Disusun Oleh:
HASTUTI APRIDAYANTI
NPM: 1726030059
Disusun Oleh :
HASTUTI APRIDAYANTI
NPM: 1726030059
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmad dan hidayah nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan LTA
dengan judul : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. “A” Umur 27 Tahun
Tahun P1A0 Pospartum Hari ke 5 dengan puting Lecet di PMB “Z” Kota
Bengkulu Tahun 2020. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengalami
hambatan serta banyak terdapat kekurangan. Namun berkat bimbingan dan bantuan
serta semangat dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang
2. Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES Tri
3. Pitri Subani, SST, M.Kes selaku Pembimbing I, yang telah penuh keikhlasan dan
Akhir ini.
4. Dewi Aprilia Ningsih I , SST, M.Kes Selaku Pembimbing II yang telah penuh
iii
memberikan bimbingan, bantuan dan petunjuk sehingga penulis dapat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR BAGAN............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................................ 5
1. Tujuan Umum...................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus..................................................................................... 5
D. Manfaat...................................................................................................... 6
v
c. Penyebab Puting Lecet.................................................................. 31
d. Pencegahan.................................................................................... 32
e. Penatalaksanaan............................................................................. 33
B. Manajemen Kebidanan Varney................................................................. 40
1. Pengertian Manajemen Varney ......................................................... 40
2. Pengertian Manajemen SOAP............................................................. 40
3. Langkah-langkah manajemen Kebidanan Varney............................... 40
4. Langkah-langkah Manajemen SOAP.................................................. 46
C. Kerangka Konseptual ............................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 69
B. Saran.......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Kerangka Konsep........................................................................... 48
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Posisi Menyusui berbaring............................................................. 17
Gambar 2 Posisi Menyusui Sambil Duduk ................................................... 17
Gambar 3 Posisi Menyusui Dengan Air Susu Memancar.............................. 18
Gambar 4 Posisi Menyusui Sambil Berdiri ................................................... 18
Gambar 5 Posisi Menyusui Dibawah Lengan................................................ 19
Gambar 6 Posisi Menyusui Bayi Kembar...................................................... 19
Gambar 7 Menyendawakan Bayi Dengan Tengkurap.................................... 23
Gambar 8 Anatomi Payudara.......................................................................... 28
Gambar 9 Bentuk Puting Susu ....................................................................... 29
Gambar 10 Menggunakan ASI Pada Bagian Putting Lecet.............................. 34
Gambar 11 Mengompres Payudara Dengan Handuk hangat ........................... 35
Gambar 12 Mengoleskan Pelembap Alami Untuk Mencegah Kekeringan...... 35
Gambar 13 Memakai Lidah Buaya Sebagai Penyembuh................................. 36
Gambar 14 Memakai Kantong Teh ................................................................. 36
Gambar 15 Gunakan Breast Pad Untuk Menjaga Gesekan Pada Puting.......... 38
Gambar 16 Minyak Kelapa Untuk Mengurangi Rasa Perih............................. 38
Gambar 17 Menggunakan Madu Untuk Menyembuhkan................................ 39
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 MLCC adalah model
perawatan dimana bidan atau tim bidan memberi perawatan kepada wanita selama
difasilitas (hampir 80% secara global), ada peluang besar untuk menyediakan
kesehatan atau kunjungan rumah untuk menjangkau bayi baru lahir dan keluarga
(SDKI 2017), Sebagian besar anak (95%) pernah mendapat ASI; lebih dari
separuh anak (57%) mendapatkan ASI dalam periode 1 jam setelah lahir; dan 74
persen anak mulai disusui dalam 1 hari setelah lahir. Enam puluh satu persen anak
diletakkan di dada ibu segera setelah lahir dan 60 persen anak mengalami kontak
kulit dengan ibu segera setelah lahir. Temuan lainnya menunjukkan bahwa 44
persen anak mendapat makanan pralaktasi (makanan selain ASI) dalam 3 hari
2
setelah lahir. Separuh (52%) anak berumur di bawah 6 bulan mendapatkan ASI
eksklusif.
anak, dari 67 persen pada umur 0-1 bulan menjadi 55 persen pada umur 2-3 bulan
dan 38 persen pada umur 4-5 bulan. Persentase anak yang mendapat ASI dan
anak dan mencapai 74 persen pada kelompok umur 12-17 bulan. Persentase anak
yang tidak mendapat ASI juga meningkat seiring dengan bertambahnya umur,
dari 8 persen pada umur 0-1 bulan menjadi 41 persen pada umur 18-23 bulan.
(SDKI 2017)
Air susu ibu merupakan sumber nutrisi terbaik yang dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan anak. Pemberian ASI pada bayi sangat penting terutama dalam
periode awal kehidupan, oleh karena itu bayi cukup diberi ASI secara eksklusif
makanan atau minuman lain. Proses menyusui segera setelah melahirkan juga
membantu kontraksi uterus sehingga mengurangi kehilangan darah ibu pada masa
memberikan makanan pada bayi dengan menggunakan air susu ibu langsung dari
pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang di mulai sejak bayi baru
lahir sampai dengan usia 6 bulan, pemberian ASI eksklusif ini tidak harus
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi (Wiji, 2013).
salah satunya puting susu lecet. Puting susu lecet merupakan salah satu masalah
dalam menyusui yang disebabkan trauma pada puting susu saat menyusui, selain
itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Sebanyak 57 % ibu
yang menyusui dilaporkan pernah menderita puting susu lecet. World Health
meninggal dunia karena tidak diberi ASI secara eksklusif (Risneni, 2015).
Penyebab puting susu lecet yaitu teknik menyusui yang tidak benar, puting
susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat ibu
membersihkan puting susu, moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting
susu, bayi dengan tali lidah pendek, cara menghentikan menyusui yang kurang
tepat. Penanganan puting susu lecet dapat dilakukan secara mandiri oleh ibu
4
dengan perawatan puting susu lecet, teknik menyusui yang benar dan perawatan
payudara. Bidan juga harus ikut serta memberikan informasi khusus dalam
penanganan puting susu lecet agar ibu nifas mampu melakukan perawatan secara
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil provinsi Bengkulu tahun 2018
jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif pada Bayi usia 0-6 Bulan sebanyak
Sedangkan data yang diperoleh dari profil kota Bengkulu selama 2017
cakupan ASI ekslusif adalah 55,3% dan pada tahun 2018 jumlah cakupan ASI
ekslusif menurun cukup jauh yaitu 39,9% atau sebesar 15.4%. (Profil Kota
Bengkulu 2018).
wilayah kerja Pusekesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu dari Bulan Januari
sampai Bulan Desember 2019 yaitu PMB Bidan “S” kasus Nifas dengan Putting
Lecet tidak ada dari 48 orang ibu nifas, di PMB “Z” kasus Nifas dengan Putting
Lecet sebanyak 5 orang dari 81 orang ibu Nifas dan di PMB “D” kasus ibu nifas
Dari data di atas menunjukkan bahwa kejadian putting lecet pada ibu Nifas
paling banyak banyak terjadi di PMB “Z” maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada ibu Nifas dengan Putting Lecet di PMB “Z” Sawah Lebar untuk
5
dijadikan studi kasus dalam Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. “X” Umur X Tahun Tahun PxAx Pospartum Hari
B. Rumusan Masalah
Hari ke 5 Dengan Puting Lecet di PMB “Z” Kota Bengkulu Tahun 2020” dengan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Lecet di PMB “Z” Kota Bengkulu Tahun 2020” sesuai teori manajemen
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk
2. Manfaat Praktis
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan sehingga dapat mencegah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Masa Nifas
sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
(Prawirohardjo,2016:356)
selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi
60% Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu
dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
(Maritalia,2017:2)
proses persalinan dilalui oleh seorang wanita, beberapa tahapan nifas yang
dan berjalan-jalan.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
1) Kurang Informasi
pemberian susu formula, cara menyusui yang baik dan benar dan siapa
(Simbolon, 2017).
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada awal waktu menyusui. Perasaan
sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
4) Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh
Penyebabnya adalah posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah,
5) Abses/ Mastitis
meningkat. Di dalam terasa ada masa pada (lump) dan diluarnya kulit
menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah
jawab seorang bidan terhenti, karena asuhan kepada ibu harus di lakukan
secara komprehensif dan terus menerus, artimya selama masa kurun waktu
masa nifas. Bidan mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain :
(Rukiyah dkk,2018:3-4)
1) Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk
2) Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit pada jam
kedua, jika kontraksi tidak kuat. Massase uterus sampai keras karena
perdarahan.
kenakan pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang nyaman,
nyaman.
13
f. Kebijakan Nasional
Selama ibu berada pada masa nifas, paling sedikit bidan harus
melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru
yang terjadi.
Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu dalam masa
nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian
asuhan kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai
perdarahan berlanjut;
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
abnormal;
tanda-tanda penyulit;
alami;
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada puting susu
3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
6) Untuk payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan sisi tangan
menjadi lunak
8) Susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap seluruh
h. Teknik Menyusui
dalam pemberian ASI. Yang termasuk dalam teknik menyusui menurut (Sri
1) Posisi Menyusui
Astuti,dkk, 2015)
a) Posisi Berbaring
Ibu dipastikan merasa nyaman dan relaxs. Agar santai, maka ibu
berbaring pada sisi yang ia bisa tidur. Rasa nyaman bisa dibantu
lain dibawah dada. Tubuh bayi diletakkan dekat dengan ibu dan
atas.
17
Ibu dipastikan duduk dengan nyaman dan santai pada kursi yang
ibu.
Penting bagi ibu untuk merasa nyaman dan relaks, dan untuk bayi
Ibu dapat menyusui sekaligus dua bayi, yaitu dengan posisi seperti
lebih sering.
a) Cuci tangan
dikeringkan.
pada putiing susu dan areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
terletak pada lengkung siki ibu, dan bokong bayi terletak pada
belakang badan ibu, dan satu lagi di depan, Perut bayi menempel
badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara, Telinga dan lengan
bayi terletak pada satu garis lurus dan Ibu menatap dengan kasih
sayang.
21
d) Menyangga payudara
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menompang
disangga lagi
produksi ASI selanjutnya, atau bayi enggan menyusu. Oleh karena itu,
bayi setelah selesai menyusui, atau akan menyusui pada payudara yang
satunya lagi. Sehingga dapat mengurangi lecet pada payudara yang bisa
atau
dengan sendirinya.
23
5) Menyendawakan Bayi
ditepuk perlahan
adalah:
ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali
menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi baru membuat zat
oleh nutrisi yang diberikan. Nutrisi yang terdapat dalam ASI adalah:
(1) Taurin adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat
membrane;
pertumbuhan otak;
25
akan merasakan kasing sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan
2) Bagi Ibu
c) Menjarangkan kehamilan
Hal ini terjadi karena hisapan mulut bayi pada putting susu ibu
ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan
d) Mengecilkan rahim
sebelumnya.
3) Bagi Keluarga
a) Aspek Ekonomi
b) Aspek Psikologi
dengan keluarga.
c) Aspek Kemudahan
dan kapan saja. Keluarga atau ibu tidak perlu repot menyiapkan air
4) Bagi Negara
menjamin status gizi baik sera kasakitan dan kematian anak menurun.
diatas otoo dada, dan fungsinya memproduksi susu unuk nutrisi bayi.
2) Payudara adalah organ tubuh yang terletak di bagian bawah kulit dan
kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan.
4) Pada waktu hamil, payudara membesar mencapai 600 gram dan pada
Ada tiga bagian utama payudara yaitu korpus/badan, areola dan papilla
memproduksi susu.
laktiferus.
proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola
30
mulut bayi.
d) Pada papilla dan areola terdapat syaraf peraba yang sangat penting
pengeluaran ASI.
3. Puting Lecet
a. Pengertian
disebabkan trauma pada putting susu saat menyusui, selain itu dapat terjadi
cedera karena lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates)
Puting susu lecet dapat disebebkan trauma pada puting susu saat
menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah.
Ratakan pada puting sebenarnya bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam
(Martalia, 2017)
2) Kadang gatal
3) Mengkilap
Indonesia,2018, yaitu :
teknik menyusui.
1) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
2) Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
kurang lebih 1ᵡ24 jam, dan biasanya akan sembuh dalam waktu sekitar
2ᵡ24 jam.
menggunakan sabun.
5) Memeras ASI dengan tangan agar ASI mulai mengalir (dalam hal ini, ASI
7) Memulai pemberian ASI dengan payudara yang tidak terlalu sakit atau
sehat.
memastikan kelekatan yang baik dan perubahan posisi yang sering akan
susu.
33
2) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau lecetnya
sedikit.
3) Tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat
membersihkan payudara.
6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting susu yang lecet dan biarkan
kering.
8) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit.
1) Putting susu harus dijaga tetap bersih dan kering untuk mendukung
penyembuhan.
2) Putting susu dioles dengan ASI yang keluar (tidak dengan sabun atau
3) Putting susu yang retak atau lecet dapat disebabkan oleh jamur. Dalam
hal ini:
a) Sariawan pada bayi dapat menyebabakan putting susu lecet dan pecah-
pecah.
c) Ibu dan neonatus harus diperiksa oleh dokter jika kondisi ini terus
berlanjut.
Gambar 10
Menggunakan ASI pada bagian puting lecet
beberapa tetes ASI pada puting lecet sebelum dan sesudah menyusui,
Gambar 11
ASI. Bunda juga bisa mandi dengan air hangat agar efeknya lebih terasa
di sekujur tubuh.
Gambar 12
Mengoleskan pelembap alami untuk mencegah kekeringan
Gambar 13
Memakai lidah buaya sebagai penyembuh
Lidah buaya juga bisa ibu gunakan untuk mengobati puting lecet.
sebelum menyusui karena efek lidah buaya jika tertelan bayi bisa
menyebabkan diare
Gambar 14
Memakai kantong teh
37
puting. Masalah ini tentu membuat rasa tidak nyaman saat menyusui
sang buah hati hingga rasa sakit itu hilang. Ini disebabkan karena mulut
menjadikan puting perih bahkan bisa sampe lecet. Bahkan, saat pertama
menyusui dini. Salah satu alasan utama adalah nyeri puting yang parah
yang menyadari fakta bahwa kantong teh dapat digunakan sebagai obat
Celupkan kantong teh ke dalam air yang sedikit panas dan oleskan
pada puting setiap 2 menit selama 10 menit untuk mengurangi rasa sakit.
Setelah aplikasi kantong teh, cuci puting dengan air hangat sebanyak 3
Gambar 15
Gunakan breast pad untuk menjaga gesekan pada putting
Menggunakan breast pad bisa jadi salah satu opsi mengatasi lecet
puting jadi lebih cepat sembuhnya. Hal ini cukup membantu bagi ibu
yang memiliki ASI berlimpah dan selalu lembap. Jangan lupa ganti
breast pad setiap 2-4 jam agar terhindar dari jamur dan bakteri.
Gambar 16
Minyak kelapa untuk megurangi rasa perih
payudara. Selain itu minyak alami ini juga aman bila termakan oleh si
dari lecet
Gambar 17
Dengan cara mengoleskannya pada luka atau kulit yang tergores, madu
pemanis alami ini juga bisa mencegah terjadinya infeksi pada luka
karena memiliki sifat antibakteri dan antibiotik. Jadi, tidak ada salahnya
2020)
40
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
(Siwi,2017)
yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa
a. Langkah 1 (Pengkajian)
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
41
1) Data Subjektif
(pola makan dan minum, pola eliminasi, pola aktifitas dan istirahat,
2) Data Objektif
kesadaran pasien; tanda vital; kepala dan wajah (kepala, muka, hidung,
dan telinga); gigi dan mulut (bibir, gigi dan gusi); leher; dada;
1) Diagnosa Kebidanan
a) Data Subjektif
tentang keluhannya.
43
b) Data Objektif
tanda-tanda vital.
2) Masalah
a) Data Subjektif
b) Data objektif
dilakukan pencegahan.
dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau
sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
Teh.
sabun.
5) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke Putting yang lecet dan biarkan
kering (Sunarsuh,2011)
tindakan pengawasan.
1) Tindakan Mandiri
b) Pemberian tablet Fe
2) Kolaborasi
b) Psikolog
c) Ahli gizi
d) Ahli fisoterapi
3) Merujuk
maupun tenaganya.
4) Tindakan Pengawasan
b) Pemantauan perdarahan
5) Pendidikan / Penyuluhan
a) Kepada pasien
b) Kepada suami
46
c) Kepada keluarga
a. Subjektif (S)
primer). Pada bayi/anak kecil data subjektif ini dapat diperbolehkan dari
dibuat.
b. Objektif (O)
Data ini memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
lain: data psikologik, hasil observasi yang jujur dan informasi kajian
teknologi (hasil px lab, Ro, CTG, USG dan lain-lain). Ada pendapat yang
memasukkan laporan dari keluarga juga masuk katagori ini. Apa yang
c. Assesment (A)
berubahdan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif dan
d. Planning
saat itu atau yang akan datang untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien
termasuk kriteria tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang harus dicapai
dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang diambil harus membantu pasien
pasiennya dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam manajemen
kolaborasi/rujukan.
48
C. Kerangka Konsep
Input Proses Output
Ibu nifas Manajemen Asuhan Pada Ibu Postpartum 5 Hasil Asuhan
postpartum Hari dengan Puting Lecet Kebidanan
5 hari dengan 1. Pengkajian Setelah 3 Hari
keluhan Puting a. Data Subjektif:
lecet: Ibu mengatakan nyeri pada puting sejak 4 1. Keadaan umum
1. Keadaan umum hari pasca persalinan serta TTV ibu
dan TTV ibu b. Data Objektif: normal
dalam keadaan 1) Pemeriksaan Umum 2. Keadaan puting
normal Keadaan Umum : Baik ibu sudah tidak
2. puting susunya Kesadaran : Compos Mentis memerah ,
memerah,retak (CM) tidak retak dan
dan pecah- Tanda-tanda Vital tidak pecah-
pecah TD : 90/60-140/90 mmHg pecah lagi.
3. Ibu merasakan N : 60-80 kali permenit. 3. Ibu sudah tidak
nyeri dan sakit P : 12-16 kali permenit merasa nyeri
pada bagian S : 36,5-37,5 ᵒC lagi pada
puting sejak 4 2) Pemeriksaan Fisik bagian putting ,
hari pasca Dada: Payudara masalahnya
melahirkan Kebersihan : Bersih/Tidak sudah teratasi .
4. Ibu tampak Areola : Hyperpigmentasi/Tidak 4. Ibu tidak
kesakitan saat Papila : menonjol, lecet, retak- kesakitan lagi
menyusui retak saat menyusui
bayinya 2. Interperetsi Data bayinya .
5. Ibu merasa Ny ”A” umur 27 Tahun P1 A0 Postpatrum Hari 5. ibu sudah
khawatir dan ke 5 dengan Puting Lecet merasa nyaman
tidak nyaman 3. Diagnosis atau Masalah Potensial saat menyusui
saat menyusui Tidak Ada bayinya
bayinya 4. Mengidentifikasi Perlunya Penanganan
Segera
Tidak ada indikasi untuk dilakukan tindakan
emergency/kolaborasi/rujukan.
5. Perencanaan Asuhan Menyeluruh
a. Beritahu ibu bagaimana cara mengatasi
puting lecet
b. Ajarkan ibu cara perawatan payudara
c. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan
perlekatan yang tepat
d. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres pada
putting susu dengan menggunakan handuk
kecil.
e. Ajarkan ibu cara menyendawakan bayi
f. Anjurkan ibu makan, makan yang bernutrsi
dan gizi seimbang
g. Anjurkan ibu melakukan pengobatan
49
Bagan 1
Kerangka Konsep
BAB III
METODOLOGI
deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
sedangkan penelitian dengan pendekatan studi kasus adalah suatu cara untuk
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit
tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti dapat berarti satu organ atau
sekelompok penduduk yang terkena masalah. Studi kasus ini dianalisis secara
2020.
Pada Asuhan Kebidanan ini Subjek studi kasus nya adalah Ny “A“
50
51
Asuhan Kebidanan ini akan dilakukan penelitian pada tanggal 10-12 Juli
primer dan sekunder data studi kasus ini diperoleh data primer dan data
sekunder.
1. Data Sekunder
misalnya harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data
sekunder adalah data yang diambil dari PMB “Z” Kota Bengkulu.
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pasien. Data
primer dalam kasus ini adalah Ibu Nifas dengan Putting Susu Lecet di PMB
a. Termometer
b. Stetoskop
c. Jam tangan
d. Kantong Teh
f. Baskom Kecil
g. Washlap/kassa
b. Camera
A. Tinjauan Kasus
No. Register :
1. Pengkajian
A. Data subjektif
1. Identitas
53
54
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan putting susu nya lecet dan retak-retak pada hari ke 4
pasca persalinan, ibu mengatakan puting susu nya nyeri pada saat
3. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular (HIV,
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah atau sedang
4. Riwayat perkawinan
b. Kawin ke : 1 (pertama)
55
5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Lama : 7 hari
c. Siklus : 30 hari
e. Lama persalinan
Kala I : 10 jam
Kala II : 30 menit
Kala IV : 2 jam
f. Perdarahan
Kala I : - cc
Kala II : 250 cc
56
Kala IV : 100 cc
h. Penolong : Bidan
k. Anak ke : 1 (pertama)
m. PB : 49 cm
7. Riwayat KB
Personal hygiene
57
9. Data psikososial
Ibu mengatakan ibu dan keluarga merasa senang akan kelahiran bayinya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
c. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/80 mmhg
2) Suhu : 36,6oC
3) Pernafasan : 23 x/ menit
4) Nadi : 81 x/ menit
d. Pengukuran Antopometri
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Bentuk : Simetris
4) Kebersihan : Bersih
b. Mata
1) Bentuk : Simetris
2) SKlera : An Ikterik
3) Konjungtiva : An Anemis
c. Hidung
1) Bentuk : Simetris
3) Kebrsihan : Bersih
d. Mulut
1) Bentuk : Simetris
e. Telinga
1) Bentuk : Simetris
f. Leher
g. Payudara
3) Areola : Hiperpigmentasi
h. Abdomen
3) Linea : Nigra
i. Genetalia
3) Lochea : Sanguilenta
j. Ekstremitas
- Atas
2) Kebrsihan : Bersih
- Bawah
2) Kebrsihan : Bersih
2. Interpretasi Data
1. Diagnosa Kebidanan
Ny “A” Umur 26 Tahun P1A0 Post Partum Hari Ke 5 dengan Puting Lecet
Dasar Subyektif : Ibu mengatakan putting susu nya lecet dan retak-retak
pada hari ke 4 pasca persalinan, ibu mengatakan puting susu nya nyeri pada
Dasar Obyektif :
Payudara
3) Areola : Hiperpigmentasi
Abdomen
3) Linea : Nigra
2. Masalah
Tidak ada
4. Tindakan Segera
3. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan perlekatan yang tepat
6. Pelaksanaan Asuhan
a) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
b) Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
kurang lebih 1ᵡ24 jam, dan biasanya akan sembuh dalam waktu sekitar
2ᵡ24 jam.
menggunakan sabun.
e) Memeras ASI dengan tangan agar ASI mulai mengalir (dalam hal ini, ASI
g) Memulai pemberian ASI dengan payudara yang tidak terlalu sakit atau
sehat.
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada puting susu
63
c) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetapi menyusui dimulai dari
f) Untuk payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan sisi tangan
menjadi lunak
h) Susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI,
3. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan perlekatan yang tepat
Perlekatan yang Benar yaitu dengan cara , Bayi di beri rangsangan untuk
susu, menyentuh mulut, Setelah mulut bayi terbuka lebar, dengan cepat
dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan di
64
bawah areola, dan Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu
bayi yaitu Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu,
ASI.
bahwa kantong teh dapat digunakan sebagai obat alami untuk mengobati
nyeri puting susu di rumah caranya yaitu : Celupkan kantong teh ke dalam
air yang sedikit panas dan oleskan pada puting setiap 2 menit selama 10
menit untuk mengurangi rasa sakit. Setelah aplikasi kantong teh, cuci puting
dengan air hangat sebanyak 3 kali untuk menghilangkan bekas asam tannin
7. Evaluasi
B. Pembahasan
Puting susu lecet dapat disebebkan trauma pada puting susu saat menyusui,
selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Ratakan pada
puting sebenarnya bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam (Martalia, 2012).
Pada pengkajian yang dilakukan penulis pada kasus puting susu lecet yaitu
mengumpulkan data dasar meliputi data subyektif dan data obyektif. Data
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Data pada kasus Ny.
A, ibu mengatakan bernama Ny. A umur 27 tahun habis melahirkan 5 hari yang
lalu pada tanggal 5 Juli 2020. Ny. A mengatakan merasakan nyeri pada puting
kanan pada saat menyusui, dan tidak nyaman pada saat menyusui.
157 cm, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea sanguinolenta,terdapat
66
lecet pada puting susu kanan, tampak retak-tetak. Pada tanggal 11 Juli 2020
keras, lochea sanguinolenta, puting susu menonjol lecet berkurang dan retak-retak
36,6 ºC, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea sanguinolenta, lecet
Dari data pada kasus Ny. A, ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan
putingnya serta terasa nyeri pada puting saat menyusui.Diagnosa potensial yang
mungkin terjadi adalah karena ibu yang mengalami puting susu lecet saat
menyusui akan merasa nyeri dan enggan untuk menyusui sehingga bayi tidak
terjadi bendungan ASI (Soepardan, 2008). Kasus Ny. A dengan puting susu lecet
tidak ada diagnosa potensial yang muncul karena tidak terdapat tanda infeksi atau
diperlukan konseling tentang teknik menyusui yang benar. Kasus Ny. A dengan
puting susu lecet asuhan yang dilakukan selama 3 hari tidak ditemukan
kegawatdaruratan atau tanda infeksi yang terjadi pada puting susu ibu maka tidak
Teori perencanaan untuk kasus puting susu lecet. Menurut Maritalia 2014,
mengatakan bahwa asuhan yang akan diberikan pada ibu nifas normal dengan
puting susu lecet adalah memberikan KIE tentang puting susu lecet dan
memerah ASI dan ibu diberikan asuhan secara komperhensif yaitu memastikan
involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilicus dan tidak ada perdarahan abnormal, menilai
menjaga agar perineum selalu bersih dan kering, memastikan ibu mendapat
istirahat yang cukup, memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
Pada kasus Ny. A dengan puting susu lecet, pelaksanaan tindakan yang
mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. Terapi ini dilakukan dengan cara
Celupkan kantong teh ke dalam air yang sedikit panas dan oleskan pada puting
setiap 2 menit selama 10 menit untuk mengurangi rasa sakit. Setelah aplikasi
kantong teh, cuci puting dengan air hangat sebanyak 3 kali untuk menghilangkan
cari penyebab puting susu lecet terlebih dahulu, bayi disusukan terlebih dahulu
68
pada puting susu yang normal atau lecetnya sedikit, tidak menggunakan sabun,
krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat membersihkan payudara, menyusui lebih
sering (8-12 kali dalam 24 jam) atau secara terus menerus (on demand), posisi
menyusui harus benar, bayi menyusui sampai ke kalang payudara dan susukan
secara bergantian di antara kedua payudara, keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke
puting yang lecet dan biarkan sampai kering, pergunakan BH yang menyangga,
bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit, jika penyebabnya
puting lecet dan teknik menyusui yang benar selama 3 hari hasilnya adalah TTV
dalam batas normal, lecet pada puting sudah kering, sembuh tidak ada nyeri dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada Ny. A dengan puting susu lecet penulis mengambil kesimpulan : Dari hasil
pengkajian pada Ny.A ibu mengatakan berumur 27 tahun nifas ke-5 dan
mengeluh putting susu nya lecet dan retak-retak pada hari ke 4 pasca
persalinan, ibu mengatakan puting susu nya nyeri pada saat menyusui, ibu
P1A0 Post Partum Hari Ke 5 dengan Puting Lecet. Diagnosa potensial pada Ny.
A tidak ditemukan karena penatalaksanaan ibu dalam batas normal dan masalah
dapat teratasi. Berdasarkan asuhan yang diberikan pada Ny. A tidak didapatkan
beriksaan kepada ibu yaitu dilakukan tindakan Memberitahu ibu bagaimana cara
ibu teknik menyusui yang benar dan perlekatan yang tepat, Menganjurkan ibu
untuk melakukan kompres pada putting susu dengan menggunakan handuk kecil,
69
70
yang bernutrsi dan gizi seimbang dan Menganjurkan ibu melakukan pengobatan
Evaluasi dari asuhan yang telah di berikan pada Ny. A dengan puting susu
lecet sesuai dengan hasil yang diharapkan dari penatalaksanaan yaitu Keadaan
Hiperpigmentasi, Menonjol, tidak lecet, tidak retak. Ibu sudah tidak merasa
B. Saran
1. Bagi PMB
mengetahui tanda dan gejala dari puting susu lecet sehingga dapat dideteksi
yang selanjutnya.
3. Bagi Pasien/Keluarga
Ai Yeyeh Rukiyah. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta. CV. Trans Info Media.
Ambarwati , Retna Eny dan Wulandari Diah. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas .
Jakarta: Mitra Cendekia Offset
Astuti,sri dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Jakarta: Erlangga
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2018 . Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta:
Buku Kedokteran
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.2018. ProfiL Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun
2018. Diakses pada tanggal Maret 2019
Eliyanti . 2017. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Puting Susu Lecet Di BPM
Suhartini, Sst Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Vol 3 No 2 September 2017 ISSN : 2477-4383. Stikes Pemkab Jombang
Herliafifah R, 2019. Ibu, Begini Cara Mengatasi Puting Lecet Bagi Ibu Menyusui.
Jakarta: Buka Review
Irene , 2020. Ini Manfaat Madu Asli Bagi Kesehatan, Yuk Mulai Mengonsumsinya.
Jakarta
Indriani . 2019 . Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Putting Susu Lecet di
BPM Ruji Aminah, Amd.Keb Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta .Artikel .Universitas Ngudi Waluyo.
Rukiyah Yeyeh,dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas. Jakarta:
Cv.Trans Info Media
Risneni . 2015.Hubungan Teknik Menyusui Dengan Terjadinya Putting Lecet pada Ibu
Nifas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol IX No 2 Oktober 2015 ISSN : 1907-0357 .
Poltekkes TanjungKarang
Siwi,Elisabeth dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka BaruPress
Siwi,Elisabeth dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka BaruPress
WHO. 2018. Newborns Reducing Mortality. Diakses pada tanggal 1 April 2019 di
unduh dari https://www.int/news-room/fact-sheets/detail/newborns-reducing-
mortality
\
Bengkulu, Juli 2020
Perihal : Permohonan Pelaksanaan
Sidang LTA
Kepada Yth
Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti
Di :
Bengkulu
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hastuti Apridayanti
NPM : 1726030059
Prodi : D III Kebidanan
Mengajukan permohonan untuk melakukan Sidang LTA dengan judul:
“Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. “A” Umur 27 Tahun Tahun P1A0
Pospartum Hari ke 5 dengan puting Lecet di PMB “Z” Kota Bengkulu Tahun
2020”.
Hormat Saya
Hastuti Apridayanti
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II,
Lampiran:
1. Foto copy tanda pelunasan keuangan Proposal LTA
2. Foto copy transkrip nilai dari semester 1 s/d terakhir
3. Foto copy dokumen Proposal LTA (empat) rangkap
4. Foto copy KRS semester 1 s/d terakhir
5. Foto copy Kartu Mahasiswa
6. Foto copy LHS Kartu Mahasiswa
ii
Pembimbing I
Pembimbing II
INFORMENT CONSENT
ii
(Hastuti Apridayanti) ( )
iii
Kepada Yth.
Calon pasien
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Jurusan Kebidanan
Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu semester VI (enam) :
Nama : Hastuti Apridayanti
Npm : 1726030059
Akan mengadakan studi kasus dengan“Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada
Ny. “A” Umur 27 Tahun Tahun P1A0 Pospartum Hari ke 5 dengan puting Lecet
di PMB “Z” Kota Bengkulu Tahun 2020”. Studi kasus ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan bagi pasien, kerahasiaan semua informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila pasien menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan responden yang saya ajukan.
(Hastuti Apridayanti) ( )
LEMBAR PERSETUJUAN JADI PASIEN
( )
MATRIK RENCANA ASUHAN KEBIDANAN
Interpretasi Diagnosa
Pengumpulan Data Tindakan Segera Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Data Potensial
Tgl: 10 Juli 2020 Ny ”A” Bendungan Tidak ada a. Beritahu ibu a. Memberitahu ibu a. Ibu mengetahui cara
Pukul: 08.00 WIB umur 27 ASI. indikasi untuk bagaimana cara bagaimana cara mengatasi putting
a. Data Subjektif: Tahun..P1 dilakukan mengatasi mengatasi puting lecet
Ibu mengatakan nyeri A0 tindakan puting lecet lecet
pada puting sejak 6 Postpatru emergency/kol b. Ajarkan ibu b. Mengajarkan ibu b. Ibu mengetahui
hari pasca persalinan m Hari ke aborasi/rujuka cara perawatan cara perawatan tentang perawatan
b.Data Objektif: 6 dengan n. payudara payudara payudara
1) Pemeriksaan Puting c. Ajarkan ibu c. Mengajarkan ibu c. Ibu nengetahui teknik
Umum Lecet teknik teknik menyusui menyusui yang benar
KUum : Baik menyusui yang yang benar dan
Kesadaran : benar dan perlekatan yang
Compos Mentis perlekatan tepat
(CM) yang tepat
Tanda-tanda Vital d. Anjurkan ibu d. Menganjurkan ibu d. Ibu mau melakukan
TD : untuk untuk melakukan kompres pada putting
90/60-140/90 melakukan kompres pada susu
mmHg kompres pada putting susu
N : 60-80 kali putting susu dengan
permenit. dengan menggunakan
P: 12-16 kali menggunakan handuk kecil.
permenit handuk kecil.
S: 36,5-37,5 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik e. Ajarkan ibu cara e. Mengajarkan ibu e. Ibu mengetahui cara
Dada: Payudara menyendawakan cara menyendawakan bayi
Kebersihan : bayi menyendawakan
Bersih/Tidak bayi f. Ibu mau makan
Areola : f. Anjurkan ibu f. Menganjurkan ibu dengan gizi yang
Hyperpigmentasi/ makan, makan makan, makan seimbang
Tidak yang bernutrsi yang bernutrsi dan
Papila : dan gizi gizi seimbang
menonjol, lecet, seimbang
retak-retak g. Anjurkan ibu g. Menganjurkan ibu g. Ibu mau melakukan
melakukan melakukan pengobatan dengan
pengobatan pengobatan menggunakan kantung
nonfarmakolog nonfarmakologi teh.
i menggunakan menggunakan
Kantong Teh Kantong Teh Dan
Dan ASI ASI.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “A“ UMUR 27 TAHUN
P1 A0 POSPARTUM HARI KE 5 DENGAN
PUTING LECET DI PMB “Z”
KOTA BENGKULU
e. Ibu mau
e. Menganjurkan ibu melakukan
untuk melakukan kompres pada
kompres pada putting susu
putting susu dengan
menggunakan
handuk kecil.
Penatalaksanaan :
1. Melakukan informent consent pada ibu
Ev : Informmed telah di lakukaan
2. Memberitahu ibu bagaimana cara mengatasi
puting lecet
Ev : Ibu mengetahui cara mengatasi putting lecet
3. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara
Ev : Ibu mengetahui tentang perawatan payudara
4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan
perlekatan yang tepat
Ev : Ibu Mengetahui teknik menyusui yang
benar
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres
pada putting susu dengan menggunakan handuk
kecil.
Ev : Ibu mau melakukan kompres pada putting
susu
6. Mengajarkan ibu cara menyendawakan bayi
Ev : Ibu mengetahui cara menyendawakan bayi
7. Menganjurkan ibu makan, makan yang bernutrsi
dan gizi seimbang
Ev : Ibu mau makan dengan gizi yang seimbang
8. Menganjurkan ibu melakukan pengobatan
nonfarmakologi menggunakan Kantong Teh Dan
ASI.
Ev : Ibu mau melakukan pengobatan dengan
menggunakan kantung teh.
Catatan Perkembangan Hari Ke-2
Tabel
Catatan Perkembangan
Analisa :
Ny ”A” umur 27 Tahun..P1A0 Postpatrum Hari ke
5 dengan Puting Lecet
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
TD : 110/80 mmHg
N : 82 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
2. Mengobservasi luka lecet dan retak pada
puting susu
Ev : puting susu tidak lecet dan tidak retak
3. Melakukan informmed consent pada ibu
bahwa lecet pada puting susu sudah sembuh
Ev : Informmed telah di lakukan, ibu
mengerti dan merasa senang
DOKUMENTASI
Hari 1
Melakukan pemriksaan TTV Keadaan putting sudah tidak retak dan lecet sembuh
Yang bertanda tangan di bawah ini Praktik Mandiri Bidan Z.Muharamah, SST Jl.
Merapi 14 No.47 A RT/RW.017/004 Kelurahan Kebun Tebeng Kecamatan Ratu
Agung Kota Bengkulu
Nama : Z.Muharamah,SST
NIP : 196406031984122002
Dengan ini menerangkan :
Nama : Hastuti Apridayanti
NPM : 1726030059
Pendidikan : DIII Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Benar telah melakukan Asuhan Kebidana di PMB Z.Muharamah,SST dari
tanggal 10 Juli s/d 12 Juli 2020 Dengan Judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada
Ny. “A“ Umur 27 Tahun P1 A0 Pospartum Hari Ke 5 Dengan Puting Lecet Di PMB
“Z” Kota Bengkulu”
Demikian surat ini dibuat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.
DIKELUARKAN DI : BENGKULU
PADA TANGGAL : 14 JULI 2020
Bidan
Z.Muharamah,SST