Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.

F
DI KLINIK NASYWA
TAHUN 2022

OLEH:

Lucy Dinda

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKes AS SYIFA KISARAN
TAHUN 2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir (LTA) ini di klinik bersalin Nasywa dengan judul laporan “Asuhan

Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Tahun 2022”.

Penyelesaiaan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak yang terlibat secara langsung, oleh karena itu, pada kesempatan ini

saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua Yayasan STIKes As Syifa Di Kisaran.

2. Ibu Ustifina Hasanah Hasibuan, SST, M.Kes. Selaku Ketua STIKes As

Syifa Di Kisaran.

3. Ibu Ustifina Hasanah Hasibuan, SST, M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing

atas bimbingan serta arahannya dan juga bantuan literatur yang telah

diberikan.

4. Klinik Nasywa yang telah memberikan ijin untuk penulis mengangkat

kasus di klinik bersalin tersebut untuk dijadikan laporan praktik klinik.

5. Seluruh staff dan dosen pengajar STIKes As Syifa Di Kisaran.

Walaupun penulis telah menerima banyak bantuan namun, segala

kesalahan dalam laporan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi

kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Kisaran, Maret 2021

Penulis

Lucy Dinda
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

BBL : Bayi Baru Lahir

Depkes : Departemen Kesehatan

IMD : Inisiasi Menyusi Dini

KH : Kelahiran Hidup

KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

KN :Kunjungan Nifas

SDG’s : Survey Demografi Goals

WHO : World Health Organization

SP : Sensus Penduduk

BBLR : Bayi Baru Lahir Rendah


xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup

bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)

yang berat. (Kukuh Rahardjo, 2014). Adapun permasalahan yang terjadi pada bayi

baru lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang,

BBLR, hipotermi, dll. (Muslihatun, 2010)

Menurut Word Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka

Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB Negara

berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di Negara maju 5 per 1.000

kelahiran hidup. AKB di Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia

Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup.Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai

25 per 1.000 kelahiran hidup.bila dibandingkan dengan Malaysia. Filipina dan

Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari Negara-

negara tersebut dimana AKB Malaysia hidup.

Berdasarkan data Sulawesi Selatan yang diperoleh dari profil dinas

kesehatan pada tahun 2015 jumlah kematian bayi menjadi 1.056 bayi atau 7.23

per 1000 kelahiran hidup yang disebakan oelh beberapa faktor seperti

pertumbuhan janin yang lambat, kekuranga gizi pada janin, kelahiran premature

dan berta badan lair rendah (BBLR) sedangkan penyebab lainnya yang cukup

banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia

intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir (afiksia lahir), dan trauma persalinan (chefalhematoma,

caput succedaneum), maka masih perlu peran dari semua pihak yang terkait dalam

rangka penurunan angka tersebut sehingga target Milinium Development Goals

(MDGs) khususnya penurunan angka kematian dapat tercapai.

Sesuai dengan survey Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sumatera

Utara berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP). Berdasarkan Sensus Penduduk

(SP) Angka Kematian Bayi (AKB) di Sumatera Utara terlihat mengalami

penurunan yang cukup siknifikan berdasarkan data dua kali sensus terakhir yaitu

Sensus Penduduk (SP) tahun 2000 dan 2010. Angka Kematian Bayi (AKB) di

Sumatera Utara hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 adalah 44/1.000 kelahiran

hidup kemudian turun menjadi 25,7 atau dibulatkan menjadi 26/1.000 kelahiran

hidup pada hasil Sensus 3 Penduduk (SP) 2010. Bila dilihat trend Angka

Kematian Bayi (AKB) kurun waktu 2001-2010 maka diperhitungkan telah terjadi

penurunan setiap tahunnya dengan ratarata perkiraan 1,8 per 1.000 kelahiran

hidup per tahun. Oleh karenanya bila trend penurunan Angka Kematian Bayi

(AKB) dapat dipertahankan, maka diperkirakan Angka Kematian Bayi (AKB)

Sumatera Utara tahun 2016 akan sebesar 15,2/1.000 kelahiran hidup. (BPS

Provinsi Sumatera Utara, 2013).

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan

khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai dengan

PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan, selama

persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat

dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti mengajarkan


cara merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta cara menyusui yang benar

dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan

bayi yang sehat.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal

merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahakan suhu

tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah, pemotongan dan perawatan tali

pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian

oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan

dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi petugas kesehatan bayi dan

anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu

pada waktu ibu hamil dan melahirkan. (JNPK – KR, 2013 : 119) . Maka dari itu,

upaya pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan

asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melaksanakan asuhan

kebidanan “Bayi Baru Lahir Pada NY. F Di klinik NASYWA Tahun 2022”.

1.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup asuhan diberikan pada bayi baru lahir yang fisiologis, ,

maka pada penyusunan LTA ini mahasiswa mengambil kasus Asuhan Kebidanan

Bayi Baru Lahir

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. F di Klinik

NASYWA Tahun 2022 dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. F Diklinik

NASYWA Tahun 2022.

2. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi baru

lahir Ny. F Di Klinik NASYWA Tahun 2022.

1.4 Sasaran, Tempat, dan Waktu Asuhan Kebidanan

1. Sasaran

Sasaran subjek asuhan kebidanan ditunjukan kepada bayi Ny. F

dengan memperhatikan kesehatan bayi baru lahir Ny. F.

2. Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi

Ny. F di Klinik NASYWA Tahun 2022.

3. Waktu asuhan kebidanan

Waktu yang diperlukan mulai dari tanggal 05 maret 2022 - 18 maret

2022

1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Penulis

Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mahasiswa sehingga dapat mengaplikasikan dalam memberikan

asuhan kebidanan bayi baru lahir di Klinik NASYWA tahun 2022.

1.5.2 Bagi Pasien

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan yang diberikan oleh

bidan secara efektif.

1.5.3 Bagi Klinik

Sebagai bahan masuk informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan

kebidanan bayi baru lahir.

1.5.4 Bagi STIKes As Syifa di Kisaran

Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah referensi di kampus

STIKes As Syifa di Kisaran sehingga dapat menambah wawasan

mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Bayi Baru Lahir

1.2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai dengan 4.000

gram (Sari Wahyuni, 2018).

b. Fisiologi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir dikatan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai

berikut:

1. Berat badan 2.500-4000 gram.

2. Panjang badan lahir 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.

4. Lingkar kepala 33-35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 denyut/menit,

kemudian menurun sampai 120-140 denyut/menit.

6. Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian

menurun setelah tenang 40 kali/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.


8. Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9. Kuku telah agak panjang dan lunak.

10. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora, testis sudah

turun.

11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12. Refleks moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

13. Eliminasi baik, urin, dan mekonium akan keluar dalam 48 jam pertama,

mekonium bewarna hitam kecoklatan.

c. Pathologis Pada Bayi Baru Lahir

Penyakit yang Sering Terjadi pada Bayi Baru Lahir:

1. Sakit Kuning

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit kuning pada


bayi baru lahir ini terjadi pada 60 persen bayi cukup bulan dan 80
persen pada bayi kurang bulan.

2. Kolik

Kolik merupakan kondisi yang digambarkan dengan Si Kecil menangis


berlebihan selama sedikitnya 3 jam dalam sehari, 3 hari seminggu, dan
3 minggu berturut-turut.

3. Gangguan pernapasan

Pada bayi, kondisi seperti ini mungkin bisa membuat tubuhnya


berubah warna menjadi kebiruan karena kurang oksigen
4. Ruam popok

Ruam popok atau diaper rash adalah kondisi kulit bayi di area
pemakaian popok yang terlihat memerah, panas, gatal, dan bengkak

5. Anemia

Ini adalah kondisi kesehatan di mana tubuh kekurangan sel darah


merah dan jumlahnya tidak sesuai dengan usia Si Kecil

6. Infeksi telinga

Infeksi telinga mudah terjadi pada anak karena anak memiliki bentuk

tuba eustachius lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal,

daripada milik orang dewasa

7. Muntah

Muntah dan gumoh pada bayi merupakan keluarnya sebagian susu

saat atau setelah bayi menyusu

d. Pemeriksaan Refleks Bayi Baru Lahir

Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting perkembangan normal.

Bayi baru lahir yang normal memiliki banyak refleks neurologis yang primitif.

Ada atau tidaknya refleks tersebut menunjukan kematangan dan perkembangan

system saraf yang baik. Adapun beberapa pembagian refleks pada bayi baru lahir

yaitu:

1. Refleks Glabelar
Refleks ini dinilai dengan mengetuk daerah pangkal hidung secara

perlahan menggunakan jari telunjuk pada saat mata terbuka.

2. Refleks Isap

Refleks ini dinilai dengan memberi tekanan pada mulut bayi dilangit

bagian dalam gusi atas yang akan menimbulkan isapan yang kuat dan

cepat.

3. Refleks Rooting

Refleks ini dapat dinilai dengan mengusap pipi bayi dengan lembut, bayi

akan menolehkan kepalanya kearah jari kita dan membuka mulutnya.

4. Refleks Palmar Grasp (menggengam)

Refleks ini dinilai dengan meletakkan jari telunjuk pemeriksa pada

telapak tangan bayi, tekanan dengan perlahan normalnya bayi akan

menggengam dengan kuat.

5. Refleks Babinski

Refleks ini dapat dinilai dengan memberi goresan telapak kaki dimulai

dari tumit kemudian bayi akan menunjukan respons berupa semua jari

kaki hiperekstensi dengan ibu jari dorso fleksi.

6. Refleks Moro

Refleks ini di tunjukan dengan timbulnya pergerakan tangan yang simetri

apabila kepala tiba-tiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk

tangan.

7. Refleks Melangkah
Bayi menggerakkan tungkainya dalam suatu gerakan berjalan atau

melangkah jika kita memegang lengannya sedangkan kakinya dibiarkan

menyentuh permukaan yang rata dan keras.

8. Refleks Merangkak

Bayi akan berusaha merangkak kedepan dengan kedua tangan dan kaki

bila diletakkan telengkup di atas permukaan datar.

1. Refleks Tonik

Eksremitas pada satu sisi ketika kepala ditolehkan akan ekstensi dan

ekremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke

satu sisi saat istirahat.

2. Refleks Ektruksi

Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh

dengan jari atau putting.

e. Terapi Untuk Bayi Baru Lahir

1. Kebutuhan gizi bayi (0-6 bulan) Menurut Muslihatun (2010), usia bayi

0-6 bulan dengan berat 6,0 kg dan tinggi 60 cm, angka kecukupan gizi

yang dianjurkan perharinya adalah

a. Energi 550 kkal

b. Protein 10 g

c. Vitamin A 375 RE

d. Vitamin D 5 mg

e. Vitamin C 40 mgVitamin B12 0/4 mg

f. Kalsium 200 mg
g. Besi 0,5 mg

h. Seng 1,3 mg

2. Nutrisi untuk bayi 0-6 bulan ASI Ekslusif ASI merupakan sumber

makanan utama paling sempurna bagi bayi usia 06 bulan. Untuk itu harus

diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat

dipenuhi melalui ASI. ASI Ekslusif menurut WHO adalah pemberian

ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air

jeruk, maupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan

system pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna,

sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI (Muslihatun,

2010).

1.2.2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Asuhan yang diberikan dalam waktu 24 jam (Marmi,2015). Asuhan yang

diberikan adalah:

a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitas

Menurut (Davies, Mc Donald 2014), nilai Apgar hampir dikenal di seluruh


dunia dan digunakan secara rutin sebagai perangkat penentu kondisi bayi
ketika lahir. Perangkat ini menilai bayi menurut parameter warna, upaya napas
dan frekuensi denyut jantung, serta aktivitas tonus dan reflek iritabilitas.

Nilai Apgar Tanda 0 1 2 Warna Putih, biru,pucat Batang tubuh berwarna pink,

sementara ekstremits berwarna biru Seluruh tubuh berwarna pink Denyut

jantung Tidak ada <100 > 100 Reflex iritabilitas Tidak ada Menyeringai

Menangis Aktivitas tonus Lunglai Tungkai sedikit lebih fleksi Gerakan aktif
Upaya napas Tidak ada Lambat , tidak teratur Menangis kuat (Davis dan

Mc.Donald tahun 2014).

b. Pertahankan suhu tubuh bayi

a. Hindari memandikan bayi minimal 6 jam dan hanya setelah itu jika tidak

terdapat masalah medis serta suhunya 36,5 derajat c atau lebih.

b. Bungkus bayi dengan kain yang kering / hangat.

c. Kepala bayi harus tertutup.

d. Pemeriksaan fisik bayi. Butir – butir penting pada saat memeriksa bayi

baru lahir:

a. Gunakan tempat yang hangat dan bersih.

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa, gunakan sarung tangan

dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.

c. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah mulai dari kepala sampai

jari-jari kaki.

d. Jika ada faktor resiko dan masalah minta bantuan lebih lanjut jika

diperlukan.

e. Rekam hasil pengamatan.

c. Berikan vitamin k untuk mencegah terjadinya perdarahan karena efisiensi

vit k pada BBL. Hal-hal yang harus dilakukan adalah :


a. Semua BBL normal dan cukup bulan berikan vit k peroral 1 mg/hari

selama 3 hari.

b. Bayi resti berikan vit k parietal dengan dosis 0,5-1 mg.

c. Identifikasi bayi merupakan alat pengenal bayi agar tidak tertukar.

d. Perawatan lain

a. Lakukan perawatan tali pusat.

b. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi pulang kerumah berikan

imunisasi BCG , polio oral , dan hepatitis B.

c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua.

d. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi.

e. Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam.

f. Pertahankan bayi agar selalu dekat ibu.

g. Jaga bayi dalam keadaan bersih , hangat dan kering.

h. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

i. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.

j. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi.

k. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit


e. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik. Ketika

pasien mau pulang, sebaiknya bidan melakukan evaluasi sebagai berikut:

a. Tanda-tanda vital bayi, tangisan , warnakulit, tonus otot dan tingkat

aktifitas.

b. Apakah bayi sudah BAB.

c. Apakah bayi sudah dapat menyusu dengan benar.

d. Apakah ibu menunjukkan bahwa ia sudah menanganineonatal dengan

benar.

e. Apakah suami dan keluarga sudah dilibatkan dalam hal perawatan

neonatal.

f. Apakah sudah cukup persediaan pakaian atau perlengkapan bayi

dirumah.

g. Apakah keluarga memiliki rencana tindak lanjut kunjungan.

h. Apakah memiliki rencana transportasi.

f. Kunjungan neonatal menurut Sari tahun 2014, antara lain :

1. Kunjungan neonatal harike – 1 (KN1) Untuk bayi yang lahir di fasilitas

kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi pulang dari

fasilitas kesehatan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir. Hal

yang dilakukan adalah jaga kehangatan tubuh bayi, berikan ASI

ekskusif, cegah infeksi, rawat tali pusat.


2. Kunjungan neonatal hari ke-2 (KN2) Dilakukan pada kurun waktu hari

ke -3 sampai dengan hari ke – 7 setelah bayi baru lahir. Hal yang

dilakukan adalah jaga kehangatan tubuh bayi, berikan ASI

eksklusif ,cegah infeksi, rawat tali pusat.

3. Kunjungan neonatal hari ke-3 (KN3) Dilakukan pada kurun waktu

hari ke -8 sampai dengan hari ke – 28 setelah lahir. Hal yang dilakukan

adalah jaga kehangatan tubuh, beri ASI ekslusif, rawat tali pusat,

periksa ada/ tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit seperti tidak mau

menyusu, lemah, pusat kemerahan, kulit terlihat kuning, demam atau

tubuh teraba dingin. Segera periksakan bayi ke dokter/bidan jika

menemukan satu atau lebih tanda bahaya pada bayi. Pencegahan

infeksi pada bayi baru lahir Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk

pencegahan infeksi menurut arfian, arum lusiana tahun 2016 sebagi

berikut :

a) Inisiasi Menyususi Dini (IMD), pemberian ASI secara dini

dan eksklusif.

b) Kontak kulit kekulit dengan ibunya (Skin To Skin Contact).

c) Menjaga kebersihan pada saat memotong dan merawat tali

pusat (tanpa menempelkan / membubuhkan apapun pada

tali pusat).

d) Menggunakan alat-alat yang sudah disterilkan atau yang

sudah didesinfeksi tingkat tinggi (misalnya direbus).


e) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menolong

persalinan/merawat bayi.

f) Menggunakan bahan yang telah dibersihkan dengan benar

untuk membungkus bayi agar hangat.

g) Menghindari pembungkusan tali pusat atau dengan

perawatan kering terbuka.

h) Menghindari penggunaan krim ata usalep pada tali pusat,

yang dapat menyebabkan tali pusat basah/lembab.

i) Pemberian tetes mata untuk profilaksis.

j) Pemberian vitamin k untuk mencegah perdarahan.

k) Pemberianvaksin hepatitis B (Hb 0) Rawat gabung Rawat

gabung disebut juga rooming in merupakan suatu perawatan

dimana ibu dan bayi ditempatkan dalam satu ruang secara

terus menerus selama24 jam.

1. Tujuan Rawat Gabung:

a. Mendukung pemberian ASI sedini mungkin, ASI eksklusif

dan pemberian ASI on demand.

b. Memberikan kesempatan pada ibu untuk mendapatkan

pengalaman tentang cara merawat bayi.

c. Mendekatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

2. Manfaat Rawat Gabung :

a. Aspek Fisik Jika ibu dan bayi berdekatan, maka kontak

antara ibu dan bayi akan lebih sering, ibu dapat melakukan
perawatan langsung dan menyusui bayinya setiap saat

sehingga bayi lebih terpenuhi kebutuhannya, misalnya ASI

dan kolostrum yang keluar dapat segera diterima oleh bayi,

sehingga bayi akan mendapatkan kekebalan secara optimal.

b. Aspek fisiologis Jika ibu dan bayi selalu bersama, maka ibu

dapat memnerikan ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan

bayi (on demand), yang akan bermanfaat bagi ibu untuk

membantu proses pengembalian uterus ke bentuk semula

(involusio uteri) serta dapat berfungsi untuk kontrasepsi bagi

ibu (Metode amenorrhea laktasi).

c. Aspek psikologis Jika ibu dan bayi selalu bersama, maka

proses bounding dan kasih saying antara ibu dan bayi akan

segera terjalin dan bayi akan merasa aman, nyaman serta

terlindungi, sehingga bayi tampak lebih tenang dan ibu akan

merasa senang dan bangga karena dipercaya merawat sendiri

bayinya.

d. Aspek edukatif Dengan rawat gabung, secara tidak langsung

ibu akan belajar bagaimana cara merawat bayi, sehingga pada

saat pulang kerumah ibu sudah terbiasa merawat bayinya

(arfianan, arum lusiana, 2016). Perawatan Lanjutan dirumah

Ibu diajarkan untuk selalu memeriksa bayi setiap hari,

dibersihkan dengan memandikan, ditimbang berat badan, dan

suhunya diukur melalui aksila pemeriksaan ini dilakukan


sebelum memberi minum pagi, sehingga semua gerakan tidak

menimbulkan regurgitasi atau gumoh. Bayi normal dan sehat

harus dirawat gabung dengan ibu sejak lahir, dan setiap saat

akan memegang atau setelah memegang bayi ibu maupun

petugas harus cuci tangan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat merawat bayi

adalah:

1. Kelopak mata dibersihkan dengan air (bias menggunakan

kapas yang dibasahi air hangat dan diperas terlebih

dahulu).

2. Inspeksi luang hidung, bila terdapat lender atau susu

didalamnya dibersihkan dengan cutton bud, secara hati-

hati sebatas cuping hidung jangan sampai terlalu dalam.

3. Mengusap wajah bayi saat membersihkan muka dengan

lembut.

4. Gunakan sabun ringan atau sampo bayi untuk cuci

rambut.

5. Mengukur suhu di aksila atau di ketiak, bukan di anus

sebagai wujud asuhan sayang bayi, agar bayi tetap

nyaman mengukur suhu di anus dapat menimbulkan

reflek fagal pada bayi, yang membuat bayi tidak nyaman.

6. Selalu mengamati tali pusat, melihat apakah ada

perdarahan atau tanda-tanda infeksi (kemerahan,


bengkak dan bau busuk). 7. Pada saat mengganti popok,

selalu mengamati daerah genitalia, lipat paha dan pantat

bayi apakah ada tanda iritasi atau kemerahan adakah

ruam popok (arfiana, arum lusiana, 2016).

1.2.3 Tabel Observasi Perkembangan BBL

No Hari/ Diagnosa Observasi Paraf/

Tanggal/Jam Kebidanan Nama

Bidan

1 Rabu, Bayi Baru 1. Bayi Ny. F

10 Maret 2022 Lahir telah lahir

Pukul 21:30 dengan

WIB normal.

2. Memeriksa

keadaan

umum bayi

Ny. F.

3. Memberikan

Asuhan Bayi

Baru Lahir

kepada bayi

Ny. F.
4. Memantau

perkembanga

n bayi Ny. F.

5. Memberitahu

keadaan bayi

kepada Ny.F

bahwa

bayinya

dalam

keaadan

normal.

6. Ny. F telah

mengerti.
1.2.4 Dokumentasi

a. Bukti tanda Tangan Mahasiswa dan Objek Asuhan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data

atau sebagai responden pada Asuhan Kebidanan yang dilakukan oleh mahasiswa

Prodi D III Kebidanan STIKes As Syifa Kisaran.

Judul : Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. F Di Klinik H.

Syahruddin Tanjung Balai Tahun 2022.

Mahasiswa : Silvia Anisa Putri

NIM : 19131983042

Saya percaya yang saya informasikan dijamin kerahasiaannya. Demikian

secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan

serta dalam penelitian.

Tanjung Balai, 10 Maret 2022

Mahasiswa Responden
( Lucy Dinda ) ( Finny Sago)

BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


BARU LAHIR Ny. F DIKLINIK NASYWA
TAHUN 2022

1.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

DATA SUBJEK : Ibu mengatakan bahwa bayinya lahir pada tanggal 10

maret 2022 dan keadaan bayinya sehat.

DATA OBJEK : BB : 4300 gram, PB : 52 cm, pemeriksaan fisik : Suhu

: 350 C, RR : 52x/i, imunisasi HB0 : dilakukan,

Pemeriksaan kepala : Tidak ada caput sucsedenum,

Pemeriksaan mata : Simetris, Pemeriksaan mulut :

Tidak ada labio palatokizis, Refleks rooting : Positif,

Refleks sucking : Positif, Refleks swalowing : Positif,

Tali pusat : Tidak ada perdarahan, Warna kulit:

Kemerahan, Genetalia : Labia mayor menutupi labia

minor, Anus : Berlubang, Eliminasi : Bayi sudah BAB

dan BAK.

ASSASMENT :

Dx : Bayi Ny.F Cukup bulan usia 2 jam normal.

Dasar :

- Bayi lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 39 minggu 6 hari


- Bayi lahir pukul : 21.20 WIB

- Panjang Badan : 52 cm

- Berat Badan : 4300 gram

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan :

- Jaga kehangatan tubuh bayi.

- Lakukan perawatan tali pusat pada bayi.

- Beri ASI Eklusif pada bayi setiap 2 jam sekali

PLANNING :

1. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara membedong bayi.

2. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan

menggunakan kassa steril.

3. Memberikan ASI Eksklusif setiap 2 jam sekali.


BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. F yang

dilakukan penulis di Klinik NASYWA. Maka penulis melakukan pembahasan

kesenjangan antara teori dan praktek yang terjadi dilapangan yaitu:

4.4 Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang diberikan pada By.

F di Klinik NASYWA yaitu:

1. dilakukan pengukuran lingkar kepala

2. panjang badan, berat badan, pemeriksaan alat genetalia

3. perawatan tali pusat menggunakan kassa steril

4. pemberian Vit K, imunisasi HB0 dan obat tetes mata.

Pada teori bayi setelah segera lahir wajib diukur panjang badan, berat

badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, perawatan tali pusat, pemberian Vit K,

pemberian imunisasi HB0 dan salep/obat tetes mata.

Tidak adanya kesenjangan yang terjadi antara dipraktek dan teori dalam

memberikan asuhan pada bayi baru lahir pada bayi Ny. F


25

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada pukul 05.00 pembukaan sudah lengkap yaitu 10 cm, bayi lahir pada

pukul 21.20 wib, berat bayi 4300 gram, Bayi baru lahir dalam keadaan

sehat. Bayi diberi ASI karena air susu ibu sudah keluar.

5.2 Saran

1. Bagi STIKes As Syifa Kisaran

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah referensi

di kampus STIKes As Syifa Kisaran sehingga dapat menambah wawasan

mahasiswa.

2. Bagi Klinik

Sebagai bahan masuk/ informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan

kebidanan bayi baru lahir

Bagi pasien

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan yang diberikan oleh

bidan.

Bagi Penulis

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat


mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi

neonatus di Klinik NASYWA .

DAFTAR PUSTAKA

Aniek. (2019). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Trans Medika: Jakarta.

Astuti (2015). Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Trans Info Medika:
Jakarta.Dinkes Sumut. (2015) Depkes Sumut. (2017)

Jenny, ddk (2019). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jurnal
Kemenkes RI. (2017)

Lusiana, A. (2016). Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak PraSekolah. Trans
Medika: Jakarta.

Muslihatun. (2010). Asuhan Neonatus Bayi, Dan Balita. Fitra Maya: Yogyakarta.

Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan Patologi. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Dr. Lyondon Saputra, (2020). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Binarupa
Aksara: Tangerang Selatan.

Analisis Beberapa Faktor Penyebab Kejadian Kematian Neonatus Di Puskesmas


Darussalam Medan Dengan Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda.
Laporan Akhir, Program Studi D3 Statistika, Medan.

Anda mungkin juga menyukai