ASUHAN KEBIDANAN
OLEH:
MISRAH
NIM.161201012
TAHUN 2021
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 3
A. Latar Belakang.......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................... 4
D. Manfaat..................................................................................... 5
C. Kerangka Konsep....................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 47
BAB V PENUTUP........................................................................................... 51
A. Kesimpulan................................................................................... 51
B. Saran.............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.4 Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan
republik indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan neonatal pada bayi
baru lahir, dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir
Dengan adanya pelayanan kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir tersebut,
maka diharapkan bidan dapat memberikan pelayanan kesehatan neonatal secara merata
kepada bayi baru lahir.5 Neonatal atau Bayi Baru Lahir (BBL) merupakan lanjutan fase
kehidupan janin intrauterine yang harus dapat bertahan dan beradaptasi untuk hidup di
luar rahim. Hidup di luar rahim bukan hal yang mudah, rentan menimbulkan komplikasi
neonatal. Komplikasi tersebut yang sering terjadi adalah asfiksia, tetanus, sepsis, trauma
lahir, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan sindroma gangguan pernapasan.6 4Rita
bahwa mayoritas dari semua kematian neonatal (73%) terjadi pada minggu pertama
3
4
dalam 1000 kelahiran setiap tahunnya didapatkan 15 kematian bayi tahun 2011, 15
kematian bayi tahun 2012, dan 14 kematian bayi tahun tahun 2013.
Kesehatan Republik Indonesia menargetkan mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam
kurun waktu 1990 dan 2015. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 1991 sebanyak 68 AKB, tahun 2007 sebanyak 34 AKB dan 2015 sebanyak 23
AKB. Target selanjutnyan yakni menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 3/4
dengan melibatkan dukun bayi, keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. Untuk mengukur keberhasilan
penerapan intervensi yang efektif dan efisien, dapat dimonitor melalui indikator cakupan
pelayanan yang mencerminkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan bayi baru
lahir. Untuk itu diperlukan perhatian khusus dalam memberikan pelayanan kesehatan
neonatus terutama pada hari-hari pertama kehidupannya yang sangat rentan karena
banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di
dengan asuhan bayi baru lahir. Karenanya, pengetahuan, keahlian dan kecakapan seorang
bidan menjadi bagian yang menentukan dalam menekan angka kematian neonatal.
4
5
baru lahir, yakni melalui peningkatan kualitas pelayanan neonatal. Peran bidan dalam
pelayanan neonatal yaitu memberikan asuhan sesuai dengan kompetensi yang harus
dikuasai seorang bidan berkaitan dengan kesehatan bayi baru lahir, terutama berkenaan
dengan kompetensi ke enam, yaitu bidan memberikan asuhan bermutu tinggi dan
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan. Beerdasarkan hal
tersebut di atas Bidan merasa perlu melakukan asuahan pada bayi baru lahir dengan
perawatan tali pusat guna mencegah terjadi kompliasi yang menyebabkan penyulit BBL.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada kasus ini adalah
“Bagaimana gambaran asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. Y usia 26 tahun
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan dan mengetahui gambaran asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Ny.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir
b. Melakukan pengkajian data objetif asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
c. Menegakkan analisa pada asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. R 1 jam
5
6
E. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
penerapan ilmu kebidanan tentang asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. R
b. Manfaat Praktis
asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. R 1 jam dengan perawatan Tali Pusat
6
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-42 minggu
dengan berat badan 2500-4000 gram, lahir segera menangis, dan tidak ada cacat
bawaan (saputra, L. 2014 hal 46). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada
usia kehamilan 37 - 42 minggu dan berat badannya 2.500- 4.000 gram. (Dewi dkk,
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
15) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
17) Refleks moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
19) Genetalia:
a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
20) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
Menurut Saifuddin (2010, hal. 136) tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak identifikasi masalah kesehatan bayi baru
lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan.
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti: bayi kecil untuk masa
b) Tanda-tanda vital
(2) Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa
adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi.
c) Berat badan
e) Pakaian
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelainan yang
a) Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda tanda seperti sesak napas, frekuensi pernapasan 60 kali/ menit, gerak
retraksi didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif,
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda seperti sulit minum, sianosis
sentral (lidah biru), perut kembung, periode apneu, kejang/ periode kejang -
kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir < 1500
gram.
9
10
reaksi terhadap sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
sekeliling
bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu
kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri dan kanan tetapi tidak
Mulut Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat sekret
cerna.
Leher, dada, Melihat adanya cedera akibat persalinan. Ukur lingkar perut.
Abdomen
10
11
sendi, tungkai
Kulit dan kuku Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan. Kadang-
tahun.
menghisap dan
Pencernaan
pipi.
makanan/minuman
11
12
Berat badan Sebaiknya tiap hari dipantau. Penurunan berat badan lebih
cairan.
d. Tanda bahaya
Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu diwaspadai serta dideteksi lebih dini
Tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti tidak mau minum atau banyak muntah,
kejang, bergerak hanya jika dirangsang, mengantuk berlebihan, lemas, lunglai, napas
cepat > 60 kali permenit, napas lambat <30 kali permenit, tarikan dinding dada ke
dalam yang sangat kuat, merintih, menangis teru-menerus, demam (suhu aksil >37,5 ),
teraba dingin (suhu aksila ¿ 36 ℃ ), terdapat banyak nanah di mata, pusar kemerahan
bengkak keluar cairan berbau busuk berdarah, diare, telapak tangan dan kaki tampak
kuning, mekonium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, berlendir, dan
berdarah. Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama. (Saputra L.2014. Hal 65)
a. Pengertian
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan ada bayi
selama jam pertama setelah melahirkan. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan
menunjukan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek
12
13
9) Melakukan pemberian imunisasi hepatitis B-0 (B nol). (JNPK-KR, 2012, hal. 113)
c. Standar Pelayanan
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan
merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani
hipotermia.
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
13
14
Pada 6 jam sampai 48 jam setelah lahir. Setelah 6 jam dari kelahiran Bidan
tubuh, dan perawatan untuk setiap penyulit yang muncul. Bidan memandikan
bayi dan mengajarkan perawatan tali pusat serta memberitahu tanda bahaya
pada bayi dan menyarankan ibu untuk segera membawanya ke tim medis jika
Pada minggu pertama (pada hari ke-3 sampai hari ke-7) bidan menanyakan
dalam proses menyusui, apakah ada orang lain dirumahnya yang membantu
ibu.
Pada hari ke Delapan sampai hari ke Dua Puluh Delapan (hari ke - 8 sampai
Tempat periksa bayi, lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan
kehangatan, air bersih, sabun dan handuk, sarung tangan bersih, kain bersih,
stetoskop, jam tangan, termometer, timbangan bayi, pengukur panjang badan bayi,
pengukur lingkar kepala, alat suntik disposabe syringe ukuran 1 ml/cc, vit. K1,
salep mata oxytetrasiklin, vaksin HB0, form pencatatan. (Kemenkes RI, 2011)
14
15
2) Ketuban jernih
Maka lakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan cara Memberikan asuhan
1) Jaga kehangatan
3) Keringkan
5) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit
setelah lahir
9) Pemeriksaan fisik
10) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 mL intramuscular,di paha kanan anterolateral kira-
1) Dukungan ibu untuk menunggu mulut bayi mencapai puting susu dan menyusu
secara mandiri (inisiasi menyusui dini). Jangan memberikan dot atau makanan
sebelum bayi berhasil menyusu. Jangan memberi air, air gula, susu formula atau
makan apapun.
2) Lakukan pemantauan tanda bahaya pada bayi: tidak dapat menetek, kejang, bayi
bergerak hanya jika dirangsang, kecepatan napas > 60 kali/menit, tarikan dinding
1) Penilaian
Menurut eka puspita & kurnia dwi (2014 hal 242 – 252 )
Apgar Score merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi saat setelah lahir
b) Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat dan
16
17
Tanda 0 1 2
kulit)
(denyut jantung
(tonus otot)
fleksi baik
tungkai
kuat
17
18
Penilaian
2) Pencegahan infeksi
BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu di perhatikan hal-hal dalam
perawatannya.
c) Pastikan semua peralatan sudah lengkap (gunting, benang tali pusat,) telah di
DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih
lain nya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi
setelah digunakan)
18
19
Menurut Saputra, L (2014, hal 51-54) Dengan cara menyelimuti bayi sesegera
mungkin sesudah lahir, tunda memandikan bayi setidaknya 6 jam atau sampai
c) Konveksi, kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
d) Radiasi, kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda
Saluran napas dibersihkan dengan cara menghisap lendir yang ada di mulut dan
Tubuh bayi dikeringkan dari sisa air ketuban tanpa menghilangkan verniks
tangan bayi, karena dapat membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau
sama.
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat dengan cara:
19
20
d) Letakan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
e) Ikat ujung tali pusat sekitar 1cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT.
f) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali
pusat dan lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci bagian TP pada sisi
yang berlawanan.
h) Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa kepala bayi
tertutup
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin, yaitu sejak tali pusat bayi dipotong
dan di klem. Eksklusif selama 6 bulan lalu diteruskan sampai 2 tahun dengan
a) Malakukan kontak kulit ibu dengan bayi selama paling sedikit satu jam
b) Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu daan mulai menyusu
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka
e) Berikan salep dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian vitamin
0 – 7 hari HB0
9 bulan Campak
21
22
a) Hib
suara)
kombinasi
b) Pneumokokus (PCV)
telinga.
bulan.
c) Influenza
virus influenza
berumur 6 tahun.
d) Tifoid
(tifus)
tahun.
tahun.
e) Hepatitis A
23
24
f) Varisela
mulut Rahim
Pemerikasaan fisik pada bayi wajib dilakukan agar dapat mengetahui kelainan yang
perlu mendapat tindakan segera serta untuk mengetahui jenis kelainan yang
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi.
Risiko terbesar yaitu kematian bayi dalam 24 jam pertama kehidupan (Saputra, L.
kepala.
12) Refleks
menggunakan jari telunjuk pada saat mata terbuka. Bayi akan mengedipkan
b) Refleks hisap : benda menyentuh bibir disertai refleks menelan. Tekanan pada
mulut bayi bagian langit dalam gusi atas, timbul isapan yang kuat dan cepat.
tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat. Jika
e) Refleks babinski : Dengan menggores telapak kaki, dimulai dari tumit lalu
gores pada sisi lateral telapak kaki ke arah atas. Normalnya akan menyebabkan
f) Refleks moro : timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-
g) Refleks tonic neck : ekstrimitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan
Inisiasi menyusui dini (early initiation) atau permulaan menyusui dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi,sebenarnya bayi manusia seperti
juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusui sendiri. Asalkan
dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera
setelah lahir. Cara bayi melakukan insiasi menyusui dini disebut the breast crawl atau
Inisiasi menyusui dini bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus
aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung
meletakan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membeirkan bayi ini merayap untuk
menemukan puting susu ibu untuk menyusu. Inisiasi menyusui dini (IMD) harus
25
26
dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau
mengukur bayi.Bayi juga tidak boleh dibeihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya.
Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Yuliarti, N. 2010).
Penelitian pada 10,947 bayi di Ghana : 145 kematian. Neonatal inisiasi pada hari
pertama menurunkan kematian neonatal 16,3%. Pada jam pertama 22,3%. Kematian
suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman
yang aman untuk bayi dan menjegah infeksi nosokomial.Kadar bilirubin bayi juga lebih
cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan
insiden ikterus bayi baru lahir.Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang
sehingga dapat pola tidur yang lebih baik.Dengan demikian, berat badan bayi cepat
meningkat dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan
pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan
Kontak kulit dengan kulit dapat di ketahui setelah bayi lahir dan bayi menyusui
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
c. Bayi merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan
iya akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” di kulit ibu. Bakteri “baik”
ini akan berkembang baik membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi
d. “Bonding” (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2
jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu
yang lama.
e. Awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia,
misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan
g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan
sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran
perdarahan ibu, merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih
rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaan sangat
h. Bayi mendapat ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang
juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberikan inisiasi menyusui dini lebih dulu
mendapatkan kolostrum dari pada yang tidak diberikan kesempatan. Kolostrum, ASI
istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap
infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Yang
i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama
kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapatkan kesempatan mengazankan
anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah
27
28
(Proverawati,2010).
a. Lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat di potong, lalu diikat.
d. Keadaan bayi dibungkus dengan selimut, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi
kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu untuk beberapa lama (10-15
e. Bayi diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukan puting susu ibu ke
mulut bayi.
f. Bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.
(Proverawati. 2010).
: Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
tangannya.
c. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibeihkan karena
28
29
d. Bayi dibungkus dengan selimut, bayi langsug ditengkurapkan di dada atau perut ibu
dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti beama-sama. Jika
perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya
(Setianingsih, 2014)
bayi :
Bayi berada dalam suhu yang normal jika malakukan kontak kulit dengan
sang ibu. Menakjubkan! Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam 2 menit jika
Menurut penelitian Dr.Niels Bregman dari Aprika Selatan (2005), kulit dada
ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan.Jika
bayinya kedinginan, suhu kulit ibu naik otomatis dua derajat untuk menghangatkan
bayi.Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk
mendinginkan bayinya. Kulit ibu beifat termoregulator atau thermal synchrony bagi
suhu bayi.Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya- tidak benar, ibu
jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.Keluarnya oksitosin
saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
29
30
dapat menemukan sendiri payudara ibu.Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk
Bayi di letakkan dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
f. Suntikan vitamin K1 dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea)
selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
bayi.Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi
Kelahirannya, bayi pertama 1-2 jam sangat siaga.Setelah itu, bayi tidur dalam
waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang di asup ibu, kontak kulit
akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
30
31
i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan
dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum
yaitu :
a. Pertemuan manajemen rumah sakit, dokter kebidanan, dokter anak, dokter anestesi,
bidan, perawat bayi, petugas kamar operasi dan perawat nifas untuk
b. Melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui,
c. Mengadakan pertemuan sedikitnya 2 kali antara tenaga kesehatan, klien dan keluarga
dalam antenatal care untuk membahas tentang ASI, menyusui dan inisiasi menyusui
dini.
d. Rumah Sakit Ibu Sayang Bayi, inisiasi menyusu dini termasuk dalam langkah ke-4
2. Persalinan Normal
b. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang
tinggi, dan membutuhkan dukungan yang kuat dari penolong, sang suami dan
keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau
keluarga mendampinginya
d. Berikan suasana yang layak, nyaman dan penuh dukungan pada ibu saat proses
pealinan.
e. Ibu yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan menjalaninya.
f. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi (kecuali kedua lengannya)
tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi. Lengan bayi tidak perlu
dikeringkan karena air ketuban yang menempel di lengan bayi mempunyai bau yang
menyerupai ASI. Ini akan menjadi petunjuk bagi bayi untuk menemukan putting susu
ibunya.
g. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti
keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu, beri si bayi topi. Posisi
kontak kulit ini dipertahankan minimum 1 jam atau setelah menyusu awal selesai.
h. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
i. Dukung dan bantu ibu serta keluarga untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sampai 1 jam bahkan lebih. Berikut ini 5 tahap perilaku bayi terseebut :
1) Bayi pertama 30 menit istirahat sebentar dalam keadaan siaga (rest/quite alert
32
33
2) 30- 40 menit, bayi mengeluarkan suara, memasukan tangan ke mulut dan gerakan
menghisap. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya.
Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting
susu ibunya.
4) Bergerak ke arah payudara dengan kaki menekan ke arah perut ibu. Daerah
areola biasanya menjadi sasaran, menjilat-jilat kulit ibu sampai ujung sternum,
mulut terbuka lebar. Biarkan bayi dalam posisi skin to skincontact sampai proses
6) Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusu
awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi
Apabila bayi dipisahkan dari ibunya yang terjadi kemudian ibu tidak bisa
susu formula. Jadi akan lebih membantu apabila bayi tetap beama ibunya selama
33
34
Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat
dilakukan pada pealinan operasi Caesar.Namun, jika diberikan anestesi spinal atau
eqidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respon pada bayi.
Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi.Usahakan
Keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan bayi diberikan pada ibu pada
kesempatan yang tercepat.Jika dilakukan anestesi umum, kontak dapat terjadi diruang
pulih saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh
obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat menggantikan ibu untuk
memberikan kontak kulit dengan kulit sehingga bayi tetap hangat (Roesli,U.2008).
bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari
kepala bayi.
d. Inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus dipindah
sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketikadipindahkan kekamar
perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau
34
35
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
Konsep kebidanan menurut varney (1997) dalam Jayanthi N (2010) yaitu proses
dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan membeihkan penelitian yang
menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penelitian yang terpisah-pisah berfokus pada
klien. Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara priodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan
Ketujuh langkah teebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan
dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bias berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
(Jayanthi N, 2010).
BBL fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat
35
36
1) Sistem Pernafasan
Pada saat lahir, sistem pernafasan bayi belum berkembang sempurna, pertumbuhan
alveoli baru terus berlangsung hingga beberapa tahun dengan frekuensi normal 30-
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah
kehilangan panas melalui empat cara yaitu konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi
(Prawiroharjo, 2010).
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 120-160 kali/ menit. Tekanan darah berkisar
antara 50-55/ 25-30 mmHg hingga 80/50 mmHg pada 10 hari pertama kelahiran
Ginjal bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Urine pertama dikeluarkan saat lahir
atau dalam 24 jam pertama dan semakin meningkat seiring bertambahnya asupan
36
37
2) Sistem Pencernaan
Mekonium telah ada di usus besar sejak usia 16 minggu kehamilan, dikeluarkan
dalam 24 jam pertama kehidupan dan dikeluarkan seluruhnya dalam 48-72 jam
3) Sistem Reproduksi
Pada bayi aterm wanita labia mayora normalnya menutupi labia minora, himen
dan klitoris dapat tampak sangat besar. Sementara untuk pria testis turun ke
skrotum yang memiliki banyak rugae dan meatus uretra berujung di ujung penis
Menurut Kemenkes RI (2010), tanda-tanda bayi lahir sehat yaitu berat badan bayi
bergerak aktif kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik dan tidak memiliki
cacat bawaan.
37
38
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam
pertama setelah kelahiran (Saiffudin, 2009). Segera setelah bayi lahir tanpa
menit pertama dan kelima menurut Fraser dan Cooper (2009) menggunakan nilai
APGAR. Dari hasil pemeriksaan Apgar, dapat diberikan penilaian kondisi bayi
baru lahir dengan nilai 7-10 tergolong normal, nilai 4-6 tergolong asfiksia
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi
Saat kepala bayi dilahirkan, sekresi lendir yang berlebih dari mulut dapat
dapat merangsang reflek inhalasi debris di trakea (Fraser dan Cooper, 2009).
Dalam memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik
pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih (Prawiroharjo, 2010).
38
39
Segera setelah dilahirkan bayi diletakkan di dada atau perut atas ibu selama
paling sedikit 1 jam untuk memberi kesempatan pada bayi mencari dan
5) Identifikasi
Bayi baru lahir diberikan sebuah alat pengenal yang efektif dan tetap ditempatnya
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
6) Injeksi Vitamin K
lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari, sedangkan bayi berisiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis
0,5-1 mg I.M.
39
40
yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata
8) ASI Eksklusif
ASI eksklusif selama sekitar 6 bulan pertama (Cadwell dan Cindy, 2011).
40
41
2. Perawatan Tali Pusat
A. Pengertian
Bayi baru lahir juga dinamakan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterine. Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
terhadap bayi baru lahir adalah perawatan rambut, mata, hidung, mulut, telinga dan
pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan
tali pusat mengalami pemisahan fisik dengan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat
Tujuan Perawatan tali pusat adalah untuk merawat tali pusat pada bayi baru lahir
agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi dan untuk mempercepat lepasnya
tali pusat (Sodikin, 2009) Angka kejadian infeksi bayi baru lahir di Indonesia berkisar
antara 24% hingga 34% dan hal ini merupakan penyebab kematian yang kedua
setelah asfiksia neonatorum yang berkisar antara 49% hingga 60%. Sebagian besar
infeksi bayi baru lahir adalah tetanus neonaturum yang di tularkan melalui tali pusat
karena pemotongan dengan alat tidak steril, infeksi juga dapat melalui pemakaian
obat, bubuk, dan daun-daunan yang digunakan masyarakat dalam merawat tali pusat.
Tahun 2010 Word Health Organization menemukan angka kematian bayi sebesar
560.000 yang disebabkan oleh infeksi tali pusat. Di Asia Tenggara Angka kematian
bayi karena infeksi tali pusat sebesar 126.000 jiwa (Asiyah, 2017). Perawatan tali
pusat yang benar pada bayi adalah dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar
bayi. Untuk menjaga pusar bayi agar tetap kering. Puntung tali pusat bayi akan segera
lepas pada minggu pertama. Dengan pengetahuan praktik tentang perawatan tali pusat
41
42
diharapkan orang tua dapat memahami prinsip perawatan tali pusat. Tahapan
perawatan tali pusat, Pastikan bayi telah dimandikan paling tidak 1 x sehari.
a) Mencuci tangan
bawah
c) Memindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih d) Membersihkan tali pusat,
dengan cara:
(2) Membasahi dengan washlap atau kapas dengan air DTT dari ujung
melingkar ke batang
(3) boleh juga dengan Menyabuni pada bagian batang dan pangkal dan
(4)Mengeringkan sisa air dengan kasa steril dan tali pusat tidak dibungkus dan
dibiarkan terbuka
Keuntungan : tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali
g) KIE mengenai menjaga kehangatan tubuh bayi, dan bahwa tali pusat bayi tidak
42
43
C. Kerangka Konsep
1. Mencuci tangan
ke bawah
6. KIE mengenai menjaga kehangatan tubuh bayi, dan bahwa tali pusat
kencing
43
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Subjektif
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Umur : 1 jam
44
Prolog
By. Ny. Y lahir di BPM, dengan cara Spontan Belakang Kepala pada hari Minggu,
tanggal 5-6-2021 pukul 15.25 WITA, segera menangis dan bergerak aktif, berjenis
kelamin Laki-Laki dan merupakan anak kedua. Mempunyai berat lahir 3300 gram dan
Anak kedua
c. Tempat : BPM
2. Objektif
A. Pemeriksaan Umum
Pernapasan :48x/menit
Suhu :36,2◦C
Panjang Badan : 50 cm
B. Pemeriksan Fisik
b. Mata : mata simetris, tidak ada perdarahan dan kotoran, sklera putih dan
45
e. Telinga : simetris, terbentuk sempurna, tidak ada pengeluaran.
i. Tali pusat : dalam keadaan dibungkus dengan kain kassa steril dan tidak
ada perdarahan
l. Ekstremitas : atas dan bawah normal, tidak ada polidaktili, dan refleks
ka/ki (+)
m. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan, labia minora ditutupi labia mayora
3. Assesment
4. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah
yang kering.
46
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan menjaga agar tetap kering dan bersih
6. Memberikan suntikan vitamin K pada bayi, 1 jam setelah bayi lahir, dipaha
7. Memberikan salep mata (Genoint 0,3%) pada bayi baru lahir, pada mata sebelah
a. ) Mencuci tangan
bawah
(2) Membasahi dengan washlap atau kapas dengan air DTT dari ujung
melingkar ke batang
(3) boleh juga dengan Menyabuni pada bagian batang dan pangkal dan
(4)Mengeringkan sisa air dengan kasa steril dan tali pusat tidak dibungkus dan
dibiarkan terbuka
Keuntungan : tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai
47
tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu
g) KIE mengenai menjaga kehangatan tubuh bayi, dan bahwa tali pusat bayi
kencing
“perawatan tali pusat telah dilakukan dan ibu mengerti bagaimana cara
melakukannya”
5. Menganjurkan ibu agar memberikan nutrisi pada bayi yaitu ASI eksklusif yang
48
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada proses peralinan berlangsung dengan normal dan bayi Ny. Y lahir dalam
keadaan sehat dan segera menangis dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3300
gram, panjang badan 48 cm, nilai apgar score 8, 9, 10 tidak ditemukan adanya tanda-
tanda bahaya pada bayi yaitu menjaga kehangatan pada bayi agar tetap hangat dengan
menyelimuti bayi sesegera mungkin setelah lahir, setelah melakukan penilaian dan
atas dada ibu untuk memulai IMD atau Inisiasi Menyusu Dini.
Pada bayi Ny. Y diberikan salep mata Genoint, injeksi Vit K pada paha sebelah
kiri dengan dosis 0,5 mg, kemudian pada 1 jam setelah pemberian Vit K diberikan
imunisasi HB0 dengan dosis 0,5 ml. Pada perawatan tali pusat penolong melakukan
pembungkusan tali pusat menggunakan kassa steril selama tali pusat belum lepas
dengan alasan untuk mencegah terjadinya infeksi jika tali pusat di biarkan terbuka bidan
Membersihkan dengan washlap 2- 3x dari bagian muka sampai kaki/ atas ke bawah , c)
Memindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih d) Membersihkan tali pusat, dengan
cara: (1) Memegang bagian ujung , (2) Membasahi dengan washlap atau kapas dengan
air DTT dari ujung melingkar ke batang , (3) boleh juga dengan Menyabuni pada bagian
batang dan pangkal dan bersihkan sampai sisa sabunnya hilang , (4)Mengeringkan sisa
air dengan kasa steril dan tali pusat tidak dibungkus dan dibiarkan terbuka e)
Memakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat.Keuntungan : tali pusatnya
tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu
f) Membereskan alat dan cuci tangan dengan air dan sabung) KIE mengenai menjaga
kehangatan tubuh bayi, dan bahwa tali pusat bayi tidak boleh dibungkus atau diolesi
ramuan apapun.
49
h). Memasangkan popokdibawah pusat bayi agar menghindaripercikan air kencing
Menurut Saifuddin, dkk (2010 : 135) menyarankan kepada ibu jika terdapat tanda
bahaya pada bayi seperti tidak mau menyusui, bayi kuning, bayi tidak BAB/BAK
segera membawa ke tempat pelayanan kesehatan dan mengajarkan ibu cara menyusui
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan bayi baru lahir pada Ny. Y maka penulis dapat
1. Asuhan kebidanan bayi baru lahir Ny. Y di peroleh hasil bayi Ny. Y BB 3.300 gr
pB 52 cm bayi lahir segera menangis, dalam keadaan normal dan tidak ditemukan
2. Asuhan kebidanan bayi baru lahir Ny. Y di peroleh hasil perawatan tali pusat dalam
B. Saran
1. Bagi Penulis
pengetahuan agar mampu menelaah lebih cepat temuan /atau masalah saat persalinan.
2. Bagi Klien
Pasien akan lebih baik bila selalu memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan
terdekat jika ada anggota keluarga atau kerabat yang sedang tidak sehat, dan selalu
51
DAFTAR PUSTAKA
Depkes Ri, 2013. Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (Pp Asi) Di Propinsi Dan
Kabupaten/Kota, Depkes Ri, Jakarta.
Maritalia Dewi, 2014. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Proverawati, Atikah. 2010. Kapita Seleksi ASI Dan Menyusui. Muha Medika.
Yogyakarta
52
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif. Pustaka Bunda.
Jakarta
Setianingsih Sulis, 2014. Manfaat ASI Ekslusif Untuk Buah Hati Anda, Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Rukiyah, Dkk,.2011, Asuhan Kebidanan III (Nifas), Jakarta : Trans Info Media Wulandari
Dan Handayani, S. 2011,Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas, Gosyen
Publishing. Yogyakarta.
Yuliarti,Nurheti. 2010. Keajaiban ASI, C.V. Andi Off Set (Penerbit Andi).
Yogyakarta
, Konsep Kebidanan,Jakarta: penerbit salemba medika, 2014, Hal.11 5Marni, 2010, Etika
Profesi Bidan, Yogyakarta: Pustaka Pustaka Pelajar, Hal. 14 6Marni, 2014, Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah, Yogyakarta
53
54