Disusun oleh:
Nur Faizah
NIM : 2209075
i
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Dalam Rangka Praktik Fisiologis Holistik Bayi Baru Lahir yang telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Tahun 2022.
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan yang membantu dalam
Penulis menyadari laporan komprehensif ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk bahan
Akhir kata semoga laporan komprehensif ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................6
C. TUJUAN...................................................................................................6
D. MANFAAT...............................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI.................................................................................................8
A. TINJAUAN TEORI MEDIS.....................................................................8
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN......................................38
BAB III..................................................................................................................43
TINJAUAN KASUS..............................................................................................43
BAB IV..................................................................................................................52
PEMBAHASAN....................................................................................................52
BAB V....................................................................................................................56
PENUTUP..............................................................................................................56
A. SIMPULAN.............................................................................................56
B. SARAN...................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................58
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat. Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
dalam menilai status kesehatan masyarakat suatu bangsa dan kini digunakan
Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah
adalah asuhan yang diberikan kepada neonatus, bayi, balita, dan anak pra
1
Target MDGs untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia adalah sebesar 23 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun
2012 yaitu 34per 1.000 KH,hampir 75% dari semua kematian bayi
kongenital harus ditangani secara cepat dan tepat dengan pelayanan kesehatan
yang baik dan fasilitas kesehatan yang memadai. Namun, apabila pelayanan
kegagalan dalam penanganan bayi baru lahir dengan kelainan kongenital yang
Semarang, 2011).
mencolok, tapi angka kematian perinatal dalam 10 tahun terakhir kurang lebih
antara lain adalah menurunkan angka kematian neonatal menjadi 16 per 1000
kelahiran hidup dari 77,3-137,7 per 1000 (referrai hospital) untuk mencapai
2
Dengan adanya standart pelayanan medik. Dengan adanya standar tersebut
para petugas kesehatan mengetahui kinerja apa yang diharapkan dari mereka
apa yang harus mereka lakukan pada setiap tingkat pelayanan, serta
Kunjungan Neonatal pertama (KN 1) adalah kunjungan pada 0-2 hari. Asuhan
B0 bila belum diberikan pada saat lahir, perawatan tali pusat, pencegahan
tahun 2011 “Pentingnya Profilaksis Vitamin K1 Pada Bayi Baru Lahir” bayi
melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran
pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. Kekurangan vitamin K berisiko
bayi baru lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh penolong
menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan baju bayi, popok bayi,
3
penutup kepala, sarung tangan dan kaki, serta membedong bayi (Surjono,
Puskesmas Padang Alai Tahun 2015” Salah satu faktor yang mempengaruhi
ditunjukkan terhadap objek tersebut. Dalam hal ini perilaku responden akan
baik jika responden juga memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi
imunisasi hepatitis B-0 dengan pemberian imunisasi hepatitis B-0 pada bayi
“Perawatan Tali Pusat Dengan Tehnik Kasa Kering Steril Dan Kasa Alkohol
70% Terhadap Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (Di Wilayah Kerja
lambat (>7 hari) setelah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kasa
4
alkohol 70 %. Jadi, ada pengaruh perawatan tali pusat dengan menggunakan
kasa kering steril terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir di wilayah
yang diberikan yaitu konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
eksklusif dan perawatan tali pusat, periksa tanda bahaya infeksi, pencegahan
hipotermi.
paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (On Demand) termasuk pada
malam hari, minimal 8 kali perhari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
seringnya bayi menyusu. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI
akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila bayi menyusu terlalu
sebentar. Oleh karena itu, menyusui tanpa dijadwalkan sangat bermanfaat jika
KN3 adalah kunjungan setelah 7-28 hari. Asuhan yang diberikan yaitu
imunisasi bayi 1 bulan meliputi BCG dan Polio 1, memastikan tidak terdapat
5
Dari latar belakang diatas, bayi baru lahir yang tidak dilakukan asuhan
penyakit hepatitis pada bayi baru lahir. Pada laporan komprehensif ini kami
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada dapat
Fisiologis pada By. Ny. S usia 2 jam di PMB Susi Kusumaningtyas. dengan
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
d. Melakukan implementasi kepada kepada bayi baru lahir dengan
D. MANFAAT
pemberian HB-0
2. Bagi Keluarga
keluhan
3. Bagi Mahasiswa
masalah serta kebutuhan bayi baru lahir dan mampu memberikan asuhan
kebidanan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat. Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
a. Bayi normal/sehat adalah bayi lahir dengan berat badan antara 2500-
8
a. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir kadar gula darah tali pusat akan
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 Mg/100. Bila ada gangguan
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang >
rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu
hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan penurunan suhu bayi sebanyak
c. Perubahan pernafasan
alveoli, selain karena adanya surfaktan juga karena adanya tarikan napas
9
dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di
teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill
kemoreseptor karohd.
gerakan pinafasa.
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir
ml.
d. Perubahan struktur
10
resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah ke
pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri
sehingga aliran darah dari plasenta melalui vena cava inverior dan foramen
oval atrium kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang berubah menjadi
seperti semula.
e. Sirkulasi darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena
serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah
arteriosus aorta.
11
Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupanAlat-alat
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.
j. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika
m. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan
menggenggam.
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam (Dewi,
2010).
12
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-
karena jaringan subkutan yang cukup, lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR
taktil pada pipi dan daerah mulut), sucking (hisap dan menelan), morro
genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis
adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam
dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif,
(Prawirohardjo, 2010).
13
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda yaitu sulit minum,
5. Klasifikasi BBL
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut
3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
c. Bayi baru lahir atau neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi
(masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a. APGAR Score
14
1) Nilai 1-3 : asfiksia berat
Tanda APGAR
Skor 0 1 2 Angka
merahan
P: Pulse (heart rate) Tidak ada Kurang dari 100 Di atas 100
(frekuensi denyut
jantung)
rangsangan)
Jumlah
b. Pengukuran Antropometri
lahir yaitu lingkar kepala, lingkar dada, panjang badan dan berat badan.
c. Refleks
15
refleks), tonic neck refleks, grasping refleks, refleks moro, walking
Menurut (Ladewig et al., 2010), ada beberapa tahapan pada bayi baru
lain seperti :
a. Periode Pertama
kali/ menit. Fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis. Menangis
b. Fase Tidur
didengar.
Periode kedua reaktivitas berakhir sekitar 4-6 jam. Frekuensi nadi 120-160
kali/ menit. Pernapasan berkisar dari 30 hingga 60 kali/ menit. Warna kulit
periode ini. Refleks pengisapan sangat kuat dan bayi bisa sangat aktif.
16
Menurut (Kemenkes RI, 2016) tentang standar pelayanan minimal KN
a. KN1 adalah kunjungan pada 0-2 hari. Asuhan yang diberikan yaitu
pencegahan infeksi.
vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan
saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. Kekurangan vitamin
vitamin K1 pada bayi baru lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh
popok bayi, penutup kepala, sarung tangan dan kaki, serta membedong
17
Wilayah Kerja Puskesmas Padang Alai Tahun 2015” Salah satu faktor
perilaku yang ditunjukkan terhadap objek tersebut. Dalam hal ini perilaku
responden akan baik jika responden juga memiliki pengetahuan yang baik
“Perawatan Tali Pusat Dengan Tehnik Kasa Kering Steril Dan Kasa
Alkohol 70% Terhadap Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (Di
tali pusat secara normal (5 – 7 hari) setelah dilakukan perawatan tali pusat
pelepasan tali pusat secara lambat (>7 hari) setelah dilakukan perawatan
tali pusat dengan menggunakan kasa kering steril terhadap pelepasan tali
pusat pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Saradan
Kab. Madiun.
18
b. KN2 adalah kunjungan 2-7 hari. Asuhan yang diberikan yaitu konseling
perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat,
paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (On Demand) termasuk pada
malam hari, minimal 8 kali perhari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
seringnya bayi menyusu. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI
akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila bayi menyusu
ASI Eksklusif. Hal ini berarti bahwa peningkatan cakupan ASI eksklusif
2020).
c. KN3 adalah kunjungan setelah 7-28 hari. Asuhan yang diberikan yaitu
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
19
Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi
b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut
15 menit.
lahir.
Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan
20
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari
1. Pencegahan infeksi
dimandikan.
2. Penilaian Awal
Keadaan umum bayi baru lahir dinilai pada menit ke-1 dan ke-5
lahir normal, nilai Apgarnya antara Apgar score. Bayi baru lahir normal,
nilai Apgarnya antara 7-10. Nilai Apgar 4-6 menandakan bayi menderita
menderita asfiksia berat. Dan bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak
21
Yang dinilai 0 1 2 Jumlah
merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(frekuensi
nadi)
(reaksi mimik
rangsangan)
(pernapasan) teratur
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat
22
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara
ibu ke kulit bayi, menyelimuti bayi dan ibu dan pakaikan topi di kepala
bayi, tidak segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir (BBL
memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak
segera dicegah. Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir:
tubuh bayi.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
23
c. Tutup bagian kepala bayi.
terhadap Perubahan Suhu Tubuh pada Bayi Baru Lahir didapatkan hasil
bahwa hampir seluruhnya atau 76,2% bayi baru lahir sebelum dilakukan
sebagian kecil atau 23,8% bayi baru lahir yang mengalami suhu tubuh
suhu tubuh bayi baru lahir. Sehingga IMD dapat untuk mencegah
4. Rangsangan Taktil
Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas secara memadai setelah
yaitu:
atau 2 kali.
b. Dengan lenbut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi sebanyak 1 atau 2
kali.
24
5. Asuhan tali pusat
kering. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, maka
lainnya.
0,5%.
g. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering. Pastikan bahwa
25
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asuhan tali pusat:
bayi
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali
pusat dengan cara menjepit tali pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari
pusat (umbilikus) bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
26
mengangkat tali pusat yang telah di jepit kemudian melakukan
Pemotongan Tali Pusat terhadap Kadar Hemoglobin Pada Bayi Baru Lahir
pada saat kelahiran. Transfusi plasenta ini dapat memberi bayi tambahan
volume darah 40% lebih banyak (Suryani, 2019). Selain itu menurut
pemotongan tali pusat terhadap lama lahir plasenta, lama puput tali pusat
rosnawati jakarta timur didapatkan hasil bahwa lama puput tali pusat 1,5
lebih cepat untuk bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat
(Sejati, 2018).
atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kemenkes RI,
27
pusat yang dirawat terbuka rata-rata 5-7 hari sebanyak 15 bayi (75 %),
setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Prinsip menyusu/ pemberian
2010).
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-
20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara. Jika bayi belum
menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat
dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60
menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2
2013).
Hal ini sudah sesuai dengan teori penelitian (Setyorini, Rustina and
dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi karena kulit bayi menempel
28
pada kulit ibu sehingga terjadi konduksi, yaitu perpindahan panas secara
bahiyatun (2015), dapat kita ketahui bahwa ibu pasca bersalin yang
Pawestri dalam Pengaruh Imd Dengan Perdarahan Ibu 2 Jam Post Partum
keadaan rileks dan jauh dari kondisi stress, sehingga produksi oksitosin
(Khayati, 2017).
29
akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama
kehidupannya.
c. Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian
mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar
mata.
30
Salep mata untuk mencegah infeksi mata diberikan setelah 1 jam
infeksi mata tidak efektif bila diberikan lebih dari satu jam setelah
9. Memberikan imunisasi Hb 0
(Varney, 2012) apabila HB0 belum diberikan pada saat lahir, maka
bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba
untuk menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong
31
Posisi untuk menyusui
a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi
Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh
puting susu.
di payudaranya.
kadang berhenti.
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan
ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk
32
Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir
yang belum dapat dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi yang minum
ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal dari kehidupannya. Komponen
zat anti infeksi yang banyak dalam ASI akan melindungi bayi dari
berbagai macam infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan
juga merupakan lanjutan dari ambulasi dini supaya ibu mampu merawat
anaknya karena hubungan kasih sayang antara ibu dan anak akan terjalin.
Dan ibu akan lebih pandai memelihara anaknya setelah keluar dari rumah
gabung dengan mobilisasi dini pada ibu nifas hari pertama (x2 hitung > x2
33
11. Perawatan Sehari-Hari Bayi Baru Lahir
1. Mata
2. Mulut
thrush).
3. Kulit
harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus besih dari
verniks kaseosa.
4. Tali pusat
Pada umumnya akan puput waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat
belum puput maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan
dikeringkan.
5. Kain popok
Harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja.
Bila bokong selalau basah kemungkinan lecet dan terjadi infeksi besar air
kuman.
34
6. Minuman bayi
Kebutuan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan
yang optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian cairan kepada bayi
yang daya isap dan menelannya baik hendaknya sesuai kebutuhan yaitu
20-30 cc setiap 3 jam sekali. Dalam hari-hari pertama berat badan akan
mencukupi
1. Mata
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau
hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf
cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus
sepanjang hidup.
c. Glabela
a. Menghisap (sucking)
35
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama
b. Muntah
c. Rooting
d. Menguap
e. Ekstrusi
f. Batuk
terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir.
3. Ekstrimitas
36
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan
4. Masa tubuh
a. Reflek moro
mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C”
dengan lemah.
b. Startle
c. Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan
37
d. Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan
1. Menajemen Kebidanan
Kharimaturrahmah, 2012).
38
yang relefan dengan situasi yang sedang ditinjau.kegiatan
rasional/ logis.
39
fatal, sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Untuk
dilakukan.
Menyeluruh
40
melaksanakan rencana asuhan harus disetujui oleh pasien
(Sulistyawati, 2011).
tindakan pengawasan.
Telah Dilaksanakan
kebutuhan kesehatannya.
41
interaksi antara pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yang
menggunakan SOAP :
telah dilakukan
42
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Biodata
a. Identitas bayi
Nama : By. Ny S
2. Umur : 26 th 2. Umur : 27 th
43
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
selama hamil.
tangannya.
BAK.
TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu lama lebih
dari 3 bulan.
di malam hari.
44
Hipertensi :Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah
jamuan
narkoba
obat-obatan bebas
3. Riwayat Natal :
45
4. Pola kebiasaan sehari-hari
istirahat.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
4) IMT : - kg/m2
b. Pengukuran antropometri :
1) BB : 3100 gram
2) PB : 50 cm
3) Lingkar Kepala : 33 cm
4) Lingkar dada : 33 cm
5) Lingkar lengan : 12 cm
2. Status Present
46
tidak ada tanda-tanda infeksi, reflek pupil +
Hidung : simetris, tidak ada nafas cuping higung, tidak ada secret
kelenjar limfe.
dada.
lengkap.
Reflek :
disentuh jari.
47
mendengar suara keras.
Tonic neck reflek: baik, kepala bayi otomatis ikut terangkat saat
bayi diangkat.
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
B. INTEPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
2. Masalah
Tidak ada
Penyakit Hepatitis B
48
E. INTERVENSI
gerakan aktif.
Rencana Asuhan :
8. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi lagi atau sewaktu - waktu
F. IMPLEMENTASI
No Jam Keterangan
49
2. 15. 22 WIB Memberikan penjelasan tentang imunisasi HB0
kuning).
asuhan.
anterolateral.
8. 15. 40 WIB Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
50
10. 15. 47 WIB Mendokumentasikan seluruh asuhan yang diberikan.
G. EVALUASI
No Jam Keterangan
bayinya sehat.
51
BAB IV
PEMBAHASAN
Kebutuhan bayi baru lahir usia 2 jam yakni dengan pemberian imunisasi
Hepatitis B-0 sebagai upaya preventif dalam mencegah penyakit hepatitis B pada
bayi.
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam
yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000
gram (Dewi, 2010). Bayi baru lahir sangat rentan akan berbagai infeksi oleh
karena itu dilakukan upaya preventif untuk mencegah berbagai infeksi atau
penyakit tersebut diantaranya dengan pemberian imunisasi HB-0 pada usia 2 jam
bayi baru lahir yakti setelah 1 jam pemberian injeksi Vit K-1.
2010).Menurut (Varney, 2012) apabila HB0 belum diberikan pada saat lahir,
maka diberikan sebelum bayi berumur 7 hari. Menurut penelitian yang dilakukan
Hepatitis B-0 di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Alai Tahun 2015” Salah satu
tinggi pengetahuan seseorang terhadap suatu objek, maka semakin baik perilaku
52
yang ditunjukkan terhadap objek tersebut. Dalam hal ini perilaku responden akan
baik jika responden juga memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi
hepatitis B-0 dengan pemberian imunisasi hepatitis B-0 pada bayi di Wilayah
“Perawatan Tali Pusat Dengan Tehnik Kasa Kering Steril Dan Kasa Alkohol 70%
Terhadap Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (Di Wilayah Kerja
hari) setelah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kasa kering steril.
Seluruh responden (100%) mengalami pelepasan tali pusat secara lambat (>7 hari)
setelah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kasa alkohol 70 %. Jadi, ada
pengaruh perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering steril terhadap
pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari
tanda bahaya infeksi, dan lainnya. Menurut penulis, perawatan bayi baru lahir
sangat diperlukan karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi dan
hipotermi. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang
dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada
53
persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa
saat sesudah persalinan yang dianggap normal, maka seorang bidan harus
mengetahui dengan segera timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan
sampai ibu dan bayi tersebut dibawa ke rumah sakit untuk dilakuakan perawatan
baik dilakukan sesuai permintaan bayi (On Demand) termasuk pada malam hari,
minimal 8 kali perhari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi
menyusu. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang.
Produksi ASI juga dapat berkurang bila bayi menyusu terlalu sebentar. Oleh
karena itu, menyusui tanpa dijadwalkan sangat bermanfaat jika ingin sukses
berhubungan dengan cakupan ASI Eksklusif. Hal ini berarti bahwa peningkatan
B-0 sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit hepatitis B trutama pada bayi
bru lahir yang rawan akan infeksi. Hal tersebut diterapkan pada By. Ny. S dan
hasil yang didapatkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan aplikasi,
54
semua dikerjakan sesuai apa yang ada dalam teori yaitu mengenai hal-hal yang
55
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir dengan umur kehamilan 37-42
minggu dengan berat 2500-4000 gram yang melewati masa penyesuaian pada
minggu pertama kehidupannya, lahir langsung nangis dan tidak ada kelainan
pada bayi baru lahir normal, tidak ada kesenjangan antara teori dan aplikasi,
semua dikerjakan sesuai apa yang ada dalam teori yaitu mengenai hal-hal
asuhan bayi baru lahir diberikan kepada By. Ny. S yakni dengan menuliskan
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
penyakit Hepatitis B.
56
2. Bagi Bidan
bayinya.
3. Bagi Institusi
57
DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, N., Islami and Mustagfiroh, L. (2017) ‘Perawatan Tali Pusat Terbuka
Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan Tali Pusat’, Indonesia Jurnal
Kebidanan, 1(1), pp. 29–36. doi: 10.26751/ijb.v1i1.112.
APN. 2016. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
58
Manuaba (2012) Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
Marmi, S. and Kukuh, R. (2012) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar, R. (2011) Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: Kedokteran EGC.
Nasriani (2020) ‘Hubungan Pemberian Bantuan Cara Menyusui yang Benar dan
Anjuran Menyusui On Demand dengan Cakupan ASI Eksklusif di
Kabupaten Pangkep’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 15(3), pp. 277–
281.
Ningsih, M. P. and Rahmawati, L. (2015) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Hepatitis B-0 Dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Padang Alai Tahun 2015 Pendahuluan Penyakit
Hepatitis B Merupakan Salah Satu Penyakit Menular Yang Berbahaya Dan
Dapat Menyebabkan’, Jurnal Ilmiah Kebidanan, 8(2), pp. 32–39.
Prawirohardjo, S. (2010) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edited by A.
B. Saifuddin, T. Rachimhadhi, and G. H. Wiknojosastro. Jakarata: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rudolph, A. M. . (2014) Buku Ajar Pediatri. Jakarta: EGC.
Rukiyah, A. Y. and Lia, Y. (2012) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Trans Info Media.
Saifuddin, A. B. (2011) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sejati, A. R. (2018) ‘Pengaruh Penundaan Pemotongan Tali Pusat Terhadap Lama
Lahir Plasenta , Lama Puput Tali Pusat Dan Keberhasilan Inisiasi Menyusu
Dini ( Imd ) Di Rb Anny Rahardjo Dan RB Rosnawati Jakarta Timur’,
10(1), pp. 53–57.
Setyorini, Y., Rustina, Y. and Nasution, Y. (2011) ‘Peningkatan Suhu Bayi Baru
Lahir Dan Ibu Melalui Inisiasi Menyusu Dini’, Jurnal Keperawatan
Indonesia, 14(1), pp. 45–50.
Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Yogyakarta. Nuha Medika
59
Suraatmaja, S. (2010) Kapita selekta Gastroenterologi anak. Jakarta: Sagungseto.
Surjono, E., Wijaya, E. and Clarissa, E. (2011) ‘Pentingnya Pemberian Vitamin
K1 Profilaksis pada Bayi Baru Lahir’, Journal of Medicine, 10(1), pp. 51–
55. Available at: https://www.infodokterku.com/indek.php/en/96-daftar-isi-
content/info-kesehatan/health-program/195-pentingnya-pemberian-vitamin-
k-pada-bayi-baru-lahir.
Suryani, L. (2019) ‘Efektifitas waktu penundaan pemotongan tali pusat terhadap
kadar hemoglobin pada bayi baru lahir di rs anutapura kota palu’, pp. 1–6.
Varney, H. (2012) Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Varney, H. and Jan M.K, C. (2010) Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 4th edn. 2010:
EGC.
Wirakusumah (2016) Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi. 2nd edn.
Jakarta: EGC.
Wijaya. 2012. Evaluasi Persiapan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) Di Kabupaten Brebes Tahun Tahun 2012.
Jurnal kesehatan Masyarakat, 1 (2) : hal 72-81
Wong, D. L. (2012) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. 6th edn. Jakarta:
EGC.
60