Oleh :
Oleh :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “ Asuhan
Kebidanan Fisiologis Holistik Pada KB Ny.F Umur 31 Tahun Akseptor KB
Suntik 3 Bulan di UPTD Puskesmas Kuta Selatan Tanggal 19 Januari 2024 ”.
Selama proses menyusun laporan ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis inginmenyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ibu Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Bidan.
2. Ibu Ni Luh Putu Sri Erawati, S.Si.T.,MPH selaku PJMK (penanggung jawab
mata kuliah) pada PK KB dan Kespro.
3. Ibu Putu Tina Krisna Dewi, A.Md.Keb selaku CI pada lahan praktik UPTD
Puskesmas Kuta Selatan
4. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah membantu dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
10
memerlukan pemakaian setiap hari. Jenis kontrasepsi suntik yang sering digunakan
adalah Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) yang diberikan setiap 12
minggu (3 bulan) dengan cara disuntik intramuskular.
Suntik KB 3 bulan adalah alat kontrasepsi yang paling diminati akseptor KB.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan asuhan kebidanan
keluarga berencana pada akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny F umur 31 tahun
akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di UPTD Puskesmas Kuta Selatan
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny. F Umur 31 Tahun Akseptor KB
suntik 3 Bulan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. F umur 31 tahun
akseptor baru KB suntik 3 bulan.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. F umur 31 tahun
akseptor KB suntik 3 bulan.
c. Mampu merumuskan analisis pada Ny. F umur 31 tahun akseptor KBsuntik 3
bulan.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny. F umur 3 1 tahun akseptor KB
suntik 3 bulan.
1
D. Manfaat Penulisan Laporan
1. Manfaat teoritis
Hasil penulisan laporan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
akseptor kontrasepsi yang lebih baik di masa yang akan datang sehingga
kesehatan ibu dapat terjaga.
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis yang bisa didapat dari penulisan laporan kasus ini
adalah sebagai berikut.
a. Manfaat untuk mahasiswa
Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
akseptor kontrasepsi, serta dipertimbangkan sebagai bahan kepustakaan bagi
mahasiswa kebidanan untuk menyusun laporan kasus selanjutnya.
b. Manfaat untuk pasien
Pasien mendapat pengetahuan mengenai kontrasepsi serta dapat menyadari
masalah kesehatan yang dialaminya sehingga petugas kesehatan dapat
melakukan deteksi dini lebih awal untuk melakukan pencegahan.
c. Manfaat untuk keluarga pasien
Keluarga dapat memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu dalam
menggunakan kontrasepsi.
d. Manfaat untuk petugas kesehatan
Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data
untuk meningkatkan kualitas pelayanan tenaga kesehatan, khususnya di bidang
kesehatan ibu dan anak.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
c. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam
5
keadaan sehat.
d. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang
cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.
3. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
2. Faktor Kesehatan :
a. Status Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak tidak
mempunyai penyakit yang menjadi kontraindikasi dalam menggunakan KB yaitu
sebanyak 104 (89,7%) responden. Hasil uji statistic kolerasi rank Spearman dan
diperoleh rho sebesar 0,083 dengan p value = 0,375 < 0,05, dengan demikian
7
hipotesis menyatakan tidak ada hubungan riwayat kesehatan dengan pemilihan
kontrasepsi.
b. Riwayat Haid
Riwayat haid sebelumnya yang dialami 116 (100%) responden menunjukkan
semua responden haid teratur. Riwayat haid sekarang menunjukkan bahwa
responden paling banyak haid teratur yaitu sebanyak 70 (60,3%) responden.Hasil uji
statistic kolerasi rank Spearman tidak diperoleh hasil rho dan p value, dengan
demikian hipotesis menyatakan tidak ada hubungan antara riwayat haid sebelumnya
dengan pemilihan alat kontrasepsi. Hasil uji statistic kolerasi rank Spearman dan
diperoleh rho sebesar -0,260 dengan p value = 0,012 < 0,05, dengan demikian
hipotesis menyatakan ada hubungan antara riwayat haid sekarang dalam
menggunakan alat kontrasepsi denga pemilihan alat kontrasepsi.
3. Faktor Metode Kontrasepsi :
a. Efektivitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden efektif dalam
menggunakan KB yang responden pilih yaitu sebanyak 116 (100%) responden.
Hasil uji statistic kolerasi rank Spearman tidak diperoleh hasil rho dan p value,
dengan demikian hipotesis menyatakan tidak ada hubungan antara efektifitas dalam
menggunakan alat kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi.
b. Efek Samping Minor
Hasil penelitian menujukkan bahwa responden paling banyak tidak ada efek
samping yaitu sebanyak 69 (59,5%) responden dan ada efek samping sebanyak 47
(40,5%) responden. Hasil uji statistic kolerasi rank Spearman dan diperoleh rho
sebesar -0,260 dengan p value = 0,005 < 0,05, dengan demikian hipotesis
menyatakan ada hubungan antara efek samping dalam menggunakan alat
kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi.
c. Biaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan biaya
untuk ber-KB terjangkau yaitu sebanyak 116 (100%) responden. . Hasil uji statistic
kolerasi rank Spearman tidak diperoleh hasil rho dan p value, dengan demikian
hipotesis menyatakan tidak ada hubungan antara biaya menggunakan alat
kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi.
8
E. Konseling Keluarga Berencana
1. Pengertian
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni, pada saat pemberian pelayanan.
Tehnik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan
dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai
dengan budaya yang ada ( Handayani, 2014).
2. Tujuan Konseling menurut Handayani ( 2014) yaitu:
a. Meningkatkan penerimaan
b. Menjamin pilihan yang cocok
c. Menjamin penggunaan cara yang efektif
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
3. Jenis Konseling KB menurut( Handayani, 2014) yaitu:
a. Konseling Awal
Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai didalamnya
termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan kesehatan,
prosedur klinik, kebijakan dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu.
b. Konseling Khusus
Koseling khusus mengenai metode KB memberi kesempatan pada klienuntuk
mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan
pengalamannya, mendapatan informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia
yang ingin dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB yang
1
0
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
1. Identitas
Ibu Suami
Nama : Ny. F Tn. 0
Umur : 31 tahun 32 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Taman Giri Mumbul
No telepon : 0898489xxxxx
2. Alasan datang
Ibu datang untuk kunjungan ulang suntik kb 3 bulan
11
6. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan memiliki 1 orang anak laki-laki.
7. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengidap penyakit infertilitas, mioma/kista,
kanker, kelainan menstruasi, infeksi kandungan/radang panggul, dan lain-lain.
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi selain suntik kb 3
bulan
9. Riwayat penyakit ibu
a. DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar, tidak haus berlebihan, tidak memiliki
kebisaan mendengkur pada saat tidur di malam hari dan tidak buangair kecil
lebih dari 8 kali pada saat malam hari.
b. Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit atau nyeri pada dada
bagian kiri, detak jantung tidak cepat, tidak mudah lelah selama beraktivitas
fisik, tidak ada pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.
c. TBC : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk kering yang
berkelanjutan, tidak mengalami rasa lemas yang berlebihan dan tidak
mengalami demam saat hamil
d. Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah diinformasikan oleh tenaga
kesehatan mengenai tekanan darah ibu yang tinggi
e. Hepatitis : Ibu mengatakan pada sklera dan ujung – ujung jari tangan atau kaki
tidak pernah terlihat kuning dan air kencing atau tinja tidak pernah terlihat
pucat
f. Asma : Ibu mengtakan tidak pernah mengalami sesak nafas
g. Vertigo : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit kepala yang hebat
dan terus menerus
h. Anemia : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri dada, tidak cepat lelah, kulit ibu
tidak pucat, dan denyut jantung ibu teratur
10. Bio, psiko, sosial, dan spiritual
a. Biologis
Ibu tidak ada keluhan baik itu bernapas, nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas
maupun hubungan seksual. Ibu mengatakan belum pernah melakukan
hubungan seksual setelah anaknya lahir.
1
2
b. Psikologis
Ibu mengatakan tujuan ibu menggunakan kontrasepsi adalah untuk mengatur
jarak kehamilan karena ibu mengatakan ingin memiliki anak hanya dua.
c. Sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami baik dan harmonis, dukungan
keluarga sangat baik. Dalam pengambilan keputusan didiskusikan terlebih
dahulu dengan suami dan keluarga. Ibu mengatakan tidak ada budaya yang
menghambat pemakaian kontrasepsi.
d. Spiritual
Ibu mengatakan sesuai agama yang ibu anut atau yakini tidak ada larangan
dalam mengguankan alat dan obat kontrasepsi.
B. Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : CM
c. BB : 56 kg
d. TB : 79 cm
e. Vital sign :
TD : 120/79 mmHg
Suhu : 36,6˚C
Nadi : 88×/menit
RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Kepala : tidak ada kelainan yang ada di kepala dan rambut tidak
rontok
b. Pemeriksaan Wajah : pemeriksaan di wajah tidak ada kelainan wajah tidak
pucat dan tidak ada closma pada kulit wajah
13
c. Mata : untuk pemeriksaan mata tidak ada kelainan, sklera berwarna putih, dan
konjungtiva berwarna merah muda
d. Bibir : tidak ada kelainan, dan mukosa mulut tidak kering
e. Dada aksila : untuk pemeriksaan dada tidak ada kelainan, untuk pemeriksaan
payudara tidak ada kelainan, bentuk payudara simetris, puting susu tidak
mengalami retraksi puting susu, tidak adanya benjolan pada payudara, tidak
mengeluarkan cairan yang patologis dari puting susu, tidak ada nyeri tekan
pada payudara.
f. Abdomen : tidak ada kelainan pada pemeriksaan abdomen, tidak ada bekas luka
operasi, tidak ada benjolan yang patologis, tidak adanya nyeri tekan pada perut
dan perut tidak mengalami distensi
g. Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Anus : untuk pemeriksaan pada anus tidak ada kelainan dan tidak ada hemoroid
di anus
i. Ekstremitas : untuk pemeriksaan ekstremitas tidak ada kelainan, kaki tidak
bengkak atau odema, tidak ada varises di kaki, kuku berwarna merah muda dan
tidak pucat.
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisinya masih
dalam batas normal, ibu paham dan mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang efek samping penggunaan kontrasepsi
suntik 3 bulan yang umum dialami adalah seperti gangguan menstruasi,
perubahan pada berat badan ibu, terkadang bisa sakit kepala, timbulnya
jerawat. Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang lama penggunaan kontrasepsi suntik 3
bulan. Kontrasepsi 3 bulan boleh digunakan sesuai dengan kebutuhan ibu
apabila dirasa nyaman dan sudah cocok, ibu paham dengan penjelasan yang
diberikan.
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang cara mengatasi efek samping yang
ditimbulkan dari kontrasepsi yang digunakan yaitu, menjaga pola makan dan
minum dengan baik, dan menerapkan pola hidup sehat, apabila efek yang
1
4
ditimbulkan sangat mengganggu ibu, ibu bisa beralih menggunakankontrasepsi yang
lain. Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan.
5. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan kepada ibu
yaitu penyuntikan KB suntik 3 bulan, ibu paham dan menyetujuinya.
6. Menyiapkan alat, bahan dan lingkungan. Semua sudah siap.
7. Menyuntikkan kontrasepsi suntik 3 bulan Medroxyprogesterone Acetate secara IM
pada area bokongsebelah kanan ibu, tidak ada reaksi alergi.
8. Memberikan dukungan kepada ibu dan mengingatkan ibu untuk tidak
berhubungan seksual selama 7 hari/jika ingin berhubungan seksual agar
menggunakan pengaman (kondom) tujuannya agar kontrasepsi yang
disuntikkan bekerja lebih efektif. Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
1
6
Makin bertambahnya umur seseorang maka dikatakan makin dewasa seseorang
dalam pikiran dan perilaku. Menurut Bernadus et al pada tahun 2013 mengatakan
bahwa umur diatas 20 tahun merupakan masa menjarangkan, mencegah kehamilan
sehingga pilihan kontrasepsi lebih ditujukan kepada kontrasepsi jangkapanjang.
Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang paling mendasar mempengaruhi
perilaku PUS dalam menggunakan kontrasepsi. Sejalan dengan konsep selogan
“dua anak lebih baik”, BKKBN memprioritaskan penggunaan kontrasepsi IUD
sebagai metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dalam mengendalikan
jumlah penduduk. Ibu yang telah memiliki 2 anak dianjurkan untuk menggunakan
kontrasepsi IUD sebagai kontrasepsi jangka panjang sehingga kemungkinan untuk
mengalami kehamilan lagi cukup rendah. Ny. F walaupun umurnya diatas 20 tahun
dan memiliki 1 anak belum berani menggunakan kontrasepsi jangka panjang karena
memang merencanakan kehamilan kembali dan tidak berani dalam pemasangan
IUD maupun Implant.
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk menjarangkan kehamilan,
serta mencegah atau melawan pertemuan antara sel telur yang matang dan juga sel
sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Jadi wanita yang ingin mengatur
jumlah anak ataupun yang ingin menjarangkan kehamilan sehingga jumlah anak
dalam keluarga sesuai keinginan dapat menggunakan kontrasepsi. Efektivitas
kontrasepsi progestin tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun.
Asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Hasil penelitian teori Saifuddin (2006) bahwa KB suntik 3 bulan dirasakan oleh
akseptor KB, praktis dan berjangka panjang serta tidak berpengaruh pada ibu
menyusui.
Bidan memberikan KIE kepada ibu mengenai beberapa hal yang belum ibu
ketahui seperti efek samping penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan yang Dimana
ada beberapa efek samping umum yang dialami oleh beberapa ibu seperti gangguan
menstruasi yang merupakan hal wajar daan masih tergolong normal jika ibu
mengalami gangguan menstruasi karna kontrasepsi suntik 3 bulan adalah jenis KB
hormonal, selain itu ada penambahan berat badan, berjerawat, terkadang akan sakit
kepala, mengalami flek atau perdarahan diluar menstruasi(spotting). Efek samping
di atas biasanya akan berkurang atau hilang dalam beberapa bulan pertama
pemakaian dan akan menyesuaikan dengan tubuh ibu. Selain itu bidan juga
17
menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan,
serta cara mengatasi efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan kontrasepsi,
selama diberikan KIE ibu bisa memahami penjelasan yang sudah diberikan oleh
Bidan.
Terakhir bidan mengingatkan ibu untuk melakukan suntik kembali 3 bulan
kemudian yaitu tanggal 13 April 2024 dan mengingatkan untuk datang tepat sesuai
dengan jadwal karena suntik 3 bulan sangat efektif apabila rutin diberikan secara
tepat waktu dan mengingatkan untuk segera datang jika mengalami efek samping
yang ibu rasa sudah sangat mengganggu ibu.
1
8
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Asuhan kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu Ny. F
dari data subjektif dan objektif didapatkan hasil keadaan ibu dalam keadaan normal
dan sehat. Ny. F adalah akseptor lama KB suntik 3 bulan, Setelah dilakukan
informed consent dilakukan penyuntikan kontrasepsi suntik 3 bulan secara IM di
bokong sebelah kanan ibu, tidak ada reaksi alergi pada ibu. Setelah itu bidan
mengingatkan kembali efek samping bahkan kelebihan dan kekurangan kontrasepsi
suntik 3 bulan ini dan mengingatkan untuk suntik kembali 3 bulan kemudian yaitu
tanggal 13 April 2024 dan mengingatkan untuk datang tepat sesuai dengan jadwal
karena suntik 3 bulan sangat efektif apabila rutin diberikan secara tepat waktu.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik
B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik
Pelayanan sudah dilakukan sangat baik oleh Bidan di puskesmas, hendaknya
hal-hal baik dapat dipertahankan dan yang masih kurang dapat diperbaiki,
sehingga komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan timbul
dalam melakukan asuhan kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi KB
suntik 3 bulan, mendokumentasikan semua tindakan serta bertindaksistematis
dan berkesinambungan dalam melakukan asuhan kebidanan
19
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC
Rahayu, Tri Budi dan Nova Wijanako. 2017. Efek Samping Akseptor KB Suntik
Depo Medroksi Progesteron Asetat atau DMPA Setelah 2 Tahun Pemakaian.
No. 01 Vol. 08. Hal 34-37. Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu”.
2
0
21