Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

KEPERAWATAN MATERNITAS

DI KLINIK LMT SIREGAR

DISUSUN OLEH :

Kelompok : A

1. Aan Sanita Sinaga (220202001) 12. Lisma Sari Siregar (220202047)

2. Anggi Zulviani (220202007) 13. Medita A. Marbun (220202051)

3. Angelica Manullang (220202004) 14. Novia T. Sitompul (220202054)

4. Benedicta S. Telaumbanua (220202011) 15. Pinta Niateku (220202057)

5. Bill C. Gultom (220202014) 16. Rizka Malau (220202063)

6. Erin Y. Pakpahan (220202021) 17. Rosmini Zamasi (220202066)

7. Formasi Lumbantobing (220202026) 18. Shamariani S. (220202071)

8. Intan C. Harahap (220202031) 19. Sonia Isabella (220202074)

9. Jurham Zandroto (220202037) 20. Sonya Waruwu (220202075)

10. Lamhot S. Nababan (220202040) 21. Wardiana (220202078)

11. Lestari Nainggolan (220202042) 22. Briel P. Lase (220202087)

PROGRAM PENDIDKAN PROFESI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat dan
rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Maternitas Pada Ny. A Dengan Bayi Baru Lahir Normal Di
Klinik LMT Siregar”. Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak dan ibu:

1. Dr. Parlindungan Purba,SH,MM selaku ketua Yayasan Sari Mutiara


Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Ners Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
5. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep. J, selaku Penguji I yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan
memberikan banyak arahan serta masukan kepada peneliti sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
6. Ns. Rosetty R. Sipayung., M.Kep selaku Koordinator stase
keperawatan maternitas yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, membantu dan memberikan banyak arahan serta
masukan kepada penulis sehingga asuhan keperawatan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. Ns. Lasma Sinurat., M.Kep selaku pembimbing stase keperawatan
maternitas yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
membantu dan memberikan banyak arahan serta masukan kepada
penulis sehingga asuhan keperawatan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
8. Ns. Eva Kartika Hasibuan., M.Kep selaku pembimbing stase
keperawatan maternitas yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, membantu dan memberikan banyak arahan serta
masukan kepada penulis sehingga asuhan keperawatan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
9. Christina Roos Etty., M.Kes selaku pembimbing stase keperawatan
maternitas yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
membantu dan memberikan banyak arahan serta masukan kepada
penulis sehingga asuhan keperawatan ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Kelompok menyadari dalam penyusunan asuhan keperawatan ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
Akhir kata kelompok mengucapkan Terimakasih.

Medan, 17 Oktober 2022

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan keperawatan yang dilakukan segera
bayi lahir, pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua hal
yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam kondisi optimal, memberikan asuhan
segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial
asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011).

Angka kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI juga
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
milenium yaitu tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan ibu, dimana
target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan di capai sampai tahun 2015
adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes, 2015).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih


dari 500.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap
menit ada satu perempuan yang meninggal. Penurunan angka kematian ibu
per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target
tujuan pembangun milenium (milenium Development Goals/ MDG’s) pada
2015 (Kemenkes, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah
kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1.000 kelahiran
hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa
pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya
untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut (Saragih,2010).

Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur
hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru
lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan
hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan otak. Akibat
selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras,
dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).

Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian


anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring, Oral
Rehidration, Breast Feeding, Imuzation, Family Planning, FoodSupplemen,
dan Female Education. Ketujuh hal tersebut dilakukan baik dalam kegiatan
posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat. Growth
monitoring adalah upaya melihat perkembangan berat balita. Berat balita
memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi kesehatannya. Oral
rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun yang sudah
tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit diare yang
merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bayi dan anak. Imunisasi,
dilakukan untuk mencegah balita terkena penyakit pada masa mendatang.
Family Planning penting karena secara tidak langsung, jumlah anak, jarak
melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak (Tri, 2005).

Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi
sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk
memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang normal
jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang
bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI sekitar usia 6
minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Kurnia
pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status
gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah,
mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya
makanan yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar
menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan
kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan gizi yang optimal bagi bayi.
Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi bayinya
daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi (Kurnia
2013).

Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah
penting dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi
angka kematian bayi. Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan
keperawatan pada Bayi Baru Lahir Ny”A” Usia 8 jam di Klinik LMT
Siregar”.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan keperawatan bayi baru lahir fisiologis yang dilakukan pada
By.Ny”A” Usia 8 jam di klinik LMT Siregar?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan bayi baru lahir
pada By.Ny”A” Usia 8 jam dengan asuhan normal di klinik LMT
Siregar sesuai standar pelayanan keperawatan bayi baru lahir dengan
menggunakan metode SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mampu melakukan pengkajian pada bayi baru lahir di Klinik
LMT Siregar
2. Mampu merumuskan diagnosa pada bayi baru lahir di Klinik
LMT Siregar
3. Mampu Menentukan Intervensi pada bayi baru lahir di Klinik
LMT Siregar
4. Mampu melakukan Implementasi pada bayi baru lahir di di
Klinik LMT Siregar
5. Mampu melakukan evaluasi pada bayi baru lahir di Klinik
LMT Siregar
6. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir di Klinik LMT Siregar
1.4 Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Pemeriksaan asuhan keperawatann pada bayi baru lahir dapat digunakan
sebagai masukan bagi klinik LMT Siregar dalam rangka pemberian
penyuluhan oleh tenaga kesehatan khususnya untuk tenaga ksehatan untuk
menghimbau kepada masyarakat betapa pentingnya melakukan asuhan
pada bayi baru lahir dan sebagau bahan perbandingan tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan keadaan normal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat praktik secara
nyata yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada
pendidikan yang dapat digunakan sebagai maksud dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa yang berguna dimasa
mendatang dan sebagai reperensi tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir normal.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama dinas di
klinik LMT Siregar dan juga sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan
serta pengalaman untuk mendiagnosa dan memberikan asuhan
keperawatan yang tepat dengan menggunakan manejemen keperawatan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap
37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai Appearance menangis kuat. Kehangatan tidak terlalu panas
(lebih dari 38°C) atau Color, Pulse, Gremace, Activity,Respiration
(APGAR) > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2.1.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara lain
Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan,
Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit, Gremace
(reaksi terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin, Activity
(tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi terlalu ingin
(kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang
bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali
pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan
bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain :
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis
kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah
satu penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan
lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat
diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak
muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat seperti,
tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah,
dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada
lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat,
tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-
kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus (Rukiyah
dan Yulianti, 2010).

Tabel 2.1 Tanda APGAR


Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis

Pulse (heart Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit


rate)
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) stimulasi ketika distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada

Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,


(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur
Sumber : (Rukiyah & Yulianti, 2010)

2.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah
terbentuk dengan baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan
ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia
minora dan mayora. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya
mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan
(Maryanti, 2011).

2.1.4 Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,
dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak
mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir
tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,
retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari
38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.

Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau
sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda
bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang
lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan, bau busuk,
berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan
sulit.

Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya,


antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran,
urine tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terus menerus,
distensi abdomen, faeses hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau
menangis tidak seperti biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang
halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus, mata bengkak dan
mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir (Muslihatun, 2010).
2.1.5 Rencana Asuhan Bayi Baru lahir
Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir
adalah sebagai berikut :
a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam
waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit,
kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah
tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu
mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam
setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi
yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan
efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini
mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,
biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya
ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai
selama 4 hari pasca persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam
(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila
bayi melepaskan isapan dari satu payudara, berikan payudara
lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak
melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak
memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot
atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara
ibu dengan benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling
dan bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh
lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu
mulut bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting
sehingga bibir bawah jauh dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh
payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar,
areola di atas mulut bayi lebih luas dari pada di bawah mulut
bayi, bayi menghisap pelan kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila
minum baik.
d. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari
pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah
ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam
usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna
mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus
sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen
empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam
setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah
lahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan anus bayi
baru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan atau
petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani dan
megakolon. Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat
berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut,
berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu
formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna
feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan
makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari.
Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi
lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila
bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam
sehari.
c. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir.
Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada
awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat
menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama.Warna urine
keruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan
meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas
kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
d. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan
waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur
ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%waktu digunakan
bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik,
sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi
untuk tidur.
e. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi,
keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa bermanfaat
untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan dibersihkan pada saat
memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan kulit bayi, bidan atau
petugas kesehatan harus memastikan semua pakaian, handuk,
selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan
kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam
pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk
menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi
setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
f. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi
lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada
saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan
dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar.
Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika
tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan
sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal
yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi
sendiri tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian
dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan
apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak.
Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi
badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakang kepala dan
ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot
bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,
meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya
bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya (Peringatan:
Gerakan ini bisa membuat membuang gas). Selain itu, pegang
kedua kaki dan lututnya dan putar dengan gerakan melingkar,
kekiri dan ke kanan, untuk melemaskan pinggulnya. Ini juga
membuat menyembuhkan sakit perut.
2) Cara Pijat Kaki Bayi
Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk
sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik
dari jari-jari kakinya sampai ke pinggul kemudian kembali.
Kemudian, pijat telapak kakinya dan tarik setiap jari jemarinya.
Gunakan jempol Anda untuk mengusap bagian bawah kakinya
mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di sekeliling
pergelangan kakinya dengan pijatan-pijatan kecil melingkar.
3) Cara Pijat Perut Bayi
Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil
melingkar. Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari
yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita
membentuk huruf I – L – U terbalik. Berikut tahapan memijat:
 Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
 Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun
ke bawah ( huruf L)
 Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi,
melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua
gerakan berakhir di perut kiri bayi.
4) Cara Pijat Lengan Bayi
Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-
tepuk sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat turun
naik mulai dari ujung sampai ke pangkal lengan, kemudian pijat
telapak tangannya dan tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada
lengan yang lain.
5) Cara Pijat Punggung Bayi
Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda
dan gerak-gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari atas
punggungnya sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan
membentuk lingkaran kecil di sepanjang tulang punggungnya.
Lengkungkan jari-jemari anda seperti sebuah garfu dan garuk
punggungnya ke arah bawah.
6) Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi
Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan anda
dan usap-usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda.
Kemudian, gosok-gosok daun telingannya dan usap-usap alis
matanya, kedua kelopak matanya yang tertutup, dan mulai
daripuncak tulang hidungnnya menyebrang ke kedua pipinya.
Pijat dagunya dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil.
i. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan.
Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah dilahirkan, fungsi
hatinya belum sempurna dalam proses pengolahan bilirubin.
Dimana kadar bilirubin dalam darah si bayi sangat tinggi dan hal
inilah yang menyebabkan bayi mengalami suatu proses fisiologis
yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara
alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya
dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu
memberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah
untuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi
penyebab bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan
penjemuran pada bayi yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang
sangat penting.
Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :
 Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
 Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
 Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
 Menghindarkan bayi dari stress.
j. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara
bidan dan pasien antara lain :
1. Hak pasien untuk mengetahui informasi
2. Kewajiban moral
3. Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
4. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
5. Memenuhi kebutuhan bidan

2.1.6 Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir


a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan
berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya
merawat tali pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan
saatini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan
penambahan ulang BB bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan
pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).

2.2 Konsep Teoritis Keperawatan


2.2.1 pengkajian keperawatan
a. Aktifitas / istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur; menangis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapas Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan peredaran darah
dapat digunakan metode APGAR SC tode APGAR SCORE. Namun secara
prakti un secara praktis dapat dilihat da dapat dilihat dari trekwensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam
pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70- 100kali/menit (tidur)
sampai 180kali/menit (menangis). Pernafasan bayi normal berkisar antara 30-
60kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah
kemerahan.
c. Suhu tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasa bayi biasanya berkisar ant nya berkisar antara
36,5’C pengukuran suhu tubuh suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila
dilakukan atau pada rectal.
d. Kulit
Kulit neonates yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan
terutama didaerah lapitan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan dan kelengkapan ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak ada sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut
sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, , tidak ada kemerahan di erahan
disekitar sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat yang terdapat pada bayi
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberikan rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi mengagetkan akan terjadi refleks refleks lengan
dan tangan lengan dan tangan terbukan terbukan
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam . plantar graps, bila telapak  kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleksi berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bilang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya
kepalanya kesisi yang kesisi yang disentuh itu disentuh itu mencari puting
mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (suck ap (sucking). Bila memasukan sesua kan sesuatu
kedala tu kedalam mulut  bayi akan  bayi akan memberi gerakan menghisap.
h. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
h. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental bewarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. kehijauan dan lengket. mekonium akan mulai
mekonium akan mulai keluar dalam24 jam keluar dalam24 jam pertama.
pertama.  
i. Antrapometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita nakan pita pengukur pengukur.
Lingkar kepala Lingkar kepala fronto- fronto-occipita occipitalis 34cm,
suboksipito-br ipito-bregmanti egmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkaran dada normal 32-34cm. lingkar lengan atas normal 10-11cm.
panjang badan normal 48-50 cm. Seksualitas Genetalia wanita ; labia vagina
agak kemerahan atau edema, tanda vagina / himen dapat himen dapat terlihat,
rabas mukosa terlihat, rabas mukosa putih (amegma) putih (amegma) atau
rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria; testis turun, skrotum
tertut otum tertutup dengan rugae, fimosis bias terjadi.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks refleks hisap tidak adekuat.
2. Risiko perubahan suhu tubuh berhubungan dengan proses adaptasi dengan
lingkungan luar  rahim, keterbatasan jumlah lemak.
3. Resiko pertukaran gas berhubungan dengan stresor prenatal / intrapartum,
produksi mukus berlebih
4. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali
pusat), tali pusat masih basah.
5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air  (IWL),
keterbatasan masukan cairan
6. Resiko cedera berhubungan dengan trauma lahir, spirasi, efek obat
7. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang terpaparnya

2.2.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Rasional


hasil
1 Ketidakefektifan - Termoregulasi: Bayi - Pengaturan suhu
termoregulasi baru lahir: ruangan bayi, hingga
berhubungan dengan Suhu badan 36,0- mencapai dan/atau
perubahan suhu 37,00C mempertahankan suhu
lingkungan ditandai -Tanda-tanda vital tubuh dalam rentang
dengan akral dingin dan dalam batas normal normal
nilai APGAR 8. (silakan disebutkan - Pantau suhu bayi baru
angka normalnya bagi lahir hingga mencapai
bayi prematur) stabil
-Hidrasi adekuat - Pantau tekanan darah,
nadi, dan pernapasan
secara tepat
- Pantau dan laporkan
tanda serta gejala
hipotermi dan
hipertermi
- Tingkatkan
keadekuatan asupan
cairan dan nutrisi
- Gunakan perlak untuk
mandi dan mandi
menggunakan air
hangat untuk
menyesuaikan dengan
suhu tubuh secara tepat
2 Risiko - Status nutrisi: Manajemen nutrisi;
ketidakseimbangan Asupan nutrisi dan Independen
nutrisi kurang dari cairan - Berikan makanan
kebutuhan tubuh - Berat badan: Massa bayi yang terbaik;
berhubungan dengan tubuh: Adanya ASI atau PASI
faktor biologis ditandai peningkatan berat - Pantau jumlah
dengan Reflek hisap badan sesuai nutrisi yang
masih lemah bayi belum dengan tujuan dibutuhkan
menyusu. -Tidak ada tanda - Berikan informasi
malnutrisi kepada keluarga
-Tidak terjadi tentang kebutuhan
penurunan berat makanan; ASI
badan - Kaji kemampuan
bayi dalam
menyusu
Kolaboratif
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
klien

Pemantauan nutrisi:
- BB dalam batas
normal
- Pantau adanya
penurunan berat
badan
- Observasi interaksi
bayi atau orang tua
selama makan
- Pantau lingkungan
selama makan
- Kaji kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Kaji turgor kulit
- Pantau
pertumbuhan dan
perkembanga
- Pantau muntah
- Pantau kadar
albumin, total
protein
hemoglobin, dan
hematokrit
- Pantau pucat,
kemerahan, dan
kekeringan pada
jaringan konjungtiv
3 Resiko infeksi Kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan
berhubungan dengan -terbebas dari tanda gejala infeksi
Kerentanan bayi dan gejala infeksi di 2. Inspeksi kulit dan
(bahaya lingkungan) sekitar area pusat sekitar area pusat
ditandai dengan ( rubor, kalor, dolor, (rubor, kalor, dolor,
terdapat luka bekas tumor) tumor)
pemotongan tali pusat - suhu 36-37ᴏC 3. Berikan perawatan
- Integritas kulit baik tali pusat
4. Berikan antibiotic
bila perlu

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun pada bayi yang
mengalami risiko infeksi pada tali pusat dapat dilakukan implementasi
selama 3 haridengan melakukan perawatan luka steril 3 x 24 jam,
mencontohkan cara cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
perawatan tali pusat, memberikan contoh keluarga mengenai tehnik
perawatan luka steril, menjelaskan tanda-tanda infeksi pada ibu dan
keluarga, melakukan pemeriksaan TTV 3 x 24 jam, memonitor tanda dan
gejala infeksi, membatasi pengunjung, menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi serta menganjurkan ibu melakukan IMD (Inisiasi Menyusui
Dini)

2.2.5 Evaluasi keperawatan


Evaluasi yang dilakukan merupakan tahap akhir dari setiap proses
keperawatan untuk menilai keefektifan dan keberhasilan dalam perawatan
tali pusat pada bayi dalam memberikan asuhan keperawatan yang bisanya
menggunakan metode SOAP (S : Subjektif, O : Objektif, A : Analisa, dan
P : Perencanaan).
2.2.6
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR


Nama Mahasiswa : Kelompok LMT Rumah Sakit : Klinik LMT Srg
Nama Ayah – Ibu : Ny. A dan Tn. L Tgl Pengkajian : 10 Oktober 2022
Alamat : KM . 12 Binjai Jam Pengkajian : 06.00 WIB

I. RIWAYAT KELAHIRAN YANG LALU

No Tahun Sex BB Lahir Keadaan Komplikasi Jenis Ket


Kelahiran Bayi Persalinan

Status Gravida: G I P I A 0 H 0
Presentasi bayi: Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat
Pemeriksaan antenatal : teratur / tidak teratur
Komplikasi antenatal : Tidak ada

II. RIWAYAT PERSALINAN


BB/TB Ibu : 75 kg/ 158cm
Persalinan di : Klinik LMT Siregar
Keadaan umum ibu : Composmentis
Tanda vital : 110/70 mmHg, S : 36,1 OC
Jenis persalinan : Spontan
Proses persalinan : pasien datang ke klinik dengan keluhan sakit perut menjalar ke
pinggang
Kala I : 10 jam
Indikasi : - Kala II : 2 Jam
Lamanya ketuban pecah: 19 jam
Kondisi ketuban : normal

III. KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal :10 Oktober 2022 . jam: 03.00 wib, sex : Laki-Laki
Kelahiran : Tunggal / gemelli

NILAI APGAR
Tanda N i l a i APGAR MENIT 1 Jumlah
0 1 2

Denyut Tidak ada < 100 ( ) > 100


jantung Tidak ada ( ) Lambat Menangis kuat
Usaha nafas Lumpuh ( ) Ekstremitas Gerakan aktif
Tonus otot fleksi Sedikit
Iritabilitas Tidak bereaksi ( ) Gerakan sedikit Reaksi melawan 6
Refleks Tubuh
Biru/pucat ( ) Kemerahan Kemerahan
Warna tangan dan kaki
biru

Tanda N i l a i APGAR MENIT KE 5 Jumlah


0 1 2

Denyut Tidak ada < 100 O > 100


jantung Tidak ada Lambat O Menangis kuat
Usaha nafas Lumpuh O Ekstremitas Gerakan aktif
Tonus otot fleksi Sedikit
Iritabilitas Tidak bereaksi O Gerakan sedikit Reaksi melawan 8
Refleks Tubuh
Biru/pucat Kemerahan O Kemerahan
Warna tangan dan kaki
biru
Ket : ( ) Penilaian menit ke-1 O Penilaian Menit ke-5

Tindakan Resusitasi :
Plasenta : Berat 412 gr Tali Pusat : panjang : 50 cm
Ukuran tali pusat yang di potong 7 cm Jumlah Pembuluh darah : dua pembuluh
darah arteri dan satu vena
Kelainan tidak ada kelainan

PENGKAJIAN FISIK
Umur: 0 hari, 3 Jam
Berat badan 2800 gr Mulut O Simetris
Panjang badan 46 cm O Palatum mole
Suhu 35,8 ºC O Palatum durum
Lingkar kepala 33 cm O Gigi
Lingkar dada 32 cm HidungO Lubang hidung
Lingkar perut 32 cm O Keluaran
O Pernafasan
KEPALA O Cuping hidung
Bentuk O Bulat Leher O Pergerakan leher
O Lain-lain
Kepala O Molding TUBUH
O Kaput Warna O Pink
O Caphalhematom O Pucat
Ubun-ubun O Sianosis
Besar: ada O Kuning
Kecil : ada
Sutura: ada dan teraba Pergerakan O Aktif
O Kurang
Mata Dada O Simetris
Posisi : Simetris O Asimetris
O Kotoran O Retraksi
O Perdarahan O Seesaw
STATUS NEUROLOGI
Telinga
Posisi : kiri dan kanan Reflex: O Tendon
Bentuk : simetris (nilai semua) O Moro
O Lubang telinga O Rooting
O Keluaran O Mengisap
Jantung & paru-paru O Normal O Babinski
Bunyi Nafas O Ngorok O Menggenggam
O Lain-lain………. O Menangis
Pernafasan : 41 x/menit O Berjalan
Denyut jantung : 144 x/menit O Tonus leher
Perut O Lembek
O Kembung NUTRISI
O Benjolan Jenis makanan O ASI
Bising usus… x/mnt O PASI
Lanugo : ada O Lain-lain
Vernix : tidak ada
Mekonium……………………….
PUNGGUNG ELIMINASI
Keadaan Punggung O Simetris
O Asimetris BAB pertama, tanggal 17 jam 12.30
O Pilonidal dimple BAK pertama, tanggal 17 jam 12.40
Fleksibilitas
Tul.punggung O Kelainan ………… TULANG
Lingkaran kepala: 33cm
Genitalia O Normal Dada : 32 cm
Laki-laki O Hipospadia Perut 32 cm
O Eepispadius
Testis ada
Perempuan
Labia minora O Menonjol
O Tertutup labia mayor
Keluaran …………….. DATA LAIN YANG MENUNJANG
Anus normal (Lab,psikososial, dll)
O Kelainan : /

EKSTREMITAS
Jari tangan O Kelainan……………
Jari kaki O Kelainan ………….. KESIMPULAN
Pergerakan O Tidak ada Bayi baru lahir dalam keadaan
O Asimetris spontan dengan APGAR skor bayi 8.
O Tremor bayi lahir dalam keadaan normal dan
O Rotasi paha baik dengan berat badan 2800 gr dan
Nadi Brachial : 144x/mnt panjang badan 46 cm
Femoral ……….
Garis telapak kaki ………………….
Posisi Kaki: Normal
Tangan : Normal
*Bayi baru lahir yang dikaji berusia ≤ 24 jam
I. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : - Perubahan suhu Ketidakefektifan
DO : lingkungan termoregulasi
- S : 35,8 oC
- N : 144x/mnt
- RR : 42x/mnt
- Akral dingin,
estermitas atas dan
bawah tampak
pucat kebiruan.
- Apgar skor 8
2. DS : -ibu klien mengatakan Faktor biologis Risiko
masih lemah dan ASI ketidakseimbangan
masih sedikit nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DO :
- Reflek hisap masih
lemah bayi belum
menyusu.
3. DS : Kerentanan baik Resiko infeksi
DO : terdapat luka bekas ( bahaya
pemotongan tali pusat . tali lingkungan )
pusat masi basa dan
berwarna putih.

1
II. DIAGNOSA
1. Resiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan perubahan
suhu lingkungan ditandai dengan akral dingin dan nilai APGAR 8.
2. Risiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis ditandai dengan Reflek hisap masih
lemah bayi belum menyusu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Kerentanan bayi (bahaya lingkungan)
ditandai dengan terdapat luka bekas pemotongan tali pusat

III. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Rasional
hasil
1 Ketidakefektifan - Termoregulasi: Bayi - Pengaturan suhu
termoregulasi baru lahir: ruangan bayi, hingga
berhubungan dengan Suhu badan 36,0- mencapai dan/atau
perubahan suhu 37,00C mempertahankan suhu
lingkungan ditandai -Tanda-tanda vital tubuh dalam rentang
dengan akral dingin dan dalam batas normal normal
nilai APGAR 8. (silakan disebutkan - Pantau suhu bayi baru
angka normalnya bagi lahir hingga mencapai
bayi prematur) stabil
-Hidrasi adekuat - Pantau tekanan darah,
nadi, dan pernapasan
secara tepat
- Pantau dan laporkan
tanda serta gejala
hipotermi dan
hipertermi
- Tingkatkan
keadekuatan asupan
cairan dan nutrisi
- Gunakan perlak untuk
mandi dan mandi
menggunakan air
hangat untuk
menyesuaikan dengan
suhu tubuh secara tepat
2 Risiko - Status nutrisi: Manajemen nutrisi;
ketidakseimbangan Asupan nutrisi dan Independen
nutrisi kurang dari cairan - Berikan makanan
kebutuhan tubuh - Berat badan: Massa bayi yang terbaik;
berhubungan dengan tubuh: Adanya ASI atau PASI
faktor biologis ditandai peningkatan berat - Pantau jumlah
dengan Reflek hisap badan sesuai nutrisi yang
masih lemah bayi belum dengan tujuan dibutuhkan
menyusu. -Tidak ada tanda - Berikan informasi
malnutrisi kepada keluarga
-Tidak terjadi tentang kebutuhan
penurunan berat makanan; ASI
badan - Kaji kemampuan
bayi dalam
menyusu
Kolaboratif
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
klien

Pemantauan nutrisi:
- BB dalam batas
normal
- Pantau adanya
penurunan berat
badan
- Observasi interaksi
bayi atau orang tua
selama makan
- Pantau lingkungan
selama makan
- Kaji kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Kaji turgor kulit
- Pantau
pertumbuhan dan
perkembanga
- Pantau muntah
- Pantau kadar
albumin, total
protein
hemoglobin, dan
hematokrit
- Pantau pucat,
kemerahan, dan
kekeringan pada
jaringan konjungtiv
3 Resiko infeksi Kriteria hasil: 5. Monitor tanda dan
berhubungan dengan -terbebas dari tanda gejala infeksi
Kerentanan bayi dan gejala infeksi di 6. Inspeksi kulit dan
(bahaya lingkungan) sekitar area pusat sekitar area pusat
ditandai dengan ( rubor, kalor, dolor, (rubor, kalor, dolor,
terdapat luka bekas tumor) tumor)
pemotongan tali pusat - suhu 36-37ᴏC 7. Berikan perawatan
- Integritas kulit baik tali pusat
8. Berikan antibiotic
bila perlu

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 10 oktober 2022 Ketidakefektifan 1. Memonitoring S:-
06.00 wib termoregulasi tanda-tanda vital O:
berhubungan 2. Melakukan - S: 36,0ᴏC
dengan perubahan observasi warna - N: 144x/menit
suhu lingkungan dan suhu kulit bayi - RR: 42x/menit
ditandai dengan baru lahir - Ekstremitas atas dan
akral dingin dan 3. Mempertahan suhu ekstermitas bawah
nilai APGAR 8. tubuh bayi hangat dan tampak
4. Menempatkan bayi berwarna kemerahan.
baru lahir di A : Masalah teratasi
selimut hangat P : Intervensi dihentikan
yang disiapkan
keluarga

2 10 oktober 2022 Risiko 1. Mengobservasi S: Ny.A mengatakan ASI


06.00 wib ketidakseimbangan intake dan output belum lancar
nutrisi kurang dari 2. Mengobservasi O:
kebutuhan tubuh reflek menghisap - BB 2800 gram
berhubungan dan menelan - Refelk hisap dan
dengan faktor 3. Memberikan menelan baik
biologis ditandai minum susu SGM - Bayi minum susu
dengan Reflek 1 sendok dengan 1 menyisakan sedikit di
hisap masih lemah ml air hangat botol susu
bayi belum 4. Menimbang berat - BAB 1 kali, BAK 1 kali
menyusu. badan bayi A: Masalah sebagian teratasi
5. Mengkaji kesiapan P: lanjutkan intervensi
ibu untuk
menyusui
3 10 oktober 2022 Resiko infeksi 1. Memonitor tanda S: -
06.00 wib berhubungan dan gejala infeksi O:
dengan kerentanan 2. Melakukan - Tali pusat masih basah
bayi (bahaya inspeksi kulit dan berwarna putih
lingkungan) sekitar area pusat - Tali pusat terbungkus
ditandai dengan (rubor, kalor, kasa.
terdapat luka bekas dolor, tumor) pada - Tidak ada pus atau
pemotongan tali bayi baru lahir perdarahan
pusat 3. Memberikan A: Masalah belum teratasi
perawatan tali P: Lanjutkan intervensi
pusat 1. Monitor tanda dan
gejala infeksi
2. Inpeksi kulit terhadap
kemerahan
3. Berikan perawatan tali
pusat
4. Berikan antibiotic bila
perlu

HARI KE 2
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 11 oktober 2022 Risiko 1. Mengobservasi intake S: Ny.A mengatakan ASI
10.00 wib ketidakseimbangan dan output lancar
nutrisi kurang dari 2. Mengobservasi reflek O:
kebutuhan tubuh menghisap dan - Refelk hisap dan
berhubungan menelan menelan baik
dengan faktor 3. Memberikan minum - Bayi minum susu tidak
biologis ditandai susu SGM 1 sendok tersisa di botol
dengan Reflek dengan 1 ml air - Bayi menyusu kuat
hisap masih lemah hangat - BAB 3 kali, BAK 5 kali
bayi belum 4. Menganjurkan ibu A: Masalah teratasi
menyusu. memberi ASI pada P: intervensi dihentikan
bayi
2 11 oktober 2022 Resiko infeksi 1. Memonitor tanda S: Ny.A mengatakan bayi
10.30 wib berhubungan dan gejala infeksi sedikit rewel
dengan kerentanan 2. Melakukan O:
bayi (bahaya inspeksi kulit dan - Tali pusat sudah mulai
lingkungan) sekitar area pusat kering berwarna putih
ditandai dengan (rubor, kalor, - Tali pusat terbungkus
terdapat luka bekas dolor, tumor) pada kasa.
pemotongan tali bayi baru lahir - Tidak ada pus atau
pusat 3. Memandikan bayi perdarahan
4. Memberikan A: Masalah sebagian teratasi
perawatan tali P: Lanjutkan intervensi
pusat 1. Monitor tanda dan
gejala infeksi
2. Inpeksi kulit
terhadap kemerahan
3. Memandikan bayi
4. Berikan perawatan
tali pusat
5. Berikan antibiotic
bila perlu
HARI KE 3

No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 12 oktober 2022 Resiko infeksi 1. Memonitor tanda S: Ny.A mengatakan tali pusat
10.00 wib berhubungan dan gejala infeksi bayi kering
dengan kerentanan 2. Melakukan O:
bayi (bahaya inspeksi kulit dan - Tali pusat sudah mulai
lingkungan) sekitar area pusat kering berwarna putih
ditandai dengan (rubor, kalor, - Tali pusat terbungkus
terdapat luka bekas dolor, tumor) pada kasa.
pemotongan tali bayi baru lahir - Tidak ada pus atau
pusat 3. Memandikan bayi perdarahan
4. Memberikan A: Masalah sebagian teratasi
perawatan tali P: Lanjutkan intervensi
pusat 1. Monitor tanda dan
gejala infeksi
2. Inpeksi kulit terhadap
kemerahan
3. Memandikan bayi
4. Berikan perawatan tali
pusat
5. Berikan antibiotic bila
perlu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan asuhan keperawatan maternitas bayi baru lahir Ny. A di


Klinik LMT Siregar pada tanggal 10 Oktober 2022 melalui pendekatan
kesengajaan teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan di bahas melalui
langkah-langkah sebagai berikut :

A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. A dan Tn. L.
Bayi Ny. A dalam keadaan baik sehingga penulis dapat melakukan pengkajian
langsung pada bayi baru lahir. Keluhan yang dialami Ny. A sebelum
persalinan yaitu sakit perut menjalar hingga ke pinggang dengan kala I 10
jam. Ny. A bersalin dengan persalinan pervaginaan dengan keadaaan bayi
yaitu BB 2800 gram, panjang badan 46 cm, suhu 35,8 ᴏC, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 32 cm, dan lingkar perut 32 cm dan tidak memiliki kelainan.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa
masalah diantaranya :
1. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan perubahan suhu
lingkungan ditandai dengan akral dingin dan nilai APGAR 8.
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis ditandai dengan Reflek hisap masih
lemah bayi belum menyusu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Kerentanan bayi (bahaya lingkungan)
ditandai dengan terdapat luka bekas pemotongan tali pusat

C. Intervensi
Intervensi keperawatan yang diambil berdasarkan NOC dan NIC yaitu
diagnose Ketidakefektifan termoregulasi yaitu melakukan intervensi
manajemen suhu tubuh, untuk diagnose Risiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh melakukan intervensi pemenuhan nutrisi BBL
dengan memberikan asupan sesuai program, untuk diagnose Resiko infeksi
berhubungan dengan Kerentanan bayi yaitu perawatan tali pusat pada bayi.

D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang
mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran
keluarga yang mendukung, tersedianya alat– alat serta adanya bimbingan
dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter
yang menentukan diagnosa medis.

E. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan
selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif,
berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan
pengamatan terhadap keadaan pasien.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
By.Ny”A” usia 8 jam di klinik lmt siregar dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada
By.Ny”A” usia 8 jam di klinik lmt siregar
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di
klinik lmt siregar
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A”
usia 8 jam di klinik lmt siregar
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada
By.Ny”A” usia 8 jam di klinik lmt siregar
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A”
usia 8 jam di klinik lmt siregar

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan
pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi
ingin menyusu atau 2 jam sekali
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan maternitas terhadap
bayi baru lahir.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir normal.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA,
karena dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan,
persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat
mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes RI (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Standar Profesi Bidan. Jakarta. Kurnia, (2013).

Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian Kesehatan
dan JICA.

Kurnia, (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi.

Maryanti, dwi, dkk. (2011) Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.

Muslihatun, W. F (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:


Fitrayama

Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakrarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Soepardin, Suryani, Hajjah. (2008) Konsep Kebidanan. Jakarta: EG.

Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.

Wijaya, M.A, (2010). Kondisi Angka KematianBalita Neonatal (AKN) Angka


Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka Kematian Ibu di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai