Anda di halaman 1dari 22

Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir di BPM Yetti

Latif Pada Tanggal 09 November 2022 telah disetujui, diperiksa, dan siap untuk
diujikan dihadapan Tim Penguji Program Studi D III Kebidanan Fakultas Vokasi
Universitas Baiturrahmah Padang.

Disetujui oleh :

Pembimbing

(Dr.Sukmayenti,S.KM,M.Kes)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik
yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Di BPM
Yetti Latif anggal 09 November 2022.”
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk rnemenuhi Mata Kuliah
Asuhan DIII Kebidanan Universitas Baiturrahmah Padang.

Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan


dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:

1. Bapak Prof, Dr. Apt. Amri Bakhtiar, MS.DESS selaku Dekan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah
2. Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I
Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah
3. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah
4. Ibu Hendri Devita, S. KM,M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.
5. Ibu Dr.Sukmayenti,S.KM,M.Kes selaku Pembimbing I yang dalam
kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
6. Ibu Yetti Lattif selaku Pembimbing Klinik yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis selama di Lapangan.
7. Teristimewa buat Mama dan Papa tercinta yang telah banyak memberikan
dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada
penulis dalam mencapai cita-cita.
8. Kepada orang yang tersayang yang telah memberikan dorongan dan
semangat dalam pembuatan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua, khususnya dibidang kebidanan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra
uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
sampai 42 Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram.
Menurut data profil kesehatan Indonesia Angka Lahir Hidup pada
tahun 2019 di Indonesia yaitu 4.778.621 dan menurut profil kesehatan ibu
dan anak pada tahun 2020, persentase ibu yang melahirkan Anak Lahir
Hidup (ALH) yang terakhir dilahirkan di Fasilitas Kesehatan menurut
provinsi, 2019-2020 di Jawa Barat yaitu : Tahun 2019 (85,41%), Tahun
2020 (86,88%). (2) Menurut data kota Bogor Angka Lahir Hidup pada
tahun 2019 yaitu 34.118.(3). Anak Lahir Hidup adalah semua anak yang
waktu lahir memeperlihatkan tanda-tanda kehidupan, walaupun sesaat,
seperti adanya detak jantung, bernafas, menangis dan tanda-tanda
kehidupan lainnya.
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar BBL akan
menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan. Setelah
lahir BBL harus dipindahkan dari keadaan sangat bergantung menjadi
fisiologis. Saat ini bayi harus mendapatkan pernapasannya sendiri lewat
sirkulasi baru mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula
yang cukup.
Fisiologi neonatus adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses
vital pada neonatus. Selama dalam uterus janin mendapatkan O2 dari
pertukaran gas melalui plasenta, setelah lahir pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi. Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama adalah
tekanan mekanis dari torak saat melewati jalan lahir. Mengakibatkan
penurunan Pa O2 kenaikan Pa CO2 dan peningkatan pH darah.
Kurang tepatnya penanganan bayi baru lahir yang sehat juga akan
menyebabkan neonatal dengan komplikasi yaitu neonatal dengan penyakit
dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanusneonatorum, infeksi/sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan
kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada
pemeriksaan dengan manajemen terpadu bayi muda (MTBM) yang
merupakan suatu pendekatan terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari -
2 bulan.
Pada Tahun 2011 pemerintah melalui Kementerian kesehatan
dalam upaya mencegah komplikasi pada neonatal, meluncurkan program
USAID (United States Aids for Internasional Development) EMAS
(Expanding Maternal And Neonatal Survival) dengan harapan rumah sakit
dan puskesmas di seluruh Indonesia, khususnya di tingkat kabupaten/kota,
memetik pelajaran penting dari program USAID EMAS dan
menggunakannya untuk membuat perubahan terus menerus dengan
memastikan ibu dan bayi baru lahir sehat.
Indikator cakupan pelayanan yang mencerminkan jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan penurunan angka
kematian neonatal dapat dicapai dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan berkesinambungan sejak bayi dalam kandungan, saat
lahir hingga masa neonatal.
Perawatan neonatal esensial pada saat lahir sangat penting, karena
pada neonatus hari-hari pertama kehidupannya yang sangat rentan. Banyak
perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan
di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim, dengan meliputi kewaspadaan
umum, penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan dan
perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini (IMD), pencegahan perdarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemberian identitas,
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Menurut hasil penelitian menyusu dini tidak mempengaruhi waktu
pengeluaran mekonium pertama kali akan tetapi mempercepat perubahan
warna mekonium dari hijau gelap menjadi kekuningan. Inisiasi menyusui
dini juga menurunkan kejadian ikterus neonatus fisiologis. Perlu
ditingkatkan lagi IMD sebagai salah satu upaya menurunkan kematian
bayi pada umumnya dan menurunkan kejadian ikterus neonatorum.
Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya asuhan pada bayi baru
lahir, penulis tertarik untuk mengambil laporan tugas akhir dengan judul
“Asuhan Kebidanan Neonatus Pada Bayi Ny.”E” di BPM Yetti Latif
Padang Pariaman”
B. Rumusan Masalah dan Lingkup Masalah
1. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Pada Bayi Ny.E Neonatus di BPM Yetti Latif Padang Pariaman.
2. Lingkup masalah
Ruang lingkup dalam studi kasu ini adalah Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir Pada Bayi Ny.di BPM Yetti Latiif padang pariaman
C. Tujuan
Dapat memberikan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. E
di BPM Yetti Latif di Padang Pariaman.
D. Manfaat
1. Bagi tempat / lahan praktik
Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan 5
kesehatan khususnya asuhan kebidanan bayi baru lahir di BPM Yetti
Latif.
2. Klien dan Keluarga
Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan bayi
baru lahir.
3. Bagi Profesi .
Sebagai bahan masukan agar bidan memberikan asuhan sesuai standar
pelayanan
khususnya pada Bayi Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstra uterin.Neonatus adalah organisme yang berada pada periode
adaptasi kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.
2. Klasifikasi neonatus :
a. Neonatus menurut masa gestasinya :
 Kurang bulan (preterm infan) : <259 minggu (< 37 minggu )
 Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
 Lebih bulan(postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
 Berat lahir rendah : < 2500 gram
 Berat larir normal : 2500 – 4000 gram
 Berat lahir rendah : 4000 gram.
3. Tanda-tanda bayi baru lahir normal
a. Lahir aterm antara 37- 42 minggu
b. Berat badan 2500 - 4000 gram.
c. Panjang badan 48 - 52 cm.
d. Lingkar dada 30 - 38 cm.
e. Lingkar kepala 33 - 35 cm.
f. Frekuensi jantung 120-160×/menit.
g. Pernapasan ± 40 - 60×/menit.
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
cukup.
i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
j. Kuku agak panjang dan lemas.
k. Nilai APGAR > 7
l. Gerakan aktif m.Bayi lahir langsung menangis kuat
m. Refleks Rooting (mencari putting susu dengan rangsangan
taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
n. Refleks Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
o. Refleks Moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
p. Refleks Graps atau menggenggam sudah baik.
q. Genitalia :
1. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada skrotum dan penis yang berlubang.
2. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
r. Eliminasi baik, yang ditandai dengan keluarnya mekonium
dalam 24 jam pertama dan mekonium berwarna hitam
kecoklatan.

B. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir

Perubahan pada bayi baru lahir adalah: (Fitriana, 2018)


a. Perubahan Sistem Pernafasan
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama
sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam.
Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal,
sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur.
b. Perubahan Sirkulasi
Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah
karena paru-paru masih tertutup dan berisi cairan, organ tersebut
memerlukan darah dalam jumlah minimal. Pemasangan klem pada tali
pusat akan menutup sistem tekanan darah dari plasenta ke janin. Aliran
darah dari plasenta berhenti, sistem sirkulasi bayi baru lahir akan mandiri,
tertutup dan bertekanan tinggi. Efek yang muncul segera akibat tindakan
pemasangan klem tali pusat adalah kenaikan resistensi vaskular sistemik.
Kenaikan resistensi vaskular sistemik ini bersamaan pada pernapasan
pertama bayi baru lahir.
c. Termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stres akibat
perubahan suhu lingkungan karena belum dapat mengatur suhu tubuh
sendiri. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang bersuhu
rata-rata 370C kemudian bayi masuk ke dalam lingkungan. Bayi baru lahir
dapat kehilangan panas melalui empat mekanisme yaitu :
1) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas.
2) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di
tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan
cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
3) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja,
tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas bayi melalui mekanisme konduksi
apalagi bayi di letakan di atas benda-benda tersebut.
4) Evaporasi
Jalan utama bayi kehilangan panas cepat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera di keringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat di mandikan
dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan di selimuti.
d. Glukosa
Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60-70% dari kadar darah
ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim, seorang janin yang
sehat mencadangkan glukosa sebagai glukogen terutama di dalam hati.
Sebagian penyimpanan glukogen berlangsung pada trimester III. Pada saat
tali pusat di klem, bayi baru lahir harus mendapat cara untuk
mempertahankan glukosa yang sangat di perlukan untuk fungsi otak
neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun dalam waktu
singkat (1 hingga 2 jam kelahiran).

C. Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 jam Pertama

a. Penilaian Awal Pada Bayi Segera Setelah Lahir


Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang telah disiapkan diatas perut ibu.Melakukan penilaian pada bayi yang
meliputi (Prawirohardjo, 2017) :
1) Apakah bayi cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih, dan tidak bercampur mekonium ?
3) Apakah bayi menangis atau bernafas ?
4) Apakah tonus otot bayi baik ?
5) Apakah warna kulit bayi kemerahan?
b. Pemotongan Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat harus segera
dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali
pusat digunting dengan menggunakan gunting tali pusat steril dan diikat
dengan benang umbilikal steril (umbilikal cord) (Sondakh dkk, 2017).
Teknik memotong tali pusat dan mengikat tali pusat sebagai berikut:
( Astutik dkk, 2018).
1) Klem dan potong tali pusat setelah 2 menit bayi lahir
Tali pusat dijepit dengan klem pada sekitar 3 sampai 5 cm dari
perut bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian
didorong isi tali pusat ke arah ibu. Kemudian jepit tali pusat pada bagian
yang isinya sudah dikosongkan
2) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting tali pusat yang steril.
3) Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian melingkar
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
4) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan kedalam larutan
klorin 0,5%.
5) Kemudian letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu untuk
inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
dalam 1 jam pertama setelah lahir.
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi menyusu
sendiri setelah proses kelahiran ( Armini dkk, 2017).
1) Manfaat kontak kulit antara ibu dan bayi
Manfaat kontak kulit bagi ibu dan bayi pada saat IMD bagi bayi
yaitu : ( JNPK-KR, 2018)
a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung bayi.
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi lebih baik dibandingkan
inkubator.
c) Meningkatkan kenaikan berat badan bayi
d) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
e) Mengurangi tangis bayi.
f) Mengurangi infeksi pada bayi dikarenakan adanya kolonisasi
kuman di usus bayi akibat kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
g) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan
kejadian ikterus bayi baru lahir.
h) Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
2) Keuntungan IMD untuk bayi
a. Keuntungan IMD untuk bayi yaitu : ( JNPK-KR, 2018)
1. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan
kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.
2. Mengurangi infeksi dengan kekebalan aktif maupun pasif
melalui kolostrum.
3. Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah.
4. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif,
membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan dan
napas.
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
6. Mencegah bayi hipotermi.
b. Keuntungan IMD bagi ibu yaitu :
Keuntungan IMD bagi ibu (Fitriana dkk, 2018) yaitu :
a) Pengaruh oksitosin
1. Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko
perdarahan pasca persalinan.
2. Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI.
3. Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu merasa lebih
tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur
pasca persalinan lainnya.
b) Pengaruh prolaktin
1. Meningkatkan produksi ASI.
2. Menunda ovulasi.
a. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K
(Phytomenadione) injeksi 1 mg intramuscular setelah proses IMD untuk
mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K
yang dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Jika menggunakan sediaan 10
mg/L suntikkan secara intramuscular di paha kiri anterolateral sebanyak
0,1 ml, sedangkan jika menggunakan sediaan 2 mg/L maka suntikkan
vitamin K sebanyak 0,5 ml ( Dewi, 2017).

b. Pemberian Salaf Mata


Salaf mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses
IMD dan bayi telah selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut
mengandung tetrasiklin 1% atau antibiotika lain ( Armini dkk, 2017).
c. Pemberian Imunisai Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi
hepatitis B diberikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan
uniject), disuntikkan secara intramuscular di paha kanan ( Indriani dkk,
2017).
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY


“R“ 6 JAM DI BPM YRTTI LATIF PADANG PARIAMAN

PADA TANGGAL 09 NOVEMBER 2022


1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata :
1. Nama bayi : By Ny “R”
2. Umur : 1 Jam
3. Tanggal / jam /lahir : 27 Mei 2022/ 05:10 WIB / Normal
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Berat badan : 3000 gram
6. Panjang badan : 49 cm

1. Nama Istri : Ny. R


2. Umur : 23 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : Batu Banyak

1. Nama Suami : Tn. B


2. Umur : 32 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Batu Banyak

B. Anamnesa (Data Subjektif)


Pada tanggal : 09 NOVEMBER 2022
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
a. Perdarahan : Tidak Ada
b. Preeklampsia : Tidak Ada
c. Ekslampsia : Tidak Ada
d. Penyakitkelamin : Tidak Ada
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Diabetes mellitus : Tidak Ada
b. Asma : Tidak Ada
c. Jantung : Tidak Ada
d. Epilepsi : Tidak Ada
e. Gamelli : Tidak Ada
3. Kebiasaan waktu hamil
a. Obat-obatan : Tidak Ada
b. Makanan : Tidak Ada
c. Merokok : Tidak Ada
d. Lain-lain : Tidak Ada
4. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : Normal
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Lama persalinan
 Kala I : 1 jam
 Kala II : 10 menit
5. Ketuban pecah
a. Spontan / tidak : Spontan
b. Warna : Jernih
c. Jumlah : + 75 cc
6. Komplikasi persalinan : Tidak Ada
7. Keadaan Bayi Baru Lahir :
a. Ibu : Baik
b. Bayi : Baik
Nilai A/S : 8/9

Menit Tanda 0 1 2 N
 Frekuensi jantung ( ) Tidak ada ( ) < 100 (√ ) > 100 8

 Usaha bernafas ( ) Tidak ada ( ) Lambattakteratur (√)Menangiskuat

Menit  Tonus otot ( ) Lumpuh ( ) Ext.fleksisedikit (√) Gerakanaktif


1  Reflek ( ) Tak bereaksi (√) Gerakansedikit ( ) Menangis
 Warna
( ) Biru / pucat (√) Tubuh kemerahan ( ) Kemerahan
tangan dan kaki biru

 Frekuensi jantung ( ) Tidak ada ( ) < 100 (√) > 100 9

Menit  Usaha bernafas ( ) Tidak ada ( ) Lambattakteratur (√) Menangiskuat


2  Tonus otot ( ) Lumpuh ( ) Ext.fleksisedikit (√ )Gerakanaktif

 Reflek ( ) Tak bereaksi (√) Gerakansedikit ( ) Menangis


 Warna
( ) Biru/ pucat ( ) Tubuh kemerahan (√) Kemerahan
tangan dan kaki biru

Resusitasi :

- Pengisapan lendir : Ada

- Ambu : Tidak Ada

- Masasejantung : Tidak Ada

- Intubasiendotrakeal : Tidak Ada

- Oksigen : Tidak Ada

- Terapi : Tidak Ada

Stempel kaki bayi


Kiri Kanan

C. Pemeriksaanfisik (Data Objektif)


1. Keadaan umum : Baik
2. Suhu : 36,5 C
3. Pernafasan : 45 x/i
4. BB/PB : 3000 gram / 49cm
5. Cianosis : Tidak Ada
6. Ikterik : Tidak Ada
a. Pemeriksaan fisik secara sistematik :

1. Keadaan umum : Baik


2. Kepala : Normal, Cephal hematom tidak ada, Caput
succedaneum tidak ada
3. Ubun-ubun : Datar, tidak ada kelainan
4. Muka : Tidak ada edema, simetris kiri dan kanan
5. Mata : Simetris kiri dan kanan
6. Telinga : Simetris kiri dan kanan
7. Mulut : Tidak ada labioskizis dan labiopalatoskizis
8. Hidung : Ada 2 lubang hidung ada dan sekat adda
9. Leher : Kelenjar tyroid dan limfe tidak ada
pembengkakan
10. Dada : Normal, tidak ada kelainan, putting susu
ada
11. Tali pusat : Belum kering, tidak ada infeksi
12. Punggung : Tidak ada spina bifida, datar normal
13. Ekstremitas Atas : Sindactily dan polydactyly tidak ada
14. Ekstremitas bawah : Sindactily dan polidactily tidak ada
15. Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora
16. Anus : (+ )
b. Refleks :

1. Reflek Morro : (+)


2. Reflek Rooting : (+)
3. Reflek Sucking : (+)
4. Reflek Tonic neck : (+)
5. Reflek Graphs / platar : (+)
c. Antropometri :

1. Lingkar kepala : 33 cm
2. Lingkar dada : 32 cm
3. Lingkar lengan atas : 11 cm
d. Eliminasi :

1. Miksi : Ada
2. Mekonium : Ada

e. Vit K : Sudah diberikan jam 05:02 WIB

f. Salaf mata : Sudah diberikan 05:02 WIB

g. Hbo : Belum diberikan


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY “R“ 6 JAM

DI BPM YETTI LATIF DI PADANG PARIAMAN

PADA TANGGAL 09 NOVEMBER 2022

S O A P

1. Bayi lahir normal pukul 05.10 Diagnosa : 1. Menjelaskan pada ibu dan
WIB keluarga tentang keadaan
1. Ibu mengatakan bayi BBL 6 jam Normal keadaan
umum bayi dalam batad
lahir pukul 05.10 WIB di 2. JK : Perempuan umum bayi baik
normal
BPM Susi Anggraini,
BB : 3000 gram E : Ibu dan keluarga
A.Md.Keb
mengetahui hasil
2. Ibu mengatakan senang PB : 49 cm Dasar :
pemeriksaan
dengan kelahiran bayinya
A/S : 8/9 1. Bayi lahir normal tanggal 09
NOVEMBER 2022 pukul 05.10 2. Menjelaskan pada ibu
Anus : (+)
WIB menangis kuat. mengenai cara menyusui
3. TTV : 2. JK : Perempuan yang benar yaitu posisi ibu
BB : 3000 gram relaks dan nyaman, susui
N : 138x/i,
bayi tidak hanya putingnya
PB : 49 cm
saja tapi sampai ke areola,
P : 43x/i, A/S : 8/9 setelah menyusui bersihkan
payudara dan sendawakan
S: 36,6C Anus (+)
bayi
4. Refleks 3. Reflek Moro, sucking, E : Ibu mengerti tentang
rooting tonic neck, dan graphs: penjelasan bidan dan akan
Reflek Moro, sucking, rooting,
(+) melaksanakannya
tonic neck, dan graphs : +
4. TTV dalam batas normal
5. Antropometri : Lingkar kepala 5. Antropometri : 3. Mengajarkan ibu mengenai
: 33cm Lingkar kepala : 33cm cara menjaga kehangatan
bayi yaitu dengan tidak
Lingkar dada : 32cm Lingkar dada : 32cm
mendekatkan bayi ke
Lingkar lengan atas :11 cm Lingkar lengan atas :11 cm jendela dan kipas angin,
mengganti popok dan baju
6. Eliminasi : 6. Eliminasi :
yang basah, memakai
BAK : Ada BAK : Ada bedong, dan menjaga suhu
ruangan.
BAB : Ada BAB : Ada
E : Ibu paham dan akan
7. Vit K : Sudah diberikan 05:02 melaksanakan ajaran bidan
WIB 4. Memberitahu ibu bahwa
Masalah : Tidak ada
bayi akan dimandikan 6
Salaf mata : Sudah diberikan jam
Diagnosa potensial : Tidak jam setelah bayi lahir.
ada E : Bayi sebentar lagi akan
05:02 WIB Tindakan segera : Tidak ada dimandikan

HB0 : Belum diberikan Kebutuhan :


5. Melakukan perawatan tali
1. Jelaskan pada ibu dan pusat dengan cara
keluarga tentang keadaan bayi membersihkannya
2. Jelaskan pada ibu cara menggunakan kain kassa
menyusui yang benar steril.
3. Ajarkan cara menjaga E : Tali pusat sudah
kehangatan bayi dibersihkan
4. Beritahu ibu bahwa bayi
akan dimandikan setelah 6 jam 6. Menganjurkan ibu
bayi lahir bounding attachment,
5. Lakukan perawatan tali pusat dengan cara:
6. Anjurkan ibu untuk bounding -Susukan bayi pada ibu nya
attachment sedini mungkin ,
7. Jelaskan pada ibu tanda minimalnya 30 menit
bahaya pada bayi setelah bayi lahir.
-Sering mengajak bayi
komunikasi dan memberi
belaian kasih saying
E : Ibu mengerti dan
melaksanakan anjuran
bidan

7. Menjelaskan pada ibu tanda


bahaya pada bayi
contohnya : demam tinggi,
kulit kuning, rewel, tidak
mau menyusi, dan tidak
BAB setelah 24 jam
pertama bayi lahir.
E : Ibu sudah mengetahui
tanda bahaya pada bayi

Anda mungkin juga menyukai