PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang
yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari
target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada
tahun 2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
kematian bayi pada tahun 2017 adalah sebesar 24/1.000 KH dengan
kematian neonatal 15/1.000. Terjadi penurunan angka kematian bayi (AKB)
pada tahun 2017, dibandingkan AKB pada tahun 2012 yang berjumlah
32/1.000 KH dan 19/1.000 KH neonatal.
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian
terbanyak pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan
pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak
faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6
hari adalah Hipertensi Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran
(17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-masing
(12,5%).
Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis
(20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan
penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari – 11 bulan yaitu Diare
(31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis (9,3%), sedangkan
cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes, 2018).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah mengupayakan agar
setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter
Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta
diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan
(Kemenkes RI ,2018).. Jumlah kematian neonatal di Provinsi Banten tahun
2019 sebesar 1.154 per 1.000 kelahiran hidup Lebih tinggi di banding data
tahun 2018 sebesar 822 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data dari
kabupaten/kota dengan Jumlah Kematian Neonatal tertinggi adalah
Kabupaten Lebak yaitu 413 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kabupaten
Serang 215 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kabupaten Tangerang 210 per
1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKN paling rendah adalah
Kota Serang 28 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kota Tangerang Selatan 40
per 1.000 kelahiran hidup, Kota Tangerang 41 per 1.000 kelahiran hidup
Kabupaten/kota dengan Jumlah Kematian Neonatal tertinggi 2018 adalah
Kabupaten Lebak yaitu 351 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kabupaten
Serang 172 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kabupaten Tangerang 161 per
1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKN paling rendah adalah
Kota Serang 19 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kota Cilegon 32 per 1.000
kelahiran hidup, Kota Tangerang 38 per 1.000 kelahiran hidup ,Sedangkan
jumlah kematian Neonatal Kota Serang tahun 2020 sebanyak 25 orang.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka kematian
neonatal antara lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi Making
Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
(Kemenkes, 2015).
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain
seperti; 1) Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan
mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar. 2).
Penanganan neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan.
Sesuai standar tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain
seperti Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi
Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010).
Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan
sedikit bantuan. (Prawirohardjo, 2009). Adapun permasalahan yang terjadi
pada bayi baru lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali
pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll. (Muslihatun, 2010).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan
agar setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan
serta diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan
kesehatan (Kemenkes RI ,2015). Berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunka angka kematian neonatal antara lain juga melalui penempatan
bidan di desa, strategi Making Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) (Kemenkes, 2015). Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain seperti ; 1 )
Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan mengharuskan
agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kunjungan Neonatal
minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar. 2). Penanganan neonatal
dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka salah satu yang perlu
dilakukan dengan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir maka
dari itu penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir normal di BPM Indra Hartati
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari kasus tersebut penulis tertarik untuk
mengambil study kasus “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal di
PMB Bidan Indra Hartati
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu menganalisa kasus dari pengkajian, menegakan
diagnosa, melakukan asuhan kebidanan dengan benar dan tepat sesuai
teori yang berhubungan dengan “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir
normal di PMB Bidan Indra Hartati
2. Tujuan khusus :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fakta dibandingkan
teori Mahasiswa mampu : 1) menegakan diagnosis dan masalah 2).
Menegakan diagnosis dan masalah potensial 3). Melakukan tindakan
segera jika dibutuhkan pada “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir
normal di PMB Indra Hartati
b. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan yang benar dan
tepat sesuai dngan diagnosis dan masalah pada “Asuhan Kebidanan
pada bayi baru lahir normal di PMB Indra Hartati
c. Mahasiswa mampu membuat rasionalisasi asuhan kebidanan yang
telah diberikan pada “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal
di PMB Indra Hartati
d. Mahasiswa mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan
kebidanan yang diberikan pada “Asuhan Kebidanan pada bayi baru
lahir norma di PMB Indra Hartati
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi
Bermanfaat untuk menambah bahan bacaan diperpustakaan serta
dapat mengukur atau mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan teori pada “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal
di PMB Indra Hartati
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada “Asuhan
Kebidanan pada bayi baru lahir normal di PMB Indra Hartati
3. Pasien
Pasien mendapatkan “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir
normal di PMB Indra Hartati
BAB II
TINJAUAN TEORI
Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka segera
lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008).
Skor 0 1 2
Appearance Biru pucat Badan merah Seluruh tubuh
color(warna kulit) muda, merah
Pulse (heart rate) ekstremitas muda
atau frekuensi Tidak ada biru Lambat >100x/menit
jantung Grimace <100x/menit
(reaksi terhadap
rangsangan) Tidak ada Menangis
Activity (tonus Merintih dengan kuat,
otot) Respiration batuk/ bersin
(usaha nafas) Lumpuh
Tidak ada Ekstremitas Gerakan
dalam fleksi aktif
sedikit Menangis
Lemah, tidak kuat
teratur
1. Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
bayi, pastikan penolong persalinan telah menerapkan upaya
pencegahan infeksi, antara lain:
a. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
b. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru
dan bersih jika akan melakukan penghisapan lendir dengan alat
tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari
satu bayi).
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-
benda lain yang akanbersentuhan dengan bayi. Dokumentasi dan
cuci setiap kali setelah digunakan.
2. Penilaian
Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
a. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis?
b. Pemberian ASI
Tabel 2.5
Sasaran dan Jadwal Imunisasi Pada Bayi
Quick Cek :
ya tidak
Tidak mau minum atau √
memuntahkan semua
Kejang √
Bergerak hanya jika √
dirangsang
Napas cepat ( ≥ 60 kali / √
menit )
Napas lambat ( < 30 kali / √
menit )
Tarikan dinding dada √
kedalam yang sangat kuat
Merintih √
Teraba demam (suhu ketiak √
> 37,50C)
Teraba dingin (suhu ketiak < √
360C)
Tampak kuning pada telapak √
tangan dan kaki
Perdarahan √
(b) Imunisasi : TT 4
2. Antropometri
a. Lingkar Kepala : 32 cm
b. Lingkar dada : 33 cm
c. Lingkar Lengan Atas : 13.0
d. Berat Badan : 3200 gram
e. Panjang Badan : 49 cm
3. Refleks
a. Refleks Moro : baik
b. Refleks Rooting : baik
c. Refleks Tonic Neck : baik
d. Refleks Grafs/Plantar : baik
e. Refleks Suching : baik
f. Refleks Babinsky : baik
5. Eliminasi
a. Miksi : pada pukul 17.00 wib tgl 28 -2 - 21
b. Mekonium : pada pukul 20.30 Wib tgl 28- 2 -21
III. ANALISA
Diagnosa :
By. Ny. M bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan Usia 2 jam
Masalah : Tidak Ada
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bayinya ( ibu sudah
mengetahui kondisi bayi nya saat ini dalam keadaan baik )
2. Memberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri ( bayi
sudah dilakukan penyuntikan Vitamin K1 injeksi IM dipaha kiri )
3. Memberikan salep mata tetrasiklin 1%. ( bayi sudah diberikan salep
mata tetrasiklin 1% )
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat
dengan kassa steril (sudah dilakukan perawatan tali pusat )
5. Mencegah hipotermi , Pencegahan kehilangan panas seperti
mengeringkan bayi baru lahir, melepaskan handuk yang basah,
mendorong kontak kulit dari ibu ke bayi, membedong bayi dengan
handuk yang kering. ( Bayi sudah dalam keadaan bersih, sudah dalam
keadaan hangat dengan suhu 36,70C)
6. Menyusukan bayi sesering mungkin ( bayi sudah disusukan sesering
mungkin )
DOKUMENTASI ASUHANKEBIDANAN
Data objektif
Dari hasil data objektif Ku : bayi, kesadaran compos mentis, kemampuan
menghisap baik, S: 36,5 ◦ C, muka tidak oedem, dada simetris, Kepala : tidak ada
caput succedenum, lingkar kepala : 33 cm Mata : mata simetris, tidak ada
perdarahan dan kotoran, sklera putih dan konjungtiva merah muda, refleks kedip
positif. Hidung : pernafasan cuping hidung Mulut : bersih, Refleks Moro : baik,
Refleks Rooting : baik , Refleks Tonic Neck : baik , Refleks Grafs/Plantar : baik,
Refleks Suching : baik , Refleks Babinsky: baik, Telinga : simetris, terbentuk
sempurna, tidak ada pengeluaran. Dada : dada simetris, lingkar dada 32 cm
Abdomen : normal, tidak ada pembesaran hepar ,Tali pusat : dalam keadaan
dibungkus dengan kain kassa steril dan tidak ada perdarahan Kulit : sedikit biru dan
turgor baik Punggung : tidak ada spinabifida Ekstremitas : atas dan bawah normal,
tidak ada polidaktili, dan refleks ka/ki (+) m. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan,
labia minora ditutupi labia mayora , Anus : berlubang, tidak ada kelainan, BAB (+)
BAK (+) pada tanggal 13 -3-21 hal ini sesuai dengan teori Ciri-ciri Bayi Normal Berat
badan 2500•4000 gram.Panjang badan lahir 48•52 cm.Lingkar dada 30•38
cm.Lingkar kepala 33•35 cm .Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira
180×/menit, kemudian menurun sampai 120-140×/menitPernafasan pada menit-
menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira
40×menitKulit kemerah• merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa,Kuku panjang .Rambut lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala biasanya telah sempurna.Genitalia : labia mayora sudah menutupi
labia minora (pada perempuan), Testis sudah turun (pada laki-laki).Refleks isap dan
menelan sudah terbentuk dengan baik.Refleksmoro sudah baik: bayi bila dikagetkan
akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.Refleks grasping sudah baik:
apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan, bayi akan menggengam /
adanya gerakan refleks.Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan
tektil pada pipi dan daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.Eliminasi baik: urine
dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan (Saleha, 2012)
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapatkan pada saat pengkajian data
maka diagnosa yang ditegakkan yaitu By Ny M bayi baru lahir cukup bulan Sesuai
usia Kehamilan umur 2 Jam
Dasar fakta diagnosis yang didapat dari data subjektif yaitu : Ibu mengatakan
bayinya menangis kuat dan bergerak aktif,
Dan dasar fakta diagnosis yang didapat dari data objektif yaitu Ku : bayi, kesadaran
compos mentis, kemampuan menghisap baik, S: 36,5 0 C, muka tidak oedem,
dada simetris, Kepala : tidak ada caput succedenum, lingkar kepala : 33 cm Mata :
mata simetris, tidak ada perdarahan dan kotoran, sklera putih dan konjungtiva merah
muda, refleks kedip positif. Hidung : pernafasan cuping hidung Mulut : bersih,
Refleks Moro : baik, Refleks Rooting : baik Refleks Tonic Neck : baik , Refleks
Grafs/Plantar : baik, Refleks Suching : baik , Refleks Babinsky: baik, Telinga :
simetris, terbentuk sempurna, tidak ada pengeluaran. Dada : dada simetris, lingkar
dada 32 cm Abdomen : normal, tidak ada pembesaran hepar ,Tali pusat : dalam
keadaan dibungkus dengan kain kassa steril dan tidak ada perdarahan Kulit : sedikit
biru dan turgor baik Punggung : tidak ada spinabifida Ekstremitas : atas dan bawah
normal, tidak ada polidaktili, dan refleks ka/ki (+) m. Genetalia : bersih, tidak ada
kelainan, labia minora ditutupi labia mayora , Anus : berlubang, tidak ada kelainan,
BAB (+) BAK (+)
Dari data subjektif dan data objektif bidan bisa menentukan diagnosa
kebidanan hal ini sesuai dengan teori menurut Varney (2004) Manajemen
Asuhan Kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam
kasus kebidanan dan untuk menegakkan diagnosa di perlukan pengkajian
data subyektif yang di dapatkan anamesa dan data obyektif dari hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang diagnostik. Pada kasus ini tidak ditemukan
diagnosa potensial, dan tindakan segera karena masih fisiologis, dan pada
kasus ini tidak ditemukan komplikasi yg mengancam jiwa.
Asuhan kebidanan
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bayinya ( ibu sudah mengetahui
kondisi bayi nya saat ini dalam keadaan baik )
2. Memberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri ( bayi
sudah dilakukan penyuntikan Vitamin K1 injeksi IM dipaha kiri )
3. Memberikan Imunisasi HB0 dipaha kanan ( bayi sudah diberikan
imunisasi HBO )
4. Memberikan salep mata tetrasiklin 1%. ( ibu sudah diberikan salep mata
tetrasiklin 1%
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan
kassa steril (sudah dilakukan perawatan tali pusat )
6. Mencegah hipotermi , Pencegahan kehilangan panas seperti
mengeringkan bayi baru lahir, melepaskan handuk yang basah,
mendorong kontak kulit dari ibu ke bayi, membedong bayi dengan handuk
yang kering. ( Bayi sudah dalam keadaan bersih, sudah dalam keadaan
hangat dengan suhu 36,70C)
7. Memberikan ASI sesering mungkin ( bayi sudah diberikan asi sesering
mungkin )
8. Melakukan pendokumentasian
Asuhan bayi baru lahir yang diberikan telah sesui dengan teori
(Syaputra Lyndon, 2014)adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,
melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata
antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta
melakukan pemeriksaan fisik
Rasionalisasi :
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bayinya , ( rasionalisasinya ibu sudah
mengetahui kondisi bayi nya saat ini dalam keadaan baik )
2. Memberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intra muskuler di paha kiri
( rasionalisasinya : Semua bayi baru lahir harus di berikan vitamin K1 injeksi I mg
(dosis tunggal) Intramuskuler di paha kanan atau kiri sesegera mungkin untuk
mencegah perdarahan pada bayi baru lahir (perdarahan intrakranial) akibat
difisiensi vitamin K yang di alami oleh sebagian bayi baru lahir (Ikatan Bidan
Indonesia, 2007, hlm. 106).Memberikan Imunisasi HB0 dipaha kanan (
rasionalisasinya Pemberian imunisasi hepatitis B Imunisasi hepatitis B
diberikan secara uniject intramuskuler Uniject adalah alat suntik (semprit dan
jarum) sekali pakai yang sudah diisi dengan dosis 0,5 ml dan vaksin yang tepat.
Untuk hasil yang baik imunisasi hepatitis B diberikan harus kurang dari 7 hari
setelah kelahiran. (Wahyuni, 2008)
3. Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi disebabkan
oleh virus Hepatitis B terhadap bayi )(Saifuddin AB, 2014).
4. Memberikan salep mata tetrasiklin 1%. ( rasionalisasinya Pencegahan infeksi
pada mata , Memberikan obat tetes mata/ salep Diberikan satu jam pertama
bayi baru lahir yaitu: eritromysin 0,5%/ tetrasilin 1%. Yang biasa dipakai adalah
larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera
setelah bayi lahir. (Sari dan Rimandini, 2014) memberikan salep mata tetrasiklin
1 % pada kedua mata bayi untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum
(Kemenkes, 2010)
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan kassa
steril, ( rasionalisasinya dapat mencegah timbulnya infeksi oleh bakteri,
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang dirawat
dalam keadaan steril, bersih, kering, lepas dan terhindar dari infeksi tali pusat.
Cukup merawat tali pusat dengan menggunakan kasa steril dan kering. Jika tali
pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan berbau segera minta bantuan
ketenaga kesehatan atau datang ketempat fasilitas kesehatan. (Kemenkes RI,
2010)
6. Mencegah hipotermi,Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan
untuk mendapatkan kembali suhu tubuhnya.Oleh karena itu, upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh normal pada
neonatus adalah 36,5-37,5 oC melalui pengukuran di aksila dan rektum, jika
nilainya turun dibawah 36,5 oC maka bayi mengalami hipotermia(Rahardjo dam
Marmi, 2015: 25). rasionalisasinya Mekanisme Kehilangan Panas Bayi baru lahir
tidak dapat mengatur suhu tubuhnya, dan dapat dengan cepat kehilangan panas
apabila tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami hipotermi beresiko
mengalami kematian.
A. Kesimpulan