Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK


PADA KASUS-KASUS PATOLOGI KEBIDANAN
DI POLI KANDUNGAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Target Blok 9


Pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Disusun Oleh :
INTAN PERTIWI
P27824620024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
LAPORAN
PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
PADA NY. M G1P0000 UK 38/39 MINGGU, JANIN HIDUP, TUNGGAL,
INTRAUTERINE DENGAN LETAK SUNGSANG
DI POLI KANDUNGAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Disusun Oleh :
INTAN PERTIWI
P27824620024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik pada Kasus-Kasus Patologi


Kebidanan ini dilaksanakan sebagai dokumen/laporan praktik Blok 9 yang telah
dilaksanakan di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya, periode praktik
tanggal 22 Maret 2021 s/d 03 April 2021.

Surabaya, 23 Maret 2021

Intan Pertiwi

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan 1 Pembimbing Pendidikan 2

Ravedca Maharani, Amd. Keb Queen Khoirun Nisa Mairo, Novita Eka Kusuma Wardani,
SST., M.Keb SST., M.Keb
NIP. 1509890
NIP. 198212132008012007 NIP. 198411302009122001

Mengetahui

Kepala Ruangan Ketua Program Studi

Tri Wi Untari, Amd. Kep Evi Pratami, SST., M.Keb

NIP. 9009291 NIP. 197905242002122001


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Kasus-kasus Patologi di Poli Obgyn Rumah Sakit Islam
Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas
blok 9 pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan,
petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Evi Pratami, SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. dr. Dodo Anondo, M.PH, selaku Direktur Rumah Sakit Islam Surabaya A.
Yani.
3. Tri Wi Untari, Amd. Kep, selaku Kepala Ruangan Poli KIA Rumah Sakit
Islam Surabaya A.Yani.
4. Ravedca Maharani, Amd. Keb, selaku CI Bidan Poli KIA Rumah Sakit Islam
Surabaya A.Yani.
5. Queen Khoirun Nisa Mairo, SST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 1
yang telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan
ini.
6. Novita Eka, SST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 2 yang telah
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan
balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Surabaya, Maret 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan pembangunan Millennium (MDG’s) 2015 adalah
perbaikan kesehatan maternal yang menempatkan kematian maternal sebagai
prioritas utama yang harus ditanggulangi melalui upaya sistematik dan
tindakan nyata untuk meminimalisasi resiko kematian. Salah satu program
pemerintah yaitu Ante Natal Care (ANC), pelayanan antenatal merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang professional
untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil beserta janin yang
dikandungnya. Pelayanan ANC yang dilakukan secara teratur dan
komprehenshif dapat mendeteksi dini kelainan dan resiko yang mungkin
timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan resiko itu dapat diatasi
dengan cepat dan tepat (Hardianti et al, 2013).
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di
dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara
179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-
negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup,
Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000
kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2017, AKI di Indonesia
adalah 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sementara AKB adalah
22,23/1.000 kelahiran hidup (KH) (Kemenkes, 2018). Di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2017 AKI mencapai 91,00/100.000 kelahiran hidup (KH)
dan AKB pada tahun 2017 adalah 23,60/1000 kelahiran hidup (KH) (Dinkes
Jatim,2018).
Kehamilan letak sungsang merupakan kondisi kehamilan dengan letak
memanjang dimana bokong sebagai bagian terendah. Kejadian letak sungsang
terjadi berkisar 2 sampai 3% bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun
kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka
kematian berkisar 20- 30% (Manuba, 2010). Faktor yang menjadi
predisposisi presentasi bokong selain usia kehamilan adalah hidramnion,
angka paritas yang tinggi dengan relaksasi uterus, janin multipel,
oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat kelahiran bokong
sebelumnya, kelainan uterus, plasenta previa, dan tumor pevis (Fadlun, 2011).
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan
presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab
kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terbanyak adalah
prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan
akibat hipoksia atau perdarahan di otak. Trauma lahir pada presentasi bokong
banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan
tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan. (Manuaba, 2012)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Holistik Pada Ny. M
G1P0000 Uk 38/39 Minggu, Janin Hidup, Tunggal, Intrauterine Dengan
Letak Sungsang”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Holistik pada
Kasus-Kasus Patologi Kebidanan di Wilayah Rumah Sakit Islam
A.Yani Surabaya dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah
varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu dengan
kehamilan letak sungsang di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam
Surabaya.
b. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada ibu dengan kehamilan letak sungsang
di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya.
c. Merumuskan diagnosa potensial pada ibu dengan kehamilan letak
sungsang di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya.
d. Mengantisipasi tindakan segera pada ibu dengan kehamilan letak
sungsang di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya.
e. Menyusun rencana tindakan pada pada ibu dengan kehamilan letak
sungsang di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya.
f. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu dengan kehamilan letak
sungsang di Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya.
g. Melakukan evaluasi terhadap rencana tindakan yang telah
dilaksanakan pada ibu dengan kehamilan letak sungsang di Poli
Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya.
h. Pendokumentasian hasil dari pengkajian yang telah dilakukan pada
ibu dengan kehamilan letak sungsang di Poli Kandungan Rumah
Sakit Islam Surabaya.
1.3 Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan Holistik pada Kasus-Kasus Patologi Kebidanan di
Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya dilaksanakan pada tanggal 22
Maret 2021 s/d 03 April 2021.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Letak Sungsang


2.1.1 Pengertian Kehamilan Letak Sungsang
Definisi dari kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi
janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga
panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bawah kavum uteri (Manuaba, 2012).

Letang sungsang adalah presentasi janin dalam uterus terutama bokong


janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. Presentasi
bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian tubuh janin berdasarkan
presentasi dan posisi janin (Prawirohardjo, 2013).

2.1.2 Klasifikasi Letak Sungsang


Presentasi bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian tubuh janin
berdasarkan presentasi dan posisi janin (Prawirohardjo, 2013).
a. Frank Breech ( Presentasi Bokong Murni)
Letak sungsang, dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung
kaki setinggi bahu atau kepala janin.

Bagian kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong dan
ekstensi total di bagian lutut. Telapak kaki berada paling dekat dengan
kepala dan bokong menempati segmen bawah uterus.
b. Complete Breech (Presentasi Bokong Sempurna)
Letak sungsang, dimana kedua kaki dan
tangan menyilang sempurna dan di
samping bokong dapat diraba kedua kaki.

c. Incomplete Breech (Presentasi Bokong Tidak Sempurna)


Letak sungsang, dimana hanya satu kaki di samping bokong,
sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas (Kasdu, 2005).

2.1.3 Faktor Predisposisi


Dari banyak kasus tidak ada penyebab yang jelas untuk
malpresentasi dan malposisi. Bayi prematur dari pertumbuhan janin
terhambat merupakan faktor yang dapat meningkatkan kejadian presentasi
bokong. Kedua faktor ini dapat menyebabkan kelahiran presentasi bokong
dengan berat bayi lahir rendah, yang merupakan indikator untuk hasil
perinatal yang buruk. Bayi prematur dengan usia gestasi 42 minggu sangat
mempengaruhi presentasi janin dalam uterus (Boyle, 2011).
Salah satu variabel yang cenderung mempengaruhi presentasi
bokong adalah perubahan volume cairan amnion (oligohidramnion atau
polyhidramnion). Oligohidramnion indeks cairan ketuban atau Amnion
Fluid index (AFI) <5 cm hal ini menjadi predisposisi presentasi bokong
karena sejumlah kecil cairan, gerakan janin dibatasi dan janin terjebak
dalam presentasi diasumsikan pada trimester kedua (Boyle, 2011).
Oligohidramnion biasanya berhubungan dengan anomaly congenital
(agenesis terutama ginjal atau obstruksi saluran kemih), pertumbuhan janin
terhambat, posterm (>42 minggu), rupture membrane, insufisiensi
uteroplasenta, dan penggunaan sintase inhibitor prostaglandin. Ketika
oligohramnion terjadi pada awal kehamilan dapat menyebabkan hipoplasia
paru-paru dan kelainan anggota tubuh. Keadaan oligohidramnion dapat
menyebabkan kompresi tali pusat dan persalinan secara Caesar sangat
dianjurkan.Sebaliknya, pada polyhidramnion indeks cairan ketuban (AFI)
>24 cm, sering dikaitkan dengan malformasi janin yang mungkin
mempengaruhi menelan cairan ketuban (anencephaly, atresia esophagus,
dan fistula trakeofageal) juga berhubungan dengan hidrops fetalis,
kehamilan ganda, dan diabetes maternal.Keadaan ini uterus menjadi
overdistensi sehingga dapat menyebabkan ketuban pecah dini atau
persalinan prematur serta peningkatan risiko prolaps tali pusat (Walsh et al,
2011).
Multiparitas dapat menyebabkan peningkatan terjadinya presentasi
bokong, karena otot perut sudah longgar yang dapat memberikan janin lebih
banyak ruang untuk bergerak. Diperkirakan bahwa wanita dengan riwayat
kelahiran Caesar juga bisa menyebabkan dan rentan terhadap presentasi
bokong (Pernoll, 2011).
Berat badan bayi ikut mempengaruhi presentasi bokong dan harus
memperhatikan jenis persalinan yang akan dilakukan. American Congress
of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa persalinan
pervaginam hanya terbatas pada fetus yang berat badannya normal 2500-
3500 gram. Persalinan pervaginam pada bayi yang perkiraan berat lahirnya
<2500 gram dapat menyebabkan disproporsi antara bokong bayi dan
serviks, sehingga ketika melahirkan kepala, kepala akan terperangkap dalam
serviks dan kontraindikasi dari serviks akan membahayakan fetus sehingga
hal tersebut akan meningkatkan angka morbidias dan mortalitas. Beberapa
penelitian menyebutkan perlu pertimbangan untuk memilih jenis persalinan
apabila perkiraan berat janin 3500 gram, sebaiknya persalinan pervaginam
dihindari pada fetal makrosomia, hal ini dikaitkan dengan kejadian
disproporsio feto-pelvic (Taillefer, 2010).
Penelitian yang di lakukan di Amerika Serikat meneliti ibu diabetes,
usia ibu yang lebih tua, merokok selama kehamilan, primipara dan terlambat
atau tidak ada pemeriksaan antenatal care (ANC) semua ini membawa
peningkatan risiko terjadinya presentasi bokong. Berdasarkan diskusi
penulis disini terjadi kemungkinan beberapa faktor yang berbeda dan
mekanisme interaksi biologis sehingga menyebabkan janin letak bokong.
Abnormalitas panggul juga merupakan risiko terjadinya presentasi
bokong. Bentuk panggul platipelloid (anteroposterior datar) dan android
(berbentuk hati). Bentuk ini membuat masuknya kepala pada panggul lebih
sulit (Boyle, 2011).
Hipotesis menjelaskan mengapa janin gagal untuk mengasumsikan
presentasi kepala, sering disebabkan oleh gangguan primer janin, seperti
disfungsi neuromuskular janin, atau pertimbangan spasial, seperti yang
dibahas sebelumnya yaitu kelainan uterus, tempat implantasi plasenta,
jumlah cairan ketuban yang dapat mengganggu proses pencapaian presentasi
kepala. Faktor lain terutama faktor mekanik karena kurangnya gerakan janin
yang tepat, janin hidrosefalus dan kurang tepatnya bentuk rahim karena over
distensi atau dinding perut ibu lemah (Mostello, 2014).

2.1.4 Etiologi Letak Sungsang


Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meliputi prematuritas, air
ketuban yang berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit,
fibromyoma, hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang
mempengaruhi masuknya kepala janin kedalam panggul mempunyai
peranan dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak diketahui
sebabnya, dan setelah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain
maka sebab malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karna kebetulan saja.
Sebaliknya, ada prsentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan
bayinya semuanya dengan presentasi bokong, menunjukan bahwa bentuk
panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga cocok untuk prsentasi bokong
dari pada presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus atau di cornu uteri
cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong (Oxorn, Harry
& Forte, 2010). .
a. Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong.
2. Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar.
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam
pintu atas panggul.
4. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena
kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
5. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada,
misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, plasenta previa,
tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
6. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
7. Gemeli (kehamilan ganda)
8. Kelainan uterus, seperti mioma uteri.
9. Janin sudah lama mati.
b. Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:
1) Sudut Ibu
a) Keadaan Rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus
dupleks, mioma bersama kehamilan).
b) Keadaan Plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
c) Keadaan Jalan Lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang
panggul, terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke
posisi kepala).
2) Sudut Janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak
sungsang:
a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b) Hedrosefalus atau anesefalus
c) Kehamilan kembar
d) Hidroamnion atau aligohidromion
e) Prematuritas.

2.1.5 Patofisiologi Letak Sungsang


Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak
lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat
dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karna bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
menempati ruang yang lebih luas dari fundus uteri, sedangkan kepala
berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat di mengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka
berada dalam posisi sungsang (Saifuddin, 2014).

2.1.6 Penegakan Diagnosa


Dalam anamnesis mungkin dikemukakan bahwa terasa sesak
pada abdomen bagian atas akibat sering terdorongnya kepala dari
gerakan kaki janin. Presentasi bokong dapat diketahui melalui
pemeriksaan palpasi abdomen. Maneuver Leopold perlu dilakukan pada
setiap kunjungan perawatan antenatal bila Usia kehamilan ≤34 minggu.
Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan
palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina atau pemeriksaan
ultrasonografi (Prawirohardjo, 2013).
a. Palpasi
Saat pemeriksaan leopold bagian bawah teraba lunak bulat
dan tidak melenting (bokong), sementara di fundus teraba bagian
bulat, keras, melenting (kepala) dan punggung teraba di kanan atau
kiri (Hanretty, 2014).
b. Auskultasi
Denyut jantung janin paling jelas terdengar di atas umbilicus,
punctum maximum denyut jantung janin terdengar di 13 kuadran
atas perut ibu (Mochtar, 2013).
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Dalam (Vaginal Touches)
Pada presentasi bokong murni, kedua tuberositas
iskiadikus, sakrum maupun anus biasanya teraba, dan setelah
terjadi penurunan lebih lanjut, genitalia eksterna dapat dikenali.
Pada presentasi bokong sempurna kaki dapat diraba disebelah
bokong, sedangkan pada presentasi kaki, kaki kanan atau kaki kiri
dapat ditentukan berdasarkan hubungannya dengan ibu jari kaki.
Ketika bokong lebih turun lebih jauh dari panggul, genitalia dapat
diraba (Cunningham, 2009).
2) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Peranan USG sangat penting dalam diagnosis dan
penilaian resiko pada presentasi bokong. Taksiran berat janin,
penilaian volume air ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis
presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan
congenital, dan kesejahteraan janin dapat diperiksa menggunakan
ultrasonografi (Saifuddin, 2011).
Pemeriksaan USG juga digunakan untuk memastikan
perkiraan klinis presentasi bokong, bila mungkin untuk
mengidentifikasi adanya anomali janin. USG pada usia kehamilan
32-34 minggu untuk menegakkan diagnosis, memperkirakan
ukuran dan konfigurasi panggul ibu (Fadlun, 2012). Pemeriksaan
USG dilakukan untuk konfirmasi tipe dari presentasi bokong,
memperkirakan berat janin dan mengidentifikasi adanya kelainan
janin atau plasenta (Tanto, 2014).
2.1.7 Penanganan Letak Sungsang pada Masa Kehamilan
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah
malpresentasi pada saat persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang
dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala
yaitu versi luar, moksibusi dan atau akupuntur, dan posisi dada-
lutut(Knee Chest). Bukti-bukti tentang manfaat dan keamanan tindakan
versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan moksibusi dan/
atau akupuntur, dan posisi dada-lutut. Dengan demikian, baru tindakan
versi luar yang direkomendasikan (Sarwono, 2010 : 590). Salah satu
penanganan tindakan versi luar adalah dengan melakukan posisi knee
chest
Pentalaksanaan untuk kehamilan dengan sungsang menurut
Sarwono (2010), asuhan mandiri yang bersifat menyeluruh dari
langkah-langkah sebelumnya yaitu :
a. Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril.
b. Lakukan postural posisi Knee chest serta anjurkan untuk
dilaksanakan dirumah.
c. Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera
datang ketempat pelayanan kesehatan.
Menurut Sarwono (2010), penatalaksanaa untuk kehamilan
sungsang adalah posisi knee chest. Knee chest dilakukan dengan posisi
perut seakan menggantung kebawah. Cara ini harus dilakukan rutin
setiap hari sebanyak 3-4x/hari 10 menit. Jika posisi bersujud ini
dilakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum mandi, selain
itu melakukan posisi knee chest secara tidak langsung pada waktu
melakukan sholat.
Penatalaksanaan kehamilan sungsang pada trimester III
menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, pola istirahat,
dan pola aktivitas. Memberitahu ibu untuk mempersiapkan persalinan
dengan sungsang baik secara normal maupun per abdominal. Ibu
bersalin dengan persalinan per abdominal karena ibu primigravida, ibu
suspect CPD, dan his ibu tidak adekuat, dan dari pembukaan serviks
yang tidak bertambah.
Faktor kehamilan letak sungsang yang terjadi pada primigravida
sampai umur kehamilan aterm maka kehamilan harus segera diakhiri
dengan jalan operasi sectio cessarea karena panggul ibu belum pernah
melahirkan, tidak bisa dicoba-coba untuk melahirkan dengan cara
normal. Pertolongan persalinan dilakukan dirumah sakit atau fasilitas
kesehatan yang dapat melakukan opersi, bila memungkinkan lakukan
versi luar, bila tidak berhasil lakukan persalinan sungsang per vaginam
atau SC. (Rukiyah, hal :243).
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi janin sungsang:
a. Knee chest
Knee chest dilakukan dengan posisi perut seakan
menggantung kebawah. Cara ini harus dilakukan rutin setiap hari
sebanyak 2 kali (pagi dan sore) selama 10 menit. Jika posisi bersujud
ini dilakukan dengan baikdan teratur maka besar kemungkinan janin
sungsang akan kembali pada posisi yang normal.
b. External Cephalic Version (EVC)
Metode ini dilakukan oleh dokter kandungan yang bertujuan
untuk mengubah posisi janin dari luar tubuh ibu hamil ketika usia
kehamilannya sudah mencapai 34 minggu. Namun demikian, metode
ini biasanya menyakitkan dan bahkan rentan menimbulkan kematian
pada janin karena suplai oksigen ke otak janin berkurang.
1) Syarat Versi Luar
a) Kehamilan harus tunggal.
b) Janin harus dapat digerakkan dengan bebas.
c) Uterus harus lemas.
d) Bagian terendah janin masih dapat dibebaskan dari rongga
panggul.
e) Dinding perut ibu harus cukup tipis dan rileks agar penolong
dapat memegang bagian-bagian janin.
f) Janin harus dapat lahir pervaginaan.
g) Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan yaitu pada
primigravida pada umur kehmilan 34-36 minggu dan pada
multigravida pada umur klien kehamilan lebih dari 37 minggu.
h) Pada inpartu pembukaan kurang dari 4 cm dan selaput ketuban
masih utuh.
2) Komplikasi Versi Luar
a) Gawat janin
b) Bisa terjadi prolapsus finiculi
c) Solution plasenta
d) Bradichardi janin setelah dilakukan versi luar
e) Dapat terjadi ketuban pecah dini
f) Kematian janin intra uterin g. Kelainan kongenital berat pada
janin
g) Bokong yang sudah masuk panggul.
3) Kontra Indikasi
a) Panggul sempit
b) Pendarahan antepartum
c) Preeklapsia dan Hipertensi
d) Hamil kembar
e) Plasenta previa
f) Ketuban pecah dini.
(Oxorn, H dan Forte, W. 2010).
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Nama : Harus jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama
panggilan untuk menjalin hubungan yang akrab dan tidak keliru
bila ada kesamaan nama dengan klien lain (Christina I, 2011).
2) Umur : Ditanyakan dalam tahun, untuk mengetahui apakah klien
masuk dalam faktor predesposisi usia reproduksi sehat adalah 20-
30 tahun (Prawirohardjo S, 2010).
3) Suku/Bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga
mempermudah dalam melaksanakan tindakan/asuhan kebidanan.
4) Agama : Mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan
kesehatan dan mempermudah pendekatan Asuhan Kebidanan
(Depkes RI, 2012).
5) Pendidikan : Mengetahui tingkat pengatahuan dan metode
komunikasi yang akan disampaikan oleh tenaga kesehatan.
Tingkat pendidikan sangat berperan dalam kualitas perawatan.
Dalam memberikan health education kepada klien tentunya bidan
harus mengetahui tingkat pendidikannya sehingga bidan dapat
memberikan konseling yang sesuai dengan tingkat pendidikan
baik pada klien maupun keluarga (Wheeler, 2004).
6) Pekerjaan : Mengkaji pengaruh pekerjaan dan penyakitnya,
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya (Christina I, 2011).
7) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila
diperlukan dalam keadaan mendesak dan dapat mengetahui
lingkungan (Christina I, 2011).
b. Keluhan/Alasan Kedatangan
Alasan kedatangan ditanyakan sebelum menanyakan atau
melakukan anamnesa lebih lanjut mengenai keluhan yang dirasakan.
Pada kasus kehamilan trimester 3 menurut Kusmiyati (2015),
keluhan yang biasa terjadi diantaranya sering berkemih, varises,
wasir, sesak napas, bengkak, kram pada kaki, gangguan tidur, mudah
lelah, nyeri perut bagian bawah, heartburn, braxton hicks. Pada
kehamilan dengan letak sungsang dalam anamnesis mungkin
dikemukakan bahwa terasa sesak pada abdomen bagian atas.
c. Riwayat Menstruasi
Menarche : untuk mengetahui apakah keluhan yang di alami
termasuk keluhan penyerta menarche termasuk
keluhan yang sering muncul pada 2 tahun post
menarche sehingga gangguan menstruasi yang di
alami termasuk normal.
Siklus : Untuk mengetahui siklus menstruasi yang dialami
klien apakah siklusnya teratur atau tidak dan
berapa hari siklus menstruasi klien, mengetahui
adakah gangguan tidak pada siklus menstruasi
klien yang dapat mempengaruhi terjadinya
gangguan reproduksi, normal yaitu berkisar antara
21-35 hari. Pada remaja yang mengalami masa
perimenarche dapat dijumpai siklus haid tidak
teratur.
Lama haid : Untuk mengetahui lamanya menstruasi klien,
biasanya perkiraan jumlah perdarahan yang dialami klien
(dihitung melalui jumlah pembalut yang digunakan
klien dalam 1 hari ketika menstruasi),
mengidentifikasi apakah ada kelainan lamanya
menstruasi pada klien atau tidak. Normal 3-8 hari.
Banyak : Banyak darah di kaji untuk membantu mencari
darah rantai etiologi dengan komplikasi anemia. Banyak
darah dapat dihitung dengan jumlah ganti pembalut
tiap harinya.
Nyeri haid : Untuk mengkaji nyeri haid antara lain waktu
munculnya, skala nyeri, tempat nyeri, faktor yang
menimbulkan nyeri, faktor yang mengurangi nyeri
dan dikaji keluhan penyerta seperti lemas, pucat
dan pusing.
Keputihan :iUntuk mengkaji kemungkinan adanya infeksi pada
organ reproduksi seperti pada infeksi menular
seksual, infeksi radang panggul atau gangguan pada
alat reproduksi seperti kanker atau tumor.
HPHT : Untuk mengetahui haid terakhir yang dialami oleh
klien sehingga dapat mengetahui usia kehamilan.
HTP : Tafsiran persalinan dihitung menggunakan rumus
Neagle.
d. Riwayat Perkawinan
 Menikah ke
 usia menikah
 lama menikah

e. Riwayat Obstetri Yang Lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
Ha P Pe Te Jeni Pe Te P BB P L H P A L P M L P
mi e me m s no m e B / / e S a e e a e
l n rik pat pers lo pat n P M n I m n t m n
ke y sa alin ng y y a y o a y
u an u u u d u
li li li li e li
t t t t t
1 HAMIL INI
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Gerakan janin pertama dirasakan sejak usia kehamilan keberapa.
2) Frekuensi ANC
Keluhan yang dialami pertrimester, penyuluhan-penyuluhan apa
saja yang pernah didapat, dan terapi apa saja yang pernh
diperoleh.
3) Status Imunisasi TT
g. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Klien sehat, tidak ada sedang menderita penyakit menular (HIV,
TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes,
Asma, Jantung).
2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, tidak ada
alergi, tidak pernah memiliki dan menderita penyakit menular
(HIV, TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (Hipertensi,
Diabetes, Asma, Jantung).
3) Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Keluarga klien sehat, tidak ada yang pernah dan sedang menderita
penyakit menular (HIV, TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun
(Hipertensi, Diabetes, Asma, Jantung) serta tidak ada riwayat
kehamilan kembar/Gemeli.
h. Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui perencanaan kontraepsi pasca persalinan
(Romauli, 2011).
i. Pola Aktifitas Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi : Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan. Pada
kasus polimenorea juga dapat disebabkan karena penurunan berat
badan yang berlebih.
2) Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu
kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi
dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,
jumlah.
3) Pola Aktifitas : Menggambarkan pola aktifitas sehari-hari.Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya.
4) Pola Istirahat : Menggambarkan pola istirahat dan tidur, berapa
jam tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca,
mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang.
5) Pola Seksual : Frekuensi berhubungan seksual perminggu,
dispareuni/tidak, gangguan seksual (bila ada).
6) Pola Personal Hygiene : Dikaji untuk mengetahui apakah remaja
selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia,
saat menstruasi mengganti pembalut berapa kali dalam 1 hari.
j. Keadaan Psikologi, Sosial, dan Budaya
Kehamilan ini diinginkan/tidak, suami mendukung kehamilan
ini/tidak, keluarga mendukung/tidak, ada kebudayaan atau kebiasaan
dalam keluarga yang dapat merugikan kehamilan ini/tidak.

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : TD : normal, sistolik antara 100 - 130, diastolik antara 70 –
90 mmHg, suhu antara 36,5 - 37,5 derajat celcius, nadi normal
antara 60 - 90 kali per menit, RR : normal 16 – 24 kali per menit.
(Hani dkk, 2014).
4) Antopometri
a) BB saat ini, penambahan gizi pada trimester III normalnya 9 -
12 kg (Hani dkk, 2015). Penambahan berat badan pada
trimester 3 yang berkisar antara 0,5-1 kg/minggu (fathonah,
2016).
b) Tinggi badan ≥ 145 cm, karena tinggi badan kurang dari 145
cm merupakan termasuk kehamilan resiko tinggi (Depkes,
2015).
c) LILA : ≥ 23,5 cm karena dibawah 23,5 cm termasuk kedalam
KEK (Astuti, dkk, 2017).
d) IMT : Normal 18,5 – 24,99
b. Pemeriksaan Fisik
Menurut Roumali (2011), pemeriksaan fisik yang dilakukan
pada ibu hamil trimester III yaitu :
Kepala : Kebersihan, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan.
Wajah : Tidak odema, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,
palpebra tidak oedem, , tidak ada kelainan pada mata.
Mulut : Tidak ada sariawan, bibir lembab, bersih, tidak ada karies
gigi.
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan
vena jugularis, adakah pembesaran kelenjar limfe untuk
mengetahui apakah ada infeksi. Dalam beberapa kasus
disfungsi kelenjar tiroid (hipotiroid dan hipertiroid) dapat
berperan sebagai etiologi haid yang tidak teratur
(Varney, 2008).
Payudara : Bentuk simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu
menonjol dan bersih, kolostrum belum keluar, tidak ada
nyeri tekan serta tidak ada benjolan.
Abdomen : Tidak ada luka bekas SC, tidak ada strie gravidarum,
tidak ada linea nigra, pembesaran perut sesuai usia
kehamilan.
Leopold I : TFU sesuai UK, bagian yang berada di
bagian fundus teraba bagian bulat, keras
dan melenting (Kepala Janin).
Leopold : Teraba panjang keras seperti papan
II (punggung) pada satu sisi uterus dan pada
sisi yang lain teraba bagian kecil janin
atau sebaliknya.
Leopold : Teraba bagian lunak dan tidak melenting
III (Bokong Janin).
Leopold : Konvergen/Divergen (masuknya kepala
IV janin ke pintu atas panggul pada minggu
ke 37).
DJJ : 120 - 160 x/menit
Mc. Donald : pengukuran TFU dalam cm.
TBJ : Konvergen (TFU - 12) x 155 = ... gram
Divergen (TFU - 11) x 155 = ... gram
Genetalia : Vulva bersih, tidak ada varises, tidak ada odem, tidak
ada flour albus, tidak ada IMS.
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Ektremitas atas / bawah simetris, tidak ada oedem,
tidak ada varises, refleks patella positif.

c. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium


Pemeriksaan penunjang diperlukan bagi ibu hamil untuk menilai
keadaan ibu dan kesejahteraan janin yaitu:
1) Pemeriksaan Darah
 Golongan Darah (untuk menyiapkan calon pendonor apabila
terdapat kondisi darurat pada ibu hamil).
 Hb (pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada
trimester ketiga).
 PITC (untuk mendeteksi HIV sejak dini).
 Syphilis (untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab
syphilis).
 HbsAG (untuk mendeteksi penyekit hepatitis B).
2) Pemeriksaan Urine
 Albumin Urine (untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu
hamil yang mengindikasikan pada preeklamsia).
 Reduksi Urine (untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada
urin dan merupakan skrining terhadap Diabetes Gestasional).
3) Pemeriksaan USG (Bila Diperlukan)
Mendeteksi adanya janin di awal minggu ke 5-6 gestasi
dan memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dengan
menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur,
dan diameter biparieta, untuk memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi pertumbuhan. Juga menentukan
ukuran dan lokasi plasenta dan dapat juga mendeteksi beberapa
abnormalitas janin(Varney, 2007).
Pemeriksaan USG juga digunakan untuk memastikan
perkiraan klinis presentasi bokong, bila mungkin untuk
mengidentifikasi adanya anomali janin. USG pada usia kehamilan
32-34 minggu untuk menegakkan diagnosis, memperkirakan
ukuran dan konfigurasi panggul ibu (Fadlun, 2012). Pemeriksaan
USG dilakukan untuk konfirmasi tipe dari presentasi bokong,
memperkirakan berat janin dan mengidentifikasi adanya kelainan
janin atau plasenta (Tanto, 2014).

B. Interpretasi Data
Mengidentifikasi masalah dari data yang ada untuk menentukan
diagnosis yang akurat, yang terdiri dari diagnosis, masalah dan kebutuhan.
Langkah ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
kepada klien. (Varney, 2008).

C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Identifikasi masalah-masalah potensial atau penyulit yang mungkin
muncul. Langkah ini penting untuk menyusun persiapan antisipasi,
sehingga kita selalu siap siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan
(Ai Yeyeh, 2010).

D. Identifikasi Tindakan Segera Kolaborasi/Rujukan


Menentukan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan
konsultasi atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien (Ai Yeyeh, 2010).

E. Intervensi
Membuat rencana asuhan komprehensif, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Merupakan hasil pengembangan dari maslah
sekarang antisipasi masalah dan diangnosa juga melengkapi data yang
kurang serta data tambahan yang penting sebagai informasi untuk data
dasar.

F. Pelaksanaan
Implementasi dari rencana asuhan yang komprehensif, perencanaan
asuhan ini mungkin seluruhnya dilakukan oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh pihak klian, atau anggota team
kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk menyerahkan pelaksanaannya (misalnya
memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam
situasi ini petugas kesehatan atau bidan berkolaborasi dengan dokter,
untuk menangani pasien/klien adalah bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Pentalaksanaan untuk kehamilan dengan sungsang menurut
Sarwono (2010), asuhan mandiri yang bersifat menyeluruh dari langkah-
langkah sebelumnya yaitu :
1. Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril.
2. Lakukan postural posisi Knee chest serta anjurkan untuk dilaksanakan
dirumah.
3. Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera
datang ketempat pelayanan kesehatan.

G. Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi ke efektifan dari asuhan yang telah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, sesuai diagnosis dan
masalah. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif. Hasil evaluasi segera
didokumentasikan. Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan perkembangan
SOAP, yaitu sebagai berikut
S : Data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O : Data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A : Hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P : Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi atau follow up dan rujuk.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa/ 23 Maret 2021
Pukul : 10.53 WIB
Tempat : Poli Kandungan Rumah Sakit Islam Surabaya
Oleh : Intan Pertiwi

3.1.1 Data Subyektif


a. Biodata
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. G
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : D3
Perkerjaan : Swasta Perkerjaan : Swasta
Alamat : Kebraon Mitra Satwa

b. Keluhan/Alasan Kunjungan
Hamil pertama dirujuk oleh puskesmas kedurus dengan letak sungsang dan saat
ini ibu tidak ada keluhan.

c. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 Tahun
Siklus Haid : 28 Hari (teratur)
Lama Haid : 7 Hari
Banyak Darah : Normal
Ganti
Pembalut : 4-5 kali/hari

Disminorhea : Tidak
Flour Albus : Tidak
HPHT : 26 Juni 2020
HTP
: 03 April 2021
d. Riwayat Perkawinan
Menikah ke : 1 (Satu)
Usia Menikah : 23 Tahun
Lama Menikah : 2 Tahun
e. Riwayat Obstetri Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
Ha Pen Pem Te Jenis Pen Te Pe BB P L/ H/ Pe A La Pe M La Pe
mil yuli erik m persal olon mpa ny B P M ny S m ny et m ny
ke t sa pat inan g t uli uli I a uli od a uli
t t t e t

1 HAMIL INI

f. Riwayat Kehamilan Sekarang


1) Gerakan Janin Pertama : 15 minggu
2) Frekuensi ANC
TM I TM II TM III
Frekuensi ANC : 2 kali Frekuensi ANC : 4 kali Frekuensi ANC : 6 kali
Tempat : BPM Tempat : Puskesmas Tempat : PKM, pada usia
dan RS kehamilan 38/39 minggu
untuk melakukan ANC
terpadu di PKM kedurus
dirujuk ke RSI karena
letak sungsang
Keluhan : Mual, Keluhan : pusing Keluhan : Nyeri
Pusing kadang - kadang punggung
Terapi :novacal (3x1), Terapi : obat Terapi : Promavit (1x1
Kalk(1x1 500mg). dilanjutkan 60 mg), elkana (1x1 100
livron (3x1) mg).
KIE : Nutrisi ibu KIE : Pro USG, nutrisi KIE :,tanda bahaya
hamil, istirahat cukup, ibu hamil, istirahat kehamilan trimester III,
minum mulivitamin, cukup, tanda bahaya persiapan persalinan,
makan sedikit tapi kehamilan trimester II. tanda-tanda persalinan,
sering, , pemeriksaan pro swab.
laboraturium, tanda
bahaya kehamilan
trimester I, ANC rutin.

3) Riwayat Imunisasi TT : TT 5

g. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Klien tidak ada sedang menderita penyakit menular (HIV, TBC, Hepatitis)
dan penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes, Asma, Jantung).
2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, tidak ada alergi, tidak
pernah memiliki dan menderita penyakit menular (HIV, TBC, Hepatitis) dan
penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes, Asma, Jantung).
3) Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Keluarga klien tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit
menular (HIV, TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes,
Asma, Jantung) serta tidak ada riwayat kehamilan kembar/Gemeli.

h. Riwayat Kontrasepsi
Ibu tidak prnah menggunakan kontrasepsi sebelumnya.
i. Pola Aktifitas Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi :iMakan 3 kali sehari dengan menu (nasi 1 porsi, lauk
pauk, sayur, buah), minum ±1liter sehari (air putih+susu),
tidak ada alergi/pantang makanan tertentu, tidak ada
alergi obat.
2) Pola Eliminasi : BAK 6-7 kali/hari, BAB 1 hari sekali.
3) Pola Aktifitas :iKlien bekerja dan melakukan perkerjaan rumah ringan
seperti menyapu, mencuci baju, masak dan mencuci
piring.
4) Pola Istirahat : klien tidak tidur siang karena bekerja, tidur malam 7-8
jam.
5) Pola Seksual :iSelama hamil klien tidak rutin dalam berhubungan
seksual, kadang-kadang 1 kali perminggu atau tidak sama
sekali.
6) Pola Personal :iMandi 2 kali sehari, ganti dalaman 2-3 kali sehari.
Hygiene
j. Keadaan Psikologi, Sosial, dan Budaya
1) Psikologi
Klien merasa senang dengan kehamilannya saat ini.
2) Sosial
Suami dan keluarga klien sangat bahagia dengan kehamilan ibu, ibu juga
mengatakan bahwa suami dan keluarga selalu membantu dan memberikan
dukungan kepada ibu.
3) Budaya
Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan atau tradisi yang dapat mengganggu
kehamilannya seperti minum jamu-jamuan, pijat perut.

3.1.2 Data Obyektif


a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Suhu : 36,4°C
 Nadi : 85 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
Pengukuran Antropometri
 Berat Badan Saat ini : 60 kg

 BB Sebelum Hamil : 54 kg
 Tinggi Badan : 162 cm
 LILA : 28 cm

b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan.
Wajah :iTidak odema, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata :iBentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut :iTidak ada sariawan, tidak ada infeksi gusi, bibir lembab, bersih,
tidak ada karies gigi.
Leher :iTidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, serta
tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara :iBentuk simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol dan
bersih, kolostrum belum keluar, tidak ada nyeri tekan serta tidak
ada benjolan abnormal.
Abdomen :iTidak ada luka bekas SC, ada strie gravidarum, ada linea nigra,
pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Leopold I : TFU pertengan pusat dan processus xyphoideus,
dan di bagian fundus teraba bagian bulat, keras
dan melenting (Kepala Janin).
Leopold II : Teraba panjang keras seperti papan di sisi kanan
uterus (punggung) dan pada sisi kiri uterus teraba
bagian kecil janin.
Leopold III : Teraba bagian lunak dan tidak melenting (Bokong
Janin).
Mc. Donald : 31 cm
TBJ : (28 - 12) x 155 = 2.945 gram
DJJ : 144 x/menit
Genetalia : Tidak dilakukan pengkajian.
Anus : Tidak dilakukan pengkajian.
Ekstremitas: Ektremitas atas / bawah simetris, tidak edema, tidak varises.

c. Data Penunjang
 Skrining Preeklamsia :
IMT : 22,9 (Normal)
ROT : 10 mmHg (Negatif)
MAP : 81,3 mmHg (Negatif)
 Pemeriksaan Laboraturium, tanggal 04 Januari 2021
1) Golda :O
2) Hb : 11,6 gr%
3) GDA : 88 mg/dL
4) HBsAg : Non Reaktif (-)
5) Syphilis : Non Reaktif (-)
6) PITC : Non Reaktif (-)
7) Reduksi Urine : Negatif
8) Albumin Urine : Negatif
 Pemeriksaan USG, tanggal 23 Maret 2021
Hasil HTP : 23 Maret 2021
Biometri : 38/39 Minggu
DJJ : Ada (144x/menit)
Posisi Janin : Letak Bokong (Letak Sungsang)
Plasenta : Corpus
Ketuban (+) : Cukup
TBJ : 3000 gram
3.2 Analisa Data
G1P0000 Uk 38/39 Minggu, Janin Hidup, Tunggal, Intrauterine Dengan Letak Sungsang,
keadaan umum ibu dan janin baik.

3.3 Penatalaksanaan

Tanggal/Waktu Penatalaksanaan

Selasa 23 Maret 1. Menjelaskan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan, bahwa


2021 dari hasil pemeriksaan ibu dan janin sehat. Akan tetapi pada
10.53 WIB hasil pemeriksaan palpasi dan USG menunjukkan adanya
ketidaknormalan yaitu posisi kepala janin yang berada di atas
dan bokong janin berada di bawah (Letak Sungsang).
e/ Klien mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan
telah mengetahui keadaannya dan bayinya saat ini.

2. Memberikan dukungan kepada pasien dan menganjurkan ibu


untuk tetap tenang dan berserah diri kepada Allah SWT dengan
berdoa, serta berikhtiar.
e/ Klien mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter Hartatiek Nila, Sp.OG..


e/ Advice dokter : pemberian terapi promavit (1x1 60 mg),
elkana (1x1 100 mg), pro SC tanggal 27/03/2021, pro swab PCR
tanggal 25-03-2021 dan foto Thorax serta pemeriksaan
laboraturium (Darah Lengkap) di RSI tanggal 23/03/2021.
4. Memberikan HE kepada pasien tentang:
a. Tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 seperti perdarahan
pervagina, sakit kepala berat, penglihatan kabur, bengkak
pada wajah dan tangan/kaki, keluar cairan pervagina, gerakan
janin tidak terasa, nyeri perut hebat.
b. Tanda-tanda persalinan seperti terjadi kontraksi hebat, timbul
mulas dan nyeri, keluar lendir bercampur darah, air ketuban
pecah.
c. Persiapan yang harus dibawa jika melahirkan seperti
perlengkapan ibu dan bayi.
e/ Klien mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
5. Memberikan KIE kepada pasien tentang:
a. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi (kurangi makanan olahan, makanan berminyak, dan
tidak mengkonsumsi garam tambahan).
b. Menganjurkan pasien untuk istirahat cukup dan mengurangi
aktifitas yang berat dan melelahkan.
c. Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga personal hygiene.
d. Menganjurkan pasien untuk sering melakukan jalan-jalan
santai.
e/ Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
melakukannya.
6. Memberikan stiker untuk pengambilan obat.
e/ Klien mengerti.

7. Menjelaskan kepada pasien mengenai jadwal SC yaitu pada


tanggal 27 Maret 2021.
e/ Klien mengerti.

8. Menjelaskan kepada pasien mengenai jadwal Swab PCR tanggal


25/03/2021 dan foto Thorax serta pemeriksaan laboratorium
(darah lengkap) di RSI yaitu pada tanggal 23/03/2021 dan
memberitahukan bahwa surat hasil swab hanya berlaku 1
minggu, dihitung dari tanggal pengambilan sample.
e/ Klien mengerti.

9. Memberitahukan kepada apabila ibu ada keluhan, serta jika ada


tanda bahaya seperti yang telah dijelaskan maka segera datang
ke RSI melalui IGD.
e/ Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
untuk kontrol kembali.
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
a. Data Subjektif
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2021 pukul
10.53 WIB dan didapatkan data bahwa klien bernama Ny. M usia 25
tahun, ibu hamil anak pertama .Menurut (Prawirohardjo S, 2010) usia
reproduksi sehat pada wanita adalah 20-30 tahun. Sehingga pada kasus ini
didapatkan tidak didapatkan kesenjangan antara teori dengan kasus
dilapangan.
b. Data Objektif
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik yaitu pada pemeriksaan
palpasi abdomen didapatkan bagian bulat dan melenting berada di fundus
(kepala) dan bagian yang lunak dan tidak melenting di kavum uteri
(bokong), sedangkan dari hasil pemeriksaan USG tampak jelas bahwa
kepala berada di fundus (letak sungsang/presentasi bokong). Berdasarkan
teori umumnya pada usia kehamilan 38/39 minggu biasanya kepala bayi
sudah berada di bawah, namun sebagian kasus lainnya posisi tersebut tidak
berubah, sungsang hingga proses persalinan.
Menurut (Saifuddin, 2014) pada kehamilan triwulan terakhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karna
bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka
bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas dari fundus uteri,
sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat di mengerti mengapa pada kehamilan
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka
berada dalam posisi sungsang. Sehingga pada kasus ini tidak didapatkan
kesenjangan antara teori dengan kasus dilapangan.
4.2 Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian data baik subyektif maupun obyektif
maka diperoleh analisa data yaitu G1P0000 usia kehamilan 38/39 minggu, janin
hidup, tunggal, intrauterine dengan letak sungsang, keadaan umum ibu dan
janin baik. Pada langkah ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan
kasus dikarenakan dalam menegakkan diagnosa sesuai dengan teori.
4.3 Penatalaksanaan
Asuhan yang di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah yang benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana dapat dianggap
efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Pada kasus ini
pelaksanaan dan tindakan pemeriksaan kehamilan sudah dilakukan dengan
baik dan menyeluruh yaitu dengan melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan telah sesuai dengan Advice dokter.
Dengan demikian proses penatalaksanaan pada ibu dengan kehamilan letak
sungsang telah dilakukan dengan baik dan telah sesuai dengan prosedur
asuhan kebidanan, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus
tersebut.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan letak sungsang
dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari pengkajian data subjektif Ny. M usia 25 tahun, datang ke Rumah sakit pada hari
Selasa tanggal 23 Maret 2021 pukul 10.53 WIB dengan alasan kunjungan ingin
kontrol hamil.
2. Dari pengkajian data objektif hasil pemeriksaan didapatkan janin didalam rahim
dalam presentasi bokong (letak sungsang) dan taksiran berat janin sesuai dengan usia
kehamilan.
3. Dari pengkajian data subjektif dan data objektif maka diperoleh analisa data pada
kunjungan pertama G1P0000 usia kehamilan 38/39 minggu, janin hidup, tunggal,
intrauterine dengan letak sungsang, keadaan umum ibu dan janin baik.
4. Memberikan asuhan kebidanan sesuai SOP dan advice dokter (pro swab tanggal
25/03/2021 dan foto thorax serta pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap) tanggal
23 Maret 2021 dan pro SC tanggal 27 Maret 2021).
5. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada kasus-kasus patologi kebidanan yaitu
pada Ny. M dengan kehamilan letak sungsang dalam sebuah laporan komprehensif.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
kasus-kasus patologi kebidanan.
5.2.2 Instansi Pelayanan Kesehatan
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah ada
khususnya pelayanan yang berkelanjutan pada kasus-kasus patologi kebidanan.
5.2.3 Bagi Mahasiswa
Lebih banyak belajar tentang asuhan kebidanan dan penatalaksanaan yang
dapat diberikan bidan pada kasus-kasus patologi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri dkk. 2017. Asuhan Ibu dalan Masa Kehamilan. Bandung: Erlangga.

Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2018. Kebidanan Teori dan Asuhan
Volume 2. Jakarta: EGC.

Fathonah, Siti. 2016. Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.

Hani, Ummi dkk. 2014. Asuhan Kehamilan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Irianti, Bayu. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: CV Sagung Seto.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Megasari, Miratu dkk. 2015. Panduan Belajar asuhan Kebidanan Edisi 1.


Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi edisi 2.


Jakarta: . EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Purnamasari, Luluk. 2015. Penilaian RT KSPR Obgin, http://www.academia


[diakses tanggal: 12 Desember 2020].

Roumali, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Kehamilan.
Jakarta: Nuha Medika.

Saifuddin, AB. 2010. Imu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Saifuddin, AB. 2011.Imu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai