Anda di halaman 1dari 10

REAKSI ASAM BASA

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum reaksi asam basa ini adalah untuk


menentukan konsentrasi asam asetat dalam cuka dengan metode titrasi.

B. Tinjauan Pustaka

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar


(pH) suatu larutan asam/basa berdasarka reaksi asam basa. Kadar larutan
asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah
diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi
yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri.
Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan
alat-alat, seperti buret dan pipet volumetric (Sutrisno, 1994).

Titrasi asam basa akan menjadi setimbang (pH7) apabila jumlah


asam stara dengan jumlah basa. Kesetimbangan asam-basaadalah salah
satu dari ketentuan yang terjadi pada hokum alam yang mendasari
penciptaan dan keteraturan makromos. Titrasi asam basa melibatkan asam
maupun basa sebagai titer ataupun titrant, titrasi asam basa berdasarkan
raksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sediki
sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secra stokiometri titrant dan
titer tepat habis bereaksi) (Ika, 2009).

Untuk menentukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi, kita harus


mengetahui dengan tepat berapa volume basa yang ditambahkan dari
biuret ke asam dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa.
Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organic yang lemah yang
menunjukan warna yang berbeda antara terionisasi dan tidak terionisasi,
kedua bentuk ini berikatan dengan pH larutan. Namun tidak semua

Praktikum Kimia Dasar 27


indikator berubah warna pada pH yang sama. pH asam kurang dari 7
sementara pH basa lebih besar dari 7 (Chang, 2004).

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat


dalam proses titrasi. Zat yang akan ditentukan keadaanya disebut sebagai
titrant dan biasanya diletakkan didalam erlenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya
diletakkan didalam buret. Titrant ditambahkan sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen. Pada saat ekuivalen maka titrasi dihentikan
(Lehninger, 1993).

Praktikum Kimia Dasar 28


C. Metodologi Praktikum

a. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada sabtu, tanggal 15 desember 2018


pukul 13:00 – selesai WITA. Dan bertempat Laboratorium Universitas
Sembilanbelas November (USN) Kolaka.

b. Alat dan Bahan


 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah labu erlemeyer


250 ml, gelas kimia, pipet volumetrik, corong kecil, statif, buret,
kalem, pipet tetes, botol semprot, pipet volumetrik.

 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah indikator
fenolftalein, larutan NaOH, cuka dan aquades.

Praktikum Kimia Dasar 29


c. Prosedur Kerja ( Diagram Alir )

NaOH Cuka
- ditimbang sebanyak 0,4 gram - dipipet sebanyak 100 ml
dalam gelas kimia. - dimasukkan ke dalam labu
- tambahkan air sebanyak 10 ml takar 100 ml yang telah di isi
- diaduk dengan batang pengaduk air.
sampai padatan NaOH larut - diencerkan sampai tanda
- larutan NaOH dimasukkan ke batas/ tanda tera
dalam labu takar 100 ml - dinding bagian dalam labu
- dibilas 1-2 kali (gelas kimia) di bersihkan dengan kertas
sehingga volume total <100 ml pengisap
- dikocok

Larutan NaOH Larutan cuka


dalam labu takar - dipipet sebanyak 10 ml
100 ml
- diencerkan dengan air sampai - di masukkan ke dalam
Tanda tera/tanda batas erlemeyer 250 ml
- bersihkan dinding labu bagian - ditambahkan 2-3 tetes
- dalam dengan kertas pengisap larutan indikator
- dikocok fenolftalein (titrat)

Larutan NaOH

0,1 M
- dimasukkan ke dalam buret
(larutan titrasi)
- di atur batas miniskus larutan
sehingga tepat nol pada buret
- larutan titrat dititrasi dengan larutan titrasi setetes
demi setetes
- diamati perubahan pada larutan titrat
- titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna
pada larutan titrat
- dicatat perubahan warna dan volume larutan
titrasi yang digunakan
- proses titrasi dilakukan 2-3 kali

Merah lembayung

Praktikum Kimia Dasar 30


D. Data Pengamatan

V cuka = 1 ml

V pengeceran cuka = 100 ml

Vt cuka = 10 ml

NaOH = 0,05 ml

V1 NaOH = 8,2 ml

V2 NaOH = 7,4 ml

V3 NaOH = 9,4 ml

V4 NaOH = 7,9 ml

Vtn NaOH = (V1+V2+V3+V5)NaOH


4
= (8,2 ml+7,4 ml+9,4 ml+7,9 ml)
4
=32,9 ml
4
= 8.725 ml

Perlakuan Warna
CH3COOH/cuka Bening
CH3COOH/cuka + indicator PP Bening
CH3COOH/cuka + indicator PP + Bening (proses titrasi)
NaOH
CH3COOH/cuka + indicator PP + Merah lembayung (titik akhir
NaOH berlebih titrasi)

Praktikum Kimia Dasar 31


E. Analisis Data

[NaOH] = 0,075 M
Vt Cuka = 10 mL
Vtn NaOH = 4,13 mL
Rumus Pengenceran = M1 . V1 = M2 . V2
[CH3COOH]p Vt Cuka = [NaOH ]Vtn NaOH
[ NaOH ].Vtn NaOH
[CH3COOH] p =
Vt Cuka
0,075 M . 4,13 mL
[CH3COOH] p =
10 mL
[CH3COOH] p = 0,030
Mencari konsentrasi CH3COOH dalam cuka sebelum diencerkan
Proses Pengenceran cuka
[CH3COOH] = [CH3COOH] p . [CH3COOH] =
V Cuka

100 mL
0,030 M .
1mL
[CH3COOH] = 0,030 M . 100
[CH3COOH] = 3 M

Praktikum Kimia Dasar 32


F. Pembahasan

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar


pH suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam basa
menggunakan indikator. Indikator yang digunakan yaitu indikator
fenolftalein, dimana di gunakan NaOH (basa kuat) sebagai titran
sedangkan sebagai titrat atau yang berada dalam labu erlemeyer yaitu
asam asetat (asam kuat) dan aquades.

Pada praktikum ini disediakan semua bahan yang digunakan


seperti erlenmeyer, buret, gelaskimia, gelasukur, batang pengadukdan lain-
lain mencuci dengan menggunakan air keran lalu bilas kembali dengan
menggunakan aquades.Dengan tujuan alat yang digunakan benar-benar
steril.

Sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah titrasi


CH3COOH yang dititrasi kandalam larutan NaOH. Hal ini disebabkan
Karena natrium hidroksida bersifat basa. Dengan menggunakan natrium
hidroksida ( Vt = 0,73 mL) hal ini disebabkan karena cuka bersifat asam.

Pada saat melakukan titrasi dalam sampel (CH3COOH : 10 Ml)


dilarutkan dengan air dalam erlenmeyer 250 ML indikator yang
digunakan adalah indikator fenolftalen sebanyak 3 tetes kemudiian di
titrasikan dengan larutan NaOH ( va: 100 ml) yang sudah dituangkan
dalam buret sehingga tepat pada nol pada buret, dengan menitrisikan
setetes demi setetes sampai ada perubahan warna dari bening menjadi
warna merah lembayu. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari indikator
sebagai larutan titrasi sebagai penunjuk . dalam larutan yang bersifat asam
dan pada rentangan Ph>8,4 -10 akan memberikan warna dalam
perubahannya (warna merah lembayu ) hal karena ini disebabkan karena
fenol yang digunakan dari struktur fenol sehingga pH-nya meningkat
akibat terjadi perubahan warna volume titran pada praktikum ini yang

Praktikum Kimia Dasar 33


didapatkan secara berurutan adalah 7,5ml, 7,2ml, 7,4ml salah satu faktor
volume titrannya berbeda-beda karena waktu yang digunakan masing-
masing kelompok yang berbeda-beda.

Alasan pengunaan indicator adalah pada saat melakukan proses


penitrasiaan pH yang ada menunjukkan perubahan warna larutan. Adapun
faktor yang akan menyebabkan gagalnya percobaan ini diantarannya
adalah apa bila konsentrasi larutan baku yang digunakan tidak sesuai
dengan prosedur kerja yang ada .apa bila titran yang digunakan tidak
sesuai dengan teori apa bila larutan asam yang diingin dititrasi maka
sebagian titran adalah larutan baku basa dan begitu pula sebaliknya. Selain
itu apa bila adanya partikel-partikel lain yang menempel pada alat-alat
praktikum, kecepatan pada saat mengocok larutan ketika ditirasi juga
menjadi faktor berhasilnya titrasi atau tidak.

Praktikum Kimia Dasar 34


G. Kesimpulani.

Perhitungan pH dalam melakukan praktikum dapat ditentukan


dengan mencari volume rata-rata dari larutan NaOH yang digunakan untuk
menaikkan kadar atau konsentrasi CH3COOH OH3COO-+H+. Titrasi
harus dihentikan bila larutan CH3COOH OH3COO-+H+ yang
dicampurkan dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga
menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil
konsentrasi dari CH3COOH OH3COO-+H+ tersebut, sehingga harus
sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa)
diketahui, barulah konsentrasi CH3COOH OH3COO-+H+ (asam) bisa
dihitung.

Berdasarkan hasil pengamatan atau pembahasan yang telah kam


lakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi asam setelah diencerkan
adalah 0.054

Praktikum Kimia Dasar 35


DAFTAR PUSTAKA

Aufar, N., 2012. Derajatkeasaman (pH)


Chang, R., 2008. Pengamatan Purkumin Dari Kunyit Curcuma domestic val. Dan
Pemakaiannya Sebagai Indikator Analiis Volumetri. Jurnal rekayasa proses
Vol. 2. No. 2.
Hadyana. 1989. Kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga
Ika, D., 2009. Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin C dengan metode titrasi
Asam basa. Jurnal neutrino. Vol 1.
Lehninger, A.L., 2007. Kimia farmasi analisis. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.

Maulana, P.I., 2013. Cara menentukan pH danpOHlarutam


Petrucci, R.H., 1987. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta
Prabowo, 2013. Pengenalan Alat Praktikum. Jurusan Gizi Poltek Kemenkes
Padang
Sutrisna, 2004. larutan asam basa. Kemendikbud: Jakarta.

Waltor, 1985 .Kimia Analisis Kuuantitatif Anorganik. ECG: jakarta

http//id.wikipedia.org/wiki/kalium_permanganathttp://digilib.unila.ac.id/13929/15
/BAB%20III.pdf

Praktikum Kimia Dasar 36

Anda mungkin juga menyukai