Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BY. NY.W USIA 6 JAM
DI RUMAH SAKIT BALADHIKA HUSADA

Disusun Oleh:
Cici Nur Khoiriyah (P17312215133)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kesempatan yang telah diberikan, sehingga Laporan Praktik Klinik yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Fisiologi Pada Bayi Baru Lahir Pada By. Ny
“W” Di Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember Tahun 2022”dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan komprehensif ini disusun dalam rangka
pemenuhan target laporan asuhan kebidanan komprehensif praktek klinik yang
ditetapkan kepada mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan.
Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, antara lain:
1. I Gusti Ayu Karnasih, M. Kep., Ns. Sp., Kep., Mat. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah bersedia membimbing dari pendidikan
2. Sri Fajar Familiana,SST selaku kepala ruangan dan CI yang telah bersedia
membimbing di tempat praktek
3. Miffy Lady D., Amd.Kep selaku pembimbing klinik yang telah bersedia
membimbing di tempat praktek
4. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan
ini
Penulis manyadari bahwa laporan asuhan kebidanan komprehensif ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun penulis.

Jember, 15 Mei 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI....................................................................................................3
2.1 Bayi Baru Lahir Normal...........................................................................................3
2.1.1. Pengertian Bayi Baru Lahir normal..................................................................3
2.1.2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir normal......................................................................3
2.1.3. Perawatan bayi Baru Lahir...............................................................................4
2.1.4. Evaluasi Nilai APGAR.....................................................................................5
2.1.5. Pemotongan Tali Pusat.....................................................................................6
2.1.6. Manfaat pemberian ASI awal...........................................................................7
2.1.7. Prosedur pemberian ASI awal..........................................................................8
2.1.8. Pemeriksaan Umum.........................................................................................8
2.1.9. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)......................................................................9
2..2. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir...................................................15
BAB 3 TINJAUAN KASUS..................................................................................................20
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................................24
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi
yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun
1997 penelitian telah menunjukkan bahwa klebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat
hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat terjadi
hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya
alah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh
kembang.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator pembangunan kesehatan seperti yang tertera pada program WHO
Sustainable Development Goals (SDGs) yang dimulai dari tahun 2015-2030 yang
didalamnya mencakup sasaran pokok pada tahun 2030 angka kematian ibu hingga
dibawah 306 per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian untuk target angka kematian bayi
pada tahun 2030 hingga 24 per 1000 kelahiran hidup (Santono, 2016). Berdasarkan
hasil SUPAS tahun 2015 dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2020 Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 24/1000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2020). Di Provinsi Jawa Timur sendiri pada tahun 2019 AKB
Jawa timur tercatat 23/1000 kelahiran hidup yang berarti sudah berada dibawah target
nasional yaitu sebanyak 24/1000 KH (Dinkes Jatim, 2020). Sedangkan dari Kabupaten
Jember pada tahun 2018 angka kematian bayi (AKB) mencapai 4,54 dan berada
dibawah target RPJMD dan RENSTRA DINKES yaitu sebesar 6,01 (Dinkes Jember,
2019).
Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah masa
neonatus (bayi baru lahir 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian
terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi. Menurut hasil Riskesdas
2013 menunjukkan bahwa 57% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari
Profil Kesehatan Indonesia (Kemenkes, 2014; h. 92). Bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau terkontaminasi selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Untuk tidak menambah
resiko infeksi maka sebelum manangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan
dan pemberi asuhan bayi baru lahir telah melakukan upaya pencegahan infeksi. Maka
dari itu penulis akan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Bayi Ny.W
usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang Perinatologi Kabupaten Jember
pada tahun 2022.

5
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan pada Bayi Ny.W usia 6
jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang Perinatologi Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan pada Bayi Ny.W
usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang Perinatologi Kabupaten
Jember dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap pada Bayi Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada
Ruang Perinatologi Kabupaten Jember.
2. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
lengkap pada Bayi Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada
Ruang Perinatologi Kabupaten Jember.
3. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan
masalah pada Bayi Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada
Ruang Perinatologi Kabupaten Jember.
4. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
Bayi Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang
Perinatologi Kabupaten Jember
5. Mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
Bayi Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang
Perinatologi Kabupaten Jember.
6. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan secara komprehensif pada Bayi
Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang Perinatologi
Kabupaten Jember.

6
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Bayi Baru Lahir Normal


2.1.1. Pengertian Bayi Baru Lahir normal
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang
yang melewati vagina tanpa memakai alat. Neonates adalah bayi baru lahir yang
menyesuaikan diri dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di
luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012). Neonatus
adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini
adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8- 28 hari
(Marmi, 2015).
2.1.2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir normal
Ciri-ciri Bayi Baru lahir normal adalah sebagai berikut :
1. Berat badan 2.500-4000 gram.
2. Panjang badan 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38 cm.
4. Lingkar kepala 33-35 cm.
5. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
6. Pernapasan 40-60 kali/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genitalia : pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada
laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
11. Reflex isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Reflex moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik.
13. Reflex grasp atau menggenggam sudah baik.
14. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan
2.1.3. Perawatan bayi Baru Lahir
Sebelum bayi lahir, perlengkapan di kamar bersalin harus diperiksa apakah
sudah siap, apakah semua alat sudah lengkap, dan apakah tidak ada yang macet.
Perlengkapan yang diperlukan di kamar bersalin, yaitu sebagai berikut.
1. Meja tempat bayi yang lengkap dengan lampu 60 watt.

7
2. Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen pada bayi.
3. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya asfiksia , perlu menyediakan alat
resusitasi.
4. Alat pemotong dan pengikat tali pusat dan obat antiseptic serta kain kassa
steril untuk merawat tali pusat.
5. Tanda pengenal bayi yang sama dengan ibu.
6. Tempat tidur bayi, pakaian bayi, thermometer.
7. Lain-lain; kapas, kain kassa, baju steril, dan obat antiseptic yang akan dipakai
sebelum menolong persalinan.
Setelah bayi lahir, bayi segera dikeringkan, dibungkus dengan handuk
kering, diletakkan di dada ibu untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Penilaian klinis bayi normal segera sesudah lahir bertujuan untuk megetahui
derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat
vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial
dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi, seperti pernafasan, denyut
jantung, sirkulasi darah, dan reflex primitive.
Pada waktu lahir, bayi sangat aktif. Frekuensi jantung dalam menit-menit
pertama kira-kira 180 kali/menit yang kemudian turun sampai 140kali/menit-
120kali/menit pada waktu bayi berusia 30 menit.
Evaluasi awal bayi baru lahir dilaksanakan segera setelah lahir (menit
pertama) dengan menilain 2 indikator kesejahteraan bayi, yaitu pernapasan dan
frekuensi jantung bayi. Pada menit pertama, bidan berpacu dengan waktu dalam
melakukan pertolongan pada bayi dan ibunya sehingga dua aspek ini sangat
mewakili kondoso umum bayi baru lahir.
2.1.4. Evaluasi Nilai APGAR
Pada tahun 1962, dr. Joseph Butterfield seorang ahli anak membuat akronim
APGAR, yaitu Appearance (warna kulit) , Pulse (denyut nadi), Grimance (respons
reflex), Activity (tonus otot), Respiratory (pernapasan).
Evaluasi nilai APGAR dilakukan mulai dari menit pertama sampai 5 menit.
Masing-masing aspek dituliskan dalam skala skor 0-2.
ASPEK SKOR SKOR SKOR
PENGAMATAN 0 1 2
BBL
Appearance/ Seluruh tubuh Warna kulit Warna kulit
warna kulit bayi berwarna tubuh normal, seluruh tubuh
kebiruan tetapi tangan normal
dan kaki
kebiruan
Pulse / denyut Denyut nadi Denyut nadi Denyut nado
nadi tidak ada <100 >100

8
kali/menit kali/menit
Grimace / respon Tidak ada Wajah Meringis,
reflex respons meringis saat menarik,
terhadap distimulasi batuk, atau
stimulasi bersin saat di
stimulasi
Activity / tonus Lemah, tidak Lengan dan Bergerak aktif
otot ada gerakan kaki dalam dan spontan
posisi fleksi
dengan sedikit
gerakan
Respiratory/ Tidak Menangis Menangis
pernapasan bernapas, lemah, kuat,
pernapasan terdengar pernapasan
lambatdan seperti baik dan
tidak teratur merintih teratur

Penilaian APGAR 5 menit pertama dilakukan saat kala III persalinan


dengan menempatkan bayi baru lahir di atas perut ibu dan ditutupi dengan selimut
atau handuk kering yang hangat.
2.1.5. Pemotongan Tali Pusat
Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat terhenti dapat dilakukan pada
bayi normal, sedangkan pada bayi gawat (high-risk baby) perlu dilakukan
pemotongan tali pusat secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-
baiknya. Bahaya yang ditakutkan adalah bahaya infeksi. Untuk menghindari
infeksi tali pusat yang dapat menyebabkan sepsis dan meningitis, gunting tali
pusat harus benar-benar steril. Selanjutnya, tali pusat dirawat dalam keadaan
steril/bersih dan kering.
Prosedur pemotongan tali pusat:
1. Klem tali pusat dengan dua klem, pada titik kira-kira 2 atau 3 cm dari
pangkal pusat bayi (beri jarak kira-kira 1 cm diantara 2 klem tersebut).
2. Potong tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi perut bayi dengan
tangan kiri penolong.
3. Pertahankan kebersihan pada saat pemotongan tali pusat, ganti sarung tangan
jika ternyata sudah kotor. Potong tali pusat dengan menggunakan gunting
steril.
4. Ikat tali pusat dengan kuat atau gunakan penjepit khusus tali pusat.
5. Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan
pengikatan sekali lagi dengan ikatan yang lebih kuat.

9
6. Pastikan dengan benar bahwa tidak ada perdarahan tali pusat. Perdarahan 30
ml pada bayi baru lahir setara dengan perdarahan 600 ml pada orang dewasa.
7. Jangan mengoleskan salep atau zat apapun ke tempat tali pusat. Hindari juga
pembungkusan tali pusat. Tali pusat yang tidak tertutup akan mongering dan
puput lebih cepat dengan komplikasi yang lebih sedikit.
Setelah dipotong, tali pusat diikat dengan kuat ,menggunakan
benang. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi, pengikatan tali pusat
saat ini dilakukan dengan menggunakan penjepit satu kali pakai sampai tali
pusat lepas. Penjepit ini biasanya terbuat dari plastic dan suda dalam
keadaan steril dari pabrik. Pengikatan dilakukan pada jarak 2,5 cm dari
umbilicus.
2.1.6. Manfaat pemberian ASI awal
Pemberian ASI awal dengan meletakkan bayi di dada ibu segera setelah
lahir disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Beberapa penelitian membuktikan
bahwa IMD menimbulkan banyak keuntungan untuk ibu dan bayi, yaitu :
1. Mendekatkan hubungan batin antara ibu dan bayi karena pada IMD terjadi
komunikasi batin yang sangat pribadi dan sensitive.
2. Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga memperlancar proses laktasi.
3. Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermia telah dikoreksi panas tubuh ibunya.
4. Reflex oksitosin ibu akan berfungsi secara maksimal.
5. Mempercepat produksi ASI karena mendapat rangsangan isapan bayi lebih
awal
2.1.7. Prosedur pemberian ASI awal
Prosedur dan gambaran proses IMD adalah sebagai berikut.
1. Tempatkan bayi di atas perut ibu dalam 1 jam pertama tanpa pembatas kain
diantara keduanya (skin to skin contact), lalu selimuti ibu dan bayi dengan
selimut hangat. Posisikan bayi dalam keadaan tengkurap.
2. Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar uterus, bayi
mulai mencari putting susu ibu.
3. Embusan angin dan panas tubuh ibu akan memancarkan bau payudara ibu dan
dengan insting bayi akan mencari sumber bau tersebut.
4. Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas dan mencari serta
merangsang putting susu ibu, selanjutnya bayi mulai mengisap.
5. Selama periode ini, tangan bayi akan memasase payudara ibu dan selama itu
pula reflex pelepasan hormone oksitosin ibu akan terjadi.
6. Selama prosedur ini, bidan tidak boleh meninggalkan ibu dan bayi sendirian.
Tahap ini sangat penting karena bayi dalam kondisi siaga penuh. Bidan harus
menunda untuk memandikan bayi, melakukan pemeriksaan fisik, atau
prosedur lain.

10
2.1.8. Pemeriksaan Umum
1. Pernapasan
Pernapasan bayi normal adalah 30 – 60 kali/menit, tanpa retraksi dada
dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
2. Warna kulit
Warna kulit bayi normal adalahkemerahan, sedangkan bayi premature
tampak lebih pucat.
3. Denyut jantung
Denyut jantung normal bayi adalah 120-160 kali/menit, tetapi masih
dianggap normal jika lebih dari 160nkali/menit.
4. Suhu aksila
Suhu bayi normal adalah 36,5oC
5. Postur dan gerakan
Postur normal bayi dalam keadaan istirhat adalah kepalan tangan longgar,
dengan lengan, panggul, dan lutut semifleksi.
6. Tali pusat
Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama. Tali pusat
mulai kering, mengerut, dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari.
7. Berat badan
Beberapa hari setelah lahir, berat badan bayi akan turun sekitar 10% dari
berat badan lahir. Pada hari ketiga setelah kelahiran, berat badan bayi akan
naik kembali sampai akhir minggu pertama dan bertanya akan sama dengan
berat badan lahir.
2.1.9. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
1. Kepala
Periksa ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil dengan cara palpasi untuk
mengetahui apakah ada sutura, mulase, kaput suksedanium, sefalhematoma,
dan hidrosefalus. Pemeriksaan dilakukan dengan menilai lingkar kepala.
Lingkar kepala lebih dari normal disebut mikrosefali dan biasanya
ditemukan pada penyakit hidrosefalus, sedangkan lingkar kepala kurang dari
normal disebut mikrosefali. Dalam keadaan normal, ubun-ubun atau fontanel
berbentuk datar. Ubun-ubun besar dan menonjol dapat ditemukan
padapenyakit hidrosefalus, sedangkan lingkar kepala kurang dari normal
disebut mikrosefali. Dalam keadaan normal, ubun-ubun atau fontanel
berbentuk datar. Ubun-ubun besar dan menonjol dapat ditemukan pada
keadaan tekanan intrakranial yang tinggi. Ubun-ubun cekung dapat
ditemukan pada kasus dehidrasi dan malnutrisi.
2. Wajah

11
Periksa tanda paralisis pada wajah bayi. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan menilai apakah wajah asimetris atau tidak. Wajah asimetris dapat
disebabkan oleh adanya paralisis fasial. Pemeriksaan ini juga dapat menilai
adanya pembengkakan wajah.
3. Mata
Periksa mata bayi dengan cara inspeksi untuk mengetahui ukuran,
bentuk dan kesimetrisan mata, mata kotor atau tidak, kekeruhan kornea,
katarak kongenital, mata keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, dan
perdarahan konjungtiva. Pemeriksaan mata ada beberapa bagian, yaitu
sebagai berikut.
a. Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna sklera, yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Apabila ditemukan warna lain,
kemungkinan ada indikasi penyakit. Pemeriksaan ini juga menilai
kejernihan kornea. Apabila ada radang, kornea akan tampak keruh.
b. Pemeriksaan pupil. Secara normal, pupil berbentuk bulat dan simetris.
Apabila diberikan sinar, pupil akan mengecil. Midriasis atau dilatasi
pupil menunjukkan adanya rangsangan simpatis, sedangkan miosis
menunjukkan keadaan pupil yang mengecil. Pupil yang berwarna putih
menunjukkan kemungkinan adanya penyakit katarak.
c. Pemeriksaan jernih atau keruhnya lensa dilakukan untuk memeriksa
adanya kemungkinan katarak. Lensa yang keruh dapat menjadi indikasi
adanya kemungkinan katarak.
d. Pemeriksaan bola mata. Kondisi bola mata yang menonjol disebut
eksoftalmus dan bola mata yang mengecil disebut enoftalmos.
Strabismus atau juling merupakan sumbu visual yang tidak sejajar pada
lapang gerakan bola mata. Selain itu, terdapat nistagmus yaitu gerakan
bola mata ritmik yang cepat dan horizontal.
4. Telinga
Jumlah, posisi, dan kesimetrisan telinga dihubungkan dengan mata dan
kepala serta ada tidaknya gangguan pendengaran. Periksa apakah telinga
berada pada garis lurus dengan mata, sudut vertikal lebih besar daripada
garis vertikal lurus, dan tidak miring. Pemeriksaan telinga bagian luar dapat
dimulai dengan pemeriksaan daun telinga untuk menentukan bentuk, besar,
dan posisinya serta mengalami gangguan atau tidak.
5. Hidung
Periksa bentuk dan lebar hidung, pola nafas, dan kebersihan hidung.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya kelainan bentuk hidung
dan menentukan ada tidaknya epistaksis. Periksa apakah ada pengeluaran
atau tidak dari hidung dan apakah bayi bernapas atau bersin melalui hidung
atau tidak. Jika tidak ada pengeluaran dari hidung atau bayi bernapas atau

12
bersin tidak melalui hidung, dicurigai adanya atresia choanal. Pemeriksaan
yang dapat digunakan adalah pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior.
6. Mulut
Pemeriksaan inspeksi mulut dilakukan untuk mengetahui bentuk dan
kesimetrisan mulut, mukosa mulut kering/basah, memeriksa lidah dan
palatum, ada bercak putih atau tidak pada gusi, refleks menghisap, kelainan.
dan tanda abnormal lain. Pemeriksaan palpasi mulut bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya labioskizis dan trismus (kesukaran membuka
mulut dan keadaan bibir yang tidak simetris). Periksa apakah ada refleks
mooting dan refleks sucking. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan gusi untuk
memeriksa edema atau tanda radang. Pemeriksaan lidah bertujuan untuk
menilai apakah terjadi kelainan kongenital atau tidak. Keadaan yang dapat
ditemukan adalah makroglosia, makroglosia, dan glosoptosis. Makroglosia
yaitu lidah yang terlalu besar. Makroglosia yaitu lidah yang terlalu kecil.
Glosoptosis yaitu lidah tertarik kebelakang.
7. Leher
Periksa bentuk dan kesimetrisan leher, adanya pembengkakan/benjolan,
kelainan tiroid atau adanya pembesaran kelenjar getah bening, dan tanda
abnormal lain.
8. Klavikula dan lengan
Periksa adanya fraktur klavikula, gerakan, dan apakah ada kelainan.
9. Dada
Periksa bentuk dan kelainan dada, apakah ada kelainan bentuk atau
tidak, apakah ada retraksi dinding dada atau tidak, dan gangguan pernapasan.
Pernapasan yang normal pada bayi adalah 40-60 x/menit, denyut jantung
120-160 x/menit. Pemeriksaan inspeksi payudara bertujuan untuk
mengetahui apakah papila mamae normal, simetris, atau ada edema.
Pemeriksaan palpasi payudara bertujuan untuk mengetahui apakah ada
pengeluaran susu (witch's milk) pada bayi usia 0-1 minggu.
10. Abdomen
Periksa bentuk abdomen bayi. Apabila abdomen bayi cekung,
kemungkinan terjadi hernia diafragmatika. Apabila abdomen bayi kembung,
kemungkinan disebabkan oleh perforasi usus yang biasanya akibat ileus
mekonium. Periksa apakah ada penonjolan di sekitar tali pusat pada saat bayi
menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat,
bentuk dan kesimetrisan abdomen, dan kelainan lainnya.
11. Genitalia
Pemeriksaan genitalia dilakukan untuk mengetahui:

13
a. Bayi laki-laki: panjang penis, testis sudah turun dan berada dalam
skrotum, orifisium uretra di ujung penis, dan kelainan (fimosis.
hipospadia/epispadia).
b. Bayi perempuan: labia mayor dan labia minora, klitoris, orifisium
vagina, orifisium uretra, sekret, dan kelainan. Perhatikan apakah ada
pseudomenore (cairan kental berwarna keputihan) yang normal pada bayi
perempuan.
12. Ekstremitas atas, bahu, dan lengan
Periksa gerakan, bentuk, dan kesimetrisan ekstremitas atas. Sentuh
telapak tangan bayi dan hitung jumlah jari tangan bayi. Periksa dengan teliti
jumlah jari tangan bayi, apakah terdapat polidaktili (jari yang lebih),
sindaktili (jari yang kurang), atau normal. Periksa apakah bayi
menggenggam tangan kita dengan kuat sehingga tubuh bayi dapat terangkat
(refleks palmar grasping) dan kelainan lainnya.
13. Ekstremitas bawah, tungkai, dan kaki
Periksa apakah kedua kaki bayi sejajar dan normal. Periksa jumlah jari
kaki bayi, apakah terdapat polidaktili, sindaktili, atau normal. Refleks plantar
grasp dapat diperiksa dengan cara menggosokkan sesuatu di telapak kaki
bayi dan jari-jari kaki bayi akan melekuk secara erat. Refleks Babinski
ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki bayi digosok dan jari-jari
kaki bayi akan menyebar dan jempol kaki ekstensi.
14. Anus
Periksa apakah bayi mengeluarkan mekonium/feses yang berarti bahwa
bayi memiliki lubang anus. Periksa juga posisi dan fungsi sfingter ani. Jika
tidak ada meconium/feses yang keluar, dicurigai adanya kelainan, seperti
atresia ani, megakolon, dan kelainan lainnya.
15. Punggung
Pada saat bayi tengkurap, lihat dan raba kurvatura kolumna vertebralis
untuk mengetahui adanya skoliosis, pembengkakan, spina bifida,
mielomeningokel, dan kelainan lainnya.
16. Kulit
Kulit bayi kemerahan dan dilapisi verniks kaseosa yang melindungi
kulit bayi yang terdiri atas campuran air dan minyak. Periksa apakah ada
lanugo, edema, bercak, tanda lahir, dan memar. Kulit pucat menandakan
anemia dan ada renjatan, kulit kuning menandakan inkompatibilitas antara
darah ibu dan bayi dan sepsis, kulit biru menandakan asfiksia.
17. Refleks
Refleks Moro diperiksa dengan cara bertepuk tangan. Jika bayi terkejut,
bayi membuka telapak tangannya seperti mengambil sesuatu. Periksa refleks
mencari puting (rooting), refleks mengisap, refleks menggenggam

14
(grasping), refleks tonic neck (saat kepala digerakkan ke samping, lengan
pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk).

18. Antropometri
Berat badan bayi yang normal adalah 2.500-4.000 g. Dalam minggu
pertama, berat badan bayi turun terlebih dahulu, kemudian naik kembali
pada usia 2 minggu dan umumnya mencapai berat badan lahir. Penurunan
berat badan maksimal pada bayi cukup bulan adalah 10% dan penurunan
berat badan maksimal pada bayi kurang bulan adalah 15%. Panjang badan
bayi normal adalah 48-52 cm, lingkar kepala 33-37 cm, dan lingkar dada 34-
38 cm.
19. Eliminasi
Dalam waktu 24 jam, bayi mengeluarkan mekonium dan berkemih 20-
30 Cc urine per hari kemudian meningkat menjadi 100-200 cc/hari.

2..2. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN TEORI


PADA BY. NY “X” P….A…. USIA 0-28 HARI
Tanggal/Jam pengkajian : Tanggal dan jam pengkajian digunakan untuk menegtahui kapan
neonatus mendapatkan pelayanan.
Tempat pengkajian : Digunakan untuk mengetahui dimana bayi mendapatkan pelayanan.
Nama pengkaji : Untuk mengetahui siapa yang melakukan pelayanan terhadap
neonatus.

A. DATA SUBJEKTIF
1) Identitas
(1) Identitas bayi :
b. Nama orang tua / nama bayi: untuk mengetahui identitas bayi mencegah adanya
kejadian bayi tertukar.
c. Umur bayi : untuk mengetahuiumur bayi
d. Tanggal lahir / jam : untuk mengetahui kapan bayi lahir agar mudah dalam
melakukan pelayanan
e. Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi agar mudah dalam
melakukan pendekatan dan pelayan.
(2) Indentitas Orang Tua
a. Nama ayah/ibu : agar mengetahui siapa orang tua bayi
b. Umur ayah/ibu : agar mengetahui apakah orangtua masuk kategori beresiko
atau tidak
c. Agama : agar mudah dalam melakukan pendekatan unatuk konseling

15
d. Suku/bangsa : digunakan untuk mempermudah komukasi
e. Pendidikan : untuk mengetahui seberapa jauh pendidikan agar mudah dalam
melakukan konseling
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana kondisi ekonomi keluarga
g. Alamat : agar bidan lebih mudah untuk melakukan kunjungan rumah.
2) Alasan Datang/Kunjungan : Untuk memeriksakan kesehatan bayinya.
3) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan maternal : untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu apakah ibu
memiliki riwayat kesehatan menurun,menular dan sistemik.
4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan
- Usia kehamilan saat bersaalin (pre-term, aterm, post-aterm)
- Riwayat kehamilan (perdarahan, pre-eklamsia, eklamsia, infeksi)
- Riwayat penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (TBC,
Hepatitis B/C, syphilis, HIV/AIDS)
- Riwayat penyakit dalam keluarga (jantung, diabetes mellitus, hipertensi)
b. Riwayat Persalinan
- Kronologi persalinan (waktu, tempat, transportasi persalinan *bila terjadi
rujukan)
- Penolong persalinan (dukun, dokter, bidan, perawat)
- Jenis persalinan (spontan pervaginam, VE/FE, SC)
- Komplikasi persalinan (gawat janin, KPD, distosia bahu, resusitasi)
5) Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apasaja yang telah didapat oleh bayi.
6) Pola Kebiasaan Bayi
Nutrisi, Eliminasi (BAB dan BAK)
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan umum
(1) Keadaan umum : untuk mengetahui kondisi unum dari bayi
(2) Kesadaran : untuk mengetahui kesadaran bayi
(3) Tanda-tanda vital : untuk mengetahui tanda vital dari bayi
(4) Antropometri : untuk mengetahui bagaimana hasil daripengukuran antropometri
seperti BB, PB dan LK
2) Pemeriksaan fisik
(1) Kepala : unuk mengetahui apakah ada kaput suksedanium atau cephal
hematoma
(2) Muka : untuk mengetahui apakah ada kelainan pada wajah
(3) Mata : untuk mengetahui apakah kondisi mata baik/tidak
(4) Hidung : untuk mengetahui apakah ada secret atau tidak, apakah ada pernafasan
cuping hidung.

16
(5) Telinga : untuk mengetahui apakah letak telinga sejajar dengan mata.
(6) Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir basah/pucat dan pemeriksaan
bibir sumbing
(7) Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid
(8) Dada : untuk mengetaui bentuk dada, putting susu, bunyi nafas,bunyi jantung.
(9) Bahu, lengan, dan tangan: untuk mengetaui apakah ada fraktur pada klafikula
karena trauma persalinan
(10) Abdomen : untuk mengetahui bentuk abdomen, kembung atau tidak, dan
kondisi tali pusat bayi
(11) Genetalia /Alat kelamin:
a. Laki-laki : untuk mengetahui apakah testis berada dalam scrotum dan
berjumlah 2 dan penis berlubang pada ujungnya
b. Perempuan : untuk mengetaui apakah labia mayora sudah menutupi labia
minor, lubang vagina dan uretra ada.
(12) Ekstremitas
a. atas : untuk mengetahui tangan dan jumlah jari lengkap.
b. bawah : untuk mengetahui kondisi kaki dan jumlah jari kaki lengkap
(13) Punggung/spina : untuk mengetahui kondisi punggung adakah kelainan pada
tulang belakang.
(14) Kulit : untuk mengetahui kondisi kulit kemerahan,ada verniks atau tidak,ada
pembengkakan atau tidak dan ada tanda lahir atau tidak.
(15) Reflek fisiologis :
a. Reflek moro : untuk mengetahui adanya paralise tangan atau kaki saat bayi
lahir menghilang usia 2-3 bulan
b. Reflek rooting : bila di colek dari salah satu pinggir pipi atau mulut bayi
akan menoleh untuk menyusui
c. Reflek sucking : reflek menghisap
d. Reflek Grasping: pada jari tangan jika diletakkan benda didalamnya maka
akan reflek menggenggam
e. Reflek tonik neck: reflek menoleh mencari arah sumber rangsangan
C. ASSASSEMENT
-Analisis : menguraikan data subjektif dan data objektif
-Sintesis : menyimpulkan
Diagnosa : Bayi baru lahir Ny. “X” usia 6jam – 28hari dengan keadaan normal
D. PLAN
(1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Pemberian informasi kepada pasien akan membuat pasien kooperatif.
(2) Observasi pernapasan dan suhu bayi

17
R/ observasi pernapasan dan suhu bayi dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya pernapasan dan suhu bayi.
(3) Observasi kenaikan berat badan bayi mulai lahir sampai saat ini.
R/ pemantauan kenaikan berat badan dibutuhkan untuk mengetahui ada atau
tidaknya masalah pada bayi.
(4) Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan mendekap bayi,
menyelimuti, memakaikan topi bayi dan menunda untuk memandikan bayi.
R/ Membungkus bayi dan memakaikan topi sebagai upaya mencegah kehilangan
panas melalui konduksi, konveksi dan radiasi.
(5) Beritahu ibu cara menyusui bayi dengan benar
R/ Posisi menyusui dengan benar dapat mencegah terjadinya puting lecet dan
dapat membuat bayi menjadi tenang.
(6) Beritahu ibu untuk memberikan ASI pada bayi sesering mungkin maksimal setiap
2 jam sekali.
R/ Memberikan ASI sama saja dengan memberikan nutrisi optimal untuk bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
(7) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
R/ ASI merupakan makanan yang sesuai untuk bayi
(8) Observasi perdarahan tali pusat
R/Observasi talipusat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan pada
talipusat
(9) Beritahu ibu tentang cara perawatan tali pusat
R/ Adanya pengetahuan yang baik terhadap cara perawatan talipusat dapat
mencegah infeksi pada bayi
(10) Beritahu ibu untuk menjaga hygiene bayi
R/ Menjaga hygiene yang baik dapat mengurangi resiko terjangkitnya penyakit
pada bayi.
(11) Ingatkan ibu jadwal kunjungan neonatus selanjutnya
R/ Kontrol ulang merupakan salah satu bentuk evaluasi kondisi bayi.

Implementasi
Tanggal/
Tindakan Paraf
Jam

18
(1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
kondisi bayi dalam keadaan normal
(2) Mengobservasi pernapasan dan suhu bayi dengan hasil , S :
36,7 C, Rr : 46x/ menit.
(3) Mengobservasi kenaikan berat badan bayi sejak lahir sampai
saat ini, berat badan lahir :
(4) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
dengan mendekap bayi, menyelimuti, memakaikan topi bayi
dan menunda untuk memandikan bayi.
(5) Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu perut ibu
menempel pada perut bayi.
(6) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
pada bayi maksimal setiap 2 jam sekali.
(7) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
(8) Mengobservasi perdarahan tali pusat.
(9) Memberitahu ibu cara perawatan talipusat yaitu dengan
mengeringkan talipusat bayi setelah dimandikan dan dibungkus
dengan kassa steril kemudian pakaikan baju bayi.
(10) Memberitahu ibu untuk menjaga hygiene bayi yaitu dengan
memandikan bayi sehari 2x dan segera mengganti popok bayi
apabila bayi BAK atau BAB.
(11) Mengingatkan ibu jadwal kunjungan neonatus selanjutnya.

Evaluasi
Berisi tentang evaluasi setelah dilakukan penatalaksanaan pada An.D .

19
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal
Pada Bayi Ny.W usia 6 jam di Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang
Perinatologi Kabupaten Jember

Hari/Tanggal : Minggu / 15 Mei 2022


Jam : 17.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit Baladhika Husada Ruang Perinatologi
Pengkaji : Cici Nur Khoiriyah
1) Data Subjektif
a) Identitas
Nama bayi : By. Ny. W Nama Ayah/Ibu : Tn.L / Ny.W
Usia : 6 Jam Umur : 33 th / 30 th
Tanggal lahir : 15-05-2022 Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : Petani / IRT
Alamat : JL.PB Sudirman – Sumbersari Jember
b) Riwayat Prenatal
Selama hamil ibu dalam keadaan sehat, hanya di awal kehamilan merasa
sedikit mual dipagi hari. Pada saat hamil ibu rutin periksa ke bidan dan
posyandu dan puskesmas, minum tablet Fe rutin sesuai anjuran bidan.
c) Riwayat Natal
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya tanggal 15 Mei 2022 dengan
usia kehamilan aterm, dengan berat 3200 gram, panjang badan 51 cm. Bayi
mendapatkan salep mata tetrasiklin 1%, bayi mendapatkan vitamin K1 melalui
suntikan dengan dosis tunggal 1 mg IM pada paha anterolateral 1 jam setelah
bayi lahir. Imunisasi HB-0 diberikan 1 jam setelah pemberian imunisasi
vitamin K1.

2) Data Objektif
a) Keadaan Umum : Baik, menangis kuat
b) Pemeriksaan Umum
TTV : HR : 142x/menit S : 36,7 C Rr : 46x/ menit
Antropometri : BB lahir : 3200 gram

c) Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, tidak ada benjolan abnormal UUB teraba
berdenyut, datar, sutura rata dan rapat.
Wajah : Tidak odema, warna kemerahan.
Mata : simetris kanan dan kiri, ada secret.
Hidung : Tidak ada secret.
Telinga : Letak daun telinga simetris kanan dan kiri, tulang rawan
terbentuk baik, pinna lebih tinggi dengan pikantus luar.

20
Mulut : bibir lembab merah muda, tidak ada celah, pallatum utuh,
reflek rooting (+), reflek sucking (+), reflek swallowing (+)
Leher : Reflek tonick neck baik dan leher bergerak bebas.
Dada : Gerakan dada simetris dan teratur, payudara dan putting
susu telah terbentuk
Abdomen : tampak bulat, lunak, tidak ada perdarahan pada tali pusat,
tali pusat sudah lepas tapi masih basah
Genetalia : Bayi perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora
Anus : Lubang anus ada
Ekstremitas atas : simetris kanan dan kiri, jari berjumlah 5 saling terpisah,
kuku melewati tampuk jari, refleks graps (+), telapak tangan
dapat terbuka.
Bawah : simetris kanan dan kiri, jari berjumlah 5 saling terpisah,
refleks babynski (+).
Punggung : Tulang punggung lurus, refleks gallant (+)

3) Asassement (Penilaian)
Analisis
Data S : -
Data O : Bayi lahir cukup bulan, pernapasan teratur dengan berat 3200 gram,
panjang badan 51 cm dan tidak ditemukan kelainan bawaan.
TTV: HR : 142x/menit, S : 36,7 C, Rr : 46x/ menit
Syntesis
Bayi Ny “W” usia 6 jam dengan keadaan normal

4) Plan
(1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Pemberian informasi kepada pasien akan membuat pasien kooperatif.
(2) Observasi pernapasan dan suhu bayi
R/ observasi pernapasan dan suhu bayi dilakukan untuk mengetahui normal
atau tidaknya pernapasan dan suhu bayi.
(3) Observasi kenaikan berat badan bayi mulai lahir sampai saat ini.
R/ pemantauan kenaikan berat badan dibutuhkan untuk mengetahui ada atau
tidaknya masalah pada bayi.
(4) Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan mendekap
bayi, menyelimuti, memakaikan topi bayi dan menunda untuk memandikan
bayi.
R/ Membungkus bayi dan memakaikan topi sebagai upaya mencegah
kehilangan panas melalui konduksi, konveksi dan radiasi.
(5) Beritahu ibu cara menyusui bayi dengan benar

21
R/ Posisi menyusui dengan benar dapat mencegah terjadinya puting lecet
dan dapat membuat bayi menjadi tenang.
(6) Beritahu ibu untuk memberikan ASI pada bayi sesering mungkin maksimal
setiap 2 jam sekali.
R/ Memberikan ASI sama saja dengan memberikan nutrisi optimal untuk
bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
(7) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
R/ ASI merupakan makanan yang sesuai untuk bayi
(8) Observasi perdarahan tali pusat
R/Observasi talipusat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan
pada talipusat
(9) Beritahu ibu tentang cara perawatan tali pusat
R/ Adanya pengetahuan yang baik terhadap cara perawatan talipusat dapat
mencegah infeksi pada bayi
(10) Beritahu ibu untuk mejaga hygiene bayi
R/ Menjaga hygiene yang baik dapat mengurangi resiko terjangkitnya
penyakit pada bayi.
(11) Ingatkan ibu jadwal kunjungan neonatus selanjutnya
R/ Kontrol ulang merupakan salah satu bentuk evaluasi kondisi bayi.

Implementasi
Tanggal/
Tindakan Paraf
Jam
15/05/22 (1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi
Jam bayi dalam keadaan normal
17.10 (2) Mengobservasi pernapasan dan suhu bayi dengan hasil , S : 36,7 C,
WIB Rr : 46x/ menit.
(3) Mengobservasi kenaikan berat badan bayi sejak lahir sampai saat ini,
berat badan lahir :
(4) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan
mendekap bayi, menyelimuti, memakaikan topi bayi dan menunda
untuk memandikan bayi.
(5) Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu perut ibu menempel
pada perut bayi.
(6) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin pada bayi
maksimal setiap 2 jam sekali.
(7) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
(8) Mengobservasi perdarahan tali pusat.
(9) Memberitahu ibu cara perawatan talipusat yaitu dengan mengeringkan
talipusat bayi setelah dimandikan dan dibungkus dengan kassa steril
kemudian pakaikan baju bayi.
(10) Memberitahu ibu untuk menjaga hygiene bayi yaitu dengan
memandikan bayi sehari 2x dan segera mengganti popok bayi apabila
bayi BAK atau BAB.
(11) Mengingatkan ibu jadwal kunjungan neonatus selanjutnya.

Evaluasi (15/05/2022 jam 17.13 WIB)

22
Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini dan bersedia akan melakukan anjuran
bidan seperti menyusui bayinya sesering mungkin maksimal setiap 2 jam sekali, ibu
juga bersedia menjaga personal hygiene bayinya. Ibu juga mengerti cara merawat
talipusat dengan benar. Ibu bersedia untuk kontrol ulang atau segera datang jika ada
keluhan

23
BAB 4
PEMBAHASAN

Saat penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. W dengan menerapkan
menejemenasuhan kebidanan, maka penulis akan membahas serta membandingkan antara
teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan yang terjadi saat memberikan asuhan.
By. Ny. W lahir pada tanggal 15 Mei 2022 dengan berat 3200 gram dan panjang
badan 51 cm berjenis kelamin perempuan. Pada saat saat ini keadaan bayi baik berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik dengan cara melakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Dan bayi sudah dilakukan IMD yang bertjuan menjaga tubuh bayi agar tetap hangat agar
terhindar dari hipotermia pada BBL. Menurut teori yang ada bahwa hipotermia pada BBL
merupakan proses penyesuain yang dilakukan oleh bayi dari intrauterin ke ekstrauterin ini
hal yang fisiologis pada bayi baru lahir (Wahyuni S, 2012: 28). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kondisi By. Ny. W dalam batas normal.
Penulis memberikan KIE seputar ASI, menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir,
perawatan bayi lanjutan dan menganjurkan ibu untuk selalu memantau tumbuh kembang
bayinya. Dan menurut penulis, dari data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
yang sedang dikaji.

24
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. W adalah memberikan asuhan
bayi baru lahir kepada sang ibu tentang asi ekslusif, perawatan tali pusat, personal
hygiene bayi, tanda-tanda bahaya pada bayi. Pada kunjungan ke-1 (usia 6 jam) tidak
ditemukan tanda keabnormalan.

5.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa, untuk lebih membentuk hubungan saling percaya dengan ibu dan
keluarganya sehingga asuhan yang diberikan dapat diterima serta dapat
memberikan asuhan secara langsung dan menyeluruh pada bayi baru lahir normal.
b. Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk terus memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif agar dapat mendeteksi secara dini dan merencanakan rujukan
untuk antisipasi masalah yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir normal.
c. Bagi Klien
Bagi klien untuk bisa lebih bersikap terbuka saat proses asuhan kebidanan
berlangsung agar mendapatkan asuhan kebidanan secara tepat dan menyeluruh,
tambahan pengetahuan untuk ibu dan keluarga.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.

Deslidel, dkk. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : ECG.

PERMENKES RI. 2014. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.


https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/PMK%20No.%2053%20ttg
%20Pelayanan%20Kesehatan%20Neonatal%20Esensial.pdf. Diakses tanggal 12 Mei
2021

Marie Tando, Naomy.2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi & Anak Balita.
Jakarta:EGC

Maryunan,Anik.2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra Sekolah. Bogor:IN
MEDIA

26

Anda mungkin juga menyukai