RENI ANDRIANI
H522240
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan Kasus iini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik klinik
program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Rajawali.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiah & Yilianti, 2011).
Kurang baiknya asuhan pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kecacatan
angka kematian bayi sebesar 560.000 yang disebabkan oleh infeksi tali
pusat. Di Asia Tenggara Angka kematian bayi karena infeksi tali pusat
sebesar 126.000. Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir. Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk
tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali
pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan
terbuka. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun karena akan
memiliki rata-rata pelepasan tali pusat selama >7 hari 60% dan selama 5-7
kelahiran hidup, AKB (angka kematian bayi) 24 per 1.000 kelahiran hidup,
usia 0-59 tahun yaitu neonatus (0-28 hari) 20 orang 2,9 per seribu
penduduk, kematian post natal atau bayi (29 hari-11 bulan) berjumlah 22
orang 3,2 per seribu penduduk dan kematian anak balita (12-59 bulan)
PMB “YN” Kota Bengkulu terdapat 68 bayi lahir hidup tanpa komplikasi
dan angka kelahiran bayi tertinggi ditemukan PMB “Y” Kota Bengkulu
pada tahun 2020 terdapat 108 bayi yang dilahirkan secara normal di PMB
memenuhi asuhan standar kebidanan pada bayi baru lahir, tetapi masih
B. Rumusan Masalah
dirumuskan masalah yaitu penerapan asuhan pada bayi baru lahir normal
masih belum maksimal dikarenakan tidak semua bayi baru lahir normal
mendapatkan perawatan tali pusat yang bersih dan kering, seperti masih
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Diketahui data objektif dan subjektif pada bayi baru lahir normal
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
aplikasian teori dalam praktek dalam asuhan kepada ibu dan bayi
setelah lahir.
secara intensif.
c. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiah &
Yilianti, 2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
setelah lahir dengan nilai APGAR antara 7-10 (Wagiyo & Putrono,
2016).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
cukup bulan (dari kehamilan 37-42 minggu) dan berat badan lahir
sempurna
apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II
(Dewi, 2011).
a. Reflex moro
bawah ekstensi.
b. Reflex rooting
c. Reflex sucking
d. Reflex palmargraps
sisi, lengan dan tungkai ekstensi kearah sisi putaran kepala dan
f. Reflex babinsky
Reflex ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki
g. Reflex exgallant
h. Reflex ekstrusi
i. Berkedip
j. Merangkak
tindakan resusitasi.
Periode ini dapat berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah
kelahiran unutk beberapa sistem tubuh bayi. Transisi paling nyata dan
c. Sistem thermoregulasi
d. Sistem gastrointestinal
melindungi diri dari zat berbahaya, kolon bayi baru lahir kurang
e. Sistem imunologi
Tetapi sel darah masih belum matang sehingga bayi belum mampu
warna merah jambu pada urin, namun hal ini tidak penting.
secara reflek. Urin pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam,
g. Sistem integument
belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan
pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitive dan dapat rusak dengan
mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit
setelah kelahiran.
h. Metabolisme glukosa
glukosa darah akan turun dalam waktu yang cepat (1-2 jam).
i. BAB
atau 6 kali defekasi setiap hari (1x defekasi setiap kali diberi
lewat percikan darah dan cairan tubuh misalnya virus HIV, Hepatitis
menularkan infeksi
g. Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan
buang sampah
18
bosokomial
belum dimandikan
setelah digunakan)
g. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan
sebelumnya
Rawat gabung adalah suatu perawatan dimana ibu dan bayi yang
penuh seharinya, hal ini merupakan waktu yang baik bagi ibu dan byai
selama 24 jam dan rawat gabung parsial dimana ibu dan bayi bersama-
sama hanya dalam beberapa jam seharinya, misalnya pagi bersama ibu
merawat bayi
kolostrum atau ASI dan produksi ASI akan semakin banyak jika
a. Ibu
terjadi proses lekat (early infant mother bonding) dan lebih akrab
b. Bayi
c. Keluarga
dan lama waktu perawatan menjadi lebih pendek karena ibu cepat
d. Petugas
2) Penilaian awal
Sebelum lahir :
meconium?
kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah
megap?
dengan asfiksia.
berikut :
dingin.
23
langsung).
25oC
yang kering.
(3) Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak
(7) Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24
(1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi
dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah tidak
(4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
lainnya.
keringkan
b) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
di kepala bayi.
dan bayi.
menyusu
jam.
bayi.
6) Pemberian vitamin K1
8) Pemberian imunisasi
tali pusat sekitar 50-55 cm, lebarnya sebesar jari. Tali pusat atau
memelihara pada tali pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau
apapun ke puting tali pusat. Tali pusat akan puput atau terlepas
positif dari perawatan tali pusat adalah bayi akan sehat dengan
kondisi tali pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat
pupus lebih cepat yaitu antara hari 5-7 tanpa ada komplikasi.
yang belum mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang baik
b) Berbau
terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, agar tali pusat
pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru
untuk membilas)
c) Sabun bayi
4) Prosedur
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
kaki/atas ke bawah
(KN) dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari,
baru lahir.
34
1) Data subjektif
2) Data Objektif
55 cm, lingkar kepala : 33-35 cm, lingkar dada : 30-33 cm, lingkar
segera
metode kangguru
e. Langkah V : Intervensi
f. Langkah VI : Implementasi
diagnosis.
SOAP, yaitu :
a. S : subjektif
anamnesis
3) Pada orang yabg bisu, di belakang data diberi tanda “O” atau
“X”
b. O : Objektif
c. A : Assessment
2) Diagnosis/masalah
d. Planning
1. Pengakajian Data
a. Data Subjektif
1) Identitas Bayi
Umur : 1 jam
mengatakan bahwa ini anaknya yang kedua, ibu dan keluarga merasa
a) Riwayat Prenatal
TM I : Mual, Muntah
c) Riwayat Postnatal
reflek rooting
b. Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Apgar skor 10
Tanda Nilai
Appearance (warna kulit) 2
Pulse rate (frekuensi nadi) 2
Grimace (reaksi rangsangan) 2
Activity (tonus otot) 2
Respiration (pernapasan) 2
Total 10
Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,6ᵒC
Penapasan : 44 kali/menit
Antropometri
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 32 cm
2) Pemeriksaan Fisik
(+)
pergerakan aktif.
dada.
3) Pemeriksaan Refleks
ingin memeluk/tidak
Refleks rooting : (+) saat pipi bayi disentuh dengan jari, maka
4) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
2. Interpretasi Masalah
a. Diagnosa
b. Data Subjektif
Bayi lahir tanggal 12 Agustus jam 23.55 WIB secara spontan, jenis
c. Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Apgar Score 10
Suhu : 36,6oC
Pernapasan : 47x/menit
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 33 cm
d. Masalah
Tidak ada
e. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan Segera
mata.
5. Implementasi
a. Setelah bayi lahir menangis kuat segera bersihkan jalan napas dan
hanagtkan bayi
pada bayi
pendengaran baik
terbungkus kasa.
g. Berikan imunisasi Hb 0 dosisi 0,5 cc, dipaha kanan bagian luar secara
IM
h. Rawat tali pusat dengan prinsip yang bersih dan kering tanpa
dibungkus kassa
6. EVALUASI
b. Tali pusat telah dipotong dan diikat tidak terjadi perdarahan dan
infeksi
c. Suhu tubuh bayi terjaga dan tiddak mengalami hipotermi
IM
h. Tali pusat dalam keaadn bersih, tidak lembab, dan tidak terbungkus
kassa
kemudian dipakaikan pakaian bayi, bedong bayi, dan topi bayi yang
bersih
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. N dengan bayi baru lahir normal
pendokumentasian SOAP.
oleh bidan langsung menangis kuat berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada
panjangbadan bayi 48 cm, lingkar kepala bayi 32 cm, dan lingkar dada
bayi 33 cm.
53
Sehingga sesuai dengan teori ciri-ciri bayi baru lahir menurut Dewi
(2011), yaitu: Berat badan 2500-4000 gram, panjang badan lahir 48-52 cm,
Lingar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, Bunyi jantung dalam
objektif dan subjektif diperolah bayi Ny. N umur 1 jam baru saja lahir,
tidak ada masalah. Kebutuhan bayi adalah Menjaga kehangatan bayi agar
dengan metode perawatan tali pusat terbuka yang bersih dan kering.
hari ketujuh yaitu dimulai saat bayi lahir langsung menangis kuat segera
bersihkan jalan napas, keringkan bayi, klem dan potong tali pusat
pada paha bayi ganti kain bayi dengan kain kering, lakukan pemeriksaan
fisik.
pusat tetap terbuka tidak tertutup kassa, bersih, kering, dan tidak dibubui
apapun, memberikan KIE mengenai tanda infeksi tali pusat seperti berbau
54
tali pusat.
perawatan tali pusat menurut Pratiwi & Nawangsari (2020), Tali pusat
tidak boleh dibalut atau ditutup rapat dengan apapun, karena akan
adalah bayi akan sehat dengan kondisi tali pusat bersih dan tidak terjadi
infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat yaitu antara hari 5-7 tanpa ada
komplikasi.
Hasil implementasi pada hari pertama bayi Ny.”N” tali pusat terikat,
keadaan masih basah, bersih dan tanpa tanda infeksi. Hari kedua dan
ketiga tali pusat mulai mengering dan menghitam. Hari keempat dan
kelima tali pusat sudah kering dan menghitam. Tali pusat puput pada hari
dilakukan oleh Fitri Yuliana, dkk (2017) bayi yang dilakukan perawatan
tali pusat terbuka memiliki rata-rata pelepasan tali pusat selama >7 hari
lapangan masih digunakan gurita pada bayi baru lahir. Menurut teori yang
hangatkan bayi dengan sentuhan kulit ibu atau dengan diselimuti dan
A. KESIMPULAN
Berdasarkan laporan studi kasus Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
kelainan atau tanda bahaya pada bayi, abdomen bayi tidak kembung dan
tali pusat puput pada hari keenam dengan keadaan kering tanpa tanda-
tanda infeksi.
Bayi Ny.N umur 1 jam keadaan umum baik dengan tali pusat telah
dipotong masih dalam keadaan basah pada hari pertama dan asuhan pada
bayi baru lahir normal yaitu mnjaga kehangatan tubuh bayi, melakukan
melakukan perawatan tali pusat terbuka dengan prinsip yang bersih dan
kering, semua normal dan tidak terdapat kelainan pada hari keenam tali
5. Asuhan kebidanan yang akan diberikan pada bayi Ny. N yakni asuhan
tali pusat dilakukan dengan perawatan tali pusat terbuka dengan prinsip
6. Implementasi yang dilakukan pada bayi Ny. N dengan bayi baru lahir
normal adalah setelah bayi lahir menangis kuat bersihkan jalan napas dan
prinsip yang bersih dan kering tanpa dibungkus kassa, memandikan bayi
umum bayi baik dengan tanda-tanda vital dalam batas normal Pernapasan
59
fisik tidak ditemukan kelainan atau tanda bahaya pada bayi, abdomen bayi
tidak kembung dan tali pusat puput pada hari keenam dengan keadaan
B. SARAN
kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terbuka yang
bersih dan kering guna menghindari bayi dari resiko infeksi dan
Asiyah, N., Islami, I., & Mustagfiroh, L. (2017). Perawatan Tali Pusat Terbuka
Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan Tali Pusat. Indonesia Jurnal
Kebidanan, 1(1), 29. https://doi.org/10.26751/ijb.v1i1.112
Dewi, V. N. L. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika.
dr. Fransisca Handy, S. (2015). A-Z Perawatan Bayi. Redaksi Pustaka Bunda.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile
2018]. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2018.pdf
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Wineka Media.
Pratiwi, L., & Nawangsari, H. (2020). Modul Ajar dan Pratikum Keperawatan
Maternitas. CV Jejak.
Reni, D. P., Nur, F. Ti., Cahyanto, E. B., & Nugraheni, A. (2018). Perbedaan
Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan Lama Pelepasan
Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Dan Aplikasinya, 6(2), 7. https://doi.org/10.20961/placentum.v6i2.22772
Rukiah, ai yeye, & Yilianti, L. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta Trans Info Media.
Wagiyo, & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranal & Bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. CV. ANDI OFFSET.
Wahyuni, S. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita Penuntun Belajar Praktik
Klinik. EGC.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E. (2016). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. PUSTAKABARUPRESS.
Yuliana, F., Mahpolah, & Rosyana, D. (2017). Metode Perawatan Tali Pusat
Terbuka pada Bayi di Ruang Bayi RSUD Ulin Bajarmasin. Dinamika
Kesehatan, 8(1), 19–24.