

VII. Kesimpulan
Diketahui bahwa larutan yang bersifat asam dapat merubah kertas
lakmus yang berwarna biru berubah menjadi warna merah sedangkan larutan
yang bersifat basa akan tetap berwarna biru, dan bersifat netral kertas lakmus
biru akan berubah menjadi warna putih. Suatu larutan asam mempunyai pH
lebih< 7 dan larutan basa mempunyai pH > 7 dan ph netral adalah pH = 7.
Pengukuran ph larutan dengan indicator dapat dilakukan dengan menentukan
indicator sesuai dengan membandingkan larutan tersebut dengan larutan
tersebut yang diketahui pH-nya.

Daftar pustaka
Aufar, Nursajadid. 2012. Derajat keasaman (pH)
Hadyana. 1989. Kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci. Ralpha H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Maulana, putri. 2013. Cara menentukan pH dan pOH larutam

Anda mungkin juga menyukai