KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH :
Kelompok : A
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat dan
rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Maternitas Pada Ny. A Dengan Bayi Baru Lahir Normal Di
Klinik LMT Siregar”. Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak dan ibu:
Kelompok menyadari dalam penyusunan asuhan keperawatan ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
Akhir kata kelompok mengucapkan Terimakasih.
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI juga
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
milenium yaitu tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan ibu, dimana
target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan di capai sampai tahun 2015
adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes, 2015).
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur
hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru
lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan
hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan otak. Akibat
selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras,
dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi
sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk
memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang normal
jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang
bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI sekitar usia 6
minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Kurnia
pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status
gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah,
mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya
makanan yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar
menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan
kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan gizi yang optimal bagi bayi.
Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi bayinya
daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi (Kurnia
2013).
Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah
penting dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi
angka kematian bayi. Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan
keperawatan pada Bayi Baru Lahir Ny”A” Usia 8 jam di Klinik LMT
Siregar”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan keperawatan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan pada
By.Ny”A” Usia 8 jam di klinik LMT Siregar?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan bayi baru lahir
pada By.Ny”A” Usia 8 jam dengan asuhan normal di klinik LMT
Siregar sesuai standar pelayanan keperawatan bayi baru lahir dengan
menggunakan metode SOAP.
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau
sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda
bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang
lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan, bau busuk,
berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan
sulit.
Pemantauan nutrisi:
- BB dalam batas
normal
- Pantau adanya
penurunan berat
badan
- Observasi interaksi
bayi atau orang tua
selama makan
- Pantau lingkungan
selama makan
- Kaji kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Kaji turgor kulit
- Pantau
pertumbuhan dan
perkembanga
- Pantau muntah
- Pantau kadar
albumin, total
protein
hemoglobin, dan
hematokrit
- Pantau pucat,
kemerahan, dan
kekeringan pada
jaringan konjungtiv
3 Resiko infeksi Kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan
berhubungan dengan -terbebas dari tanda gejala infeksi
Kerentanan bayi dan gejala infeksi di 2. Inspeksi kulit dan
(bahaya lingkungan) sekitar area pusat sekitar area pusat
ditandai dengan ( rubor, kalor, dolor, (rubor, kalor, dolor,
terdapat luka bekas tumor) tumor)
pemotongan tali pusat - suhu 36-37ᴏC 3. Berikan perawatan
- Integritas kulit baik tali pusat
4. Berikan antibiotic
bila perlu
Status Gravida: G I P I A 0 H 0
Presentasi bayi: Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat
Pemeriksaan antenatal : teratur / tidak teratur
Komplikasi antenatal : Tidak ada
NILAI APGAR
Tanda N i l a i APGAR MENIT 1 Jumlah
0 1 2
Tindakan Resusitasi :
Plasenta : Berat 412 gr Tali Pusat : panjang : 50 cm
Ukuran tali pusat yang di potong 7 cm Jumlah Pembuluh darah : dua pembuluh
darah arteri dan satu vena
Kelainan tidak ada kelainan
PENGKAJIAN FISIK
Umur: 0 hari, 3 Jam
Berat badan 2800 gr Mulut O Simetris
Panjang badan 46 cm O Palatum mole
Suhu 35,8 ºC O Palatum durum
Lingkar kepala 33 cm O Gigi
Lingkar dada 32 cm HidungO Lubang hidung
Lingkar perut 32 cm O Keluaran
O Pernafasan
KEPALA O Cuping hidung
Bentuk O Bulat Leher O Pergerakan leher
O Lain-lain
Kepala O Molding TUBUH
O Kaput Warna O Pink
O Caphalhematom O Pucat
Ubun-ubun O Sianosis
Besar: ada O Kuning
Kecil : ada
Sutura: ada dan teraba Pergerakan O Aktif
O Kurang
Mata Dada O Simetris
Posisi : Simetris O Asimetris
O Kotoran O Retraksi
O Perdarahan O Seesaw
STATUS NEUROLOGI
Telinga
Posisi : kiri dan kanan Reflex: O Tendon
Bentuk : simetris (nilai semua) O Moro
O Lubang telinga O Rooting
O Keluaran O Mengisap
Jantung & paru-paru O Normal O Babinski
Bunyi Nafas O Ngorok O Menggenggam
O Lain-lain………. O Menangis
Pernafasan : 41 x/menit O Berjalan
Denyut jantung : 144 x/menit O Tonus leher
Perut O Lembek
O Kembung NUTRISI
O Benjolan Jenis makanan O ASI
Bising usus… x/mnt O PASI
Lanugo : ada O Lain-lain
Vernix : tidak ada
Mekonium……………………….
PUNGGUNG ELIMINASI
Keadaan Punggung O Simetris
O Asimetris BAB pertama, tanggal 17 jam 12.30
O Pilonidal dimple BAK pertama, tanggal 17 jam 12.40
Fleksibilitas
Tul.punggung O Kelainan ………… TULANG
Lingkaran kepala: 33cm
Genitalia O Normal Dada : 32 cm
Laki-laki O Hipospadia Perut 32 cm
O Eepispadius
Testis ada
Perempuan
Labia minora O Menonjol
O Tertutup labia mayor
Keluaran …………….. DATA LAIN YANG MENUNJANG
Anus normal (Lab,psikososial, dll)
O Kelainan : /
EKSTREMITAS
Jari tangan O Kelainan……………
Jari kaki O Kelainan ………….. KESIMPULAN
Pergerakan O Tidak ada Bayi baru lahir dalam keadaan
O Asimetris spontan dengan APGAR skor bayi 8.
O Tremor bayi lahir dalam keadaan normal dan
O Rotasi paha baik dengan berat badan 2800 gr dan
Nadi Brachial : 144x/mnt panjang badan 46 cm
Femoral ……….
Garis telapak kaki ………………….
Posisi Kaki: Normal
Tangan : Normal
*Bayi baru lahir yang dikaji berusia ≤ 24 jam
I. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : - Perubahan suhu Ketidakefektifan
DO : lingkungan termoregulasi
- S : 35,8 oC
- N : 144x/mnt
- RR : 42x/mnt
- Akral dingin,
estermitas atas dan
bawah tampak
pucat kebiruan.
- Apgar skor 8
2. DS : -ibu klien mengatakan Faktor biologis Risiko
masih lemah dan ASI ketidakseimbangan
masih sedikit nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DO :
- Reflek hisap masih
lemah bayi belum
menyusu.
3. DS : Kerentanan baik Resiko infeksi
DO : terdapat luka bekas ( bahaya
pemotongan tali pusat . tali lingkungan )
pusat masi basa dan
berwarna putih.
1
II. DIAGNOSA
1. Resiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan perubahan
suhu lingkungan ditandai dengan akral dingin dan nilai APGAR 8.
2. Risiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis ditandai dengan Reflek hisap masih
lemah bayi belum menyusu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Kerentanan bayi (bahaya lingkungan)
ditandai dengan terdapat luka bekas pemotongan tali pusat
III. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Rasional
hasil
1 Ketidakefektifan - Termoregulasi: Bayi - Pengaturan suhu
termoregulasi baru lahir: ruangan bayi, hingga
berhubungan dengan Suhu badan 36,0- mencapai dan/atau
perubahan suhu 37,00C mempertahankan suhu
lingkungan ditandai -Tanda-tanda vital tubuh dalam rentang
dengan akral dingin dan dalam batas normal normal
nilai APGAR 8. (silakan disebutkan - Pantau suhu bayi baru
angka normalnya bagi lahir hingga mencapai
bayi prematur) stabil
-Hidrasi adekuat - Pantau tekanan darah,
nadi, dan pernapasan
secara tepat
- Pantau dan laporkan
tanda serta gejala
hipotermi dan
hipertermi
- Tingkatkan
keadekuatan asupan
cairan dan nutrisi
- Gunakan perlak untuk
mandi dan mandi
menggunakan air
hangat untuk
menyesuaikan dengan
suhu tubuh secara tepat
2 Risiko - Status nutrisi: Manajemen nutrisi;
ketidakseimbangan Asupan nutrisi dan Independen
nutrisi kurang dari cairan - Berikan makanan
kebutuhan tubuh - Berat badan: Massa bayi yang terbaik;
berhubungan dengan tubuh: Adanya ASI atau PASI
faktor biologis ditandai peningkatan berat - Pantau jumlah
dengan Reflek hisap badan sesuai nutrisi yang
masih lemah bayi belum dengan tujuan dibutuhkan
menyusu. -Tidak ada tanda - Berikan informasi
malnutrisi kepada keluarga
-Tidak terjadi tentang kebutuhan
penurunan berat makanan; ASI
badan - Kaji kemampuan
bayi dalam
menyusu
Kolaboratif
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
klien
Pemantauan nutrisi:
- BB dalam batas
normal
- Pantau adanya
penurunan berat
badan
- Observasi interaksi
bayi atau orang tua
selama makan
- Pantau lingkungan
selama makan
- Kaji kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Kaji turgor kulit
- Pantau
pertumbuhan dan
perkembanga
- Pantau muntah
- Pantau kadar
albumin, total
protein
hemoglobin, dan
hematokrit
- Pantau pucat,
kemerahan, dan
kekeringan pada
jaringan konjungtiv
3 Resiko infeksi Kriteria hasil: 5. Monitor tanda dan
berhubungan dengan -terbebas dari tanda gejala infeksi
Kerentanan bayi dan gejala infeksi di 6. Inspeksi kulit dan
(bahaya lingkungan) sekitar area pusat sekitar area pusat
ditandai dengan ( rubor, kalor, dolor, (rubor, kalor, dolor,
terdapat luka bekas tumor) tumor)
pemotongan tali pusat - suhu 36-37ᴏC 7. Berikan perawatan
- Integritas kulit baik tali pusat
8. Berikan antibiotic
bila perlu
HARI KE 2
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 11 oktober 2022 Risiko 1. Mengobservasi intake S: Ny.A mengatakan ASI
10.00 wib ketidakseimbangan dan output lancar
nutrisi kurang dari 2. Mengobservasi reflek O:
kebutuhan tubuh menghisap dan - Refelk hisap dan
berhubungan menelan menelan baik
dengan faktor 3. Memberikan minum - Bayi minum susu tidak
biologis ditandai susu SGM 1 sendok tersisa di botol
dengan Reflek dengan 1 ml air - Bayi menyusu kuat
hisap masih lemah hangat - BAB 3 kali, BAK 5 kali
bayi belum 4. Menganjurkan ibu A: Masalah teratasi
menyusu. memberi ASI pada P: intervensi dihentikan
bayi
2 11 oktober 2022 Resiko infeksi 1. Memonitor tanda S: Ny.A mengatakan bayi
10.30 wib berhubungan dan gejala infeksi sedikit rewel
dengan kerentanan 2. Melakukan O:
bayi (bahaya inspeksi kulit dan - Tali pusat sudah mulai
lingkungan) sekitar area pusat kering berwarna putih
ditandai dengan (rubor, kalor, - Tali pusat terbungkus
terdapat luka bekas dolor, tumor) pada kasa.
pemotongan tali bayi baru lahir - Tidak ada pus atau
pusat 3. Memandikan bayi perdarahan
4. Memberikan A: Masalah sebagian teratasi
perawatan tali P: Lanjutkan intervensi
pusat 1. Monitor tanda dan
gejala infeksi
2. Inpeksi kulit
terhadap kemerahan
3. Memandikan bayi
4. Berikan perawatan
tali pusat
5. Berikan antibiotic
bila perlu
HARI KE 3
A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. A dan Tn. L.
Bayi Ny. A dalam keadaan baik sehingga penulis dapat melakukan pengkajian
langsung pada bayi baru lahir. Keluhan yang dialami Ny. A sebelum
persalinan yaitu sakit perut menjalar hingga ke pinggang dengan kala I 10
jam. Ny. A bersalin dengan persalinan pervaginaan dengan keadaaan bayi
yaitu BB 2800 gram, panjang badan 46 cm, suhu 35,8 ᴏC, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 32 cm, dan lingkar perut 32 cm dan tidak memiliki kelainan.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa
masalah diantaranya :
1. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan perubahan suhu
lingkungan ditandai dengan akral dingin dan nilai APGAR 8.
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis ditandai dengan Reflek hisap masih
lemah bayi belum menyusu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Kerentanan bayi (bahaya lingkungan)
ditandai dengan terdapat luka bekas pemotongan tali pusat
C. Intervensi
Intervensi keperawatan yang diambil berdasarkan NOC dan NIC yaitu
diagnose Ketidakefektifan termoregulasi yaitu melakukan intervensi
manajemen suhu tubuh, untuk diagnose Risiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh melakukan intervensi pemenuhan nutrisi BBL
dengan memberikan asupan sesuai program, untuk diagnose Resiko infeksi
berhubungan dengan Kerentanan bayi yaitu perawatan tali pusat pada bayi.
D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang
mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran
keluarga yang mendukung, tersedianya alat– alat serta adanya bimbingan
dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter
yang menentukan diagnosa medis.
E. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan
selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif,
berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan
pengamatan terhadap keadaan pasien.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
By.Ny”A” usia 8 jam di klinik lmt siregar dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada
By.Ny”A” usia 8 jam di klinik lmt siregar
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di
klinik lmt siregar
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A”
usia 8 jam di klinik lmt siregar
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada
By.Ny”A” usia 8 jam di klinik lmt siregar
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A”
usia 8 jam di klinik lmt siregar
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan
pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi
ingin menyusu atau 2 jam sekali
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan maternitas terhadap
bayi baru lahir.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir normal.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA,
karena dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan,
persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat
mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi.
Maryanti, dwi, dkk. (2011) Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.
Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.