SKRIPSI
OLEH :
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa, atas segala rahmat dan karunia
Makanan Pendamping ASI pada Bayi Kurang dari 6 Bulan Di Desa Togideu
Proses penulisan proposal penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan
motivasi dari semua pihak. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin mengucapkan
peneliti mulai dari penyusunan proposal penelitian ilmiah ini sampai dengan dapat
tingginya kepada
4. Ibu Bd. Ika Nur Saputri, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi
ii
5. Ibu Bd. Titin Novayanti, SST, M.Keb selaku Sekretaris Program
Pembimbing
Reguler
sempurna, baik dari segi isi, bahasa dan penulisan. Untuk itu penulis
Ilmiah ini.
ini.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR SKEMA..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 5
1. Tujuan Umum................................................................. 5
2. Tujuan Khusus................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian................................................................ 6
1. Manfaat Teoritis............................................................. 6
2. Manfaat Praktis............................................................... 6
iv
D. Kerangka Teori Penelitian..................................................... 28
E. Kerangka Konsep Penelitian................................................. 29
F. Hipotesis Penelitian............................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 2.1 Contoh Jadwal Pemberian MP-ASI Menurut Umur Bayi,
Jenis Makanan Dan Frekuensi Pemberian.................................... 15
Tabel 3.1 Waktu Penyusunan dan Jadwal Penelitian................................... 31
Tabel 3.2 Defenisi Operasional..................................................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran 1 : Pengantar Kuesioner Penelitian
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 1 : Lembar Kuesioner dan Lembar Checklist
Lampiran 1 : Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 : Surat Balasan Studi Pendahuluan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
sekaligus periode kritis, pada periode ini bayi memerlukan gizi yang optimal
bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan didahului
dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah lahir, mulai umur 6
bulan dapat berikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan
teruskan menyusui hingga anak berumur 2 tahun (Depkes RI, 2012 di dalam
Heryanto, 2017).
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
dengan makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral. ASI
eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi dan juga merupakan
sumber nutrisi utama bayi. ASI sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh,
dengan komposisi ASI yang sempurna sesuai dengan kebutuhan bayi usia 0-6
7
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak World
sampai dengan umur 6 bulan didahului dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
berumur 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua
tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan meningkatkan status gizi
demikian, saat ini penerapan pola pemberian makan terbaik untuk bayi lahir
yang mendapatkan ASI eksklusif sedangkan 60% bayi lainnya ternyata telah
ASI eksklusif hanya 30,2% sedangkan yang tidak mendapat ASI eksklusif
(69,8%), bayi yang mendapat MP-ASI usia 6-24 bulan sebanyak 30,2% dan
atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan zat gizi selain ASI. MP-
pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-
Makanan Pendamping ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan (MP-
ASI dini) adalah pemberian makanan/minuman selain air susu ibu (ASI) yang
sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman.
menurut Measure Demograpic and Health Survey (M. DHS) 2013, bayi yang
mendapat MP-ASI dini usia 0-1 bulan sebesar 49,3%, pada usia 2-3 bulan
51%, dan usia 4-5 bulan sebesar 73%. Menurut Kemenkes RI (2013) jenis 3
makanan prelakteal yang paling banyak diberikan kepada bayi baru lahir
yaitu susu formula sebesar (79,8%), madu (14,3%), dan air putih (13,2%).
(Oktova, 2017)
kepada bayi saat berusia lebih dari 6 bulan karena bayi pada usia ini sudah
memiliki 4 sistem imunitas yang cukup kuat untuk melindungi dari macam
penyakit dan sistem cerna yang lebih sempurna sehingga dapat mengurangi
risiko alergi terhadap makanan. Data dari Pusat Pengembangan Gizi dan
bulan.
Risiko yang terjadi apabila bayi diberikan MP ASI dini sebelum usia
sel-sel sekitar usus yang belum siap untuk menerima kandungan dari
infeksi hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh bayi yang berusia kurang
dari enam bulan belum optimal dengan pemberian makanan selain ASI , sama
hal nya dengan memberi peluang pada bakteri untuk menyerang dan
2022 di Desa Togideu Kecamatan Sirobu, jumlah ibu-ibu yang memiliki bayi
wawancara kepada 3 orang ibu yang memiliki bayi kurang dari 6 bulan, dari 3
memberikan makanan pada bayinya seperti bubur sun, bubur yang disaring,
pisang yang dikerok, dan air putih, alasannya karena ibu merasa bayi akan
kekurangan gizi jika hanya diberikan ASI saja, bayi yang sering rewel dan
juga karena ibu harus pergi bekerja misalnya ke ladang. Berdasarkan hasil
wawancara, ibu yang memiliki bayi kurang dari 6 bulan lebih sering
mengalami diare, hal ini terjadi karna belum siapnya usus bayi untuk
karena usus tidak dapat mencerna makanan tambahan yang diberikan pada
ASI pada bayi kurang dari 6 bulan di Desa Togideu Kecamatan Sirombu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
telah digali peneliti pada saat perkuliahan serta dapat mengetahui faktor-
dari 6 bulan.
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian MP-ASI
bertambah dan teksturnya juga bertahap dari cair, saring, lembek hingga
atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau
anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI
meningkatnya usia bayi, maka kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi
anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI (Mufida, et all, 2015).
sebanyak yang bayi mau (Mufida, et all, 2015). Secara umum kesiapan
d. Bayi lebih tertarik pada makanan daripada botol susu atau ketika
e. Bayi rewel atau gelisah padahal sudah diberi beri ASI atau susu
WHO dan Global Strategy for Feeding Infant and Young Children
lokal
g. Kandungan serat atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah
yang sedikit.
5. Jenis MP-ASI
a. Berdasarkan tekstur dan kepadatannya, makanan pendamping ASI
terdiri dari :
1) MP-ASI cair: air tomat, air jeruk, air teh dan sebagainya.
3) MP-ASI padat: bubur padat, roti, finger food (jenis makanan kecil
atas:
seperti bubur susu instan aneka rasa, finger food, roti, dan
sebagainya.
oleh para ibu dirumah dengan aneka kreasi dan variasi. Sangat
terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI
makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan
2) Berikan kolostrum
2) Usia 6-7 bulan : Pada usia 6 bulan, sistem pencernaan bayi sudah
makanan yang lembut seperti bubur saring, bubur susu, atau pure
buah. Tambahkan ASI 3-4 sdm pada makanan bayi agar tidak
3) Usia 7-9 bulan : Pada usia 7-9 bulan, ketertarikan bayi terhadap
ke makanan keluarga
sehari.
tempe dan ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan
tomat. Bubur susu diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-
et all, 2015).
Tabel 2.1
Jadwal Pemberian MP-ASI Menurut Umur Bayi, Jenis Makanan Dan
Frekuensi Pemberian
Umur bayi Jenis makanan Takaran/ hari
- Air tajin
- Bubur, roti
- Daging/kacang-kacangan/ ayam/ikan
termasuk telur
mengenal makanan baru selain ASI kepada bayi. Oleh karena itu, cara
mengotori bajunya.
b. Sebaiknya, dudukkan bayi pada kursi makan bayi. Pastikan bayi duduk
bayi tentang apa saja. Misalnya, tentang nama makanan yang ia santap,
anda saat menyuapi bayi, sebenarnya juga wahana melatih bayi untuk
bicara. Sebab, perkataan anda akan terekam dalam memori otak bayi.
e. Jika bayi tidak mau disuapi lagi, jangan dipaksa. Mungkin ia sudah
kenyang atau ada rasa yang tidak disukai dari makanan itu (Evelin &
Nanang, 2010).
8. Dampak Pemberian MP–ASI terlalu dini (< 6 bulan)
kemudian hari.
dari MP-ASI.
menerima MP- ASI, maka resiko reaksi alergi lebih kerap terjadi
gizi bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Pemberian ASI dimulai
kurang dari 1 jam setelah lahir (inisiasi meyusu dini) sampai umur 6 bulan
atau disebut dengan ASI ekslusif yaitu pemberian ASI saja pada bayi
tanpa suplemen makanan yang lain. Pemberian ASI saja pada bayi selama
pendamping ASI dan ASI tetap diberikan sampai umur 2 tahun (IDAI,
2014).
Susu formula bayi adalah susu formula adalah susu yang dibuat
dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat
keadaan yang tidak memungkinkan ibu untuk menyusui bayinya dan harus
di beri susu formula, antara lain sebagai berikut (Khasanah, 2013 didalam
Damaris, 2018):
hepatitis
b. Air susu ibu tidak keluar sama sekali sehingga satu-satunya makanan
f. Adanya anggapan bayinya menolak atau diare karena minum ASI dan
seseorang maka semakin baik pula pemahaman dan penerimaan akan hal
baru atau informasi yang ia dapatkan. Secara garis besarnya dibagi dalam
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut,
c. Aplikasi (application)
diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seorang ibu yang
seterusnya.
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
2010).
yaitu :
2. Faktor Pendidikan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar adalah pendidikan umum yang lamanya
atau sederajat.
b. Pendidikan Menengah
terdiri atas:
c. Pendidikan Tinggi
dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat
sadar tentang keunggulan ASI serta dampak negatif dari pemberian MP-
ASI dini pada bayinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang
3. Faktor Pekerjaan
yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar
ASI dini, kesibukan ibu rumah tangga yang sering keluar rumah untuk
cukup. Selain itu ibu yang bekerja terlalu sibuk cenderung memiliki
wanita seperti saat ini karena banyaknya wanita yang nemilih untuk
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dalam hal ini
sebagai segala bentuk bantuan verbal dari orang terdekat seperti suami,
ASI sebelum bayi berusia 6 bulan, maka semakin baik sikap ibu dalam
memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan tidak
juga akan mendorong ibu untuk memberikan makanan selain ASI pada
bayi sebelum usia 6 bulan. Informasi tentang ASI dan MP-ASI bukan
hanya diberikan kepada ibu-ibu saja tetapi juga kepada suami dan
D. Kerangka Teori
Syarat pemberian MP ASI :
1. Tepat waktu
2. Adekuat
3. Aman dan Hygienis
4. Diberikan secara Gambar 2.2 Kerangka Teori penelitian
responsif
(IDAI 2014, Astrid dan Savitri, 2016,
Notoatmodjo 2010, Ekasari 2018)
F. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan, dengan pendekatan cross
sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam sekali waktu saja
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
penelitian
Bulan
Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusuna
n Judul dan
pengumpul
1 an jurnal
terkait
Judul
Penelitian
Penyusuna
2
n Bab I
Penyusuna
3
n Bab II
Penyusuna
4
n BAB III
5 Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
N
n= 2
1+ N ( d )
Keterangan :
N = Besar populasi
N = Besar sampel
D = Tingkat kepercayaan (0,12)
sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk
ditarik kesimpulannya.
A. Defenisi Operasional
Defenisi
Variabel Alat ukur Hasil ukur Skala
No Operasional
Variabel
dependent:
1. Pemberian Pemberian Kuesioner Nominal
MP-ASI makanan 1. Tidak diberi
Kurang dari pendamping ASI MP-ASI
6 bulan (selain ASI dan kurang dari
susu formula) 6 bulan
pada bayi dibawah 2. Diberi MP-
usia 6 bulan ASI kurang
dari 6 bulan
Variabel 1. Baik :
independent: dikatakan jika
2. Pengetahua Segala sesuatu Kuesioner responden Ordinal
n yang di ketahui menjawab
ibu tentang pertanyaan
Makanan dengan skor
pendamping ASI 76%-100%
pada bayi 2. Cukup :
dikatakan jika
responden
menjawab
dengan skor
56%-75%
3. Kurang :
dikatakan jika
responden
dapat
menjawab
pertanyaan
dengan benar
skor < 56%
3. Pendidikan Jenjang Lembar Ordinal
1. Pendidikan
pendidikan Check-list
Tinggi: PT
terakhir yang telah
2. Pendidikan
diselesaikan ibu
Menengah:
(SMA,
SMK, MA)
3. Pendidikan
Dasar :
(SD/SMP)
4. Tidak
sekolah/bel
um tamat
SD
Dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari Instrumen yang
disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep dan tinjauan
pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan. Dalam penelitian ini data
1. Data primer: yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
oleh responden.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh langsung dari institusi tempat
penelitian berupa jumlah ibu-ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 6
bulan.
1. Tahap Persiapan
responden
2. Tahap Pelaksanaan
pengisian kuesioner
diisi
kepada responden
yang jelas.
1. Editing
yang ada pada lembar observasi sudah lengkap, jelas dan relevan.
2. Coding
3. Entry
yang ada
4. Tabulating
ditentukan.
5. Cleaning
data.
6. Pengolahan data
Setelah data diolah, data akan disatukan dalam bentuk tabel.
1. Analisis Univariat
f
P¿ × 100%
N
Keterangan :
P = Presentasi
100 = Konstanta
2. Analisis Bivarait
1. Data Demografi
Nias Barat sebanyak 828 jiwa. Terdiri atas laki-laki 430 jiwa dan
perempuan 398 jiwa dan terdiri dari 229 kepala keluarga (KK).
2. Data Geografi
Kabupaten Nias Barat dengan luas wilayah 60 hektar. Batas wilayah yaitu:
Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia < 6 bulan di Desa Togideu, dimana data
1. Analisis Univariat
berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian
MP-ASI pada bayi < 6 bulan Di Desa Togideu
Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat
2. Diberi 22 68,8
Total 32 100
(68,8%).
b. Pengetahuan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Di Desa Togideu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat
Persentase
No. Pengetahuan Frekuensi
(%)
1. Baik 6 18,8
2. Cukup 4 12,5
3 Kurang 22 68,7
Total 32 100
responden (68,7%).
c. Pendidikan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Desa Togideu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat
Persentase
No. Pendidikan Frekuensi
(%)
Total 32 100
responden.
d. Pekerjaan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Desa Togideu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat
Persentase
No. Pekerjaan Frekuensi
(%)
Tidak Bekerja
2. 9 28,1
(IRT)
Total 32 100
e. Dukungan Keluarga
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan keluarga
Di Desa Togideu Kecamatan Sirombu
Kabupaten Nias Barat
1. Mendukung 18 56,2
Total 32 100
14 responden (43,8%).
2. Analisis Bivariat
F % F % F %
2. Cukup 3 75 1 25 4 100
0.006
3 Kurang 3 13,6 19 86,4 22 100
Total 10 31,2 22 68,8 32 100
bulan sebanyak 3 orang (75%) dan yang memberi MP-ASI pada bayi
bulan sebanyak 3 orang (13,6%) yang memberi MP-ASI pada bayi < 6
F % F % F %
Pendidikan
1. 2 66,7 1 33,3 3 100
Tinggi
Pendidikan
2 5 55,6 4 44,4 9 100
Menengah
Pendidikan 0,035
3 3 15 17 85 20 100
Dasar
Tidak/belum
4 0 0 0 0 0 0
tamat SD
tinggi, yang tidak memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 2
orang (66,7%) yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 1
orang (33,3%). Dari 9 responden berpendidikan menengah, yang
tidak memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 5 orang (55,6%)
dan yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 4 orang
MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 3 orang (15%) dan yang
ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi < 6 bulan di Desa Togideu
F % F % F %
Tidak 0.013
2 6 66,7 3 33,3 9 100
Bekerja
orang (17,4%) dan yang memberikan MP-ASI pada bayi < 6 bulan
(66,7%) dan yang memberikan MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak
3 orang (33,3%).
antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi < 6 bulan
F % F % F %
Tidak
2. 9 64,3 5 35,7 14 100 0,001
mendukung
tidak memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 1 orang (5,6%)
dan yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 17 orang
ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 9 orang (64,3%) dan yang memberi
Barat.
B. Pembahasan
Barat.
berpengetahuan baik, yang tidak memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan
sebanyak 4 orang (66,7%) dan yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan
tidak memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 3 orang (75%) dan
yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 1 orang (25%).
MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 3 orang (13,6%) yang memberi
Berdasarkan uji statistik Chi Square didapat p<α (0.006<0,05). Hal ini
nomor 7 adalah soal yang paling banyak dijawab benar oleh responden.
makanan seperti bubur saring, sun, dan pisang kerok yang diberikan pada
bayi sambil diberikan ASI. Makanan pendamping ASI adalah makanan
atau minuman yang dikenalkan pada bayi usia 6-24 bulan (Mufida, et all,
2015). Soal no. 7 (sebanyak 30 orang) tentang apakah ASI tetap diberikan
mengatakan bahwa setelah bayi diberi MP-ASI bayi tetap disusui untuk
menambah gizi bayi dan agar bayi tidak terus-terusan merasa lapar.
nutrisinya dan pemberian ASI tetap diteruskan agar bayi dapat beradaptasi
dan 10 adalah soal yang lebih banyak dijawab tidak benar oleh responden.
bayi tidak rewel sedangkan tujuan dari pemberian MP-ASI salah satunya
setelah bayi berusia 6 bulan sedangkan pada bayi 0-6 bulan hanya
diberikan ASI saja atau ASI ekslusif, pemberian MP-ASI yang terlambat
tidak ada pengaruh negatif bila bayi diberikan MP-ASI sebelum enam
bulan, justru sebaliknya bayi tidak rewel dan lebih ceria. Resiko
badan yang terlalu cepat (risiko obesitas), alergi terhadap salah satu zat
ASI harus diberikan secara bertahap, baik dari sisi tekstur maupun jumlah
pencernaan, kebutuhan nutrisi, dan usia bayi. Tujuannya agar bayi dapat
efek negatif bagi kesehatan bayi (Mufida, et all, 2015). Pemberian MP-
ASI pada bayi bertahap yaitu dimulai dari pemberian makanan cair,
keluarga.
semakin baik yaitu setelah bayi berusia enam bulan. Dari hasil penelitian
faktor pekerjaan dan dukungan keluarga, ibu yang bekerja tidak punya
cukup waktu untuk menyusui bayinya dan tradisi dalam keluarga yang
MP-ASI yang tepat pada bayi yaitu setelah usia 6 bulan. Namun, dari
pemberian MP-ASI yang baik adalah setelah bayi berusia enam bulan.
ibu untuk memberi MP-ASI sebelum usia enam bulan maka ibu juga akan
seseorang maka semakin baik pula pemahaman dan penerimaan akan hal
Kabupaten Nias Barat. masih tergolong kurang, hal ini disebabkan oleh
ketidaktahuan tentang MP-ASI serta waktu dan cara pemberian MP-ASI
mulai umur 2 bulan dengan alasan agar bayi tidak rewel, dan berat badan
tambahan pada bayi < 6 bulan juga sudah menjadi kebiasaan umum bagi
ibu-ibu yang memiliki bayi karena tradisi dalam keluarga bahwa bayi di
yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukan ada
dini pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan
ASI dini, karena semakin baik pengetahuan ibu mengenai waktu dan cara
pemberian MP-ASI yang tepat pada bayi maka ibu tidak memberi MP-
memberi MP-ASI pada bayi dibawah usia enam bulan dari pada ibu yang
tentang waktu dan cara pemberian MP-ASI yang tepat pada bayi akan
Barat
tinggi, yang tidak memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 2
orang (66,7%) yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 1
memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 5 orang (55,6%) dan
yang memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 4 orang (44,4%).
pada bayi < 6 bulan sebanyak 3 orang (15%) dan yang memberi MP-
ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 17 orang (85%). Berdasarkan uji
yang berpendidikan tinggi akan lebih sadar tentang keunggulan ASI serta
pengetahuan tentang pemberian MP-ASI yang tepat yaitu pada usia 6-24
dari pagi sampai siang, sedangkan bayi dititipkan kepada keluarga. Bayi
diberikan susu formula dan makanan tambahan oleh keluarga karena ibu
pengetahuan yang cukup baik tentang waktu dan cara pemberian MP-ASI
yang tepat pada bayi yaitu setelah usia enam bulan. Hasil penelitian juga
dengan memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 4 orang (44,4%).
akan mendorong ibu untuk memberi MP-ASI sebelum usia enam bulan.
Menurut Arum (2017) dalam Yulianto (2019) tingkat pendidikan yang rendah
sehingga sulit untuk merubah cara berfikirnya, saat bayi yang belum berusia 6
bulan menangis setelah diberikan ASI, hal ini berarti bayi masih belum
seperti bubur, buah dan lain-lain hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman ibu tentang waktu dan cara pemberian MP-ASI yang tepat
bahwa bayi di bawah usia enam bulan sudah dapat diberi makanan
tambahan agar berat badan bayi bertambah. Dari hasil penelitian juga
MP-ASI < 6 bulan sebanyak 3 orang (15%), hal ini didukung oleh faktor
waktu dan cara pemberian MP-ASI yang tepat pada bayi. Semakin tinggi
pemberian MP-ASI yang tepat pada bayi yaitu setelah usia enam bulan.
Barat
yang tidak memberikan MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 4 orang
(17,4%) dan yang memberikan MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 19
MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 6 orang (66,7%) dan yang
Berdasarkan uji statistik Chi Square Fisher's Exact Test didapat p<α
pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi < 6 bulan di Desa
sebagian besar adalah petani dimana setiap hari harus ke kebun untuk
menjadi salah satu cara agar kebutuhan bayi terus terpenuhi saat berada
mau memerah ASI dikarenakan oleh anggapan bahwa ASI akan cepat
basi jika diperas dan dimasukan kedalam botol susu dan tidak baik untuk
(66,7%). Ibu yang tidak bekerja diluar rumah atau ibu rumah tangga lebih
banyak waktu dekat dengan bayi, dapat lebih sering menyusui bayinya
dan tidak memberi makanan tambahan untuk bayi. Hasil penelitian juga
MP-ASI < 6 bulan sebanyak 3 orang (33,3%). Hal ini disebabkan oleh
sebelum usia 6 bulan akan mendorong ibu untuk memberi MP-ASI < 6
bulan, pendidikan dasar responden juga berpengaruh pada kurangnya
pada bayi 0-6 bulan hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan
pendamping ASI pada bayi 0-6 bulan. Hal ini dikarenakan banyak ibu
yang tidak menyepatkan waktu untuk menyusui bayinya pada saat kerja.
bahkan dititipkan kepada orang lain untuk dijaga, sehingga sangat tidak
ASI daripada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Ibu yang
bekerja di luar rumah tidak punya cukup waktu untuk menyusui bayinya
memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 1 orang (5,6%) dan yang
memberi MP-ASI pada bayi < 6 bulan sebanyak 17 orang (94,4%). Dari
pemberian MP-ASI < 6 bulan, yang tidak memberi MP-ASI pada bayi <
6 bulan sebanyak 9 orang (64,3%) dan yang memberi MP-ASI pada bayi
< 6 bulan sebanyak 5 orang (35,7%) memberikan MP-ASI pada bayi < 6
bulan. Berdasarkan uji statistik Chi Square Fisher's Exact Test didapat
bulan sudah bisa diberi makanan tambahan tanpa tahu resiko yang
dengan tidak memberi MP-ASI < 6 bulan sebanyak 1 orang (5,6%), hal
dengan kata lain mendukung untuk tidak memberika MP-ASI dini pada
MP-ASI < 6 bulan dengan memberi MP-ASI < 6 bulan sebanyak 5 orang
(35,7%), hal ini dapat disebabkan oleh faktor pekerjaan ibu. Ibu bekerja
sebagai petani dan harus pergi ke ladang setiap harinya sedangkan bayi
dititipkan kepada keluarga dan untuk memenuhi kebutuhan bayi saat ibu
berada di luar rumah maka bayi diberi susu formula dan makanan
tambahan.
ASI pada bayi usia kurang 6 bulan hasil penelitian menunjukan bahwa
bawah usia 6 bulan lebih banyak memberikan MP-ASI dini dari pada
yang terlalu dini ini biasanya karena anjuran orang tua terutama nenek
(mertua atau orang tua dari ibu yang menyusui). Alasan umumnya karena
bayi menangis terus meskipun telah disusui dan akhirnya diberi susu
pada bayi < 6 bulan akan mendorong ibu untuk memberi MP-ASI pada
bayi sebelum usia 6 bulan daripada keluarga yang tidak mendukung
C. Keterbatasan Penelitian
beberapa faktor lain seperti faktor kecukupan ASI, puting lecet, dan bayi
MP-ASI pada bayi secara dini dapat menyebabkan diare, alergi dan
bisa mendapatkan informasi tentang ASI dan MP-ASI. Hasil penelitian ini
pentingnya ASI ekslusif bagi bayi 0-6 bulan dan tentang pemberian MP-ASI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan Pemberian MP-ASI pada Bayi < 6 bulan di Desa Togideu Kecamatan
4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi
sebagai berikut :
1. Bagi Responden
yang mempunyai bayi tentang ASI dan MP-ASI dan memberi pemahaman
bahwa tidak ada nutrisi terbaik selain ASI pada bayi 0-6 bulan. Sehingga
ASI ekslusif dan MP-ASI yang dapat diinformasi dan diterapkan bagi
Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktor lain yang
berhubungan pemberian MP-ASI pada bayi < 6 bulan seperti puting lecet
khususnya ibu hamil, ibu nifas, menyusui dan pasangan usia subur.
MASTER TABEL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI < 6 BULAN
DI DESA TOGIDEU KECAMATAN SIROMBU KABUPATEN NIAS BARAT
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 6 18.8 18.8 18.8
cukup 4 12.5 12.5 31.2
kurang 22 68.8 68.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pendidikan tinggi 3 9.4 9.4 9.4
pendidikan menengah 9 28.1 28.1 37.5
pendidikan dasar 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid bekerja (petani, wiraswasta,
23 71.9 71.9 71.9
PNS)
tidak bekerja (IRT) 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mendukung 18 56.2 56.2 56.2
tidak mendukung 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 6.684a 2 .035 .046
Likelihood Ratio 6.657 2 .036 .060
Fisher's Exact Test 6.591 .043
Linear-by-Linear
6.003b 1 .014 .020 .017 .013
Association
N of Valid Cases 32
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,94.
b. The standardized statistic is 2,450.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Point Probability
Pearson Chi-Square 7.311a 1 .007 .013 .013
Continuity Correction b
5.197 1 .023
Likelihood Ratio 7.039 1 .008 .030 .013
Fisher's Exact Test .013 .013
Linear-by-Linear
7.082c 1 .008 .013 .013 .012
Association
N of Valid Cases 32
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2,81.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -2,661.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Point Probability
Pearson Chi-Square 12.643a 1 .000 .001 .001
Continuity Correction b
10.057 1 .002
Likelihood Ratio 13.776 1 .000 .001 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
12.248c 1 .000 .001 .001 .001
Association
N of Valid Cases 32
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
4,38.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -3,500.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010) 'Prosedur penelitian suatu pendekatan pratik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Damaris, Y. (2018) 'Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Berat Badan
Bayi 1-6 Bulan Di Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang'.
[skripsi]. Politeknik Kesehatan Kemenkes Ri Medan : Prodi D-IV
Jurusan Kebidanan Medan.
Depdiknas RI. (2003) 'Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional'.
Dinkes provinsi sumatra utara. (2019) ‘Profil kesehatan provinsi sumatra utara
tahun2018.
Ekasari, T. (2018) 'Pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian makanan
pendamping asi (mp-asi) pada bayi usia kurang dari 6 bulan: jurnal
ilmu kesehatan,volume 1, no. 2, februari 2018: page 62-66
Eveline, dan Nanang. (2010) 'Paduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta:
PT. Wahyu Media.
Hajrah, (2016) ‘Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian
Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dini Di Rb. Mattiro Baji
Kabupaten Gowa. [KTI], Jurusan Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin
Makassar
Heryanto, E. (2017) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian
Makanan Pendamping ASI Dini’, Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan.
Hidayati, NL. (2014) '1000 Hari Emas Pertama dari Persiapan kehamilan sampai
Balita.Yogyakarta: Andi Offset
Ikatan Dokter Anak Indonesia, (IDAI). (2014) ‘Penuntun Diet Untuk Anak:
Jakarta, Edisi ke 3
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016) Pusat Data dan Informasi
Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta Selatan : Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pusat Data dan Informasi
Situasi Gizi. Jakarta Selatan : Kementerian Kesehatan RI.
Mufida L., Widyaningsih T.D., Malignan J.M,. (2015) 'Prinsip Dasar Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Untuk Bayi 6-24 Bulan : kajian
pustaka: Jurnal pangan dan agroindustri. Vol. 3 No 4 September 2015
page.1646-1651,
Notoadmodjo, S. (2014) 'Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:
Rineka cipta
Oktova.(2017). Determinan Yang Berhubungan Dengan Pemberian Mp-Asi Dini
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Kesehatan, Volume Viii, Nomor 1,
April 2017
Savitri, Astrid. (2016) 'Super Komplit 365 Hari MPASI+.Yogyakarta,55187 :
Penerbit Idesegar.
Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Undang-undang Nomor 20. (2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(https://ilmu-pendidikan.net/pendidikan/peraturan/jenjang-pendidikan-
formal-di-indonesia-uu-sisdiknas-2003
Waryana, (2015) 'Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Cetakan
Pertama, hal 85-88.
Widiastuti, S. W., Marini, M. and Yanuar, A. (2020) ‘Hubungan Pendidikan,
Pengetahuan Dan Budaya Terhadap Pemberian Makanan
Pendamping Asi Dini Di Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang Tahun
2019’, JOURNAL EDUCATIONAL OF NURSING(JEN).
LAMPIRAN
PENGANTAR
KUESIONER PENELITIAN
NIM : 2192030
proses belajar di program studi sarjana kebidanan. Tujuan penelitian ini adalah
penelitian ini, dengan bersikap sukarela, senang hati dan jujur menjawab seluruh
pertanyaan. Informasi yang akan anda berikan dan semua data yang ada dalam
Peneliti
RESPONDEN
No. Responden :
Umur :
faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Kurang Dari 6
Responden Peneliti
Petunjuk pengisian ;
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat ibu dengan memberi tanda check-list ().