DARING
KEPERAWATAN MATERNITAS
Mengetahui Penulis,
Koordinator Mata Kuliah
Menyetujui
Ka. Prodi DIII Keperawatan
i
BIODATA MAHASISWA
PAS FOTO
NAMA :
NIM :
ALAMAT :
NO. HP :
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan............................................................................................
................................................................................................................................ i
Biodata Mahasiswa.................................................................................................
................................................................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................
................................................................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................................
................................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan.................................................................................................
1
A. Deskripsi Mata Ajar.......................................................................................
.......................................................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................
.......................................................................................................................1
C. Keterampilan.................................................................................................
.......................................................................................................................1
Bab II Metode Pembelajaran dan Tata Tertib.........................................................
3
A. Mata Pembelajaran.......................................................................................
.......................................................................................................................3
B. Tata Tertib.....................................................................................................
.......................................................................................................................3
Bab III Proses Pembejaran Praktik.........................................................................
4
A. Pemeriksaan fisik ibu hamil...........................................................................
4
B. Senam hamil.................................................................................................
.......................................................................................................................14
C. Manajemen nyeri persalinan.........................................................................
16
iv
D. Pertolongan persalinan.................................................................................
21
E. Pemeriksaan fisik ibu post partum................................................................
37
F. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir..................................................................
46
G. Perawatan payudara.....................................................................................
.......................................................................................................................52
H. Perawatan perineum.....................................................................................
.......................................................................................................................56
I. Perawatan luka post SC................................................................................
60
J. Perawatan luka episiotomi............................................................................
67
K. Kesehatan Reproduksi (Pemeriksaan fisik pada ibu dengan gangguan
reproduksi, Sadari dan Vaginal Touch/Skrining Kanker Serviks).................
71
Bab IV Penutup.......................................................................................................
80
Daftar Pustaka........................................................................................................
................................................................................................................................81
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
METODE PEMBELAJARAN DAN TATA TERTIB
A. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran pada kegiatan praktikum ini menerapkan sistem
pembelajaran praktikum daring (online). Praktikum dilakukan melalui media
tayangan video dimana simulasi praktikum dilakukan oleh dosen pembimbing.
Penilaian dilakukan melalui pre dan post test serta ujian skill lab yang dilakukan
secara daring (online).
Saat ujian skill lab, mahasiswa membuat video tayang sesuai dengan daftar
pembagian prasat praktikum yang diberikan oleh dosen pembimbing. Praktikum
dilakukan di rumah dengan memodifikasi suasana dan alat-alat yang digunakan
yang disesuaikan dengan panduan praktikum. Video tayang tersebut dapat
dikirimkan melalui aplikasi whatsapp atau link youtube.
B. Tata Tertib
1. Mahasiswa harus hadir dan dan mengisi absen lewat tautan zoho forms 10
menit sebelum waktu praktikum dimulai.
2. Setiap kegiatan praktikum, akan diadakan pre test dan post test (10 menit)
sebelum dan sesudah pelaksanaan praktikum.
3. Saat melaksanakan praktikum, mahasiswa diwajibkan memakai baju seragam
putih-putih
4. Kehadiran kurang dari 90%, maka nilai praktikum tidak keluar.
3
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIKUM
6
menyebabkan ibu mengeluarkan hormon oksitosin sehingga dapat
merangsang kontraksi uterus dan keguguran atau persalinan prematur.
13) Lakukan inspeksi abdomen
Lihat abdomen ibu hamil, lihat apakah terdapat linea nigra, striae
gravidarum. Jika ibu hamil sudah masuk ke trimester II atau III, maka anda
dapat melanjutkan pemeriksaan leopold
14) Lakukan manuver leopold 1
Sebelum anda melakukan pemeriksaan Leopold, anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian posisikan
ibu supine/terlentang dengan satu bantal di bawah kepala & dengan posisi
lutut fleksi/ menekuk. Tempatkan gulungan handuk kecil di bawah
pinggang kanan atau kiri klien untuk memindahkan uterus jauh dari
pembuluh darah mayor (untuk mencegah terjadinya sindrom hipotensi
akibat supine/ terlentang). Jika menggunakan tangan kanan, berdiri di
sebelah kanan klien, lihat wajah klien. Leopold I bertujuan untuk
mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil. Jika
pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan,
maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian fundus itu teraba bagian-bagian kecil, maka bagian itu adalah
extremitas janin.
15) Lakukan manuver leopold 2
Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada
bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi anda
merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu adalah
kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian
itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian- bagian kecil, maka bagian itu
adalah extremitas janin.
16) Lakukan manuver leopold 3
Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada
bagian presentasi/ bawah uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi
7
anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu adalah
kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian
itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian- bagian kecil, maka bagian itu
adalah extremitas janin. Jika saat anda palpasi hasilnya adalah kepala,
maka goyangkan bagian kepala janin tersebut, apakah kepala masih
goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat digoyangkan dengan
tangan anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan Leopold IV.
Namun jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak
dapat digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.
17) Lakukan manuver leopold 4
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke
dalam pintu atas panggul (PAP). Cara pemeriksaannya adalah Tempatkan
jari-jari tangan anda dengan tertutup di sebelah kiri dan kanan pada
segmen bawah rahim kemudian tentukan letak dari bagian presentasi
tersebut (konvergen/ divergen).
18) Tentukan TFU
Untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), anda harus pastikan
apakah ibu hamil sudah memasuki trimester II atau III atau belum. Jika
sudah memasuki trimester II atau III, maka anda harus menentukan TFU
dengan cara mengumpulkan rahim/ uterus ibu kemudian tentukan fundus
uterus. Lalu gunakan meteran/ metline dan lakukan pengukuran dengan
cara mengukur fundus uterus ibu hamil sampai simfisis pubis ibu. Lihat
berapa cm TFU ibu hamil.
19) Auskultasi DJJ
Anda dapat menggunakan dopler atau monoaural untuk mengauskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ). Jika anda menggunakan monoaural maka
pastikan bagian yang menempel telinga anda adalah bagian yang datar,
dan yang menempel pada bagian perut ibu adalah yang berlubang. Jika
anda menggunakan dopler, maka anda harus mengoleskan jelli pada
permukaan area yang akan diauskultasi. Cara menentukan punctum
maksimum (pusat terdengarnya DJJ) maka pastikan dimana posisi
punggung dan kepala janin. Tentukan pusar/ pusat ibu.
8
Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di
fundus maka tarik garis lurus dari pusat ke arah ketiak kiri ibu, hitung 3 jari
dari arah pusar ke arah ketiak kiri, kemudian tempelkan monoaural atau
dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh. Jika punggung janin berada
pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada di fundus maka tarik garis
lurus dari pusat ke arah ketiak kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke
arah ketiak kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung
DJJ selama 1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin
berada di simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah
selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan ibu, hitung 3
jari dari arah pusar ke arah selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior
Posterior) kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ
selama 1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di
simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah
selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri ibu, hitung 3 jari
dari arah pusar ke arah selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior
Posterior) kiri, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ
selama 1 menit penuh.
20) Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung
Anda kaji berapakah frekuensi DJJ, keteraturan, kekuatan, detak jantung
janin
21) Kaji kebersihan perineum
Anjurkan ibu untuk membuka pakaian bawah dan pakaian dalamnya.
22) Kaji adanya perdarahan/ pengeluaran pervaginam, hemoroid, varises,
leukorhea, luka parut, massa, cairan
Anda harus mengkaji apakah ibu mengalami perdarahan pervaginam,
apakah ada hemoroid, apakah ada varises pada vagina/vulva, apakah ada
keputihan/leukorhea/apakah ada luka/ jaringan parut, apakah ada massa
di vulva.
23) Kaji ada/ tidaknya edema
Anda kaji apakah ada edema pada kedua tungkai/kaki ibu hamil dengan
cara menekan area di atas mata kaki/maleolus. Lihat apakah saat ditekan
9
ada cekungan atau tidak pada permukaan yang ditekan. Jika terdapat
cekungan maka ibu mengalami edema
24) Kaji adanya varises
Anda kaji apakah ada varises didaerah kaki atau belakang lutut ibu.
25) Lakukan reflex patella
Lakukan pemeriksaan reflex patella pada kedua lutut ibu
26) Setelah selesai, rapikan alat dan ibu
27) Lakukan evaluasi: Evaluasi respon klien setelah dilakukan pemeriksaan,
Rencanakan tindakan yang akan datang, Kontrak waktu yang akan datang
28) Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan dengan mencatat semua
tindakan dan respon klien, Mencatat jelas, ditandatangani dan nama jelas,
Tulisan salah, dicoret, kemudian diparaf, Catatan dibuat dengan
ballpoint/tinta.
10
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Catatan keperawatan
Alat untuk mencatat
Stetoskop mono aural (laenec)/dopler
Thermometer raksa
Pita ukur (meteran)
Stetoskop
Spigmomanometer
Hammer reflex
Alat perineal hygiene: kom tutup berisi kapas 25
lembap
dalam tempatnya, bengkok, sarung tangan,
perlak &
pengalas
Timbangan badan
Penlight
Alat tenun/ selimut
Jam detik
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Anjurkan klien untuk BAK sebelum pemeriksaan
Pastikan privacy klien terjaga/ tutup sampiran
Pastikan penerangan/ cahaya cukup
11
4. Tahap Kerja
Pemeriksaan Umum
Lakukan pemeriksaan keadaan umum &
kesadaran klien
Periksa TTV: TD, RR, N, S, dan BB, TB
Kaji kesimetrisan kepala, rambut
Kaji konjungtiva, sclera
Kaji hidung, penciuman
Kaji bibir, gigi
Kaji telinga, mastoid
Kaji adanya pembesaran KGB, thyroid
Pemeriksaan Thoraks
Auskultasi jantung paru
Inspeksi kesimetrisan payudara, areola mamae
&
penonjolan puting susu
Palpasi seluruh area mamae & kaji pengeluaran
kolostrum (jika tidak ada kontraindikasi)
Pemeriksaan Abdomen
Lakukan inspeksi abdomen
Lakukan manuver leopold 1 30
Lakukan manuver leopold 2
Lakukan manuver leopold 3
Lakukan manuver leopold 4
Tentukan TFU
Auskultasi DJJ
Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak
jantung
Pemeriksaan Perineum
Atur Posisi klien
Kaji kebersihan perineum
Kaji adanya perdarahan/ pengeluaran
pervaginam,
hemoroid, varises, lekorhea, luka parut, massa,
cairan
Pemeriksaan Ekstremitas Bawah
Kaji ada/tidaknya edema
Kaji adanya varises
Lakukan reflex patella
Bereskan alat-alat
Dokumentasikan hasil pemeriksaan
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
12
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
13
B. Senam Hamil
1. Pengertian
Senam hamil adalah suatu gerakan/olah tubuh yang dilaksanakan oleh ibu
hamil sehingga menjadi sehat fisik maupun mental untuk menghadapi
kehamilan dan
persalinan dengan aman dan alami.
2. Tujuan
a. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan pemeliharaan fungsi kaki.
b. Melatih dan menguasai teknik pernafasan.
c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut.
d. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan.
e. Mendukung ketenangan fisik.
3. Manfaat
a. Mempertahankan atau meningkatkan kebugaran kardiovaskuler.
b. Meningkatkan sikap dan status mental.
c. Mengurangi kecemasan dan insomnia.
d. Persalinan menjadi lebih lancar dan penyulit berkurang.
4. Persyaratan
a. Kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi/izin dari dokter/bidan.
b. Kehamilan berusia minimal 5 bulan.
c. Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang
mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan anak prematur.
d. Latihan dilakukan harus secara teratur dalam suasana yang tenang.
e. Berpakaian cukup longgar.
f. Menggunakan kasur atau matras/jangan dilantai.
5. Tata Cara
Gerakan 1
a. Posisi duduk bersila dengan menegakkan punggung, letakkan tangan di
atas kaki seperti orang yang sedang bersemedi. Lakukan posisi ini untuk
beberapa saat sambil mengatur pernafasan.
b. Posisi duduk di atas alas lembut seperti diatas dengan merenggangkan
kedua kaki lurus ke depan. Langkah selanjutnya yaitu condongkan tubuh ke
belakang dan bertumpu pada siku lengan yang diletakan di lantai. Lakukan
gerakkan telapak kaki dengan menegakkan lalu mengarahkannya ke bawah
14
hingga posisinya lurus dengan lutut. Gerakkan lainnya yaitu menggerakkan
telapak kaki ke samping, lalu tegakkan lurus, ke samping lagi, ulangi
gerakan ini sampai merasa cukup.
c. Posisi tidur dengan satu bantal meyangga kepala, lalu angkat kedua lutut
kaki menjadi seperti posisi melahirkan. Tarik nafas sedalam-dalamnya lewat
mulut, tahan, dan mengejan, seperti saat anda sedang buang air besar. Jika
anda merasa nafas sudah mau habis, keluarkan nafas anda kemudian tarik
nafas kembali, dan ulangi proses ini sebanyak beberapa kali.
Gerakan 2
a. Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan
leher ke kanan dan kiri untuk meregangkan otot leher.
b. Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan
menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang guna membantu
sirkulasi vena dan mencegah pembengkakkan di kaki.
c. Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian
dorong kembali ke depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya.
Gunanya untuk latihan dasar panggul.
d. Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki
perlahan-lahan lalu turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya.
e. Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan,
kemudian tarik nafas dan berlatih mengejan.
f. Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan, lalu menoleh ke
samping. Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur.
Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit.
g. Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat
daerah pinggang, punggung, dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan
memulihkan otot pinggang yang lelah.
15
C. Manajemen nyeri persalinan
1. Pengertian
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan
janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan
ketegangan otot.
2. Tujuan Manajemen Nyeri
Tujuan dilakukan manajemen nyeri persalinan adalah (Gondo, 2011):
a. Untuk merespons kontraksi dan mendapatkan kenyamanan selama
persalinan
b. Ibu melahirkan menjadi lebih percaya diri
c. Bebas mendapatkan kenyamanan dengan berbagai cara, melalui dukungan
emosional dan fisik dari keluarga dan tenaga profesional yang percaya
proses persalinan berlangsung karena kemampuan ibu
d. Oksigenasi optimal, tidak melelahkan dan membuat tenang
3. Pengkajian Nyeri Persalinan
Dalam mengumpulkan gambaran nyeri ibu maka data yang pelu dikaji antara
lain
(Manurung, 2011):
a. Ekspresi klien terhadap nyeri
Anda sebaiknya mempelajari cara verbal dan non verbal ibu dalam
mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan nyeri yang dialami.
b. Karakteristik nyeri
Anda lakukan pengkajian sudah berapa lama nyeri dirasakan, kemudian
mintalah pada klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa, menetap atau
terasa menyebar. Mintalah pada klien untuk menggambarkan intensitas
nyeri yang dirasakan. Gunakan alat bantu skala ukur. Klien diperlihatkan
skala ukur, kemudian disuruh memilih rentang nilai yang sesuai dengan
kondisinya saat dikaji.
c. Kualitas nyeri
Klien diharapkan dapat menggambarkan nyeri yang dirasakan.Kajilah
kejadian nyeri dirasakan saat kapan atau muncul tiba- tiba.Tanyakan pada
klien tindakan yang dilakukan apabila nyerinya muncul.
16
d. Tanda lain yang menyertai nyeri
Kaji adanya penyerta nyeri, seperti mual, muntah, konstipasi, gelisah,
keinginan untuk berkemih. Gejala penyerta memerlukan prioritas
penanganan yang sama dengan nyeri itu sendiri.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk manajemen nyeri dengan teknik
bernafas antara lain:
1. Ruangan yang tenang
2. Pengatur suhu/air conditioner
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan teknik bernafas ada 3 jenis yaitu (Novita, 2011):
a. Cleansing breathing
Caranya:
Tarik nafas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut.
Lakukan saat permulaan dan akhir dari setiap kontraksi
b. Slow paced breathing
Caranya:
bernafas perut dengan lambat
lakukan dengan frekuensi dari pernafasan normal, bias melalui
mulut/hidung
lakukan selama kontraksi pada fase laten kala I
cara bernafasnya: in 2-3-4/ out 2-3-4/ in 2-3-4/ out 2-3-4 …….
c. modified paced breathing
Caranya:
Bernafas sebanyak 32 sampai dengan 40 x/menit
Dilakukan bila dengan irama lambat tidak efektif
Dapat dilakukan dengan kombinasi slow (pelan) dan modified (modifikasi)
dimana slow (pelan) pada awalnya dan sampai akhir kontraksi
In-out/in-out/ in-out/ in-out
17
2. Hindari suara/ jeritan yang dapat menyebabkan kekakuan pada pita suara dan
kekakuan otot intercostals
3. Lakukan meneran yang benar: jangan tegang, ikut irama kontraksi. Relaksasi
terjadi pada dasar pelvic, jangan melakukan penahanan otot bila terasa ada
tekanan pada rectum. Lakukan dorongan maksimal di perut seperti BAB dan mata
terbuka, agar bisa melihat proses kelahiran bayinya. Lakukan menarik nafas
sebelum mulai meneran lagi, berhenti bila kontraksi selesai.
18
FORMAT PENILAIAN
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Nama Mahasiswa :
Tingkat Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Catatan keperawatan 25
Alat untuk mencatat
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Anjurkan klien untuk BAK sebelum pemeriksaan
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja
Instruksikan klien untuk tarik nafas dalam
sehingga rongga paru berisi udara
Instruksikan klien secara perlahan dan
menghembuskan udara keluarkan melalui mulut
Lakukan saat permulaan dan akhir dari setiap
kontraksi
Bernafas perut dengan lambat
Lakukan dengan frekuensi ½ dari pernafasan
normal, bisa melalui mulut/hidung
lakukan selama kontraksi pada fase laten kala I
cara bernafasnya: in 2-3-4/out 2-3-4/in 2-3-4/out 30
2-3-4 …….
Bernafas sebanyak 32 sampai dengan 40
x/menit
Dilakukan bila dengan irama lambat tidak efektif
Dapat dilakukan dengan kombinasi slow (pelan)
dan modified (modifikasi) dimana slow (pelan)
pada awalnya dan sampai akhir kontraksi
In- out/in- out/ in- out/ in- out
Instruksikan klien untuk mengulangi teknik
teknik ini apabila kontraksi muncul kembali
Dokumentasikan hasil pemeriksaan
19
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
20
D. Pertolongan Persalinan
Prosedur Pemeriksaan Dalam
1) Cuci tangan dengan bersih dan gunakan sarung tangan sesuai prosedur
2) Posisikan ibu terlentang dengan kedua tungkai terkekuk sedemikian rupa
sehingga perineum/vulva terekspose. Ingatlah untuk selalu menutupi tubuh
ibu semaksimal mungkin agar privasi tetap terjaga
3) Lakukan vulva higiene sesuai prosedur tetap yang telah ditentukan
4) Nilai keadaan vulva uretra melalui inspeksi, ada tidaknya tanda-tanda radang,
varises, radang, tumor, dan kelainan lainnya, labia dipisahkan oleh jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas
5) Buka labia mayora dengan ibu jari manis tangan kiri, masukkan jari telunjuk
dan jari tangan kanan secara perlahan lalu minta ibu menarik nafas dalam
saat jari tangan masuk
6) Nilai kapasitas panggul terutama pada ibu primigravida dengan cara mencari
promontorium dan jarak antara promontorium dengan batas bawah simfisis,
raba linea innominata dengan batas bawah simfisis
7) Nilai mukosa vagina pakah ada jaringan parut dan varises serta kondisi cairan
dalam vagina
8) Nilai pembukaan serviks serta penipisan serviks
9) Nilai kondisi selaput ketuban dan air ketuban
a. Jika selaput utuh Kode U
b. Jika ketuban jernih Kode J
c. Jika cairan ketuban berdarah Kode D
d. Jika cairan ketuban mekonial Kode M
e. Jika cairan ketuban kering Kode K
10) Tentukan bagian terendah janin, nilai penurunan janin, serrta posisi bagian
terendah janin serta nilai adanya molase
a. Jika tidak ada molase Kode 0
b. Tulang kepala saling bersentuhan Kode 1
c. Tulang kepala tumpang tindih tapi masih bisa dipisahkan kode 2
d. Tulang kepala tumpang tindih dan tidak bisa dipisahkan kode 3
11) Nilai apakah ada bagian terkemuka atau menumbung (tali pusat atau tangan
bayi)
12) Jika sudah selesai, keluarkan tangan dengan perlahan sambil memberi tahu
21
hasil pemeriksaan pada ibu
13) Cuci tangan dan rendam dalam klorin 0,5%
14) Posisikan ibu dalam posisi yang nyaman
Proses Persalinan Kala I, II, III dan IV
Anamnesis Kala I
Pengkajian kala I meliputi pertanyaan berikut :
a. Alasan datang
b. Kapan taksiran persalinan
c. Kapan mulai tanda-tanda persalinan
Riwayat persalinan
1) Riwayat tentang selaput ketuban
2) Kontraksi teratur yg semakin lama semakin sering
3) Perubahan status emosi
4) Ada masalah tentang kehamilan
5) Kapan terakhir makan/minum
6) Ada alergi terhadap makanan/minuman
7) Siapa yang mendampingi selama persalinan
Pemeriksaan fisik kala I
1) Tanda-tanda vital
2) Palpasi leopold I, II, III, IV
3) Ukuran panggul
4) Dilatasi serviks
5) Kontraksi/his diperiksa selama 10 menit setiap 30-60 menit
6) Sekret : merah muda sampai dengan coklat
7) Selaput ketuban ada atau tidak
8) DJJ terdengar jelas
9) Perilaku, apakah masih terkontrol, optimis atau fatigue
10) Varises, udema di kaki dan wajah
Pengkajian Kala II
Ibu mengeluh dorongan kuat untuk meneran dan merasakan tekanan yang semakin
tinggi pada daerah rektum
Perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
Kaki ibu gemetar saat meneran
22
Ibu mengalami kelelahan
Kontraksi uterus kuat 4 – 5 kali selama 50 – 70 detik
Dilatasi serviks 10 cm
Darah keluar sedikit, pengeluaran lendir dari vagina meningkat
Peregangan rektum/vagina
Distensi vesika urinari
Ketuban (+)/ terjadi ruptur
Keringat ++
Frekuensi pernafasn meningkat
Tekanan darah meningkat 5 10 mmHg
Janin mengalami bradikardi selama his
Pengkajian Kala III
Perilaku gembira dan letih
Tremor kaki menggigil
Perdarahan per vaginam
tali pusat memanjang
uterus berubah bentuk menjadi bulat dan keras
kehilangan darah (normal : 250 – 300 ml)
jalan lahir: robek/lecet
luka episiotomi
hipotensi pengaruh dari obat/analgetik /anastesi
nadi lambat
Pengkajian Kala IV
nadi
uterus
tinggi antara simfisis – umbilicus (12 jam pertama adalah 1 cm di atas pusat)
lokea : rubra
perineum : episiotomi, lecet, vulva odema dan lembut
rektum : hemoroid
Langkah-langkah prosedur
1. Langkah-langkah pertolongan persalinan kala I
a. berikan dukungan dan suasana yang menyenangkan bagi ibu dan pendamping
b. berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan kepada ibu dan
23
pendampingnya
c. pengamatan kesejahteraan janin selama persalinan melalui pemeriksaan DJJ
dan kemajuan presentasi
d. pada kasus persalinan resiko rendah, pada kala I DJJ diperiksa setiap 30 menit
dan kala II setiap15 menit setelah berakhirnya kontraksi uterus
e. pada kasus persalinan resiko tinggi, pada kala I DJJ diperiksa dengan
frekuensi lebih sering (setiap 15 menit) dan pada kala II setiap 5 menit
f. penilaian kontraksi uterus, melalui penilaian kualitas his dan frekuensi secara
manual dengan telapak tangan penolong persalinan yang diletakkan di atas
abdomen (uterus) selam 10 menit. Nilai berapa kali terjadi kontraksi dan
berapa lama setiap kontraksi tersebut
g. catat tanda-tanda vital ibu, setiap 4 jam
h. bila selaput ketuban sudah pecah dan suhu tubuh sekitar 37,5 0c, maka
pemeriksaan suhu tubuh dilakukan setiap jam
i. bila selaput ketuban sudah pecah lebih dari 18 jam, kolaborasi pemberian
antibiotik profilaksis dengan dokter
j. pemeriksaan dalam diperlukan untuk tujuan berikut :
pada kala I : menilai status serviks, station dan posisi bagian terndah janin
(hasil sangat bervariasi)
umumnya pemeriksaan dalam untuk menilai kemajuan persalinan dilakukan
tiap 4 jam (rutin)
indikasi pemeriksaan dalam di luar waktu rutin di atas adalah untuk tujuan
berikut :
a) menentukan fase persalinan
b) saat ketuban pecah dengan bagian terndah janin masih belum masuk
pintu atas panggul
c) ibu merasa ingin meneran
d) DJJ mendadak menjadi buruk (< 12 atau > 160 dpm)
k. Makanan oral
Sebaiknya ibu tidak mengonsumsi makanan atau obat padat melalui oral
selama persalinan fase aktif dan kala II, karena pengosongan lambung pada
saat ini berlangsung sangat lambat, hal ini beresiko terjadinya aspirasi bila
muntah.
24
Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan cair
l. Posisi ibu selama persalinan
Ibu diberikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih posisi yang paling
nyaman bagi dirinya
Bila selaput ketuban masih utuh, berjalan dapat menurunkan rasa sakit ibu
saat kontraksi berlangsung
m.Melengkapi partograf, partograf bisa mulai diisi bila pembukaan serviks sudah
4 cm
2. Langkah-langkah pertolongan persalinan kala II
a. Langkah pertama adalah memastikan ibu sudah masuk kala II
b. Ajak ibu untuk kooperatif karena sangat diperlukan kerjasama yang baik antara
ibu dengan penolong persalinan
c. Persiapan set pertolongan persalinan lengkap.
1) Partus set terdiri atas alat-alat berikut :
• Duk 2 buah
• Sarung tangan 2 pasang
• Benang tali pusat/ klip
• ½ kocher 1 buah
• Klem tali pusat 2 buah
• Gunting tali pusat 1 buah
• Gunting episiotomi 1 buah (jika diperlukan )
• Kateter (bila diperlukan pada kala III)
• Kasa dan tampon 5 -6 buah
• Kapas kering
• Duk penahan perineum 1 buah
• Obat emergensi berupa oksitosin dan spuid 2,5 cc
2) Hectting set merupakan satu set alat steril yang terisir dari :
• Nail holder 1 buah
• Pinset anatomis 1 buah
• Pinset cirurgis
• Gunting benang 1 buah
• Jarum, catgut, cromix, side
• Tampon vagina 1 buah
25
• Mangkuk kecil 1 buah
• Sarung tangan 1 pasang
3) Obat emergensi seperti oksitosin, methergin dan spuid
4) Kapas kering steril
5) Cairan DTT
6) Alat-alat on steril
• Betadin 10 %, 2 buah baskom keccil berisi cairan klorin
• Ember untuk alat tenun kotor
• Bengkok 2 buah
7) Piring plasenta
8) Alat-alat untuk bayi meliputi :
• Pengisap lendir
• Peralatan mandi
• Pembungkus bayi
• Obat mata
• Peneng/penanda identifikasi
• Pakaian ibu, pembalut dan pakaian dalam
• Alat pelindung diri (APD) meliputi : tutup kelapa, kacamata, masker,
celemek, sepatu bot
d. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemih ke kamar mandi bila tidak
ada kontraindikasi dan bila teraba kandung kemih di atas simfisis pubis
e. Penolong persalinan mengenakan peralatan utnuk pelindung diri/pengaman diri
f. Meminta keluarga membantu dan menyiapkan posisi meneran yang nyaman
bagi ibu
g. Mengajarkan kembali cara meneran, bimbing ibu agar dapat meneran dengan
benar dan efektif, perbaiki cara menran bila salah, anjurkan ibu untuk istirahat
di antara waktu his
h. Memasang duk steril di bawah bokong ibu
i. Lakukan vulva higiene sebelum periksa dalam dan periksa pembukaan serta
kondisi serviks. Bila ketuban belum pecah lakukan pemecahan selaput ketuban
pada saat ada his, dengan tangan tetap di dalam lakukan pemeriksaan secara
teliti (presentasi, prolaps tali pusat) sambil dijelaskan ke ibu hasil pemeriksaan
j. Keluarkan tangan secara berlahan sambil memeriksa kondisi cairan ketuban
yang keluar
26
k. Cuci tangan dengan larutan klorin 0,5% lepaskan sarung tangan dan rendam
dalam keadaan terbalik, kemudian cuci tangan dengan benar
l. Periksa denyut jantung janin saat uterus relaksasi
m.Menyiapkan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul
oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2,5 cc ke dalam wadah
partus set.
n. Pimpin ibu untuk menran secara benar
o. Memasang handuk diatas perut ibu dengan lipatan yang tepat
p. Letakkan kain steril dengan bentuk segitiga dibawah bokong ibu
q. Pasang sarung tangan steril dan set pertolongan persalinan sesuai dengan
urutan penggunaannya
r. Ambil duk untuk melapisi tangan kanan meregangkan perineum untuk
mencegah ruptur perineum
s. Saat vulva dan perineum meregang dan saat kepala janin dengan diameter 5-6
cm, dengan dialasi oleh kain basah tangan kanan penolong melakukan
dorongan pada perineum dekat dengan dagu janin ke arah depan atas.tangan
kiri melakukan tekanan ringan pada daerah oksiput. Manuver ini dilakukan
untuk mengatur defleksi kepala agar tidak terjadi cedera berlebihan pada
perineum
t. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
u. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan sesuai
kondisi. Jika tali pusat melilit secara longgar lepaskan melalui kepal bayi dan
jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong
di antara 2 klem tersebut
v. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan dan
bersihkan mata, hidung dan mulut dengan kasa steril
w. Membantu melahirkan bahu
Memegang kepala bayi dengan jari tangan saling merapat secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan perlahan gerakan kepala
kearah bawah hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerkan ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang.
x. Membantu melahirkan badan
Geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
27
memegang lengan dan siku atas. Setelah tubuh bayi lahir penelusuran tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang mata kaki
(masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing –masing mata kaki)
y. Lakukan pemasangan klem pertama di tali pusat dengan jarak 5 – 10 cm dari
pangkal umbilikal bayi
z. Beritahu ibu kondisi bayinya : jenis kelamin, kelengkapan, dan jam berapa lahir
aa. Melakukan penilaian APGAR menit pertama
aa. Meletakkan bayi diatas handuk yang berada di perut ibu, kemudian bayi
dikeringkan mulai dari kepala, dada dengan sedikit tekanan, punggung dan
kaki (rangsang taktil), normalnya bayi akan segera menangis dalam waktu 30
detik pertama setelah lahir
bb. Lakukan penilaian APGAR menit ke 5
cc. Jika bayi tidak dapat menangis spontan, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
• Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat
• Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu, sehingga leher bayi
ekstensi
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus dengan kasa steril
• Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar
28
dd. Bila ada indikasi uterus tidak berkontraksi secara baik, maka berikan
oksitosin (IM) dengan memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik. Dalam waktu 1
menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian
distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).setelah 2 menit
pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi,
mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2
cm distal dari klem pertama
ee. Memotong tali pusat
• Potong tali pusat dengan memperhatikan keamanan bagi bayi, potong tali
pusat diantara 2 klem. Pasang klem penjepit tali pusat 4-5 cm didepan
abdomen anak dan jepit tali pusat dengan penjepit plastik
ff. Melakukan bonding dan attachment, fasilitasi ibu untuk inisiasi menyusui dini.
gg. Bonding dan attachment dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
• Meletakkan bayi di dada ibu diantara kedua payudara
• Lindungi bayi agar tidak jatuh dan pertahankan suhu tubuh
• Beri kesempatan pada bayi untuk mencari puting susu sendiri
3. Langkah-langkah persalinan kala III
a. Pastikan tanda-tanda lepasnya plasenta sudah ada, biasanya terjadi sekitar 1-
5 menit setelah bayi lahir
Uterus menjadi semakin bundar dan menjadi keras
Pengeluaran darah secara mendadak
Fundus uteri naik oleh karena plasenta yang lepas berjalan ke bawah ke
dalam segmen bawah uterus
Tali pusat di depan menjadi semakin panjang yang menunjukkan bahwa
plasenta sudah turun
b. Memeriksa kandung kemih (bila penuh lakukan kateterisasi)
c. Bila plasenta sudah lepas dan kontraksi uterus baik, minta ibu untuk meneran.
Dengan kekuatan tekanan intraabdominal tersebut biasanya sudah cukup
untuk melahirkan plasenta
d. Saat kontraksi tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lainnya
mendorong uterus ke arah dorso kranial secara hati-hati. Jika plasenta tidak
lepas/lahir, hentikan peregangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi
29
berikutnya muncul dan ulangi prosedur tadi (pelepasan plasenta dapat dibantu
dengan rangsangan pada puting payudara ibu)
e. Tehnik untuk melahirkan plasenta
Tangan kiri penolong melakukan elevasi uterus (seperti tanda panah)
dengan tangan kanan mempertahankan posisi tali pusat
Perengangan tali pusat terrkendali
Setelah plasenta sampai di perineum, angkat keluar plasenta dengan
menarik tali pusat ke atas
Plasenta dilahirkan dengan memutar searah jarum jam sampai selaput
ketuban lepas, maksudnya agar selaput ketuban tidak robek dan lahir
secara lengkap (bila ada sisa selaput ketuban dalam uterus dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan pasca persalinan)
f. Plasenta diletakkan pada wadah yang telah disediakan. Periksa kelengkapan
plasenta, selaput plasenta dan kotiledon dengan membersihkan menggunakan
kasa. Bila ditemukan tidak lengkap atau jika ada robekan lakukan eksplorasi ke
dalam uterus dengan menggunakan sarung tangan yang steril. Ini dilakukan
untuk mengeluarkan bagian plasenta yang tertinggal.
g. Melakukan masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar lembut sehingga uterus
berkontraksi dan teraba keras. Rangsangan taktil uterus ini dilakukan untuk
merangsang terjadinya kontraksi uterus yang baik. Dalam hal ini sangat
penting diperhatikan tinggi fundus uteri dan kekuatan kontraksi uterus
h. Lakukan pengikatan tali pusat dengan kuat, bisa menggunakan benang atau
penjepit tali pusat. Ikat ujung tali pusat sekitar 5 cm dari pusat dengan
menggunakan benang lalu simpul kunci/jepitkan. Jika menggunakan benang
tali pusat, lingkarkan benag sekeliling ujung tali pusat dan lakukan pengikatan
kedua dengan simpul kunci di bagian tali pusat sisi yang berlawanan.
i. Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5 %
j. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam cairan
klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya bilas dengan
cairan DTT, kemudian keringkan dengan handuk kecil.
k. Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
30
l. Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup.
4. Langkah-langkah persalinan kala IV
a. Menilai fisiologi kala IV
b. Melakukan evaluasi kontraksi uterus yaitu dengan mengobservasi kemungkinan
adanya perdarahan
c. Melakukan pemeriksaan serviks, vagina dan perineum terhadap adanya trauma
selama persalinan dan lakukan perbaikan
d. Pemantauan kala IV
Pemantauan perdarahan per vaginam
Periksa ada tidaknya trauma (laserasi), hemoroid yang keluar dengan
memeriksa anus melalui colok dubur (Rectal toucher)
e. Observasi pengeluaran per vaginam untuk mengetahui apakah jumlah
pendarahan yang terjadi normal atau tidak. Batas normal pendarahan adalah 100-
300 ml .
f. Langka-langkah pembersihan
Bersihkan area persalinan dengan menggunakan cairan klorin 0,5% dan
mengganti pengalas tempat tidur ibu dengan yang kering dan bersih
Membersihkan seluruh bagian tubuh yang terkena cairan selama proses
persalinan, memakaikan pakaian dalam yang bersih serta pembalut dan
mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang kering dan bersih.
g. Pemenuhan kebutuhan dasar ibu dengan memberikan makan dan inum
h. Fasilitasi proses bonding-attachment (ibu menyusui bayi secara dini)
i. Melakukan observasi kontraksi dengan melibatkan ibu dan keluarga.
j. Mengobservasi tanda-tanda vital.
k. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya dalam kala IV serta
memonitor kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya dalam kala IV seperti :
Perdarahan aktif dengan bekuan darah banyak
Pusing
Perubahan tanda-tanda vital
Lemas luar biasa
Kesulitan dalam menyusui
l. Melakukan dekontaminasi semua instrumen dan alat tenun yang digunakan
31
m.Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% dan
tempatkan bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
n. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara berikut :
Keringkan bayi secara seksama
Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering dan hangat
Tutup bagian kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
o. Berikan obat profilaksis pada bayi; obat tetes mata/salep mata diberikan 1 jam
pertama bayi lahir,yaitu eritromisin 0,5%/tetrasiklin 1 % atau bisa juga larutan
perak nitrat/neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah
bayi lahir. Selain itu, berikan juga vitamin K sebanyak 1 cc melalui intramuskular.
p. Cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
q. Dokumentasikan semua data selama proses persalinan dalam partograf dan
dokumen lainnya.
32
FORMAT PENILAIAN
PERTOLONGAN PERSALINAN
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat 25
Catatan keperawatan
Alat untuk mencatat
Partus set:
• Duk 2 buah
• Sarung tangan 2 pasang
• Benang tali pusat/ klip
• ½ kocher 1 buah
• Klem tali pusat 2 buah
• Gunting tali pusat 1 buah
• Gunting episiotomi 1 buah (jika diperlukan )
• Kateter (bila diperlukan pada kala III)
• Kasa dan tampon 5 -6 buah
• Kapas kering
• Duk penahan perineum 1 buah
• Obat emergensi berupa oksitosin dan spuid
2,5 cc
Hecting set steril
• Nail holder 1 buah
• Pinset anatomis 1 buah
• Pinset cirurgis
• Gunting benang 1 buah
• Jarum, catgut, cromix, side
• Tampon vagina 1 buah
• Mangkuk kecil 1 buah
• Sarung tangan 1 pasang
Obat emergensi seperti oksitosin, methergin
dan spuid
Kapas kering steril
Cairan DTT
Alat-alat on steril
• Betadin 10 %, 2 buah baskom kecil berisi
33
cairan klorin
• Ember untuk alat tenun kotor
• Bengkok 2 buah
Alat-alat untuk bayi meliputi :
• Pengisap lendir
• Peralatan mandi
• Pembungkus bayi
• Obat mata
• Peneng/penanda identifikasi
• Pakaian ibu, pembalut dan pakaian dalam
• Alat pelindung diri (APD) meliputi : tutup
kelapa, kacamata, masker, celemek, sepatu
bot
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Anjurkan klien untuk BAK sebelum pemeriksaan
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja 30
Kala I
Memastikan ibu sudah masuk fase intranatal
Memastikan kelengkapan alat
Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang
akan dilakukan
Mengukur tanda vital ibu
Melakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh (head to toe)
Melakukan pemeriksaan leopold I, II, III, IV
Mengukur fundus uteri
Melakukan vulva hygiene
Melakukan periksa dalam dengan
menggunakan sarung tangan
Melakukan pemeriksaan his/kontraksi
Melakukan pengelolaan nyeri persalinan
Membuat catatan hasil observasi kemajuan
persalinan di lembar partograf
Melakukan manajemen nyeri persalinan dan
melibatkan suami untuk mensupport ibu
Kala II
Mendengarkaan dan melihat adanya tanda
persalinan kala II
Menjelaskan kondisi ibu, tindakan dan tujuan
serta hasil tindakan kepada ibu dan keluarga
Mengajarkan kembali cara meneran
Menyiapkan alat pertolongan persalinan
Membersihkan vulva dan perineum dengan
kapas basah
34
Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan
pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah
Mencelupkan tangan kanan yang telah
menggunakan sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%
Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus selesai
Mengatur posisi melahirkan yg nyaman bagi ibu
dan sesuai dengan keinginan ibu
Memasang handuk di atas perut ibu
Membantu melahirkan kepala
Menunggu hingga kepala janin selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan
Membersihkan mulut, hidung, dan mata bayi
dengan kasa steril
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
Membantu melahirkan bahu
Membantu melahirkan bagian tubuh yang lain
(punggung, bokong dan bagian tubuh bayi
yang lain)
Setelah bayi lahir, melakukan penilaian APGAR
Score
Meletakkan bayi diatas handuk yang berada
diatas perut ibu
Mengeringkan bayi
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan
tidak ada lagi bayi dalam uterus
Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
umbilikal bayi. Klem kedua dengan jarak 3-4 cm
dari klem pertama
Melakukan pengguntingan tali pusat diantara 2
klem
Mengikat tali pusat dengan benang DTT
Melakukan inisiasi menyusui dini dengan
meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
Kala III
Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5 – 10 cm dari vulva
Memeriksa tinggi fundus uteri, kontraksi dan
kandung kemih
Lakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan
untuk melahirkan dengan hati-hati
Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase
pada fundus uteri
Periksa bagian maternal dan bagian fetal
plasenta
Kala IV
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit
ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, obat
35
tetes mata antibiotik profilaksis dan pemberian
vitamin K
Lanjutkan pemantauan kontraksi
Ajarkan ibu cara melakukan masase uterus
Evaluasi jumlah kehilangan darah
Memeriksa keadaan umum bayi
Menempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0,5%
Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai
Membersihkan ibu dengan menggunakan air
DTT
Memastikan ibu merasa nyaman
Dekontaminasi tempat persalinan dengan
larutan klorin 0,5%
Membersihkan sarung tangan di dalam larutan
klorin 0,5%
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencatat proses pertolongan persalinan dan
melengkapi partograf
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
36
E. Pemeriksaan Fisik Ibu Post Partum (Nifas)
1. Pengertian Postpartum/nifas
Nifas/Postpartum adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan,
pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan yang
lamanya enam minggu atau 40 hari. Pada masa ini harus dapat beradaptasi
dengan perubahan fisiologis maupun psikologis.
2. Tujuan praktikum
Tujuan praktikum adalah agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik
dan psikologis pada ibu nifas.
3. Persiapan Klien
Menyampaikan salam dengan ramah
Menjelaskan tujuan dan prosedur pengkajian
Membuat kontrak
Mengatur posisi klien senyaman mungkin
4. Persiapan alat dan bahan (alat dan bahan didekatkan dengan klien agar
mudah terjangkau)
Baki dan alasnya
Spignomanometer
Stetoskop
Termometer
Jam detik
Bak instrumen berisi 1 pasang sarung tangan
Bengkok
Larutan clorin 0,5 %
Alat tulis
5. Persiapan lingkungan
Tutup pintu/jendela/gorden/penghalang
Udara dan pencahayaan yang mendukung
6. Anamnesa
Menanyakan keluhan sekarang: pusing, nyeri, afterpain, gangguan eliminasi
urin dll
37
Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan sekarang : keluhan/
komplikasi selama kehamilan, berat badan selama hamil, jenis persalinan :
spontan, section caesarea, vakum ekstrasi, forseps ekstrasi, penolong, lama
persalinan
Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan postpartum yang lalu:
Jumlah dan keadaan anak, tahun lahir, umur kehamilan, jenis persalinan,
penolong, tempat persalinan, komplikasi saat kehamilan, persalinan dan
postpartum
Menanyakan metoda kontrasepsi: metoda apa yang dipakai sebelum hamil,
lama penggunaan, alasan berhenti, keluhan selama menggunakan metoda
teresebut, rencana kontrasepsi yang akan digunakan nanti.
Tanyakan kebiasaan sosial budaya yang diyakini klien dan keluarga erat
kaitannya dengan postpartum; pantangan, kebiasaan diri
7. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital: Tensi, nadi, respirasi dan suhu
b. Kepala dan wajah:
Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut, cloasma gravidarum,
keadaan
sklera, conjungtiva, kebersihan gigi dan mulut, caries.
Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
Palpasi pembesaran getah bening, JVP, kelenjar tiroid
c. Dada :
Inspeksi irama nafas
Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung
Hitung frekuensi nafas
d. Payudara :
Inspeksi keadaan puting: menonjol, datar, tertarik kedalam (inverted),
bekas luka/trauma, inspeksi areola dan seluruh mamae: ukuran
pembengkakan, produksi AS
Palpasi daerah payudara
38
Kaji pengeluaran: colostrum atau ASI dengan cara letakkan jari telunjuk
dan ibu jari didaerah areola, lalu tekan perlahan, kemudian pijat sambil
mengarah ke pangkal puting susu dan lihat cairan yang dikeluarkan.
e. Ekstremitas bagian atas
Inspeksi keadaan odem pada jari – jari atau kelainan lain
Ajak klien untuk berjabat tangan dan kaji kekuatan otot
f. Abdomen
Inspeksi: striae, luka/insisi, linea
Letakkan stetoskop pada setiap kuadran abdomen untuk mendengarkan
bising usus selama 1 menit penuh
g. Lakukan pemeriksaan involutio uteri , dengan cara :
Letakkan kedua tangan perawat pada bagian abdomen dan supra pubis
Telapak tangan diatas suprapubis meraba daerah vesika urinaria,
sedangkan telapak tangan diatas abdomen meraba dan menemukan
tinggi fundus uteri
Tetaplah telapak tangan pada vesika urinaria, sedangkan telapak tangan
di daerah abdomen sedikit terbuka, menghadap kearah umbilikus dan
turun menyusuri abdomen untuk menemukan tinggi fundus uteri, setelah
ditemukan kaji: intensitas, kekuatan kontraksi uterus, posisi/letak uteri.
Lepaskan kedua telapak tangan secara bersamaan
Simpulkan keadaan involutio uteri: tinggi fundus uteri
h. Lakukan pemeriksaan diastasis recti abdominis (lakukan jika tidak ada luka
SC) dengan cara :
Letakkan dua atau tiga jari tangan perawat secara vertikal , tepat dibawah
pusat klien.
Anjurkan klien untuk mengangkat kepala dan bahu tanpa dibantu
Raba dan rasakan berapa jari yang terjepit oleh dinding abdomen ketika
klien duduk
Simpulkan keadaan diastasis recti abdominis
i. Lakukan pemeriksaan vulva vagina, fokus pada lochia dengan cara:
Bantu klien membuka celana dalam
Atur klien pada posisi dorsal recumbent
Pasang sarung tangan
39
Lihat keadaan dan kebersihan vulva serta perineum
Lihat jumlah darah yang terpapar pada pembalut
40
Lakukan pemeriksaan ektremitas bagian bawah, fokus pada Homans’ Sign,
dengan cara :
Letakkan satu telapak tangan pada daerah lutut dan tekan perlahan ketikat
angan yang lainnya melakukan dorsofleksi
Inspeksi adanya warna kemerahan yang menjalar dari paha ke betis dan
sebaliknya
Tanyakan adanya rasa nyeri dan panas yang ditimbulkan oleh warna
kemerahan
41
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK IBU POSTPARTUM (NIFAS)
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Catatan keperawatan
Alat untuk mencatat
Baki dan alasnya
Spignomanometer
Stetoskop
25
Termometer
Jam detik
Bak instrumen berisi 1 pasang sarung tangan
Bengkok
Larutan clorin 0,5 %
Alat tulis
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Anjurkan klien untuk BAK sebelum pemeriksaan
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja 30
Anamnese
Menanyakan keluhan sekarang: pusing, nyeri,
afterpain, gangguan eliminasi urin dll
Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan
sekarang: keluhan/komplikasi selama
kehamilan, berat badan selama hamil, jenis
persalinan: spontan, sectio caesarea, vakum
ekstrasi, forseps ekstrasi, penolong, lama
persalinan
42
Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan
postpartum yang lalu: Jumlah dan keadaan
anak, tahun lahir, umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong/tempat persalinan,
komplikasi saat kehamilan, persalinan dan
postpartum
Menanyakan metoda kontrasepsi: metoda apa
yang dipakai sebelum hamil, lama penggunaan,
alasan berhenti, keluhan selama menggunakan
metoda teresebut, rencana kontrasepsi yang
akan digunakan nanti.
Tanyakan kebiasaan sosial budaya yang
diyakini klien dan keluarga erat kaitannya
dengan postpartum; pantangan, kebiasaan diri
Pengkajian Fisik
Tanda-tanda vital: Tensi, nadi, respirasi dan
suhu
Kepala dan wajah:
Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut,
cloasma gravidarum, keadaan sklera,
conjungtiva, kebersihan gigi dan mulut,
caries.
Palpasi palpebra, odem pada mata dan
wajah
Palpasi pembesaran getah bening, JVP,
kelenjar tiroid
Dada:
Inspeksi irama nafas
Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung
Hitung frekuensi nafas
Payudara:
Inspeksi keadaan puting: menonjol, datar,
tertarik kedalam (inverted), bekas
luka/trauma, inspeksi areola dan seluruh
mamae: ukuran, pembengkakan, produksi
ASI
Palpasi daerah payudara
Kaji pengeluaran: colostrum atau ASI
dengan cara letakkan jari telunjuk dan ibu jari
didaerah areola, lalu tekan perlahan,
kemudian pijat sambil mengarah ke pangkal
puting susu dan lihat cairan yang dikeluarkan
Ekstremitas bagian atas
Inspeksi keadaan odem pada jari-jari atau
kelainan lain
Ajak klien untuk berjabat tangan dan kaji
kekuatan otot
Abdomen
Inspeksi: striae, luka/insisi, linea
Letakkan stetoskop pada setiap kuadran
abdomen untuk mendengarkan bising usus
selama 1 menit penuh
Lakukan pengkajian involutio uteri , dengan
cara :
43
Letakkan kedua tangan perawat pada bagian
abdomen dan supra pubis
Telapak tangan diatas suprapubis meraba
daerah vesika urinaria, sedangkan telapak
tangan diatas abdomen meraba dan
menemukan tinggi fundus uteri
Tetaplah telapak tangan pada vesika
urinaria, sedangkan telapak tangan di daerah
abdomen sedikit terbuka, menghadap kearah
umbilikus dan turun
menyusuri abdomen untuk menemukan
tinggi fundus uteri, setelah ditemukan kaji:
intensitas, kekuatan kontraksi uterus,
posisi/letak uteri.
Lepaskan kedua telapak tangan secara
bersamaan
Simpulkan keadaan involutio uteri:tinggi
fundus uteri
Lakukan pengkajian diastasis recti abdominis
(lakukan jika tidak ada luka SC) dengan cara:
Letakkan dua atau tiga jari tangan perawat
secara vertkal, tepat dibawah pusat klien
Anjurkan klien untuk mengangkat kepala dan
bahu tanpa dibantu
Raba dan rasakan berapa jari yang terjepit
oleh dinding abdomen ketika klien duduk
Simpulkan keadaan diastasis recti abdominis
Lakukan pengkajian vulva vagina, fokus pada
lokhia dengan cara:
Bantu klien membuka celana dalam
Atur klien pada posisi dorsal recumbent
Pasang sarung tangan
Lihat keadaan dan kebersihan vulva serta
perineum
Lihat jumlah darah yang terpapar pada
pembalut
Tanyakan kapan mengganti pembalut yang
terakhir (jam berapa)
Simpulkan karakteristik lokhia
Lakukan pengkajian perineum fokus pada luka
episiotomi, dengan cara:
Atur klien pada posisi Sim kiri
Tarik pangkal paha kearah atas oleh tangan
kiri dan tarik bagian bawah oleh tangan
kanan
Lihat keadaan luka episiotomi: jenis
episiotomi, jumlah jahitan, keadaan luka
REEDA.
Simpulkan keadaan luka
Lihat keadaan anus, fokus pada keadaan
haemoroid.
Simpulkan keadaan haemoroid
Atur kembali klien pada posisi terlentang
44
Bantu kien untuk kembali memakai celana
dan pembalut yang baru
Atur klien pada posisi senyaman mungkin
Cuci tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam clorin 0,5 %
Masukkan sarung tangan ke dalam cairan
clorin 0,5%
Lakukan pengkajian ektremitas bagian bawah,
fokus pada Homan Sign, dengan cara:
Letakkan satu telapak tangan pada daerah
lutut dantekan perlahan ketika tangan yang
lainny melakukan dorsofleksi
Inspeksi adanya warna kemerahan yang
menjalar dari paha ke betis dan sebaliknya
Tanyakan adanya rasa nyeri dan panas yang
ditimbulkan oleh warna kemerahan
Simpulkan
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
45
F. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan
sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama. Waktu pemeriksaan fisik BBL sebaiknya dilakukan setelah bayi
mengalami Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau sekitar 1 jam setelah skin to skin
contact (sentuhan kulit bayi dengan kulit ibu). Waktu pemeriksaan BBL dilakukan
setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam).
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan fisik BBL antara lain:
a. Stetoskop bayi
b. Timer/stop watch
c. Termometer
d. Meteran
e. Refleks hammer
f. Catatan keperawatan dan alat tulis
g. Timbangan badan
h. Penlight
i. Sarung tangan bersih dalam tempatnya
2. Prosedur Praktikum
a. Buka pembungkus BBL dan amati postur ketika BBL tenang.
b. Mengukur lingkar kepala dengan menempatkan pita ukur (metline) sekitar
kepala tepat di atas telinga dan alis. Pengukuran biasanya dicatat dalam
sentimeter.
c. Mengukur dengan menempatkan pita sekitar dada atas garis puting susu
(30,5-33 cm (12-13 inci) atau 2-3 cm kurang dari kepala lingkar)
46
d. Ukur panjang badan dengan mengukurkan pita di permukaan yang datar.
Tempatkan alat pengukur di atas kepala BBL. Pengukuran diambil dari
bagian atas kepala ke bawah tumit.
e. Bersihkan timbangan sebelum digunakan. Mengatur skala nol. Tempatkan
BBL tanpa pakaian di timbangan. Catat berat badan BBL. Jangan biarkan
BBL tanpa pengawasan saat penimbangan.
f. Tempatkan termometer di daerah ketiak. Suhu aksila lebih disukai karena
risiko minimal terjadinya trauma jaringan, perforasi, dan kontaminasi silang
terkait dengan rektum metode suhu.
g. Menilai tingkat pernapasan oleh mengamati naik turunnya dari dada dan
perut selama satu menit penuh.
h. Menilai denyut nadi apical, auskultasi dengan menggunakan stetoskop
(selama satu menit penuh). Menilai frekuensi dan irama.
i. Periksa kulit untuk warna, Keutuhan, memar, tanda lahir, kekeringan, ruam,
kehangatan, tekstur, dan turgor. Periksa kuku
j. Perhatikan bentuk kepala. Periksa dan raba fontanel dan sutura. Periksa
dan raba kepala untuk mengetahui adanya caput succedaneum dan /atau
cephalohematoma.
k. Angkat dagu untuk mengkaji area leher.
l. Menilai posisi mata. Buka kelopak mata dan kaji warna sclera dan ukuran
pupil. Menilai refleks mengedip, refleks cahaya merah, dan reaksi pupil
terhadap cahaya.
m.Periksa telinga untuk posisi, bentuk, dan drainase. Tes pendengaran
dilakukan sebelum pulang.
n. Amati bentuk hidung. Periksa pembukaan nares. Menilai patensi dari nares
dengan memasukkan kateter kecil lembut (Ini mungkin tidak dilakukan pada
semua bayi. Memeriksa dan prosedur manual merupakan kebijakan rumah
sakit.)
o. Periksa bibir, gusi, lidah, langit-langit, dan membran mukosa. Buka mulut
dengan menekan lembut di bagian bawah bibir. kaji untuk refleks rooting,
mengisap, menelan, dan refleks muntah.
p. Periksa bentuk, kesimetrisan, dan area dada. Periksa payudara untuk
ukuran dan pengeluaran. Auskultasi bunyi nafas.
47
q. Auskultasi bunyi jantung; selama satu menit penuh. Palpasi denyut nadi
perifer. Periksa ukuran dan bentuk perut. Meraba perut, menilai tonus otot,
hernia, dan diastasis recti. Auskultasi untuk bising usus. Periksa tali pusar.
r. Inspeksi anus
s. Tempatkan jempol di kedua sisi dari labia dan pisahkan secara lembut
jaringan untuk memeriksa alat kelamin secara visual. Menilai keadaan dan
posisi klitoris, vagina, dan meatus kemih.
t. Periksa penis, mencatat posisi meatus uretra. Memeriksa dan meraba
skrotum untuk menilai testis. Dengan ibu jari dan telunjuk satu tangan,
meraba masing masing testis sementara ibu jari yang lain dan telunjuk yang
ditempatkan di atas kanal inguinal untuk mencegah naiknya testis selama
pengkajian. Mulai dari atas skrotum dan menjauh dari tubuh.
u. Periksa ekstremitas, tulang belakang, dan lipatan glutealis. Palpasi klavikula.
Lakukan manuver Barlow-Ortolani.
v. Kaji postur, kaji tonus otot, kaji reflex BBL
Cara mengkaji reflex:
Refleks Cara Mengkaji
Tonic Neck Ketika posisi BBL terlentang, kepala
Muncul antara lahir dan 6 minggu; menoleh ke samping sehingga dagu
menghilang dengan 4 sampai 6 bulan berada di atas bahu
Rooting Sentuh ujung bibir BBL dengan jari,
muncul saat lahir; menghilang antara maka mulut BBL akan menoleh ke
3 dan 6 bulan arah jari pemeriksa
Mengisap/ sucking muncul saat lahir; Masukkan putting ibu atau jari atau
menghilang pada 10-12 bulan dot, maka BBL akan mengisap
benda yang dimasukkan tersebut
Palmar grasp (tangan Letakkan jari pemeriksa di telapak
menggenggam) tangan BBL, maka BBL akan
Muncul sejak lahir, menghilang pada menggenggam jari pemeriksa
usia 3 – 4 bulan
Plantar grasp (kaki menggenggam) Letakkan jari pemeriksa di telapak
Muncul sejak lahir, menghilang pada kaki BBL, maka BBL akan
usia 3 – 4 bulan menggenggam jari pemeriksa
Babinski Sentuh/ tekan permukaan lateral
Muncul sejak lahir, menghilang pada telapak kaki, maka jari BBL akan
48
usia 1 tahun hiperekstensi dan meregang
Stepping/melangkah Pegang BBL dengan posisi berdiri
Muncul sejak lahir, menghilang pada dengan kaki BBL menyentuh
usia 3 – 4 minggu permukaan alas yang datar. Maka
BBL akan melangkah
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Nama Mahasiswa :
Tingkat Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Catatan keperawatan
Alat untuk mencatat
Stetoskop
Thermometer oral
Pita ukur (meteran)
25
Hammer reflex
Pengukur panjang badan dan berat badan bayi
Sarung tangan bersih dalam tempatnya
Penlight
Dot bersih
Jam detik
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada
keluarga klien
Periksa popok bayi sebelum pemeriksaan 15
Lakukan kontrak
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
Atur posisi klien
4. Tahap Kerja 30
KEADAAN UMUM
Ukuran Keseluruhan
Kepala, badan, ekstremitas
Tonus otot, tingkat aktivitas
Warna kulit dan bibir
Tangis bayi
49
TANDA-TANDA VITAL
Frekuensi nafas
Frekuensi denyut jantung
Suhu Tubuh
BERAT BADAN
PANJANG BADAN
KEPALA
Ubun-ubun
Sutura, Molase
Pembengkakan atau daerah yang cekung
Cephal hematoma, caput succedaneum
Ukur lingkar kepala
TELINGA
Periksa dalam hubungan letak dengan mata
dan kepala
MATA
Tanda-tanda infeksi
Ukuran antar kantus dalam
Kemiringan sudut mata
HIDUNG DAN MULUT
Bibir dan langit-langit
Periksa adanya sumbing
Refleks hisap
LEHER
Pembengkakan
Benjolan
DADA
Bentuk
Putting
bunyi nafas
Bunyi jantung
Adanya Iktus Cordis
BAHU, LENGAN DAN TANGAN
Gerakan normal
Jumlah jari
SISTEM SARAF
Adanya refleks2 primitif (moro, sucking, rooting,
babinsky, grasp, palmar)
PERUT
Bentuk
penonjolan di sekitar tali pusat saat menangis
perdarahan tali pusat
Kontour
Distensi
KELAMIN LAKI-LAKI
Dua testis dalam skrotum
Penis berlubang pada ujung
KELAMIN PEREMPUAN
Vagina berlubang
Uretra berlubang
Terdapat labia minor dan labia mayor
TUNGKAI DAN KAKI
Pergerakan
simetrisitas
Jumlah jari
50
PUNGGUNG DAN ANUS
Distensi atau cekungan
Adanya anus, lubang dan terbuka (telah
mengeluarkan mekonium
KULIT
Verniks caseosa
Warna
Pembengkakan atau bercak-bercak hitam
Tanda lahir
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
51
a. Persiapan alat:
Minyak kelapa/baby oil
Air hangat dan air dingin dalam waskom kecil
Waslap/sapu tangan handuk 2 buah
Handuk bersih yang besar 2 buah
Penitik 2 buah
Kapas
Gelas susu
b. Persiapan lingkungan
Tutup pintu/jendela/gorden
Udara dan pencahayaan yang mendukung
c. Persiapan klien
Menyampaikan salam dengan ramah
Menjelaskan tujuan dan prosedur
Membuat kontrak
Mengatur posisi klien dengan senyum
Atur posisi duduk/atur berbaring bagi yang belum mampu duduk
Pasangkan handuk dari bahu ke daerah ketiak dan handuk yang lainnya
simpan dipangkuan ibu dan gunakan penitik agar handuk tidak menutupi
payudara.
d. Pelaksanaan pengurutan payudara
Kompres puting dengan kapas yang telah diberi baby oil/minyak kelapa
selama 3-5 menit, kemudian angkat dengan cara memutar.
Perhatikan apakah puting kotor, bila kotor bersihkan kembali
menggunakan kapas yang telah diberi baby oil/minyak kelapa.
Licinkan kedua tangan dengan minyak kelapa/baby oil
Gerakan pengurutan 20-30 kali untuk tiap payudara sebanyak 2 kali
sehari, bila ibu sudah memahami dapat dilakukan dirumah dan lakukan
sebelum mandi.
Pengurutan 1 :
Tempatkan kedua telapak tangan diatas kedua payudara
52
Arah urutan dimulai ke arah atas kemudian ke samping (telapak tangan
kiri ke arah sisi kiri, telapak tangan kanan menuju ke sisi kanan)
Arah gerakan yang terakhir adalah melintang kemudian dilepas
perlahan-lahan.
Pengurutan 2 :
Satu telapak tangan menopang payudara, sedang tangan lainnya
mengurut payudara dari pangkal menuju putting susu.
Pengurutan 3 :
Merangsang payudara dengan cara kompres kedua payudara dengan
air hangat, kemudian air dingin dan air hangat.
Bersihkan minyak/baby oil yang menempel pada sekitar payudara dengan
air hangat kemudian keringkan dengan handuk bagian atas.
Stimulasi refleks oksitosinpada bagian punggung ibu dengan memijat.
Gunakan BH khusus untuk menyusui dan menyokong
Salam terminasi
Bereskan alat-alat
Dokumentasikan.
FORMAT PENILAIAN
PERAWATAN PAYUDARA POSTPARTUM (NIFAS)
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
53
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Catatan keperawatan
Alat untuk mencatat
Minyak kelapa/baby oil
Air hangat dan air dingin dalam waskom kecil
25
Waslap/sapu tangan handuk 2 buah
Handuk bersih yang besar 2 buah
Penitik 2 buah
Kapas
Gelas susu
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak
Posisikan klien dengan nyaman
Pasangkan handuk dari bahu ke daerah ketiak 15
dan handuk yang lainnya simpan dipangkuan
ibu dan gunakan penitik agar handuk tidak
menutupi payudara.
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja 30
Kompres puting dengan kapas yang telah diberi
baby oil/minyak kelapa selama 3-5 menit,
kemudian angkat dengan cara memutar.
Perhatikan apakah puting kotor, bila kotor
bersihkan kembali menggunakan kapas yang
telah diberi baby oil/minyak kelapa.
Licinkan kedua tangan dengan minyak
kelapa/baby oil
Gerakan pengurutan 20-30 kali untuk tiap
payudara sebanyak 2 kali sehari, bila ibu sudah
memahami dapat dilakukan dirumah dan
lakukan sebelum mandi.
Pengurutan 1 :
Tempatkan kedua telapak tangan diatas
kedua payudara
Arah urutan dimulai ke arah atas kemudian
ke samping (telapak tangan kiri ke arah sisi
kiri, telapak tangan kanan menuju ke sisi
kanan)
Arah gerakan yang terakhir adalah melintang
kemudian dilepas perlahan-lahan.
Pengurutan 2 :
Satu telapak tangan menopang payudara,
54
sedang tangan lainnya mengurut payudara
dari pangkal menuju putting susu.
Pengurutan 3 :
Merangsang payudara dengan cara kompres
kedua payudara dengan air hangat,
kemudian air dingin dan air hangat.
Bersihkan minyak/baby oil yang menempel
pada sekitar payudara dengan air hangat
kemudian keringkan dengan handuk bagian
atas.
Stimulasi refleks oksitosinpada bagian
punggung ibu dengan memijat.
Gunakan BH khusus untuk menyusui dan
menyokong
Bereskan alat-alat
Dokumentasikan
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
Total: Bobot x skor
4
Tanda tangan Penguji
( )
H. Perawatan Perineum
1. Tujuan
Tujuan perawatan perineum yaitu:
a. Mencegah kontiminasi dari rektum
b. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
55
c. Membersihkan pengeluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
2. Persiapan Alat
a. Pispot
b. Botol berisi air hangat
c. Sabun mandi cair
d. Pembalut yang baru/bersih
e. Celana dalam
f. Sarung tangan
3. Persiapan Klien
a. Menyampaikan salam dengan ramah
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur perawatan perineum
c. Membuat kontrak
d. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
4. Persiapan Lingkungan
a. Tutup pintu/jendela/gorden
b. Udara dan pencahayaan yang mendukung
5. Prosedur Perawatan Perineum
a. Cuci tangan
b. Pakai sarung tangan
c. Bantu buka celana dalam dan buang pembalut yang telah penuh dengan
gerakan ke bawah mengarah ke rektum dan letakkan pembalut tersebut ke
dalam kantung plastik
a. Buang air kemih (BAK) atau buang air besar (BAB) di toilet
b. Semprotkan air keseluruh perineum dan menangani dengan lembut pada
jaringan yang terkena trauma
c. Keringkan perineum dengan menggunakan tisue dari depan kebelakang
d. Pasang pembalut dari depan ke belakang
e. Cuci tangan
f. Bila ibu belum dapat melakukan ambulasi, lakukan ditempat tidur dengan
posisi dorsal recumbent dan membersihkan vulva menggunakan kapas
(vulva hygiene)
56
FORMAT PENILAIAN
PERAWATAN PERINEUM
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
57
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Pispot
Botol berisi air hangat
Sabun mandi cair 25
Pembalut yang baru/bersih
Celana dalam
Sarung tangan
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Posisikan klien dengan nyaman
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja
Pakai sarung tangan
Bantu buka celana dalam dan buang pembalut
yang telah penuh dengan gerakan ke bawah
mengarah ke rektum dan letakkan pembalut
tersebut ke dalam kantung plastic
Buang air kemih (BAK) atau buang air besar
(BAB) di toilet
Semprotkan air keseluruh perineum dan
30
menangani dengan lembut pada jaringan yang
terkena trauma
Keringkan perineum dengan menggunakan
tisue dari depan kebelakang
Pasang pembalut dari depan ke belakang
Bila ibu belum dapat melakukan ambulasi,
lakukan ditempat tidur dengan posisi dorsal
recumbent dan membersihkan vulva
menggunakan kapas (vulva hygiene)
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
58
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
59
Melakukan perawatan pada luka dengan cara mamantau keadaan luka,
melakukan penggatian balutan (ganti verban) dan mencegah terjadinya
infeksi,yiatu dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang
bersih.
1. Tujuan
a. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat
menjaga kebersihan luka
b. Melindungi luka dari kontaminasi
c. Dapat menolong hemostatis (bila menggunakan elastis verband)
d. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
e. Menurunkan pergerakan dan trauma
f. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan
2. Indikasi
Pada balutan yang sudah kotor
3. Kontra Indikasi
a. Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab sehingga
mikroorganisme dapat hidup.
b. Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-gesekan
pembalut.
4. Persiapan Alat
a) Alat-alat steril
Pinset anatomis 1 buah
Pinset sirugis 1 buah
Gunting bedah/jaringan 1 buah
Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
Kassa desinfektan dalam kom tertutup
Sarung tangan 1 pasang
Korentang/forcep
b) Alat-alat tidak steril
Gunting verban 1 buah
Plester
Pengalas
Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
Nierbeken 2 buah
60
Kapas alkohol
Aceton/alkohol
Sabun cair anti septik
NaCl 9 %
Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
Sarung tangan 1 pasang
Masker
Air hangat (bila dibutuhkan)
Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah
5. Pelaksanaan
a) Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Dekatkan alat-alat ke pasien
c) Pasang sampiran
d) Perawat cuci tangan
e) Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
f) Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
g) Letakkan pengalas dibawah area luka
h) Letakkan nierbeken didekat pasien
i) Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam nierbeken.
j) Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. (Bila masih terdapat
sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/alkohol)
k) Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan berlahan
l) Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic,
hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
m) Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
n) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan
obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic
o) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
p) Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
61
q) Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan
terapi)
r) Menutup luka dengan cara:
s) Balutan kering
Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan
bagian sekeliling kulit
Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
t) Balutan basah – kering
Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan fisiologik
untuk menutupi area luka
Lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
u) Balutan basah – basah
Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan fisiologik
untuk menutupi luka
Lapisan kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
Lapisan ketiga (paling luar) kassa steril yang sudah dilembabkan
dengan cairan fisiologik
v) Plester dengan rapi
w) Buka sarung tangan dan masukan ke dalam nierbeken
x) Lepaskan masker
y) Atur dan rapikan posisi pasien
z) Buka sampiran
aa) Evaluasi keadaan umum pasien
bb) Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih,
kering dan rapi
cc) Cuci tangan
dd) Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan
62
FORMAT PENILAIAN
PERAWATAN LUKA POST SC/MENGGANTI BALUTAN
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
63
skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
a. Alat-alat steril
Pinset anatomis 1 buah
Pinset sirugis 1 buah
Gunting bedah/jaringan 1 buah
Kassa kering dalam kom tertutup
secukupnya
Kassa desinfektan dalam kom tertutup
Sarung tangan 1 pasang
Korentang/forcep
b. Alat-alat tidak steril
Gunting verban 1 buah
Plester
25
Pengalas
Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
Nierbeken 2 buah
Kapas alkohol
Aceton/bensin
Sabun cair anti septik
NaCl 9 %
Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
Sarung tangan 1 pasang
Masker
Air hangat (bila dibutuhkan)
Kantong plastik/baskom untuk tempat
sampah
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Posisikan klien dengan nyaman
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja 30
a) Pasang masker dan sarung tangan
yang tidak steril
b) Atur posisi pasien sesuai dengan
kebutuhan
c) Letakkan pengalas dibawah area luka
d) Letakkan nierbeken didekat pasien
e) Buka balutan lama (hati-hati jangan
sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang
balutan bekas kedalam nierbeken.
64
f) Jika menggunakan plester lepaskan
plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit
dibawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan
kearah balutan. (Bila masih terdapat
sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan
dengan aceton/alkohol)
g) Bila balutan melekat pada jaringan
dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat
balutan dengan berlahan
h) Letakkan balutan kotor ke neirbeken
lalu buang kekantong plastic, hindari
kontaminasi dengan permukaan luar
wadah
i) Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau
dari luka
j) Membuka set balutan steril dan
menyiapkan larutan pencuci luka dan
obat luka dengan memperhatikan tehnik
aseptic
k) Buka sarung tangan ganti dengan
sarung tangan steril
l) Membersihkan luka dengan sabun anti
septic atau NaCl 9 %
m) Memberikan obat atau antikbiotik pada
area luka (disesuaikan dengan terapi)
n) Menutup luka dengan cara:
o) Balutan kering
Lapisan pertama kassa kering steril
untuk menutupi daerah insisi dan
bagian sekeliling kulit
Lapisan kedua adalah kassa kering
steril yang dapat menyerap
Lapisan ketiga kassa steril yang tebal
pada bagian luar
p) Balutan basah – kering
Lapisan pertama kassa steril yang
telah diberi dengan cairan fisiologik
untuk menutupi area luka
Lapisan kedua kasa steril yang lebab
yang sifatnya menyerap
Lapisan ketiga kassa steril yang tebal
pada bagian luar
q) Balutan basah – basah
Lapisan pertama kassa steril yang
telah diberi dengan cairan fisiologik
untuk menutupi luka
Lapisan kedua kassa kering steril
yang bersifat menyerap
65
Lapisan ketiga (paling luar) kassa
steril yang sudah dilembabkan
dengan cairan fisiologik
r) Plester dengan rapi
s) Buka sarung tangan dan masukan ke
dalam nierbeken
t) Lepaskan masker
u) Atur dan rapikan posisi pasien
v) Buka sampiran
w) Evaluasi keadaan umum pasien
x) Rapikan peralatan dan kembalikan
ketempatnya dalam keadaan bersih,
kering dan rapi
y) Dokumentasikan tindakan dalam
catatan keperawatan
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
15
Lakukan kontrak untuk selanjutnya
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
Total: Bobot x skor
4
( )
66
1. Waktu Perawatan Luka Episiotomi
a) Saat mandi
b) Setelah buang air kecil
c) Setelah buang air besar
2. Cara Perawatan Luka Episiotomi
Perawatan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan cara
menjaga kebersihan perineum caranya sebagai berikut:
a) Persiapan :
Siapkan air hangat
Sabun dan washlap
Handuk kering dan bersih
Pembalut ganti yang secukupnya
Celana dalam yang bersih
b) Cara merawatnya :
Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang
Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan washlap
yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan.
Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar
maka darah kotor akan menempel pada luka jahittan dan menjadi
tempat kuman berkembang biak.
Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka
benar-benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan
menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan
perendaman dengan air hangat cukup di siram dengan air hangat.
Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam
yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang
bisa menimbulkan reaksi alergi.
Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih
luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh dan kering.
Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat
sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam
dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan
semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi.
67
Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau
bidan.
Lamanya jahitan mengering
Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari
satu minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari jalan lahir, ibu
panas, dan luka jahitan bengkak kemerahan terasa sangat nyeri atau
luka jahitan bernanah. Ada beberapa catatan yang perlu diketahui:
1) Luka jahitan terasa sedikit nyeri
Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan
jaringan otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan
berkurang. Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut
bergerak karena nyeri akan menghambat proses penyembuhan.
Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar.
2) Luka terlihat sedikit bengkak dan merah
Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan
memproduksi zat-zat yang merupakan reaksi perlawanan terhadap
kuman. Sehingga dalam proses penyembuhan luka kadang terjadi
sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak
perlu cemas. Bengkak dan merah ini bersifat sementara.
FORMAT PENILAIAN
PERAWATAN LUKA POST SC/MENGGANTI BALUTAN
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
68
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Siapkan air hangat
Sabun dan washlap
25
Handuk kering dan bersih
Pembalut ganti yang secukupnya
Celana dalam yang bersih
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada klien
Lakukan kontrak 15
Posisikan klien dengan nyaman
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
4. Tahap Kerja
Lepas semua pembalut dan cebok dari arah
depan ke belakang
Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu
gosokkan perlahan washlap yang sudah
ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi
luka jahitan. Jangan takut dengan rasa
nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar
maka darah kotor akan menempel pada
luka jahittan dan menjadi tempat kuman
berkembang biak.
30
Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali
lagi sampai yakin bahwa luka benar-benar
bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
Setelah luka bersih boleh berendam dalam
air hangat dengan menggunakan tempat
rendam khusus. Atau bila tidak bisa
melakukan perendaman dengan air hangat
cukup di siram dengan air hangat.
Kenakan pembalut baru yang bersih dan
nyaman dan celana dalam yang bersih dari
bahan katun.
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
15
Lakukan kontrak untuk selanjutnya
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
69
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
( )
Nama Mahasiswa :
70
Tingkat Program :
NIM :
Tanggal :
Penguji :
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Tensimeter dan stetoskop
Meterline
Jam detik
Speculum gusko
Kaca objek
Head lamp 25
Termometer
Meja gynecooid
Clorin 0,5%
Sarung tangan
Kapas basah (NaCL 0,9%)
Lembar kerja dan formulir PA
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada
keluarga klien
15
Lakukan kontrak
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
Atur posisi klien
4. Tahap Kerja 30
a. Lakukan anamnesa, fokues pada riwayat yang
berlangsung dengan keadaan sekarang:
Tanyakan identitas
Tanyakan keluhan yang dirasakan
Tanyakan riwayat obstetrik
Tanyakan masa ovulasi dan mucus vagina
b. Lakukan pemeriksaan fisik:
Kepala dan Wajah :
Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut,
hiperpigmentasi, keadaan sclera, kebersihan
gigi dan mulut
Lakukan penekanan daerah palpebra untuk
mengkaji keadaan edema pada mata dan
wajah
Raba pembengkakan pada mastoid, KGB,
dan JVP (Jugularis Venous Pressure) dan
tiroid
Dada
71
Inspeksi irama napas, bunyi napas, bunyi
jantung
Hitung frekuensi napas
Payudara
Inspeksi keadaan putting (protacted, flat,
invderted, bekas trauma)
Inspeksi areola dan seluruh mammae
(ukuran, bengkak, produksi)
Palpasi daerah payudara
Kaji pengeluaran : kolostrum/ASI
Ekstremitas bagian atas
Inspeksi keadaan edema pada jari-jari atau
kelainan lain
Ukur lingkar lengan atas klien
Kaji kekuatan otot
Abdomen
Turunkan selimut sampai simfisis pubis dan
buka pakaian klien bagian abdomen
Inspeksi : striae, luka/insisi, linea
Letakkan stetoskop pada setiap kuadran
abdomen untuk mendengarkan bising usus
Raba dan rasakan benjolan/tumor di daerah
abdomen
Supra pubis
Kancingkan baju klien dan turunkan selimut
sampai kaki
Tekuk lutut klien sampai membentuk sudut
300
Letakkan satu telapak tangan pada daerah
supra pubis
Palpasi dan raba keadaan vesika urinaria:
distensi atau kosong
Tanyakan jumlah urin satu kali pengeluaran,
frekuensi urinasi/24 jam, warna dan proses
pengeluaran urin (alat atau spontan)
Vulva, vagina dan perineum
Biarkan selimut tetap terbuka
Bantu melepaskan pakaian bawah
Atur klien dengan posisi litotomi
Inspeksi vulva: varises dan edema
Kaji kebersihan dan luka perineum
Atur pencahayaan pada headlamp
Pakai sarung tangan
Bersihkan vulva-vagina dengan cairan NaCl
0,9%
Lanjutkan memeriksa serviks:
Pakai speculum secara hati-hati:
Masukan speculum ke dalam vagina secara
melintang lalu bentuk peculum ke bawah
Pastikan mukosa vagina tidak terjepit
Kunci speculum sesuai dengan kebutuhan
sambil tarik kebawah
Ambil kasa steril yang telah dicelupkan pada
betadin oleh kogel tang, lalu bersihkan
permukaan serviks
72
Lihat daerah serviks erupsi/luka
Longgarkan kunci speculum lalu keluarkan
secara hati-hati
Ekstremitas bagian bawah
Inspeksi paha, betis, jari kaki, kaki
Raba pre tibia dan tentukan edema
Kaji varises dengan memegang betis
Refleks Patela
Posisikan pasien duduk dengan kaki
terjuntai, tentukan tendon patella dan
lakukan perkusi hammer pada tendon dan
nilai reflex patella
Lakukan untuk kaki kiri dan kanan
Bantu klien untuk turun dari tempat tidur
Kaji psikologis
Memperhatikan perawatan diri
Nafsu makan
Keletihan dan gangguan tidur
Dokumentasikanhasil tindakan dan respon klien
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
73
( )
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat 25
Cermin
Tempat tidur
Bantal
Handuk mandi
Persiapan Pasien
Usia berapapun, tapi sangat dianjurkan usia
74
lebih dari 20 tahun
Dilakukan pada hari ke 7 – 10, dari awal haid
atau 3 hari setelah haid berhenti
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada
keluarga klien
15
Lakukan kontrak
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
Atur posisi klien
4. Tahap Kerja 30
a. Melihat perubahan bentuk payuddara dengan
bercermin
Perhatikan kedua payudara simetris, lalu
perhatikan bila ada sesuatu yang tidak biasa,
seperti perubahan bentuk, perubahan warna,
atau bentuk yamg lain
Perhatikan apakah ada perubahan pada
putting, adanya kerutan, puting masuk ke
dalam, pengelupasan kulit
Angkat kedua tangan ke atas sambil
memperhatikan apakah kedua payudara
tetap simetris
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan
di samping kanan dan kiri, lalu miringkan ke
kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara
Regangkan otot-otot bagian dada dengan
berkacak pinggang tangan menekan pinggul
untuk menegangkan otot aksila
b. Melihat perubahan bentuk payudara berbaring
Berbaring dan letakkan bantal di bawah bahu
kanan lalu letakkan kanan di bawah kepala
Gunakan ketiga ujung jari tengah tangan dan
kiri untuk merasakan
benjolan/penggumpalan
Tekan agak kuat saat meraba, kurang yakin
coba ikuti cara pembimbing gunakan jemari
saat memeriksa payudara
Gerakan jari mengelilingi payudara dengan
melingkar ke atas dan ke bawah garis atau
ke arah tengah. Lakukan setiap kali dengan
cara yang sama. Hal ini akan membantu
dalam meyakinkan bahwa seluruh bagian
payudara telah diperiksa dan untuk
mengingat bagaimana perubahan pada
payudara
Periksa payudara kiri dengan menggunakan
75
jari-jari tangan kanan. Jika menemukan
perubahan segera ke dokter
Perhatikan jika ada perubahan pada
penampilan payudara, cekungan pada kulit,
perubahan putting susu/kemerahan/ dan
pembengkakan
c. Pemeriksaan cairan di puting payudara
Menggunakan kedua tangan, tekan
payudara untuk melihat adanya cairan
abnormal dari puting payudara
d. Memeriksa ketiak
Letakkan tangan kanan ke samping ketiak
dan rasakan apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak, ulangi langkah-langkah
di atas untuk memeriksa payudara kiri. Bila
ada kejanggalan, segeralah periksa ke
dokter.
e. Dokumentasikan hasil tindakan dan respon
klien
f. Rapikan alat
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
76
( )
Bobot x
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI Bobot skor
1 2 3 4
1. Persiapan Alat 25
Sarung tangan steril 1 pasang
Speculum cocor bebek 1 buah
Tampon tang 1 buah
Kom kecil steril 1 buah
Lidi wotten 1 buah
77
Asam asetat 3-5% dalam botol 1 buah
Kapas sublimat dalam kom steril
Waskom berisi larutan klorin 0,5% 1 buah
Selimut 1 buah
Lampu sorot 1 buah
Tempat sampah basah 1 buah
2. Tahap Pra Interaksi
Baca catatan keperawatan & catatan medis
klien 15
Siapkan alat-alat
Cuci tangan
3. Tahap Orientasi
Beri salam
Jelaskan prosedur & tujuan tindakan pada
keluarga klien
Lakukan kontrak 15
Pastikan privacy klien terjaga/tutup sampiran
Pastikan penerangan/cahaya cukup
Atur posisi klien dengan posisi litotomi pada
tempat tidur ginekologi
4. Tahap Kerja
Gunakan sarung tangan steril
Lakukan vulva hygiene dengan kapas sublimat
Masukkan speculum ke dalam vagina
Masukkan lidi wooten yang telah diberi asam
asetat 3-5% ke dalam vagina sampai
menyentuh portio
Oleskan lidi wortten ke seluruh permukaan
porsio (searah jarum jam) 30
Bersihkan porsio dengan kasa steril
menggunakan tampon tang
Keluarkan speculum dari vagina
Rapikan ibu dan rendam alat dalam larutan
klorin 0,5%
Dokumentasikan hasil tindakan dan respon
klien
Rapikan alat
5. Tahap terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk selanjutnya 15
Beri salam
Cuci tangan
Total 100
Keterangan :
Nilai 1 : Apabila hanya 25% komponen tindakan tercapai
Nilai 2 : Apabila hanya 50% komponen tindakan tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75% komponen tindakan tercapai
Nilai 4 : Apabila 100% komponen tercapai
78
Tanda tangan Penguji
( )
BAB IV
PENUTUP
Keterampilan merupakan ranah yang paling tinggi dalam suatu proses belajar
mengajar, setelah ranah pengetahuan dan sikap. Oleh sebab itu, pemahaman yang
mendalam tentang berbagai kegiatan praktikum sangat diperlukan. Dengan
memahami isi modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memberikan keterampilan
praktik Keperawatan Maternitas yang tepat dan komprehensif saat mengikuti praktek
klinik nantinya. Kemampuan yang tinggi dalam memberikan keterampilan praktik
Keperawatan Maternitas ini akan memberikan kesempatan bagi lulusan prodi DIII
79
Keperawatan untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan
kesejahteraan maternal dan neonatal di Indonesia.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Linda., Durham, Roberta. (2010). Maternal- Newborn Nursing: the critical
component of nursing care. Philadelphia: FA Davis Company.
80
Manuaba, Ida Bagus. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC
Rampai, Bunga. (2011). Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Smith, Sharon, Emily M., and McKinney S., (2006) Foundations of Material-Newborn
Nursing 4th ed.
81