Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


DI PMB SRILEJARING TIYAS., S.Keb KOTA MALANG

Disusun Oleh:

1. Chistina Indiyarti : 202108052


2. Dewi Astutik : 202108054
3. Imrohtus Soliha : 202108090
4. Srilejaring Tiyas : 202108112
5. Tanti Aprianti : 202108121
6. Popy Agung Kristanti : 202108096
7. Vianida Evannggelista Duki : 202108128

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik ini telah disetujui oleh dosen pembimbing program studi
Profesi Bidan Karya Husada pada tanggal 11 Juli 2022

Malang, 11 Juli 2022

Pembimbing Lahan

Kalprina Todingan, S. Tr. Keb

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Siti Asiyah,SSiT,M.Kes Linda Andri Mustofa, SSiT., M.Keb.


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat

menyelesaikan “Laporan Praktik Klinik Manajemen Pelayanan Kebidanan Di

PMB Srilearing Tiyas S.Keb Kota Malang.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas

dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis

Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ita Eko Suparni,SSiT.,M.,Keb selaku ketua Stikes Karya Husada Kediri

2. Tintin Hariyani ,SSiT. M .,Kes selaku ketua prodi Pendidikan Profesi Bidan

3. Linda Andri Mustofa, SSi, M. Keb selaku Dosen Pembimbing Pendidikan yang

telah membimbing dalam mernyusun laporan ini.

4. Kalprina Todingan, S. Tr. Keb selaku Pembimbing Lahan Praktek yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun laporan ini.

Kelompok menyadari walaupun sudah berusaha dengan maksimal

mungkin. Mencurahkan fikiran kami dalam pembuatan laporan ini, penulis sadar

bahwa laporan yang dibuat ini masih memiliki banyak kekurangan dan

kelemahan, baik dari segi bahasa maupun tulisan. Untuk itu kritik dan saran yang

bermanfaat guna perbaukan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis

harapkan.

Malang, 17 Juni 2022


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 2
C. Manfaat..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3


A. Konsep Dasar Manajemen ....................................................... 3
B. Konsep Manajemen Kebidanan................................................ 3
C. Fungsi-fungsi Manajemen Kebidanan ..................................... 4
D. Unsur-unsur Manajemen Kebidanan......................................... 6
E. Tujuan Manajemen Pelayanan Kebidanan................................ 7
F. Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan............ 8
G. Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan........... 9
H. Mutu Layanan........................................................................... 10
I. Kepuasan................................................................................... 16
J. Konseling Kebidanan................................................................ 17
K. Bidan Delima............................................................................ 18
BAB III ANALISA SWOT 22
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 27
A. Input........................................................................................... 27
B. Proses......................................................................................... 28
C. Output......................................................................................... 28
D. Effect.......................................................................................... 29
E. Out-come (Impact)..................................................................... 29
F. Pembahasan Monitoring atau Instrumen.................................... 30
G. Analisis SWOT PMB Sri Esthini............................................... 33
H. Alur Pelayanan Pasien................................................................ 36
I. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana........................................... 36
J.Perekrutan Karyawan Magang Bidan di PMB Sri Esthini......... 37
K. Pengelolaan Keuangan di PMB Sri Esthini............................... 37

BAB V PENUTUP........................................................................................ 30
A. Kesimpulan ................................................................................ 30
B. Saran .......................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut
merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
mewujudkan hal tersebut, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.1

Untuk mendukung upaya kesehatan maka diperlukan tenaga


kesehatan yang bertugas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya. Bidan adalah
salah satu kategori tenaga kesehatan yang dapat berperan serta dalam upaya
mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal
khususnya kesejahteraan ibu dan anak, hal ini sejalan dengan pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs).2

Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang


memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tempat pelaksanaan rangkaian
kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara perorangan
disebut Praktik Mandiri Bidan.3

Praktik Mandiri Bidan (PMB) memiliki persyaratan yang diatur


dalam peraturan menteri kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
PMB adalah sebagai berikut: jenjang pendidikan minimal DIII Kebidanan,
memiliki STRB (surat tanda registrasi bidan), memiliki SIPB, lokasi yang
mudah untuk akses rujukan dan memperhatikan aspek kesehatan lingkungan,
memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas, wc/
kamarmandi, memiliki sistem air bersih, sistem kelistrikan dan pencahayaan
yang cukup, ventilasi atau sirkulasi udara yang baik, peralatan dan obat-
obatan, pengolahan limbah yang baik dan lain-lain.3
Salah satu PMB yang ada di malang adalah PMB Srilejaring Tiyas.
PMB ini berdiri sejak tahun 2013, dimulai dari rawat jalan hingga sekarang
menerima persalinan 24 jam. Beberapa pelayanan yang ada di PMB
Srilejaring Tiyas antara lain: pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan bayi baru lahir, KB, tumbuh kembang balita, imunisasi,
dan sebagainya.
Untuk mengetahui dan mempelajari manajemen pelayanan kebidanan
yang ada di PMB Srilejaring Tiyas ini maka penulis membuat lapaoran ini.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui, pengertian, fungsi dan tujuan
pelayanan kebidanan

b. Mahasiswa mampu mengobservasi manajemen pelayanan kebidanan di


PMB Srilejaring Tiyas.
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis

Dapat menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan di


PMB
2. Manfaat praktik

a. Bagi Mahasiswa
Dapat membandingkan antara teori dan pelaksanaan manajemen
pelayanan di kebidanan di PMB
b. Bagi Bidan Pelaksana di BPM Sri Esthini
Laporan ini dapat memberikan informasi tambahan bagi bidan
mengenai manajemen pelayanan kebidanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen


Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni,
ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan
untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat
untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana penerapan dan
penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar
dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu karena
manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya.4

Definisi manajemen menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai


berikut: Menurut Appley dan Oey Liang Lee (2015) manajemen adalah seni
dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran
orang lain untuk melaksanakan suatu aktifitas yang diarahkan pada pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam manajemen terdapat teknik-
teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika kepemimpinan dalam
mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, mengorganisasikan semua
komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan yang
dimaksudkan.5 Sedangkan menurut G.R. Terry (2016) menjelaskan bahwa
manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.6 Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan melalui pemanfaatan sumber daya dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.4
B. Konsep Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan
menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan
yang dilaksanankan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui
tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan
tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Pengertian manajemen kebidanan menurut buku 50 tahun IBI tahun
2007, manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisi data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Menurut Kemenkes RI tahun 2015, manajemen kebidanan adalah
metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus
dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Sedangkan menurut Helen Varney tahun 27,
manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
C. Fungsi-fungsi Manajemen Kebidanan

1. Fungsi Perencanaan/ Planning


Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan
dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian/ Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.

3. Fungsi Pengarahan/ Directing/Leading/ Actuating


Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian/ Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan
standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan
jika diperlukan.

Fungsi-fungsi tersebut harus ada agar mendapatkan hasil manajemen yang


maksimal untuk perusahaan atau organisasi. Menurut Ibnu Syamsi fungsi
manajemen terdiri dari :

a. Fungsi perencanaan
a. Fungsi mengatur pelaksanaan
1) Pengorganisasian (organizing)
2) Penyiapan tenaga (staffing)
3) Pengarahan (directing)
4) Pengkordinasian (coordinating)
5) Permintaan laporan (reporting)
b. Fungsi pengendalian (controlling)
c. Fungsi pengembangan (development)
Manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manajer dalam pekerjaannya harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi-fungsi
manajemen, yaitu sebagai berikut :
1. Planning (Perencanaan)
Yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa
yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Yaitu mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

3. Staffing (Penyiapan tenaga)

Yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,


pengarahan, penyaringan, latihan pengembangan tenaga kerja.

4. Controlling (pengawasan)

Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-


sebab penyimpangan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.
D. Unsur-unsur Manajemen Kebidanan
Unsur–unsur dari manajemen yaitu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu
usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan
6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets.
1. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab
pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-
materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

4. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin
akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara
kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.

6. Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.
Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan
dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga
barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
E. Tujuan Manajemen Pelayanan Kebidanan
Tujuan manajemen harus mengandung unsur-unsur :

1. What : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.

2. Who : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan,


beberapa yang ingin dicapai.
3. When : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
4. How : Prosedur kerjanya (SOP) jelas, sesuai dengan SPK (Standar
Pelayanan Kebidanan).
5. Why : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan
yang jelas.
6. Where : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
7. Which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut (lintas sektor walaupun
lintas program yang terkait).
F. Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan

1. P1 (Perencanaan)

Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,


menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (landasan dasar). Contoh : jadwal pelayanan
ANC di posyandu, puskesmas, rencana pelatihan untuk kader, nakes.
2. P2 (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-


golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan
wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka
pencapaian tujuan layanan kebidanan.

Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan


atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah
di tetapkan. Contoh : P2 (Pelaksanaan ), puskesmas, puskesmas pembantu,
polindes dan pembantu, balai desa, PMB.
3. P3 (Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan
iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan
sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang


manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang
telah di sepakati. Contoh : pencatatan dan pelaporan (SP2TP), supervisi,
stratifikasi puskesmas, survey.
G. Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan
Seorang bidan haruslah berfikir logikatik, analitis, sistematik, teruji secara
empiris, memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu : objektif, umum dan memiliki
metode ilmiah. Penerapan di dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan. Unsur- unsur
dalam perencanaan Pelayanan Kebidanan meliputi :
1. In–Put

Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktifitas


yang meliputi :
a. Man : Tenaga yang dimanfaatkan.

Contoh : Staf atau bidan yang kompeten

b. Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana


untuk

program

c. Material : Baku atau materi (sarana dan prasarana)


yang

dibutuhkan

d. Metode : Cara yang di pergunakan dalam bekerja


atau

prosedur kerja

e. Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan


program

f. Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program

2. Proses

Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi Manajemen


Operasional dan Manajemen asuhan.

a. Perencanaan (P1)

b. Pengorganisasian (P2)

c. Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian (P3)

3. Out–Put
Cakupan Kegiatan Program :

a. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan kebidanan

(memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang


menjadi sasaran program kebidanan (denominator).
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
(Mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dan sebagainya)
Contoh : Untuk BPS : Out–Put nya adalah

1) Kesejahteraan ibu dan janin

2) Kepuasan Pelanggan

3) Kepuasan bidan sebagai provider

4. Effect

Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan


peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada
di sekitarnya (Posyandu, BPS, Puskesmas dan sebagainya) yang tersedia.
5. Out–Come (Impact)

Dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu


program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status
kesehatan masyarakat.

H. Mutu Layanan
1. Pengertian
Berikut ini beberapa pengertian tentang mutu yang dikemukakan oleh para
ahli:
a Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for Quality
Control).b. Mutu adalah”fitness for use”, atau kemampuan
kecocokan penggunaan (J.M. Juran)
c. Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The
conformance of requirements-Philip B. Crosby).7
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
mutu adalah kemampuan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya sehingga pelanggannya merasa puas.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu
Mutu produk dan jasa pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh 9 area
fundamental (9M) yaitu:
a Men : kemajuan teknologi, komputer, dan hal-hal lain
yang memerlukan pekerja-pekerja spesialis yang
makin banyak
b Money : meningkatnya kompetisi di segala bidang
memerlukan penyesuaian pembiayaan yang luar
biasa termasuk untuk mutu
c Materials : bahan-bahan yang semakin terbatas dan berbagai
jenis material yang diperlukan
d machines and mechanization : selalu perlu penyesuaian-
penyesuaian seiring dengan
kebutuhan kepuasan
pelanggan
e modern information methods : kecepatan kemajuan
teknologi
komputer yang harus selalu
diikuti.

f. markets : tuntutan pasar yang semkin tinggi dan luas


g management: tanggung jawab management mutu oleh
perusahaan

h motivation : meningkatnya mutu yang kompleks perlu


kesadaran mutu bagi pekerja- pekerja

i mounting product requirement : persyaratan produk yang


meningkat yang diminta pelanggan perlu penyesuaian mutu terus-
menerus.7
3. Model Sistem dari Mutu
Gambaran mengenai mutu kaitannya dengan sistem pelayanan
yang berkaitan dengan input, proses, output, dan outcome dan impact
serta lingkungan yang mempengaruhi dapat digambarkan dalm model
sistem sebagai berikut:

Asumsi umumnya bahwa mutu hasil akhir yang baik sebagian


besar tergantung pada mutu struktur dan mutu proses di suatu organisasi
pelayanan kesehatan. Sebaliknya, hasil yang buruk dikarenakan karena
adanya struktur dan proses yang buruk pula.7

Donabedian dan WHO menganjurkan standar dan kriteria


diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu standar struktur
(input/masukan), standar proses, dan standar keluaran (outcome).
Standar masukan menentukan tingkat sumber daya yang diperlukan
agar standar layanan kesehatan dapat dicapai. Contohnya: personil,
pasien, peralatan, bahan, gedung, pencatatan, dan keuangan. Standar
proses menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar
pelayanan kesehatan dapat dicapai. Contohnya apa yang dikerjakan,
untuk siapa, siapa yang mengerjakan, kapan, dan bagaimana
mengerjakannya. Standar keluaran (outcome) atau hasil pelayanan
kesehatan ialah hasil pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan
sesuai standar pelayanan kesehatan. Kriteria outcome yang umum
digunakan antara lain: kepuasan pasien, pengetahuan pasien, kematian,
kesembuhan, dan lain-lain.
I. Kepuasan
1. Pengertian Kepuasan
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan kepuasan sebagai berikut:

a Kepuasan pelanggan adalah hasil yang dicapai pada saat

keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan.7

b Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2016).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepuasan akseptor adalah perasaan akseptor terhadap layanan KB yang
diterimanya berdasarkan layanan KB yang diharapkannya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Kepuasan dipengaruhi banyak faktor, antara lain yang bersangkutan dengan:
a. pendekatan dan perilaku petugas, perasaan akseptor terutama saat
pertama kali datang
b. mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan, apa yang
dapat diharap
c. prosedur perjanjian
d. waktu tunggu
e. fasilitas umum yang tersedia
f. mutu makanan, privasi, dan pengaturan kunjungan
g. outcome terapi dan perawatan yang diterima.7
3. Pengukuran Kepuasan
Ada dua komponen yang akan mempengaruhi ukuran kepuasan,
yaitu komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan.
Kesenjangan antara kedua komponen tersebut merupakan ukuran kepuasan
pasien. Apabila harapan pasien sama dengan kinerja layanan kesehatan,
atau tingkat kepuasan pasien 100%, maka pasien pasti merasa puas.
Tingkat kepentingan harapan pasiendan kinerja layanan kesehatan tersebut
diukur dengan skala Likert (Pohan, 2016). Skala Likert dapat digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau
masalah yang ada di masyarakat atau dialaminya, termasuk kepuasan.
Beberapa bentuk jawaban pernyataan yang masuk dalam kategori skala
Likert sebagai berikut:

Favourable Nilai Unfavourable Nilai


Sangat puas 4 Sangat puas 1
Puas 3 Puas 2
Tidak puas 2 Tidak puas 3
Sangat tidak puas 1 Sangat tidak puas 4
Cara interpretasi dapat berdasarkan prosentase sebagaimana berikut:

0% 25% 50% 75% 100%


Angka 0-25% : sangat tidak puas/sangat tidak

setuju/sangat tidak baik

Angka 25-50% : tidak puas/tidak

setuju/tidak baik

Angka 50-75% : puas/setuju/baik

Angka 75-100% : sangat puas/sangat setuju/sangat

baik (Hidayat, 2014).

J. Konseling Kebidanan
1. Pengertian
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha
bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang
lingkup pelayanan kebidanan.8
2. Tujuan dan Fungsi Konseling Kebidanan Tujuan konseling kebidanan:
a. Membantu klien memecahkan masalah,
meningkatkan keefektifan individu dalam
pengambilan keputusan secara tepat
b. Membantu pemenuhan kebutuhan klien
c. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi
positif.8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Konseling
Faktor tersebut dibedakan menjadi faktor utama dan faktor penunjang
1. Faktor Utama
a. Menyampaikan informasi dengan jelas, tepat, dan benar
b. Menunjukkan bahwa bidan memperhatikan dan memberi respek
2. Faktor Penunjang
a. Ruang konseling
b. Alat Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
c. Suasana konseling
d. Hubungan rapport (saling percaya)
e. Sikap konselor
f. Penampilan konselor 8
K. Bidan Delima
1. Pengertian
Program bidan delima merupakan program yang dikembangkan oleh IBI
untuk membina Praktik Mandiri Bidan (PMB) dan anggota IBI agar dapat
meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan
reproduksi terstandar.9
2. Prinsip
Prinsip program bidan delima adalah standarisasi pelayanan PMB.
Standarisasi yang dilakukan pada keahlian, kompetensi, peralatan, sarana,
prasarana, dan manajemen klinik sesuai dengan standar yang ada di
Kementrian Kesehatan RI. Standar tersebut telah dituangkan dalam
instrumen-instrumen bidan delima.9

3. Analisis situasi dan masalah

Program bidan delima lahir sebagai rasa tanggung jawab yang sangat
besar akan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PMB. Sesuai dengan visi
dan misi, IBI sangat menekankan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
bagi anggotanya, guna mendukung kinerja optimal dari seluruh anggota di
lapangan. Untuk itu IBI merasa perlu untuk terus memonitor dan
mengevaluasi kinerja anggotanya di semua instansi kesehatan di mana bidan
itu bekerja, termasuk bidan praktik swasta, guna menjamin keamanan dan
kepuasan masyarakat pengguna jasa bidan.

4. Sasaran

Sasaran program bidan delima adalah seluruh PMB yang memiliki SIPB
melalui proses pra-kualifikasi, kajian mandiri, dan validasi.9
5. Visi dan Misi

Visi:

Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik, agar


dapat memenuhi keinginan masyarakat.

Misi:

Bidan delima adalah bidan praktik swasta yang mampu memberikan


pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana, bersahabat, dan peduli terhadap kepentingan pelanggan,
serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.
6. Mekanisme
Pengurus Daerah (PD) IBI dan Pengurus Cabang (PC) IBI yang berminat
melaksanakan program ini perlu melakukan kajian kesiapan menajemen dan
membentuk unit pelaksana bidan delima. BPS yang mempunyai SIPB yang
berminat menjadi menjadi bidan delima diminta mendaftar kepada unit
pelaksana bidan delima di cabang dan mengisi form pra kualifikasi, kajian
mandiri, dan divalidasi oleh fasilitator. Calon bidan delima yang lulus validasi
akan diberi sertifikat dan paket bidan delima oleh IBI. 9

7. Sertifikat
Sertifikat diberikan oleh IBI setelah BPS telah melalui proses
kualifikasi, kajian mandiri, dan validasi. Sertifikat bidan delima berlaku 5
tahun. Bila BPS ingin memperbaharui sertifikat tersebut, maka perlu
divalidasi ulang oleh fasilitator.9

8. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Tim monitoring dibentuk di tingkat IBI pusat, propinsi, dan


kabupaten/kota yang terdiri dari unit pelaksana bidan delima (manajemen
dan keuangan), tim teknis yang terdiri dari pelatih fasilitator (propinsi) dan
fasilitator (kabupaten/kota).

Monitoring dilakukan secara rutin. Tingkat IBI pusat melaksanakan


monitoring secara random 1 propinsi per tahun. Tingkat propinsi
melaksanakan monitoring secara random minimal 3 kali kabupaten/kota per
tahun. Tingkat kabupaten/ kota melaksanakan monitoring semua bidan
delima 1x per tahun (100%). Evaluasi dilakukan paling tidak 3 tahun sekali
agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan program bidan delima.9
9. 10 M pelayanan berkualitas Bidan Delima
a Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

b Melakukan penyuntikan dengan alat suntik dan jarum suntuk sekali pakai
c Membuang peralatan tajam bekas pakai pada tempatnya
d Memberitahu tanggal kadaluarsa obat – obatan KB yang klien gunakan
e Mempunyai dan menggunakan catatan medis klien yang selalu
diperbaiki sesuai dengan perkembangan kondisi kesehatan klien
f Memberikan kesempatan pada klien untuk menceritakan segala keluhan
dan kebutuhan, siap memberikan informasi lengkap akurat yang
diperlukan, bersikap ramah dan menunjukkan kepedulian pada klien.
g Memberitahu klien jadwal pemeriksaan berikutnya dan rujukan jika
diperlukan
h Memilih metode KB dan asuhan yang sesuai dengan kondisi klien.
i Meningkatkan ketrampilan klinis dan non klinis secara teratur dengan
melengkapi peralatan dan mengikuti standar pelayanan mutakhir
j. Mengingatkan klien untuk menyebarluaskan artinya pelayanan
berkualitas.
L. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Dalam PMK RI No.28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan Praktik
Bidan menyebutkan3 :
Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan;
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan
oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
3. Surat Tanda Registrasi Bidan yang selanjutnya disingkat STRB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang telah
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kebidanan.
5. Praktik Mandiri Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan.
6. Instansi Pemberi Izin adalah instansi atau satuan kerja yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menerbitkan izin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
8. Organisasi Profesi adalah wadah berhimpunnya tenaga kesehatan bidan
di Indonesia.
Pasal 3 :
1. Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan
praktik keprofesiannya.
Pasal 5 :
1. Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki
SIPB. Pasal 15 :
1. Bidan dapat menjalankan Praktik Kebidanan secara
mandiri dan/atau bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
2. Praktik Kebidanan secara mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa Praktik Mandiri Bidan.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa:
a. klinik;
b. puskesmas;

c. rumah sakit; dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan


lainnya

M. Undang-Undang No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan


Yang berkaitan dengan Praktek Mandiri Bidan
diantaranya10 : Pasal 1 :
1. Surat lzin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik
Kebidanan.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alatdan/atau tempat yang
digunakan untukmenyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
baikpromotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang pelayanannya
dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
3. Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi untuk memberikan
pelayanan langsung kepada klien.

N. Undang-undang Tenaga Kesehatan No. 36 Tahun 2014


Yang berkaitan dengan praktek mandiri Bidan diantaranya dalam Pasal 11:
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau masyarakat. Untuk pasal-pasal
lainnya memiliki isi yang sama dengan UU Kebidanan dan PMK No.28 tahun
2017.
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN
PELAYANAN KEBIDANAN

A. Profil Praktek Mandiri Bidan Srilejaring Tiyas S.Keb


PMB Srilejaring Tiyas S.Keb mulai aktif tahun 2013 yang terletak di Jl.
Klayatan II No. 33, Bandungrejosari, Kec. Sukun, Kota Malang Jawa Timur.
PMB berada diwilayah kerja Puskesmas Sukun. PMB ini berada di dalam
gang sehingga dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.

Jadwal pelayanan di PMB Srilejaring Tiyas setiap hari pagi pada pukul
08.00- 12.00 WIB dan sore hari mulai pukul 16.00-21.00 WIB kecuali
persalinan 24 jam. Pelayanan yang diberikan di PMB Srilejaring Tiyas seperti
ANC, INC, PNC, bayi balita, imunisasi, KB, kesehatan reproduksi remaja,
pelayanan IVA dan Pap Smear, homecare, pemeriksaan umum,
kegawatdaruratan/pertolongan pertama, inovasi baby spa dan hipno terapi
( hipnobirthing, hipno KB lepas pasang IUD, Implant), hipno fertiliti dll.

B. Motto, Visi dan Misi


1. Motto
Melayani dengan kasih
2. Visi
Mewujudkan pelayanan berkualitas yang terjangkau.

3. Misi

a. Memberikan pelayanan sesuai standart dan


kewenangan yang berlaku.

b. Memberikan pelayanan yang nyaman dan


kekeluargaan.

c. Menumbuhkan dan memotivasi masyarakat agar sadar


kesehatan.
C. Riwayat Pendidikan
1. D1 Kebidanan RSUD Kepanjen 1996
2. D3 Stikes Widyagama malang 2011
3. S1 Stikes Karya Husada 2021
D. Pengalaman Organisasi
a. Anggota IBI
E. Pelayanan Praktik Mandiri Bidan
a. Promotif : konsultasi kesehataan reproduksi, penyuluhan kesehatan,
konsultasi laktasi
b. Preventif : imunisasi dasar dan ulangan, ANC, KB, IVA dan Pap Smear
c. Kuratif : pemeriksaan umum, persalinan, nifas, MTBS dan MTBM
d. Pelayanan Inovatif : homecare, tindik telinga, cukur rambut bayi, Baby
spa.
F. Kerja Sama yang Dilakukan
1. Puskesmas janti (jejaring)
2. Klinik Swasta (jejaring)
3. BPJS
4. Dinkes (jampersal)

G. Pengolahan Limbah Medis


Dalam pengolahan limbah medis, PMB bekerja sama dengan Puskemas
Janti bagian kesehatan lingkungan. Dalam pelayanan, semua limbah medis
memiliki wadah khusus, seperti Spuit bekas dimasukan dalam safety box,
limbah cair memiliki aliran tersendiri tanpa mengganggu lingkungan sekitar,
sampah infeksius lainnya dimasukkan dalam kantong plastik (tempat sampah).

H. Cara Mendapatkan Vaksin


Salah satu pelayanan di PMB Srilejaring Tiyas adalah pemberian
imunisasi. Untuk mendapatkan vaksin, PMB Srilejaring Tiyas bekerja sama
dengan Jurim Puskesmas janti. Pelayanan imunisasi dilakukan setiap hari
kecuali BCG dan MR 1 bulan sekali.
I. Manajemen Pengelolaan Obat
Dalam pengelolaan obat, PMB Srilejaring Tiyas bekerja sama dengan
Apotek sahabat jaya, apotik bakti sehat, apotik berkah jaya.
J. Media Promosi
Media promosi PMB Srilejaring Tiyas dilakukan masyarakat dari mulut
ke mulut, dan terkenal dengan pelayanan berkualitas dengan tarif terjangkau.
K. Pengorganisasian
PMB Srilejaring Tiyas sudah terstandarisasi Bidan Delima. Dalam
pemberian layanan, Bidan Srilejaring Tiyas memiliki latar belakang pendidikan
Sarjana Kebidanan dan dibantu oleh 2 orang Asisten Bidan dengan latar
belakang pendidikan sarjana terapan kebidanan.
L. Pelayanan Unggulan
Pelayanan unggulan PMB Srilejaring Tiyas adalah home care untuk
kunjungan nifas dan neonatus. Home care dilakukan pada pasien yang
melahirkan di PMB Srilejaring Tiyas. Home care dilakukan minimal sebanyak
3x atau sesuai kebutuhan. Setiap kali home care bidan melakukan pemeriksaan
neonatus dan ibu nifas. Home care ini memiliki keunggulan diantaranya:
pasien tidak perlu pergi kontrol ke fasilitas kesehatan, pasien merasa sangat
diperhatikan oleh bidan karena mau mengunjunginya ke rumah, pasien
memiliki waktu yang banyak untuk bertanya atau konsultasi karena waktu
home care minimal 30 menit untuk 1 pasien.
BAB IV
PEMBAHASAN

Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni,
ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan
untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat
untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana penerapan dan
penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar
dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer.Dikatakan ilmu karena
manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya.4

Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan


sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan


menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan
yang dilaksanankan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui
tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data,memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan
tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat,efektif dan efisien.
Penerapan Menajemen di PMB di atas yaitu:
A. In – Put
1. Man :Staf atau Bidan yang kompeten, kader
2. Money : Sumber pendanaan berasal dari jasa pelayanan pasien
3. Material : Alat timbangan, buku pencatatan disiapkan oleh bidan, dimana
alat timbang merupakan aset pribdi dari PMB, Vaksin, jarum suntuk
disediakan oleh pihak puskesmas, Obat – obatan disediakan oleh
bidan, Kartu KMS di peroleh dari Buku KIA yang sudah di dapatkan
saat melakukan pemeriksaan saat hamil.
4. Metode : Cara yang di pergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja
berupa kerjasama lintas sektor dari sesama bidan
5. Minute / Time : dilakukan setiap hari, dan setiap minggu kedua dan
keempat setiap bulan.
6. Market : masyarakat, dengan pemberian informasi langsung setelah
pelayanan
B. Proses
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan.Meliputi Manajemen
Operasional dan Manajemen asuhan.

1. Perencanaan (P1), merupakan awal dan arah dari proses menajemen PMB
secara keseluruhan. Perencanaan program PMB terdiri dari lima langkah
penting yaitu;
a. Menjelaskan berbagai masalah
b. Menentukan perioritas masalah
c. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilannya
d. Mengkaji hambatan dan kendala
e. Menyusun rencana kerja operasional
2. Pengorganisasian (P2), berdasarkan jumlah tenaga bidan yang bekerja di
PMB sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing- masing.

3. Penggerakan-pelaksanaan Keberhasilan pengembangan fungsi menajemen


ini sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pimpinan BPM menumbuhkan
motivasi kerja staf dan semangat kerja sama antara staf dengan staf lainnya
di PMB.

4. Pengawasan dan pengendalian Salah satu aspek yang diawasi selama


pelaksanaan program PMB di lapangan adalah ketrampilan bidan dalam
melakukan penimbangan dan membuat pencatatan dan pelaporan setiap
kegiatan yang dilakukan .
C. Out – Put
Cakupan Kegiatan Program :

1. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah


menerima layanan kebidanan (memerator),
dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat
yang menjadi sasaran program kebidanan (Denominator)
apakah terjadipeningkatan atau penurunan.
2. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan,
berupa kesejahteraan ibu dan janin, bayi, balita, kepuasan pelanggan,
kepuasan bidan sebagai provider
D. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan
berupa posyandu.
E. Out – Come ( Impact )
Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu program,
perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan
masyarakat, dimana dapat di lihat dari peningkatan jumlah kunjungan setiap
bulan yaitu :
1. Kunjungan ANC ± 30 ibu hamil/bulan
2. Persalinan ± 5 ibu bersalin/bulan
3. Pelayanan Nifas ± 10/bulan
4. Pelayanan KB ± 150 Akseptor/bulan
5. Pelayanan imunisasi ibu hamil ± 5 Ibu hamil/bulan
6. Pelayanan Imunisasi bayi balita ± 50 / bulan
7. Kunjungan Pasien Umum ± 150 pasien/bulan

F. Pembahasan Monitoring Pelayanan Kebidanan


1. Persyaratan Peralatan atau Instrumen
Berdasarkan diagram instrumen diatas maka dapat diketahui
bahwa presentase Instrumen yang ada di PMB Srilejaring Tiyas berjumlah
98% namun masih ada yang belum terpenuhi yaitu sebanyak 2%
dibuktikan dengan tidak adanya Jangka panggul dan Baby Suction Pum
Portable. Sehingga dapat diketahui bahwa PMB tersebut belum sesuai
dengan Permenkes No 28 Tahun 2017 pasal 35 yang berbunyi
“Persyaratan peralatan praktik mandiri bidan harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan
pelayanan”.
2. Jenis SPO di PMB Srilejaring Tiyas

Berdasarkan diagram tentang Jenis SPO di PMB Srilejaring Tiyas dapat


disimpulkan bahwa 100% sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan dan
permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelengaraan Praktik Bidan.

3. Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana di PMB Srilejaring Tiyas

Berdasarkan diagram Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana maka


dapat diketahui bahwa jumlah persentase yang telah memenuhi standar
sebanyak 98% namun masih terdapat beberapa yang belum memenuhi
sebanyak 2% yaitu tidak tersedia alat pemadam api (APAR) dalam kondisi
siap pakai. Sehingga bisa disimpulkan bahwa PMB tersebut belum sesuai
dengan dan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin
Penyelengaraan Praktik Bidan.

4. Indikator Pegawai Bidan di PMB Srilejaring Tiyas

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah persentase


indikator pegawai yang telah memenuhi sebanyak 100% hal tersebut sudah
sesuai dengan UU Kebidanan terbaru yaitu UU No.4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan dan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin
Penyelengaraan Praktik Bidan.
5. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai di PMB Srilejaring Tiyas

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa presentase


persyaratan obat dan bahan habis pakai yaitu 86%, dan 14% persyaratan obat
dan bahan habis pakai yang tidak ada.Hal tersebut menandakan bahwa obat
serta bahan habis pakai belum memenuhi persyaratan yang sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelengaraan Praktik
Bidan dan UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.
6. Total Persyaratan Praktik Bidan di PMB Srilejaring Tiyas

Berdasarkan diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa PMB ini


telah dinyatakan mampu memenuhi persyaratan praktik bidan yang
dibuktikan dengan total presentase persyaratan praktik bidan sebesar 100%
telah terpenuhi dan sebagian besar telah sesuai dengan Permenkes RI Nomor
28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelengaraan Praktik Bidan dan UU No.4
Tahun 2019 tentang Kebidanan.
G. Analisis SWOT PMB Srilejaring Tiyas
ANALISIS FAKTOR INTERNAL

STRENGHT SKOR BOBOT TOTAL


Bidan Srilejaring tiyas merupakan 7 7 49
seseorang yang sopan dan ramah
Bidan Srilejaring tiyas memiliki 8 9 72
keterampilan, dan konseling pasien
yang baik
Pelayanan baik teknis maupun non 8 8 64
teknis

Total Kekuatan 23 24 185


WEEKNESS SKOR BOBOT TOTAL
Sebagai karyawan swasta di Pabrik 8 8 64
gula Kebon agung sebagai petugas
P2K3
sehingga waktunya kurang maksimal
dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada pasien sehingga
digantikan dengan bidan mitra kerja.

Total 8 8 64
Selisih total kekuatan-kelemahan 185-64=121

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL


OPPORTUNITIES SKOR BOBOT TOTAL
Masyarakat akan dibantu dengan 8 9 72
adanya jaminan kesehatan untuk ibu
Melahirkan
Lokasi PMB Srilejaring Tiyas lebih 8 8 64
strategis dan mudah dijangkau
Bekerjasama dengan bidan lainnya 6 7 42
Total 22 24 178
THREAT
UU Kebidanan No.4 tahun 2019 tentang 9 9 81
persyaratan ijin praktek bidan harus
memiliki sertifikat kompetensi atau
sertifikat profesi
Meningkatnya persaingan lulusan bidan 7 8 56
Total kekuatan 9 9 137
Total peluang-ancaman 178-137=41
MATRIKS KUADRAN ANALISIS SWOT

KUADRAT II KUADRAT I

T 41 S

121

KUADRAT I KUADRAT I

INTERNAL STRENGTH WEEKNESS


EKSTERNAL
OPPOTUNITIES PROGRESIF UBAH STRATEGI
TRHEAT DIVERSIVIKASI STRATEGI
STRATEGI BERTAHAN

Setelah dilakukan analisis SWOT didapatkan hasil bahwasannya posisi


organisasi berada pada kuadran I membuktikan bahwasannya organisasi kuat dan
berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah progesif artinya dalam
kondisi pasien mantap. Sehingga benar- benar menjalankan membesarkan
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
H. ALUR PELAYANAN
Pendaftaran
Pasien datang Ruangan tunggu
pasien

Masuk Ruang Periksa Anamnesa


Timbang dan tensi Pemeriksaan fisik
KIE hasil pemeriksaan

NORMAL TIDAK NORMAL BERSALIN


Berikan resep obat Berikan obat Pasien dengan resiko tinggi, pasien Pasien bersalin yang diobservasi dahulu
dengan kegawatdaruratan
dan bayar

Pasien pulang

Pasien pulang Pasien rujuk

Rawat inap
I. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana dipelihara dengan baik. Apabila ada barang yang
rusak dan hilang bidan penglola serta karyawan segera mengganti dengan yang
baru menggunakan dana dari anggaran lain-lain.
J. Perekrutan Karyawan Magang Bidan di PMB Srilejaring Tiyas
Metode perekrutan yang digunakan merupakan metode terbuka yang
mana diinformasikan secara luas melalui berbagai saluran sehingga yang
masuk cukup banyak dan berkualitas. Syarat yang dibutuhkan adalah
membawa berkas seperti surat lamaran. Setelah diberikan berkas, maka
dilakukan wawancara. Apabila penilaiannya sesuai dengan yang diharapkan
oleh bidan pengelola, karyawan diperbolehkan untuk bekerja.

Karyawan bidan yang sudah direkrut dianjurkan untuk menginap 24


jam dan diberikan waktu libur satu hari dalam satu minggu.
K. Pengelolaan Keuangan di PMB Srilejaring Tiyas
Pengelolaan keuangan yang dilakukan di PMB Srilejaring Tiyas adalah
dengan metode manajemen cash flow yang berarti sejumalah uang kas yang
keluar dan masuk sebagai akibat dari aktivitas pelayanan pada periode waktu
tertentu. Pemasukan dan pengeluaran dicatat setiap hari kemudian direkap
setiap bulannya utnuk mengetahui total pemasukan dan pengeluaran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan melalui pemanfaatan sumber
daya dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan tertentu. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang
utuh dan menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu proses manajemen
kebidanan yang dilaksanankan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data,memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan
keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat,efektif dan efisien.

Unsur- unsur dalam manajemen pelayanan kebidanan meliputi in put


merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktifitas,
proses berupa perencanaan (P1), pengorganisasian (P2), penggerakan dan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian (P3), out put berupa jumlah
kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan kebidanan (memerator),
di bandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
program kebidanan, serta pelayanan yang sesuai standar, efect berupa peran
serta masyarakat dalam pemanfatan pelayanan kebidaan serta out come atau
impact berupa penilaian perubahan suatu program.
B. Saran
Diharapkan bidan mampu mempertahankan serta meningkatkan
pelayanan yang diberikan, sehingga setiap pasien yang datang untuk
melakukan pemeriksaan selalu mendapatkan kepuasan, dan dapat lebih
memperluas informasi tentang PMB itu sendiri dan diharapkan mahasiswa
yang melakukan praktik dapat memahami dan menerapkan manajemen
pelayanan kebidanan sesuai dengan standar yang sudah di pelajari.
DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia KK. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


2009.
2. Nuraini I (2015) Mutu Pelayanan Bidan Praktek Mandiri Kota Surabaya.
Embrio.
3. Indonesia MKR. PMK No.28 Tahun 2017. 2017.
4. Anton A. (2010) Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia.
5. Appley A, Lawrence, Lee, Oey L. (2015).Pengantar Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
6. Terry GR, W.Rue L. (2016) Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
7. Wijono D. (2016) Manajemen Kepemimpinan Dan Organisasi Kesehatan.
Surabaya: Airlangga University Press.
8. Uripni, Christina L, Dkk. (2016) Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
9. Indonesia IB. (2017) Bidan Delima. Jakarta: Pusat IBI
10. Indonesia KK.(2019) UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan.
Lampiran
1. Persyaratan Peralatan/Instrumen
No Indikator Ya Tidak
1 Instrumen
A. Set pemeriksaan obstetri gynekologi
1. Bak instrumen dengan tutup √
2. Baki logam tempat alat steril bertutup √
3. Reflek hammer √
4. Pen lanset (auto click) √
5. Tensimeter dewasa √
6. Stetoskop dewasa √
7. Sudip lidah √
8. Termometer dewasa √
9. Timbangan dewasa √
10. Torniquet karet √
11. Dopler √
12. Gunting benang √
13. Gunting episiotomi √
14. Gunting tali pusat √
15. Gunting perban √
16. Klem kasa/ korentang √
17. Tempat korentang √
18. Lampu periksa halogen √
19. Masker oksigen + kanula nassal dewasa √
20. Meja instrumen √
21. Nalpuder √
22. Jangka panggul √
23. Pinset jaringan ( sirurgis) √
24. Pinset kassa (anatomis) √
25. Pinset bedah √
26. ½ kocher √
27. Spekulum (sims) √
28. Spekulum cocor bebek √
29. Infus Set √
30. Stetoskop dewasa √
31. Stetoksop janin/Leanec √
32. Tabung oksigen dan regulator √
B. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
1. Alat pengukur panjang bayi √
2. Lampu periksa √
3. Pengukur lingkar kepala √
4. Pengukur tinggi badan anak √
5. Timbang bayi √
C. Set Pelayanan KB
1. Baki logam tempat alat steril bertutup √
2. Implan kit √
3. IUD kit √
4. Aligator esktraktor AKDR √
5. Gunting mayo CVD √
6. Klem kassa lurus √
7. Klem penarik benang AKDR √
8. Sonde uterus sims √
9. Tenakulum schroeder √
10. Scapel √
11. Trochar √

2. Ketersediaan Standar Pr

3. Prosedur Operasional (SPO) Sesuai Dengan Standar Pelayanan Kebidanan

No Jenis SPO Ya Tidak


1. SPO pelayanan antenatal √
2. SPO pelayanan persalinan √
3. SPO pelayanan nifas √
4. SPO penanganan bayi baru lahir √
5. SPO pelayanan KB √
6. SPO penanganan PER, PEB, eklamsi √
7. SPO penatalaksanaan rujukan √
8. SPO hemoragik antepartum √
9. SPO hemoragik postpartum √
10. SPO penanganan bayi asfiksia √
11. SPO mengatasi syok √
12. SPO pencegahan pengendalian infeksi (PPI) √

4. Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana Tempat Praktik

No Indikator Ya Tidak
A PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT
PRAKTIK
1. Bangunan Permanen dan Menetap √
2. Dinding dan Lantai Tempat Praktik √
Berwarna Terang, Tidak Berpori, dan
Mudah Dibersihkan
3. Lantai Tempat Praktik Tidak Licin, Tidak √
Berpori, dan Mudah Dibersihkan
4. Akses/Pintu Keluar Masuk ke Ruang Praktik √
Terpisah dari Rumah Tinggal Keluarga

5. Memiliki Ruang : √
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Periksa
c. Ruang Bersalin
d. Ruang Nifas/Rawat Inap
e. Kamar Mandi/WC
f. Ruang Pemrosesan Alat dengan
Syarat Tertentu
B PERSYARATAN RUANG PRAKTIK

1. Ruang Tunggu √
a. Ruangan Bersih dan Nyaman
b. Dilengkapi dengan Bangku Tunggu
c. Tersedia Media Informasi Kesehatan

2. Ruang Periksa √
a. Ukuran Minimal 3 X 2 m2
b. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
c. Ruangan Bersih dan Tidak Berdebu
d. Dilengkapi Tempat Tidur Untuk
Pemeriksaan dengan Ukuran Sesuai
Standar, Meja, dan Kursi
e. Tersedia Tempat Untuk Mencuci
Tangan dengan Air Mengalir dan
Tersedia Sabun atau Antiseptik
f. Tersedia Media Informasi Kesehatan
Ibu dan Anak
3. Ruang Tindakan √
a. Ukuran Minimal 3X4 m2 Untuk 1
(Satu) Tempat Tidur Persalinan
dengan Ukuran Sesuai Standar
b. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
c. Akses Keluar Masuk Pasien Lebar
Minimal 90 cm
d. Ruangan Bersih dan Tidak Berdebu
e. Tersedia Meja Resusitasi Untuk
Neonatal dan Set Resusitasi
f. Tersedia Tempat Untuk Mencuci
Tangan dengan Air Mengalir dan
Tersedia Sabun atau Anti Septik
4. Ruang Nifas/Rawat Inap Ibu dan Bayi : √
a. Ukuran Minimal 2X3 m untuk 1 (satu)
tempat tidur
b. Jumlah Tempat Tidur Maksimal 5
(Lima) Tempat Tidur Disesuaikan
dengan Luas Ruangan
c. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
d. Akses Keluar Masuk Pasien Lebar
Minimal 90 cm
e. Ruangan Bersih dan Tidak Berdebu
f. Tersedia Tempat Untuk Mencuci
Tangan dengan Air Mengalir dan
Tersedia Sabun atau Anti Septik

5. WC/Kamar Mandi : √
a. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
b. Pintu Terbuka Keluar, Lebar Daun
Pintu Minimal 90 cm, Mudah Dibuka
dan Ditutup
c. Dilengkapi dengan Pegangan Rambat
(Handrail), Closet Diutamakan Kloset
Duduk
d. Tersedia Shower/Gayung
6. Ruang Lainnya Bila Difungsikan Untuk √
Pemrosesan Alat dan Pengelolaan
Limbah :
a. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
b. Tersedia Wastafel Khusus Pencucian
ALat dengan Air Mengalir
c. Tersedia Alat dan Tempat
Pemrosesan Alat Sesuai Standar
d. Untuk Pengelolaan Limbah Padat
Tersedia Tempat Sampah Tertutup
yang Terpisah Untuk Limbah Medis
dan Limbah Domestik, Dilapisi
Kantong Plastik. Limbah Medis
Infeksius Hanya Boleh Disimpan
Maksimal 48 Jam.
e. Untuk Pengelolaan Limbah Cair
Diperlukan Septic Tank yang kedap
Air Terpisah dari Limbah Rumah
Tangga
C PERSYARATAN PRASARANA

1. Sirkulasi Udara 15% X Luas Lantai √

( Dalam Hal Tidak Terpenuhi 15%, Maka


Bisa Ditambah Alat Pengatur Sirkulasi
Udara Seperti AC dan Kipas Angin)
2. Cahaya Terang dan Tidak Menyilaukan √
3. Pintu Dapat Dikunci dan Terbuka Keluar √
4. Tersedia Sketsel, Gorden yang Mudah √
Dibersihkan
5. Tersedia Air Mengalir √
6. Tersedia Sistem Kelistrikan yang √
Sesuai Dengan Peralatan yang Digunakan
7. Tersedia Minimal 1 Titik Kelistrikan Tiap √
Ruangan, Sedangkan Khusus Ruangan
Tindakan Minimal Dua
8. Tersedia Minimal Satu Alat Pemadam Api √
Ringan (APAR) dalam Kondisi Siap Pakai

9. Meubelair : √
a. Kursi Kerja (4 buah)
b. Lemari Arsip (1 buah)
c. Meja Tulis ½ Biro
d. Tempat Tidur Periksa (1 buah)
e. Tempat Tidur Persalinan (1 set)
f. Tempat Tidur Nifas (1 buah)
g. Boks Bayi (1 buah)
1. Pencatatan dan Pelaporan
a. Kesehatan Ibu dan KB
1. Buku KIA (sesuai kebutuhan) V
2. Buku Kohort Ibu (1 buah)
V
3. Kartu Ibu (sesuai kebutuhan)
4. Buku Register Ibu (1 buah) V
5. Formulir dan Surat Keterangan Lain V
sesuai Kebutuhan Pelayanan yang V
Diberikan (sesuai kebutuhan)
6. Formulir Inform Consent (sesuai
kebutuhan) V
7. Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan)
8. Formulir Rujukan (sesuai
kebutuhan) V
9. Surat Keterangan Hamil (sesuai
kebutuhan) V
10. Pencatatan Asuhan Kebidanan
(sesuai kebutuhan)
b. Kesehatan Anak
1. Form MTBS (1 buah) V
2. Buku Register Bayi (1 buah)
3. Formulir Deteksi Dini Tumbuh V V V V
Kembang Anak (sesuai kebutuhan)
4. Formulir Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (sesuai kebutuhan)
5. Formulir Rekapitulasi Laporan V
Kesehatan Bayi (sesuai kebutuhan)
6. Register Kohort Bayi (1 buah)

c. Imunisasi
1. Formulir Lain Sesuai Kebutuhan
Pelayanan yang Diberikan (sesuai
kebutuhan)
2. Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan)
d. Persalinan
1. Informed Consent (sesuai VV
kebutuhan)
2. Formulir dan Surat Keterangan
Lain (sesuai kebutuhan)
3. Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan) V
4. Formulir Partograf (sesuai
kebutuhan)
5. Formulir Persalinan atau Nifas dan V
KB (sesuai kebutuhan)
6. Formulir Rujukan (sesuai V
kebutuhan)
7. Formulir Surat Kelahiran (sesuai
kebutuhan) V
8. Kantong Persalinan (1 set)
e. Nifas V
1. Buku Register Pelayanan (sesuai
kebutuhan) V
2. Formulir Lain Sesuai Kebutuhan
Pelayanan (sesuai kebutuhan)
V
3. Persyaratan Indikator Pegawai Bidan
No Indikator Pegawai Bidan Ya Tidak

1. Bidan yang Bekerja di Fasilitas Pelayanan √


Kesehatan Wajib Memiliki SIPB

2. Bidan yang Menjalankan Praktik Mandiri √


Wajib Memiliki SIPB

3. Bidan Wajib Menjadi Anggota IBI (Ikatan √


Bidan Indonesia)

4. Bidan Tidak Sedang Dalam Sanksi Profesi atau √


Hukum

5. Bidan dalam Praktiknya Mempekerjakan √


Tenaga Bidan Lain yang Memiliki SIPB untuk
Membantu Tugas Pelayanan

6. Bidan Wajib Mengikuti Perkembangan Ilmu √


Pengetahuan dengan Mengikuti Kegiatan
Akademis dan Pelatihan

7. Bidan Berpenampilan Rapi Dan Sopan √

4. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai


No Jenis Obat Sediaan Jumlah Ya Tdk
KONTRASEPSI ORAL
1 Desogestrel tablet Sesuai √
kebutuhan
2 Kombinasi desogestrel dan tablet Sesuai √
Etinilestradiol kebutuhan
3 Kombinasi levonogestrel dan tablet Sesuai √
ethinylestradiol kebutuhan
4 Lynestrenol Tablet Sesuai √
kebutuhan
5 Kombinasi Cyproterone dan Tablet Sesuai √
ethynylestradiol kebutuhan
6 Kombinasi Gestodene dan Tablet Sesuai √

ethynylestradiol kebutuhan
7 Levonogestrel Tablet Sesuai √
kebutuhan
8 Kombinasi drospirenone dan Tablet Sesuai √
ethynylestradiol kebutuhan
9 Kombinasi ethynylestradiol Tablet Sesuai √
dan lynestrenol kebutuhan
KONTRASEPSI SUNTIK
10 Medroxyroprogesterone Vial Sesuai √
acetate (DMPA) kebutuhan
11 Kombinasi Vial Sesuai √
Medroxyroprogesterone kebutuhan
acetate (DMPA) dan estradiol
cypionate
Kontrasepsi Implan Sesuai √
kebutuhan
12 Levonogestrel Rods Sesuai √
kebutuhan
13 Etonogestrel Rods Sesuai √
kebutuhan
Kontrasepsi AKDR Sesuai √
kebutuhan
14 IUD Cu T 380 A Set Sesuai √
kebutuhan
15 IUD Levonogestrel Set Sesuai √
kebutuhan
KONDOM Sesuai
kebutuhan
16 Kondom Buah Sesuai √
kebutuhan
OBAT KEGAWATDARURATAN DAN OBAT LAIN

17 Oksitosin Inj Ampul Sesuai √


kebutuhan
18 Metilergometrin Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
19 MgSO4 40% Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
20 Kalsium Glukonat 10% Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
21 Nifedipin / amlodipin Ampul Sesuai √
kebutuhan
22 Metildopa Ampul Sesuai √
kebutuhan
23 Vitamin A dosis tinggi Softgel Sesuai √
kebutuhan
24 Tablet tambah darah Tablet Sesuai √
kebutuhan
25 Vitamin K 1 Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
26 Salep mata Gentamicin Tube Sesuai √
kebutuhan
BAHAN HABIS PAKAI
1 Alkohol Sesuai kebutuhan √
2 Cairan Desinfektan Sesuai kebutuhan √
3 Kain steril Sesuai kebutuhan √
4 Kapas Sesuai kebutuhan √
5 Kasa non steril Sesuai kebutuhan √
6 Kasa steril Sesuai kebutuhan √
7 Lidi kapas steril Sesuai kebutuhan √
8 Masker Sesuai kebutuhan √
9 Sabun tangan atau antiseptik Sesuai kebutuhan √
11 Benang chromic catgut Sesuai kebutuhan √
12 Gelang bayi Sesuai kebutuhan √
13 Infus set dewasa 2 set √
14 Infus set dengan wing needle 2 set √
untuk anak dan bayi nomor 23
dan 25
15 Jarum jahit Sesuai kebutuhan √
16 Kantong urine Sesuai kebutuhan √
17 Kateter folley dewasa Sesuai kebutuhan √
18 Kateter nelaton Sesuai kebutuhan √
19 pembalut Sesuai kebutuhan √
20 Pengikat tali pusat Sesuai kebutuhan √
21 Plester Sesuai kebutuhan √
22 Sabun cair untuk cuci tangan Sesuai kebutuhan √
23 Sarung tangan Sesuai kebutuhan √
24 Sarung tangan panjang Sesuai kebutuhan √
(manual plasenta)
DOKUMEN DOKUMEN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai