Anda di halaman 1dari 2

gangguan jiwa merupakan deskripsi sindrom dengan variasi penyebab.

Banyak yang belum diketahui


dengan pasti dan perjalanan penyakit tidak selalu bersifat kronis. Pada umumnya ditandai adanya
penyimpangan yang fundamental, karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta adanya afek yang tidak
wajar atau tumpul. Skizofrenia memiliki beberapa tipe yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik,
skizofrenia katatonik, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, stupor katatonik, gaduh-gelisah
katatonik.

Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang memengaruhi berbagai area fungsi individu,
termasuk berpikir, berkomunikasi, menerima, menginterpretasikan realitas, merasakan dan
menunjukkan emosi. Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai
area fungsi individu, termasuk berpikir, berkomunikasi, merasakan dan menunjukkan emosi serta
gangguan otak yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, halusinasi, dan perilaku aneh (Pardede &
Ramadia, 2021).

Menurut WHO (2021)Prevelensi skizofrenia telah meningkat dari 40% menjadi 26 juta jiwa. Sedangkan
di Indonesia prevelensi skizofrenia meningkat menjadi 20% penduduk. Prevelensi Sumatera utara
meningkat menjadi 7% penduduk (Riskesdes 2018) Skizofrenia merupakan salah satu penyakit yang
mempengaruhi otak dan menyebabkan munculnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh.
Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala suka berbicara sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, berjalan
mondar mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering mengabaikan
hygiene atau perawatan diri ( defisit perawatan diri ).

Defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering dijumpai pada pasien dengan gangguan
jiwa. Dari seluruh skizofrenia 70% diantaranya mengalami defisit perawatan diri. Defisit perawatan diri
ialah kondisi seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan dan memenuhi
aktivitas perawatan diri secara mandiri sepeti mandi, berpakaian maupun berhias, makan, BAB dan BAK
(toileting). Defiisit perawatan diri merupakan suatu keadaan seseorang yang mengalami gangguan
dalam kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan seharihari secara mandiri, tidak memiliki
keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan, bau nafas, tidak menyisir rambut dan
berpenampilan tidak rapi. Pasien yang menderita gangguan jiwa sering mengalami ketidak pedulian
merawat diri, sehingga menyebabkan pasien dikucilkan dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Defesit perawatan diri merupakan gejala dari pasien skizofrenia yang dapat dikontrol melalui terapi
Aktivitas Kelompok.

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama
dengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau arahkan oleh perawat spesialis jiwa atau perawat
jiwa yang telah terlatih. Terapi kelompok merupakan terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok
untuk memberikan stimulasi bagi Pasien dengan gangguan interpersonal. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan kemampuan mengontrol setelah dilakukan Terapi Aktivitas
kelompok okupasi hygiene merupakan Pemberian terapi okupasi dapat membantu klien menurunkan
defesit perawatan diri (Kotijah, wahyuni & azzurra 2021). Terapi Akitvitas kelompok okupasi personal
hygiene merupakan cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan
psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Rokhman &
Rohmah, 2019).
Terapi aktivitas kelompok okupasi personal hygiene yaitu pada pasien dengan defisit perawatan diri
yaitu dapat meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia dalam perawatan diri secara mandiri (Hastuti
& Rohmat, 2018). Berdasarkan praktek yang dilakukan di Rs Jiwa Prof, Dr M.Ildrem tepatnya diruangan
Sinabung, Angrek dan Sibayak didapatkan jumlah pasien sebesar 21 pasien, dimana pasien dengan
masalah defesit perawatan diri menjadi masalah paling lazim di ruangan, sehingga kelompok tertarik
mengangkat masalah defisit perawatan diri untuk dijadikan terapi aktivitas kelompok sebagai okupasi
personal hygiene.

Anda mungkin juga menyukai