Anda di halaman 1dari 256

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ” L ” G3P2002 DARI MASA HAMIL

DENGAN ANEMIA SAMPAI DENGAN KB DI PMB LEJAR


KOTA MALANG

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Oleh:

SRILEJARING TIYAS
NIM. 202108112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA KEDIRI
2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ” L ” G3P2002 DARI MASA HAMIL
DENGAN ANEMIA SAMPAI DENGAN KB DI PMB LEJAR
KOTA MALANG

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program


studi Profesi Bidan STIKES Karya Husada Kediri

Oleh:

SRILEJARING TIYAS
NIM. 202108112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA KEDIRI
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan ini telah disetujui untuk dipertahankan


pada Ujian Sidang Asuhan Kebidanan Komprehensif
Tanggal : 14 Juli 2022

Oleh:

Pembimbing I

Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.,Bd.,MPH

Pembimbing II

Kalprina Todingan,S.Tr.Keb

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan judul


“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.L. Masa Hamil Dengan Anemia
Sampai Dengan KB di PMB Lejar Kota Malang” ini, telah dipertahankan di depan
Tim Penguji Ujian Sidang Laporan Asuhan Kebidanan Berkesinambungan
Prodi Profesi Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri

Pada Tanggal : 25 Juli 2022

Mengesahkan

Tim Penguji

TandaTangan

Anggota I : Brivian Florentis Y.,SST.M.Kes

Anggota II : Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.,Bd.,MPH

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Kebidanan
STIKES Karya Husada Kediri

Tintin Hariyani, SSiT., M.Kes


KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmat Nya sehingga terselesaikannya laporan asuhan kebidanana berkelanjutan

yang berjudul “Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. L. masa hamil

dengan anemia sampai KB di PMB Lejar Kota Malang”, sebagai salah satu tugas

mata kuliah di Program Studi PROFESI KEBIDANAN Stikes Karya Husada

Kediri.

Asuhan kebidanan ini dilakukan secara berkelanjutan dengan hasil pada

pemeriksaan ANC, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB Ny.L. kehamilan

dengan Anemia. Asuhan kebidanan secara berkelanjutan ini dilakukan di PMB

Lejar Kota Malang. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Ita Eko Suparni, SSiT., M.Keb selaku Ketua STIKES Karya Husada Kediri.

2. Tintin Hariyani, SSiT., M.Kes selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi

Bidan STIKES Karya Husada Kediri

3. Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.,Bd.,MPH selaku pembimbing I dan sebagai penguji

2 yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan asuhan kebidanan

komprehensif ini dapat terselesaikan.

4. Brivian Florentis Y.,SST.M.Kes selaku penguji 1 yang telah memberikan

bimbingan sehingga laporan asuhan kebidanan komprehensif ini dapat

terselesaikan.

iv
5. Kalprina Todingan,S.Tr.Keb. selaku pembimbing lahan (CI) yang telah

memberikan kesempatan menyusun Laporan Asuhan Kebidanan

berkesinambungan.

6. Ny.L. dan keluarga yang telah bersedia dikaji dalam pengkajian laporan

asuhan kebidanan berkelanjutan ini

7. Dion E.W. suamiku dan Seagal, Arud, Benning anak-anakku atas cinta,

dukungan dan doa yang selalu diberikan, sehingga laporan asuhan kebidanan

ini selesai pada waktunya.

8. Keluarga besarku atas dukungan dan doa yang selalu diberikan, sehingga

laporan asuhan komprehensif ini selesai pada waktunya.

9. Semua teman seperjuangan yang sudah membantu proses pengerjaan Asuhan

Kebidanan Komprehensif ini, kalian luar biasa hebatnya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan asuhan

kebidanan komprehensif ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

keterbatasan yang dimiliki sehingga perlu saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan laporan asuhan kebidanan berkelanjutan ini.

Malang, 07 Juli 2022

Penulis

v
INTISARI

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “L” MASA HAMIL DENGAN


ANEMIA SAMPAI DENGAN KB
DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN LEJAR KOTA MALANG
Oleh
SRILEJARING TIYAS

Asuhan kebidanan yang berkelanjutan (komprehensif) dapat


mengoptimalkan deteksi resiko tinggi maternal neonatal. Untuk membantu upaya
percepatan penurunan AKI salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara
berkelanjutan atau Continuity Of Care.
Metode penelitian yang digunakan adalah Case Study dengan meneliti
suatu kasus yang terjadi dari unit tunggal. Subyek penelitian ini adalah Ny.”L”.
Asuhan kebidanan continuity of care dilaksanakan di Praktek Mandiri Bidan Lejar
Kota Malang yang dilakukan bulan April 2022 sampai Juni 2022 mulai dari
masa kehamilan trismester III, persalinan,neonatus, nifas sampai KB.
Hasil studi kasus yang didapat dari asuhan kebidanan Komprehensif yang
sudah di lakukan pada masa kehamilan ditemukan masalah ketidaknyamanan dan
anemia. Setelah diberikan asuhan, masalah dapat teratasi. Proses persalinan pada
kala 1 fase aktif dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan 10 cm terjadi sangat
cepat, sampai dengan kala IV tidak ditemukan masalah. Pada nifas terdapat
keluhan nyeri luka jahitan yang merupakan hal fisiologis dan keluhan bisa teratasi,
pada neonatus tidak ditemukan masalah, ibu memilih KB IUD dan sudah
terpasang dengan tujuan ibu tidak ingin menambah anak lagi.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan
pada Ny.”L”. diharapkan Ny.”L”. dapat menerapkan edukasi yang telah
didapatkan selama diberikannya asuhan, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadi resiko dalam kehamilan, persalinan, masa nifas, neonatus dan KB.

Kata kunci : Asuhan kebidanan masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan
KB.

vi
ABSTRACT

MIDWIFERY CARE IN NY. "L" PERIOD OF PREGNANCY WITH


ANEMIA UP TO FAMILY PLANNING
IN MIDWIFE INDEPENDENT PRACTICE LEJAR MALANG CITY
By
SRILEJARING TIYAS

Continuous ( Comprehensive) obstetric care can optimize the detection of


neonatal maternal high risk.To help efforts to accelerate the decline of MMR, one
of them is to carry out continuous care or Continuity Of Care.
The methode of the study used is a Case Study by examining a case that
occurs from a single unit. The subject of this study is Mrs." L". Obstetric care
continuity of care is carried out at Midwife Independent Practice Lejar Malang
City which is carried out in April 2022 to June 2022 starting from the period of
pregnancy trismester III, childbirth, neonates, puerperium to family planning.
The results of case studies obtained from comprehensive obstetric care
that have been carried out during pregnancy found problems for pregnant
women, namely discomfort and anemia. Once given upbringing, the problem can
be solved.The labor process at the time of 1 active phase from the opening of 4 cm
to the opening of 10 cm occours very quickly, until the time IV no problems were
found. in puerperium there are complaints of suture wound pain which is a
physiological thing and complaints can be resolved, in neonates no problems
were found, mother choose IUD family planning and it has been installed with the
aim that the mother does not want to add more children.
Based on the results of the comprehensive obstetric care that has been
done to Mrs." L". expected Mrs." L". can apply the education that has been
obtained during the provision of care, so as to reduce the possibility of risks in
pregnancy, childbirth, puerperium, neonates and family planning.

Keywords: Obstetric care during pregnancy, childbirth, puerperium, neonates


and family planning.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
INTISARI ........................................................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 7
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 8
1.4 Manfaat ....................................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Teori .................................................................... 11
2.1.1 Konsep Kehamilan ............................................................ 11
2.1.2 Anemia dalam Kehamilan.................................................. 32
2.1.3 Konsep Ketuban Pecah Dini.............................................. 37
2.1.4 Konsep Persalinan ............................................................. 50
2.1.5 Konsep Manual Plasenta.................................................... 72
2.1.6 Konsep Nifas...................................................................... 78
2.1.7 Konsep Bayi Baru Lahir.................................................... 88
2.1.8 Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB) ......................... 99
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan .............................................. 115
BAB 3 STUDI KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan .......................................... 120
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan............................................ 138
3.3 Asuhan Kebidanan Pada Nifas ................................................... 162
3.4 Asuhan Kebidanan Pada BBL .................................................... 174
3.5 Asuhan Kebidanan Pada KB ...................................................... 189
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan .................................................................................... 202
4.2 Persalinan ..................................................................................... 208
4.3 Nifas ............................................................................................. 210
4.4 BBL ............................................................................................. 211
4.5 KB ................................................................................................ 213
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 216
5.2 Saran ............................................................................................ 217
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Nilai Normal Hb.......................................................................... 28


Tabel 2.2 Pemeriksaan Protein Urine.......................................................... 28
Tabel 2.3 Pemeriksaan Reduksi Urine........................................................ 29
Tabel 2.4 Involusi uterus............................................................................. 81
Tabel 2.5 Kunjungan Asuhan Masa Nifas................................................... 87
Tabel 2.6 Skor Apgar................................................................................... 94
Tabel 2.7 Jadwal Imunisasi......................................................................... 97

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Skrining Ibu Hamil................................................................. 221


Lampiran 2 Penapisan Ibu Bersalin............................................................ 222
Lampiran 3 Catatan Kesehatan Ibu Hamil................................................. 223
Lampiran 4 Data Pendukung Hasil Laboratorium...................................... 224
Lampiran 5 Lembar Observasi .................................................................. 225
Lampiran 6 Partograf.................................................................................. 227
Lampiran 7 Catatan Kesehatan Ibu Nifas................................................... 229
Lampiran 8 Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir........................................ 230
Lampiran 9 Dokumentasi KB..................................................................... 231
Lampiran 10 Leaflet..................................................................................... 232
Lampiran 11 Dokumentasi Foto Kegiatan................................................... 234
Lampiran 12 Lembar Konsul........................................................................ 237

x
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
AKN : Angka Kematian Neonatus
ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Berat Badan Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BPM : Bidan Praktik Mandiri
COC : Continuity Of Care
DC : Distantin Critarum
DJJ : Denyut Jantung Janin
Golda : Golongan Darah
HB : Haemoglobin
IM : Intra Muskular
IUD : Intra Uterine Device
IUGR : Intra Uterine Growth Restriction
MAL : Metode Amenore Laktasi
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
MDGs : Millenium Development Goals
PTT : Penegangan Tali pusat Terkendali
SAR : Segmen Atas Rahim
SBR : Segmen Bawah Rahim
SKDI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDGs : Sustainable Development Goal

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) merupakan asuhan

kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi yang

dimulai pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB

(Irawati, 2012). Asuhan antenatal care merupakan asuhan pada ibu hamil

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan mental serta

mendapatkan informasi tertulis tentang perawatan kehamilan dapat dicatat

pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang penggunaannya telah

dilaksanakan. Selain itu, asuhan persalinan normal bertujuan untuk

memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek

sayang ibu dan bayi (Damayanti,dkk, 2014).

Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan dihitung

mulai dari fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung

selama 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender internasional.

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, trimester satu berlangsung dalam 12

minggu, trimester dua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan

trimester tiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40)

(Prawirohardjo, 2014; 213).

1
2

Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung dari kesakitan

dan kematian pada maternal. Hal ini disebabkan karena proses persalinan

dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan sehingga

salah satu upaya untuk mengantisipasi risiko yang akan terjadi dengan

mendeteksi faktor risiko secara dini pada masa kehamilan ibu untuk

mengurangi hal-hal tersebut agar tidak terjadi. (Hidayah, 2018).

Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin seseorang

kurang dari 10gr/dl, sedangkan angka idealnya untuk ibu dewasa berdasarkan

standar WHO adalah 12gr/dL. Artinya, seorang ibu dewasa yang sedang hamil

maupun tidak akan didiagnosis mengalami anemia jika kadar hemoglobinnya

di bawah 12gr/dl. Akan tetapi, munculnya gejala bersifat individual, bisa jadi

orang yang memiliki hemoglobin 10gr/dl masih dapat beraktifitas secara

normal dan energik, sedangkan yang lain tampak letih dan lesu (Fatonah, S,

2016).

Selama kehamilan berlangsung, biasanya muncul beberapa keluhan

yang cukup mengganggu kenyamanan. Di usia kehamilan trimester pertama,

ibu hamil mengalami tanda-tanda kehamilan yang cukup mengganggu

menyerupai morning sickness, tubuh terasa letih lelah, kram perut, sering pipis

dan lain lain. Dengan bertambahnya usai kehamilan tanda-tanda kehamilan

akan segera hilang, namun bukan berarti tak ada keluhan lain yang muncul.

(Sukarni K, 2013).

Di usia hamil trimester 2, meski ibu hamil sudah tidak mual dan

muntah tapi ada keluhan lain yang muncul menyerupai sakit pinggang, kram
3

kaki dan lain lain. Pada usia kehamilan trimester akhir, ibu hamil akan

menjumpai beberapa keluhan yang cukup menciptakan tak nyaman aktivitas.

Meskipun dianggap sebagai keluhan yang masuk akal namun alangkah

baiknya kita berusaha untuk mengatasinya dengan cara sederhana. (Walyani,

2017)

Indikator kesejahteraan suatu bangsa dinilai dari Kesehatan Ibu dan

Anak. Masalah Kematian Ibu (AKI) dan Kematian Bayi (AKB) berkaitan

dengan berbagai faktor, seperti mutu layanan, akses (geografis, dan

ketersebaran fasilitas kesehatan, kapasitas dan sistem pembiayaan), penduduk,

SDM serta kemauan dan kebijakan politik pemerintah. Angka Kematian Ibu

(AKI) merupakan jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan,

dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan, terjatuh disetiap 100.000 kelahiran hidup. (Kementerian

Kesehatan, 2016).

Sustainable Development Goal (SDGs) merupakan kelanjutan dari

MDGs yang berakhir pada tahun 2015, diadakan program lanjutan yaitu yang

meliputi 17 goals. Salah satu program SDGs yaitu meningkatkan kesehatan

ibu. Peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai

yaitu : penurunan AKI dari 395 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 306 per

100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012), menurunkan presentase BBLR 10,2%

menjadi 8% (Rencana Strategis Kemenkes, 2017).

Angka Kematian Ibu di Jawa Timur mengalami kenaikan di tahun

2021 ini. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan kunjungan


4

pemeriksaan kehamilan sehingga penapisan ibu hamil risiko tinggi kurang

maksimal, ada beberapa kabupaten/kota jumlah persalinan yang ditolong

dukun yang meningkat dari tahun sebelumnya, banyak ibu hamil yang

seharusnya dilakukan persalinan di fasyankes rujukan, tapi dilakukan di

fasyankes primer karena terbatasnya tempat tidur di rumah sakit, adanya

pandemi covid-19, sehingga penyebab kematian ibu kasus lain-lain

(konfirmasi Covid-19) menyumbang banyak pada kasus kematian ibu di tahun

2021, beberapa kabupaten/kota yang tidak melakukan AMP minimal 1x tiap

tribulan karena adanya pandemi Covid-19. Upaya peningkatan keterampilan

klinis petugas di lapangan tetap dilakukan dengan melibatkan multi pihak dari

Forum Penakib Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/ Kota. Menurut Supas

tahun 2016, untuk AKI Nasional sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini naik dibandingkan tahun 2020 yang mencapai

98,39 per 100.000 kelahiran hidup. Masih tingginya kasus covid-19

mempengaruhi AKI di Jawa Timur, sehingga pada tahun 2021 AKI Jawa

Timur mencapai 234,7 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Timur 2021).

Keadaan Rasio Kematian Bayi dan Rasio Kematian Neonatal di Jawa

Timur berdasarkan dari laporan rutin relatif kecil. Secara perhitungan absolut,

jumlah kematian bayi sebanyak 3.354 bayi. Untuk proporsi kematian bayi di

Jawa Timur pada tahun 2021 masih banyak terjadi pada neonatal (0 - 28 hari),
5

yaitu sebanyak 73,87%. Kematian balita secara total sebanyak 3.598 balita

meninggal.(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2021).

Dalam empat tahun terakhir (2017 - 2021) jumlah kematian bayi di

Jawa Timur terlihat cenderung mengalami penurunan, begitu pula jika dilihat

dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 - 2019 cenderung stagnan menurun, sedangkan

pada tahun 2020 dan 2021 BPS tidak mengeluarkan Angka Kematian Bayi.

Untuk mencapai target Nasional, dukungan lintas program dan lintas sektor

serta organisasi profesi yang terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan

ibu dan bayi sangat diharapkan. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2021).

Untuk menekan angka kematian ibu, tentunya perlu keterlibatan

banyak pihak, seperti Kemenkes, BKKBN, hingga pimpinan daerah.

Semuanya harus menyadari, bahwa upaya untuk intervensi mencari jalan

keluar penurunan angka kematian ibu ini harus dilakukan secara bersama-

sama. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2021).

Menurut WHO secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di

seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %, Menurut WHO 40% kematian ibu di

negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan disebabkan oleh

defisiensi besi dan perdarahan akut. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas), angka kejadian anemia di Indonesia masih tinggi, terdapat 48,9%

ibu hamil yang mengalami anemia.

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 20 April 2022 diketahui salah

satu ibu hamil di kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang


6

yang bernama Ny.L umur 34 tahun G3P2002 Umur Kehamilan 34 minggu

dengan Skor Poedji Rochyati 2 dengan skor awal kehamilan 2 dengan anemia

berdasarkan data pendukung hasil laboratorium Hb 9,7gr% .

Untuk mengingat pentingnya peran dan fungsi bidan dalam

menurunkan AKI dan AKB salah satu upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan bermutu pada ibu

dan bayi dalam lingkup kebidanan yaitu melakukan asuhan kebidanan secara

komperehensif atau COC (Continuity Of Care). Tujuan dari COC adalah

memberikan pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah

dalam bidang kesehatan pada ibu masa hamil, persalinan dan BBL, nifas,

neonatus serta KB dan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan ibu dan anak secara berkelanjutan. (Legawati, 2018)

Asuhan kebidanan yang komprehensif dapat mengoptimalkan deteksi

resiko tinggi maternal neonatal. Oleh karena itu untuk membantu upaya

percepatan penurunan AKI salah satunya dalah melaksanakan asuhan secara

berkelanjutan atau Continuity Of Care. Continuity Of Care adalah pelayanan

yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang

wanita dan bidan. Asuhan kebidanan yang berkelanjutan berkaitan dengan

tenaga profesional kesehatan, pelayan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi,

awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6

minggu pertama post partum(Legawati, 2018)

Dampak yang terjadi apabila tidak memberikan asuhan kebidanan

secara berkesinambungan dapat menyebabkan tidak tercapainya penurunan


7

angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab bidan yang tertuang dalam Keputusan Mentri Kesehatan RI

no 938 tahun 2007, bidan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki posisi

penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia.

Dengan melakukan COC (Continuity Of Care) bidan memberikan asuhan

kebidanan yang berfokus pada aspek promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care ) kepada

Ny.”L” G3P2002 dengan usia ibu 34 tahun usia kehamilan 34 minggu dengan

anemia dan Skor Poedji Rochyati = 2 dengan skor awal kehamilan

berapapun skornya tetap harus dilakukan asuhan kebidanan komprehensif di

lingkungan kerja PMB Lejar. Dimulai dari masa hamil, persalinan dan nifas,

bayi baru lahir, neonatus sampai KB.

1.2 Identifikasi Masalah

Hasil identifikasi diatas bahwa pada Ny ”L” G3P2002 dengan usia ibu 34

tahun usia kehamilan 34 minggu dengan fisiologis, di wilayah kerja PMB

Lejar dengan skor awal ibu hamil Poedji Rochyati = 2 . Berdasarkan ruang

lingkup asuhan yang akan diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan,

bersalin, masa nifas, BBL, neonatus, serta KB, maka perlu dilakukan asuhan

kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, BBL, neonatus,

serta KB.
8

1.3 Tujuan Penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara continuity of

care pada Ny. “L” di wilayah kerja PMB Lejar pada masa kehamilan,

persalinan dan bayi baru lahir, nifas, neonatus serta Keluarga

Berencana dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

dan dokumentasi SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL serta

KB

2) Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada masa

kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB.

3) Merencanakan asuhan kebidanan secara continue pada masa

kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB.

4) Melaksanakan asuhan kebidanan secara continue pada masa

kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB.

5) Melakukan evaluasi kebidanan yang telah dilakukan pada masa

kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB.

6) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

masa kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan

KB.
9

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan

serta referensi bagi mahasiswa sehingga dapat mengaplikasikan materi

yang diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memberikan

Asuhan Kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin,

nifas, neonatus, dan kontrasepsi dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan dan dokumentasi SOAP.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai metode penilaian bagi mahasiswa dalam

melaksanakan tugas dalam menyusun laporan studi kasus, serta

mendidik dan membimbing mahasiswa agar lebih terampil

dalam memberikan asuhan kebidanan.

Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam memahami

pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB.

2) Bagi Lahan Praktik

Sebagai masukan agar dapat meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB secara

komprehensif.

3) Bagi Pasien
10

Continuity of care diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan, perhatian, pemeriksaan dan pemantauan

pemeriksaan ibu pada masa kehamilan, persalinan nifas dan

pada bayi baru lahir.

4) Bagi Penulis

Penulis dapat langsung mempraktekkan teori dan

pengalaman yang baru didapat di lapangan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan

KB, manambah pengetahuan, wawasan serta ketrampilan

sesuai dengan standart asuhan kebidanan, sehingga bisa lebih

dekat dengan klien.

Diharapkan dapat membantu pelaksanaan asuhan

kebidanan secara continue of care serta menjadi masukan

dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan

kebidanan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori

2.1.1 Konsep Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan proses pembuahan yang terjadi

antara sperma dan ovum yang kemudian dilanjutkan dengan

proses implementasi, nidasi, dan perkembangan janin di dalam

uterus. Kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 280

hari atau 40 minggu atau juga 9 bulan. Kehamilan ini dibagi

menjadi 3 trimester, di mana trimester pertama berlangsung mulai

minggu ke-1 hingga minggu ke-12, trimester kedua dimulai pada

minggu ke-13 hingga minggu ke-27, trimester ketiga dimulai pada

minggu ke-28 sampai dengan minggu ke-40. Kehamilan premature

terjadi jika usia kehamilan < 37 , kehamilan aterm ≥ 37 minggu

sampai dengan 40 minggu, dan post term > 40 - ≤ 42 minggu

( Setyowati,Anis. 2019 ).

2. Proses Kehamilan

Berikut akan dijelaskan proses pertumbuhan dan

perkembangan janin dimulai dari trimester II sampai bayi

dilahirkan.

11
12

(1) Usia 27 minggu

Janin mulai berlatih untuk bernafas dengan cara

menghirup dan menghembuskan cairan amnion. Denyut

jantung janin sudah terdengar jelas dari luar kandungan. Pada

minggu ke- 27 pembentukan mata sudah sempurna.

(2) Usia 28 minggu

Taksiran berat janin biasanya kurang lebih 1000 gram,

dengan panjang badan 35 cm. Organ dalam sudah lengkap dan

sempurna kecuali fungsi paru-paru. Kulit bayi masih tipis yang

dilapisi vernik kaseosa. Jika bayi lahir pada usia ini maka

dibutuhkan perawatan yang intensif untuk menjaga agar

bayinya bias tetap hidup.

(3) Usia 29 dan 30 minggu

Perkembangan janin yang signifikan ditandai dengan

penambahan berat badan. Janin berusaha untuk menyerap

nutrisi secara maksimal untuk memenuhi kebutuhannya,

sehingga janin dapat memiliki berat-badan yang normal.

Pergerakan janin yang luar biasa aktifnya, membuat tali pusat

melilit pada tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan lilitan tali

pusat pada leher bayi.

(4) Usia 31 dan 32 minggu

Jika bayi terlahir pada usia ini maka wajah dan tubuh

bayi terlihat seperti orang tua kecil (little old man). Pada usia
13

ini tangan, kaki, dan kepala janin saling berkoordinasi untuk

membentuk posisi melengkung, namun masih bergerak aktif

serta berputar-putar dalam rongga Rahim. Panjang janin

sekitar 40-43 cm.

(5) Usia 33,34, dan 35 minggu

Pertumbuhan dan perkembangan otak semakin

sempurna, hal ini mempengaruhi semua sistem dalam tubuh.

Pergerakan janin semakin aktif, sehingga sering ibu merasakan

ketidaknyamanan akibat tendangan janin ini.

(6) Usia 36 minggu

Panjang janin 46 cm dan berat badan mencapai 2500

gram. Jika bayi lahir pada usia kehamilan ini maka dinamakan

“premature”. Pada usia ini janin belum mampu hidup dengan

baik di ekstra uteri, karena paru-paru belum berfungsi dengan

sempurna.

(7) Usia 37 minggu

Usia 37 minggu ini merupakan ambang batas normal

dari usia bayi untuk dilahirkan. Pada usia ini janin telah

dianggap aterm, dan telah mampu hidup di dunia ekstra uteri

secara sempurna. Pada alat kelamin laki-laki testis telah turun

ke dalam skrotum, dan pada alat kelamin perempuan labia

mayora telah menutupi labia minora.


14

(8) Usia 38 minggu

Gerakan janin mulai berkurang, karena janin telah tumbuh

besar dan masuk ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) terutama

pada primi gravida.

(9) Usia 39 minggu

Tubuh dan kepala janin sudah sangat membesar

sehingga memenuhi seluruh rongga uterus, hal ini

mengakibatkan turunnya pergerakan janin. Pada masa

perkembangan ini paru-paru telah berfungsi sempurna. Paru-

paru ini merupakan organ paling terakhir yang berkembang

sempurna.

(10) Usia 40 minggu

Pada usia 40 minggu ini bayi telah siap untuk

dilahirkan, secara pertumbuhan dan perkembangan fungsi

semua organnya telah matang. Lanugo telah menghilang,

sedangkan vernik kaseosa masih ada sampai janin lahir

terutama pada janin yang tumbuh besar. Panjang bayi telah

sampai 48-50 cm dan untuk berat badannya 2750-3000 gram.

(Setyowati,Anis. 2019).

(11) Saat lahir

Terjadi mekanisme adaptasi di antaranya, paru yang

semula kolaps karena belum terisi udara, sejak lahir menjadi

mengembang karena terisi udara pernafasan. Berbagai struktur


15

dalam sistem kardiovaskuler menutup. Sejak tali pusat di

putuskan, sirkulasi feto-maternal melalui placenta dan

pembuluh umbilikus terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasi

ibunya. (Dewi, Nanny,dkk 2011).

3. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan

Perubahan ini dalam masa kehamilan biasanya dipengaruhi

factor hormonal. Hal ini merupakan bentuk penyesuaian tubuh

maternal akibat perubahan fisiologis karena adanya kehamilan dan

untuk persiapan pertumbuhan perkembangan janin. Adapun

perubahan yang terjadi pada masa kehamilan adalah sebagai

berikut.

(1) Uterus

Pada trimester III berat uterus naik luar biasa dari 30

gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan empat puluh

minggu. Istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan

berkembang menjadi segmen bawah Rahim (SBR). Pada

kehamilan tua tampak batas yang nyata antara bagian atas

yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas ini

dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus di

atas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.

(2) Serviks

Serviks pada kehamilan ini juga mengalami perubahan

karena adanya hormone estrogen. Karena kadar estrogen yang


16

meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi yang terjadi,

maka konsistensi serviks menjadi lebih lunak. Karena terdiri

atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jariga otot,

maka serviks mempunyai fungsi hanya sebagai spinkter,

sehingga pada saat partus serviks hanya akan membuka saja

mengikuti tarikan corpus uteri ke atas dan tekanan pada bagian

bawah janin ke arah bawah. Kelenjar di serviks akan lebih dan

mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang juga pada saat

hamil wanita mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih

banyak. Pada keadaan seperti ini sampai batas batas tertentu

masih merupakan keadaan fisiologik, karena adanya

peningkatan hormone progesterone. Serviks menjadi lunak dan

lebih mudah berdilatasi pada saat waktu persalinan.

(3) Ovarium

Proses ovulasi terhenti, fungsi dari pengeluaran

hormone estrogen dan progesterone di ambil alih oleh

plasenta.

(4) Vagina dan Vulva

Organ ini mengalami perubahan karena adanya

pengaruh hormone estrogen. Akibat dari hipervaskularisasi,

vulva dan vagina akan terlihat lebih merah atau berwarna

kebiruan. Warna livid pada bagian vagina atau portio serviks

disebut dengan tanda chadwick.


17

(5) Payudara

Mammae menjadi semakin tegang dan membesar

sebagai persiapan untuk proses laktasi akibat pengaruh

hormone somatotropin, estrogen dan hormone progesterone.

Pada payudara kadang muncul striae karena adanya

peregangan pada kulit. Hal ini biasanya terjadi pada 50%

wanita yang sedang hamil. Pada trimester ini juga wanita

hamil lebih sering mengeluarkan colostrum secara periodik.

(6) Sistem Endokrin

Hormone somatomamotropin, estrogen, dan hormone

progesterone merangsang mammae sehingga semakin

membesar dan meregang untuk persiapan proses laktasi.

(7) Sistem Kekebalan

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dapat

menurunkan respon imun pada wanita hamil. Selain itu kadar

IgG, IgA dan IgM serum menurun mulai dari kehamilan

minggu ke-10, hingga mencapai kadar terendahnya pada

kehailan minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini hingga

kehamilan berakhir. Perubahan ini dapat menjelaskan adanya

peningkatan resiko infeksi yang tidak masuk akal yang terjadi

pada wanita hamil.


18

(8) Sistem Perkemihan

Pada trimester akhir kehamilan, jika kepala janin mulai

turun ke pintu atas panggul, keluhan yang sering diraakan pada

wanita hamil adalah sering kencing karena kandung kencing

yang tertekan kepala janin. Selain itu juga terjadi proses

hemodilusi yang menyebabkan metabolism air menjadi lancar.

Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung

urine dalam volume yang lebih besar dan juga dapat

memperlambat laju aliran urine.

(Setyowati,Anis. 2019).

(9) Perubahan Sistem Pernapasan

Pada trimester III, 32 minggu ke atas karena usus-usus

tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga

diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita

hamil kesulitan bernafas.

(Sulistyawati, Ari. 2013).

(10) Perubahan Sistem Pencernaan

Lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus

menerus membesar serta adanya perubahan estrogen dan

progesterone. Gusi mengalami edema,lunak dan seperti spons

selama kehamilan. Terjadinya perlambatan motilitas usus ,

mengakibatkan waktu transit yang lebih lama dan peningkatan

absorbs air kolonik, yang keduanya berperan terhadap


19

terjadinya konstipasi. Kandung empedu juga mengalami

dilatasi selama kehamilan dan laju pengosongannya lambat

akibat efek progesterone.

(11) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama proses kehamilan dan masa nifas, jantung dan

sirkulasi mengalami adaptasi fisiologis yang besar. Akibatnya

pada awal kehamilan curah jantung pada saat istirahat, jika

diukur dalam posisi berbaring lateral, meningkat secara

bermakna. Tekanan arteri brakialis pada saat duduk lebih

rendah dibandingkan dalam keadaan posisi berbaring lateral.

Selama kehamilan tahap akhir ini oklusi vena-vena panggul

dan vena kava inferior oleh uterus yang membesar.

(12) Perubahan pada Metabolisme

Wanita hamil mengalami perubahan metabolic yang

sangat besar. Pada trimester ke-3 , laju metabolic basal ibu

meningkat 10 sampai 20 % dibandingkan pada keadaan tidak

hamil. Metabolism protein meningkat untuk menyuplai

substrat untuk ibu dan pertumbuhan janinnya. Metabolism

lemak juga meningkat yang bertujuan untuk peningkatan

semua fraksi lemak dan darah. Namun demikian, metabolism

karbohidrat menunjukkan perubahan yang paling drastis.


20

(13) Perubahan Rangka

Relaksasi sendi pelvik kemungkinan terjadi akibat

perubahan hormonal. Terdapat peningkatan mobilitas sendi

sakroiliaka dan sakrokoksigeal yang berperan dalam

perubahan postur maternal yang dapat menyebabkan nyeri

punggung bagian bawah di akhir kehamilan.

(14) Perubahan Kulit

Perubahan warna kulit menjadi gelap hamper terjadi

pada 90% wanita hamil. Melisma atau kloasma disebabkan

oleh deposisi melanin pada makrofag epidermal atau dermal.

Peningkatan suhu sebesar 0,2-0,40C terjadi akibat efek

progesterone dan peningkatan laju metabolic basal yang juga

mempengaruhi perubahan warna kulit.

4. Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya

(1) Hemoroid

Hemoroid merupakan pelebaran vena pada anus.

Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kehamilan

ibu trimester III tersebut adalah sebagai berikut :

a) Hindari kontrasepsi

b) Beri rendaman hangat/dingin pada anus

c) Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali

hemoroid kedalam anus dengan pelan-pelan

d) Bersihkan anus dengan hati-hatii sesudah defekasi


21

e) Oleskan jelly ke dalam rectum sesudah defekasi

f) Usahakan BAB yang teratur

g) Beri kompres dingin kalau perlu

(Hutahaean, 2013)

(2) Sering buang air kecil

Janin yang sudah sedemikian membesar menekan

kandung kemih ibu.Akibatnya, kapasitas kandung kemih

terbatas sehingga ibu sering ingin BAK. Dorongan untuk

bolak-balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan

mengganggu istirahat ibu termasuk waktu tidurnya.

Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau

mengatasi keluhan sebagai berikut :

a) Ibu hamil disarankan tidak minum saat 2-3 jam sebelum

tidur

b) Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur. Namun

agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi,

sebaiknya minumlah lebih banyak di siang hari.

(Hutahaean, 2013)

(3) Pegal- pegal

Biasanya penyebabnya bisa karena ibu hamil kekurangan

kalsium atau ketegangan otot.Dapat dikatakan ibu membawa

beban yang berlebih seiring peningkatan berat badan janin

dalam rahim.Otot-otot tubuh juga mengalami penngenduran


22

sehingga mudah merasa lelah.Hal inilah yang membuat posisi

ibu hamil dalam beraktivitas apapun jadi terasa salah terus.

Penyebab lain ibu hamil kurang bannyak bergerak atau olah

raga. Penanganan yang dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Ibu hamil sebaiknya menyempatkan waktu berolahraga

atau setidaknya beraktivitas ringan atau melakukan senam

hamil.

b) Ibu hamil sebaiknya menjaga sikap tubuh dalam kehidupan

sehari-hari, memperbaiki cara berdiri, duduk, dan bergerak.

Jika harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa

istirahat setiap 30 menit.

c) Ibu diwajibkan mengonsumsi susu dan makanan yang kaya

kalsium.

(Hutahaean, 2013)

(4) Kram dan nyeri pada kaki

Menjelang akhir kehamilan, ibu akan sering mengalami

kekakuan dan pembekakan (oedema) pada tangan dan kaki,

akibatnya jaringan saraf menjadi tertekan. Gejala ini terasa

ketika bangun tidur di pagi hari dan membaik di siang

hari.Penyebab diperkirakan karena hormone kehamilan,

kekurangan kalsium, kelelahan, tekanan uterus pada otot, dan

pergerakan yang kurang sehingga sirkulasi darah yang tidak

lancar. Penanganan yang dapat dilakukan sbagai berikut :


23

a) Saat kram terjadi, yang kita lakukan adalah melemaskan

seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang kram. Dengan

cara mrnggerak-gerakkan pergelangan tanngan dan

mengurut bagian kaki yang terasa kaku.

b) Pada saat bangun tidur, jari kaki ditegakkan sejajar dengan

tumit untuk mencegah kram mendadak.

c) Meningkatkan asupan kalsium

d) Meningkatkan asupan air putih

e) Melakukan senam ringan

f) Ibu sebaiknya istirahat yang cukup

(Hutahaean, 2013)

(5) Gangguan pernafasan

Nafas dangkal terjadi pada 50% ibu hamil, ekspansi

diafragma terbatas karena pembesaran uterus, rahim

membesar mendadak diafragma keatas. Penanganan yang

dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Latihan napas sebelum hamil

b) Tidur dengan bantal yang tinggi

c) Makan tidak terlalu banyak

d) Hentikan merokok

e) Konsultasi ke dokter bila ada kelainan asma dan lain-lain

f) Berikan penjelasan bahwa hal ini akan hilang setelah

melahirkan.

(Hutahaean, 2013)
24

(6) Edema

Sekitar 75% ibu hamil pasti mengalami pembekakan

pada kaki, yang umumnya terjadi pada trimester akhir. Edema

pada ibu hamil terjadi karena beberapa penyebab berikut :

a) Peningkatan sodium yang amat berlebih dan meningkatnya

permeabilitas kapiler sehubungan dengan peningkatan

hormone estrogen.

b) Peningkatan tekanan vena

c) Penurunan vena kembali ke struktur awal

d) Varies vena dengan kongesti

e) Defisiensi diet protein

Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

keluhan ibu hamil trimester III tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Meningkatkan periode istirahat dan berbaring pada posisi

miring kiri

b) Meninggikan kaki bila duduk serta memakai stoking

c) Meningkatkan asupan protein

d) Menurunkan asupan karbohidrat karena dapat meretensi

cairan dijaringan

e) Menganjurkan untuk minum 6-8 gelas cairan sehari untuk

membantu dieresis natural


25

f) Menganjurkan ibu untuk cukup berolahraga dan sebisa

mungkin jangan berlama-lama dalam sikap statis atau

berdiam diri dalam posisi yang sama

g) Menganjurkan ibu untuk melaporkan tanda tanda toksemia,

pre-eklamsi, edema, kelebihan BB, sakit kepala,

pandangan kabur, serta penurunan keluar urine.

(Hutahaean, 2013)

(7) Perubahan libido

Perubahan libido pada ibu hamil dapat terjadi karena

beberapa penyakit berikut:

a) Ibu mungkin mengalami sakit ulu hati dan gangguan

pencernaan.

b) Kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan

tuanya kehamilan mungkin terjadi pada trimester tiga,

seperti kurang tidur atau ketegangan.

c) Rasa letih yang berlebihan disebabkan perubahan hormone

yang dapat mengurangi daya tarik seksal

d) Rasa takut dapat menyebabkan kecemasan yang dapat

menyebabkan pasangan menghindari untuk

mengekspresikan hubungan seksual

e) Nyeri waktu coitus disebabkan karena uterus terdorong ke

bawah

f) Pengaruh janin menimbulkan penurunan seksual.

(Hutahaean, 2013)
26

5. Kebutuhan kesehatan pada kehamilan Trimester II akhir dan III

Kebutuhan kesehatan pada ibu hamil trimester II akhir dan III

yaitu:

a) Kebutuhan Fisik

(1) Diet Makanan

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia,

abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan,

sepsis puerperalis, dll. Sedangkan kelebihan berakibat

kegemukan, pre-eklamsi dan janin terlalu besar. Diet

makanan dengan benar dapat mempengaruhi pada tafsiran

berat pada janin. Taksiran berat janin dianggap penting

pada masa kehamilan karena pertumbuhan janin

intrauterine berlangsung tidak konstan, yaitu berlangsung

cepat pada awal masa kemudian melambat seiring

bertambahnya usia kehamilan dan berhubungan dengan

meningkatnya risiko terjadinya komplikasi selama

persalinan pada ibu dan bayi seperti berat lahir rendah atau

berat lahir berlebih. Ibu yang sehat akan melahirkan bayi

sehat.

(2) Kebutuhan energi

Pada trimester III kebutuhan energi untuk

pertumbuhan janin. Kebutuhan energi yang diperlukan yaitu

protein, zat bezi, asam folat, dan kalsium.


27

(3) Obat obatan

Sebaiknya menghindari obat, karena adanya obat tertentu

yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan.

(4) Kebersihan Tubuh

Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan yaitu

dengan mandi, mengganti celana dalam secara rutin

minimal 2 kali sehari sangat dianjurkan.

(5) Perawatan payudara

Menggunakan ukuran bra yang sesuai dan dengan

bentuk yang menyangga dan membersihkan puting susu

dengan baby oil lalu bilas dengan air hangat.

(6) Eliminasi

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon

progesteron. Sedangkan Sering buang air kecil terjadi

karena pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih.

(7) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang

selama tidak ada riwayat penyakit seperti; Sering abortus

dan kelahiran prematur, Perdarahan pervagina dan bila

ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uterin.


28

(8) Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

(1) Darah

Pemeriksaan darah (Hb) minimal dilakukan 2x

selama hamil, yaitu pada trimester I dan III. Hasil

pemeriksaan dengan sahli dapat digolongkan

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Nilai Normal Hb

Hb 11 gr % Tidak anemia
9-10 gr % anemia ringan
7-8 gr % anemia sedang
< 7 gr % anemia berat
(Manuaba, 2016)

(2) Pemeriksaan urine

(a) Protein dalam urine

Untuk mengetahui ada tidaknya protein

dalam urine. Pemeriksaan dilakukan pada

kunjungan pertama dan pada setiap kunjungan

pada akhir trimester II sampai trimester III

kehamilan. Hasilnya :

Tabel 2.2 Pemeriksaan Protein Urine

Negatif (-) Urine tidak keruh


Kekeruhan mudah dilihat dan ada
Positif 2 (++)
endapan halus
Positif 3 (++ Urine lebih keruh dan ada endapan
+) yang lebih jelas terlihat
Positif 4 (+++ Urine sangat keruh dan disertai endapan
+) menggumpal
(Sulistyawati,Ari 2013)
29

(b) Gula dalam urine

Pemeriksaan kadar gula dalam urine. Hasilnya :

Tabel 2.3 Pemeriksaan Reduksi Urine

Negatif (-) Warna biru sedikit kehijau-hijauan dan


sedikit keruh
Positif 1 (+) Hijau kekuning-kuningan dan agak
keruh
Positif 2 (++) Kuning keruh
Positif 3 (++ Jingga keruh
+)
Positif 4 (+++ Merah keruh
+)
(Sulistyawati, Ari 2013)

Bila ada glukosa dalam urine maka harus

dianggap sebagi gejala diabetes mellitus, kecuali kalau

dapat dibuktikan hal-hal lain penyebabnya

(Sulistyawati, Ari 2013).

b. Pemeriksaan radiologi bila diperlukan

USG paling tepat dilakukan pada sekitar usia

kehamilan 18-20 minggu untuk mengetahui diameter

biparietal sehingga mendapatkan nilai data dasar ukuran

janin dan memastikan tahap gestasi untuk menetapkan

taksiran partus (Kemenkes RI, 2013).

6. Tanda Bahaya kehamilan

(1) Perdarahan per Vaginam

Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai

sebelum bayi dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum

sebelum kelahiran.Perdarahan pada akhir kehamilan,


30

perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan

kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.

Perdarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa tau abrupsi

plasenta. (Hutahaean, 2013)

(2) Sakit Kepala yang Hebat dan Menetap

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan

sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah

yang serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak

hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit

kepala yang hebat tersebut, ibu hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari pre-eklampsia. (Hutahaean, 2013)

(3) Perubahan visual secara tiba–tiba (pandangan kabur,rabun

senja)

Karena pengaruh hormonal dalam kehamilan,

ketajaman visual ibu dapat berubah. Perubahan yang kecl

adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan

keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual

mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang dan

berbintik–bintik. Perubahan visual mendadak mungkin

merupakan suatu tanda pre–eklamsia. (Hutahaean, 2013)


31

(4) Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan

persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang

mungkin menunjukkan masalah yang mengancam

keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak

hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,

kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis, persalinan

preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,

abrupsi plasenta. ISK dan lain–lain. (Hutahaean, 2013)

(5) Bengkak pada muka atau tangan

Hampir dari separuh ibu-ibu akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari

dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkanya

lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan danya masalah

serius jika muncul pada permukaan mata dan tangan, tidak

hilang setelah beristerahat dan di ikuti dengan keluhan fisik

yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal

jantung, atau preeclampsia. (Hutahaean, 2013)

(6) Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-

5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya

lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.


32

Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

(Umi, 2011)

2.1.2 Anemia dalam Kehamilan

1) Pengertian

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin

dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10 gr% pada

trimester 2. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena

kekurangan zat besi dan merupakan jenis anemia yang

pengobatannya relatif mudah bahkan murah (Manuaba, 2016).

Anemia pada ibu hamil didefinisikan sebagai konsentrasi

hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10g/dl

selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih

rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan

kembali menjelang persalinan, kadar hemoglobin pada sebagian

besar wanita sehat memiliki cadangan zat besi yaitu 11g/dl atau

lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990)

mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari

11g/dl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5g/dl

pada trimester kedua. (Irianto, K. 2014).

2) Penyebab Terjadinya Anemia


33

(1) Kurang intake makanan sumber pembentukan darah merah

dikarenakan muntah, pantangan, tidak suka pada suatu jenis

makanan dan faktor alergi terhadap makanan

(2) Kehamilan dan persalinan yang terlalu sering sehingga simpanan

Fe rendah

(3) Kebutuhan Fe yang meningkat

(4) Gangguan penyerapan Fe

(Purwitasari, 2010).

(5) Hypervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah

(6) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma

(7) Kurang zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam

folat

(8) Perdarahan kronik

(9) Gangguan penyerapan makanan (malabsorbsi)

(Prawirohardjo, 2014).

3) Tanda dan Gejala Anemia

Gejalanya: kelelahan, keletihan, iritabilitas, dan sesak nafas

saat melakukan aktifitas merupakan gejala yang paling sering

ditemukan. Stomatitis angular dapat juga terjadi yaitu robekan

yang terasa nyeri pada sudut mulut yang menyebabkan kehilangan

nafsu makan.
34

Tandanya: pucat pada kulit dan membran mukosa dapat

dilihat dan mungkin tampak pada telapak tangan dan konjungtiva,

meskipun tanda ini bersifat subjektif dan tidak dapat diandalkan.

Pada umumnya telah disepakati bahwa tanda-tanda anemia

akan jelas apabila kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl. Gejala anemia

dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, pucat,

perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular,

lesu, lemah, lelah,disphagia, kurang nafsu makan, menurunnya

kebugaran tubuh, gangguan penyembuhan luka, dan pembesaran

kelenjar limpa (Irianto,2014).

4) Dampak Pada Kehamilan

Menurut Manuaba (2016), akibat anemia kehamilan adalah

pada hamil muda (trimester pertama) dapat menyebabkan

abortus, missed abortus, kelainan kongenital. Trimester kedua

dapat menyebabkan persalinan prematus, perdarahan antepartum

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin

sampai kematian, berat badan lahir rendah, gestosis dan mudah

terkena infeksi, IQ rendah, dekompensasio kordis - kematian ibu.

Saat inpartu dapat menyebabkan gangguan his primer dan

sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan

tinggi.

Pascapartus dapat menyebabkan atonia uteri menyebabkan

perdarahan, retensio plasenta (plasenta adhesiva, plasenta akreta,


35

plasenta inkreta, plasenta perkreta), perlukaan sukar sembuh,

mudah terjadi febris puerperalis, gangguan involusi uteri,

kematian ibu tinggi karena perdarahan, infeksi purperalis,

gestosis. Saat nifas, memudahkan infeksi perineum, pengeluaran

asi yang jarang, anemia pada kala nifas, mudah terjadi infeksi

mamae.

Sedangkan pada janin menurut Manuaba IB (2012) akibat

anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk:

(1) Abortus

(2) Terjadinya kematian intauterin

(3) Persalinan preaturitas tinggi

(4) Berat badan lahir rendah

(5) Kelahiran dengan anemia

(6) Dapat terjadi cacat bawaan

(7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian prenatal

(8) Intelegensia rendah.

5) Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan

a. Mengkonsumsi dan fungsi zat besi

(a) Pembentukan sel darah merah, candangan Fe pada bayi baru lahir.

(b) Sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke

jaringan dan mengangkut nutrisi dari ibu ke janin.

(c) Ikatan Fe dan protein dalam otot menyimpan oksigen yang

sewaktu-waktu digunakan oleh sel.


36

(d) Reaksi enzim diberbagai jaringan tubuh (Purwitasari, 2010: 81)

b. Tujuan Diit pada ibu hamil dengan anemia

Memberikan makanan yang dapat mencegah dan memperbaiki

keadaan anemia (Purwitasari, 2010).

c. Syarat Diit pada ibu hamil dengan anemia

Energi sasuai kebutuhan secara bertahap sejumlah 2200 kalori +

300 – 500 kalori/hari, lemak cukup, 53 gram/hari, protein tinggi

75 gram/hari + 8 – 12 gram/hari, diutamakan protein bermutu

tinggi, meningkatkan konsumsi makanan sumber pembentukan sel

darah merah, bentuk makanan porsi disesuaikan dengan keadaan

kesehatan ibu hamil (Purwitasari, 2010).

d. Cara meningkatkan asupan Fe dan asam folat

(a) Konsumsi protein hewani (daging, hati, unggas, seafood, telur,

susu, dan hasil olahan lainnya), konsumsi makanan sumber asam

folat (asparagus, buncis, kapri, kacang tanah, orange juice,

almond, beras merah, kembang kol, telur, selada, sereal instant),

meningkatkan asupan buah berwarna jingga dan merah segar

(jeruk, pisang, kiwi, semangka, dan nanas).

(b) Mengkonsumsi makanan fortifikasi (susu, keju, es krim, makanan

berbasis tepung), vitamin C untuk meningkatkan absorbsi Fe

dalam usus konsumsi makanan sumber vitamin B12 (daging, hati,

ikan, makanan fermentasi, yogurt, udang, dan susu).

(c) Jika perlu ditambahkan suplemen vitamin B12, Fe, dan vitamin C.
37

(d) Konsumsi sayuran hijau paling tidak 3 porsi/hari

2.1.3 Konsep Ketuban Pecah Dini

1. Pengertian

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

persalinan mulai pada tahapan kehamilan manapun (Arma, dkk

2015). Sedangkan menurut (Sagita, 2017) ketuban pecah dini

ditandai dengan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina

setelah kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah

dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh

sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD

sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang

adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya

melahirkan.

2. Etiologi

Penyebab ketuban pecah dini masih belum dapat diketahui

dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan

menyebutkan ada faktorfaktor yang berhubungan erat dengan

ketuban pecah dini, namun faktor-faktor mana yang lebih

berperan sulit diketahui. KPD pada multipara juga disebabkan

oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu pendidikan, usia,

pekerjaan atau aktivitas (Raydian, 2017). Adapun yang menjadi

faktor risiko menurut (Novihandari, 2016; Sudarto, 2016;


38

Winkjosastro, 2011) adalah : infeksi, serviks yang inkompeten,

ketegangan intra uterine, trauma, kelainan letak janin, keadaan

sosial ekonomi, peninggian tekanan intrauterine, kemungkinan

kesempitan panggul, korioamnionitis, faktor keturunan, riwayat

KPD sebelumnya, kelainan atau kerusakan selaput ketuban dan

serviks yang pendek pada usia kehamilan 23 minggu.

Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban

dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan

terjadinya ketuban pecah dini. Ketegangan intra uterin yang

meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)

misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Ketuban pecah dini

disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau

meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.

Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi

yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban

pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetrik (Rukiyah,

2010).

Inkompetensi serviks (leher rahim) adalah istilah untuk

menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks)

yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka

ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan

desakan janin yang semakin besar. Inkompetensi serviks adalah

serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan


39

laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu

kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya

dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa

kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti

dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil

konsepsi (Manuaba, 2016).

Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara

berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini,

misalnya : Trauma (hubungan seksual, pemeriksaan dalam,

amniosintesis), Gemelli (Kehamilan kembar adalah suatu

kehamilan dua janin atau lebih). Pada kehamilan gemelli terjadi

distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya

ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena

jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung

(selaput ketuban) relatif kecil sedangkan dibagian bawah tidak

ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis

dan mudah pecah.

Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram

kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang

meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra

uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban,

menyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan

kekuatan membran menjadi berkurang, menimbulkan selaput


40

ketuban mudah pecah. Hidramnion atau polihidramnion adalah

jumlah cairan amnion >2000mL.

Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat

banyak. Hidramnion kronis adalah peningkatan jumlah cairan

amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume

tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi

nyata dalam waktu beberapa hari saja (Winkjosastro, 2011).

3. Faktor Resiko

1) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden

sehari-hari, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang berat

dan dapat membahayakan kehamilannya hendaklah dihindari

untuk menjaga keselamatan ibu maupun janin. Kejadian

ketuban pecah sebelum waktunya dapat disebabkan oleh

kelelahan dalam bekerja. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi

ibu-ibu hamil agar selama masa kehamilan hindari/kurangi

melakukan pekerjaan yang berat (Abdul, 2010).

Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan dan kehidupan

keluarga .pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan,berulang dan banyak tantangan. Bekerja pada

umumnya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak


41

aktivitas yang berlebihan mempengaruhi kehamilan ibu untuk

menghadapi proses persalinanya.

Menurut penelitian Abdullah (2012) Pola pekerjaan ibu

hamil berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Kerja fisik pada

saat hamil yang terlalu berat dan dengan lama kerja melebihi

tiga jam perhari dapat berakibat kelelahan. Kelelahan dalam

bekerja menyebabkan lemahnya korion amnion sehingga

timbul ketuban pecah dini. Pekerjaan merupakan suatu yang

penting dalam kehidupan, namun pada masa kehamilan

pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilannya

sebaiknya dihindari untuk mejaga keselamatan ibu maupun

janin.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Huda

(2013) yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja dan lama

kerja ≥40 jam/ minggu dapat meningkatkan risiko sebesar 1,7

kali mengalami KPD dibandingkan dengan ibu yang tidak

bekerja. Hal ini disebabkan karena pekerjaan fisik ibu juga

berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi. Pada ibu yang

berasal dari strata sosial ekonomi rendah banyak terlibat

dengan pekerjaan fisik yang lebih berat.

2) Paritas Multigravida

Merupakan salah satu dari penyebab terjadinya kasus

ketuban pecah sebelum waktunya. Paritas 2-3 merupakan


42

paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian. Paritas 1 dan

paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian

maternal lebih tinggi, risiko pada paritas 1 dapat ditangani

dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada

paritas tinggi dapat dikurangi/ dicegah dengan keluarga

berencana (Wiknjosastro, 2011).

Menurut penelitian Fatikah (2015) konsistensi serviks pada

persalinan sangat mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini

pada multipara dengan konsistensi serviks yang tipis,

kemungkinan terjadinya ketuban pecah dini lebih besar dengan

adanya tekanan intrauterin pada saat persalinan. konsistensi

serviks yang tipis dengan proses pembukaan serviks pada

multipara (mendatar sambil membuka hampir sekaligus) dapat

mempercepat pembukaan serviks sehingga dapat beresiko

ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap. Paritas 2-3

merupakan paritas yang dianggap aman ditinjau dari sudut

insidensi kejadian ketuban pecah dini. Paritas satu dan paritas

tinggi (lebih dari tiga) mempunyai resiko terjadinya ketuban

pecah dini lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (satu), alat-

alat dasar panggul masih kaku (kurang elastik) daripada

multiparitas. Uterus yang telah melahirkan banyak anak

(grandemulti) cenderung bekerja tidak efisien dalam persalinan

(Tahir, 2012).
43

Menurut penelitian Abdullah (2012) Paritas kedua dan

ketiga merupakan keadaan yang relatif lebih aman untuk hamil

dan melahirkan pada masa12 reproduktif, karena pada keadaan

tersebut dinding uterus belum banyak mengalami perubahan,

dan serviks belum terlalu sering mengalami pembukaan

sehingga dapat menyanggah selaput ketuban dengan baik

(Varney, 2010).

Ibu yang telah melahirkan beberapa kali lebih berisiko

mengalami KPD, oleh karena vaskularisasi pada uterus

mengalami gangguan yang mengakibatkan jaringan ikat

selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah spontan

(Tahir, 2012).

3) Umur

Umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Semakin cukup umur,tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja (Santoso, 2013).

Dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan

dalam berfikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam

pemeriksaan kehamilam untuk mecegah komplikasi pada masa

persalinan. Menurut Mundi (2007) umur dibagi menjadi 3

kriteria yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun. Usia
44

reproduksi yang aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu

usia 20-35 tahun (Winkjosastro, 2011).

Pada usia ini alat kandungan telah matang dan siap untuk

dibuahi, kehamilan yang terjadi pada usia < 20 tahun atau

terlalu muda sering menyebabkan komplikasi/ penyulit bagi

ibu dan janin, hal ini disebabkan belum matangnya alat

reproduksi untuk hamil, dimana rahim belum bisa menahan

kehamilan dengan baik, selaput ketuban belum matang dan

mudah mengalami robekan sehingga dapat menyebabkan

terjadinya ketuban pecah dini. Sedangkan pada usia yang

terlalu tua atau > 35 tahun memiliki resiko kesehatan bagi ibu

dan bayinya (Winkjosastro, 2011). Keadaan ini terjadi karena

otot-otot dasar panggul tidak elastis lagi sehingga mudah

terjadi penyulit kehamilan dan persalinan.

Salah satunya adalah perut ibu yang menggantung dan

serviks mudah berdilatasi sehingga dapat menyebabkan

pembukaan serviks terlalu dini yang menyebabkan terjadinya

ketuban pecah dini. Cunningham et all (2006) yang

menyatakan bahwa sejalan dengan bertambahnya usia maka

akan terjadi penurunan kemampuan organ- organ reproduksi

untuk menjalankan fungsinya, keadaan ini juga mempengaruhi

proses embryogenesis, kualitas sel telur juga semakin

menurun, itu sebabnya kehamilan pada usia lanjut berisiko


45

terhadap perkembangan yang janin tidak normal, kelainan

bawaan, dan juga kondisi-kondisi lain yang mungkin

mengganggu kehamilan dan persalinan seperti kelahiran

dengan ketuban pecah dini.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kurniawati (2012)

yang membuktikan bahwa umur ibu 35 tahun juga merupakan

faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini karena pada

usia ini sudah terjadi penurunan kemampuan organ-organ

reproduksi untuk menjalankan fungsinya, keadaan ini juga

mempengaruhi proses embryogenesis sehingga pembentukan

selaput lebih tipis yang memudahkan untuk pecah sebelum

waktunya.

4) Riwayat Ketuban Pecah Dini

Riwayat KPD sebelumnya berisiko 2-4 kali mengalami

KPD kembali. Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah

akibat adanya penurunan kandungan kolagen dalam membran

sehingga memicu terjadinya KPD aterm dan KPD preterm

terutama pada pasien risiko tinggi. Wanita yang mengalami

KPD pada kehamilan atau menjelang persalinan maka pada

kehamilan berikutnya akan lebih berisiko mengalaminya

kembali antara 3-4 kali dari pada wanita yang tidak mengalami

KPD sebelumnya, karena komposisi membran yang menjadi


46

mudah rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun

pada kehamilan berikutnya (Tahir, 2012).

Menurut penelitian Utomo (2013) Riwayat kejadian KPD

sebelumnya menunjukkan bahwa wanita yang telah melahirkan

beberapa kali dan mengalami KPD pada kehamilan

sebelumnya diyakini lebih berisiko akan mengalami KPD pada

kehamilan berikutnya, hal ini dikemukakan oleh Tahir, (2012).

Keadaan yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin

dalam kandungan juga juga dapat meningkatkan resiko

kelahiran dengan ketuban pecah dini. Preeklampsia/ eklampsia

pada ibu hamil mempunyai pengaruh langsung terhadap

kualitas dan keadaan janin karena terjadi penurunan darah ke

plasenta yang mengakibatkan janin kekurangan nutrisi.

5) Usia Kehamilan

Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini

bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal

ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena

kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden

Sectio Caesaria, atau gagalnya persalinan normal. Persalinan

prematur setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh

persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada

kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban

pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan


47

dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu

persalinan terjadi dalam1minggu. Usia kehamilan pada saat

kelahiran merupakan satu-satunya alat ukur kesehatan janin

yang paling bermanfaat dan waktu kelahiran sering ditentukan

dengan pengkajian usia kehamilan.

Pada tahap kehamilan lebih lanjut, pengetahuan yang jelas

tentang usia kehamilan mungkin sangat penting karena dapat

timbul sejumlah penyulit kehamilan yang penanganannya

bergantung pada usia janin. Periode waktu dari KPD sampai

kelahiran berbanding terbalik dengan usia kehamilan saat

ketuban pecah. Jika ketuban pecah trimester III hanya

diperlukan beberapa hari saja hingga kelahiran terjadi

dibanding dengan trimester II. Makin muda kehamilan, antar

terminasi kehamilan banyak diperlukan waktu untuk

mempertahankan hingga janin lebih matur. Semakin lama

menunggu, kemungkinan infeksi akan semakin besar dan

membahayakan janin serta situasi maternal (Astuti, 2012).

6) Cephalopelvic Disproportion(CPD)

Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam

kelangsungan persalinan,tetapi yang tidak kurang penting ialah

hubungan antara kepala janin dengan panggul ibu.Partus lama

yang sering kali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan

kecil,dapat menimbul dehidrasi serta asdosis,dan infeksi


48

intrapartum. Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara

pemeriksaanyang penting untuk mendapat keterangan lebih

banyak tentang keadaan panggul (Prawirohardjo, 2011).

4. Pengaruh KPD

Pengaruh KPD terhadap ibu dan janin menurut para ahli yaitu:

1) Terhadap janin

Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada janin itu

yaitu prematuritas (sindrom distres pernapasan, hipotermia,

masalah pemberian makanan neonatal), retinopati premturit,

perdarahan intraventrikular, enterecolitis necroticing,

ganggguan otak dan risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia,

anemia, sepsis, prolaps funiculli/ penurunan tali pusat, hipoksia

dan asfiksia sekunder pusat, prolaps uteri, persalinan lama,

skor APGAR rendah, ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan

intrakranial, gagal ginjal, distres pernapasan), dan

oligohidromnion (sindrom deformitas janin, hipoplasia paru,

deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat),

morbiditas dan mortalitas perinatal (Marmi dkk, 2016).

2) Terhadap ibu

Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu

infeksi intrapartal / dalam persalinan, infeksi puerperalis/ masa

nifas, dry labour / partus lama, perdarahan post partum,


49

meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC),

morbiditas dan mortalitas maternal. (Sunarti, 2017)

5. Komplikasi

Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini

bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal

ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi

tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau

gagalnya persalinan normal (Mochtar, 2011).

Persalinan Prematur Setelah ketuban pecah biasanya segera

disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan.

Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban

pecah. Pada kehamilan antara 28- 34 minggu 50% persalinan

dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan

terjadi dalam 1 minggu (Mochtar, 2011).

Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah

dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi

septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi

korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini

premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum

insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan

lamanya periode laten (Mochtar, 2011).

Pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali

pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan


50

antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion,

semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat. Ketuban pecah

dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin

terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota

badan janin, serta hipoplasi pulmonal (Mochtar, 2011).

2.1.4 Konsep Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010 ).

2. Permulaan Persalinan

1) Tanda persalinan sudah dekat

Menjelang minggu ke-36 , terjadi penurunan fundus

uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.

Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut.

(1) Kontraksi Braxton Hicks

(2) Ketegangan dinding perut

(3) Ketegangan ligamentum rotundum

(4) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus

2) Tanda Masuk Dalam Persalinan

(1) Terjadinya his persalinan


51

Karakter dari his persalinan

a. Pinggang terasa sakit menjalar sampai ke depan

b. Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan

makin besar

c. Terjadi perubahan pada serviks

d. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan

berjalan, maka kekuatannya bertambah.

(2) Pengeluaran Lendir Dan Darah

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan

pada serviks yang menimbulkan :

a. Pendataran dan pembukaan

b. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang

terdapat pada kanalis servikalis terlepas

c. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah

pecah

3. Tahapan Persalinan

1). Kala I (Pembukaan)

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini dibagi

menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks

membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks

membuka dari 3-10 cm. Lamanya kala I untuk primigravida

berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8


52

jam. Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan

multigravida 2 cm per jam. Dengan penghitungan tersebut

maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

2). Kala II (Pengeluaran bayi)

Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari

pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan

kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan

mendorong bayi hingga lahir. Diagnosis persalinan kala II

ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin

sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut.

(1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan

durasi 50-100 detik

(2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak

(3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap

diikuti keinginan meneran karena tertekannya fleksus

frankenhouser

(4) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong

kepala bayi sehingga kepala membuka pintu; suboksiput

bertindak sebagai hipomuchlion, berturut-turut lahir


53

ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala

seluruhnya

(5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,

yaitu penyesuaian kepala pada punggung

(6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan

bayi ditolong dengan jalan berikut :

a. Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah

dagu, kemudian ditarik curam kebawah untuk

melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk

melahirkan bahu belakang

b. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk

melahirkan sisa badan bayi

c. Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban

(7) Lamanya kala II untuk primigravida 2 jam dan multi

gravida 1 jam

3). Kala III (Pelepasan plasenta)

Kala III dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan

berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai

kala persalinan plasenta. Kala tiga persalinan berlangsung

rata-rata antara 5 sampai 10 menit. Akan tetapi, kisaran

normal kala tiga sampai 30 menit. Kala tiga persalinan terdiri

atas dua fase berurutan : (1) pelepasan plasenta dan (2)

pengeluaran plasenta (Varney, 2011). Pelepasan plasenta dari


54

tempat implantasinya dapat ditandai dengan adanya

perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang,

dan semburan darah mendadak dan singkat. Dalam

melahirkan plasenta diperlukan manajemen aktif kala III

yang bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang

lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah

perdarahan dan mengurangi kehilangan darah. Menurut

Saifuddin (2011) Manajemen kala III terdiri dari empat

langkah inti, yaitu:

(1) Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin

(2) Pemberian suntikan oksitosin.

Pemberian oksitosin dilakukan dengan segera

( dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir ) suntikan

oksitosin 10 I.U IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar

(aspektus lateralis). Jika setelah 15 menit melakukan PTT

dan dorongan dorso-kranial, plasenta belum juga lahir

maka ulangi pemberian oksitosin 10 I.U IM, tunggu

kontraksi yang kuat kemudian ulangi PTT dan dorongan

dorso kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.

(3) Melakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT.

Jika setelah 15 menit melakukan PTT dan dorongan

dorso-kranial, plasenta belum juga lahir maka ulangi

pemberian oksitosin 10 I.U IM, tunggu kontraksi yang


55

kuat kemudian ulangi PTT dan dorongan dorso kranial

hingga plasenta dapat dilahirkan.

(4) Masase fundus uteri.

4). Kala IV (Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam.

Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan

pascapersalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Obervasi yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(1) Tingkat kesadaran pasien

(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital; tekanan darah, nadi, dan

pernafasan

(3) Kontraksi uterus

(4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih

normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc

4. Perubahan Fisiologis Persalinan

1). Perubahan Organ Reproduksi

(1)Otot uterus

a. Distribusi otot polos tidak merata di uterus

b. Paling banyak di Segmen Atas Rahim (SAR)

(perbandingan otot polos: jaringan ikat= 90:10).

c. Di Segmen Bawah Rahim (SBR) (20:80), sehingga

kontraksi uterus paling kuat pada SAR.


56

d. Memiliki 3 lapisan anatomis: paling luar (longitudinal

& sirkulasi), lapisan dalam berbentuk longitudinal.

(2)Kontraksi Uterus

a. Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun

sehingga timbul kontraksi.

b. Kontraksi Braxton Hiks mulai dirasakan pada akhir

kehamilan.

c. Mulai usia kehamilan 7 minggu, ireguler, tidak

tersinkronisasi, fokal, frekuensi tinggi, intensitas

jarang.

d. Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu

sebelum aterm; intensitas semakin meningkat.

(3)Keadaan SAR dan SBR

a. SAR dibentuk oleh Corpus Uteri

b. SBR terbentuk dari isthmus uteri

c. Dalam persalinan SAR dan SBR makin jelas

d. SAR memegang peranan aktif

e. SBR memegang peranan pasif

(4)Perubahan Bentuk Rahim

Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah

panjang sedangkan ukuran melintang berkurang.

Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan persalinan.

(5)Berat Uterus
57

a. Pada saat sebelum hamil berat uterus sekitar 50 gram

pada nulipara, dan 60-70 gram pada multipara.

b. Pada saat hamil berat uterus akan meningkat menjadi

20 kali lipat menjadi sekitar 1000 gram.

c. Pada kehamilan uterus mengalami hiperplasia yang

dikarenakan adanya pengaruh estrogen, kemudian

mengalami hipertrofi sehingga terjadi perubahan

bentuk bundar menjadi silindris.

d. Otot uterus dipersyarafi oleh: serat adrenergic,

kolinergik, peptidergik.

e. Faal ligamentum rotundum dalam persalinan adalah:

pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar

pada tulang punggung berpindah ke depan mendesak

dinding perut depan ke depan.

2). Perubahan pada serviks

Terjadi pendataran dan pembukaan serviks

(1) Pendataran adalah pemendekan dari canalis cervikalis,

yang semula berupa saluran yang panjangnya beberapa

mm sampai 3 cm, menjadi satu lubang saja dengan

pinggir yang tipis.

(2) Pembukaan adalah pembesaran dari ostium externum

yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter


58

beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat dilalui

janin.

(3) Serviks mengandung konsentrasi kolagen yang sangat

tinggi, dan kondisi serviks menutup rapat sampai

sebelum pengeluaran janin.

(4) Setelah persalinan, serviks kembali kaku karena ikatan

antara glikoprotein dengan colagen.

3). Perubahan vagina dan dasar panggul

Dalam kala I ketuban ikut merenggangkan bagian

atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan

sehingga dapat dilalui oleh anak. Setelah ketuban pecah,

segala perubahan akan terjadi, terutama pada dasar panggul

ditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan

janin yang maju, dasar panggul diregang menjadi saluran

dengan dinding-dinding yang tipis.

4). Perubahan Sistem Kardiovaskuler

(1) Tekanan darah

a. Pada setiap kontraksi 400 ml darah dikeluarkan dari

uterus ke dalam sistem vaskuler maternal. Sehingga

meningkatkan curah jantung (volume darah yang

dipompa keluar oleh jantung) 10-15 % pada kala I.


59

b. Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-rata

naik 15 (10-20) mmHg. Diastolik 5-10 mmHg antara

kontraksi tekanan darah kembali normal.

c. Rasa sakit, takut dan cemas akan meningkatkan

tekanan darah.

(2) Detak jantung

a. Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak

jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara

kontraksi detak jantung sedikit meningkat daripada

sebelum persalinan.

b. Denyut nadi pada kala I adalah < 100x/menit.

(3) Perubahan Metabolisme

Metabolisme aerobik dan anaerobik akan secara

berangsur meningkat disebabkan kekhawatiran dan

aktivitas otot skeletal. Peningkatan ini direfleksikan

dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output

kardik, pernafasan dan kehilangan cairan yang

mempengaruhi fungsi renal.

5). Perubahan Suhu Tubuh

Suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan

terutama selama dan setelah persalinan. Kenaikan suhu tidak

boleh lebih dari 0,5-1oC. Suhu tubuh kala I berkisar <380C.

6). Perubahan Pernafasan


60

(1) Berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

kenaikan kecil pada laju pernafasan dianggap normal.

Hiperventilasi yang lama dianggap normal.

(2) Sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat

mengenai pernafasan karena angka dan iramanya

dipengaruhi oleh rasa tegang, rasa nyeri, kekhawatiran,

serta penggunaan teknik-teknik bernafas.

7). Perubahan Sistem Renal

(1) Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin

disebabkan output kardik, peningkatan angka filtrasi

glomerular dan peningkatan aliran plasma renal. Protein

urin diangap biasa dalam persalinan.

(2) Kandung kemih harus sering di evaluasi setiap 2 jam

untuk melihat apakah kandung kencing penuh dan harus

dikosongkan karena akan memperlambat penurunan

bagian terendah.

(3) Perubahan Gastrointestinal

a. Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara

substansial berkurang selama persalinan.

b. Pengeluaran getah perut kurang menyebabkan

aktivitas pencernaan hampir berhenti dan

pengosongan lambung menjadi sangat lamban.


61

c. Rasa mual dan muntah-muntah biasa terjadi sampai

berakhirnya kala I persalinan.

(4) Perubahan Hematologi

Haemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml

selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti

sebelum persalinan sehari setelah persalinan kecuali ada

perdarahan post partum.

(5) Perubahan Endrokrin

Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan

dimana terjadi penurunan kadar progesterone dan

peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan oksitosin.

(6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Akibat peningkatan aktivitas otot menyebabkan

terjadinya nyeri pinggang dan sendi, yang merupakan

akibat dari peningkatan kelemahan sendi saat kehamilan

aterm.Pada saat persalinan ibu bersalin dapat merasakan

kram kaki.

5. Kebutuhan Persalinan

Adapun kebutuhan wanita bersalin:

1). Asuhan Tubuh dan Fisik

Memberikan cairan dan nutrisi, keleluasaan ke kamar

mandi secara teratur, pencegahan infeksi, membuat ibu

senyaman mungkin dengan posisi yang dia inginkan.


62

2). Kebersihan dan kenyamanan

Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti

pakaian, atau bila tidak cukup dengan menyeka tubuhnya dan

mengganti pakaiannya. Mulutnya bisa disegarkan dengan

jalan menggosok gigi atau mouthwash.

3). Posisi

Ada beberapa posisi tertentu yang dapat membantu

mengurangi rasa sakit, misalnya posisi duduk, bersandar

tegak, bersandar ke depan, berlutut ke depan, mengurut

punggung atau bersandar pada suami.

Pada kala I, biasanya secara naluri ibu bergerak mencari

posisi yang nyaman dan tetap pada posisi tersebut selama kala

I.

Posisi yang dianjurkan:

(1) Berdiri di belakang meja dengan rileks

(2) Berdiri menghadap pasangan

(3) Ibu bersandar pada punggugung suami secara rileks

(4) Duduk di kursi menggunakan bantal menghadap ke

belakang

(5) Rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala

pada bantal.

4). Kontak fisik


63

Suami hendaknya dianjurkan untuk memegang

tangannya, menggosok punggungnya, menyeka wajahnya

dengan washlap atau hanya mendekapnya.

5). Pijatan

Bidan atau suami ibu bisa melakukan pijatan melingkar

dibagian lumbosacralnya dengan menggunakan bedak atau

body lotion untuk mengurangi friksi.

6). Perawatan kandung kemih dan perut

Anjurkan ibu untuk mengkosongkan kandung kemihnya

secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling

sedikit setiap 2 jam, atau lebih sering jika terasa ingin

berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa

kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung

janin (lihat/palpasi tepat diatas simpisis pubis untuk

mengetahui apakah kandung kemih penuh.

7). Kehadiran Seorang Pendamping

Suami dan keluarga dianjurkan untuk berperan aktif

dalam mendukung dan melakukan kegiatan yang dapat

memberikan kenyamanan bagi ibu.

8). Pengurangan Rasa Sakit

Berikut beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri

akibat kontraksi sebelum proses persalinan terutama pada kala

I:

(1) Kompres panas


64

(2) Kompres dingin

(3) Pengeluaran suara (pernafasan)

Teknik pernafasan dapat dibedakan menjadi dua:

a. Teknik pernafasan kala I awal

Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal

sampai akhir kontraksi ibu diminta untuk menarik

nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan

keluarkan lewat mulut

b. Teknik pernafasan kala I akhir

Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu

untuk mengatakan “huh-huh,”, sambil bernafas

pendek-pendek lalu bernafaslah panjang. Setelah itu

bernafaslah perlahan dan teratur. Pada tahap ini, minta

ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena dapat

menyebabkan serviks oedema.

(4) Penerimaan atas sikap dirinya

Selain pemberian dukungan mental juga penjelasan

kepada ibu bahwa rasa sakit yang dia alami selama

persalinan merupakan suatu proses yang harus dilalui.

(5) Informasi dan Kepastian Hasil Kepastian Persalinan yang

Aman.

Dalam setiap persalinan wanita atau keluarga

membutuhkan penjelasan mengenai persalinan yang

dihadapinya baik mengenai kondisi ibu maupun bayinya,


65

serta perkembangan persalinannya. Tugas bidan dan ibu

dalam persalinan setelah kepastian adanya tanda-tanda

persalinan adalah:

a. Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran

b. Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-

obatan yang diperlukan

c. Menyiapkan rujukan

d. Memberikan asuhan sayang ibu

e. Pencegahan infeksi

(Johariyah,2012)

6. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

1). Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin kala I

(1)Mempersiapkan ruangan untuk Persalinan dan kelahiran

bayi:

a. Ruangan yang memiliki suhu yang hangat, bersih,

sirkulasi udara yang baik,dan terlindungi dari tiupan

angin

b. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan

c. Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang didihkan dan

didinginkan) untuk membersihkan vulva dan perineum

sebelum di lakukan pemeriksaan dalam dan

membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.

d. Penerangan yang cukup baik


66

e. Tempat yang bersih untuk menaruh perlengkapan

persalinan

f. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir

g. Persiapan Perlengkapan,Bahan-bahan dan Obat-obatan

yang di perlukan.

(2)Memberikan asuhan Sayang Ibu

a. Sapa ibu dengan ramah dan sopan,bersikap dan

bertindak tenang,serta berikan dukungan penuh

selama persalinan dan kelahiran bayi

b. Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir

dan memberikan dukungannya

c. Membantu ibu bernapas secara benar saat kontraksi

d. Memijat punggung,kaki atau kepala ibu dan tindakan-

tindakan bermanfaat lainnya

e. Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman

selama persalinan

f. Anjurkan ibu untuk mobilisasi seperti berjalan,

berdiri, berjongkok (bertujuan untuk membantu

proses turunnya bagian terendah janin, berbaring

miring (memberi rasa santai, oksigenasi yang baik ke

janin, mencegah laserasi) atau merangkak

(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan

minimal pada perineum)


67

g. Waspadai gejala dan tandai penyulit selama proses

persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika di

perlukan

h. Siap dengan rencana rujukan

(3)Pemberian cairan dan nutrisi

Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup

selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan

mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat memperlambat

kontraski/membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan

kurang efektif.

(4)Kamar mandi

Sebelum proses persalinan dimulai,sebaiknya

anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih secara

rutin selama persalinan.Beberapa alasan kandung kemih

harus dikosongkan sebelum dimulainya proses persalinan

adalah sebagai berikut:

a. Memperlambat turunnya janin dan menggangu

kemajuan persalinan

b. Menyebabkan ibu tidak nyaman

c. Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan

yang di sebabkan oleh atonia uteri

d. Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca

persalinan
68

(5)Pencegahan infeksi

Kepatuhan dalam menjalankan tindakan-tindakan

pencegahan infeksi yang baik,juga akan melindungi

penolong persalinan dan keluarga dari infeksi.Ikuti aturan-

aturan pencegahan infeksi yang telah di tetapkan untuk

mempersiapkan persalinan dan proses kelahiran bayi.

Diantaranya menganjurkan ibu untuk mandi pada saat

awal persalinan, pastikan ibu memakai pakaian yang

bersih, cuci tangan sesering mungkin gunakan peralatan

steril atau disinfeksi tingkat tinggi,serta gunakan sarung

tangan saat diperlukan Anggota keluarga

(6)Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk membantu

mengobservasi kemajuan kala I persalinan dan

memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Tujuan utama penggunaan partograf adalah sebagai

berikut :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan

dengan menilai pembukaan serviks dengan

pemeriksaan dalam

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal.


69

c. Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi

ibu,kondisi bayi,grafik kemajuan proses persalinan.

(Sondakh,2013)

2). Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin kala II

(1) Pemantauan Ibu

Tanda–tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut :

a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi

b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada

rectum dan atau vagina

c. Perineum terlihat menonjol

d. Vulva-Vagina dan sfingter ani terlihat membuka

e. Peningkatan pengeluaran lender darah

Tindakan yang di lakukan untuk mengevaluasi

kesejahteraan Ibu adalah sebagi berikut :

a. Tanda-tanda Vital: Tekanan darah (setiap 30 menit),

Suhu dan nadi (Setiap 30 menit),Pernapasan

b. Kandung kemih

c. Urine : Protein dan keton

d. Hidrasi : Cairan,mual dan muntah

e. Kondisi Umum : Kelemahan dan keletihan fisik,

tingkah laku dan respon terhadap persalinan, serta

nyeri.
70

f. Upaya ibu untuk meneran

g. Kontraksi setiap 30 menit

h. Kemajuan Persalinan

(2) Pemantauan Janin

Beberapa hal dari janin yang harus selalu di perhatikan

adalah :

a. Denyut Jantung Janin (DJJ)

(a) Denyut normal 120-160 kali/menit

(b) Perubahan DJJ pantau setiap 15 menit

(c) Variasi DJJ dan DJJ kasar

(d) Pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit

b. Adanya air ketuban dan karakteristiknya (Jernih,

keruh, kehijauan/tercampur mekonium)

c. Penyusupan kepala janin

(3) Asuhan Dukungan

Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut:

a. Pemberian rasa aman ,dukungan dan keyakinan

kepada ibu bahwa ibu mampu bersalin

b. Membantu pernapasan

c. Membantu teknik meneran

d. Ikut sertakan dan hormati keluarga yang menemani

e. Berikan tindakan yang menyenangkan

f. Penuhi kebutuhan hidrasi


71

g. Penerapan pencegahan infeksi (PI)

h. Pastika kandung kemih kosong

(Sondakh,2013)

3). Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin kala III

(1) Pengkajian awal/segera

a. Palpasi uterus untuk menentukan adakah bayi kedua

b. Menilai BB apakah stabil,jika tidak,rawat segera.

(2) Manajemen aktif kala III

a. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin

b. Memberikan Oksitosin

c. Lakukan PTT

d. Massase fundus (Asri,2013)

4). Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin kala IV

(1) Memonitor konsistensi uterus uterus harus berkontraksi

secara efektif,teraba padat dan keras

(2) Mengecek kelengkapan plasenta dan membran pada saat

inspeksi

(3) Mengecek status kandung kemih

(4) Meminta ketersediaan orang kedua untuk memantau

konsistensi uterus dan aliran lokia (perdarahan) serta

membantu massase uterus

(5) Menilai kemampuan pasangan ibu bayi untuk memulai

pemberian ASI (Sondakh,2013)


72

2.1.5 Konsep Manual Plasenta

1. Definisi

Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari

tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya

dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan

invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang

dimasukkan langsung kedalam kavum uteri. Bila setelah 30 menit

plasenta belum lepas sehingga belum dapat dilahirkan atau jika

dalam waktu menunggu terjadi perdarahan yang banyak, plasenta

sebaiknya dikeluarkan dengan segera.

Manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan

untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual

plasenta tidaklah sukar, tetapi harus dipikirkan bagaimana

persiapan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa

penderita (Manuaba, IB, 2016).

2. Indikasi

Manual plasenta dilakukan karena indikasi retensio plasenta

yang berkaitan dengan :

1) Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:

(1) Plasenta adhesive yaitu kontraksi uterus kurang kuat untuk

melepaskan plasenta. 

(2) Plasenta akreta yaitu implantasi jonjot korion plasenta

hingga memasuki sebagian lapisan miometrium. 


73

(3) Plasenta inkreta, yaitu implantasi jonjot korion plaSenta

hingga mencapai/memasuki miometrium. 

(4) Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta

yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan

serosa dinding uterus. 

(5) Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta didalam

kavum uteri yang disebabkan oleh konstriksi ostium uteri. 

2) Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat

terjadi perdarahan

3) Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan

perdarahan.

4) Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan darah

penderita terlalu banyak hilang, 

5) Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga

perdarahan tidak terjadi, 

6) Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.  

3. Patologis

Manual plasenta dapat segera dilakukan apabila : 

1) Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang. 

2) Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc 

3) Pada pertolongan persalinan dengan narkosa. 

4) Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam. 

4. Tanda Gejala
74

Tanda dan gejala manual plasenta antara lain : 

1) Adanya riwayat multiple fetus dan polihidramnion 

2) Plasenta tidak dapat lahir spontan setelah bayi lahir (lebih

dari 30 menit) 

3) Timbul perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan 

4) Plasenta tidak ditemukan didalam kanalis servikalis tetapi

secara parsial atau lengkap menempel didalam uterus. 

5) Perdarahan yang lama lebih dari 400 cc setelah bayi lahir

Setelah mengetahui tanda dan gejala manual plasenta dalam

keadaan darurat dengan indikasi perdarahan lebih dari 400 cc

jika masih terdapat kesempatan penderita untuk dapat dikirim

ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat

pertolongan yang adekuat. Dalam melakukan rujukan

penderita dilakukan persiapan dengan memasang infus dan

memberikan cairan serta dalam merujuk didampingi oleh

tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan pertolongan

darurat. 

5. Komplikasi Tindakan

Tindakan plasenta manual dapat menimbulkan komplikasi,

terjadinya perforasi uterus misalnya : 

1) Terjadinya infeksi : terdapat sisa plasenta atau membrane dan

bakteria terdorong ke dalam rongga rahim 

2) Terjadi perdarahan karena atonia uteri. 


75

3) Untuk memperkecil komplikasi dapat dilakukan tindakan

profilaksis dengan memberikan uterotonika intravena dan

intamuskular misalnya dengan : 

(1) Memasang tamponade uterovaginal 

(2) Memberikan antibiotika 

(3) Memasang infus dan persiapan transfusi darah 

6. Prosedur

1) Pasang set dan cairan infus RL/NaCl 

2) Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan 

3) Lakukan anestesia verbal atau analgesia per rektal 

4) Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi 

5) Pastikan kandung kemih kosong karena kandung kemih yang

penuh dapat menggeser letak uterus. 

6) Lakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir

dan telah disertai manajeman aktif kala III. 

7) Dan atau tidak lengkap keluarnya plasenta dan perdarahan

berlanjut. 

8) Lakukan persetujuan tindakan medis (informed consent). 

9) Berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV. 

10) Antibiotika dosis tunggal (profilaksis): Ampisilin 2 g IV +

metronidazol 500 mg IV, ATAU Cefazolin 1 g IV +

metronidazol 500 mg IV 

11) Cuci tangan dan pasang sarung tangan panjang steril. 


76

12) Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan

lantai. 

13) Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan menelusuri

bagian bawah tali pusat. 

14) Tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga masuk ke

dalam kavum uteri, sedangkan tangan di luar menahan fundus

uteri, untuk mencegah inversio uteri. Menggunakan lateral

jari tangan, disusuri dan dicari pinggir perlekatan (insersi)

plasenta. 

15) Tangan obstetri dibuka menjadi seperti memberi salam, lalu

jari-jari dirapatkan. 

16) Tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta

yang paling bawah. 

17) Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke

arah kranial hingga seluruh permukaan plasenta dilepaskan. 

18) Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan uterus,

kemungkinan plasenta akreta. Siapkan laparotomi untuk

histerektomi supravaginal. 

19) Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta. 

20) Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus

saat plasenta dikeluarkan. 

21) Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang

masih melekat pada dinding uterus.


77

22) Periksa plasenta lengkap atau tidak, bila tidak lengkap,

lakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri. 

23) Masalah:

24) Jika plasenta tertinggal karena cincin konstriksi atau apabila

beberapa jam atau hari telah berlalu setelah persalinan, tidak

memungkinkan untuk seluruh tangan dapat masuk ke dalam

uterus. Keluarkan fragmen plasenta menggunakan 2 jari,

forsep ovum, atau kuret. 

25) Dalam hal perdarahan dan sulit menentukan batas antara

desidua dan plasenta, segera rujuk Komplikasi: refleks vagal,

infeksi, perforasi 

7. Pasca Manual Plasenta

1) Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau

Ringer Laktat) 60 tetes/menit + masase fundus uteri untuk

perangsangan kontraksi.

2) Bila masih perdarahan banyak: 

(1) Berikan ergometrin 0,2 mg IM. 

(2) Rujuk ibu ke rumah sakit.


78

(3) Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi

baik. 

(4) Bila tidak, tetap lakukan masase ``dan beri ulang

oksitosin 10 unitIM/IV. 

(5) Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila

perdarahan lebih hebat berlangsung 

(Saifuddin, 2010).

2.1.6 Konsep Dasar Masa Nifas

1. Definisi Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6

minggu (Prawirohardjo, 2014).

2. Proses pada Masa Nifas


79

Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Puerperium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan

berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal

lainnya.

2) Puerperium intermediate

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

3) Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan

mempunyai komplikasi

(Dewi, 2013).

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1) Perubahan system reproduksi

(1) Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi

adalah proses kembalinya uterus ke dalam kondisi

sebelum hamil setelah melahirkan.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :

a. Iskemia miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang

terus menerus dari uterus setelah pengeluaran


80

plasenta membuat uterus relatif anemia dan

menyebabkan serat otot atrofi.

b. Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri

sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim

proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang

telah sempat mengendur hingga panjangnya 10 kali

dari semula dan lebar lima kali dari semula selama

kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan

hormon estrogen dan progesteron.

c. Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi

dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan

pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya

suplai darah ke uterus.

Tabel 2.4 Involusi uterus

Involusi Tinggi Berat Diameter Keadaan


fundus uteri Uter bekas Servik
81

melekat
us
Plasenta
Bayi Setinggi 1000
Lahir pusat
Uri 2 jari di 750 12,5 Lembek
Lahir bawah pusat
Satu Pertenganha 500 7,5 Beberapa
Minggu n pusat- hari setelah
syimfisis post partum
Dua Tak teraba 350 3-4 dapat
Minggu diatas dilalui 2
simpisi jari. Akhir
Enam Bertambah 50- 1-2 minggu
Minggu kecil 60 pertama
Delapan Sebesar 30 dapat
Minggu normal dimasuki 1
jari
Sumber : (Dewi, 2013).

(2) Involusi Tempat Plasenta

Setelah peersalinan, tempat plasentamerupakan

tempat dengan permukaan kasar, tidak rata-rata, kira-kira

sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil,

pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada

akhir nifas 1-2 cm. Regenerasi endometrium terjadi

ditempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu.

(3) Perubahan Ligamen

Ligament-ligament dan diafragma pelvis, serta fasia

yang merenggang sewaktu kehamilan dan partus setelah

janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti

sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi


82

kendur yang mengakibatkan letak uterus menjadi

retrofleksi.

(4) Perubahan pada Servik

Perubahan-perubahan yang terdapat pada servik

postpartum adalah bentuk servik yang akan menganga

seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri

yang dapat mengadakan konsentrasi, sedangkan servik

tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan

antara korpus dan servik uteri terbentuk semacam cincin.

(5) Lokea

Lokea adalah eskresi cairan rahim selama masa nifas

dan mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat organisme

berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada

pada vagina normal.

Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu

dan warnanya diantaranya sebagai berikut :

a. Lokea rubra/merah (kruenta)

Lokea ini muncul pada hari pertama sampai

hari ke tiga masa postpartum sesuai dengan namanya,

warnanya biasanya merah dan mengandung darah

dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari

desidua dan chorion.Lokia ini terdiri atas sel desidua,


83

vernik caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, dan

sisa darah.

b. Lokea Sanguinolenta

Lokea ini berwarna merah kuning berisi darah

dan lender karena pengaruh plasenta darah,

pengeluarannya pada hari ke- 3-5 hari postpartum.

c. Lokea Serosa

Lokea ini muncul lebih dari hari ke- 5-9

postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau

kecoklatan. Lokea ini terdari atas lebih sedikit darah

dan lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit dan

robekan laserasi plasenta.

d. Lokea alba

Lokea ini muncul lebih hari ke-10 postpartum.

Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih

banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks,

dan serabut jaringan yang mati.

e. Perubahan pada vagina dan perenium

Vagina yang semula sangat teregang akan

kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil

selama 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan

kembali terlihat sekitar minggu keempat, walaupun

tidak akan menonjol pada wanita nulipara.


84

Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa

dan edematosa, terutama pada daerah episiotomy

atau jahitan laserasi. Penyembuhan berlangsung

dalam dua sampai tiga minggu. (Dewi, 2013).

2) Perubahan Tanda-Tanda Vital

(1)Suhu badan

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik

sedikit (37,5-380C) sebagai akibat kerja keras waktu

melahirkan, kehilangan cairan, dan keluhan. Apabila

keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada

hari ke-3 suhu badan naik lagi karena ada pembentukan

ASI dan payudara menjadi bengkok berwarna merah

karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun

kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,

traktus genetalia, atau sistem lain.

(2)Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80

x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan

lebih cepat hingga batasan maksimal 110x/menit.

(3)Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah

akan rendah setelah meahirkan karena ada perdarahan.


85

Tekanan darah tinggi pada postpartum terdapat

menandakan terjadinya pre-eklamsia postpartum.

(4)Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak

normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali

apabila ada gangguan khusus pada saluran napas (Dewi,

2013).

3) Perubahan Sistem Kardiovaskular

(1)Volume darah

Pada minggu ke- 3 dan ke-4 setelah bayi lahir volume

darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah

sebelum hamil. Pada persalinan per-vaginam, ibu

kehilangan darah sekitar 300-400 cc.

Tiga perubahan fisiologis pascapartum yang terjadi

pada wanita antara ain sebagai berikut :

a. Hilangnya sirkulasi uteroplasma yang mengurangi

ukuran pembuluh darah maternal 10-15%.

b. Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang

menghilangkan stimulasi vasodilatasi.

c. Terjadinya mobilisasi air ekstravaskular yang

disimpan selam wanita hamil.

(2)Curah jantung
86

Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung

meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita

melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi

selam 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi

sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba kembali kesirkulasi

umum. Nilai ini meningkatkan pada semua jenis kelahiran.

(3)Perubahan Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen

dan plasma, serta faktor-faktor pembukuan darah

meningkat. Volume plasenta dan tingkat volume darah

yang berubah-ubah akan dipengaruhi oleh status gizi

wanita tersebut. Penurunan volume dan peningkatan sel

darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan

hemotrokit dan haemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7

postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu

post partum. (Dewi, 2013).

4) Sistem pencernaan pada masa nifas

Ibu sering kali merasa lapar setelah melahirkan dan siap

makan pada 1-2 jam pos primordial. Buang air besar seara

spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu

melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot

usus menurun selama proses persalinan dan pada awal

pascapartum. Ibu seringkali sudah menduga nyeri saat


87

defekasi karena nyeri yang dirasakannya di perineum akibat

episiotomy, laserasi dan hemoroid.Sistem pencernaan pada

masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur

untuk kembali normal.

5) Perubahan Sistem Perkemihan

Dalam 12 jam pasca melahirkan, inu mulai membuang

kelbihan cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil.

Diuresis pasca partum yang disebabkan oleh penurunan kadar

estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena dan hilangnya

peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan

mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan (Dewi,

2013).

4. Kunjungan Asuhan Masa Nifas

Tabel 2.5 Kunjungan Asuhan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Asuhan


I 6 jam – 3 hari Pelayanan kesehatan ibu, meliputi
postpartum a) Pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu,
II 3 hari – 28 b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
hari c) Pemeriksaan lokhia dan
postpartum perdarahan
d) Pemeriksaan jalan lahir
III 29 hari – 42 e) Pemeriksaan payudara dan
hari anjuran pemberian ASI
postpartum Eksklusif,
f) Pemberian kapsul vitamin A,
g) Pelayanan kontrasepsi
pascapersalinan, konseling dan
penanganan risiko tinggi dan
komplikasi pada nifas
(Dewi, 2013)
88

2.1.7 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Menurut Dep.Kes.RI, (2005) dalam buku Marmi (2014),

bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai

4.000 gram.

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin

ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah individu

yang sedang bertumbuh (Vivian, 2010).

2. Periode masa transisi pada bayi baru lahir

Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat

meningkatkan kesempatan menjalani transisi dengan berhasil.

Menurut Rukiyah, (2010) periode transisional mencakup

tiga periode, meliputi periode pertama reaktivitas, fase tidur, dan

periode kedua reaktivitas. Karakteristik masing-masing periode

memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir.

Periode transisi dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Reaktivitas 1 (The First Periode Of Reactivity)

Dimulai dari masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit.

Selama periode ini detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat

jelas. Warna kulit terlihat sementara sianosis atau akrosisnosis.

2) Fase Tidur (Periode Of Unresponsive Sleep)


89

Berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam persalinan. Selama

masa tidur memberikan kesempatan bayi untuk memulihkan

diri dari proses persalinan dan periode transasi ke kehidupan

diluar uterin.

3) Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)/

transisi ke-III.

Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung

bayi tidak labil dan terjadi perubahan warna kulit yang

berhubungan dengan stimulus lingkungan.

3. Perawatan Bayi Baru Lahir

1) Kewaspadaan umum

Beberapa mikroorganisme harus diwaspadai karena dapat

ditularkan lewat percikan darah dan cairan tubuh misalnya

virus HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.

Sebelum menangani bayi baru lahir pastikan penolong

persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti

persiapan diri, persiapan alat yang akan digunakan, persiapan

tempat (Kemenkes RI, 2014).

Penilaian awal berdasarkan Kemenkes RI, (2014)

Sebelum bayi lahir:

(1) Apakah kehamilan cukup bulan?

(2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?


90

Segera setelah bayi lahir:

(1) Apakah bayi menangis atau bernafas megap-megap atau

tidak?

(2) Apakah tonus bayi baik dan bayi bergerak aktif?

2) Pencegahan kehilangan panas

Bayi baru lahir beresiko terkena hipotermi. Untuk penanganan

hipotermi sebaiknya segera ganti popok yang basah dengan

popok yang kering dan selimuti bayi supaya hangat serta

setelah bayi lahir segera keringkan (Kemenkes RI, 2014).

3) Perawatan tali pusat

Merawat tali pusat yang berarti menjaga tali pusat agar tetap

bersih. Bungkus tali pusat dengan kasa steril dan kering.

Jangan mengoleskan cairan atau bahan apapun ke punting tali

pusat (Kemenkes RI, 2014).

4) Inisiasi Menyusui dini (IMD)

Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin,

eksklusif selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan

makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI

juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih), memberikan

nutrisi terbaik (asuh), dan melatih reflek dan motorik bayi

(asah) (Kemenkes RI, 2014).


91

5) Pencegahan perdarahan

Pada bayi baru lahir system pembekuan darah belum sempurna

maka dari itu semua bayi beresiko untuk mengalami

perdarahan. Perdarahan bisa ringan atau menjadi sangat berat.

Untuk mencegah perdarahan pada BBL (Bayi Baru Lahir)

maka setiap BBL diberikan suntik vitamin K1

(Phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intramuskular

pada antero leteral paha kiri (Kemenkes RI, 2014).

6) Pencegahan infeksi mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan

segera setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya

1 jam setelah lahir. Pencegahan infeksi mata dianjurkan

menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1% (Kemenkes

RI, 2014).

7) Pemberian imunisasi

Imunisasi hepatitis B pertama (HB0) diberikan 1-2 jam setelah

pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi hepatitis

B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap

bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi (Kemenkes RI, 2014).

8) Rawat gabung

Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan dalam 24 jam.

Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan

ibunya, hal ini merupakan cara yang paling mudah untuk


92

menjaga bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusui

bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi (Kemenkes

RI, 2014).

(1) Pemeriksaan Reflek pada bayi baru lahir

a. Tonik neck reflek, yaitu gerakan spontan otot kuduk

pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan secara

spontan memiringkan kepalanya

b. Rooting reflek, yaitu bila jarinya menyentuh daerah

sekitar mulut bayi maka ia akan membuka mulutnya

dan memiringkan kepalanya kearah datangnya jari

c. Grasping reflek, bila jari kita menyentuh telapak tangan

bayi maka jari-jarinya akan langsung menggenggam

d. Moro reflek, reflek yang timbul diluar kemauan dan

kesadaran bayi

e. Startle reflek, reaksi emosional berupa hentakandan

gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan dan

sering diikuti dengan tangis

f. Reflek menghisap (sucking), yaitu areola puting susu

tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-langit sehingga

sinus lactiferous tertekan dan memancarkan ASI

g. Reflek menelan (swallowing), dimana ASI dimulut bayi

mendesak otot di daerah mulut dan faring sehingga


93

mengaktifkan reflek menelan dan mendorong ASI ke

dalam lambung.

h. Reflek kedipan (glaberal reflek), merupakan respon

terhadap cahaya terang yang mengindikasikan

normalnya saraf optik.

i. Walking reflex, bayi akan menunjukan respon berupa

gerakan berjalandan kaki akan bergantian dari refleksi

ke ekstensi.

j. Babinsky reflex, dengan menggores telapak kaki,

dimulai dari tumit lalu gores pada sisi lateral telapak

kaki kearah atas kemudian gerakkan jari sepanjang

telapak kaki. Bayi akan menunjukan respon berupa

semua jari kaki perekstensi dengan ibu jari dorsofleksi.

(2) Pemeriksaan Antropometri

a. Berat badan 2.500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar kepala 33-35cm

e. Lingkar lengan 11-12 cm

(Marmi, 2014)
94

9) Penilaian Bayi Baru Lahir dengan Skor Apgar

Skor Apgar digunakan untuk menentukan derajat asfiksia pada

neonatus, penilaian dilakukan saat menit 1 dan 5 menit setelah

kelahiran.

Tabel 2.6 Skor Apgar


Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance Pucat atau biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) seluruh tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse
Tidak ada <100 >100
(denyut jantung)
Grimace Ekstremitas
Tidak ada Gerakan aktif
(Tonus otot) sedikit fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(aktivitas) menangis
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Menangis
(pernafasan) teratur
Sumber: Marmi. R., Kukuh, dan Y. Jendro (ed). 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal: 48.

10) Rencana Asuhan BBL 2-6 hari

Pada hari yang ke-2 sampai ke-6 setelah lahir, ada hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam asuhan pada bayi, yaitu sebagai

berikut:

(1) Minum

Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan

ibu (jika payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan

bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit 4 jam),

bergantian dengan payudara kanan dan kiri. Berikan bayi

ASI saja (ASI ekskusif) sampai bayi berusia 6 bulan.


95

(2) Defekasi (BAB)

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama

minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara

hari ketiga dan keenam. Bayi baru lahir yang diberikan

makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses

dari pada yang di berikan makan kemudian.

(3) Berkemih

Bayi berkemih biasanya 6-10 kali sehari dengan warna

urine yang pucat. Menandakan masukan cairan yang

cukup. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan

urine 15-16 ml/ kg/ hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih,

hangat, dan kering maka setelah BAK (Buang Air Kecil)

harus diganti popoknya.

(4) Tidur

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya

sering tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata

tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun

sampai malam hari pada usia 3 bulan.

(5) Kebersihan kulit

Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Bagian-

bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu

dibersihkan secara teratur.


96

(6) Keamanan

Jangan meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.

Tanda-tanda bahaya:

a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit

b. Terlalu hangat (>38˚C) atau terlalu dingin (<36˚C)

c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru,

pucat, atau memar

d. Isapan saat menyusu lemah,rewel,sering muntah dan

mengantuk berlebihan

e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau

busuk dan berdarah

f. Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh

meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,

dan pernafasan sulit

g. Tidak BAB dalam 3 hari

h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak

bisa tenang, menangis teru-menerus

i. Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi

pulang

a. Perawatan tali pusat

b. Pemberian ASI

c. Menjaga kehangatan bayi

d. Tanda-tanda bahaya
97

e. Imunisasi

f. Perawatan harian/ rutin

g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan

(7) Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem

pertahanan tubuh kebal terhadap invasi mikroorganisme

(bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi

sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan

untuk menyerang tubuh kita.

Tujuan imunisasi adalah agar tubuh kebal terhadap

penyakit tertentu sehingga dapat menurunkan angka

morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi

kecacatan akibat penyakit tertentu (Marmi, 2012).

a. Imunisasi dasar wajib

Tabel 2.7 Jadwal Imunisasi


Umur Jenis Imunisasi
0 - 24 jam HB 0
0 - 1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
DPT-HB-Hib 3, Polio
4 bulan
4, IPV
9 bulan Campak
18 bulan DPT-HB-Hib lanjutan
24 bulan Campak lanjutan
Sumber: KIA, 2018: 38

b. Imunisasi ulangan/ tambahan

Imunisasi tambahan atau ulangan merupakan

imunisasi yang wajib diperoleh bayi pada usia 18-24


98

bulan (pentabio/ pentavalen) yang didalamnya

terkandung DPT-HB-Hib dan untuk usia 18-24 bulan

(campak ulangan).. Untuk tekhnik penyuntikannya

sama dengan imunisasi campak yaitu, 1/3 deltoid

dengan cara sub cutan, dosis 0,5 mL (Kemenkes,

2018).

c. Kunjungan Neonatal

Kunjungan dan pemeriksaan kesehatan Neonatus oleh

tenaga kesehatan paling sedikit tiga kali dalam 4

minggu pertama, waktu pemeriksaan bayi dibagi

menjadi:

a) KN I (1 kali pada usia 6 – 48 jam)

(a) Timbang berat badan bayi

(b) Jaga selalu kehangatan bayi

(c) Perhatikan intake dan output bayi

(d) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau

tidak

(e) Komunikasikan kepada orang tua bayi

bagaimana caranya merawat tali pusat.

(f) Dokumentasikan

b) KN II (1 kali pada usia 3 – 7 hari)

(a) Timbang berat badan bayi

(b) Jaga selalu kehangatan bayi


99

(c) Perhatikan intake dan output bayi

(d) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau

tidak

(e) Dokumentasikan Jadwal Kunjungan neonatal

c) KN III (1 kali pada usia 8 – 28 hari)

(a) Timbang berat badan bayi

(b) Jaga selalu kehangatan bayi

(c) Perhatikan intake dan output bayi

(d) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau

tidak

(e) Dokumentasikan

(Ratna Dewi Pudiastuti, 2011).

2.1.8 Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB)

1. Pengertian Program Keluarga Berencana.

Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood)

merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah

dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi

(Sulistyawati,2011).

Keluarga Berencana merupakan bagian dari pelayanan

kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan

merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual.

(Saifuddin, 2013).
100

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah

dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal

tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk

mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga (Rusmini,2017).

2. Tujuan KB

Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai

dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia

dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan

lainnya meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga

(Rusmini,2017).

3. Konseling KB

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam

pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

(KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu

klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontraspsi yang akan

digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat

membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama

dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan


101

mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat

meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada.

Langkah-langkah konseling KB yaitu dengan langkah satu

tuju. Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien

KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang

sudah dikenal dengan kata kunci satu tuju. Penerapan satu tuju

tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas

harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien

membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu

dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci satu tuju

adalah sebagai berikut:

Sa:

Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan.

Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara

ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya.Yakinkan klien

untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan pada klien apa

yang perlu dibantu sertajelaskan pelayanan apa yang

diperolehnya.

T:

Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya.Bantu klien

untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan

Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta

keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.Tanyakan


102

kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Berikan perhatian kepada

klien apa yang disampaikan sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat

dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien.

Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami

pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat

membantunya.

U:

Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa

pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan

beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi

yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi

lain yang ada. Juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang

mungkin diingini oelh klien. Uraikan juga mengenai resiko

penularan HIV/ AIDS dan pilihan metode ganda.

TU:

Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien

berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan

kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukan keinginannya

dan mengajukan pertanyaan.Tanggapilah secara terbuka. Petugas

membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien

terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah

pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan

tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan


103

tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa

klien telah membuat keputusan yang tepat. Petugas dapat

menanyakan: Apakah anda sudah memutuskan pilihan jenis

kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan

digunakan?

J:

Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan

kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih kontrasepsinya,

jika diperlukan, perlihatkan alat/ obat kontrasepsinya. Jelaskan

bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dan

bagaimana cara penggunaanya. Sekali lagi doronglah klien untuk

bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri

penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi,

misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual

(IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi

pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.

U:

Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah

perjanjian kapan klien akan kembali untuk melalukan

pemerikasaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika

dibutuhkan. Perlu juga megingatkan klien untuk kembali apabila

terjadi suatu masalah.


104

Setelah memberikan konseling, informed choice sangat

penting juga peranannya. Klien yang informed choice akan lebih

baik dalam mengguanakan KB, karena informed choice adalah

suatu kondisi peserta/calon peserta KB yang memilih kontrasepsi

yang didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat

informasi yang lengkap melalui KIP/K serta memberdayakan para

klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik

menuju pelayanan KB yang berkualitas. Bagi calon peserta KB

baru, informed choice merupakan proses memahami kontrasepsi

yang akan dipakinya. Bagi peserta KB apabila mengalami

gangguan efek samping, komplikasi dan kegagalan tidak terkejut

karena sudah mengerti tentang kontrasepsi yang akan dipilihnya.

Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga

kelangsungan pemakaian kontrasepsinya. Setelah pasien

diberikan informed choice tak lupa juga melakukan informed

consent. Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan

medis, surat persetujuan tindakan medis (informed consent)

diperlukan. Yang dimaksud dengan informed consent adalah

persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar

informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan

dilakukan terhadap klien tersebut. Setiap tindakan medis yang

mengandung resiko harus dengan persetujuan tertulis yang


105

ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, yaitu

klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental.

4. Macam- Macam Metode KB

1) Kontrasepsi Kombinasi

(1)Pil Kombinasi

Memiliki efektivitas yang tinggi, Pil kombinasi berisi

hormon estrogen dan progesterone. Dapat dipakai oleh

semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai

anak maupun belum.

(2)Suntikan kombinasi

Suntikan kombinasi berisi estrogen dan progesterone

yang diberikan setiap bulan / suntik 1 bulan dengan

suntikan intramuscular/ IM.

2) Kontrasepsi Progestin

(1) Kontrasepsi Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntikan progestin yang mengandung

hormone progesterone yang diberikan setiap 3 bulan

sekali/suntik 3 bulan.

(2) Minipil

Kontrasepsi pil yang mengandung hormone

progesterone.

(3) Kontrasepsi Implan


106

Implan memiliki perlindungan jangka panjang

(sampai 5 tahun). Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun

untuk Jadena, Indoplan atau Implanon

(4) AKDR Dengan Progestin

Jenis AKDR yang menngandung hormone steroid

adalah prigestase yang mengandung progesterone dan

minera yang mengandung levonorgestrel.

Cara Kerja:

Endometrium mengalami tranformasi yang lebih

irregular, epitel atrofi sehingga mengandung implantasi,

mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok

bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah

sperma yang mencapai tuba fallopi dan menginaftikan

sperma.

(5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR)

Memasukkan benda atau alat kedalam uterus untuk

tujuan mencegah terjadinya kehamilan (Prawirohardjo,

2014).

Profil :

Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang

(dapat sampai 10 tahun : CuT-380A), haid menjadi lebih

lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan

memerlukan pelatihan, dapat dipakai oleh semua


107

perempuan usia reproduksi, tidak boleh dipakai oleh

wanita yang terpapar infeksi menular seksual (IMS), ada

beberapa jenis AKDR yang cocok bagi ibu post partum,

yaitu: CuT-380A, NOVA-T, dan Lípes Loops.

AKDR Post Plasenta ( IUD Pasca Plasenta)

a. Waktu penggunaan

a) Setiap waktu siklus haid, yang dapat dipastikan

klien tidak hamil.

b) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam

pertama atau setelah 4 minggu pasca

persalina,setelah 6 bulan apabila menggunakan

metode MAL

c) Selama 1 sampai 5 hari senggama tidak

dilindungi

d) Setelah menderita abortus (segera atau dalam

waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.

b. Efektivitas

a) AKDR post-plasenta telah dibuktikan tidak

menambah resiko infeksi, perforasi dan

perdarahan.

b) Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi (6-10 %) dan

ini harus disadarioleh pasien bila mau akan dapat

pasang lagi.
108

c) Kemampuan penolong meletakkan di fundus

amat memperkecil resiko ekspulsi oleh karena

diperlukan pelatihan.

d) Kontraindikasi pemasangan post-plasenta

ialah :ketuban pecah lama, infeksi intrapartum,

perdarahan postpartum.

(6) Alat kontrasepsi mantap, terdiri dari:

a. MOW atau Tubektomi

a) Pengertian

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela

untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)

seorang perempuan. Kontrasepsi mantap atau

sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrasepsi

permanen yang dilakukan dengan cara

melakukan suatu tindakan pada kedua saluran

telur sehingga menghalangi pertemuan sel telur

(ovum) dengan sel mani (sperma) (Sofian,

2013).

b) Jenis

Menurut Sofian (2013), terdapat empat

jenis sterilisasi berdasarkan tujuannya, yaitu:

(a) Sterilisasi hukuman (compulsary

sterilization)
109

(b) Sterilisasi eugenik, untuk mencegah

berkembangnya kelainan mental secara

turun menurun

(c) Sterilisasi medis, dilakukan berdasarkan

indikasi medis demi keselamatan wanita

tersebut karena kehamilan berikutnya dapat

membahayakan jiwanya

(d) Sterilisasi sukarela (coluntary sterilization),

yang bertujuan ganda dari sudut kesehatan,

sosial ekonomi dan kependudukan.

c) Efektivitas

Tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang

sangat efektif dan tidak menimbulkan efek

samping jangka panjang. Efektivitasnya yaitu 0,5

kehamilan per 100 perempuan (0,5%) selama

tahun pertama penggunaan (Saifuddin, 2010).

d) Mekanisme kerja

Dengan mengikat dan memotong atau memasang

cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu

dengan ovum.

e) Keuntungan

Terdapat beberapa keuntungan dan manfaat

sterilisasi wanita yaitu:


110

(a) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100

perempuan selama tahun pertama

penggunaan)

(b) Tidak mempengaruhi proses menyusui

(breastfeeding)

(c) Tidak bergantung pada faktor senggama

(d) Baik bagi klien apabila kehamilan akan

menjadi resiko kesehatan yang serius

(e) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan

dengan anestesi lokal

(f) Tidak ada efek samping dalam jangka

panjang

(g) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

(tidak ada efek pada produksi hormon

ovarium)

(h) Berkurangnya resiko kanker ovarium

(i) Motivasi hanya dilakukan satu kali,

sehingga tidak diperlukan motivasi yang

berulang

(j) Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien

(patient’s failure)

(k) Tidak mempengaruhi libido seksualis

f) Keterbatasan
111

Meskipun banyak keuntungan yang didapat

pada metode sterilisasi ini, tetap saja terdapat

keterbatasan diantaranya:

(a) Tidak dapat melindungi dari Infeksi Menular

Seksual (IMS), termasuk HBV dan

HIV/AIDS

(b) Harus dipertimbangkan kembali sifat

permanen kontrasepsi ini karena tidak dapat

dipulihkan kecuali dengan operasi

rekanalisasi

(c) Klien dapat menyesal dikemudian hari

(d) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka

pendek setelah tindakan

(e) Hanya dilakukan oleh dokte yang terlatih

(Saifuddin, 2010).

g) Indikasi

Menurut Amru Sofian (2013), sterilisasi

dilakukan atas indikasi:

(a) Indikasi medis umum

Adanya gangguan fisik atau psikis

yang akan menjadi lebih berat jika wanita

tersebut hamil lagi, seperti tuberkulosis paru,


112

penyakit jantung, penyakit ginjal maupun

skizofrenia.
113

(b) Indikasi medis obstetrik

Adanya riwayat toksemia gravidarum

yang berulang, seksio sesarea berulang dan

histerektomi obstetrik.

(c) Indikasi medis ginekologik

Pada waktu melakukan operasi

ginekologik, dapat dipertimbangkan untuk

dilakukannya sterilisasi.

(d) Indikasi sosial ekonomi

a) Rumus 120; yaitu perkalian jumlah anak

hidup dan umur ibu, kemudian dapat

dilakukan sterilisasi atas persetujuan

suami istri

b) Rumus 100; yaitu perkalian jumlah anak

hidup dan umur ibu, kemudian dapat

dilakukan sterilisasi atas persetujuan

suami istri.

h) Kontraindikasi

(a) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

(b) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan

(hingga harus dievaluasi)

(c) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut

(hingga masalah tersebut sembuh)

(d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan


114

(e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk

fertilitas di masa depan

(f) Belum memberikan persetujuan tertulis

(Saifuddin, 2010).

i) Waktu

Pelaksanaan tindakan sterilisasi dilakukan pada

saat:

(a) Setiap waktu selama siklus menstruasi

apabila diyakini tidak hamil

(b) Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus

menstruasi

(c) Pasca persalinan (post partum)

Sebaiknya dilakukan dalam 24 jam

atau selambat-lambatnya 48 jam pasca

persalinan. Setelah lebih dari 48 jam,

operasi akan lebih sulit dengan adanya

edema tuba dan infeksi yang akan

menyebabkan kegagalan sterilisasi. Jika

dilakukan setelah hari ke-7 sampai hari ke-

10 pasca persalinan, uterus dan alat genital

lainnya telah mengecil dan menciut yang

menyebabkan mudah terjadinya

perdarahan dan infeksi


115

(d) Pasca keguguran (post abortus)

Sterilisasi dapat dilakukan sesaat setelah

terjadinya abortus

(e) Saat tindakan operasi pembedahan

abdominal

Hendaknya saat operasi pembedahan

abdominal telah dipertimbangkan untuk

tindakan sterilisasi karena pada tindakan

ini dapan sekaligus dilakukannya

kontrasepsi mantap

(Sofian, 2013).

b. Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan

melakukan oklusi vase deferensia sehingga alur

transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi

(penyatuan dengan ovum).

(Padila,2017)
116

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

2.2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan pada ibu

dalam kurun reproduksi dimana seorang bidan dengan penuh

tanggung jawab memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada

masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga

berencana.

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam

memberikan pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan

pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Rukiyah, 2011).

Proses prinsip manajemen kebidanan:

1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang

lengkap dan relefan dengan melakukan pengkajian yang

komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk

pengumpulan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.

2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan

interpretasi data dasar.


117

3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien.

4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat

keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatan.

5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

6. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

terhadap individual.

7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melakukan manajemen

dengan kolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan

selanjutnya.

8. Merencanakan asuhan manajemen terhadap komplikasi tertentu,

dalam situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan

normal.

9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan

kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

(Rukiyah, 2011).

Konsep manajemen kebidanan menurut varney bahwa dalam

melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan

berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosa atau masalah

potensial kebidanan. Selain itu diperlukan pula kemampuan

kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar
118

dalam perencanaan kebidanan selanjutnya, langkah-langkah dalam

proses manajemen adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian data asuhan kebidanan

Dalam tahap ini data atau fakta yang dikumpulkan adalah

data subjektif dan atau data objektif dari pasien. Bidan dapat

mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum

didokumentasikan.

1) Data subjektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan

yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien

atau klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan (allo anamnesis)

2) Data objektif

Penunjang Hasil laboratorium dilakukan sesuai dengan

masalahnya. Data yang telah terkumpul diolah, dengan

kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data yaitu

mengabungkan dan menaghubungkan data satu dengan yang

lainnya sehingga menunjukan fakta. Tujuan dari pengolahan

data adalah untuk menunjukan fakta berdasarkan kumpulan

data. Data yang diolah dianalisis dan hasilnya

didokumentasikan (Sudarti, 2011)


119

2. Penentuan diagnosis kebidanan

Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Kondisi pasien terkait dan masalah.

2) Masalah utama dan penyebab utamanya terhadap resiko.

3) Masalah potensial.

4) Prognosis.

Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah

sebagai berikut:

(1)Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis

seperti anemia ibu hamil, retensio plasenta, plasenta previa dan

lain-lain.

(2)Masalah identifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan

dengan didukung oleh data subjektif dan objektif seperti

cemas, potensial atonia uteri, dan lain sebagainya.

(3)Kebutuhan disesuaikan dengan kuluhan kebutuhan pasien saat

ini misalnya penyuluhan gizi pada ibu hamil (Sudarti, 2011)

3. Perencanaan

Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana

kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Mencatat tujuan tindakan yang kan dilakukan.

2) Mengemukakan saaran dan hasil yang akan dicatat dalam

tujuan tersebut.
120

3) Mencatat langkah-langkah tindakan yang sesuai dengan

masalah dan tujuan yang akan dicapai.

4) Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan dalam renacana

kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi dan keberhasilan

tindakan (Sudarti, 2011)

4. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan

harus bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan. Pencatat

dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang

memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu

dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu,

pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu

dicatat (Sudarti, 2011)

5. Evaluasi

Evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat

proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan

pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga

dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-

langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan

identifikasi atau analisis masalah selanjutnya bila diperlukan

(Sudarti, 2011)
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Hari,Tanggal Pengkajian : Jumat, 22 April 2022

Pukul : 19.30 WIB

Tempat : PMB Lejar Kota Malang

Oleh : Srilejaring Tiyas

3.1.1 Pengkajian

A. Data Subyektif

1. Biodata/Identitas

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. S

Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Kary.Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Kemantren I rt 7/3 Bandungrejosari

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah

3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 thn ( 1 SMP )

b. Siklus menstruasi : ± 28 – 30 hari (teratur/tidak teratur)

c. Lama : ± 6 - 7 hari (teratur/tidak teratur)

d. Banyaknya darah : 1-3 hari : ganti pembalut ± 3-4x sehari

121
122

(± 80 cc/pembalut)

4-7 hari : ganti pembalut ± 1-2x sehari

(± 80 cc/pembalut)

e. Konsistensi : Encer, warna : merah segar, bau : khas

f. Dysminorhoe : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah

menstruasi)

g. Flour albus : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah

menstruasi)

Warna : putih Bau : Tidak berbau

Gatal : Tidak

h. HPHT : 26 - 08 - 2021

i. HPL : 02 - 06 - 2022

4. Riwayat Obstetri

Suami Kehamilan Persalinan Nifas Anak


No Ke UmurPenyul Penol Jenis Tempat Penyul Penyu P/L Bb/Pb Menyusui H/M KB Ket
l
1. 1 9 bln - Bidan Spontan PKM - - P 2700 gr ASI H Suntik
10 thn 1 bln
2. 1 9 bln - Bidan Spontan PMB - - P 2500 gr ASI H Suntik
2 thn 1 bln
3. 1 H A M I L I N I

5. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 1 bulan

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Hamil yang ke : 3

b. Umur kehamilan : 34 minggu


123

c. Gerakan anak pertama kali dirasakan : 16 minggu, rasanya

seperti kedutan

d. Gerak anak sekarang : Aktif , ± 10 kali dalam sehari.

e. Status TT : TT 5 terakhir pada usia kehamilan 7 bulan

f. Pernah mendapatkan tablet Fe : Pernah, 30 tablet setiap kali

periksa.

g. Fe diminum teratur : Ya, setiap malam hari

h. Pemeriksaan yang sudah pernah dilakukan :

Golongan darah : O, reduksi (-), Albumin (-), Hb: 9,7 gr%,

HIV NR, HbSAg NR, Siphilis NR.

i. KIE yang sudah pernah didapat :

Pemeriksaan Kehamilan / Gizi / Perawatan sehari-hari /

Tanda bahaya kehamilan / Senam Hamil / Persiapan

kelahiran / Persiapan Laktasi / Tanda-tanda kelahiran / ASI

eksklusif .

7. Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu tidak memiliki riwayat asma, tidak punya riwayat tekanan

darah tinggi, jantung maupun diabetes militus.

8. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung, asma

maupun diabetes militus. Dalam keluarga tidak ada yang

memiliki riwayat hamil kembar.


124

9. Pola Fungsional Kesehatan

a. Pola Nutrisi

Sebelum hamil :

Makan : ± 3x sehari, 1-2 entong nasi putih, lauk pauk: telur,

tempe, tahu, ayam/daging sesekali, sayur bayam,

sop/sayur bening.

Minum : Air putih ± 7-8 gelas/hr

Selama hamil :

Makan : ± 3-4x sehari, 1-2 entong nasi putih, lauk pauk:

telur, tempe, tahu, ayam/daging sesekali, sayur

bayam, sop,sayur bening daun kelor.

Minum : Air putih ± 8-9 gelas/hr, minum teh dan air jeruk.

Masalah : tidak ada.

b. Pola Eliminasi

Sebelum hamil :

BAK : ± 5 x/hr (warna kuning bening, bau khas,

konsistensi cair)

BAB : ± 1 x/hr (warna kuning kecoklatan, konsistensi

lembek)

Selama hamil :

BAK : ± 5-7 x/hr (warna kuning bening, bau khas,

konsistensi cair)

BAB : ± 1-2 x/2hr (warna kuning kecoklatan, konsistensi

lembek)
125

Masalah : Tidak ada

c. Pola Istirahat

Sebelum hamil :

Siang : ± 2 jam (13.00-15.00 WIB)

Malam : ± 7 jam (21.00-04.00 WIB)

Selama hamil :

Siang : ± 1 jam (13.00-14.00 WIB)

Malam : ± 7 jam (22.00-05.00 WIB)

Masalah : tidak ada.

d. Pola Aktivitas

Sebelum Hamil : Melakukan kegiatan ibu rumah tangga

(memasak, mencuci, menyapu)

Selama Hamil : Melakukan kegiatan ibu rumah tangga

(memasak, mencuci, menyapu)

e. Personal Hygiene

Sebelum hamil : Sehari ibu mandi 2x, menggosok gigi 2x,

ganti pakaian 2x, ganti celana dalam 2x,

dan keramas 2 hari 1x

Selama hamil : Sehari ibu mandi 2x, menggosok gigi 2x,

ganti pakaian 2x, ganti celana dalam 2x,

dan keramas 2 hari 1x

f. Aktivitas Seksual

Sebelum Hamil : +1 minggu 2 x

Selama Hamil : +1 minggu 1 x , kadang 1 bl 1x


126

Masalah : tidak ada.

g. Pola Kebiasaan

Ibu tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, tidak

pernah minum jamu dan hanya minum obat dan vitamin dari

Bidan.

10. Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

a. Kebiasaan / upacara adat istiadat selama hamil : selamatan 3

dan 7 bulanan.

b. Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada.

c. Kebiasaan keluarga yang menunjang : mengkonsumsi

makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran hijau.

d. Dukungan dari suami : selalu rutin mengantarkan periksa.

e. Dukungan dari keluarga yang lain : mengingatkan rutin

periksa, makan makanan yang bergizi dan istirahat yang

cukup.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tekanan Darah : 110/70 mmHg

c. Denyut Nadi : 88 x/menit

d. Pernafasan : 22 x/menit

e. Suhu : 36,7 0C

f. Lila : 28 cm
127

g. BB Terakhir Periksa : 76 kg

h. TB : 154 cm

i. IMT : BB : TB² = 65/1,54²

65 : (1,54x1,54 = 2,37=2,4)

65:2,4= 27,08 =27,1

j. BB Sebelum Hamil : 65 kg

k. BB Sekarang : 76 kg

l. Kenaikan sekarang : 11 kg

2. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

a. Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, bersih, rambut

tidak rontok, warna hitam

b. Wajah : Simetris, tidak oedema, warna kulit sedikit

kuning, tidak terdapat cloasma gravidarium

c. Mata : Simetris, seklra putih (kanan/kiri),

conjungtiva pucat (kanan/kiri), tidak ada

oedema

d. Telinga : Simetris (kanan/kiri), kebersihan cukup

(kanan/kiri), tidak ada serumen (kanan/kiri)

e. Hidung : Simetris, kebersihan cukup

f. Mulut : Tidak ada stomatitis, ada caries

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

tidak ada pembesaran vena jugularis


128

h. Dada : Payudara membesar (kanan, kiri), ada

hyperpigmentasi areolla mammae (kanan,

kiri), puting susu menonjol (kanan, kiri),

ASI belum keluar (kanan,kiri)

i. Abdomen : Membesar, pusat datar, terdapat linea nigra,

tidak terdapat striae albicans, tidak ada

bekas luka operasi

j. Genetalia : Tidak dikaji

k. Ekstremitas atas : Simentris tidak ada oedema

l. Ekstremitas bawah : Simetris adanya oedema ( kanan,

kiri) , tidak ada varises

2) Palpasi

a. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid,

dan vena jugularis.

b. Dada : Kolostrum belum keluar tidak teraba

benjolan abnormal,

c. Abdomen :

Leopold I : TFU : 3 jari dibawah prosessus

xypoideus, Bagian fundus teraba bulat,

lunak, tidak melenting.

Leopold II : Bagian kiri dari perut ibu teraba keras

memanjang seperti papan, bagian kanan

dari perut ibu teraba bagian-bagian kecil

janin.
129

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat,

keras, melenting dan bisa digoyangkan

(belum masuk PAP).

Leopold IV : Belum masuk PAP

Mc.Donald : 29 cm

TBJ : ( 29-12) x155= 2635 gram

3) Auskultasi

a. DJJ : Punktum maksimum berada di kiri

bawah pusat

b. Frekuensi : 142 x/menit kuat dan teratur

4) Perkusi

a. Reflek Patela : +/+

b. Perut : Tidak Kembung

3. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 12-04-2022

a. Golda :O

b. HB : 9,7 gr/dl

c. Alb : (-) reduksi (-)

d. Gula darah sewaktu : 77 mg/dl.

3.1.2 Interpretasi Data Dasar

DS : Ibu mengatakan hamil anak ketiga, haid terakhir tanggal 26 - 08-

2021 dan mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah.

DO : Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg


130

Denyut Nadi : 88 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 36,7 0C

Lila : 28 cm

TB : 154 cm

BB Sebelum Hamil : 65 kg

BB Sekarang : 76 kg

Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, bagian fundus

teraba bulat, lunak, tidak melenting

Leopold II : Bagian kiri dari perut ibu teraba keras

memanjang seperti papan, bagian kanan

dari perut ibu teraba bagian-bagian kecil

janin

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,

melenting dan bisa digoyangkan

Leopold IV : Belum masuk PAP

DJJ : Punktum maksimum berada di kiri bawah

pusat

Frekuensi : 142 x/menit kuat dan teratur

Mc.Donald : 29 cm

TBJ : (29-12) x 155 = 2635 gram

Reflek Patela : +/+

Golda :O
131

HB : 9,7 gr/dl

Alb : (-) reduksi (-)

Dx : Ny. “ L” G3 P2002 UK 34 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin,

presentasi kepala, letak membujur, jalan lahir normal, ibu dengan

anemia dan keluhan nyeri perut bagian bawah dan janin dalam

keadaan baik.

3.1.3 Intervensi

Tanggal : 22 April 2022

Jam : 19.35 WIB

Intervensi Rasional
1. Bina hubungan terapautik Agar terbina suasana kekeluargaan sehingga
dengan klien / ibu mempermudah proses konseling
2. Beritahu dan menjelaskan hasil Agar ibu mengetahui tentang kondisi kehamilan
pemeriksaan pada ibu bahwa dan janinya
keadaan umum ibu baik serta
janin juga baik
3. Berikan KIE terkait keluhan Agar ibu mengetahui apa yang dialaminya dan
yang dirasakan Ibu yaitu nyeri juga cara mengatasi nyeri perut bagian bawah
pada perut bagian bawah tersebut
4. Berikan ibu KIE tentang Gizi Contoh menu makan untuk ibu hamil sesuai
Seimbang untuk mengatasi dengan kebutuhan gizi
anemia pada ibu hamil 1) Pagi:Nasi,sayur bayam dan daun
kelor,tempe,buah pepaya,susu
2) Siang : Nasi , sayur kangkung, ikan
bandeng, buah jeruk, teh hangat
3) Malam : Nasi, sayur lodeh, ayam goreng,
buah apel
5. Berikan KIE anemia pada ibu Agar ibu mengetahui cara mengatasi anemia
hamil pada masa kehamilan dengan memperbaiki gizi

6. Berikan KIE perawatan Agar ibu mengetahui cara agar ASI lancar dan
payudara untuk persiapan siap menyusui setelah melahirkan
laktasi
7. Beritahu ibu tanda bahaya ibu Agar ibu mengerti dan lebih waspada jika
hamil terdapat tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya Pada Ibu Hamil
1) Perdarahan
132

Intervensi Rasional
2) Bengkak dikaki
3) Demam tinggi
4) Keluar air ketuban sebelum waktunya
5) Bayi dalam kandungan gerakan berkurang /
tidak bergerak
6) Ibu muntah terus-menerus tidak mau
berhenti
8. Berikan KIE pada ibu tentang Agar ibu memahami apa saja tanda
ketidaknyamanan TM 3 pada ketidaknyamanan dan mengetahui cara
ibu (nyeri pinggang, sering menanganinya sehingga tidak mengganggu
buang air kencing, nyeri perut aktivitas Ibu
bagian bawah, insomnia)
9. Berikan KIE tanda-tanda Agar ibu mnegetahui apa saja yang harus
persalinan atau persiapan dipersiapkan menjelang persalinan
persalinan kepada ibu
10. Tentukan jadwal kunjungan Agar ibu mengetahui perkembangan selanjutnya
ulang pada tanggal 22-05-2022 apakah sudah meningkat atau tetap
atau jika sewaktu- waktu jika
ada keluhan
133

3.1.4 Implementasi

Tanggal : 22 April 2022

Jam : 19.40 WIB

Jam Implementasi
19.30 WIB 1. Membina hubungan terapautik dengan klien / ibu
19.40 WIB 2. Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu bahwa keadaan umum ibu baik serta janin juga baik
dan memberikan ibu KIE buku KIA hal 1 – 3 tentang
pemeriksaan kehamilan dan mengikuti kelas ibu hamil
19.50 WIB 3. Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri perut bagian bawah
merupakan hal yang wajar terjadi dikarenakan adanya
tekanan dari kepala bayi dan menyarankan ibu untuk
tidur miring kekiri dan mengelus perutnya serta menarik
napas panjang untuk mengurangi rasa sakitnya
19.55 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung kalsium seperti susu, kacang, sawi,sayur
hijau dan menganjurkan ibu untuk memakan makanan
yang mengandung zat besi untuk mengatasi masalah
anemia karena Hb yang rendah.
20.05 WIB 5. Menjelaskan kepada ibu tentang Anemia dan
penanganannya serta menganjurkan ibu untuk cek Hb
ulang untuk mengetahui sudah ada kenaikan Hb atau
belum
20.10 WIB 6. Memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan payudara
untuk persiapan laktasi
20.15 WIB 7. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
20.20 WIB 8. Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan dan
persiapan persalinan kepada ibu agar ibu mengetahui jika
sewaktu-waktu sdh saatnya bersalin
9. Berikan ibu tablet Fe 20 tablet (2x1), tablet Kalsium 10
20.25 WIB
tablet ( 3x1 ), tablet vitamin C ( 1x1 ) dan menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi secara rutin sesuai dosis.
20.30 WIB 10. Menganjurkan ibu kunjungan ulang pada tanggal 25-05-
2022 atau jika sewaktu-waktu ada keluhan.
134

3.1.5 Evaluasi

Tanggal : 22 April 2022

Jam : 20.20 WIB

S : Ibu mengatakan telah mengetahui kondisi kehamilannya dan

mengerti penjelasan bidan.

O : 1. Ibu dapat mengulangi penjelasan tentang:

- Ketidaknyamanan pada TM 3

- Penyebab anemia dan cara mengatasinya

- Penyebab Nyeri perut bagian bawah dan cara menanganinya

2. Ibu telah mengerti tanda bahaya pada kehamilan.

A : Ny. “L” memahami penjelasan yang diberikan.

P : a. Lanjutkan Intervensi

1. Masalah gizi (memotivasi makan daging/ayam, sayur dan

ikan)

2. Masalah ketidaknyamanan nyeri perut bagian bawah

(menganjurkan ibu untuk tidur dalam posisi miring kiri,

mengelus perutnya dan menarik napas panjang untuk

mengurangi nyeri)

b. Ingatkan Ibu untuk cek Hb ulang dan segera periksa ke bidan

terdekat apabila ibu sudah mulai mengalami kenceng-kenceng

yang semakin sering dan apabila sudah keluar lendir campur

darah.
135

CATATAN PERKEMBANGAN PADA PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Kunjungan/
Tempat/ Subyektif Objektif Analisa Data Jam Penatalaksanaan
Waktu
Kunjunga Ibu Pemeriksaan Umum: Ny. “L”, 18.00 1) Memberitahukan kepada
n Ke : 2 mengatakan 1. KU : Baik G3P2002, usia WIB ibu bahwa janin dalam
ingin periksa 2. TD : 110/70mmHg kehamilan 39 keadaan baik dan ibu
Tempat : dan 3. Suhu : 36 4 ºC minggu, dengan keluhan nyeri
PMB merasakan 4. Nadi : 80 kali/menit tunggal, hidup, perut dan nyeri pinggang.
Tanggal : nyeri perut 5. RR : 20 kali/menit intrauterin, E/ Ibu mengetahui
29/5/2022 dan nyeri 6. BB : 78 kg presentasi keadaan dirinya dan
Jam : 17.30 pinggang 7. Hb : 10,7 gr/dL kepala, letak bayinya.
WIB 8. Reduksi : Negatif (-) membujur,jala 2) Memberitahu ibu bahwa
9. Albumin : Negatif (-) n lahir normal, 18.10 sakit pinggang
Ibu sudah 10. Golda : 0 ibu dengan WIB merupakan hal yang
mengikuti 11. KSPR : 2 keluhan perut wajar pada TM 3
saran dengan terasa mulas- kehamilan karena adanya
makan- Abdomen : mulas perubahan postur tubuh
makanan 1. Leopold I : TFU 3 jari atau terjadi akibat
yang dibawah px. Pada fundus mengendurnya otot
mengandung uteri teraba lunak, bulat, karena tubuh sedang
zat besi. tidak melenting. mempersiapkan diri
2. Leopold II : Bagian kanan menghadapi persalinan.
perut ibu teraba seperti E/ ibu mengerti
papan, memanjang dan penjelasan yang
keras. Bagian kiri perut ibu diberikan dan dapat
mengulanginya.

135
teraba tojolan-tonjolan tidak
136

Kunjungan/
Tempat/ Subyektif Objektif Analisa Data Jam Penatalaksanaan
Waktu
rata. 18.20 3) Menganjurkan Ibu untuk
3. Leopold III : Bagian WIB melakukan senam hamil
terendah teraba bulat, keras, agar ketidaknyamanan
melenting dan tidak dapat yang dirasakan berkurang.
digoyangkan E/ Ibu mengerti akan
4. Leopold IV : Kepala sudah penjelasan yang
masuk PAP 4/5 bagian 18. 40 diberikan.
5. Mc. D : 30 cm WIB 4) Menganjurkan kepada ibu
6. TBJ : (30-11) x 155 = 2945 untuk istirahat yang cukup
gram dan dating periksa jika
sewaktu-waktu ada
Auskultasi keluhan.
7. DJJ : 150 x/menit, terdengar E/ Ibu mengerti akan
jelas dan teratur. penjelasan yang
8. Punctum maksimum : di diberikan.
bawah pusat sebelah kiri.

136
137

CATATAN PERKEMBANGAN PADA PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Kunjungan/
Tempat/ Subyektif Objektif Analisa Data Jam Penatalaksanaan
Waktu
Kunjunga Ibu Pemeriksaan Fisik : Ny. “L”, 18.00 1) Memberitahukan kepada ibu
n Ke : 3 mengatakan 1. KU : Baik G3P2002, usia WIB bahwa janin dalam keadaan
ingin periksa 2. TD : 108/85 mmHg kehamilan 40 baik dan ibu dengan keluhan
Tempat : kehamilan 3. Suhu : 36 4 ºC minggu, nyeri perut dan kenceng-
PMB Lejar dan 4. Nadi : 80 kali/menit tunggal, hidup, kenceng. E/ Ibu mengetahui
Tanggal : mengeluh 5. RR : 20 kali/menit intrauterin, keadaan dirinya dan
01/06/2022 nyeri perut 6. BB : 78 kg presentasi bayinya.
Jam : 18.00 dan kenceng- 7. Hb : 13,8 gr/dL kepala, letak 18.10 2) Menganjurkan ibu untuk
WIB. kenceng 8. Reduksi : Negatif (-) membujur, WIB istirahat yang cukup,
9. Albumin : Negatif (-) jalan lahir memperbaiki posisi tidur
10. Golda : 0 normal, ibu agar miring ke kiri atau ke
11. KSPR : 2 dengan nyeri kanan, dan melakukan
Ibu perut dan olahraga ringan atau senam
mengatakan Abdomen : kenceng- hamil. E/ Ibu memahami
sudah 1. Leopold I :TFU pertengahan kenceng dan penjelasan dan bersedia
melakukan pusat-px . Pada fundus uteri janin dalam untuk melakukan.
saran yang teraba lunak, bulat, tidak keadaan baik. 18.15 3) Menjelaskan kembali kepada
diberikan melenting. WIB ibu perut terasa mules-mules
tetapi masih 2. Leopold II : Bagian kanan atau terjadinya kontraksi
terasa nyeri perut ibu teraba seperti merupakan salah satu tanda
pada perut papan, memanjang dan persalinan. Jika mules pada
keras. Bagian kiri perut ibu perut semakin lama semakin
sering dan tidak hilang

137
teraba tojolan-tonjolan tidak
138

Kunjungan/
Tempat/ Subyektif Objektif Analisa Data Jam Penatalaksanaan
Waktu
rata. apabila dibawa istirahat
3. Leopold III : Bagian kemudian ada keluar lender
terendah teraba bulat, keras, juga merupakan tanda-tanda
melenting dan tidak dapat persalinan. E/ Ibu mengerti
digoyangkan akan penjelasan yang
4. Leopold IV : Kepala sudah diberikan oleh bidan
masuk PAP 4/5 bagian 10.50 4) Mengingatkan ibu minum tab
5. Mc. D : 30 cm WIB tambah darah besi 2x1
6. TBJ : (30-11) x 155 = 2945 diminum pada malam hari
gram dan tab kalk 1x1 di minum
pada pagi hari, dan lebih baik
Auskultasi : diminum menggunakan air
1. DJJ : 146 x/menit, terdengar jeruk
jelas dan teratur. 11.00 5) Memberitahu ibu untuk
2. Punctum maksimum : di WIB makan, makanan yang
bawah pusat sebelah kiri. bergizi dan kaya akan zat
besi untuk mengatasi anemia
dan memenuhi kebutuhan zat
besi ibu dan janinnya.
E/ Ibu bersedia untuk makan
makanan bergizi
11.05 6) Menganjurkan ibu untuk
WIB datang jika sewaktu-waktu
ibu merasa ada tanda – tanda

138
melahirkan.
139

3.2 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Tanggal Pengkajian : 01 Juni 2022

Pukul : 18.00 WiB

Tempat : PMB Lejar Kota Malang

Oleh : Srilejaring Tiyas

3.2.1. Pengkajian

A. Data Subyektif

1) Biodata/Identitas

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. S

Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Kary.Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Kemantren I rt 7 rw 3 Bandungrejosari Malang

2) Keluhan Utama

Ibu merasakan kenceng – kenceng yang sudah semakin sering dan

tidak hilang saat dibawa istirahat dari subuh pada tanggal 01 Juni

2022, datang ke PMB Lejar pada 01 Juni 2022 jam 18.00 Wib.

3) Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 thn ( 1 SMP )

b. Siklus menstruasi : ± 28 – 30 hari (teratur/tidak teratur)

c. Lama : ± 6 - 7 hari (teratur/tidak teratur)


140

d. Banyaknya darah : 1-3 hari : ganti pembalut ± 3-4x sehari

(± 80 cc/pembalut)

4-7 hari : ganti pembalut ± 1-2x sehari

(± 80 cc/pembalut)

e. Konsistensi : Encer, warna : merah segar, bau : khas

f. Dysminorhoe : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah

menstruasi)

g. Flour albus : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah

menstruasi)

Warna : putih Bau : Tidak berbau

Gatal : Tidak

h. HPHT : 26 - 08 – 2021

i. HPL : 02 - 06 - 2022

3) Riwayat Obstetri

Suami Kehamilan Persalinan Nifas Anak


No Ke UmurPenyul Penol Jenis Tempat Penyul Penyu P/L Bb/Pb Menyusui H/M KB Ket
l
1. 1 9 bln - Bidan Spontan PKM - - P 2700 gr ASI H Suntik
10 thn 1 bln
2. 1 9 bln - Bidan Spontan PMB - - P 2500 gr ASI H Suntik
2 thn 1 bln
3. 1 H A M I L I N I

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tekanan Darah : 110/70 mmHg

c. Denyut Nadi : 84 x/menit


141

d. Pernafasan : 22 x/menit

e. Suhu : 36,7 0C

f. Lila : 28 cm

g. Berat Badan : Sebelum hamil : 65 kg

Saat ini : 78 kg

h. Tinggi Badan : 154 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

1) Kepala : Simetris, bersih, rambut tidak rontok, warna

hitam

2) Wajah : Simetris, tidak pucat

3) Mata : Simetris, seklera putih (kanan/kiri),

conjungtiva merah muda (kanan/kiri), tidak

oedema.

4) Telinga : Simetris (kanan/kiri), kebersihan cukup

(kanan/kiri), tidak ada serumen (kanan/kiri)

5) Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, lidah tidak kotor

6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak

ada pembesaran vena jugularis

7) Dada : Payudara membesar (kanan,kiri), ada

hyperpigmentasi areolla mammae (kanan,

kiri), puting susu menonjol (kanan, kiri) ,

ASI sudah keluar (kanan, kiri)


142

8) Abdomen : Membesar, pusat datar, terdapat linea nigra,

tidak terdapat striae albicans, tidak ada bekas

luka operasi

9) Genetalia : Bersih, adanya keluaran lendir

10) Ekstremitas atas : Simentris tidak ada oedema

11) Ekstremitas bawah : Simetris ada oedema, tidak ada varises

b) Palpasi

1). Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid,

dan vena jugularis.

2). Dada : ASI sudah keluar tidak teraba benjolan

abnormal.

3). Abdomen

Leopold I : TFU : pertengahan antara proc.

xyphoideous-pusat.

Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting.

Leopold II : Bagian kiri dari perut ibu teraba keras

memanjang seperti papan, bagian kanan

dari perut ibu teraba bagian-bagian kecil

janin

Leopold III :Bagian terendah janin teraba bulat, keras,

melenting dan tidak dapat digoyangkan

(sudah masuk PAP).


143

Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk rongga

panggul. (divergent) 3/5 bagian.

Mc.Donald : 30 cm

TBJ : (30-11) x155= 2.945 gram

HIS 3x30” dalam 10 menit

4). Genetalia

Pemeriksaan dalam tanggal 01 Juni 2022 jam 18.00

WIB didapatkan hasil terdapat lendir, Ø 2 cm, eff 50%,

ketuban (+), presentasi kepala, UUK, penurunan kepala H I+,

dan disekitar kepala janin tidak teraba bagian kecil janin.

c) Auskultasi

1). DJJ : 146 x/menit kuat dan teratur

d) Perkusi

1). Perut : Tidak Kembung

3.2.2. Interpretasi Data Dasar

Ds : Ibu mengatakan perutnya mulas dan kenceng-kenceng dan jalan

lahir keluar lendir sejak tanggal 01 Juni 2022 pukul 14.00 Wib.

Do : Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Denyut Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 36,7 0C
144

Lila : 28 cm

Berat Badan : Sebelum hamil : 65 kg

Saat ini : 78 kg

Tinggi Badan : 154 cm

Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting.

Leopold II : Bagian kiri dari perut ibu teraba keras

memanjang seperti papan, bagian kanan

dari perut ibu teraba bagian-bagian kecil

janin

Leopold III :Bagian terendah janin teraba bulat, keras,

melenting dan tidak dapat digoyangkan

(sudah masuk PAP).

Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk

rongga panggul. (divergen)

Mc Donald : 30 cm

DJJ : 146 x/menit

His : 3x30” dalam 10 menit

TBJ : (30-11) cm x 155 gram = 2.945 gram

Genetalia : Keluar lendir, tidak oedem, tidak varises.

VT : Ө 2 cm, eff 50 %, ketuban +, presentasi

kepala, denominator UUK, penurunan

kepala H I+.
145

Analisis Data

Dx : Ny. “L” usia 34 tahun G3P2002 UK 40 minggu, janin aterm,

tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, jalan lahir normal,

keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase latent.


146

3.2.3. Intervensi

Tanggal : 01 Juni 2022

Jam : 17.45 WIB

Intervensi Rasional
1. Bina hubungan terapautik dengan 1. Agar terbina suasana
klien / ibu kekeluargaan sehingga
mempermudah proses
konseling

2. Anjurkan ibu untuk mobilisasi yang 2. Agar mempercepat penurunan


aman dan nyaman seperti berjongkok, bayi.
berjalan atau miring kanan kiri.

3. Memberikan ibu untuk makan dan 3. Agar selama proses persalinan


minum disela-sela kontraksi agar ibu ibu memiliki cukup tenaga
ibu mendapat tenaga yang cukup. dan tidak merasa kelelahan.
Mengurangi rasa nyeri dengan
melakukan pijatan di punggung ibu
dan melakukan asuhan saying ibu
lainnya.

4. Menyiapkan perlengkapan persalinan 4. Agar memudahkan penolong


ibu dan bayi jika pembukaan sudah
lengkap.
5. Memberitahu Ibu untuk tenang dan 5. Agar ibu merasa tetap tenang
bersabar dalam proses persalinan. dan tidak cemas dalam
Mengajarkan ibu cara relaksasi dan menghadapi proses persalinan.
mengatur pernapasan.
147

3.2.4. Implementasi

Tanggal : 01 Juni 2022

Jam : 18.00 WIB

Jam Implementasi
18.00 1. Membina hubungan terapautik dengan clien / ibu
18.10 2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi yang aman dan
nyaman.
18.15 3. Memberitahu ibu tentang kondisi janinnya
18.20 4. Memberikan asuhan sayang Ibu dan memberikan
asupan nutrisi
18.30 5. Menyiapkan pelengkapan persalinan
18.40 6. Memberitahu Ibu agar tetap tenang dan tidak cemas
selama proses persalinan

3.2.5. Evaluasi

Tanggal : 01 Juni 2022

Jam : 18.40 WIB

S : Ibu mengatakan telah mengetahui hasil pemeriksaan dan mengerti

penjelasan bidan.

O : Ibu melakukan mobilisasi yang aman dan nyaman

A : Ny. L. dan keluarga mematuhi anjuran-anjuran yang disampaikan.

P : Memberikan asuhan sayang ibu selama proses persalinan

berlangsung.
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

Kala 1 (01-06-2022)

Subyektif Obyektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


1. Ibu Ibu datang ke PMB jam 18.00 Ny”L” 34 tahun 18.00 1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam
mengatakan Wib tanggal 01-06-2022 G3P2002 UK 40 Wib yang telah dilakukan bahwa hasil
perut minggu aterm, pemeriksaan pembukaan 2 cm, DJJ 146
kenceng- a. Pukul 18.00 Wib tunggal, hidup, x/menit.
kenceng yang didapatkan hasil intra uteri, E/ ibu sudah paham dan mengerti
tidak 1. TD : 110/70 mmHg presentasi kepala, 18.10 2) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
tertahankan 2. DJJ : 146x/menit letak membujur, Wib pemeriksaan bahwa TD: 110/70 mmHg, ,
dan tidak 3. ND : 82x/menit jalan lahir DDJ 146 x/menit, N: 84x/menit
hilang saat 4. VT : terdapat lendir, normal, keadaan E/ Ibu paham dan mengerti hasil
dibawa porsio lunak, Ø 2 ibu dan janin baik pemeriksaan.
18.15
istirahat sejak cm, eff 50%, dengan inpartu 3) Menganjurkan ibu untuk tidur dengan
Wib
jam 14.00 ketuban (+), kala 1 fase latent. posisi miring sebelah kiri atau jalan-jalan
Wib tanggal presentasi kepala, selagi masih kuat
01-06-2022. denominator UUK, E/Ibu bersedia tidur dengan posisi miring
molase (-), 18.20 sebelah kiri.
penurunan HI+. Wib 4) Memberikan KIE kepada ibu mengenai
teknik relaksasi untuk mengurangi keluhan
nyeri akibat kontraksi yaitu dengan
menarik nafas dari hidung dan
melepaskannya dari mulut.
E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
dengan benar.
18.25
Wib

148
Subyektif Obyektif Analisa data Jam Penatalaksanaan
5) Menganjurkan ibu untuk makan atau
18.30 minum
Wib E/ Ibu bersedia untuk makan dan minum
6) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa DJJ 142x/menit dan N:
82x/menit
18.35 E/ Ibu paham dan mengerti hasil
Wib pemeriksaan
7) Menganjurkan ibu untuk tidur dengan
posisi miring sebelah kiri atau jalan-jalan
18.37 selagi masih kuat
Wib E/Ibu bersedia tidur dengan posisi miring
sebelah kiri atau jalan-jalan
18.39 8) Menganjurkan ibu untuk makan atau
Wib minum
E/ Ibu bersedia untuk makan dan minum
9) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa DJJ 140x/menit dan N:
18.41 82x/menit
Wib E/ Ibu paham dan mengerti hasil
pemeriksaan
10) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa TD: 110/70 mmHg, ,
DJJ 139 x/menit, N: 84x/menit
18.45 E/ Ibu paham dan mengerti hasil
Wib pemeriksaan.
18.50

149
Subyektif Obyektif Analisa data Jam Penatalaksanaan
Wib 11) Memberikan asuhan sayang Ibu
18.55 E/ ibu sudah paham dan merasa nyaman.
WIB 12) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa DJJ 146 x/menit.
19.00 E/ Ibu paham dan mengerti hasil
Wib pemeriksaan
19.15 13) Memotivasi ibu agar tetap tenang
Wib E/ Ibu paham dan mengerti anjuran bidan
14) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
19.25 pemeriksaan bahwa DJJ 142 x/menit.
Wib E/ Ibu paham dan mengerti hasil
19.30 pemeriksaan
Wib 15) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa: TD 110/70 mmHg,
19.40 Suhu 36,7 o C, N: 82x/menit.
Wib E/ Ibu paham dan mengerti hasil
pemeriksaan
19.47 16) Memberikan motivasi dan menenangkan
Wib ibu agar tidak panik.
20.00 17) Membimbing ibu untuk mengatur
Wib pernafasan dengan menarik nafas lewat
20.30 hidung dan meniup dari mulut
Wib E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
dengan benar.
b.Pukul 22.00 Wib didapatkan Ny”L” 34 tahun 18) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
2.Ibu mengatakan hasil : G3P2002 UK 40 pemeriksaan bahwa DJJ 146 x/menit, his 4
perut kenceng- 1. TD:110/70mmHg minggu aterm, 21.00
Wib x dalam 10 menit 45 detik

150
Subyektif Obyektif Analisa data Jam Penatalaksanaan
kenceng yang 2. DJJ : 146x/menit tunggal, hidup, E/ Ibu paham dan mengerti hasil
tidak tertahankan 3. ND : 82x/menit intra uteri, pemeriksaan
dan tidak hilang 4. VT:terdapat lendir, presentasi kepala, 22.00 19) Memberitahu ibu untuk tidur posisi miring
saat dibawa porsio lunak, Ø 4cm, eff letak membujur, Wib ke kiri
istirahat sejak 75%,ketuban(+),presentasi jalan lahir E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
semakin sering kepala, denominator normal, keadaan dengan benar.
dan semakin kuat UUK, molase (-), ibu dan janin baik 20) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam
penurunan HII. dengan inpartu 22.10 pembukaan 3cm eff 70% ket + GH II,DJJ
kala 1 fase aktif. 142x/mnt
E/ Ibu paham dan mengerti hasil
pemeriksaan
21) Memberitahu ibu untuk menarik nafas
Panjang bila ada kontraksi / bila perut
terasa keras
E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
dengan benar.
22) Memberitahu ibu untuk menarik nafas
Panjang bila terasa ada dorongan di anus
( terasa mau BAB )
E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
dengan benar.
23) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam
pembukaan 4 cm eff 75% ket + GH II DJJ
141x/mnt
E/ Ibu paham dan mengerti hasil
pemeriksaan
24) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam

151
Subyektif Obyektif Analisa data Jam Penatalaksanaan
pembukaan sudah lengkap
E/ Ibu paham dan mengerti hasil
pemeriksaan
25) Mendekatkan partus set ke ranjang ibu dan
memposisikan ibu litotomi
E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
dengan benar.
26) Meminta ibu meneran saat ada his dan
memastikan DJJ bayi
E/ibu mengerti dan dapat mempraktekkan
dengan benar.

152
Kala II (01-06-2022)

Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
01/06/20 1. Ibu mengeluh Pemeriksaan Umum : Ny “L” umur 34 th Mendampingi Ibu selama proses
22 kenceng 1. TD : 110/80 tahun G3P2002 40 persaliann
Pukul kenceng dan 2. Nadi : 86x/menit minggu aterm, janin 22.00 1) Mengamati tanda gejala kala
22.10 tidak bisa 3. Suhu : 36.5ºC tunggal, hidup, WIB II.
Wib ditahan 4. RR : 22x/m intrauterin, presentasi E/ Ada dorangan meneran,
5. His : 4x45” dalam 10 kepala dengan tekanan pada anus,
menit inpartu kala 2 perineum menonjol, vulva
2. Ibu mengatakan 6. DJJ : 144x/menit membuka.
ketuban pecah 7. Pemeriksaan dalam 22.02 2) Menyiapkan kelengkapan
keluar lendir tanggal : 01/06/2022 Wib peralatan, bahan dan obat-
bercampur darah Jam 22.10 didapatkan obatan esensial.
hasil terdapat E/ Kain di atas perut ibu,
lendir,porsio lunak, Ø 10 tempat resusitasi, ganjal
cm,eff 100%, ket(-), bahu bayi, serta oksitosin 10
preskep,UUK,molase (-), unit dan alat suntik steril
penurunan H III. sekali pakai di dalam partus
3. Ibu mengatakan set telah siap.
ingin meneran 22.05 3) Memakai celemek, alat
disertai adanya Wib pelindung diri.
tekanan pada E/ APD telah dipakai.
anus terasa 22.06 4) Melepas semua perhiasan
seperti mau Wib dan mencuci tangan dan
BAB mengeringkannya dengan
handuk kering, menghindari

153
Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
terjadinya infeksi.
E/ Perhiasan telah dilepas
dan tangan telah bersih.
22.07 5) Memakai sarung tangan
Wib dengan satu sisi
E/ Sarung tangan kanan
terpakai.
22.08 6) Memasukkan oxitocin 10
Wib unit ke dalam tabung suntik
dan meletakkan pada partus
set kemudian memakai
sarung tangan kiri.
E/ Spuit oxitocin telah
berada pada partus set dan
sarung tangan kiri
terpasang.
22.09 7) Melakukan vulva hygiene
Wib untuk mencegah terjadinya
infeksi.
E/ Vulva dan perineum ibu
terlihat lebih bersih.
22.10 8) Melakukan VT untuk
Wib memastikan pembukaan
lengkap.
E/ VT : terdapat lendir,
porsio tidak teraba, Ø 10

154
Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
cm, eff 100%, ketuban (-)
jernih, presentapsi belakang
kepala, denominator ubun
ubun kecil, molase (-),
Penurunan 1/5, molase 0,
tali pusat tidak
menumbung.
Vulva vagina membuka,
perineum menonjol.
22.11 9) Melepas kedua sarung
Wib tangan dan mencelupkan
dalam keadaan terbalik pada
larutan klorin 0,5%,
mencegah terjadinya infeksi.
E/ Sarung tangan telah
terdekontaminasi.
22.12 10) Memeriksa DJJ setelah
Wib kontraksi selesai.
E/ Hasil : 140x/menit, kuat
teratur punctum maximum
di perut bagian kiri ibu
dibawah umbilicus.
22.12 11) Memberitahu ibu dan
Wib keluarga pembukaan sudah
lengkap dan janin dalam
keadaan baik.

155
Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
E/ Ibu dan keluarga terlihat
lega.
22.13 12) Meminta keluarga untuk
Wib menyiapkan posisi meneran.
E/ Ibu mengambil posisi
litotomi.
22.14 13) Meminta ibu meneran saat
Wib ada his dan memastikan DJJ
saat his hilang.
E/ Ibu bersedia meneran dan
hasil DJJ : 140x/menit.
22.15 14) Menganjurkan ibu untuk
Wib mobilisasi apabila belum
ada dorongan kuat dalam 60
menit.
E/ Ibu miring kanan kiri.dan
dorongan meneran kuat
22.16 15) Meletakkan handuk bersih
Wib diatas perut ibu saat kepala
bayi membuka vulva 5-6
cm.
E/ Handuk terpasang.
22.17 16) Meletakkan kain 1/3 bagian
Wib yang dilipat dibawah
bokong ibu.
E/ Kain sudah tertata

156
Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
dibawah bokong ibu
22.18 17) Membuka partus set dan
Wib memastikan kelengkapan
alat.
E/ Partus set lengkap.
22.19 18) Memakai sarung tangan
Wib steril panjang pada kedua
tangan.
E/ Kedua sarung tangan
terpasang.
22.20 19) Setelah kepala tampak 5-6
Wib cm di depan vulva, tangan
kanan melakukan stenen dan
tangan kiri menahan kepala
agar tidak terjadi defleksi
maksimal serta tidak
dilakukan episiotomi.
E/ Lahirnya kepala terbantu.
22.21 20) Saat kepala sudah lahir
Wib meemeriksa adanya lilitan
tali pusat.
E/ Tali pusat melilit leher
dengan longgar dan berhasil
dilepaskan.
22.22 21) Menunggu putar paksi luar
Wib secara spontan.

157
Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
E/ Kepala melakukan putar
paksi luar spontan ke arah
kanan.
22.23 22) Setelah kepala putar paksi
Wib luar memegang kepala bayi
secara biparietal,
menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan.
E/ Lahir bahu depan dan
bahu belakang.
22.24 23) Setelah bahu lahir
Wib memindahkan posisi tangan
kanan dibawah dan tangan
kiri diatas untuk sangga
susur.
E/ Tangan telah berpindah
posisi.
22.25 24) Melakukan sangga susur,
Wib menyusuri tangan,
punggung, bokong, tungkai
dan kaki.
E/ Sangga susur telah
dilakukan.
22.25 25) Melakukan penilaian
Wib selintas.
E/ Lahir bayi spontan,

158
Tanggal/
Subyektif/ Keluhan Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Jam
menangis kuat, dan gerak
aktif.
22.30 26) Mengeringkan seluruh
Wib tubuh bayi kecuali telapak
tangan, menghindari bayi
hipotermi.
E/ Bayi telah kering dan
bersih.
22.35 27) Mememeriksa adanya janin
Wib kedua dengan cara meraba
perut ibu.
E/ Tidak ada janin kedua.

159
Kala III
Tanggal : 01-06-2022
Pukul : 22.35 Wib

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


Ibu merasa lega Pemeriksaan Umum : Ny.”L” dengan P3003 22.28 1. Memberikan suntikan oksitosin pada paha bagian
dan perutnya 1. TD: 100/70 mmHg inpartu kala III luar ibu untuk membantu kontraksi dan pelepasan
terasa mules- 2. Nadi : 80 x/menit dengan keadaan plasenta
mules 3. RR : 20 x/menit umum ibu baik E/ oksitosin sdh masuk
4. Kontraksi uterus : baik, 22.35 2. Ada tanda tanda pelepasan plasenta (tali pusat
TFU setinggi pusat. memanjang, semburan darah, dan uterus globuler)
5. Kandung kemih : kosong E/ PTT terlaksana
tampak tali pusat yang 22.40 3. Melahirkan placenta
menjulur keluar dengan E/ Plasenta lahir lengkap
ujung yang di klem. 22.50 4. Ada robekan perineum derajat 1 melakukan
6. Ada tanda tanda pelepasan heacting dengan menggunakan bius lokal
plasenta : tali pusat suntikan lidokain
bertambah panjang, ada E/ Perineum heacting +
semburan darah dan uterus
globular

160
Kala IV
Tanggal : 01 Juni 2022
Jam : 22.50 Wib
Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Ibu Pemeriksaan Umum : Ny. “L” P3003 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik
mengatakan 1. KU : Komposmentis kala IV E/ Ibu mengerti dan paham dengan hasil
merasa 2. TD : 100/78 mmgH dengan nyeri pemeriksaan
Nyeri pada 3. RR : 19 x / menit pasca 2. Menjelaskan kepada ibu tentang nyeri pasca
jalan lahir 4. Nadi : 82 x/ menit persalinan persalinan yang disebabkan karena adanya jahitan
5. Suhu : 36,70C pervaginam pada jalan lahir/perineum dan mengatakan bahwa ini
6. Perdarahan : 150 cc merupakan hal yang wajar dialami oleh Ibu bersalin.
7. Perdarahan pervaginam normal E/ ibu memahami yang sudah dijelaskan.
8. TFU : 2 jari dibawah pusat 3. Membantu Ibu dalam menangani nyeri pada luka
9. Ada jahitan pada perineum jahitan dengan cara mobilisasi dini .
E/ Ibu paham dan bersedia melakukannya.
4. Memberikan terapi medis anti nyeri
E/ Ibu mendapat obat anti nyeri asam mefenamat
dosis 3x1 tab
5. Memberitahukan ibu untuk belajar menyusui dengan
benar
E/ ibu mengerti dan mulai belajar untuk menyusui
dengan benar
6. Memberitahukan ibu bahwa akan dipindah keruang
nifas setelah 2 jam pasca persalinan
E/ ibu mengerti dan bersedia untuk dipindahkan ke
ruang nifas

161
Jam Tekanan Kontraksi Kandung
Waktu Nadi Temperatur Tinggi Fundus Uteri Perdarahan
ke Darah Uterus Kemih
23.25 100/70 86 36.7 2 Jari dibawah pusat Baik - +25 cc
23.40 100/70 84 2 Jari dibawah pusat Baik - ±25 cc
1
23.55 100/70 86 2 Jari dibawah pusat Baik - ±25 cc
00.10 100/70 82 2 Jari dibawah pusat Baik - ±25 cc
00.25 100/70 84 36.7 2 Jari dibawah pusat Baik - ±25 cc
2
00.55 100/70 86 2 Jari dibawah pusat Baik - +25 cc

162
163

3.3 ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

3.3.1 PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Biodata/ Identitas

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. S

Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Kary.Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Kemantren I rt 7 rw 3 Bandungrejosari

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan lelah setelah melahirkan dan ibu mengatakan nyeri pada

luka jahitan.

3. Riwayat Obstetri Yang Lalu

Suami Kehamilan Persalinan Nifas Anak


No Ke UmurPenyul Penol Jenis Tempat Penyul Penyu P/L Bb/Pb Menyusui H/M KB Ket
l
1. 1 9 bln - Bidan Spontan PKM - - P 2700 gr ASI H Suntik
10 thn 1 bln
2. 1 9 bln - Bidan Spontan PMB - - P 2500 gr ASI H Suntik
2 thn 1 bln
3. 1 9 bln - Bidan Spontan PMB - - L 3100 gr ASI H -

4. Sistem Psikososial

a) Fase taking In

Ibu tidak memfokuskan perhatiannya pada dirinya sendiri ( Ibu

memperhatikan anaknya).

b) Fase taking hold


164

Belum dilalui.

c) Fase taking go

Belum dilalui.

d) Fase Post Partum Blues

Ibu tidak merasa murung atau pun sedih setelah melahirkan.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a) Kesadaran : Composmentis

b) Tanda-tanda vital

(a) Tekanan darah : 90/60 mmHg

(b) Denyut nadi : 80x/menit

(c) Pernapasan : 20x/menit

(d) Suhu : 36˚C.

2. Pemeriksaan Fisik

a). Muka

Warna kulit sedikit agak pucat, tidak odema

b). Mata

Kelopak mata simetris, tidak odema (kanan/kiri), Conjungtiva

merah muda (kanan/kiri), sclera putih (kanan/kiri).

c). Dada

Payudara simetris (kanan/kiri), putting susu menonjol

(kanan/kiri), hyperpigmentasi areola mamae (kanan/kiri),

kolostrum sudah keluar (kanan/kiri)


165

d). Abdomen

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus teraba keras.

e). Genetalia

Terdapat pengeluaran darah, Lokea rubra, terdapat luka jahitan,

bersih dan belum kering, tidak ada tanda-tanda infeksi.

f). Ekstremitas

Tidak ada odema pada ekstremitas atas dan bawah (kanan/kiri),

dan juga tidak terdapat varices.

3.3.2 INTREPETASI DATA DASAR

DS : Ibu mengatakan telah melahirkan bayi laki-laki pada 01 Juni

2022 pukul 22.25 WIB. Ibu mengatakan lelah setelah

melewati proses persalinan.

DO : Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Denyut nadi : 80x/menit

Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 36 ˚C

BB (saat hamil) : 78 kg

Payudara : simetris kanan kiri, putting susu

menonjol kanan dan kiri, ASI sudah

keluar kanan kiri.

Laktasi : Ibu menyusui anaknya dengan aktif dan

cara menyusuinya sudah benar.


166

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

baik, uterus teraba keras.

Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, Lokea

rubra, terdapat luka jahitan, bersih dan

tidak ada tanda-tanda infeksi.

DX : Diagnosis : Ny “L” umur 34 tahun P3003 2 jam Post partum

dengan nyeri luka jahitan.


167

3.3.3 INTERVENSI

Tanggal : 02 Juni 2022

Pukul : 00.25 Wib

Intervensi Rasional
1. Bina hubungan terapautik dengan klien /ibu 1. Agar terbina suasana kekeluargaan
sehingga mempermudah proses
konseling

2. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat 2. Agar ibu tidak kelelahan.
dan tidur sebagai berikut :
a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.

3. Anjurkan ibu untuk tidak tarak makan pada 3. Agar luka jahitan cepat mengering dan
makanan apapun setelah melahirkan. produksi ASI cukup.

4. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini. 4. Agar membantu percepatan


penyembuhan luka jahitan.

5. Berikan KIE tentang tanda-tanda bahaya ibu nifas. 5. Agar ibu dapat menjaga masa nifasnya
dengan baik.
Tanda bahaya dalam nifas antara lain :
a) Demam
b) Payudara bengkak
c) Perdarahan
d) Lokea berbau

6. Motivasi ibu untuk minum obat anti nyeri dan 6. Agar mempercepat proses pemulihan
tablet tambah darah secara teratur serta minum luka jahitan perineum dan anemia
vitamin A yang sudah diberikan

7. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk jadwal 7. Ibu bersedia dan mempersilahkan
KF 2 pada hari ke-4 s/d 28. untuk kunjungan ke rumah ibu
168

3.3.4 IMPLEMENTASI

Tanggal : 02 Juni 2022

Pukul : 00.40 Wib

Jam Implementasi
00.40 1. Membina hubungan terapautik dengan klien /ibu.
00.45 2. Memberikan KIE tentang kebutuhan istirahat dan tidur
pada saat bayinya tidur.
00.50 3. Memberikan KIE tentang tidak tarak makan pada makanan
apapun setelah melahirkan.
00.55 4. Memberikan KIE tentang tanda-tanda bahaya ibu nifas.
01.00 5. Memotivasi ibu untuk minum obat dan vitamin secara
teratur
01.05 6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk jadwal KF 2 pada
hari ke-4 s/d 28.

3.3.5 EVALUASI

Tanggal : 02 Juni 2022

Pukul : 01.20 Wib

S : Ibu paham dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh


bidan.

O : Ibu dapat mengulangi penjelasan bidan dengan baik.

A : Ny.”L” memahami penjelasan yang diberikan.

P : Lanjutkan Intervensi :

1) Melakukan mobilisasi dan menyesuaikan kondisi pada saat


masa nifas.
2) Motivasi ibu untuk rutin kunjungan ulang pada hari ke-4 s/d
28.
3) Motivasi ibu untuk tidak tarak makan dan selalu menjaga
kesehatan.
169

CATATAN PERKEMBANGAN POST PARTUM HARI KE-7

Hari, tanggal : Rabu , 08 Juni 2022

Pukul : 18.00 W

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan Pemeriksaan umum : Ny“L” P3003 post 18.15 1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil
ingin mengetahui  TD : 100/70 mmHg partum hari ke- Wib pemeriksaan yang telah dilakukan,
kondisinya pasca  Nadi : 82x/menit 7 dengan K/U keadaan ibu baik.
bersalin 7 hari  RR : 22x/menit baik , perineum E/ Ibu dan keluarga memahami dengan
yang lalu.  Suhu : 36,5⁰C masih terasa penjelasan yang telah diberikan dan
 BB : 73 kg agak nyeri. mampu mengulang penjelasan.
 Genetalia : terdapat
pengeluaran 18.20 2) Mengajari ibu bagaimana cara menyusui
(lochea Wib yang benar yaitu satu tangan ibu
sanguinolenta), mencakup seluruh tubuh bayi. Bayi
jahitan bagus dan dimiringkan hingga perut bayi menempel
tidak ada infeksi. perut ibu, dagu menempel dada, dan bibir
 Dada : ASI keluar bayi mencakup areola.
kanan/kiri dan E/ Ibu dapat mempraktekkannya.
lancar, tidak ada
bendungan ASI, 18.25 3) Mengajari ibu cara perawatan payudara
puting kanan tidak Wib untuk menjaga kebersihan payudara agar
lecet dan putting terhindar dari infeksi dan memperlancar
kiri ada lecet, keluarnya ASI.
putting susu E/ Ibu bersedia untuk melakukan
menonjol. perawatan payudara terutama pada saat

169
170

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


 TFU 2 jari di atas sympisis mandi
.
18.27 4) Memberikan KIE kepada ibu dan
Wib keluarga tentang nutrisi ibu dan bayi dan
ibu tidak boleh tarak makan
E/ ibu mengerti tentang yg dijelaskan
dan akan banyak makan daging, telur,
sayur dan lauk pauk

18.30 5) Mengajari ibu gerakan-gerakan senam


Wib nifas untuk memulihkan kondisi tubuh
ibu dan keadaan ibu secara fisiologis
maupun psikologis.
E/ Ibu mengerti, memahami dan bersedia
melaksanakan senam nifas sendiri.

18.32 6) Memberikan KIE tanda bahaya pada ibu


Wib nifas.
E/ ibu paham dan mengerti akan
penjelasan yang diberikan.
18.35 7) Memberikan gambaran macam-macam
Wib alat kontrasepsi pada ibu agar ibu bisa
memilih alat kontrasepsi mana yang
cocok
E/ Ibu mengerti tentang penjelasan alat
kontrasepsi

170
171

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


18.40 8) Memberitahu ibu untuk periksa ulang
Wib KF3 pada hari ke 30 pada tanggal 30 Juni
2022 ( hari ke 29-42 )
E/ Ibu bersedia priksa

171
172

CATATAN PERKEMBANGAN POST PARTUM HARI KE-30

Hari, tanggal : Kamis , 30 Juni 2022

Pukul : 18.00 W

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan Pemeriksaan umum : Ny“L” P3003 post 18.15 1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil
ingin mengetahui  TD : 120/80 mmHg partum hari ke- Wib pemeriksaan yang telah dilakukan,
kondisinya pasca  Nadi : 80x/menit 30 dengan K/U keadaan ibu baik.
bersalin 30 hari  RR : 20x/menit baik , perineum E/ Ibu dan keluarga memahami dengan
yang lalu.  Suhu : 36,5⁰C kering tidak penjelasan yang telah diberikan dan
 BB : 72 kg nyeri. mampu mengulang penjelasan.
 Genetalia : terdapat
pengeluaran 18.20 2) Menganjurkan ibu untuk selalu
(lochea Wib menyusui yang benar yaitu satu tangan
sanguinolenta), ibu mencakup seluruh tubuh bayi. Bayi
jahitan bagus dan dimiringkan hingga perut bayi menempel
tidak ada infeksi. perut ibu, dagu menempel dada, dan bibir
 Dada : ASI keluar bayi mencakup areola.
kanan/kiri dan E/ Ibu dapat mempraktekkannya.
lancar, tidak ada
bendungan ASI, 18.25 3) Memberikan KIE ASI Eksklusif enam
puting kanan tidak Wib bulan
lecet dan putting E/Ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif

172
kiri tidak lecet,
173

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


putting susu 18.27 4) Mengajari ibu cara perawatan payudara
menonjol. Wib untuk menjaga kebersihan payudara agar
 TFU tidak teraba terhindar dari infeksi dan memperlancar
. keluarnya ASI.
E/ Ibu bersedia untuk melakukan
perawatan payudara terutama pada saat
mandi

18.30 5) Memberikan KIE kepada ibu dan


Wib keluarga tentang nutrisi ibu dan bayi dan
ibu tidak boleh tarak makan dan selalu
minum tablet tambah darah
E/ ibu mengerti tentang yg dijelaskan
dan akan banyak makan daging, telur,
sayur dan lauk pauk serta setiap hari
bersedia minum tablet tambah darah

18.32 6) Mengajari ibu gerakan-gerakan senam


Wib nifas untuk memulihkan kondisi tubuh
ibu dan keadaan ibu secara fisiologis
maupun psikologis.
E/ Ibu mengerti, memahami dan bersedia
melaksanakan senam nifas sendiri.

18.35 7) Memberikan KIE agar ibu beristirahat


Wib dengan cukup yaitu mengganti tidur
malam yang kurang dengan tidur siang

173
174

Subjektif Objektif Analisa data Jam Penatalaksanaan


E/Ibu mengerti dan akan melaksanakan
anjuran bidan

8) Memberikan KIE tanda bahaya pada ibu


18.40 nifas.
Wib E/ ibu paham dan mengerti akan
penjelasan yang diberikan.
9) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang
18.45 bila ada keluhan
Wib E/ Ibu bersedia priksa

174
175

3.4 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Hari,Tanggal : Kamis, 02 Juni 2022

Pukul : 00.25 WIB

Tempat : PMB Lejar Kota Malang

Oleh : Srilejaring Tiyas

3.4.1 PENGKAJIAN

1) DATA SUBYEKTIF

(1) Identitas

Nama bayi : By Ny. “L”

Tanggal lahir : 02 Juni 2022

Jam : 00.25 WIB

Umur : 2 jam

Jenis kelamin : Laki - laki

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. S

Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Kary.Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Klayatan I rt 7 rw 3 Bandungrejosari


176

(2) Riwayat Kehamilan

a) Gravida :3

b) Abortus :0

c) Aterm :2

d) Anak Hidup : 2

e) Tempat Periksa Kehamilan : PMB

f) Keluhan Selama Hamil

TM I : Mual, muntah

TM II : Sering BAK, sakit gigi, sesak ulu hati

TM III : Nyeri punggung

g) Riwayat Penyakit Kehamilan

Perdarahan : Tidak

Pre Eklamsia/Eklamsia : Tidak

Penyakit Kelamin : Tidak

Lain-lain : Tidak ada

h) Kebiasaan Selama Hamil :

Makanan : Makan porsi sedikit tapi sering

Obat-obatan/Jamu : Tidak

Merokok : Tidak

Lain-lain : Tidak ada

(3) Riwayat Persalinan

a) Jenis Persalinan: Spontan

b) Penolong : Bidan
177

c) Lama Persalinan :

Kala I : ± 4 Jam 10 menit

Kala II : 15 menit

Kala III : 10 Menit

Kala IV : 2 Jam

d) Ketuban Pecah : 22.10 Wib, warna jernih, bau khas, jumlah ±

100cc

e) Komplikasi Persalinan :

Ibu : Tidak ada

Bayi : Tidak ada

f) Nilai Apgar : 8-9

g) BB : 3100 gram

h) PB : 50 cm

i) Keadaan Bayi Waktu Lahir : Baik

j) Resusitasi

Penghisapan lendir : Tidak Rangsangan : Taktil

Masase Jantung : Tidak Lamanya :-

Intubasi Endotraceal : Tidak Nomor :-

Oksigen : Tidak Lamanya :-

Therapi : Tidak

(4) Riwayat Masuk Rumah Sakit : Tidak Ada

(5) Keluhan Utama : Tidak Ada


178

2) DATA OBYEKTIF

(1) Keadaan Umum : Baik

(2) Pemeriksaan Umum

Suhu : 36,7°C Pukul : 00.25 WIB

Nadi : 141x/menit Teratur : Ya Pukul : 00.40 WIB

Pernafasan : 40x/menit Teratur : Ya Pukul : 00.45 WIB

BB Sekarang : 3100 gram

(3) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : Simetris, rambut hitam, tidak ada chepal

haematum, tidak ada caput succedanium.

b) Muka : Bulat, kemerahan, tidak ada vernik caseosa.

c) Mata : Simetris, reflek terhadap cahaya baik,

conjungtiva tidak anemis dan berwarna

merah muda, sklera tidak ikterus dan

berwarna putih.

d) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada

sekret.

e) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen.

f) Rongga mulut : Tidak ada cyanosis, mukosa bibir lembab,

lidah bersih.

g) Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar

tyroid dan tidak ada bendungan vena

jugularis.
179

h) Dada : Jarak puting susu sejajar dan simetris.

i) Abdomen : Tidak ada lesi, tali pusat masih basah dan

tertutup kassa steril, tidak

kembung/desttendid.

j) Genetalia : skortum sudah turun, uretra berlubang, bisa

berkemih.

k) Anus : Berlubang (Tidak Atresia Ani).

l) Ekstermitas Atas : Tidak ada fraktur, tidak ada sindaktil

atau polidaktil, pergerakan aktif.

m)Ekstermitas bawah : Tidak ada fraktur, tidak ada sindaktil

atau polidaktil, pergerakan aktif.

n) Punggung : Tidak ada spina Bifida.

(4) Refleks

Refleks Moro : (+)

Refleks Rooting : (+)

Refleks Walking : (+)

Refleks Graphs : (+)

Reflek Sucking : (+)

Refleks Tonick Neck : (+)

(5) Antopometri

a) Ukuran Kepala

Sub Occipito Bregmatica : 32 cm

Fronto Occipitalis : 33 cm
180

Mento Occipitalis : 34 cm

b) Lingkar Dada : 34 cm

c) Lila : 9 cm

(6) Eliminasi

a) Miksi : Sudah

Warna : Jernih

Tgl/Jam : 02-06-2021/00.30 Wita

b) Meconium : Sudah

Warna : Hijau

Tgl/Jam : 02-06-2022/00.35 WIB

3.4.2 INTERPRETASI DATA DASAR

Ds : ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat

Do : Tanggal 01 Juni 2022 pukul 22.25 wib bayi lahir spontan di PMB

Lejar ditolong Bidan, bayi langsung menangis, kuat, jenis

kelamin Laki – laki , BB 3100 gram, PB 50 cm, Apgar Score 8-9,

ketuban jernih, gerak atif, suhu : 36,7°C, heart rate : 141

x/menit, pernafasan : 40 x/menit

Dx : By. Ny. “L” neonatus aterm usia 2 jam dengan keadaan normal.
181

3.4.3 INTERVENSI

Hari/Tanggal : Kamis , 02 Juni 2022

Pukul : 00.25 Wib

Intervensi Rasional
1. Jelaskan hasil pemeriksaan bayi 1. Agar ibu mengetahui keadaan
pada ibu. bayinya.
2. Jaga kehangatan bayi dengan 2. Agar bayi tetap nyaman dan tidak
memakaikan bayi baju, topi, kedinginan.
sarung tangan, kaki dan
dibedong. 3. Memperkenalkan bayi dalam
3. Lakukan IMD selama 1 jam mencari sumber asi dan
meningkatkan bonding ibu dan anak.
4. Mencegah infeksi mata
4. Berikan salep mata
5. Mencegah perdarahan pada bayi.
5. Berikan vitamin K 1mg pada
paha kiri 6. Mencegah penularan penyakit
6. Imunisasi Hb0 pada paha kanan. hepatitis

3.4.4 IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal : Kamis, 02 Juni 2022

Pukul : 00.40 Wib

Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu.
2. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan bayi baju, topi, sarung
tangan dan kaki serta dibedong.
3. Melakukan IMD selama 1 jam
4. Memberikan salep mata
5. Memberikan vitamin K pada paha kiri
6. Memberikan Imunisasi Hb0 pada paha kanan.
182

3.4.5 EVALUASI

Hari/Taggal : Kamis, 02 Juni 2022

Pukul : 01.20 Wib

Subyektif Obyektif Anlisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan 1. Bayi sudah By Ny.L 1. Melanjutkan
telah menggunakan Neonatus observasi keadaan
mengetahui baju,topi, sarung aterm bayi
hasil tangan dan kaki E/ Ku bayi baik,
pemeriksaan serta di bedong. suhu 36,8oc
dan mengerti 2. Bayi sudah 2. Mengajari ibu
penjelasan dilakukan IMD posisi menyusui
bidan. 3. Bayi sudah yang benar.
mendapatkan E/ ibu sudah
salep mata pukul menyusui dengan
(23.00 WIB) benar
4. Bayi sudah 3. Menjaga
mendapakan kehangatan bayi.
Vitamin K (22.30 E/ bayi tampak
WIB) tidur tenang
5. Bayi sudah dibungkus kain
mendapatkan
imunisasi Hb0
(23.30 wib)
183

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR USIA 6 JAM

Hari/Tanggal : Kamis, 02 Juni 2022

Pukul : 03.25 wib

Tempat : PMB Lejar

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan Keadaan umum : baik Bayi Ny.L usia 6 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
bayinya dalam jam dengan E/ ibu sudah paham dengan keadaan
S : 36,8ºC
keadaan sehat. neonatus normal. bayinya.
HR : 140 x/menit
2. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk
RR : 40 x/menit mengganti popok bayi yang basah
segera dengan popok yang kering dan
BB : 3100 gram
bersih.
PB : 50 cm E/ ibu mengerti dan melaksanakan

Gerak aktif 3. Menganjurkan ibu untuk memberikan


ASI pada bayi 2-3 jam sekali atau
Miksi : sudah ( warnah jernih, tanggal sesering mungkin.
02-06-2022, pukul 00.30 wib). E/ ibu bersedia memberikan ASI pada
Mekonium : sudah (warnah hitam, bayinya 2-3 jam sekali atau sesering
tanggal 02-06-2022 pukul 01.30 wib ) mungkin.

Ibu sudah bisa menyusui bayi dengan 4. Menjelaskan ke ibu manfaat Asi

183
184

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


posisi yang benar Eksklusif untuk bayinya
E/ ibu sudah paham dengan manfaat
Asi Eksklusif.
5. Menganjurkan ibu selalu menjaga
kehagatan bayi dan menjelaskan cara
kehilangan panas yang sering dialami
bayi
E/ ibu sudah paham cara kehilangan
panas pada bayi dan ibu bersedia
menjaga kehangatan bayi.
6. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya
bayi baru lahir yaitu bayi kuning 24
jam pertama atau lebih dari 7 hari,
bayi tidak mau menyusui, tanda
infeksi pada tali pusat bayi merah,
keluar darah atau nanah dan bau, bayi
kejang.
E/ ibu sudah mengetahui tanda bahaya
bayi.
7. Mengajari ibu cara merawat tali pusat
bayi tidak bole diberikan apa-apa,
menjaga tali pusat tetap kering, dan
biarkan sampai tali pusat bayi terlepas
dengan sendiri
E/ ibu mau menjaga kebersihan tali

184
185

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


pusat bayinya.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu
untuk jadwal KN 2 pada hari ke-3 s/d
7
E/ ibu bersedia periksa pada hari ke 7

EVALUASI

Hari/Taggal : Kamis, 02 Juni 2022

Pukul : 04.20 Wib

Subyektif Obyektif Anlisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan telah 1. Ibu menyusui dengan Bayi Ny.L. neonatus cukup Mengingatkan kembali untuk
mengetahui hasil pemeriksaan benar bulan usia 6 jam menyusu melakukan kunjungan ulang
dan mengerti penjelasan bidan. 2. Ibu dapat mengulangi lancar k/u normal KN2 pada hari ke 7 pada
penjelasan bidan dengan tanggal 08 Juni 2022
baik.

185
186

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR HARI KE-7

Hari/Tanggal : Rabu, 08 Juni 2022

Pukul : 18.00 Wib

Tempat : PMB Lejar

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan Pemeriksaan umum : Bayi Ny. “L” 1. Pukul 18.10 Wib
bayinya dalam a. KU : baik usia 7hari Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
keadaan sehat dan b. S : 36,8ºC dengan K/U E/ ibu mengerti dan mampu mengulang penjelasan yang
bayi menyusu c. N :140x/menit normal . diberikan.
dengan lancar. d. RR:40x/menit 2. Pukul 18.20 Wib
e. BB :3400 gram Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI nya pada bayi 2-
f. LD : 35 cm 3 jam sekali atau sesering mungkin.
g. Lila : 9,5 cm E/ ibu mengerti dan mampu menyusui bayinya.
h. LK : 33 cm
3. Pukul 18.25 Wib
i. Tali pusat belum
Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi pada pagi hari
lepas
pukul 7-8 pagi (± 15 menit), karena sinar matahari sangat
j. Bayi tidak tampak
kuning pada mata baik untuk bayi agar bayi tidak kuning.
dan kulit E/ ibu mengerti dan memahami penjelasan yang sudah
diberikan.
4. Pukul 18.35 Wib
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang

186
187

(KN 3) pada hari ke 8-28 setelah lahir.


E/ ibu mengerti dan bersedia datang sesuai jadwal
kunjungan ulang.

EVALUASI

Hari/Tanggal : Rabu, 08 Juni 2022

Pukul : 18.45 Wib

Subyektif Obyektif Analisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan sudah 1. Ibu menyusui dengan benar Bayi Ny. “L” usia 7 hr Mengingatkan kembali untuk
mengerti penjelasan yang telah 2. Ibu dapat mengulangi k/u normal,menyusu kunjungan ulang pada hari ke 8-28
diberikan. penjelasan dengan baik. lancar setelah lahir.

187
188

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR HARI KE-14

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juni 2022

Pukul : 18.00 Wib

Tempat : PMB Lejar


Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan
Ibu mengatakan Pemeriksaan umum : Bayi Ny. “L” 5. Pukul 18.10 Wib
bayinya dalam a. KU : baik usia 14 hari Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
keadaan sehat dan b. S : 36,8ºC dengan K/U E/ ibu mengerti dan mampu mengulang penjelasan yang
bayi menyusu c. N : 140 x/menit normal . diberikan.
dengan lancar. d. RR : 36 x/menit 6. Pukul 18.20 Wib
e. BB : 3600 gram Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI nya pada bayi 2-
f. LD : 35 cm 3 jam sekali atau sesering mungkin.
g. Lila : 9,5 cm E/ ibu mengerti dan mampu menyusui bayinya.
h. LK : 33 cm
7. Pukul 18.25 Wib
i. Tali pusat sudah
Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi pada pagi hari
lepas,tidak ada
pukul 7-8 pagi (± 15 menit), karena sinar matahari sangat
tanda infeksi
j. Bayi menyusu baik untuk bayi agar bayi tidak kuning.
dengan lancar E/ ibu mengerti dan memahami penjelasan yang sudah
diberikan.
8. Pukul 18.35 Wib
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang
pemberian imunisasi BCG pada tanggal 25 Juni 2022
E/ ibu mengerti dan memahami jadwal kunjungan ulang.

188
189

EVALUASI

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juni 2022

Pukul : 18.45 Wib

Subyektif Obyektif Analisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan sudah 1. Ibu menyusui Bayi Ny. “L” neonatus Mengingatkan kembali untuk
mengerti penjelasan yang telah 2. Ibu dapat mengulangi cukup bulan usia 14 hari kunjungan ulang pemberian
diberikan. penjelasan dengan baik. imunisasi BCG pada tanggal 25
Juni 2022

189
190

3.5 ASUHAN KEBIDANAN PADA KB

Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2022

Pukul : 18.00 WiB

Tempat : PMB Lejar Kota Malang

Oleh : Srilejaring Tiyas

3.5.1 Pengkajian

A. Data Subyektif

1) Biodata/Identitas

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. S

Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Kary.Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Kemantren I rt 7 rw 3 Bandungrejosari Malang

2) Keluhan Utama

Ibu ingin menggunakan KB jangka panjang setelah

melahirkan anak ke tiga 14 hari yang lalu

3) Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 1 bulan

B. Data Obyektif

(1) Pemeriksaan Umum

a Kesadaran : Composmentis
191

b Tekanan Darah : 110/70 mmHg

c Denyut Nadi : 84 x/menit

d Pernafasan : 22 x/menit

e Suhu : 36,7 0C

f Lila : 28 cm

g Berat Badan : Sebelum hamil : 65 kg

Saat ini : 78 kg

h Tinggi Badan : 154 cm

(2) Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

1) Kepala : Simetris, bersih, rambut tidak rontok,

warna hitam

2) Wajah : Simetris, tidak pucat

3) Mata : Simetris, seklera putih (kanan/kiri),

conjungtiva merah muda (kanan/kiri), tidak

oedema.

4) Telinga : Simetris (kanan/kiri), kebersihan cukup

(kanan/kiri), tidak ada serumen (kanan/kiri)

5) Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, lidah tidak

kotor

6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

tidak ada pembesaran vena jugularis

7) Dada : Payudara membesar (kanan,kiri), ada


192

hyperpigmentasi areolla mammae (kanan,

kiri), puting susu menonjol (kanan, kiri) ,

ASI sudah keluar (kanan, kiri)

8) Abdomen : Membesar, pusat datar, terdapat linea nigra,

tidak terdapat striae albicans, tidak ada bekas

luka operasi

9) Genetalia : Bersih, adanya keluaran lendir

10) Ekstremitas atas : Simentris tidak ada oedema

11) Ekstremitas bawah : Simetris ada oedema, tidak ada varises

3.5.2 Intrepetasi Data Dasar

DS : Ibu mengatakan telah melahirkan bayi laki-laki pada

tanggal 01 Juni 2022 pukul 22.25 WIB. Ibu mengatakan

sudah mantap memutuskan untuk menggunakan KB IUD.

DO : Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Denyut nadi : 80x/menit

Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 36 ˚C

BB (saat hamil) : 78 kg

Payudara : simetris kanan kiri, putting susu menonjol

kanan dan kiri, ASI sudah keluar kanan

kiri.

Laktasi : Ibu menyusui anaknya dengan aktif dan


193

cara menyusuinya sudah benar.

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,

uterus teraba keras.

Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, Lokea rubra,

terdapat luka jahitan, bersih dan tidak ada

tanda-tanda infeksi.

DX : Ny “L” umur 34 tahun P3003,akseptor baru KB IUD


3.5.3. INTERVENSI

Hari/Tanggal : Rabu , 15 Juni 2022

Pukul : 17.00 Wib

Intervensi Rasional
1. Patuhi prokes. 1. Agar mencegah adanya kemungkinan penularan virus
2. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan 2. Agar tercipta lingkungan yang terapeutik dan ibu nyaman
cara memberi salam, menyapa dan memperkenalkan
diri. 3. Agar ibu paham dan mantap dengan keputusannya dalam
3. Berikan KIE secara Khusus tentang metode KB AKDR / memilih jenis KB IUD
IUD yang meliputi :
a. Bagaimana IUD mencegah kehamilan.
b. Keuntungan dan kerugian pemakaian IUD termasuk
efek samping. (Terutama yang berhubungan dengan
pola perdarahan haid, mules-mules, ekspulsi, dan
4. Untuk memastikan ibu sudah mengerti dan paham
nyeri saat berhubungan).
4. Jelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan
penjelasan bidan
memberi kesempatan untuk ibu bertanya.Ibu mengerti 5. Agar tidak ada alat yang kurang pada saat pemasangan KB
dan sudah merasa cukup jelas dengan informasi yang
diberikan.
5. Persiapkan alat alat dan Bahan Habis pakai untuk 6. Agar ibu merasa nyaman pada saat pemasangan IUD
Pemasangan IUD (Copper TCu 380 A ) Alat dan bahan
telah dipersiapkan.
1) Pastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih
dan melakukan pencucian vagina ibu.Ibu telah 7. Supaya Posisi ibu tepat dan nyaman saat pemasangan IUD
195

melakukan pencucian vagina dan kandung kemih


dalam keadaan kosong.
2) Persilahkan Ibu untuk naik ke tempat tidur
Ginekologi dan mengatur posisi tidur ibu dengan 8. Untuk mengetahui ada kelainan atau tidak pada genetalia
posisi Ginekologi Ibu telah naik ke tempat tidur dan eksterna
telah diatur pada posisi ginekologi.
3) Gunakan sarung tangan untuk melakukan
pemeriksaan genetalia eksterna untuk melihat
9. Untuk mengetahui kesehatan uterus
adanya ulkus, pembengkakan kelenjar bartolini dan
kelenjar skene.
Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ada
ditemukan kelainan.
4) Lakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan
besar, posisi, konsistensi dan mobilitas uterus, 10. Memastikan IUD siap digunakan
adanya nyeri goyang servik dan tumor pada adneksa
atau kavum doublasi. 11. Untuk membebaskan area servik dari resiko infeksi dan
Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ditemukan penularan penyakit
masalah.
5) Masukkan lengan IUD dalam kemasan steril 12. Untuk memfiksasi uterus
IUD siap untuk digunakan.
6) Masukkan speculum dan mengusap vagina dan servik
dengan larutan antiseptic sebanyak 2 kali/lebih,
Vagina dan servik telah diusap dengan larutan antiseptic.
13. Untuk memastikan ukuran uterus normal dan bisa terpasang
7) Pasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-
hati pada posisi vertical jam 10 atau jam 2, jepit IUD
dengan pelan hanya pada satu tempat untuk
mengurangi sakit,
Servik telah dijepit dengan tenakulum dengan posisi 14. Memasang IUD sesuai prosedur pemasangan

195
196

vertikal jam 10.


8) Masukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi
risiko infeksi dan untuk mengukur posisi uterus serta
panjang uterus (tidak menyentuh dinding vagina),
Uterus telah diukur dengan menggunakan sonde uterus,
panjangnya 7 cm.
9) Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan
mempertahankan posisi leher biru dalam arah horizontal,
menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis
serviks dan vagina berada dalam satu garis lurus,
kemudian mendorong tabung inserter sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri. Mengeluarkan sebagian tabung
inserter dari kanalis servikalis,pada waktu benang
tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis 15. Untuk membunuh mikroorganisme dan mencegah penularan
sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan penyakit
menggunakan gunting untuk mengurangi risiko IUD
tercabut keluar. Kemudian, tarik tabung pendorong
dengan hati-hati. Melepas tenakulum, bila ada 16. Sebagai bukti dan arsip tindakan yg sudah dilakukan
perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum,
tekan dengan kasa sampai pendarahan berhenti.
17. Untuk mengetahui kondisi ibu dan KB pasca pemasangan
IUD Coper Tcu 380 A telah terpasang dengan baik.
10) Merendam alat-alat pemasangan IUD dengan cara
merendam di larutan klorin 0,5%.
Alat-alat sudah didekontaminasi dalam larutan klorin
0,5%
11) Mendokumentasikan tindakan kebidanan yang telah
dilakukan.
Dokumentasi sudah dilakukan

196
197

12) Memberitahu pasien untuk kunjungan ulang tanggal 22-


6-2022 dan tidak boleh digunakan untuk berhubungan
dulu selama 1 minggu
Ibu mengerti anjuran bidan
3.5.4 Implementasi

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juni 2022

Pukul : 17.00 Wib

Pukul Implementasi
17.00 WIB 1. Mematuhi Prokes
17.05 WIB 2. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan cara memberi salam, menyapa dan
memperkenalkan diri.
17.10 WIB 3. Memberikan KIE secara Khusus tentang metode KB AKDR / IUD yang meliputi :
a. Bagaimana IUD mencegah kehamilan.
b. Keuntungan dan kerugian pemakaian IUD termasuk efek samping. (Terutama yang berhubungan
dengan pola perdarahan haid, mules-mules, ekspulsi, dan nyeri saat berhubungan).
17.15 WIB 4. Menjelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan memberi kesempatan untuk ibu bertanya.Ibu mengerti
dan sudah merasa cukup jelas dengan informasi yang diberikan.
17.20 WIB 5. Mempersiapkan alat alat dan Bahan Habis pakai untuk Pemasangan IUD (Copper TCu 380 A ) Alat dan bahan
telah dipersiapkan.
17.25 WIB
1) Memastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan melakukan pencucian vagina ibu.Ibu telah
17.26 WIB melakukan pencucian vagina dan kandung kemih dalam keadaan kosong.
2) Mempersilahkan Ibu untuk naik ke tempat tidur Ginekologi dan mengatur posisi tidur ibu dengan posisi
17.27 WIB Ginekologi Ibu telahnaik ke tempat tidur dan telah diatur pada posisi ginekologi.
3) Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan genetalia eksterna untukmelihat adanya ulkus,

197
198

pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar skene.Pemeriksaan telah dilakukan dan tidakada ditemukan
kelainan.
17.28 WIB 4) Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi, konsistensi dan mobilitas uterus, adanya
nyeri goyang servik dan tumor pada adneksa atau kavum doublasi.Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak
ditemukan masalah.
17.29 WIB 5) Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril IUD siap untuk digunakan.
17.30 WIB 6) Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik dengan larutan antiseptic sebanyak 2 kali/lebih,
Vagina dan servik telah diusap dengan larutan antiseptic.
17.31 WIB 7) Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-hati pada posisi vertical jam 10 atau jam 2, jepit
dengan pelan hanya pada satu tempat untuk mengurangi sakit, Servik telah dijepit dengan tenakulum
17.32 WIB dengan posisi vertikal jam 10.
8) Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi risiko infeksi dan untuk mengukur posisi uterus
serta panjang uterus (tidak menyentuh dinding vagina), Uterus telah diukur dengan menggunakan sonde
17.33 WIB uterus, panjangnya 7 cm.
9) Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher biru dalam arah horizontal,
menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina berada dalam satu garis lurus,
kemudian mendorong tabung inserter sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri. Mengeluarkan sebagian
tabung inserter dari kanalis servikalis,pada waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis
servikalis sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan menggunakan gunting untuk mengurangi
risiko IUD tercabut keluar. Kemudian, tarik tabung pendorong dengan hati-hati. Melepas tenakulum, bila
ada perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai pendarahan
17.34 WIB berhenti.IUD Coper Tcu 380 A telah terpasang dengan baik.
17.35 WIB 10) Merendam alat-alat pemasangan IUD dengan cara merendam di larutan klorin 0,5%.
17.36 WIB 11) Mendokumentasikan tindakan kebidanan yang telah dilakukan.
12) Memberitahu pasien untuk kunjungan ulang tanggal 22-6-2022 dan tidak boleh digunakan untuk
berhubungan dulu selama 1 minggu

198
199

3.5.5 Evaluasi

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juni 2022

Pukul : 17.40 WIB

Subyektif Obyektif Analisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan sudah 1. Ibu tampak tenang Ny.L P3003 KB IUD Mengingatkan kembali untuk
mengerti penjelasan yang telah 2. Ibu dapat mengulangi Cooper T 380 A sdh kunjungan ulang pada tgl 22-06-
diberikan. penjelasan dengan baik. terpasang 2022

199
200

CATATAN PERKEMBANGAN KB HARI KE 7

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Juni 2022

Pukul : 16.00 WIB

Subyektif Obyektif Analisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan ingin kontrol 1. Ibu tampak tenang Ny.L P3003 akseptor 1. Memberitahukan kepada ibu
sesuai jadwal yang telah 2. Ibu dapat mengulangi KB pasca pemasangan hasil pemeriksaan semua
ditentukan penjelasan dengan baik. IUD 7 hari normal
E/ ibu mengerti penjelasan yg
diberikan
2. Mempersilahkan ibu untuk
mengosongkan kandung
kencing dan membersihkan
vagina
E/ ibu mengerti dan
melaksanakan anjuran yang

200
201

diberikan
3. Mempersiapkan alat dan bahan
untuk pemeriksaan kontrol IUD
E/ alat sdh siap pakai
4. Mempersilahkan Ibu untuk naik
ke tempat tidur Ginekologi dan
mengatur posisi tidur ibu
dengan posisi Ginekologi
E/ ibu mengerti dan
melaksanakan anjuran yang
diberikan
5. Melakukan pemeriksaan IUD
dengan cara bidan memakai
sarung tangan steril lalu
melakukan vt kemudian
memasang speculum dan
melakukan inspekulo
E/ speculum sdh terpasang
6. IUD terpasang dengan baik dan
benang terlihat di depan portio
kira-kira 3cm . Tidak dijumpai
tanda-tanda peradangan pada
portio
E/ IUD terpasang baik
7. Menjelaskan kepada ibu
tentang hasil pemeriksaan
E/ ibu mengerti dan sangat
senang bahwa IUD terpasang

201
202

dengan baik
8. Merendam alat-alat
pemasangan IUD dengan cara
merendam di larutan klorin
0,5%.
E/ alat sdh didesinfeksi
9. Mendokumentasikan tindakan
kebidanan yang telah dilakukan
E/ dokumentasi sdh
dilaksanakan
10. Mengingatkan kembali untuk
kunjungan ulang pada tgl 22-
07-2022
E/ ibu bersedia Kunjungan
ulang sesuai jadwal

EVALUASI

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Juni 2022

Pukul : 16.30 WIB

Subyektif Obyektif Analisa data Penatalaksanaan


Ibu mengatakan sudah 1. Ibu tampak tenang hasil Ny.L P3003 KB IUD Mengingatkan kembali untuk

202
203

mengerti penjelasan yang telah control IUD terpasang Cooper T 380 A 7 hr kunjungan ulang pada tgl 22-07-
diberikan. dengan baik post pemasangan 2022 atau bila ada keluhan
2. Ibu dapat mengulangi
penjelasan dengan baik.

203
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III

Pemberian asuhan kebidanan pada Ny. L. G3P2002 mulai umur kehamilan

34 minggu sampai 40 minggu ditekankan pada temuan ketidaknyamanan

karena anemia, nyeri pinggang dan nyeri perut bagian bawah. Penyuluhan

yang telah didapat Ny. “L” antar lain :

34 minggu : makan bergizi tinggi zat besi, cara mengurangi nyeri perut

bagian bawah, menjaga personal hygiene, anemia pada ibu

hamil, tanda bahaya kehamilan, kontrol ulang.

39 minggu : ketidaknyamanan TM 3 (nyeri pinggang), istirahat cukup,

senam hamil, kontrol ulang.

39 minggu : ketidaknyamanan nyeri perut bagian bawah, olahraga

ringan, tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan,

persiapan persalinan, nutrisi dan istirahat yang cukup

kontrol ulang.

KIE yang diberikan kepada ibu disesuaikan dengan kebutuhan ibu

supaya asuhan kebidanan yang diberikan efektif. Hal ini sesuai dengan

pendapat Prawiroharjo (2014), asuhan yang diberikan untuk kehamilan

normal karena diantaranya KIE tentang keluhan pada ibu hamil TM III,

anemia pada kehamilan dan penanganannya, cara mengatasi

ketidaknyamanan TM III yaitu nyeri pinggang dan nyeri perut, menganjurkan


205

ibu untuk istirahat cukup, mengajarkan senam hamil agar mempersiapkan diri

untuk persalinan, memberitahu tanda bahaya ibu hamil, tanda – tanda

persalinan, persiapan persalinan dan kontrol ulang. Berdasarkan hal diatas,

tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.

1) Anemia

Hasil pemeriksaan Ny.”L” pada usia kehamilan 34 dilakukan

pemeriksaan yang didapatkan hasil bahwa Ny.”L” memiliki kadar Hb 9,7

gr/dL atau bisa dikatakan ibu mengalami anemia tingkat rendah dalam

kehamilan sehingga mengakibatkan ibu pusing dan terlihat pucat.

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin dibawah 11

gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10 gr% pada trimester 2. Anemia

pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi dan merupakan

jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan murah (Manuaba,

2016).

Menurut Manuaba (2016), akibat anemia kehamilan adalah pada

hamil muda (trimester pertama) dapat menyebabkan abortus, missed

abortus, kelainan kongenital. Trimester kedua dapat menyebabkan

persalinan prematus, perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin

dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, berat badan lahir

rendah, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensasio

kordis - kematian ibu. Saat inpartu dapat menyebabkan gangguan his

primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan

tindakan tinggi.
206

Salah satu cara mencegah anemia selama kehamilan adalah dengan

mengonsumsi suplemen zat besi. Selain itu mengatur pola makan yang

baik juga dapat membantu terjadinya anemia selama kehamilan. Konsumsi

makanan yang tinggi zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C.(

https://herminahospitals.com/id/articles/anemia-pada-kehamilana82abc10-

ba16-4876-a895-8ce02ab57bab)

Berdasarkan teori diatas Ny.”L” diberikan KIE atau asuhan

memenuhi kebutuhan nutrisi yang dapat meningkatkan kadar Hb, motivasi

untuk minum tablet tambah darah tiap hari dengan dosis 2x1 kapsul, cek

Hb secara berkala, mengurangi mengkonsumsi makanan ataupun minuman

yang dapat mengurangi kerja absorbsi darah seperti teh dan kopi,

menganjurkan mengkonsunsi makanan dan minuman yang dapat

meningkatkan kerja absorbs darah seperti air jeruk, vitamin C serta

pemberian suplemen asam folat.Setelah mendapatkan KIE, hampir setiap

hari ibu mengkonsumsi sayur daun kelor.

Asuhan yang diberikan pada Ibu untuk mengatasi anemia selama

kehamilan sudah berhasil dan Hb ibu sudah mengalami peningkatan dan

mencapai nilai normal. Pada kehamilan dengan anemia proses persalinan

dan nifas ini tidak mempengaruhi Ny.”L” karena ibu melahirkan cukup

bulan, tidak terjadi abortus karena gizi baik, tidak terjadi perdarahan, luka

perineum cepat mengering, tidak melakukan aktifitas yang berat, intensitas

istirahat yang cukup, bayi lahir normal dengan berat cukup.


207

Setelah melakukan pemeriksaan Hb yang kedua dengan hasil 10,7

gr/dL pada usia kehamilan 38 minggu, ibu melakukan pengecekan ulang

kadar hemoglobin pada saat sebelum bersalin dengan hasil 12,8

gr/dl.Kadar haemoglobin pada ibu sudah kembali normal dan harus terus

dipertahankan. Anemia pada Ibu sudah teratasi dengan baik, karena ibu

melaksanakan anjuran yang diberikan oleh Bidan.

2) Nyeri pinggang

Pada tanggal 22 April 2022 dilakukan kunjungan yang pertama pada

Ny. “L” dan didapatkan keluhan nyeri punggung dari anamnesa Ny. “L”.

Intervensi atau asuhan yang di berikan yaitu dengan memberikan KIE

tentang ketidaknyamanan trimester III adalah hal yang fisiologis. Nyeri ini

terjadi akibat pergeseran pusat gravitasi dan terjadi perubahan yang

disebabkan karena berat uterus yang semakin membesar. Dan memberikan

penanganan agar berkurang keluhan nyeri punggung yaitu dengan

mengajarkan pijitan lembut pada bagian punggung, kompres hangat pada

punggung, menghindari memakai sepatu/sandal dengan hak yang tinggi,

menghindari membungkuk berlebihan dan mengangkat beban yang berat

serta posisi tidur miring kiri dan perut diganjal bantal. Keluhan yang

dirasakan Ny. “L” merupakan hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan

trimester III. Dan merupakan salah satu ketidaknyamanan yg sering

dialami ibu hamil pada kehamilan trimester III.

Nyeri punggung merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area

lumbosakral. Nyeri ini terjadi akibat pergeseran pusat gravitasi dan terjadi
208

perubahan yang disebabkan karena berat uterus yang semakin membesar.

Selain itu nyeri punggang terjadi pada trimester II dan III yang disebabkan

karena spasme otot karena tekanan terhadap akar syaraf, kadar hormon

yang meningkat, sehingga cartilage didalam sendi-sendi besar menjadi

lembek dan keletihan (Marmi, 2011).

Keluhan nyeri pinggang pada Ibu diberikan asuhan senam hamil dan

juga olahraga ringan untuk meguranginya. Berdasarkan hal tersebut, tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.

3) Kemudian pada tanggal 29 Mei 2022, dilakukan kunjungan yang ke dua

pada Ny. “L” dan dalam kunjungan tersebut dilakukan evaluasi bahwa

keluhan nyeri perut bagian bawah masih ada. Dan kunjungan ini ibu

didapatkan hasil keluhan nyeri pinggang dari anamnesa Ny. “L”.

Intervensi atau asuhan yang di berikan yaitu dengan memberikan KIE

tentang ketidaknyamanan trimester III adalah hal yang fisiologis. Nyeri

pinggang terjadi jika ibu merasa lelah.

Nyeri punggung bawah pada kehamilan merupakan kondisi yang tidak

mengenakkan akibat membesarnya rahim dan meningkatnya berat badan

menyebabkan otot bekerja lebih berat sehingga dapat menimbulkan stress

pada otot dan sendi (Tyastuti, 2016).

Nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan

muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik

(Furlan et al., 2015). Sebagian besar nyeri punggang bawah disebabkan

karena otot – otot pada pinggang kurang kuat sehingga pada saat
209

melakukan gerakan yang kurang betul atau berada pada suatu posisi yang

cukup lama dapat menimbulkan peregangan otot yang ditandai dengan

rasa sakit (Fitriana, 2017).

Kontraksi uterus sebagai persiapan persalinan (Braxton Hicks).

Demikian persiapan persalinan dengan renggangnya uterus akhirnya

mencapai batas kehamilan aterm atau berat janin cukup. Pada saat ini

jumlah dan distribusi reseptor oksitosin yang dikeluarkan hipofisis

posterior dapat mengubah kontraksi Braxton Hick menjadi kontraksi

persalinan. Kontraksi yang dirasakan oleh ibu tidak terjadi secara rutin,

hanya jika ibu merasa lelah. Hal tersebut sangat wajar terjadi pada

kehamilan trimester III (Irianti, 2013).

Faktor yang mempengaruhi nyeri punggung pada ibu hamil trimester

III dapat diklasifikasikan dari usia kehamilan,umur, paritas, aktivitas

sehari-hari yang berpengaruh terhadap nyeri punggung dan body

relaxation dapat mengurangi rasa nyeri punggung.( Melati Nur A, et.a1

2022 )

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

fakta dan teori.

4) Kemudian pada tanggal 01 Juni 2022, dilakukan kunjungan yang ke tiga

pada Ny. “L” dan dalam kunjungan tersebut dilakukan evaluasi bahwa

keluhan nyeri perut bagian bawah masih ada dan keluhan nyeri pinggang

masih ada tetapi sudah berkurang. Dan kunjungan ini ibu didapatkan hasil

keluhan nyeri perut bagian bawah dari anamnesa Ny. “L”. Intervensi atau
210

asuhan yang di berikan yaitu dengan memberikan KIE tentang

ketidaknyamanan trimester III adalah hal yang fisiologis, dan tanda-tanda

persalinan kepada Ibu.

Kontraksi uterus sebagai persiapan persalinan (Braxton Hicks).

Demikian persiapan persalinan dengan renggangnya uterus akhirnya

mencapai batas kehamilan aterm atau berat janin cukup. Pada saat ini

jumlah dan distribusi reseptor oksitosin yang dikeluarkan hipofisis

posterior dapat mengubah kontraksi Braxton Hick menjadi kontraksi

persalinan. Kontraksi yang dirasakan oleh ibu tidak terjadi secara rutin,

hanya jika ibu merasa lelah. Hal tersebut sangat wajar terjadi pada

kehamilan trimester III (Irianti, 2013).

Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu sudah diatasi dengan

diberikan asuhan berupa istirahat yang cukup dan senam hamil.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta

dan teori.

4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalianan

Dari hasil Intra Natal Care yang telah dilakukan, dapat diperoleh

pembahasan antara teori dan fakta ada kesenjangan yaitu pada saat tahap kala

1 fase aktif dilatasi maksimal. Tahap persalinan menurut Prawirohardjo

(2012) antara lain kala 1 fase aktif : Merupakan periode waktu dari awal

kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,

pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan


211

berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif

terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan.

Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :

(1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

(2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm

menjadi 9 cm.

(3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2

jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Adapun yang terjadi pada proses persalinan Ny.L fase dilatasi sampai dengan

fase deselerasi pembukaan 4cm sampai pembukaan 10cm terjadi sangat

cepat, hanya selama 10menit. Tidak ditemukan adanya kelainan kontraksi /

his hypertonik.

Asuhan yang diberikan saat kehamilan bermanfaat ketika proses

persalinan, ibu mengerti tanda persalinan, ibu sudah menyiapkan persiapan

persalinan, senam hamil bermanfaat ketika proses persalinan posisi bayi

kepala berada dibagian terendah janin, dan ibu dapat mengatur nafas saat

proses persalinan. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care

maka dapat diperoleh data berikut ini:

Keluhan yang dirasakan Ny.”L” kenceng-kenceng tanggal 01 Juni

2022 jam 14.00 Wib dan keluar lendir bercampur darah pada jam 18.00 Wib

dan ketuban pecah jam 22.10 Wib. Hal ini fisiologis pada ibu bersalin sesuai

dengan (Kemenkes RI 2017 ) Tanda-tanda persalinan itu terdiri dari tanda

persalinan sudah dekat (adanya lightening dan terjadinya his permulaan/his


212

palsu) dan tanda-tanda persalinan (penipisan dan pembukaan serviks

(effacement dan dilatasi serviks), kontraksi uterus yang mengakibatkan

perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), serta

keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina. Ibu melahirkan

bayinya pada pukul 22.25 Wib.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

Dari hasil Post Natal Care yang telah dilakukan, dapat diperoleh

pembahasan antara teori dan fakta dari keluhan nyeri luka jahitan. Pada hari

ke-7 post partum, Ny. “L” mengeluh nyeri pada luka jahitan.

Menurut Saleha (2013) Serviks bisa melempuh dan lecet, terutama di

bagian anterior. Serviks terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya

yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah

persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks

bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat

minggu postpartum. Hal ini sesuai antara fakta dan teori. Asuhan yang dapat

diberikan kepada Ny. “L” untuk menjaga kebersihan diri postpartum adalah :

1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum

2) Mengajarkan bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun

dan air.

3) Menganjurkan untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari.

4) Anjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya.


213

5) Sarankan agar tidak menyentuh daerah luka laserasi.

Asuhan ini diberikan dengan tujuan agar ibu selalu terjaga kebersihan

dirinya terutama pada daerah perineum sehingga terhindar dari infeksi

luka perineum. Pada kunjungan nifas selanjutnya dilakukan evaluasi

tentang perawatan diri dan perawatan daerah luka perineum dan ibu

mengatakan bahwa sudah bisa menerapkan asuhan tersebut. Luka

perineum ibu mengering dengan baik dan lebih cepat. Ibu sudah bisa

beraktivitas seperti biasanya tanpa kendala apapun. Ibu sudah bisa BAB

dan BAK walau kadang masih agak merasa takut dan sakit bekas dari

jahitan kemarin.

4.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Pada pembahasan yang keempat, akan dijelaskan tentang kesesuaian

teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan

data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang

asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan fakta, diperoleh data bayi Ny. “L”, sebagai berikut :

1) Pemeriksaan Antropometri

(1) Panjang badan : 50 cm

(2) Berat badan : 3100 gram

(3) Lingkar dada : 34 cm

(4) Lingkar lengan : 9,5 cm


214

(5) Ukuran Belakang Kepala :

a. Sub Occipito Bregmatica : 32 cm

b.Fronto Occipitalis : 33 cm

c. Mento Occipitalis : 34 cm

2) Hasil pemeriksaan fisik : tidak ada kelainan

Berdasarkan diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : Pada

By. Ny.”L”, tidak ada kelainan pada anggota tubuh,berat badan sesuai, tidak

ada tanda-tanda infeksi, tali pusat bersih, anus ada, tidak ada kelainan pada

ekstremitas. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Manuaba (2016)

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta

dan teori.

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,

membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,

melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata

antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta

melakukan pemeriksaan fisik (Saputra Lyndon, 2014)

Menurut pendapat penulis, By. Ny “L” tidak mengalami masalah

patologis yang membutuhkan penanganan segera. Tali pusat bayi belum

lepas pada hari ke-7, tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada tanda

kuning pada mata atau kulit bayi yang muncul (hiperbilirubin). Tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan keadaan bayi.


215

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Pada pembahasan yang kelima dijelaskan tentang kesesuaian teori dan

kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Berikut tentang

asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Dalam pembahasan yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan pada keluarga berencana, maka dapat

diperoleh data sebagai berikut :

Pada hari Kamis tanggal 08 Juni 2022 penulis melakukan kunjungan

pertama KB Ny. L, penulis melakukan intervensi kelemahan dan kelebihan

dari masing-masing KB. Ny. L memilih KB IUD agar tetap bisa menyusui

bayinya, karena ibu ingin melaksanakan ASI Eksklusif,karena tidak

mengganggu produksi ASI dan merupakan KB jangka panjang karena

mengingat Ibu sudah tidak ingin hamil lagi. Penulis memberikan penjelasan

secara lengkap tentang KB IUD, Penulis menjelaskan kembali terkait efek

samping, manfaat dan juga kerugian dari pemakaian alat kontrasepsi jangka

panjang yaitu IUD. Karena Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan merasa

sudah siap, untuk pemasangan alat kontrasepsi Ibu dijadwalkan untuk

melakukan pemasangan pada hari ke-14 post partum. Ny. “L” sedang

menyusui anaknya dan ingin memakai alat kontrasepsi yang tidak

mengganggu produksi ASI yaitu IUD. Hal ini sesuai dengan Panduan Praktis

Pelayanan Kontrasepsi (2012). Menurut Prawirohardjo (2014), pemasangan

IUD dilakukan saat dalam masa haid, karena keuntungannya pemasangan

lebih mudah oleh karena servik pada waktu menstruasi agak terbuka dan

lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan yang timbul sebagai
216

akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan, KB IUD cocok untuk masa

menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.

Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu dengan memberikan KIE

tentang cara kerja, efektifitas, keuntungan dan kerugian, yang dapat

menggunakan, kapan waktu mulai menggunakan kontrasepsi IUD.

Berdasarkan asuhan yang diberikan, pada kunjungan selanjutnya ibu merasa

yakin atas pilihan kontrasepsi yang dipilihnya serta tidak ada kontraindikasi.

Keuntungan dari IUD antara lain Efektifitasnya tinggi, Sangat efektif

karena tidak perlu mengingat-ingat kapan harus berKB, Tidak mempengaruhi

hubungan seksual, Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, Dapat

digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

Kerugiannya antara lain perubahan siklus haid, haid lebih lama, spotting,

nyeri saat haid.

Indikasi penggunaan IUD antara lain usia reproduksi, keadaan

nullipara, menginginkan kontrasepsi jangka panjang, tidak menghendaki

kontrasepsi hormonal.

Waktu yang dianjurkan untuk pemasangan antara lain selama siklus

menstruasi bisa pada hari ke 1 hingga 7 saat menstruasi, masa post partum,

masa pasca aborsi.

Pada asuhan keluarga berencana didapatkan data bahwa Ny “L” usia 34

tahun 14 hari post partum dengan pemeriksaan fisik TTV Tekanan darah

110/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36,5 C , RR 22 x/menit semuanya dalam

batas normal.
217

Setelah memberikan asuhan, penatalaksanaan pada akseptor KB IUD

sesuai dengan teori yang ditunjang dari pemeriksaan fisik bahwa ibu ingin

menggunakan KB jangka panjang yang tidak memiliki efek samping

hormonal yaitu dengan menggunakan KB IUD. Sehingga kesimpulannya

tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny. “L” telah dilakukan kurang lebih selama

dua bulan mulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 34 minggu sampai

dengan KB di PMB Lejar Kota Malang.

5.1.1 Asuhan Kehamilan

Pada pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkesinambungan

pada ibu hamil trimester III, ditemukan keluhan anemi tingkat rendah

dan bisa diatasi dengan KIE tentang konsumsi makanan yang

dibutuhkan dan KIE tentang ketaatan konsumsi tablet tambah darah

serta vitamin serta anjuran untuk cek ulang kadar Hb, keluhan lain

yang terjadi yaitu nyeri pinggang, nyeri perut bagian bawah yang

merupakan keluhan fisiologis pada ibu hamil trimester III. Hal

tersebut dapat diatasi dengan memberikan KIE tentang cara

meringankan keluhan yaitu melakukan mobilisasi atau body mekanik,

mengelus perut, istirahat cukup, senam hamil, massage punggung, dan

menghindari mengangkat beban berat.

5.1.2 Asuhan Persalinan

Dilakukan asuhan persalinan pada Ny.L. kala I berlangsung

selama ± 4 jam 10 menit ada kesenjangan pada fase dilatasi dan

deselerasi yang seharusnya menurut teori terjadi dalam waktu 4 jam


219

hanya terjadi dalam waktu 10 menit. Proses persalinan berlangsung

sesuai teori normal tidak lebih 12 jam, tidak melewati partograf dan

tidak ada penyulit selama proses bersalin.

5.1.3 Asuhan Nifas

Pada pelaksanaan asuhan nifas Ny. L. mengeluh nyeri pada luka

jahitan, setelah dilakukan intervensi perawatan nifas, personal

hygiene, dan senam nifas masalah teratasi, nifas terhitung 6 minggu

diakhiri dengan KB pasca salin.

5.1.4 Asuhan Neonatus

Bayi Ny. L. lahir spontan pada tanggal 01 Juni 2022 jam 22.25

Wib dengan keadaan sehat, menangis kuat, kulit kemerahan, dan

gerak aktif, jenis kelamin laki-laki dengan BB 3100 gram dan PB 50

cm. Pada asuhan neonatus tidak ditemukan masalah pada bayi.

5.1.5 Asuhan KB

Pada asuhan keluarga berencana Ny. L. memilih kontrasepsi

IUD, dan alat kontrasepsi sudah dipasang pada hari ke-14 post partum

di PMB Lejar Kota Malang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Diharapkan penulis lebih kooperatif dan melakukan pendekatan

pada klien, serta keluarga agar terjalin hubungan yang baik, sehingga

klien dapat bekerja sama dengan baik dan asuhan yang diberikan

dapat diterima.
220

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan

asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam proses

belajar mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi

lebih efektif dan efesien, sehingga kualitas sumber daya manusia di

institusi meningkat.

5.2.3 Bagi Dinas Kesehatan

Diharapkan dinas kesehatan menentukan kebijakan-kebijakan

dalam meningkatkan kinerja bidan dalam pelayanan asuhan kebidanan

sehingga kualitas pelayanan lebih meningkat untuk mengurangi angka

AKI dan AKB.

5.2.4 Bagi Bidan

Diharapkan bidan lebih meningkatkan mutu pelayanan agar

dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih baik sesuai dengan

standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu.

5.2.5 Bagi Klien dan Keluarga

Diharapkan klien memiliki kesadaran untuk selalu

memeriksakan keadaan kesehatannya secara teratur sehingga akan

merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran

tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas,

neonatus dan kontrasepsi.


221

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lochkart RN.MSN, Dr. Lyndon Saputra. 2014. Asuhan Kebidanan,


Neonatus Normal dan Patologis. Tangerang: Binarupa Aksara
Ari Kurniarum.2017, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir.Jakarta : Kemenkes RI
Dewi Vivian Nanny Lia dan Sunarsih T. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Jakarta : Salemba Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes Prov.Jatim 2021.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur : Surabaya


Fathonah S. 2016. Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta. Penerbit Erlangga

Gunawan, Anemia Pada Kehamilan.


https://herminahospitals.com/id/articles/anemia-pada-kehamilan-a82abc10-
ba16-4876-a895-8ce02ab57bab: retrieved 31 Juli 2022

Hidayah, dkk, 2018. Hubungan Tingkat Risiko Kehamilan dengan Kejadian


Komplikasi Persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
Kesehatan Vocasional Vol. 3 No. 1
Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika

Johariyah, 2012. Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.
Kemenkes RI.2017.Rencana Strategis Kemenkes. Jakarta

Legawati. (2018). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang : Wineka
Media.

Melati, dkk, 2022. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Punggung Ibu Hamil
Trimester III: Literatur Review.Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 9, No. 1.
Manuaba, dkk. 2016. Ilmu Kandungan, Penyakit kandungan dan KB. Jakarta :
EGC
Marmi, dan R. Kukuh. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah. Pustaka Belajar Yogyakarta.

Mansjoer, A, Dan Kuspuji T, Rahmi S, Wahyu I. W, Wiwiek S. 2009. Kapita


Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
222

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT Bina Pustaka.

Pudiastuti D. R. 2012. Asuhan Kebidanan Hamil Normal Dan Patologi. Jakarta :


Medical Book
Saifuddin, dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Setyowati, Anis. 2019. Asuhan Kehamilan Holistik. Yogyakarta : CV Budi Utama
Sofian, A. 2013. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan & Bayi Baru Lahir. Erlangga
Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.

_____________. 2013.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika

Sukarni, K. I & Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Tahir, Suriani, dkk. 2012. Faktor Determinan Ketuban Pecah Dini di RSUD
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Akademi Kebidanan Muhammadiyah
Makassar
Varney, Helen, dkk. 2011. Buku Saku Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
Walyani. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Barupess.
223

LAMPIRAN

Lampiran 1 Skrining / Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi

SKRINING SKOR POEDJI ROCHJATI


224

Lampiran 2 Penapisan Ibu Bersalin

PENAPISAN IBU BERSALIN


No. Penapisan Ibu Bersalin YA TIDAK
1. Riwayat bedah sesar √

2. Perdarahan pervaginam √

3. Persalinan kurang bulan √

4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental √

5. Ketuban pecah lama (lebih 24 jam) √

6. Ketuban pecah pada saat persalinan kurang bulan √


(<27 minggu)
7. Ikterus √

8. Anemia berat √

9. Tanda / gejala infeksi √

10. Pre eklamsi / hipertensi dalam kehamilan √

11. TFU 40 cm atau lebih √

12. Gawat janin √

13. Primipara fase aktif dengan palpasi kepala janin √


masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala √

15. Presentasi ganda √

16. Kehamilan gemelli √

17. Tali pusat menumbung √

18. Syok √

DETEKSI KEMUNGKINAN KOMPLIKASI GAWAT DARURAT

Lampiran 3 Catatan Kesehatan Ibu Hamil


225

Lampiran 4 Data Pendukung Hasil Laboratorium


226

Lampiran 5 Lembar Observasi


227
228

Lampiran 6 Partograf
229
230
231

Lampiran 7 Catatan Kesehatan Ibu Nifas


232

Lampiran 8 Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir


233

Lampiran 9 Dokumentasi KB
234

Lampiran 10 Leaflet
235
236

Lampiran 11 Dokumentasi Foto Kegiatan


237
238
239

LEMBAR KONSULTASI

YAYASAN KARYA HUSADA KEDIRI


Keputusan Menkumham RI No. AHU-5902.AH.01.04.Tahun 2011
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
Ijin Mendiknas RI No. 164/D/O/2005
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
Jl. Soekarno Hatta No. 07 Telp. (0354) 399912 Fax 393888 Pare Kediri
Website : www.stikes-khkediri ac.id

LEMBAR BIMBINGAN
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Nama Mahasiswi : Srilejaring Tiyas


NIM : 202108112
Dosen Pembimbing : Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.,Bd.,MPH

Pembimbing Lahan : Kalprina Todingan, S.Tr.Keb

Stase : 11 ( sebelas )

No Tanggal Aspek Saran Pembimbing TTD


Bimbingan Konsultasi Pembimbing

1. Lengkapi penulisan
1. 05-06-2022 BAB I. tgl pembuatan laporan
2. Reverensi cari tahun
terbaru

2. 05-06-2022 Penulisan disesuaikan


BAB I. dengan panduan

1. Jumlah kata Abstrak


maksimal 250 kata
2. Data yang belum ada
3. 10-06-2022 BAB I.II reverensinya
dilengkapi
3. Pemeriksaan data
pendukung diberi
tanggal
240

Data pendukung
4. 15-06-2-22 BAB I.II anemia yang lengkap

1. Numbering
5. 20-06-2022 BAB I.II,III menggunakan angka
atau abjad
2. Jam dilengkapi WIB
1. Anemia dimasukkan
6. 27-06-2022 BAB I.II,III judul
2. Kata asing penulisan
miring cek ulang
1. Dokumentasi kurang
BAB lengkap harap
ditambahkan foto
7. 07-07-2022 I,II,III,IV,V,Lampira
kegiatan lainnya
n 2. Revisi abstrak
penulisan PMB
dipanjangkan
1. Dokumentasi
BAB dijadikan satu
8. 11-07-2022 I,II,III,IV,V,Lampira penempatan sebelum
n lembar konsultasi
2. Lengkapi lembar
konsultasi
BAB
9. 13-07-2022 I,II,III,IV,V,Lampira
ACC
n

BAB
10 14-07-2022 I,II,III,IV,V,Lampira ACC
n
241

LEMBAR KONSULTASI POST UJIAN

YAYASAN KARYA HUSADA KEDIRI


Keputusan Menkumham RI No. AHU-5902.AH.01.04.Tahun 2011
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
Ijin Mendiknas RI No. 164/D/O/2005
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
Jl. Soekarno Hatta No. 07 Telp. (0354) 399912 Fax 393888 Pare Kediri
Website : www.stikes-khkediri ac.id

LEMBAR BIMBINGAN
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Nama Mahasiswi : Srilejaring Tiyas


NIM : 202108112
Dosen Penguji 1 : Brivian Florentis Y.,SST.M.Kes
Stase : 11 ( sebelas )
Tanggal Tanda tangan
NO Aspek Konsultasi Saran Pembimbing
Bimbingan Pembimbing
1. Judul depan
disesuaikan buku
panduan
1. 28 Juli 2022 Revisi post ujian 2. Intisari tidak perlu ada
Judul, Intisari definisi
3. Kasus anemia
dijelaskan teratasi
1. IMT sebelum hamil
2. Asuhan bumil uk 34 mg
colostrum blm keluar
Revisi post ujian dituliskan
2. 28 Juli 2022
BAB 3 penatalaksanaannya
3. Pemberian Fe pada
anemia ringan
dicantumkan
3 28 Juli 2022 1. Data Subyektif bumil
. Revisi post ujian anemia dituliskan setiap
BAB 3 hari makan sayur daun
kelor
2. Keluhan perut mulas
bukan analisa tapi
subyektif
3. Fase aktif cepat
dituliskan
242

dipembahasan dan
intisari
4. Laserasi derajat berapa
dituliskan
5. Pemberian anti nyeri
6. Data kulit bayi tidak
kuning blm dituliskan
7. Asuhan KB, riwayat
KB ibu blm ada
1. Dilengkapi sesuai saran
2. Kesimpulan dilengkapi
sesuai tambahan / saran
Revisi post ujian 3. Untuk privasi nama
4. 28 Juli 2022 BAB 4,5 dan pasien didokumentasi
Lampiran dan wajah disamarkan
4. Ditambahkan skrining
Poedji Rochyati
243

LEMBAR KONSULTASI POST UJIAN

YAYASAN KARYA HUSADA KEDIRI


Keputusan Menkumham RI No. AHU-5902.AH.01.04.Tahun 2011
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
Ijin Mendiknas RI No. 164/D/O/2005
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
Jl. Soekarno Hatta No. 07 Telp. (0354) 399912 Fax 393888 Pare Kediri
Website : www.stikes-khkediri ac.id

LEMBAR BIMBINGAN
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Nama Mahasiswi : Srilejaring Tiyas


NIM : 202108112
Dosen Penguji II : Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.,Bd.,MPH
Stase : 11 ( sebelas )
Tanggal Tanda tangan
NO Aspek Konsultasi Saran Pembimbing
Bimbingan Pembimbing
1. Judul sesuaikan buku
panduan
2. Lembar persetujuan
Revisi post ujian ditambahkan stempel
1. 28 Juli 2022
Judul (BAB 1 & 2) lahan
3. Daftar isi 1 spasi
4. Kata kunci tidak di
bold
1. Pemeriksaan leopold
tulisan letak
Revisi post ujian bokong,kepala di
2. 28 Juli 2022
BAB 3 hilangkan
2. Pemeriksaan HB rutin
di lahan di tuliskan
3. Kata asing tulisan
3 Revisi post ujian miring cek yg lain
28 Juli 2022
. BAB 3 4. Numbering pakai huruf
dan angka
1. Tambahkan KSPR
Revisi post ujian 2. Pembahasan
4. 28 Juli 2022 BAB 4 dan dilengkapi jurnal
Lampiran
BAB
5. 01 Agust 2022 ACC
1,2,3,4,5,Lampiran
244

Anda mungkin juga menyukai