Anda di halaman 1dari 130

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” AKSEPTOR


KB IUD KEPUTIHAN DENGAN CANDIDA ALBICAN DI
PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN REJANG LEBONG
TAHUN 2019

Disusun Oleh :

SILVIA WIDYASTUTI
NIM : P00340216035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIPLOMA III
T.A 2018/2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir Atas .

Nama : Silvia Widyastuti

Tempat, Tanggal Lahir : Sukarnana. -10 Oktober 1998

NiM : P0 0340216035

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Pada Ny."N" lJmur 29 Talrun


Akseptor KB IUD Keputihan Dengan Candida
Albican di Puskesmas Perurnnas Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 201.9.

Hami setu;ui nntuli rliser-rinarkan pada tanggal .

1=i JLjl\I 3*1+

Curup, 31 MEI 2019

Pembimbing

NIF, 1*82#1 193#*5#32**?


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

hidayah sera kemudahan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor

KB IUD Keputihan Dengan Candida Albican di Puskesmas Curup

Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2019”.

Tujuan penulisan laporan tugas akhir adalah untuk mengaplikasikan teori

yang didapat melalui laporan kasus di lapangan.

Dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapat

bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Darwis S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

2. Ibu Mariati, SKM, MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu.

3. Ibu Ns. Yusniarita, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Curup.

4. Ibu Yenni Puspita, SKM,MPH selaku pembimbing yang telah memberikan

banyak waktu, membimbing serta memberikan saran yang membangun dan

masukan sehingga terselesaikanlah penelitian ini.

5. Ibu Eva Susanti, SST, M.Keb dan Ibu Rukhza Tri Yunita, Str. Keb yang telah

memberikan masukan guna serta support menyelesaikan penelitian ini.

iii
6. Mama Marini dan Papa tercinta serta saudara-saudaraku yang tidak henti-

hentinya memanjatkan do’a, semangat dan memberikan bantuan baik moril

maupun material guna untuk menyelesaikan penelitian ini.

7. Teman-teman Sunny Piggy, Krismonita, Nia, Eva, Kiki serta Taufik dan

Apolos yang terus menerus memberikan support serta menjadi pendengar yang

baik.

8. Teman-teman kelas dan juga Ade, Feby, Pretty yang tidak pernah berhenti

menemani hingga akhir

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian

Laporan Tugas Akhir ini semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, serta membalas kebaikan yang telah diberikan. Mudah-mudahan

Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna nantinya.

Curup, 13 Juli 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
D. Batasan Masalah ........................................................................... 3
E. Tujuan........................................................................................... 4
F. Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar IUD ..................................................................... 7
B. Konsep Akseptor KB IUD keputihan dengan Candida
Albican………………………………………………………21
C. Manajemen Asuhan Kebidanan……………………………35
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A. Kerangka Konseptual ................................................................. 42
B. Konsep Asuhan Kebidanan ........................................................ 43
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................ 66
B. Waktu penelitian......................................................................... 66
C. Populasi dan sampel penelitian .......................................... 67

vi
BAB V TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................... 69
B. Interpretasi Data .......................................................... 78
C. Masalah Potensial ........................................................ 80
D. Kebutuhan Segera ........................................................ 80
E. Intervensi .................................................................... 81
F. Implementasi ............................................................... 88
G. Evaluasi....................................................................... 91
H. Catatan Perkembangan ................................................. 92
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................................................................... 95
B. Interpretasi Data .......................................................... 97
C. Masalah Potensial ........................................................ 98
D. Kebutuhan Segera ........................................................ 98
E. Intervensi .................................................................... 98
F. Implementasi ............................................................. 100
G. Evaluasi..................................................................... 102
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................ 103
B. Saran ......................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 52


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Copper-T .............................................................................................. 11

Gambar 2.2 Copper-7 ………………………........................................................... 12


Gambar 2.3 Multi Load ……………………...............................................................
13
Gambar 2.4 Lippes Loop ..........................................................................................13

Gambar 2.5 Diagnosis Banding……………………. ……………………………..25

Gambar 2.6 Tatalaksana Keputihan Dengan Candida Albican …………………....34

viii
DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

IMS : Infeksi Menular Seksual

IRT : Ibu Rumah tangga

IUD : Intra Uterine Device

IVA : Inspeksi Visual Asam asetat

JK : Jenis Kelamin

KB : Keluarga Berencana

KB-KR : Keluarga Berencana dan Kesehatan


Reproduksi

KEMENKES : Kementerian Kesehatan

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

MAL : Metode Amenore Laktasi

MKJP : Metode Kontasepsi Jangka Panjang

MOW : Metode Operatif Wanita

PRP : Penyakit Radang Panggul

PTS : Penduduk Tumbuh Seimbang

ix
PMS : Penyakit Menular Seksual

PNS : Pegawai Negeri Sipil

RS : Rumah Sakit

RR : Resiko Relatif

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisis, Perencanaan

TBC : Tubercolosis

TD : Tekanan Darah

TTV : Tanda Tanda Vital

UK : Usia Kehamilan

WPDS : World Population Data

Sheet

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Biodata

Lampiran 2 : Rencana kegiatan

Lampiran 3 : Surat izin pengambilan data

Lampiran 4 : Surat selesai melaksanakan peneltian

Lampiran 5 : Pernyataan

Lampiran 6 : Pernyataan informed consent

Lampiran 7 : Lembar konsul Laporan Tugas Akhir (LTA)

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis

masalah. Jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang

tinggi merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut

World Population Data Sheet tahun 2018, Indonesia merupakan negara ke-4 di

dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 265 juta diantara negara

ASEAN.

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin

meningkat, pada tahun 2018 sebanyak 265 juta jiwa, dibandingkan tahun 2016

yaitu sebanyak 259 juta (World Population Data Sheet 2018). Keluarga

Berancana (KB) merupakan usaha untuk menjarangkan atau merencanakan

jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Motode kontrasepsi dapat

dibagi berdasarkan jangka waktu pemakaian yaitu Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) dan non MKJP (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2018 jumlah peserta KB di

Bengkulu sebesar 71,15 persen. Dengan presentase pengguanaan alat kontrasepsi

suntik (31.731), pil (6.213), IUD (1.795), implan (1.039), MOW (770) kondom

(1,22%), MOP (916). Pada Kabupaten Rejang Lebong persentase peserta KB

1
2

aktif dengan MKJP yaitu sebanyak 53,055 dengan masing masing jenis yaitu,

IUD 4.791, Implan 4,748, MOW 376, dan MOP 21.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)

adalah alat kontrasepsi yang dipasang pada rongga rahim yang sangat efektif,

untuk mencegah kehamilan yaitu 92-94%, dengan jangka waktu pemakaian

tertentu, sedangkan kekurangan atau efek samping metode kontrasepsi IUD yaitu

keputihan 13,4%, perdarahan bercak 7,4%, ekspulsi 7,1%, nyeri 5,9% (Depkes

RI, 2014).

Akseptor KB IUD di Puskesmas Perumnas pada tahun 2018 didapatkan

sebanyak 23 orang. Keputihan merupakan kondisi vagina saat mengeluarkan

cairan atau lendir menyerupai nanah yang menimbulkan sensasi gatal yang dapat

menyebabkan banyak masalah seperti ketidaknyamanan, cemas, infeksi yang

dapat menyebabkan peradangan pada vagina hingga panggul. Keputihan dapat

disebabakan oleh infeksi jamur candida albican dan keputihan yang disebabkan

oleh candida albican pada akseptor KB yaitu sebanyak 16% (Ellen, dkk, 2016).

Penyebab keputihan lain yang berkaitan dengan cara merawat vagina

menunjukkan kejadian 45% dan penyebab lain dari candidiasis 31%, serta 14%

karena mencuci dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, jarang

mengganti celana dalam, jarang mengganti pembalut (Hidayat, dkk, 2015:59).

Sehingga penting bagi bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan

reproduksi terutama masalah keputihan pada akseptor kontrasepsi IUD yaitu

dengan memberikan penyuluhan kesehatan atau konseling. Peran bidan dapat


3

memberikan pengaruh yang baik terhadap perubahan dalam menjaga kebersihan

alat reproduksi karena semakin baik pengetahuannya sehingga dalam konseling

dapat lebih memotivasi ibu untuk memperhatikan kebersihan diri.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan bahwa angka pemakaian

IUD di Rejang Lebong 2017 menjadi urutan ke-4 sebagai penggunaan alat

kontrasepsi terbanyak dari seluruh jenis kontrasepsi MKJP maupun NON MKJP,

di Puskesmas Perumnas Akseptor KB IUD tahun 2017 didapatkan akseptor yang

menggunakan IUD 23 orang akseptor. Oleh karena itu penulis merasa tertarik

untuk mengambil masalah Asuhan Kebidanan Pada Ny. N Akseptor KB IUD

Keputihan dengan Candida Albican.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam LTA ini adalah “Bagaimanakah asuhan kebidanan yang diberikan kepada

Ny. N akseptor KB IUD yang mengalami candida albican di wilayah kerja

puskesmas Perumnas tahun 2019 ?”.

D. Batasan Masalah

Untuk mengatasi meluasnya permasalahan dalam LTA ini maka penulis

membatasi masalah yang akan diambil yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada

Ny. N Akseptor KB IUD Keputihan dengan Candida Albican di Puskesmas

Perumnas Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2019.


4

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kejadian keputihan yang dialami oleh Akseptor KB IUD

dengan menggunakan manajemen Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap pada akseptor KB IUD

Keputihan dengan Candida Albican.

b. Mampu menginterpretasi data dari pengkajian yang telah dilakukan

meliputi diagnose kebidanan masalah dan kebutuhan pada akseptor KB

IUD Keputihan dengan Candida Albican.

c. Mampu merumuskan diagnosa atau masalah potensial pada akseptor KB

IUD Keputihan dengan Candida Albican.

d. Mampu mengidentifikasi tindakan segera atau antisipasi pada akseptor KB

IUD Keputihan dengan Candida Albican.

e. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada akseptor KB

IUD Keputihan dengan Candida Albican.

f. Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD

Keputihan dengan Candida Albican.

g. Mampu melakukan evaluasi kebidanan pada akseptor KB IUD Keputihan

dengan Candida Albican.

h. Melakukan pendokumentasian tindakan asuhan kebidanan dalam bentuk

SOAP pada akseptor KB IUD Keputihan dengan Candida Albican.


5

i. Membandingkan antara teori dengan praktik asuhan kebidanan pada

akseptor KB IUD Keputihan dengan Candida Albican.

F. Manfaat Penulisan

1. Bagi Akademik

Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan

pengetahuan bagi civitas Akademika terutama mahasiswa jurusan kebidanan

yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat khususnya

pelayanan KB.

2. Bagi Lahan Praktik

Laporan tugas akhir ini diharapkan mampu dijadikan bahan pengembangan

pelayanan KB khususnya di Puskesmas Perumnas sekaligus masukan dalam

rangka memberikan motivasi kepada akseptor atau calon akseptor dalam

menggunakan Kontrasepsi Dalam Rahim.

3. Manfaat Penelitian yang di Terapkan Langsung

a. Tempat Penelitian Program

Sebagai bahan informasi dan masukan yang bermanfaat dalam

upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, serta evaluasi dalam

melakukan pelayanan di ruangan, terutama pada akseptor KB IUD

keputihan dengan candida albican.


6

b. Instituti Pendidikan

Laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan

dan sebagai bahan masukan bagi pihak yang ingin mengembangkan

asuhan, juga sebagai bahan bacaan atau referensi di perpustakaan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

c. Penelitian Selanjutnya

Laporan ini dapat memberikan gambaran dan masukan dalam

mengembangkan asuhan yang lebih lanjut, serta sebagai referensi atau

pedoman bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian mengenai Asuhan

Kebidanan pada akseptor KB IUD Keputihan dengan Candida Albican.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar IUD

1. Definisi

Keluarga Berencana menurut UU No. 52 tahun 2009 adalah upaya mengatur

kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui

promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program nasional yang dijalankan

pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan

pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang

dan jasa atau untuk pengaturan kelahiran (Maryunani, 2016).

Intra Uterine Device (IUD) merupakan alat polietilen kecil dan tembaga yang

memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran serta dimasukkan ke dalam

uterus. IUD merupakan kontrasepsi yang paling popular di beberapa belahan

dunia seperti Cina (Medrofth, janet dkk, 2014:526).

Intra Uterine Device (IUD) merupakan alat kontrasepsi yang diletakkan di

dalam Rahim yang dapat menghambat sel-sel spermatozoa untuk terjadinya

konsepsi dan menghalangi implantasi. Penggunaan IUD sangat efektif, dengan

angka kegagalan hanya 0,6-0,8% (Hardisman, 2014:78).

7
8

Intra Uterine Device (IUD) merupakan satu alat kontrasepsi modern yang

telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, masa aktif

fungsi kontrasepsinya) yang dimasukkan ke dalam Rahim yang sangat efektif,

reversible dan berjangka panjang, dan dapat dipakai oleh semua perempuan

usia produktif sebagai suatu usaha pencegahan kehamilan (Marmi, 2016:256).

2. Tujuan Program KB

a. Tujuan Umum

Merupakan usaha untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan

sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya (Maryunani, 2016).

b. Tujuan Khusus

Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan

bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan angka taraf hidup

rakyat dan bangsa, memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB

yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,

bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi

(Marmi, 2016:85).
9

3. Profil IUD

a. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun:

CuT-380A)

b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

c. Pemasangan dan pencabutan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih)

d. Dapat dipakai oeh semua perempuan usia reproduksi

e. Tidak boleh digunakan oleh perempuan yang terpapar dengan infeksi

menular (Marmi, 2016: 256).

4. Mekanisme Kerja IUD

a. Mekanisme utama tembaga pada IUD untuk mencegah fertilisasi, dengan

mengubah komposisi cairan tuba dan uteri, IUD menimbulkan reaksi

terhadap benda asing di dalam endometrium sehingga terjadi peningkatan

jumlah leukosit

b. IUD menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopii dan

menghambat fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri

c. IUD yang mengeluarkan hormon juga menebalkan landir serviks sehingga

menghalangi sperma

d. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang

menghalangi kapasitasi spermatozoa

e. Pemandatan endometrium oleh leokosit, makrofag, limfosit menyebabkan

blastokis mungkin dirusak oleh makroag dan blastokis tidak mampu

melaksanakan nidasi
10

f. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Copper menyebabkan gangguan

gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan

konsepsi (Manuaba, 2014:499).

5. Jenis-jenis IUD

Menurut Marmi (2016) IUD menurut kandungan bahannya dibedakan menjadi

IUD hormonal dan IUD non hormonal.

a. IUD Non-hormonal

Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-

puluh macam IUD telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang

terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plsatik (polietilen)

baik yang ditambah obat atau tidak.

b. IUD mengandung hormonal

c. Progestasert –T = Alza T

1) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar batang ekor warna

hitam

2) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 µg

progesterone setiap hari

3) Tabung insersi berbentuk lengkung

4) Daya kerja 18 bulan

5) Tekhnik insersi: plunging (modified withdrawal).


11

d. LNG 20

1) Mengandung 46-60 mg Levonolgestrel, dengan pelepasan 20 µg per

hari.

2) Angka kegagalan, angka terendah: <0,5 per 100 wanita per tahun.

3) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan

ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami

amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.

Jenis alat kontrasepsi dalam Rahim/ IUD yang saat ini umum beredar di

Indonesia ada 4 jenis, yaitu:

a. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene (Plastik) di mana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat

tembaga halus ini memiliki efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang

cukup baik.

Gambar 2.1 Copper-T


12

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus

pada jenis Copper-T.

Gambar 2.2 Copper-7

c. Multi Load

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan

kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke

bawah 3,6 cm, batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas

permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambahkan efektifitas.

Ada 3 ukuran Multi Load, yaitu standard, small (kecil), dan mini.
13

Gambar 2.3 Multi Load

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, berbentuk spiral atau huruf S

bersambung.Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut

ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru),

tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang

kuning) dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.

Gambar 2.4 Lippes Loop


14

6. Efektifitas

IUD sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti kontrasepsi pil.

Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun, Nova T dan Copper T 200

(CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun dan CuT 380A dapat digunakan sampai 8

tahun. Kegagalan rata-rata 0,8% kehamilan per 100 pemakaian wanita pada

tahun pertama pemakaiannya (Sukarni dan Wahyu, 2013:372).

7. Indikasi Pemakaian IUD

Menurut Sukarni dan Wahyu (2013) yang boleh menggunakan IUD, yaitu:

a. Usia produktif

b. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

c. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

e. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya tanda infeksi

f. Risiko tinggi Infeksi Menular Seksual (IMS)

g. Tidak menghendaki metode hormonal

h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

i. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

j. Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih

secara khusus.
15

8. Kontra Indikasi Pemakaian IUD

Adapun Kontra Indikasi pemakaian IUD, yaitu:

a. Belum pernah melahirkan

b. Adanya perkiraan kehamilan

c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak

normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher Rahim, dan kanker Rahim

d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui

e. Sedang menderita infeksi alat genetal (vaginitis, servisitis)

f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau

abortus septic

g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak Rahim yang dapat

mempengaruhi kavum uteri

h. Penyakit trofoblas yang ganas

i. Diketahui menderita TBC pelvic

j. Kanker alat genital

k. Ukuran rongga Rahim kurang dari 5 cm

(Sukarni & Wahyu, 2016: 373).

9. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian IUD

a. Menurut Marmi (2016), keuntungan IUD, yaitu:

1) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan

2) Metode jangka panjang

3) Sangat efektif karna tidak perlu lagi mengingat-ingat


16

4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

5) Meningkatkan kenyamanan seksual, karena tidak perlu takut hamil

6) Tidak ada efek samping hormonal pada Cu IUD

7) Tidak mempengaruhi kualitas ASI

8) Dapat dipasang setelah melahirkan atau sesudah abortus

9) Dapat digunakan sampai menopause(1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir)

10) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

11) Membantu mencegah kehamilan ektopik

12) IUD sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan setelah

pengeluaran LNG-IUS berlangsung cepat.

b. Kerugian IUD

Kerugian yang mungkin terjadi, yaitu:

1) Spotting pada 3 bulan awal pemasangan IUD

2) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan:

mual, pusing, muntah-muntah

3) Terjadi perdarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa

4) Terdapat tanda-tanda infeksi, seperti keputihan, suhu badan meningkat,

menggigil, nyeri otot, demam, mual dan muntah

5) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama.

Infeksi, terdapat persentasi wanita yang mengalami infeksi panggul,

terutama pada beberapa minggu pertama setelah pemasangan. Infeksi


17

panggul cenderung terjadi pada wanita muda dan nulipara dan pada

yang beresiko mengalami infeksi seksual menular (Sukarni dan Wahyu,

2013:375).

10. Cara Penanggulangan Efek Samping Pemakaian IUD

Menurut Marmi (2016), efek samping IUD, yaitu:

a. Perdarahan

b. Infeksi oleh IUD

c. Ekspulsi IUD

d. Perforasi atau Translokasi oleh IUD

e. Nyeri saat haid

f. Nyeri saat senggama

g. Mules-mules atau rasa nyeri

h. Kegagalan pada pemasangan IUD

i. Keputihan

1) Bentuk gejala atau keluhan

a) Dapat timbul setelah pemasangan IUD.

b) Keluar cairan putih dari vagina.

2) Penyebab gejala

a) Reaksi dari endometrium karena adanya IUD di dalam kandungan

atau Rahim (benda asing).

b) Adanya infeksi yang terbawa saat pemasangan IUD.


18

3) Penanggulangan dan pengobatan

a) KIE: diberikan penerangan bila keputihan yang terjadi adalah sedikit

dan tidak perlu dirisaukan, karena hal tersebut adalah hal biasa, serta

diberikan penjelasan sebagai berikut:

(1)Keputihan bening tidak berbau tidak berbahaya, akan berkurang

setelah 3 bulan.

(2)Kalau ada bau, keruh atau kekuningan harus diperiksakan

kembali.

b) Tindakan medis

(1)Periksa dalam.

(2)Bila keputihan banyak agar diberikan obat vaginal yang tersedia.

(3)Dilihat apakah ada erosi portio.

(4)Bila dengan pengobatan tidak menolong, IUD dilepas dan diganti

dengan kontrasepsi lain.

Keputihan dapat juga disebabkan oleh penyakit: Infeksi panggul,

Candidiasis (infeksi jamur candida), Trichomoniasis (infeksi

jamur trichomonas), Vaginitis spesifik (infeksi liang senggama

akibat gonoroe), dalam hal ini diberikan pengobatan infeksi.

11. Waktu Pemasangan IUD

a. Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu dipastikan tidak sedang hamil.

b. Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pasca persalinan, 6-8

minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan.


19

c. Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan, atau keguguran

buatan, dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi (Setyorini,

2014).

Menurut Medforth, dkk (2014: 527), beberapa waktu yang tepat untuk

pemasangan IUD yaitu:

a. Setelah abortus trimester pertama atau trimester kedua tunggu 2-4 minggu,

untuk memungkinkan involusi uteri, dan hindari resiko pengeluaran atau

ekspulsi.

b. Setelah kelahiran pervagina tunggu minimal 6 minggu, untuk

memungkinkan involusi uteri secara lengkap.

c. Setelah seksio sesarea tunggu minimal 8 minggu untuk memungkinkan

pemulihan otot uteri.

d. IUD akan dimasukkan oleh dokter atau perawat yang terlatih dalam

pemasangan IUD.

e. Idealnya insersi dilakukan di akhir periode menstruasi, ketika serviks lebih

reseptif untuk memfasilitasi insersi.

12. Waktu Kunjungan Ulang

Menurut Marmi (2016: 282), waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan

ulang, yaitu:

a. Satu bulan setelah pemasangan

b. Tiga bulan kemudian

c. Setiap 6 bulan berikutnya


20

d. Satu tahun sekali

e. Bila terlambat haid satu minggu

f. Bila perdarahan banyak dan tidak teratur

g. Petunjuk bagi klien

1) Selama satu bulan pertama menggunakan IUD, periksa benang IUD

secara rutin terutama setelah haid

2) Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan

benang apabila, mengalami:

a) Kram kejang di perut bagian bawah

b) Perdarahan di antara haid atau setelah senggama

c) Nyeri setelah senggama

3) CuT-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat

dilakukan lebih awal apabila diinginkan.

4) Kembali ke klinik apabila:

a) Tidak dapat meraba benang IUD

b) Merasakan bagian yang keras dari IUD

c) IUD terlepas

d) Siklus terganggu

e) Terjadi pengeluaran cairan dari vagina

f) Adanya infeksi
21

B. Akseptor KB IUD Keputihandengan Candida Albican

1. Pengertian

a. Keputihan atau flour albus merupakan kondisi vagina saat

mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah. Keputihan sendiri

dibagi menjadi dua, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal

(Bahari, 2012:9)

Keputihan merupakan hal fisiologis yang terjadi, akan tetapi perlu

diwaspadai munculnya keabnormalan bila keputihan menimbulkan

sensasi gatal dan adanya rasa panas, berbau, berwarna serta disertai

adanya perubahan pada struktur alat genital (Irianti Bayu dkk, 2015:103).

b. Keputihan dengan cairan berwarna putih kekuningan dan sedikit

kental menyerupai susu.Keputihan ini disertai dengan bengkak dan nyeri

pada “bibir” vagina, rasa gatal, serta nyeri ketika berhubungan seksual,

keputihan dengan cairan seperti susu tersebut bisa jadi disebabkan oleh

adanya infeksi jamur pada organ kewanitaan.( Bahari, 2012:15 ).

2. Patofisiologis

Baik virus, mikroplasma, jamur maupun bakteri, keseluruhan memiliki

karakteristik penularan yang sama, yaitu sebagian besar menginfeksi melalui

hubungan seksual. Adanya faktor resiko berupa rendahnya sistem kekebalan

tubuh memberikan peluang bagi mikroorganisme masuk dan menginvasi sel-

sel epitel dan mukosa vagina. Pada waktu yang bersamaan sistem kekebalan

tubuh akan berusaha memberikan perlawanan terhadap serangan


22

mikroorganisme. Namun, karena sistem kekebalan tubuh yang rendah maka

mikroorganisme berhasil mengambil alih sel target dan melakukan replika

materi genetika.Sehingga terjadi pertumbuhan sel-sel yang abnormal dan

menimbulkan gejala seperti timbulnya kutil dan menurunkan sistem

immunitas tubuh. (Irianti, bayu, dkk, 2015: 103).

Keputihan juga dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem alat kelamin

bergantung pada mikrobiota lactobacillus yaitu mikroflora fakultatif dalam

alat kelamin normal. Lactobacillus memproduksi asam laktat dari glukosa

sehingga dapat mempertahankan PH alat kelamin menjadi asam (<4,5). PH

genetalia normalnya (3,8-4,5).

3. Klasifikasi Keputihan

Menurut Bahari (2012: 10), klasifikasi keputihan dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Keputihan Normal (Fisiologis)

Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi,

mendapatkan rangsangan seksual, mengalami stress berat, sedang hamil,

atau mengalami kelelahan.Adapun cairan yang keluar berwarna jernih

atau kekuningan dan tidak berbau.Selain itu, keputihan jenis ini juga

tidak disertai rasa gatal dan perubahan warna.

b. Keputihan Abnormal (Patologis)

Keputihan abnormal biasa dikategorikan sebagai penyakit.Keputihan

jenis ini ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak.Selain

itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan memiliki bau
23

yang sangat menyengat.Wanita yang mengalami keputihan abnormal

juga merasakan gatal, bengkak, dan terkadang terasa nyeri, bahkan rasa

nyeri tersebut sering kali dirasakan ketika berhubungan seksual.

4. Diagnosis Banding

a. Keputihan dengan cairan berwarna kuning atau keruh

Keputihan yang memiliki warna seperti ini bisa jadi merupakan tanda

adanya infeksi pada gonorrhoea, akan tetapi hal tersebut harus didukung

oleh tanda-tanda lainnya, seperti perdarahan di luar masa menstruasi dan

rasa nyeri ketika buang air kecil, pada pemeriksaan laboratorium

ditemukan diplokokus gram negative Neisseria Gonorrhoeae.

b. Keputihan dengan cairan berwarna putih kekuningan dan sedikit kental

menyerupai susu.

Keputihan ini jika disertai dengan bengkak dan nyeri pada “bibir”

vagina, rasa gatal, serta nyeri ketika berhubungan seksual, keputihan

dengan cairan seperti susu tersebut bisa jadi disebabkan oleh adanya

infeksi jamur pada organ kewanitaan.

c. Keputihan dengan cairan berwarna kuning atau hijau, berbusa dan

berbau sangat menyengat

Biasanya, keputihan ini disertai dengan rasa nyeri dan gatal ketika

buang air kecil.Keputihan ini harus diperiksa kembali karena

kemungkinan terkena infeksi trikomoniasis, pada pemeriksaan

laboratorium ditemukan protozoa atau parasit trikomoniasis vaginalis.


24

d. Keputihan dengan cairan berwarna abu-abu atau kuning yang disertai

bau amis menyerupai bau ikan

Keputihan ini menunjukkan adanya infeksi bakteri pada vagina,

biasanya keputihan ini juga disertai rasa panas seperti terbakar, gatal,

kemerahan dan bengkak pada “bibir” vagina atau vulva, pada

pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri anaerob Gardnella

vaginalis, michoplasma hamonis.

e. Keputihan dengan cairan purulen gatal dan menimbulkan bau

Keputihan ini ditandai dnegan perdarahan pasca coitus dan nyeri pada

perut bagian bawah, pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri

intraselular chlamydia trachomatis.

f. Keputihan dengan cairan berwarna kekuningan berbau, menimbulkan

gatal dan rasa panas, pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri

treponema pallidum.
25

Keputihan

Gonorhea : Clamydiasis Sifilis : Trikomoniasi Vaginosis :


Keputihan keputihan Kandidasis :
: keputihan s : keputihan keputihan
dengan cairan berbau dan keputihan
purulent cair hingga berbau
berwarna berwarna dengan cairan
gatal dan kental amis, encer
kuning atau kekuningan seperti susu,
menimbulka berwarna dan
keruh, menimbulkan disertai dengan
n bau hijau berwarna
perdarahan di gatal dan rasa bengkak dan
kekuningan putih
luar masa panas nyeri pada
terkadang hingga
trikomoniasis “bibir” vagina,
disertai busa abu-abu
menstruasi dan rasa gatal, serta
dengan bau
rasa nyeri nyeri ketika
yang sangat
ketika buang air berhubungan
menyengat
kecil. seksual.

diplokokus bakteri bakteri protozoa atau bakteri Jamur


gram negative intraselular treponema parasit anaerob candida
Neisseria chlamydia pallidum trikomoniasis Gardnella
albicans
Gonorrhoeae trachomatis vaginalis vaginalis,
michoplasma
hamonis

Gambar 2.5 Diagnosis Banding (Irianti, 2015)


26

5. Penyebab keputihan dengan Candida Albican

Penyebab dari keputihan patologis adalah infeksi jamur candida albikan.

Jamur candida albikan tidak akan mengakibatkan gangguan apapun jika

bakteri lactobacillus mampu melawannya namun apabila keseimbangan

tersebut sudah terganggu, maka keberadaan jamur ini dapat menyebabkan

infeksi seperti kandidiosis vagina ( Bahari, 2012:15).

Secara umum, keputihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

a. Penggunaan tisu yang terlalu sering untuk membersihkan organ

kewanitaan. Hal ini biasanya dilakukan setelah buang air kecil ataupun

buang air besar.

b. Mengenakan pakaian berbahan sintesis yang ketat, sehingga ruang yang

ada tidak memadai. Akibatnya terjadi iritasi pada organ kewanitaan.

c. Sering kali menggunakan WC yang kotor, sehingga memungkinkan

adanya bakteri yang dapat mengotori organ kewanitaan.

d. Jarang mengganti panty liner.

e. Seringkali bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain,

sehingga kebersihannya tidak terjaga.

f. Kurangnya perhatian terhadap kebersihan organ kewanitaan.

g. Membasuh organ kewanitaan kearah yang salah, yaitu arah basuhan

dilakukan dari belakang ke depan.

h. Aktifitas fisik yang sangat melelahkan sehingga daya tahan tubuh

melemah.
27

i. Tidak segera mengganti pembalut ketika menstruasi.

j. Pola hidup yang kurang sehat, seperti kurang olahraga, pola makan tidak

teratur, atau kurang tidur.

k. Kondisi kejiwaan yang sedang mengalami stress berat.

l. Menggunakan sabun pembersih untuk membersihkan organ kewanitaan

secara berlebihan, sehingga flora doderleins yang berguna menjaga

tingkat keasaman di dalam organ kewanitaan terganggu.

m. Kondisi cuaca, khususnya cuaca lembab di daerah tropis.

n. Seringkali mandi dan berendam di air panas atau hangat. Kondisi yang

hangat justru memberikan peluang yang lebih besar bagi jamur penyebab

keputihan untuk tumbuh dengan subur.

o. Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang kotor.

p. Kadar gula yang tinggi.

q. Sering kali berganti-ganti pasangan ketika melakukan hubungan sosial.

r. Kondisi hormon yang tidak seimbang. Misalnya, terjadi peningkatan

hormon estrogen pada masa pertenghan siklus menstruasi, saat hamil atau

mendapatkan rangsangan seksual.

s. Seringkali menggaruk organ kewanitaan.

t. Infeksi akibat kondom yang tertinggal di dalam organ kewanitaan secara

tidak sengaja.

u. Infeksi yang disebabkan oleh benang AKDR (Alat Kontrasepsi dalam

Rahim).
28

6. Gejala

a. Rasa gatal yang hebat

b. Nyeri dan panas saat berkemih

c. Bengkak pada vagina

d. Nyeri ketika berhubungan seksual

e. Keputihan berwarna putih susu dan kental

f. Kemerahan di sekitar vagina (Bahari, 2012).

7. Komplikasi dari Keputihan Candida Albikan

a. Vaginitis

Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang dapat menyebabkan

keluarnya cairan dari vagina, ditandai dengan keluarnya cairan keputihan

yang tampak seperti nanah, berbau busuk, dan terasa panas serta gatal

didaerah yang terserang.Vaginitis dapat disebabkan oleh bakteri, parasit

dan jamur (Triwibowo, Cecep, 2015).

1) Vaginitis Kandidiasis

Infeksi ini terjadi karena terdapat jamur kandida albikan di daerah

vagina. Gejala yang dihasilkan oleh vaginitis kandidiasis ini hampir

sama dengan vaginitis trichomonas vaginalis, namun pada vaginitis

kandidiasis keputihan bergumpal dan pada dinding vagina dipenuhi

dengan membran putih yang dapat menyebabkan pendarahan.


29

Penatalaksanaan komplikasi

1) Menjaga kebersian area genetalia

2) Menggunakan pakaian dalam dan pakaian yang tidak terlalu

ketat

3) Mengompres area genetalia dengan air dingin

4) Tidak membersihkan area vagina bagian dalam

5) Penyebab vaginitis karena jamur diberikan obat atau krim anti

jamur seperti butoconazole, terconazole, fluconazole, atau

clotrimazole

6) Penyebab vaginitis karena infeksi bakteri diberikan

metronidazole dua kali sehari

( Ratnawati, Ana, 2018:25).

b. Vulvovaginitis

Vulvovaginitis merupakan peradangan yang terjadi pada vagina dan

vulva.

Gejala yang sering ditemukan adalah:

1) Keluarnya cairan abnormal dalam jumlah yang sangat banyak,

kental, baunya menyengat.

2) Warna cairan bermacam-macam misalnya bias seperti keju,

kuning kehijauan atau kemerahan.

3) Disertai gatal-gatal dan nyeri.


30

4) Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci dengan

sabun, bau cairan semakin menyengat karena terjadi penurunan

keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.

8. Diagnosis

Diagnosis laboratorium dapat dilakukan melalui pemeriksaan spesimen

mikroskopis, biakan, dan serologi. Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah

untuk menemukan candida albican di dalam bahan klinis baik dengan

pemeriksaan langsung maupun dengan biakan.

a. Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH

b. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gram

c. Pemeriksaan kultur pada candida albican

Menurut Manuaba 2012, penegakkan diagnosis keputihan dapat dilakukan

dengan:

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan adanya infeksi, benda

asing, atau keganasan.Dilakukan dengan Pap smear atau IVA test.


31

9. Penatalaksanaan

a. Pencegahan Keputihan oleh Candida Albican

1) Menyiram toilet sebelum menggunakannya untuk meminimalkan

kontaminasi mikroorganisme, terlebih di toilet umum, sebisa mungkin

menggunakan air mengalir untuk membersihkan vagina

2) Cara membersihkan vagina adalah dengan membersihkan bagian

depan terlebih dahulu setelah itu bagian belakang

3) Bau pada vagina berasal dari luar sehingga cukup bersihkan daerah

luar vagina dengan sabun dan air yang lembut.

4) Jangan menyemprotkan sabun ke dalam vagina, karena dapat

menyebabkan iritas dan alergi

5) Gunakan celana berbahan katun, tidak terlalu sering menggunakan

celana ketat terutama bahan sintetis karena bagian tubuh akan lembab

dan jamur akan mudah tumbuh

6) Saat menstruasi ganti pembalut 3-4 jam sekali untuk menghindarkan

kelembapan dan pertumbuhan bakteri(Sari, Wening dkk, 2012:107).

7) Jaga vagina agar tetap bersih dan kering

8) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

9) Hindari stress dan kelelahan yang dapat melemahkan kondisi fisik

10) Hindari berhubungan seksual dengan seseorang yang sudah terjangkit

infeksi jamur atau menggunakan kondom lateks ( bahari, 2012:29).


32

b. Pengobatan

Pengobatan menurut Bahari (2012)dapat dilakukan dengan menggunakan

metode-metode modern ataupun memanfaatkan ramuan-ramuan yang

berasal dari beragam jenis tanaman obat.

1) Pengobatan Modern

Pengobatan yang diberikan kepada keputihan yang disebabkan oleh

jamur yaitu:

a) Nistatin : Merupakan antijamur yang digunakan untuk

menghentikan infeki jamur, nistatin bekerja dengan cara merusak

sel jamur dan menghentikan pertumbuhan candida. Dalam

pemberian therapy yang diberikan medika mentosa nistatin 3 x

500.000 iu/hari Oral selama 7-10 hari atau 2 x 100.000 iu/hari

pervaginam selama 14 hari.

b) Klotrimazol : Merupakan obat antijamur yang berfungsi untuk

mengobati infeksi jamur, dengan cara menghambat pertumbuhan

jamur penyebab infeksi, dengan dosis 100 mg perhari selama 6 hari.

c) Fliconazole : Digunakan untuk menghentikan atau menghambat

pertumbuhan jamur dan enzim pertumbuhan pada jamur.

2) Pengobatan Tradisional

Selain pengobatan dengan metode modern, ada cara yang bisa

dilakukan untuk mengobati keputihan, diantaranya ialah cara

keputihan. Metode pengobatan tersebut dilakukan dengan


33

memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat ditemui

dengan mudah dialam sekitar.

a) Rebusan Daun Sirih Merah

Berdasarkan penelitian Fatmasari, Rafiqah (2014), pada rebusan

daun sirih merah mengandung Eugenol yang bersifat antiseptik

sehingga berguna untuk membunuh jamur dan sebagai disinfektan.

Penggunaan daun sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar

(rebusan), simplisia maupun ekstrak kapsul, setelah perebusan daun

sirih merah dilakukan kandungan yang berada pada daun sirih

merah tidak hilang

Bahan-bahan:

11 lembar daun sirih segar dan 2 ½ liter air

Cara membuat dan menggunakan:

Cucilah daun sirih hingga bersih, rebuslah dengan 2 ½ liter air

sampai mendidih, tunggulah sekitar 15 menit kemudian angkatlah,

ketika masih hangan gunakan air rebusan untuk membasuh organ

kewanitaan, lakukan secara rutin 3-4 kali sehari.


34

Keputihan dengan Candida Albican

Gejala Pemeriksaan Hapusan Sekret


Vagina
a. Gatal
b. Nyeri dan panas saat Candida Albican (+)
berkemih
c. Bengkak pada vagina
d. Nyeri ketika
berhubungan seksual
e. Keputihan berwarna
putih susu dan kental
f. Kemerahan di sekitar
vagina

Tanpa Komplikasi
Dengan Komplikasi
a. Gatal a. Candida Albican
b. Nyeri dan panas saat berkemih b. Wanita DM
c. Bengkak pada vagina c. Gangguan imun tubuh
d. Nyeri ketika berhubungan seksual d. Pengobatan steroid
e. Keputihan berwarna putih susu dan e. HIV/AIDS
kental
f. Kemerahan di sekitar vagina
g. Candida Albican (+)
h. PH <4,5

Therapy: Disesuaikan dengan kondisi


a. Butokonazole pasien
b. Clotrimazole
c. Fluconazole
d. Nystatin
Mandiri:
a. Penkes personal hygiene
b. Penkes hubungan seksual
c. Anjurkan penggunaan rebusan daun
sirih merah
d. Anjurkan ibu mencuci vagina dari
depan ke belakang
e. Anjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium ulang

2.5 Gambar Tatalaksana Keputihan Dengan Candida Albican (Bahari, 2012)


35

C. Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Tujuh Langkah Varney

Menurut Mangkuji (2014:5-6), dalam memberikan asuhan kebidanan kepada

klien, bidan menerapkan pola pikir dengan menggunakan pendekatan

manajemen asuhan kebidanan menurut varney. Langkah-langkah manajemen

kebidanan merupakan suatu proses penyelesaian masalah yang menuntut

bidan untuk lebih kritis di dalam mengantipasi masalah. Ada tujuh langkah

dalam manjemen kebidanan menurut Varney yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

a. Langkah I: Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua datayang diperlukan untuk mengevaluasi klien

secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain:

1) Keluhan klien

2) Riwayat kesehatan klien

3) Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan

4) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

5) Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan semua

informasi yang akurat dari semua sumber yang bekaitan dengan

kondisi klien.
36

b. Langkah II: Interprestasi data dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterprestasikan

semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis

atau masalah. Diagnosis dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup

praktik praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar

diagnosis, sedangkan perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien

ditemukan dari hasil pengkajian.

c. Langkah III: Identifikasi diagnosis/masalah potensial

Pada langkaah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah

terindentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan daapat melakukan

antisipasi agar diagnosis/masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan

harus bersiap-siap apabila diagnosis/masalah tersebut benar-benar terjadi.

d. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera

Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan

kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan

tindakan yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang

lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi.


37

e. Langkah V: Perencanaan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkn langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah terindetifikasi dari

kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga

dari apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan

konseling dan apakah perlu merujuk pasien. Setiap ashan yang

direncanakan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan

pasien.

f. Langkah VI: Pelaksanaan

Pada langkah keenam ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksankan

rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan

efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan

yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi ini,

bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan

demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana

asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut.

g. Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah

1) Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, yang

mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah sudah benar-


38

benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah

teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

2) Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk

mengetahui mengapa proses manajemen ini tidak efektif.

2. Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi kebidanan adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan

informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan reproduksi dan

semua kegiatan yaang di lakukan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.

(Mangkuji,dkk 2014:7) SOAP adalah pencatatan yang bersifat sederhana,

jelas, logis dan tertulis. Pencatatan ini di pakai untuk mendokumentasikan

asuhan kebidanan.(Irianti, dkk.2013:337)

a. Subjektif

1) Data subjektif (observasi klien)

2) Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien

melalui anamnesa

3) Tanda gejala subjektif diperoleh dari hasil bertanya dari klien, suami

atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat perkawinan, riwayat

kehamian, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit, riwayat

penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat

psikolososial,pola hidup)
39

4) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.

Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya di catat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

b. Objektif

1) Data objektif (observasi dan pemeriksaan)

2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lainnya yang di rumuskan dalam data

fokus untuk mendukung analisis.

3) Tanda gejala objektif yang di peroleh dari hasil pemeriksaan (tanda

KU, vital sign, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan,

pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

4) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosis. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi

kajian, teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekam CTG, dan

lainnya). Apa yang di observasi oleh bidan akan menjadi komponen

yang berarti dari diagnosis yang di tegakkan.

c. Analisis

1) Masalah atau diagnosa yang di tegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang telah di kumpulkan atau di

simpulkan. Karena keadaan pasien harus berubah dan selalu ada

informasi baru baik objektif maupun subjektif dan sering di ungkapkan


40

secara terpisah-pisah, proses pengkajian adalah suatu proses dinamik.

Menganalisa adalah suatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan klien dan menjamin suatu perubahan baru yang cepat

di ketahui dan dapat di ikuti sehingga dapat diambil tindakan yang

tepat.

2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi Diagnosis/Masalah

Diagnosis adalah rumusan dari hasil pengkajian kondisi klien: hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir, berdasarkan hasil analisa data yang

di dapat.

Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien

terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan/kesehatan tetapi

tidak masuk dalam diagnosis.

Antisipasi masalah lain/ diagnosis potensial

d. Penatalaksanaan

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk

mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin atau menjaga

mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk tujuan tertentu dari

kebutuhan pasien yang harus di capai dalam batas waktu tertentu.

Perencanaan di ambil harus membantu klien mencapai kemajuan dalam

kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter. Dalam perencanaan harus
41

tertuang asuhan yang akan di rencanakan, bagaimana pelaksanaan dan hasil

dari suatu asuhan yang telah diberikan. (Irianti, dkk.2013:338-339)


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

A. Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

Ibu akseptor KB IUD dengan Keputihan Manajemen Asuhan Setelah melakukan asuhan
Candida Albican: Kebidanan VII kebidanan diharapkan :
Langkah Varney pada
Subjektif Ibu akseptor KB IUD 1. Keadaan umum baik.
dengan Keputihan: 2. TTV dalam batas normal
Ibu mengatakan :
TD :
Pada vagina terdapat cairan lendir 1. Pengkajian 110/70-130/90 mmHg
berwarna putih seperti susu, tidak bau a. Anamnesa Nadi :
dan gatal b. Data subjektif 70-90x/menit
Sudah menggunakan alat kontrasepsi c. Data objektif RR :
IUD selama…Bulan/Tahun 1) Pemeriksaan 18-24 x/menit
Tidak nyaman dengan keadaannya umum T : 36,5-37,5oC
2) Pemeriksaan 3. Ibu mengatakan sudah
Cemas dengan keadaannya
fisik tidak cemas lagi.
Ingin memeriksakan IUD nya 3) Pemeriksaan 4. Keputihan berkurang.
Ada / tidak alergi terhadap tembaga penunjang 5. Inspeksi
2. Interprestasi data Vagina :
Objektif a. Diagnosa Pengeluaran :Jernih
b. Masalah Bau : tidak ada
\1. Keadaan umum : Baik c. Kebutuhan Iritasi : tidak ada
2. Kesadaran : Composmentis 3. Masalah potensial Tidak gatal
3. TTV : 4. Kebutuhan segera 6. Inspekulo
\ TD : 110/70-130/90 mmHg 5. Intervensi Portio
Nadi :70-90x/menit 6. Implementasi tidak ada peradangan
RR : 18-24 x/menit 7. Evaluasi warna merah muda
Suhu : 36,5-37,5oC Catatan tidak ada pengeluaran
perkembangan dengan flour albus
4. Inspeksi
menggunakan tidak ada bau
Pengeluaran: putih seperti susu
dokumentasi SOAP: 7. Candida Albican (-)
Bau :tidak ada
Iritasi :ada/tidak ada 1. Subjektif
5. Inspekulo 2. Objektif
Portio 3. Analisa
Tidak ada peradangan 4. Penatalaksanaan
Warna merah muda
6. Pemeriksaan penunjang
Sekret vagina : Candida (+)
IVA Test Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Pap Smear

42
43

B. Asuhan Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU AKSEPTOR KB IUD DENGAN KEPUTIHAN

Hari, Tanggal pengkajian :

Tempat :

Pukul :

Pengkaji :

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama : Ny. .. Nama : Tn. ...

Umur : …… Umur : ......

Agama : Islam/Kristen/... Agama : Islam/...

Suku : Rejang/Sunda/... Suku : Rejang/....

Bangsa : Indonesia/... Bangsa : Indonesia/...

Pendidikan : SD/SMP/... Pendidikan : SD/SMP/...

Pekerjaan : IRT/Swasta/ Pekerjaan : Swasta/PNS/

Alamat : Tempat Tinggal Alamat : Tempat Tinggal


45

2. Anamnesis

a. Keluhan Utama

1) Ibu mengatakan sudah menggunakan alat kontrasepsi IUD selama

… Bulan/Tahun

2) Ibu merasa tidak nyaman dengan keadaannya yang terdapat cairan

lendir pada vagina, berwarna putih seperti susu, gatal, berbau atau

tidak berbau.

3) Ibu mengatakan tidak ada perdarahan post coitus.

4) Ibu mengatakan ada nyeri saat berhubungan seksual.

5) Ibu mengatakan ada nyeri saat BAK.

6) Ibu mengatakan ada atau tidak memiliki riwayat alergi terhadap

tembaga.

b. Riwayat kesehatan

1) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang/sedang menderita penyakit infeksi

vagina seperti vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis, penyakit

menular seksual seperti gonorhoe, candida, HIV/AIDS, penyakit

ginekologi seperti kista, tumor rahim / mioma serta penyakit

sistemik seperti diabetes melitus.


46

2) Riwayat kesehatan lalu

Ibu mengatakan tidak pernah/pernah menderita penyakit infeksi

vagina seperti vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis, penyakit

menular seksual seperti gonorhoe, candida, HIV/AIDS, penyakit

ginekologi seperti kista, tumor rahim / mioma serta penyakit

sistemik seperti diabetes melitus.

3) Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan keluarga tidak/menderita penyakit menular seperti

tuberculosis , penyakit menular seksual seperti gonorhoe, candida,

HIV/AIDS, hepatitis serta penyakit keturunan seperti diabetes

melitus.

c. Riwayat Menstruasi

1) Menarche : 12-13 tahun

2) Siklus : 28 hari

3) Pola : Teratur atau tidak setiap bulan

4) Lamanya : 4-7 hari

5) Banyaknya : Setiap berapa jam menganti

pembalut

d. Riwayat pernikahan

1) Pernikahan Ke- : Satu/Dua/...

2) Pernikahan sah : Ya/Tidak

3) Umur saat menikah : ……


47

4) Lama pernikahan : ....Bulan/Tahun

5) Jumlah anak : …..

e. Riwayat Kontrasepsi

1) Jenis Kontrasepsi : IUD

2) Lama Pemakaian : ….

3) Keluhan : ….

f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Kehamilan Riwayat Persalinan BBL Nifas


O Penyakit
yang lalu

T UK ANC TGL Temp- Peno- Jenis JK BB Lakt- Peny-


H at Long asi akit

g. Riwayat pemeriksaan Laboratorium

1) IVA : Sudah/Belum

2) Pap Smear : Sudah/Belum

3) Sekret vagina : Candida : (+)

h. Kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi

a) Makanan

Frekuensi : 2-3 kali/hari

Jenis : nasi, roti, lauk pauk, sayuran/…

Nafsu makan : baik/Tidak


48

Pantangan : Ada/Tidak ada

Masalah : …………….

b) Minuman

Frekuensi : 7-8 kali/hari

Jenis : air putih, susu, teh manis

Pantangan : Ada/Tidak ada

Masalah : …………….

2) Elimanasi

a) BAB

Frekuensi : 2- 3 kali/hari

Konsistensi : padat/cair

Warna : kekuningan/kecoklatan

Bau : khas feses/busuk/amis

Masalah : …………..

b) BAK

Frekuensi : 4-6 kali/hari

Warna : kekuningan/jernih

Bau : khas urine/amis

Masalah : ………….

Nyeri BAK : ada/tidak

3) Pola Istirahat
49

Tidur siang : 1-2 jam sehari

Tidur malam : 6-7 jam sehari

Masalah : Ada/Tidak ada

4) Personal Hygiene

Mandi : 2 kali sehari

Keramas : 3-4 kali seminggu

Gosok gigi : 2 kali sehari

Ganti pakaian dalam : 2-3 kali sehari/kurang

Cara membersihkan vagina : menyiram dari arah depan

kebelakang/tidak

Memakai Pantyliniers : ya/tidak

5) Pola seksual

Frekuensi : 2-3 kali seminggu

Keluhan : Ada/Tidak ada

Masalah : …………..

Perdarahan pasca coitus : Ada/Tidak

Nyeri pada saat coitus : Ada/Tidak

6) Aktivitas

Jenis kegiatan : rutinitas ibu rumah tangga/…

Masalah : Ada/Tidak ada


50

7) Keadaan psikososial dan spiritual

Hubungan suami istri : baik/tidak

Hubungan istri dengan : baik/tidak

keluarga

Hubungan istri dengan : baik/tidak

tetangga

Penerimaan terhadap KB IUD : baik/tidak

Ibu cemas dengan keadaannya : ya/tidak

Masalah : ya/tidak

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik/sedang/lemah

Kesadaran : Composmetis/somnolen/apatis

TTV :

TD : Sistole : 100-130 mmHg

Diastole : 70-90 mmHg

T : 36,50C-37,5 oC

P : 80-100 x/menit

RR : 16-24 x/menit
51

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Keadaan : Simetris/Tidak simetris

Kerontokan : Ada/Tidak ada

Distribusi Rambut : Merata /Tidak merata

Nyeri Tekan : Ada/Tidak ada

Benjolan : Ada/Tidak ada

b. Muka

Keadaan : Pucat/Tidak pucat

Oedema : Ada/Tidak ada

Nyeri tekan : Ada/Tidak ada

c. Mata

Bentuk : Simetris /Tidak simetris

Konjungtiva : An anemis /anemis

Sklera : An ikterik/ikterik

d. Hidung

Bentuk : Simetris /Tidak simetris

Pengeluaran : Ada/Tidak ada

Keadaan : Bersih/Kotor

Polip : Ada/Tidak ada


52

e. Telinga

Bentuk : Simetris/Tidak simetris

Pengeluaran : Ada/Tidak ada

Kebersihan : Bersih/Tidak

f. Mulut dan Gigi

Mukosa : Lembab/Kering

Keadaan : Bersih/Kotor

Skorbut : Ada/Tidak ada

Karies gigi : Ada/Tidak ada

Stomatitis : Ada/Tidak ada

Lidah : Bersih/Kotor

g. Leher

Pem.Kelenjar tiroid : Ada/Tidak ada

Pem. Kelenjar limfe : Ada/Tidak ada

Pem. Vena Jugularis : Ada/Tidak ada

h. Dada

Bentuk : Simetris/Tidak simetris

Keadaan : Bersih/Kotor

Putting : Ada/Tidak ada

Nyeri tekan : Ada/Tidak ada

Benjolan : Ada/Tidak ada


53

i. Abdomen

Keadaan : Bersih/Tidak

Bekas luka operasi : Ada/Tidak ada

Benjolan abnormal : Ada/Tidak ada

Linea : Ada/Tidak ada

Nyeri tekan : Ada/Tidak ada

j. Ekstremitas

1) Atas

Bentuk : Simetris/Tidak

Keadaan : Bersih/Tidak

Warna kuku : Pucat/Tidak

Turgor kulit : Elastis/Tidak

Kelainan : Ada/Tidak

Pergerakan : (+/-)

2) Bawah

Bentuk : Simetris/Tidak

Turgor kulit : Elastis/Tidak

Oedema pretibial : Ada/Tidak

Varises : Ada/Tidak

Pergerakan : (+/-)

Reflek patella kaki : (+/-)


54

k. Genetalia

Kebersihan : Bersih/Tidak

Oedema : Ada/Tidak

Varises : Ada/Tidak

Pengeluaran : Ada cairan

Warna : jernih/…

Bau : Ada/Tidak

Darah : Ada/Tidak

Keluhan : Keputihan

3. Pemeriksaan Obstetri

a. Inspekulo

Mulut Portio : ……….

Warna : ……….

Iritasi : Ya/Tidak

Pengeluaran : Ada keputihan

Warna Keputihan : putih seperti susu

Bau : Ya/Tidak

Jumlah Keputihan : Banyak/sedikit

Benang IUD : Ada/Tidak


55

4. Pemeriksaan Penujang

Pap Smear : +/-

IVA : +/-

Sekret vagina : Candida (+)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

A. Diagnosa kebidanan

Ny. …… Umur ….. Tahun Akseptor KB IUD dengan Keputihan

1. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan telah menggunakan kontrasepsi IUD

selama…..bulan/tahun.

b. Ibu merasa tidak nyaman dengan keadaannya yang terdapat cairan

lendir pada vagina, berwarna putih seperti susu, gatal, berbau atau

tidak berbau.

c. Cemas karena keadaan yang dialami.

d. Ibu mengatakan tidak ada perdarahan post coitus.

e. Ibu mengatakan ada nyeri saat berhubungan seksual.

f. Ibu mengatakan tidak ada nyeri saat BAK.

g. Ibu mengatakan ada atau tidak memiliki riwayat alergi terhadap

tembaga.
56

2. Data Objektif

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmetis

c. TTV

TD : 110/70-130/90 mmHg

P : 70-90x/menit

RR : 18-24 x/menit

T : 36,5-37,5oC

d. Pemeriksaan Inspekulo

1) Terlihat keputihan dengan lendir putih seperti susu dalam

jumlah yang banyak/sedikit.

2) Pengeluaran pervaginam gatal dan berbau atau tidak berbau.

3) Benang IUD tampak didepan portio.

B. Masalah

1. Cemas

2. Ketidaknyamanan

C. Kebutuhan

1. Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vital dan cek keputihan

ibu

2. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu

3. Jelaskan tentang keputihan dengan candida albican (Pengertian, jenis,

penyebab)
57

4. Informasikan mengenai cara mengatasi rasa cemas dan

ketidaknyamanan.

5. Jelasankan tentang personal hygiene genetalia

6. Anjurkan ibu untuk menunda berhubungan seksual selama masa

pengobatan

7. Anjurkan ibu untuk melakukan pengobatan tradisional (rebusan daun

sirh merah) untuk mengatasi keputihan

8. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA test

9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy

10. Atur jadwal kunjungan ulang

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Vaginitis

Vulvovaginitis

IV. KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Metronidazole 500 mg/oral

setiap 6 jam sekali dan Nistatin tab vagina 1 x 1 selama 14 hari


58

V. INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN

No Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional

DX Tujuan : 1. Informed Concent 1. Dengan melakukan


Keputihan pada tentang tindakan yang informed concent
akseptor KB IUD akan dilakukan. diharapkan ibu dan
teratasi. keluarga mengerti
Kriteria : tentang keadaan ibu,
a. Keadaan umum : Prosedur yang akan
baik dilakukan, tujuan
Kesadaran : serta manfaat
composmentis tindakan yang akan
TTV : dilakukan, juga
TD:110/70-130/90 diharapkan ibu dan
mmHG keluarga memberikan
P : 80-90 x/menit persetujuan terhadap
R :18-24x/menit tindakan medis yang
0 0
T: 36,5 C-37,5 C akan dilakukan.
b. Keputihan
berkurang. 2. Lakukan pemeriksaan 2. Dengan pemantauan
c. Inspeksi KU dan TTV serta KU dan TTV agar
-Vagina : pengecekan keputihan dapat mengetahui
Pengeluaran: putih keadaan umum ibu
pada ibu
kekuningan seperti dan tanda-tanda vital
susu ibu dan dapat juga
Bau :tidak ada mendeteksi jika
Iritasi :tidak terdapat tanda-tanda
ada infeksi.

d. Inspekulo 3. Jelaskan hasil 3. Dengan menjelaskan


-Portio pemeriksaan kepada hasil pemeriksaan ibu
1. peradangan ibu dapat mengetahui
tidak ada hasil pemeriksaan
2. warna merah yang dilakukan
muda sehingga ibu biasa
3. Pengeluaran lebih kooperatif
flour albus tidak dalam pengobatan
ada atau tindakan yang
4. tidak ada bau akan dilakukan serta
dapat mengurangi
cemas yang dialami
59

ibu

4. Jelaskan tentang 4. Dengan menjelaskan


keputihan dengan tentang keputihan
candida albican, diharapkan ibu dapat
meliputi: memahami
a.Pengertian kondisinya saat ini
Keputihan sehingga dapat
Keputihan mengurangi cemas.
merupakan hal
patologis yang
terjadi, keputihan
ditandai dengan
pengeluaran cairan
berwarna putih
seperti susu, gatal
dan tidak berbau.
b. jenis
keputihan normal
dan keputihan
abnormal
c.penyebab
Jamur candida
albican
Penggunaan tisu
yang terlalu sering
untuk
membersihkan
organ kewanitaan,
Mengenakan
pakaian berbahan
sintesis yang ketat,
Sering kali
menggunakan WC
yang kotor,
Kurangnya
perhatian terhadap
kebersihan organ
kewanitaan.

5. Ajarkan pada ibu cara 5. Dengan di beri


merawat kebersihan penjelasan tentang
60

vagina dengan: cara merawat vagina


a. Menyiram toilet ibu dapat mengerti
sebelum bahwa dengan
menggunakannya, tindakan itu dapat
membersihkan vagina mengurangi spora dan
dari depan ke jamur berkembang
belakang yang menyebabkan
b. Bersihkan daerah keputihan
luar vagina dengan (Sari, Wening dkk,
sabun dan air yang 2012)
lembut
c. Gunakan sabun
yang sesuai dengan
pH vagina
d. Tidak
menyemprotkan
sabun ke dalam
vagina
e. Tidak terlalu sering
menggunakan celana
ketat terutama bahan
sintetis
f. Jaga genetalia agar
tetap bersih dan
kering, dengan cara
sering mengganti
celana dalam jika
basah atau
menggunakan
pantyliner.
g. Mengganti
pembalut 3-4 jam
sekali saat menstruasi

6. Anjurkan pada ibu 6. Diharapkan dengan


untuk menunda atau penundaan
menggunakan hubungan seksual
kondom pada saat infeksi tidak
berhubungan seksual bertambah parah
selama masa yang disebabkan
pengobatan oleh gesekan pada
saat penetrasi
61

(Bahari, 2012)

7. Anjurkan ibu untuk 7. Dengan pemberian


melakukan rebusan daun sirih
pengobatan merah diharapkan
tradisional untuk dapat membunuh
mengatasi keputihan, jamur dan sebagai
dengan : disinfektan pada
Menggunakan vagina ibu
rebusan daun sirih (Fatmasari, Rafiqah,
merah yaitu dengan 2014)
11 lembar daun sirih
segar dan 2½ liter air
yang direbus, ketika
masih hangan
gunakan air rebusan
untuk membasuh
organ kewanitaan,
lakukan secara rutin
3-4 kali sehari
.
8. Kolaborasi tentang 8. Obat:
pemberian terapi a. Metronidazole
keputihan yang adalah obat
dialaminya yaitu: antimikroba yang
Metronidazole 500 digunakan untuk
mg/oral setiap 6 jam mengobati
sekali berbagai infeksi
Nistatin tab vagina yang disebabkan
1x1 oleh
mikroorganisme
protozoa dan
akteri anaerob.
b. Nistatin
merupakan obat
yang digunakan
untuk mengobati
infeksi jamur
dengan cara
menghambat laju
pertumbuhan dan
merusak sel
62

jamur candida
(Abidin, 2009)

9. Anjurkan ibu untuk 9. Pemeriksaan IVA


melakukan test merupakan
pemeriksaan IVA test. program pemerintah
yang dilakukan
untuk mendeteksi
dini kanker leher
Rahim (Depkes RI,
2008)

10. Anjurkan kepada ibu 10. Dengan melakukan


untuk melakukan kunjungan ulang
kunjungan ulang 7 agar dapat
hari lagi. mengetahui kondisi
ibu setelah diberikan
penatalaksanaan.
M1 Tujuan : 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan penjelasan
Rasa tidak nyaman untuk mengganti untuk menjaga
pada ibu teratasi pakaian dalam jika pakaian dalam selalu
Kriteria : basah atau setelah kering ibu akan
1. Keadaan umum ibu buang air alat merasa nyaman.
baik genetalia dikeringkan Dengan di beri
2. Vagina : tidak ada agar celana dalam penjelasan tentang
pengeluaran tidak basah cara menjaga vagina
3. Tidak terasa gatal agar tetap bersih dan
4. ibu mengatakan kering ibu mengerti
sudah merasa bagaimana cara
nyaman dengan menjaga alat
kondisinya. genetalia agar tetap
bersih dan kering
sehingga mencegah
terjadinya infeksi
pada vagina

2. Anjurkan pada ibu 2. Dengan di beri


untuk menyiram alat penjelasan tentang
genetalia dari depan cara merawat vagina
ke belakang. ibu dapat mengerti
bahwa dengan
tindakan itu dapat
63

mengurangi spora
dan jamur
berkembang yang
menyebabkan
keputihan.
M2 Tujuan : 1.Jelaskan hasil1. Dengan memberikan
Kecemasan dapat pemeriksaan kepada penjelasan kepada
teratasi ibu ibu tentang kondisi
Kriteria : yang dialaminya
-TTV : diharapkan ibu dapat
TD:110/70-130/90 mengetahui
mmHG kondisinya sehingga
P : 80-90 x/menit dapat mengurangi
R :18-24x/menit cemas
T: 36,50C-37,50C
- ibu mengatakan 2. Jelaskan pada ibu 2. Dengan informasi
bahwa dia sudah tidak bahwa keputihan yang yang diberikan akan
cemas lagi dialaminya mengurangi
merupakan keputihan kecemasan yang
patologis yang dirasakan ibu
merupakan salah satu
keputihan yang
disebabkan oleh
candida albican
namun keputihan
dapat diatasi dengan
pemberian obat dan
perawatan genetalia

3. Berikan support dan 3. Dengan memberikan


motivasi pada ibu support dan motivasi
pada ibu di harapkan
ibu tetap optimis
dan bersemangat
menghadapi
kondisinya dan ibu
akan merasa nyaman

4. Lakukan konseling 4. Dengan melakukan


pemantapan KB konseling
pemantapan
akseptor akan
64

merasa yakin
dengan KB yang
digunakannya
MP Tujuan: 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan diberikan
1 Tidak terjadi infeksi mengenai Vaginitis, penjelasan tentang
pada vagina meliputi: vaginitis diharapkan
(vaginitis) a. pengertian ibu dapat
Kriteria : infeksi pada vagina mendeteksi secara
1. Ibu mengatakan yang dapat dini jika ditemukan
tidak merasa sakit menyebabkan tanda-tanda infeksi
di vagina saat keluarnya cairan pada vagina
duduk atau dari vagina
berjalan b. gejala vaginitis
2. Keputihan cairan keputihan
berwarna jernih yang tampak
3. Pada pemeriksaan seperti nanah,
vagina tidak berbau busuk, dan
terdapat terasa panas serta
pengeluaran gatal didaerah
berupa nanah, yang terserang.
berbau busuk, dan c. penyebab
terasa panas serta bakteri, parasit dan
gatal jamur.
4. Suhu : 36,50C- d. penatalaksanaan
37,50C menjaga
kebersihan area
genetalia,
mengompres area
genetalia dengan
air dingin,
pemberian krim
anti jamur seperti
butoconazole,
terconazole,
fluconazole,atau
clotrimazole.
MP Tujuan : 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan informasi
2 Tidak terjadi infeksi bahwa keputihan yang yang diberikan akan
pada vulva dan vagina dialaminya mengurangi
(vulvovaginitis) merupakan keputihan kecemasan yang
normal yang dirasakan ibu
merupakan salah satu
65

Kriteria : dari efek samping dari


1. Ibu mengerti pemakaian IUD
bahwa kebersihan
alat genetalia yang 2. Kolaborasi dengan 2. Dengan memberikan
baik dapat dokter untuk terapi keputihan
mencegah terjadinya pemberian terapi yang dialami oleh
infeksi pada vulva ibu dapat mencegah
dan vagina terjadinya infeksi
2. Tidak ada pada vulva
peradangan
padavulva dan
vagina
3. Keputihan
berwarna jernih,
tidak banyak, tidak
gatal, dan tidak
berbau menyangat
4. Portio
berwarna merah
muda dan tidak ada
iritasi

VI. IMPLEMENTASI

Implementasi sesuai dengan intervensi.

VII. EVALUASI

Evaluasi sesuai dengan implementasi.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Karya ilmiah ini bersifat deskriptif observasional dalam bentuk Studi

kasus. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

memaparkan atau menggambarkan tentang studi keadaaan secara objektif

(Notoatmojo, 2010). Jenis laporan ini mempunyai bentuk laporan mendalami

tentang bagaimana asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD Keputihan

dengan Candida Albican.

Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti

menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau

sekelompok individu. Studi kasus ini menggunakan cara-cara yang sistematis

dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan

pelaporan hasilnya berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

B. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Studi kasus merupakan batasan waktu dimana pengambilan kasus

diambil (Notoatmojo, 2010) . Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari

sampai dengan bulan Mei 2019.

66
67

2. Tempat Penelitian

Studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus akan

dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Perumnas Kabupaten

Rejang Lebong Tahun 2019.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang

akan dikaji karakteristiknya (Ariani, Putri, 2014), dimana seluruh menjadi

populasi penelitian ini adalah jumlah seluruh akseptorr KB IUD yang

mengalami keputihan di Puskesmas Perumnas Kabupaten Rejang Lebong

Tahun 2019.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Ariani, Putri, 2014), yang menjadi sampel pada

penelitian ini yaitu berjumlah 1 akseptorr KB IUD yang mengalami

keputihan dengan candida albican di Puskesmas Perumnas Kabupaten

Rejang Lebong Tahun 2019.

yang mempunyai kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut

1. Kriteria Inklusi:

a. Menggunakan alat kontrasepsi IUD

b. Memiliki keputihan
68

c. Keputihan berwarna putih atau kuning, berbau atau tidak

berbau, dan gatal

d. Tidak memiliki penyakit HIV/AIDS, IMS, tumor pada alat

genetalia dan radang panggul

e. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eklusi

a. Memiliki penyakit HIV/AIDS, IMS, tumor pada genetalia

dan radang panggul

b. Tidak berada di tempat atau pergi lebih dari satu bulan

c. Tidak bersedia menjadi responden


BAB V

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 2 Mei 2019

Jam Pengkajian : 14.00

Tempat Pengkajian : Puskesmas Perumnas

Nama pengkaji : Silvia Widyastuti

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama ibu : Ny. N Nama suami : Tn. S

Umur : 29 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Lembak Suku : Rejang

Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Air bang Alamat : Air bang

2. Anamnesa

a. Keluhan Utama

Ibu mengatakan :

b. Ibu mengatakan telah menggunakan KB IUD selama 1 tahun 8

bulan

c. Ibu mengatakan mengalami keputihan berwarna putih seperti

susu, gatal, tidak berbau dan jumlah cairan banyak

69
70

d. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

e. Ibu mengatakan tidak ada nyeri setelah BAK

f. Ibu mengatakan tidak ada nyeri serta keluar darah saat melakukan

hubungan seksual

g. Riwayat Kesehatan Ibu

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit infeksi vagina

seperti vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis, penyakit menular

seksual seperti gonorhoe, candida, HIV/AIDS, penyakit

ginekologi seperti kista, tumor rahim serta penyakit sistemik

seperti diabetes melitus.

2) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit infeksi vagina

seperti vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis, penyakit menular

seksual seperti gonorhoe, candida, HIV/AIDS, penyakit

ginekologi seperti kista, tumor Rahim serta penyakit sistemik

seperti diabetes melitus.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit

menular seperti tuberculosis , penyakit menular seksual seperti

gonorhoe, candida, HIV/AIDS, hepatitis serta penyakit keturunan

seperti diabetes mellitus.


71

h. Riwayat Menstruasi

1) Menarche : 12 tahun

2) Siklus : 28 hari

3) Pola : Teratur setiap bulan

4) Lamanya : 4 hari

5) Banyaknya : 1 hari 3 kali ganti pembalut

i. Riwayat pernikahan

1) Pernikahan Ke- : Satu

2) Pernikahan sah : Ya

3) Umur saat menikah : 18 tahun

4) Lama pernikahan : 12 tahun

5) Jumlah anak :2

j. Riwayat Kontrasepsi

1) Jenis Kontrasepsi : IUD

2) Lama Pemakaian : 1 tahun 8 bulan

3) Keluhan : keputihan berwarna putih seperti

susu dan gatal

k. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N usia Kehamilan Riwaya Persalinan BBL Nifas


O t
Penyaki
t lalu
TH UK ANC Tgl Tem Peno- Jenis JK BB Lakt Peny-
p-at Long -asi akit
1 2009 39 mg 5 kali - 31-09-09 BP Bidan Spont Laki 3000 Asi -

M an -laki gr

2 2015 28 mg 6 kali - 17-10-15 RS Dokter Spont Laki 1.800 Asi -


72

l. Riwayat pemeriksaan Laboratorium

1) IVA : Belum

2) Pap Smear : Belum

3) Sekret vagina : candida albican : (+)

m. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari

1) Nutrisi

a) Makanan

Frekuensi : 3 kali sehari

Jenis : nasi, lauk pauk, dan sayuran

Nafsu makan : baik

Pantangan : tidak ada

Masalah : tidak ada

b) Minuman

Frekuensi : 7-8 kali/hari

Jenis : air putih

Pantangan : tidak ada

Masalah : tidak ada

2) Elimanasi

a) BAB

Frekuensi : 2- 3 kali/hari

Konsistensi : padat

Warna : kekuningan

Bau : khas feses


73

Masalah : tidak ada

b) BAK

Frekuensi : 4-5 kali/hari

Warna : jernih

Bau : khas urine

Masalah : tidak ada

Nyeri BAK : tidak ada

3) Pola Istirahat

Tidur siang : 1-2 jam sehari

Tidur malam : 6-7 jam sehari

Masalah : tidak ada

4) Personal Hygiene

Mandi : 2 kali sehari

Keramas : 3-4 kali seminggu

Gosok gigi : 2 kali sehari

Ganti pakaian dalam : 4-5 kali sehari

Cara membersihkan vagina :tidak menyiram dari arah

depan kebelakang

Memakai Pantyliniers : tidak

5) Pola seksual

Frekuensi : 2-3 kali seminggu

Keluhan : tidak ada

Masalah : tidak ada


74

Perdarahan pasca coitus : tidak ada

Nyeri pada saat coitus : tidak ada

6) Aktivitas

Jenis kegiatan : IRT

Masalah : tidak ada

7) Keadaan psikososial dan spiritual

Hubungan suami istri : baik

Hubungan istri dengan : baik

keluarga

Hubungan istri dengan : baik

tetangga

Penerimaan terhadap KB IUD : baik

Ibu cemas dengan keadaannya : ya

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmetis

TTV :

TD : Sistole : 110 mmHg

Diastole : 80 mmHg

T : 36,70C

P : 81 x/menit

RR : 19 x/menit
75

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Keadaan : Simetris

Kerontokan : Tidak ada

Distribusi Rambut : Merata

Nyeri Tekan : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

b. Muka

Keadaan : Tidak pucat

Oedema : Tidak ada

Nyeri tekan : Tidak ada

c. Mata

Bentuk : Simetris

Konjungtiva : An anemis

Sklera : An ikterik

d. Hidung

Bentuk : Simetris

Pengeluaran : Tidak ada

Keadaan : Bersih

Polip : Tidak ada

e. Telinga

Bentuk : Simetris

Pengeluaran : Tidak ada


76

Kebersihan : Bersih

f. Mulut dan Gigi

Mukosa : Lembab

Keadaan : Bersih

Skorbut : Tidak ada

Karies gigi : Tidak ada

Stomatitis : Tidak ada

Lidah : Bersih

g. Leher

Pem.Kelenjar tiroid : Tidak ada

Pem. Kelenjar limfe : Tidak ada

Pem. Vena Jugularis : Tidak ada

h. Dada

Bentuk : Simetris

Keadaan : Bersih

Putting : Tidak ada

Nyeri tekan : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

i. Abdomen

Keadaan : Bersih

Bekas luka operasi : Tidak ada

Benjolan abnormal : Tidak ada

Nyeri tekan : Tidak ada


77

j. Ekstremitas

1) Atas

Bentuk : Simetris

Warna kuku : Kemerahan

Turgor kulit : Elastis

Pergerakan : (+)

2) Bawah

Bentuk : Simetris

Turgor kulit : Elastis

Varises : Tidak ada

Pergerakan : (+)

Reflek patella kaki : (+)

k. Genetalia

Kebersihan : Bersih

Keadaan Vagina : kemerahan

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Pengeluaran : Ada cairan

Warna : Putih kekuningan

Bau : Tidak ada

Darah : Tidak ada


78

3. Pemeriksaan Obstetri

a. Inspekulo

Mulut Portio :

Warna : merah muda

Iritasi : Tidak

Pengeluaran : Ada keputihan

Warna Keputihan : Putih seperti susu

Bau : Tidak

Jumlah Keputihan : Banyak

Benang IUD : Ada

4. Pemeriksan penunjang

IVA : Belum

Pap Smear : Belum

Sekret vagina : Candida Albican : (+)

II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa

Ny. N Umur 29 Tahun Akseptor KB IUD Keputihan dengan Candida

Albican

Data dasar :

Data subjektif :

1) Ibu mengatakan telah menggunakan KB IUD selama 1 tahun 8 bulan

2) Ibu mengatakan mengalami keputihan berwarna putih seperti susu,

gatal, tidak berbau dan jumlah cairan banyak


79

3) Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

4) Ibu mengatakan tidak ada nyeri setelah BAK

5) Ibu mengatakan tidak ada nyeri serta keluar darah saat melakukan

hubungan seksual

Data objektif :

1. Kesadaran umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV

a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 81 x/menit

c. Pernafasan : 19 x/menit

d. Suhu : 36,7oC

4. Pemeriksaan abdomen

Palapasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

5. Pemeriksaan inspekulo

a. Terlihat keputihan dengan lendir kental berwarna putih seperti susu,

tidak berbau, dan dalam jumlah yang banyak

b. Benang IUD tampak didepan portio

6. Pemeriksaan Laboratorium

a. Sekret vagina : candida albican : (+)

B. Masalah

1. Ketidaknyamanan

2. Cemas
80

C. Kebutuhan

1. Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vital dan cek keputihan ibu

2. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu

3. Jelaskan tentang keputihan dengan candida albican (Pengertian, jenis,

penyebab)

4. Informasikan mengenai cara mengatasi rasa cemas dan

ketidaknyamanan.

5. Jelasankan tentang personal hygiene genetalia

6. Anjurkan ibu untuk menunda berhubungan seksual selama masa

pengobatan

7. Anjurkan ibu untuk melakukan pengobatan tradisional (rebusan daun sirh

merah) untuk mengatasi keputihan

8. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA test

9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy

10. Atur jadwal kunjungan ulang

III. MASALAH POTENSIAL

Vaginitis

Vulvovaginitis

IV. TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Metronidazole 500


mg/oral setiap 6 jam sekali dan Nistatin tab vagina 1 x 1 selama 14 hari
81

V. INTERVENSI

No Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional

DX Tujuan : 1. Informed Concent 1. Dengan melakukan


Keputihan pada tentang tindakan yang informed concent
akseptor KB IUD akan dilakukan. diharapkan ibu dan
teratasi. keluarga mengerti
Kriteria : tentang keadaan ibu,
a. Keadaan umum : Prosedur yang akan
baik dilakukan, tujuan
Kesadaran : serta manfaat
composmentis tindakan yang akan
TTV : dilakukan, juga
TD:110/70-130/90 diharapkan ibu dan
mmHG keluarga memberikan
P : 80-90 x/menit persetujuan terhadap
R :18-24x/menit tindakan medis yang
0 0
T: 36,5 C-37,5 C akan dilakukan.
b. Keputihan
berkurang. 2. Lakukan pemeriksaan 2. Dengan pemantauan
c. Inspeksi KU dan TTV serta KU dan TTV agar
-Vagina : pengecekan keputihan dapat mengetahui
Pengeluaran: putih keadaan umum ibu
pada ibu
kekuningan seperti dan tanda-tanda vital
susu ibu dan dapat juga
Bau :tidak ada mendeteksi jika
Iritasi :tidak terdapat tanda-tanda
ada infeksi.

d. Inspekulo 3. Jelaskan hasil 3. Dengan menjelaskan


-Portio pemeriksaan kepada hasil pemeriksaan ibu
1. peradangan ibu dapat mengetahui
tidak ada hasil pemeriksaan
2. warna merah yang dilakukan
muda sehingga ibu biasa
3. Pengeluaran lebih kooperatif
flour albus tidak dalam pengobatan
ada atau tindakan yang
4. tidak ada bau akan dilakukan serta
dapat mengurangi
cemas yang dialami
ibu
82

4. Jelaskan tentang 4. Dengan menjelaskan


keputihan candida tentang keputihan
albican, meliputi: diharapkan ibu dapat
a.Pengertian memahami
Keputihan kondisinya saat ini
merupakan hal sehingga dapat
patologis yang mengurangi cemas.
terjadi, keputihan
ditandai dengan
pengeluaran cairan
berwarna putih
seperti susu, gatal
dan tidak berbau.
b. jenis
keputihan normal
dan keputihan
abnormal
c.penyebab
Jamur candida
albican
Penggunaan tisu
yang terlalu sering
untuk
membersihkan
organ kewanitaan,
Mengenakan
pakaian berbahan
sintesis yang ketat,
Sering kali
menggunakan WC
yang kotor,
Kurangnya
perhatian terhadap
kebersihan organ
kewanitaan.

5. Ajarkan pada ibu cara 5. Dengan di beri


personal hygiene penjelasan tentang
genetalia dengan: cara merawat vagina
a. Menyiram toilet ibu dapat mengerti
sebelum bahwa dengan
menggunakannya, tindakan itu dapat
membersihkan vagina mengurangi spora
dari depan ke dan jamur
belakang berkembang yang
b. Bersihkan daerah menyebabkan
83

luar vagina dengan keputihan


sabun dan air yang (Sari, Wening dkk,
lembut 2012)
c. Gunakan sabun
yang sesuai dengan
pH vagina
d. Tidak
menyemprotkan
sabun ke dalam
vagina
e. Tidak terlalu sering
menggunakan celana
ketat terutama bahan
sintetis
f. Jaga genetalia agar
tetap bersih dan
kering, dengan cara
sering mengganti
celana dalam jika
basah atau
menggunakan
pantyliner.
g. Mengganti
pembalut 3-4 jam
sekali saat menstruasi

6. Anjurkan ibu untuk 6. Diharapkan dengan


menunda atau penundaan
menggunakan hubungan seksual
kondom pada saat infeksi tidak
berhubungan seksual bertambah parah
selama masa yang disebabkan
pengobatan oleh gesekan pada
saat penetrasi
(Bahari, 2012)
7. Anjurkan ibu untuk 7. Dengan pemberian
melakukan rebusan daun sirih
pengobatan merah diharapkan
tradisional untuk dapat membunuh
mengatasi keputihan, jamur dan sebagai
dengan : disinfektan pada
Menggunakan vagina ibu
rebusan daun sirih (Fatmasari, Rafiqah,
merah yaitu dengan 2014)
11 lembar daun sirih
84

segar dan 2½ liter air


yang direbus, ketika
masih hangan
gunakan air rebusan
untuk membasuh
organ kewanitaan,
lakukan secara rutin
3-4 kali sehari

8. Kolaborasi tentang 8. Obat:


pemberian terapi a. Metronidazole
keputihan yang adalah obat
dialaminya yaitu: antimikroba yang
Metronidazole 500 digunakan untuk
mg/oral setiap 6 jam mengobati
sekali berbagai infeksi
Nistatin tab vagina yang disebabkan
1 x 1 selama 14 hari oleh
mikroorganisme
protozoa dan
akteri anaerob.
b. Nistatin
merupakan obat
yang digunakan
untuk mengobati
infeksi jamur
dengan cara
menghambat laju
pertumbuhan dan
merusak sel
jamur candida
(Abidin, 2009)

9. Anjurkan ibu untuk 9. Pemeriksaan IVA


melakukan test merupakan
pemeriksaan IVA test. program pemerintah
yang dilakukan
untuk mendeteksi
dini kanker leher
Rahim (Depkes RI,
2008)

10. Anjurkan kepada ibu 10. Dengan melakukan


untuk melakukan kunjungan ulang
kunjungan ulang 7 agar dapat
hari lagi. mengetahui kondisi
85

ibu setelah diberikan


penatalaksanaan.
M1 Tujuan : 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan penjelasan
Rasa tidak nyaman untuk mengganti untuk menjaga
pada ibu teratasi pakaian dalam jika pakaian dalam selalu
Kriteria : basah atau setelah kering ibu akan
1. Keadaan umum ibu buang air alat merasa nyaman.
baik genetalia dikeringkan Dengan di beri
2. Vagina : tidak ada agar celana dalam penjelasan tentang
pengeluaran tidak basah cara menjaga vagina
3. Tidak terasa gatal agar tetap bersih dan
4. ibu mengatakan kering ibu mengerti
sudah merasa bagaimana cara
nyaman dengan menjaga alat
kondisinya. genetalia agar tetap
bersih dan kering
sehingga mencegah
terjadinya infeksi
pada vagina

2. Anjurkan pada ibu 2. Dengan di beri


untuk menyiram alat penjelasan tentang
genetalia dari depan cara merawat vagina
ke belakang. ibu dapat mengerti
bahwa dengan
tindakan itu dapat
mengurangi spora
dan jamur
berkembang yang
menyebabkan
keputihan.
M2 Tujuan : 1.Jelaskan hasil 1. Dengan memberikan
Kecemasan dapat pemeriksaan kepada penjelasan kepada
teratasi ibu ibu tentang kondisi
Kriteria : yang dialaminya
-TTV : diharapkan ibu dapat
TD:110/70-130/90 mengetahui
mmHG kondisinya sehingga
P : 80-90 x/menit dapat mengurangi
R :18-24x/menit cemas
T: 36,50C-37,50C 2. Jelaskan pada ibu 2. Dengan informasi
- ibu mengatakan bahwa keputihan yang yang diberikan akan
bahwa dia sudah tidak dialaminya mengurangi
cemas lagi merupakan keputihan kecemasan yang
patologis yang dirasakan ibu
86

merupakan salah satu


keputihan yang
disebabkan oleh
candida albican
namun keputihan
dapat diatasi dengan
pemberian obat dan
perawatan genetalia.

3. Berikan support dan 3. Dengan memberikan


motivasi pada ibu support dan motivasi
pada ibu di harapkan
ibu tetap optimis
dan bersemangat
menghadapi
kondisinya dan ibu
akan merasa nyaman

4. Lakukan konseling 4. Dengan melakukan


pemantapan KB konseling
pemantapan
akseptor akan
merasa yakin
dengan KB yang
digunakannya

MP Tujuan: 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan diberikan


1 Tidak terjadi infeksi mengenai Vaginitis, penjelasan tentang
pada vagina meliputi: vaginitis diharapkan
(vaginitis) a. pengertian vaginitis ibu dapat
Kriteria : infeksi pada vagina mendeteksi secara
1. Ibu mengatakan yang dapat dini jika ditemukan
tidak merasa sakit menyebabkan tanda-tanda infeksi
di vagina saat keluarnya cairan pada vagina
duduk atau dari vagina
berjalan b. gejala vaginitis
2. Keputihan cairan keputihan
berwarna jernih yang tampak
3. Pada pemeriksaan seperti nanah,
vagina tidak berbau busuk, dan
terdapat terasa panas serta
pengeluaran gatal didaerah
berupa nanah, yang terserang.
berbau busuk, dan c. penyebab vaginitis
terasa panas serta bakteri, parasit dan
gatal jamur.
87

4. Suhu : 36,50C- d. penatalaksanaan


37,50C menjaga
kebersihan area
genetalia,
mengompres area
genetalia dengan
air dingin,
pemberian krim
anti jamur seperti
butoconazole,
terconazole,
fluconazole,atau
clotrimazole.

MP Tujuan : 1. Jelaskan pada ibu 1. Dengan informasi


2 Tidak terjadi infeksi bahwa keputihan yang yang diberikan akan
pada vulva dan vagina dialaminya mengurangi
(vulvovaginitis) merupakan keputihan kecemasan yang
normal yang dirasakan ibu
merupakan salah satu
Kriteria : dari efek samping dari
1. Ibu mengerti pemakaian IUD
bahwa kebersihan
alat genetalia yang 2. Kolaborasi dengan 2. Dengan memberikan
baik dapat dokter untuk terapi keputihan
mencegah terjadinya pemberian terapi yang dialami oleh
infeksi pada vulva ibu dapat mencegah
dan vagina terjadinya infeksi
2. Tidak ada pada vulva
peradangan
padavulva dan
vagina
3. Keputihan
berwarna jernih,
tidak banyak, tidak
gatal, dan tidak
berbau menyangat
4. Portio
berwarna merah
muda dan tidak ada
iritasi
88

VI. IMPLEMENTASI

HARI/
NO. IMPLEMENTASI RESPON PARAF
TGL
DX Kamis, 1. Melakukan informed 1. Ibu menyetujui tindakan
2 Mei consent kepada ibu dan yang akan dilakukan
2019 keluarga tentang tindakan
Jam 14.00 yang akan di lakukan
WIB
2. Melakukan pemantauan 2. Keadaan umum ibu baik
Jam 14.10 keadaan umum ibu dan dan TTV didapat :
WIB tanda-tanda vital ibu TD : 110/80 mmHg
RR : 19 x/m
P : 81x/m
T : 36,7oC
Keputihan berwarna putih
kekuningan dan dalam
jumlah yang banyak

Jam 14.30 3. Menginfomasikan hasil 3. Ibu mengetahui dan


WI pemeriksaan kepada ibu memahami kondisinya
bahwa keputihan yang saat ini
dialami ibu merupakan
keputihan yang disebabkan
oleh jamur

Jam 14.33 4. Menjelaskan tentang 4. Ibu mengatakan


WIB keputihan dengan candida memahami penjelasan
albican, meliputi: yang diberikan sehingga
a. Pengertian tidak merasa cemas lagi
Keputihan merupakan hal dengan keadaannya
patologis yang terjadi,
keputihan ditandai
dengan pengeluaran
cairan berwarna putih
seperti susu, gatal dan
tidak berbau
b. Jenis
keputihan normal dan
keputihan abnormal
c.penyebab
Penggunaan tisu yang
terlalu sering untuk
membersihkan organ
89

kewanitaan, Mengenakan
pakaian berbahan sintesis
yang ketat, Sering kali
menggunakan WC yang
kotor, Kurangnya
perhatian terhadap
kebersihan organ
kewanitaan.

Jam 14.45 5. Mengajarkan kepada ibu 5. Ibu mengatakan mengerti


WIB cara personal hygiene dan bersedia melakukan
genetalia dengan: saran yang telah diberikan
a. Menyiram toilet
sebelum
menggunakannya,
membersihkan vagina
dari depan ke belakang
b. Bersihkan daerah luar
vagina dengan sabun
dan air yang lembut
c. Gunakan sabun yang
sesuai dengan pH
vagina
d. Tidak menyemprotkan
sabun ke dalam vagina
e. Tidak terlalu sering
menggunakan celana
ketat terutama bahan
sintetis
f. Jaga genetalia agar tetap
bersih dan kering,
dengan cara sering
mengganti celana dalam
jika basah atau
menggunakan
pantyliner.
g. Mengganti pembalut 3-4
jam sekali saat
menstruasi

Jam 15.05 6. Menganjurkan pada ibu 6. Diharapkan dengan


WIB untuk menunda atau penundaan hubungan
menggunakan kondom pada seksual infeksi tidak
saat berhubungan seksual bertambah parah yang
selama masa pengobatan disebabkan oleh gesekan
pada saat penetrasi
90

Jam 15.15 7. Menganjurkan ibu untuk 7. Ibu bersedia melakukan


WIB melakukan pengobatan saran yang telah diberikan
tradisional untuk mengatasi
keputihan, dengan rebusan
daun sirih merah yaitu
dengan 11 lembar daun sirih
segar dan 2½ liter air yang
direbus, ketika masih hangan
gunakan air rebusan untuk
membasuh organ
kewanitaan, lakukan secara
rutin 3-4 kali sehari

Jam 15.20 8. Kolaborasi tentang 8. Metronidazole 500


WIB pemberian terapi keputihan mg/oral setiap 12 jam
yang dialami ibu yaitu: sekali
Kolaborasi tentang Nystatin tab vagina 1x1
pemberian terapi keputihan selama 5 hari
yang dialami ibu

Jam 15.23 9. Menganjurkan ibu untuk 9. Ibu belum bersedia untuk


WIB melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
IVA Test atau Pap Smear di IVA atau Pap Smear di
Puskesmas Puskesmas

Jam 15.25 10. Menganjurkan kepada ibu 10. Ibu bersedia untuk
WIB untuk melakukan kunjungan melakukan kunjungan
ulang 7 hari lagi atau segera ulang 7 hari lagi atau jika
jika terdapat keluhan terdapat keluhan
91

VII. EVALUASI

Hari /
Evaluasi PARAF
Tanggal

03 MEI S : Ibu mengatakan


2019 1. Mengetahui keputihan yang dialaminya merupakan
Jam : efek samping yang disebabkan oleh KB IUD
15.00 wib 2. Mengetahui jenis jenis keputihan, penyebab serta
gejala yang ditimbulkan oleh keputihan
3. Tidak cemas lagi dengan kondisinya saat ini
4. Akan merawat serta menjaga kebersihan genetalia
sehingga keputihan dapat teratasi
5. Bersedia menggunakan rebusan air sirih untuk
mencuci genetalia
6. Akan tetap menggunakan KB IUD
7. Akan mengkonsumsi obat dari dokter yaitu: Nistatin
8. Belum bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA
Test di Puskesmas

O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
P : 81 x/menit
RR : 19 x/menit
T : 36,7 ºc
Vagina :
Warna : kemerahan
Pengeluaran : Keputihan putih seperti susu

A : Ny. N Umur 29 Tahun Akseptor KB IUD Keputihan


dengan Candida Albican

P : Masalah kecemasan ibu teratasi, intervensi dilanjutkan


di hari berikutnya
a. Pemantauan keadaan umum dan tanda tanda vital
ibu
b. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal
hygiene
c. Pemantauan adanya tanda-tanda infeksi
d. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA
Test
92

Catatan Perkembangan I

Hari / Tanggal Catatan perkembangan PARAF

05 Mei 2019 S : Ibu mengatakan


Pukul 08.00 1. Telah merawat dan menjaga kebersihan
WIB daerah genetalianya
2. Telah menggunakan air rebusan daun
sirih yang digunakan untuk membasuh
kemaluannya
3. Keputihan belum berkurang
4. Ibu dapat menyebutkan tanda-tanda
infeksi dari keputihan
5. Ibu belum bersedia melakukan
pemeriksaan IVA/Pap Smear
6. Telah meminum obat yang diberikan

O : KU : Baik
TTV :
TD : 110/80 mmHg
P : 81 x/menit
RR : 19 x/menit
T : 36,7 ºc
Genetalia : putih seperti susu

A : Ny. N P2 A0 Akseptor KB IUD Keputihan


dengan Candida Albican

P :
a. Pemantauan adanya tanda-tanda infeksi
b. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga
personal hygiene
c. Anjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan IVA Test
d. Anjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi obat yang telah
diberikan
93

Catatan Perkembangan II

Hari / Tanggal Catatan perkembangan PARAF

07 Mei 2018 S : Ibu mengatakan :


Pukul 14.00 WIB 1. Keputihan nya sedikit berkurang
2. Keputihannya tidak berubah warna,
tidak gatal dan tidak berbau
3. Telah menjaga kebersihan alat
genetalianya
4. Belum bersedia melakukan
pemeriksaan IVA Test

O : KU : Baik
TD : 120/80 mmHg
P : 79 x/m
Suhu : 36,5 °C
RR : 19 x/m

A : Ny. N Umur 29 Tahun Akseptor KB IUD


Keputihan dengan Candida Albican

P :
a. Pemantauan KU ibu
b. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga
personal hygiene
c. Anjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan IVA Test
d. Anjurkan ibu untuk tetap
menggunakan rebusan daun sirih
merah

Catatan Perkembangan III

Hari / Tanggal Catatan perkembangan PARAF

09 mei 2018 S : Ibu mengatakan


Jam 08.00 wib 1. Keputihan sudah berkurang
2. Keputihan berwarna bening, tidak gatal,
dan tidak bau
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Sudah menjaga kebersihan alat genetalia
nya
5. Belum bersedia untuk melakukan
pemeriksaan IVA/Pap Smear
94

O : KU : baik
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8 °C
RR : 19 x/m
P : 80 x/m
Genetalia : pengeluaran lendir berwarna
jernih

A : Ny. N Umur 29 Tahun Akseptor KB IUD


Keputihan dengan Candida Albican

P:
a. Pemantauan keadaan umum ibu
b. Pemantauan adakah tanda-tanda infeksi
c. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga
personal hygiene
d. Anjurkan untuk ibu melakukan
pemeriksaan IVA Test
e. Anjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan sekret vagina ulang

Catatan Perkembangan IV

Hari / Tanggal Catatan perkembangan PARAF

13 mei 2018 S : Ibu mengatakan


Jam 08.00 wib 1. Tidak ada lagi pengeluaran keputihan
2. Sudah menjaga kebersihan alat genetalia
nya
3. Ibu tidak bersedia melakukan IVA Test
4. Ibu tidak bersedia melakukan
pemeriksaan sekret vagina ulang

O : KU : baik
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8 °C
RR : 19 x/m
P : 80 x/m

A : Ny. N Umur 29 Tahun Akseptor KB IUD


Keputihan dengan Candida Albican
Teratasi

P : Masalah teratasi, intervensi dihentikan.


BAB VI

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas mengenai apakah terdapat kesenjangan

atau tidak antara teori dan kasus dalam “Asuhan Kebidanan Pada Ny. N Umur 29

Tahun Akseptor KB IUD Keputihan dengan Candida Albican di Puskesmas

Perumnas tahun 2019“. Penulis akan menguraikan pembahasan berdasarkan

pengkajian, interpretasi data, masalah potensial, kebutuhan segera, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

I. Pengkajian

1) Data subjektif

a. Identitas ibu

Berdasarkan data subjektif diperoleh identitas ibu berupa nama ibu

Ny. L, umur 29 thaun, beragama islam, suku Lembak, pendidikan terakhir

SLTP, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, alamat Air Bang

b. Anamnesa

1) Keluhan utama

Pada kasus ini ibu telah menggunakan IUD selama 1 tahun 8

bulan dan memiliki keluhan keputihan berwarna putih seperti susu,

gatal, tidak berbau, dalam jumlah banyak, dan tidak ada rasa nyeri

saat berhubungan seksual sehingga keputihan ini memiliki

kesenjangan antara teori dan kasus, seperti teori Bahari (2012) yang

mengatakan bahwa keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur

95
96

adalah keputihan yang berwarna putih kekuningan dan sedikit kental

seperti susu, disertai rasa gatal serta nyeri ketika berhubungan seksual.

2) Data obyektif

a. Pemeriksaan umum

Berdasar kan data obyektif diperoleh hasil pemeriksaan

umum ibu, yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, TTV berupa TD: 110/80 mmHg, Nadi: 81 x/m,

Pernafasan: 19 x/m, Suhu: 36,70C. Berdasarkan hasil pemeriksaan

tersebut tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

b. Pemeriksaan fisik

Pada hari pertama penkajian pada tanggal 2 Mei 2019 hasil

pemeriksaan fisik terfokus pada pemeriksaan genetalia yaitu

keadaan vagina kemerahan, portio tidak terdapat iritasi, tidak ada

oedema, tidak ada varises, tidak ada nyeri pada bibir vagina,

terdapat pengeluaran cairan lendir berwarna putih seperti susu,

tidak ada bau, tidak ada darah, dan terdapat keluhan rasa gatal, dan

pada hari kedua yaitu tanggal 3 Mei 2019 dilakukan pemeriksaan

fisik lengkap dari kepala sampai kaki terdapat hasil pemeriksaan

normal dan tidak terdapat kelainan. Hal ini tidak sesuai dengan

teori Bahari (2012) yang mengatakan bahwa keputihan ini disertai

dengan bengkak dan nyeri pada bibir vagina, sehingga

disimpulkan masih terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.


97

II. Interpretasi Data

Dari diagnosa Ny. N umur 29 tahun akseptor KB IUD dengan keputihan

diagnosa di dapatkan data objektif dan subjektif yaitu keputihan berwarna

putih kekuningan, gatal, tidak berbau, dalam jumlah yang banyak, tidak ada

rasa nyeri saat berhubungan seksual, keadaan vagina kemerahan, tidak ada

oedema, tidak ada varises, tidak ada nyeri pada bibir vagina, IMS: Candida (+).

Menurut teori Bahari (2012) yang mengatakan bahwa keputihan yang

disebabkan oleh infeksi jamur adalah keputihan yang berwarna putih

kekuningan dan sedikit kental seperti susu, disertai rasa gatal serta nyeri ketika

berhubungan seksual dan keputihan disertai dengan bengkak dan nyeri pada

bibir vagina. Dari data tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus.

Masalah yang didapatkan yaitu cemas dan ketidaknyamanan serta

kebutuhan yang diberikan Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vital

dan cek keputihan ibu, informasikan hasil pemeriksaan pada ibu, jelaskan

tentang keputihan (Pengertian, jenis, penyebab), jelaskan tentang alat

kontrasepsi IUD (Pengertian, cara kerja, efektivitas, efek samping),

informasikan mengenai cara mengatasi rasa cemas dan ketidaknyamanan,

jelasankan tentang personal hygiene genetalia, anjurkan ibu untuk menunda

atau menggunakan kondom pada saat berhubungan seksual selama masa

pengobatan, anjurkan ibu untuk melakukan pengobatan tradisional (rebusan

daun sirh merah) untuk mengatasi keputihan, anjurkan ibu untuk melakukan
98

pemeriksaan IVA test, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy, atur

jadwal kunjungan ulang. Kebutuhan yang diberikan sesuai dengan teori

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

III. Masalah Potensial

Menurut teori yang dikemukakan oleh Bahari (2012) masalah potensial

yang dapat terjadi pada Ny. N ialah vaginitis, sehingga direncanakan intervensi

untuk mencegah agar masalah potensial tidak terjadi.

IV. Kebutuhan Segera

Pada kasus Ny. N kebutuhan segera yang dapat diberikan yaitu kolaborasi

dengan dokter untuk pemberian therapy yaitu metronidazole 2 gr per oral dalam

dosis tunggal atau 500 mg/oral tiap 6 jam selama 7 hari dan nistatin 2 x 100.000

iu/hari pervaginam selama 14 hari. Hal ini didukung oleh teori Trisnawati

(2012).

V. Intervensi

Rencana asuhan yang diberikan pada Ny.N disesuaikan dengan konsep

teori Abidin (2009) dan dibuat berdasarkan penatalaksanaan dalam menangani

keputihan patologis. Adapun intervensi yang diberikan penulis adalah sebagai

berikut :

a. Konseling tentang keputihan yang dialami dan kondisi IUD yang dipakai

b. Konseling bagaimana menjaga daerah pribadi atau genetalia agar tetap

bersih dan kering


99

c. Jelaskan tentang hubungan seksual, bahwa untuk menunda hubungan

seksual apabila sedang mengalami peradangan dan dalam masa pengobatan

d. Beri dukungan moril kepada ibu

e. Beri therapy keputihan yaitu: pemberian antibiotik lokal (krim Sultrin) atau

antibiotik sistemik seperti metronidazol 2 gr per oral dalam dosis tunggal

atau 500 mg/oral tiap 6 jam selama 7 hari, metronidazol gel 0,75%

intravagina sekali sehari selama 5 hari, karena merupakan obat antimikroba

yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme dan bakteri anerob

f. Pemberian nasehat untuk Vulva hygiene

g. Anjurkan untuk pemeriksaan IVA atau IMS

h. Jika dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi clamyda lakukan

pengobatan yang memadai

i. Bila terjai PRP (Penyakit radang panggul) obati dan lepaskan IUD setelah

48 jam

Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di

lapangan, dan penulis tidak menemukan hambatan karena adanya

kerjasama yang baik antara penulis dan klien.


100

VI. Implementasi

Pada tahap implementasi pada kasus Ny. N, implementasi dapat dilakukan

dengan baik. Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan atau dengan

konsep teori dan disesuaikan dengan keadaan pasien. Pada pemeriksaan TTV

ibu di dapatkan hasil TD 110/80 mmHg, nadi 81x/ menit, pernafasan

19x/menit, dan suhu 36,7°C. Dari hasil pengkajian yang di dapatkan maka

penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus.

Akan tetapi pada implementasi dapat dilakukan dengan baik walaupun terdapat

kesenjangan dalam memberikan asuhan kebidanan.

Penulis melakukan pemeriksaan fisik berupa mengkaji genetalia pada

ibu, melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mencari tahu apakah terdapat

kelainan pada ibu dan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui

keputihan yang dialami ibu. Setelah di lakukan pemeriksaan pada Ny. N

didapatkan hasil pengeluaran vagina berupa lendir berwarna putih seperti susu,

gatal, tidak berbau, dalam jumlah yang banyak, tidak ada rasa nyeri saat

berhubungan seksual, keadaan vagina kemerahan, tidak ada oedema, tidak ada

varises, dan tidak ada nyeri pada bibir vagina, dari hasil pemeriksaan fisik

lengkap tidak ditemukan kelainan pada ibu , serta didapatkan pemeriksaan IMS

Candida (+). Dari hasil pengkajian yang di dapatkan maka penulis menyimpul

kan bahwa terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus.

Penulis memberikan konseling tentang keputihan yang dialami dan

kondisi IUD yang dipakai, konseling bagaimana menjaga daerah pribadi atau
101

genetalia agar tetap bersih dan kering, menjelaskan tentang hubungan seksual,

bahwa untuk menunda hubungan seksual apabila sedang mengalami

peradangan dan dalam masa pengobatan memberi dukungan moril kepada ibu,

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy keputihan, pemberian

nasehat untuk Vulva hygiene, anjurkan untuk pemeriksaan IVA atau IMS, serta

untuk kunjungan ulang 7 hari lagi. Pada kasus Ny. N dilakukan pemberian

therapy metronidazole 500 mg/oral tiap 8 jam dan Nistatin 1 x 100.000 iu/hari

pervaginam selama 5 hari, sedangkan menurut teori pemberian therapy

keputihan dengan candida albican yaitu metronidazole 2 gr per oral dalam dosis

tunggal atau 500 mg/oral tiap 6 jam selama 7 hari dan nistatin 2 x 100.000

iu/hari pervaginam selama 14 hari. Sehingga dapat disimpulkan terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus.

Salah satu intervensi yang direncanakan tetapi tidak di laksanakan pada

Ny.N yaitu pemeriksaan IVA Test dan pemeriksaan IMS ulang, hal ini

disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kurangnya pengetahuan dan ketakutan

ibu terhadap pemeriksaan IVA Test.

Dari seluruh penatalaksanaan yang di lakukan oleh penulis menyimpulkan

terdapat beberapa kesenjangan antara teori dengan kasus pada penatalaksanaan

asuhan kebidanan pada Ny. N akseptor KB IUD keputihan dengan Candida

Albican di Puskesmas Perumnas.


102

VII. Evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan dalam kasus ini penulis lakukan dengan

pengamatan menggunakan catatan perkembangan SOAP dengan kriteria hasil

yang dicapai teratasi dan tujuan perawatan keputihan tercapai dalam waktu 12

hari di Rumah.

Dari hasil pengkajian pada kasus didapatkan hasil yaitu Ny. N umur 29

tahun dan menderita keputihan. Setelah di berikan asuhan kebidanan selama 12

hari didapatkan hasil kondisi ibu sudah menampakkan perbaikan dimana

keputihan sudah teratasi dan tidak ada rasa gatal.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam studi kasus dan

pembahasan pada asuhan kebidanan pada Ny “N” umur 29 tahun akseptor KB

IUD Keputihan dengan Candida Albican di Puskesmas Perumnas Kabupaten

Rejang Lebong tahun 2019, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan

saran yang mungkin dapat berguna untuk peningkatan pelayanan asuhan

kebidanan.

A. Kesimpulan

1. Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu dengan keputihan

dilaksanakan pengumpulan data subjektif yang di peroleh dari hasil

wawancara dimana ibu mengatakan keputihan berwarna putih

kekuningan, gatal, tidak berbau, dan gatal.

2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan

akurat sehingga didapatkan diagnosa kebidanan Ny “N” umur 29 tahun

dengan Candida Albican

3. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak muncul karena penanganan

segera yang diberikan oleh dokter

4. Kebutuhan segera pada kasus ini adalah kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian therapy keputihan candida albican.

5. Perencanaan yaitu dengan melihat keadaan umum serta melakukan

pemeriksaan fisik untuk mengetahui ibu tersebut mengalami keputihan

103
104

patologis, kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk melakukan

pemeriksaan IMS pada ibu. Kemudian berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian therapy keputihan candida albican

6. Penatalaksanaan yang di berikan pada Ny “N” dengan keputihan sesuai

dengan perencanaan yang di buat, pelaksanaan asuhan ibu berjalan

dengan baik dan penatalaksanaan yang dilakukan oleh penulis

menyimpulkan terdapat beberapa kesenjangan antara teori dengan

kasus yaitu dalam kolaborasi kepada dokter dalam pemberian therapy

7. Evaluasi yang di dapatkan terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan

pada Ny “N” umur 29 tahun akseptor KB IUD Keputihan dengan

Candida Albican di Puskesmas Perumnas Kabupaten Rejang Lebong

tahun 2019, yaitu asuhan yang direncanakan telah terlaksanakan dan

dievaluasi dengan hasil yaitu keputihan ibu teratasi.

B. Saran

1. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dan keluarga agar dapat meningkatkan

pengetahuannnya tentang kebersihan diri dan personal hygiene, serta

secara rutin memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan sehingga

dapat dideteksi sedini mungkin apabila terdapat masalah atau

komplikasi.
105

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat menjadi salah satu bahan

informasi dan referensi yang relevan untuk mendukung perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang penatalaksaanaan pada

akseptor KB IUD keputihan dengan Candida Albican. Dan dengan

adanya laporan tugas akhir ini dapat menjadi gambaran dan masukan

dalam mengembangkan asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD

keputihan dengan candida albican serta dapat menjadi referensi atau

pedoman bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian mengenai

asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD keputihan dengan candida

albican.

3. Bagi Lahan Praktik

Semoga laporan tugas akhir ini dapat menjadi referensi dalam

pemberian pelayanan pada akseptor KB IUD keputihan dengan

candida albican. Diharapkan agar tenaga kesehatan dapat

meningkatkan mutu pelayanan, tetap terus memberikan asuhan pada

akseptor KB IUD keputihan dengan candida albican dan dapat

memberikan penkes yang sesuai kepada keluarga pasien.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dengan adanya laporan tugas akhir ini dapat menjadi

gambaran dan masukan dalam mengembangkan asuhan kebidanan

pada akseptor KB IUD keputihan dengan candida albican serta dapat

menjadi referensi atau pedoman bagi pihak yang ingin melanjutkan


106

penelitian mengenai asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD

keputihan dengan candida albican.


DAFTAR PUSTAKA

Ariani, P. 2014. Aplikasi Metodelogi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika

Arum, P. 2015. Stop Kanker Serviks. Yogyakarta: Notebook

Bahari, H. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta: Bukubiru BKKBN

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu.


Dinkes : Bengkulu

Dinas Kesehatan Rejang Lebong. 2017. Data Angka Kematian Ibu. Dinkes :
Bengkulu

Fatimah, R. 2014. Pengaruh Rebusan Daub Sirih Merah Terhadap Keputihan.


Fakultas Ilmu Kesehatan UMP

Hardisman. 2014. Pengantar Kesehatan Reproduksi Seksiologi Dan Embriologi


Dalam Kajian Ilmu Kedokteran Dan Al-Qur’an. Yogyakarta: Gosyen
Publishing

Irianti, B, dkk. 2015. Asuhan Kehamilan Berdasarkan Bukti. Jakarta: Sagung Seto

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC

Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maryunani, A. 2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta: Trans Info Media


Medforth, J. 2014. Oxford Handbook Of Midwifery. Jakarta: EGC

Notoadmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Purbowati, RM, dan Basuki. 2015. Pengaruh Penggunaan Iud Terhadap Penyakit
Keputihan Di Puskesmas Kebasan Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Kesehatan. Volume 13 Nomor 3

Setyorini, A. 2014. Kesehatan Reproduksi Dan Pelayanan Keluarga Berencana.


Bogor: In Media
Sukarni, KI, dan Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Nuha Medika

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Rasjidi, I. 2010. Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto

Tresnawati, F. 2012. Asuhan Kebidanan Menjadi Bidan Profesional. Jakarta: Prestasi


Pustaka

Triwibowo, C. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:


Nuha Medika

Wulansari, AM, dan Setyowati. 2017. Efektifitas Ekstrak Belladona Dalam Upaya
Menangani Flour Albus Pada Akseptor Kb IUD. Jurnal PROFESI. Volume 14
Nomor 2

Yuhedi, TL, dan Kurniawati, T. 2015. Buku Ajar Kependudukan Dan Pelayanan KB.
Jakarta: EGC
BIODATA

Nama : Silvia Widyastuti

Tempat dan tanggal lahir : Sukamana, 30 Oktober 1998

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Timbul Rejo, Kecamatan Curup Tengah

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 49 Lubuk Linggau 2010

2. SMPN 03 Lubuk Linggau Tahun 2013

3. SMAN 13 Merangin Tahun 2016

4. DIII Kebidanan Prodi Curup 2016-2019


Lampiran 2

JADWAL KEGIATAN LAPORAN TUGAS AKHIR


No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei data awal

2 Penyususunan proposal
3 Ujian proposal
4 Perbaikan Proposal
5
Pemilihan objekpenelitian
6 Pengkajian data
7
Menentukan diagnosa
8 Menentukan masalah
Potensial
9
Menentukan kebutuhan
tindakan segera
10
Menentukan intervensi
11 Melaksanakan
Implementasi
12 Evaluasi kasus
13 Penyusunan laporan
dan dokumentasi
15 Ujian LTA
16 Perbaikan hasil LTA
Lampiran 6

PERIYYATAAIY IIYFORMED C ONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Silvia Widyastuti

NIM : P003 40216 035

Mahasiswa : Tingkat III Prodi Kebidanan Curup Poltekkes Kemenkes

Bengkulu

Akan melaksanakan penelitian dalam bentuk laporan kasus dengan judul


*Asuhan Kebidanan pada Akseptor
KB IUD Keputihan dengan Candida Albican

di Puskesmas Perumnas tahun 2Al9* yang akan dilaksanakan oleh tim peneliti

tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan dengan

tujuh langkah vamey.

Partisipasi responden dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan,

anda berhak menolak keiilflrtsertaan dan mengundurkan diri dad penelitian ini,

meskipun anda sudah berkesediaan dalam penelitian ini. Lama penelitian ini
dilahkan selama tiga hari.

Prosedur penelitian ini adalah melakukan pemeriksaan fisik pada bayi,

observasi pola napas, penuhi kebutuhan nutrisi dan kolaborasi dengan dokter,

tidak adanya risiko dalam penelitian ini. Kerahasiaan data yang diberikan hanya

digunakan dalam laporan studi kasus ini, jika anda memiliki pertanyaan atau

apapun yang terkait dalam prosedur penelitian hubungi Silvia Widyastuti (No.Hp

0812-2542-9418), jika anda bersedia untuk berpartisipasi maka anda akan


mendapatkan satu salinan dari lembar informasi dan kesediaan anda.
Lampiran 6

Tanda tangan pada lembar ini menunjukkan kesediaan anda untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

Tanggal ...2 -Mgt-

( t"tcnr )

Yang bertanda tangan adalah

Nama

umur

Alamat

No hp

Yang menyampaikan informasi

Silvia Widyastuti
I-iuttpiran 7

I"H \lll \H tlf \lllt\(;,\\ 1,,\P

hlarna llernbinrbing : \- ffihJN f PLi SPITr\- SKh,"f,,\,,"$P1'{

I\';IP . rsff]#; !93s*5s22*S?

F3anra h,{atrrasiswa : 5{L"\'lA \e'1ffiYA$T"LjTI

NIM : F{} il3til? ISff35

Judu} L'fA :Asurhan Kebidaman pada Aks*pt*r KB IUn Keputihan dengan


Candida Albicsn di Fuskesru:as P*rumnss Tahun ?S I9

5:t t';t $

t,I*nutris I*TA sesuai dengan


panduan penulisarr L.I"A
ACC judul "Asuhan Kebidanan
pa*da Akseptor KB IUD dengan
Keputihafl'"
L,anjlrt tsAB I

Tantbah angk* kejedian dari


Keputihsn yang disebabkm
*treh Km IUD
Tsmhahkan danrpak keputitran
ILj D 5 ang srring muncul W
Tanrhehkan efrktifitas dari tUD
Penuiisifirl dr perbarki lagi

c$ari KB IUD
Cari benang merah tentang
perlunYa ikterus diberikannya
asuhan
Perbaiki tata penulisan proposal
d. h(enguramgi kata-kata )'ang
tidak perlu
e. Lanjut BAB It
Lampiran 7 l

:3 Januari Kansul a. Tambahkan data dari BKKBI{


Proposal untuk BAB I
BAB II b, Memperhatikan tulisan dengan
melihat kembali buku panduan
fi. fofenambahkasr pengertran
kepuiihan
d. fuIenambahkan beberapa materi
yafig masih kurang
e. Laniut BAB HI dan tsAB IY
5. Jum'at, 01 Ksnsutr a. Ternbahkan tabel keputihan
Februari 2019 Fr*p*satr karena alergi
BAB II h. Tamhahkan riwayat kesehetan
BAB IJT G. Samakan ASKEB berdasarkan
dan te*ri di BAB II
BAB IY d. Kerangka kcnseptual diperbaiki
e. Ferbaiki intervensi demgan
meflsgunakan dokumer:tasi
ASKEB Varnsy yang bcnar
f . Euat tsAB I v-* berdasarka:t te*ri
baru isi metaCe yang digumakar:
g. Sesu#kan krit*ria inklusi dan
eksklusi pada akseptcr KB IUD
iiengan Keputihan
#. Kaseis" 1? Konsul a. Perbaiki tujuan di Intervensi
Feb*rari ?{}19 proposal b. Tambahkan perneriksaan
BABM penunJang
dan BAB c. Siapkan BAB I sampai BAB
rv IV

Fr
{ Rahu, 27 Fshruari Kansul a. Perbaiki penulisan pada
2019 Pr*p*sal laporan
Lengkap b. Tambahkan rasionalisasi pada tr
(BAB r-rv) mtervensr
fl,ll
e:. =Lerykqti hdffi#,[
pengesahan, daftar isi, daftar
pustakq larnpiran dll
ffi Kamis, 2S a. Tambah kan sumber yang
Februari 2t]19 belurc lengkap
b. Benarkan posisi penulisan
+*hel h
c. iCc uiia* Pr+p*sal
s Jum'at, fi]' I\,{aret Konsul a. Irerbaiki PPT
2*19 ForveP*int
Prop*sal
b ACC PPT
h
LamPuanT

Selasa, 09 April Konsul a. Perbaiki BAB I


1CI. 2AW Proposal b. Perbaiki Penulisan
BAB I c. Perbaiki angka kejadian
keputihan W
ti
'it
.l*m'ai , 1Z Aprii Konsui a. 'Perb#iii penu{isan
2019 Pr oposal b. Perbaiki bab H
Lengkap
(BAB r-rv) W
1?. Senin, I5 April Konsul ACC Proposal
201q Fropasal
Lengkap
(BAB r-rv)
Irr
13. Jum'at. l7 L{ei Konsul a. Masukan angka ke;adian
2019 BAB I-III keputihan di BAB i
b. Masukkan dosis pemberian
obat
c Data penunj ang pemeriksan
h
keputihan
d Interpretasi dat"a di perbaiki
laSi
14 Selasa. 2I Mei Konsul a. Perbaiki BAB I
i9 'H^frl, I *'V b. Perbaiki inten'ensi
..hr
l}*l J

2S
c. Perbaiki kerangka konsep
d. Perbaiki pemeriksaan fisik
e. Perbaiki data fokus
Kamis,23 Mei Konsul a. Tarnbahkan keluhan di BAB V
I5 ?CI 19 BAB V b Perbaiki BAts V
c. Perbaiki intervensi dan
implementasi
h
t6 Senin, 27 Mei Konsul a. Perbaiki BAB V
2019 BABV- b. Perbaiki BAB 1II \lx
vII c. Perbaiki BAB \ruI
I t" Rabu, ?9 lvlei Konsul &. Perbaiki BAB \ru
2019 tsAB VII b. Perbaiki kesirnpulan dan saran

I8

ACC LTA
ffi ffi LSrfiffi E*ffi
.[ ffi tr ffirufu s
KEi,lEiir.ES F.l

NO REKAM MEDIS NIK

NO REGISTEft

ffi,ffi'ffi'ffi-r-.rr

STATUS RTJJUKAN Pasangan Kader


O O

I
KUNJUNGAN KE i

NE

IAIN NYA

AHi,[i1:li'*,',",,,i [-Tl'[l{-Tl ! fn,f[,f[ []],ffi'ffi i1;'[I'1-


i
lO1,OWO2,O,-SO3' t'tyeriPerutOt:imet05:BintilSakit06:Luka/UlkuebT:lengger0S:
i,ll,lTl'
Bubo09:NveriGrrymgSeeiiiltf-r-:-::-::-i.:c-i:cr!n
12i DTA 13; DTM 98: Men$trua5i 991 T3.i( aCa

Ya Oriort i
FORfuTULER gffiS
INFHKSI Mffiruil#ffi- ffi ffiffiffiffiffiAL

Anda mungkin juga menyukai