Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENERAPAN TERAPI PSIKORELIGI DALAM PENURUNAN GEJALA

PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Ratna Hemadika, Afni Yan Syah


Akademi Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh
Email: ratnahemadika01@gmail.com

ABSTRAK

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis atau proses penyakit yang mempengaruhi kondisi,
persepsi, emosi, perilaku, dan fungsi sosial. Masalah yang sering terjadi pada pasien
skizofrenia adalah perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat merugikan secara fisik, baik terhadap dirinya
sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Dampak dari perilaku kekerasan seperti gangguan
psikologis, perasaan tidak aman, tertutup, kurang percaya diri, risiko bunuh diri, depresi,
harga diri rendah, ketidakberdayaan, isolasi sosial. Salah satu terapi yang dapat dilakukan
untuk mengurangi gejala perilaku kekerasan adalah terapi psikoreligius. Terapi psikoreligius
adalah pengobatan yang menggunakan pendekatan religi, antara lain doa, zikir, ceramah
agama untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi berbagai masalah
kehidupan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan analisis penerapan terapi
psikoreligius dalam mengurangi gejala perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia. Desain
penelitian menggunakan studi literatur. Dengan menggunakan framework PICO (Population,
Intervention, Comparation, Outcome) menggunakan database Google Scholar dan
mendapatkan 3 jurnal yang sesuai dengan penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa
terapi psikoreligius efektif dalam mengurangi gejala perilaku kekerasan pada pasien
skizofrenia.

Kata kunci : terapi psikoreligius, penurunan gejala perilaku kekerasan, pasien skizofrenia

APPLICATION ANALYSIS PSYCHORELIGY THERAPY IN REDUCING VIOLENT


BEHAVIOR SYMPTOMS IN SCHIZOPRENIA PATIENTS

Ratna Hemadika, Afni Yan Syah


Academy of Nursing Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh
Email: ratnahemadika01@gmail.com

ABSTRACT

Schizophrenia is a clinical syndrome or disease process that affects cognition, perception,


emotion, behavior, and social functioning. The problem that often occurs in schizophrenic
patients is violent behavior. Violent behavior is a condition in which a person performs
actions that can be physically harmful, both to himself, others, and the environment. The
impact of violent behavior such as psychological disorders, feeling insecure, closed, lack of
confidence, risk of suicide, depression, low self-esteem, helplessness, social isolation. One
of the therapies that can be done to reduce symptoms of violent behavior is psychoreligious
therapy. Psychoreligious therapy is a treatment that uses a religious approach, including
prayers, remembrance, religious lectures to increase the body's immune system in dealing
with various life problems. The purpose of this paper is to describe the analysis of the
application of psychoreligious therapy in reducing symptoms of violent behavior in
schizophrenic patients. The research design uses a literature review. By using the PICO
(Population, Intervention, Comparation, Outcome) framework using the Google Scholar
database and getting 3 journals that match the research. The results of the analysis show
that psychoreligious therapy is effective in reducing symptoms of violent behavior in
schizophrenic patients.

Keywords : psychoreligious therapy, reducing symptoms of violent behavior, schizophrenic


patients

PENDAHULUAN meningkat dari 6% di tahun 2013 menjadi


9,8% di tahun 2018. Riset Kesehatan
Kesehatan Jiwa merupakan bagian Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa
internal dari upaya kesehatan yang prevalensi bunuh diri pada penduduk
bertujuan menciptakan perkembangan berusia 15 tahun ke atas (N=722.329)
jiwa yang sehat secara optimal baik sebesar 0,8% pada perempuan dan 0,6%
intelektual maupun emosional. masalah pada laki-laki. Sementara itu prevalensi
kesehatan jiwa mempunyai lingkup yang gangguan jiwa berat, skizofrenia
sangat luas dan kompleks serta saling meningkat dari 1,7% di tahun 2013
berhubungan satu dengan lainnya. menjadi 7% di tahun 2018. Menurut Riset
Apabila individu tidak mampu Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
mempertahankan keseimbangan atau gangguan jiwa skizofrenia mencapai
mempertahankan kondisi mental yang presentase 11%.
sejahtera, maka individu tersebut akan Salah satu bentuk gangguan jiwa
mengalami gangguan, dan apabila yang terdapat di dunia yaitu gangguan
gangguan tersebut secara psikologis jiwa skizofrenia. Skizofrenia merupakan
maka akan mengakibatkan individu salah satu sindrom klinis atau proses
mengalami gangguan jiwa (Kusumawati & penyakit yang mempengaruhi kognisi,
Hartono, 2011) perpepsi, emosi, perilaku, dan fungsi
Gangguan jiwa merupakan sosial, terapi skizofrenia mempengaruhi
perubahan perilaku yang terjadi tanpa setiap individu dengan cara yang berbeda.
alasan yang masuk akal, berlebihan, Derajat gangguan pada fase psikotik dan
berlangsung lama, dan menyebabkan fase kronis atau fase jangka panjang
kendala terhadap individu tersebut atau sangat bervariasi diantara individu.
orang lain (dalami, 2010). Gangguan Penderita skizofrenia mengalami
kesehatan jiwa tidak bisa di anggap kecemasan, sedih yang berkepanjangan,
remeh, karena dengan kesehatan jiwa stress, mengkonsumsikan obat-obatan,
yang baik akan menungkinkan seseorang kenakalan remaja sehingga menyebabkan
untuk menyadari potensi diri, mengatasi mekanisme kopling yang tidak efektif
tekanan hidup yang normal, dan (Videbeck, 2008).
berkontribusi pada komunitas (sofian, Permasalahan utama yang sering
2015) terjadi pada pasien skizofrenia adalah
Prevalensi gangguan jiwa di perilaku kekerasan. Hal ini sesuai dengan
seluruh dunia menurut data WHO, (World diagnose keperawatan NANDA yang
Health Organization) pada tahun 2019, biasa ditegakkan berdasarkan pengkajian
terdapat 264 juta orang mengalami gejala psikotik atau tanda positif. Kondisi
depresi, 45 juta orang ini harus segera di tangani karena perilaku
menderita gangguan bipolar, 50 juta orang kekerasan yang terjadi akan
mengalami demensia, dan 20 juta membahayakan diri pasien, orang lain dan
orang jiwa mengalami skizofrenia. lingkungan.
Menurut catatan Riset Kesehatan Perilaku kekerasan adalah suatu
Dasar (Riskesdas) dari Kementrian bentuk perilaku yang bertujuan untuk
Kesehatan Republik Indonesia (2018), melukai seseorang secara fisik maupun
prevalensi gangguan emosional pada psikologis, berdasarkan definisi ini maka
penduduk berusia 15 tahun ke atas, perilaku kekerasan dapat dilakukan
secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, adalah 16,87 (standar deviasi). Rata-rata
orang lain, dan lingkungan (Dermawan, skor perilaku kekerasan sesudah terapi
2013) psikoreligi adalah 13,0 (standar deviasi).
Pada pasien dengan penanganan Ada pengaruh terapi psikoreligi terhadap
perilaku kekerasan dengan menggunakan penurunan perilaku kekerasan pada
terapi farmakologis dan non pasien skizofrenia di Ruang rawat inap
farmakologis. Terapi farmakologis Rumah Sakit Jiwa Daerah Lampung
sendiri terfokus pada pengobatan Hasil penelitian ini sejalan dengan
antipsikotok, sedangkan pada terapi non penelitian yang dilakukan oleh
farmakologis menuju ke pendekatan Sulistyowati & Prihantini (2014) tentang
terapi modalitas. (Videbeck, 2008). Ada pengaruh terapi psikoreligi pada
beberapa jenis terapi modalitas, antara penurunan perilaku kekerasan pada
lain: terapi individual, terapi lingkungan, pasien skozofrenia di Rumah Sakit Jiwa
terapi biologis, kognitif, terapi keluarga, Daerahb Surakarta Hasil penelitian
terapi perilaku, terapi bermain, terapi menunjukkan bahwa terapi psikoreligi
spiritual (widyastini, 2014). berpengaruh terhadap penurunan perilaku
Salah satu terapi yang dapat kekerasan.
dilakukan untuk penurunkan gejala Berdasarkan fenomena tersebut
perilaku kekerasan diantaranya dengan maka penulis tertarik untuk melakukan
cara terapi psikoreligi. Terapi psikoreligi analisis dalam bentuk literature review
bermanfaat untuk suatu pengobatan dengan judul “ Analisis Penerapan Terapi
dalam praktek merawat jiwa yang Psikoreligi dalam Penurunan Gejala
menggunakan pendekatan keagamaan, Perilaku Kekerasan pada Pasien
antara lain do’a-do’a, dzikir, sholat, Skizofrenia”
ceramah keagamaan dan lain-lain. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan METODE
dan daya tahan dalam menghadapi Strategi Pencarian Literature
berbagai masalah kehidupan. Terapi ini 1. Framework yang digunakan
juga membantu psikis manusia dalam Strategi yang digunakan untuk
hubungannya dengan keagamaannya, mencari artikel menggunakan PICO
yaitu kesadaran agama dan pengalaman framework yaitu, Population/problem,
agama (Ilham, 2008) pasien skizofrenia, Intervention,
Menurut Ilham, (2008), bahwa penerapan terapi psikoreligi,
terapi psikoreligi adalah terapi Comparation, tidak ada pembanding,
keagamaan seperti sholat, zikir, Outcome, penurunan gejala perilaku
ceramah, keagamaan, dan lain-lain. kekerasan.
Dapat meningkatkan kekebalan dan
daya tahan dalam menghadapi 2. Kata kunci
berbagai masalah kehidupan yang Pencarian artikel atau jurnal
merupakan sholat dan ibadah yang menggunakan keyword dan Boolean
didalamnya terjadi hubungan rohani operator (AND, OR NOT or AND NOT).
antara makhluk dan khalignya. Sholat Kata kunci yang digunakan dalam
juga dipandang sebagai munajat penelitian ini yaitu “pasien skizofrenia”
berdoa dalam hatiyang khusyu’ kepada AND “terapi psikoreligi” AND
Allah. Orang yang sedang mengerjakan “menurunkan gejala perilaku
sholat dengan khusyu’ tidak merasakan kekerasan”.
sendiri, seolah-olah ia berdoa kepada
Allah SWT. Suasana spiritual seperti ini 3. Databese atau search engine
dapat menolong manusia untuk Data yang akan digunakan dalam
mengungkapkan segala perasaan dan penelitian ini adalah data sekunder
bagaimana perasaan yang dihadapinya. data sekunder merupakan data yang
Hal ini dapat dilihat dari yang diperoleh bukan dari pengamatan
dilakukan oleh Pribadi (2019), langsung yang diperoleh dari hasil
menyatakan bahwa rata-rata skor perilaku penelitian yang telah dilakukan oleh
kekerasan sebelum terapi psikoreligi peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data
sekunder yang dimaksud berupa group design. Hasil penelitian
laporan ilmiah primer atau asli yang menunjukkan bahwa dengan
terdapat di dalam artikel atau jurnal menggunakan uji statistik sebelum
mencetak dan / atau non cetak yang diberikan intervensi 100% klien
relavan dengan topic dilakukan mengalami koping mal adaptif sementara
menggunakan database melalui setelah diberikan intervensi koping mal
Google Scholar. adaptif mengalami penurunan 33,3%.
Sedangkan hasil uji bivariat menunjukkan
HASIL ada pengaruh terapi psikoreligi terhadap
Penelitian yang dilakukan oleh mekanisme koping dengan p-value 0,000
Sulistyowati dan Prihantini (2015), (< 0,05), penelitian ini menunjukkan ada
menggunakan metode quasy eksperimen pengaruh terapi psikoreligi dengan
dengan metode rancangan one group pre- penurunan koping.
test post-test design. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terapi psikoreligius PEMBAHASAN
berpengaruh terhadap penurunan perilaku Berdasarkan hasil analisis dari tiga
kekerasan pada pasien skizofrenia di jurnal yang menunjukkan bahwa terapi
RSJD Surakarta, ada perbedaan psikoreligi efektif dalam penurunan
penurunan perilaku kekerasan pada perilaku kekerasan pada pasien
respon perilaku pasien yang diberikan skizofrenia. Hal ini juga didukung oleh
terapi psikoreligi, ada perbedaan teori yang mengungkapkan bahwa Terapi
penurunan perilaku kekerasan pada psikoreligi.
respon verbal pasien yang diberikan terapi Adapun faktor yang
psikoreligi dan yang tidak diberikan terapi mempengaruhi terjadinya Skizofrenia
psikoreligi, ada perbedaan penurunan adalah usia, pendidikan, dan pekerjaan.
perilaku kekerasan pada respon emosi Berdasarkan usia, pada jurnal pertama
pada pasien yang diberikan terapi penelitian Pribadi & Djamaluddin (2019)
psikoreligi dan yang tidak diberikan terapi dapat dilihat bahwa sebagian besar
psikoreligi, ada perbedaan penurunan responden berada pada usia 20-29 tahun.
perilaku kekerasan pada respon fisik pada Menurut asumsi penulis usia muda
pasien yang diberikan terapi psikoreligius cenderung terjadi skizofrenia karna
dan yang tidak diberikan terapi semakin dewasa usia seseorang maka
psikoreligius. semakin sulit untuk mengendalikan
Berdasarkan hasil penelitian mentalnya. Sesuai dengan catatan riset
yang dilakukan oleh Pribadi dan kesehatan dasar yang menyatakan
Djamaludin (2019), desain penelitian prevalensi gangguan emosional pada
menggunakan penelitian kuantitatif penduduk berusia 15 tahun keatas,
dengan quasy eksperimen dengan two meningkat dari 6% menjadi 9,8%, dan
group pretest postest. Hasil penelitian prevalensi bunuh diri pada penduduk
menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor berusia 15 tahun keatas sebesar 0,8%
perilaku kekerasan sebelum terapi pada perempuan dan 0,6% pada laki laki.
psikoreligi adalah 16,87 dengan standar Diakibatkan karena dewasa usia
deviasi 1,46, rata-rata skor perilaku seseorang maka semakin sulit untuk
kekerasan sesudah terapi psikoreligi mengendalikan mentalnya sehingga
adalah 13,0 dengan standar deviasi 1,0. mengakibatkan terjadinya Skizofrenia.
Berdasarkan hasil dapat disimpulkan Selain usia, Faktor lain yang
bahwa ada pengaruh terapi psikoreligi mempengaruhi Skizofrenia adalah
terhadap penurunan kekerasan pada pendidikan. Dimana tingkat pendidikan
pasien skizofrenia di Ruang Rawat Inap yang paling dominan adalah Tingkat SMP
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi yaitu (40.0%) dan SMA yaitu (40,0%).
Lampung Tahun 2019 (p value 0,000). Menurut asumsi penulis pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang sangat berpengaruh pada skizofrenia
dilakukan oleh Sutinah (2019), desain karena semakin tinggi pendidikan maka
penelitian adalah kualiatatif quasi seseorang dapat mengontrol diri sendiri.
eksperimental pretest dan postest one Hal ini didukung oleh teori pratiwi dkk
(2019) pendidikan sangat berkaitan Berdasarkan hasil analisis tinjauan
dengan pengetahuan dimana dengan literature review yang telah dilakukan oleh
adanya pengetahuan yang baik akan penulis, adapun saran diantaranya:
mempengaruhi sikap sseorang. Semakin 1. Pasien
tinggi tingkat pendidikan semakin baik Diharapkan dengan terapi
pengetahuan dan akan mempengaruhi psikoreligi pasien lebih mendekatkan
sikap positif. diri kepada Allah SWT
Kemudian pekerjaan juga ikut 2. Studi bagi Pengembangan Ilmu dan
mempengaruhi terjadinya Skizofrenia Hal Teknologi Keperawatan
ini dapat dilihat bahwa yang tidak bekerja Diharapkan dapat menambah
yaitu (80.0%), IRT yaitu (6.7%) dan keluasan ilmu dan tehnologi di bidang
Pegawai swasta yaitu (13,3%). Menurut keperawatan terkait pengaruh terapi
asumsi penulis pekerjaan mempengaruhi psikoreligi dalam menurunkan prilaku
terjadinya skizofrenia dikarenakan yang kekerasan pada pasien skizofrenia
tidak bekerja lebih cenderung banyak 3. Penulis Selanjutnya
beban dibandingkan yang bekerja. Hal ini Diharapkan dapat memperoleh
didukung oleh teori kusumawati yang pengalaman dalam mengaplikasikan
mengatakan bahwa pekerjaan memang ke dunia nyata terkait pengaruh terapi
bisa menjadi salah satu kegiatan yang psikoreligi dalam menurunkan prilaku
melelahkan dan menguras tenaga. kekerasan pada pasien skizofrenia
Kondisi ini menyebabkan seseorang 4. Institusi Akper Kesdam Iskandar
merasa stress atau tertekan ketika Muda Banda Aceh
memiliki tanggung jawabyang cukup besar Diharapkan dapat dijadikan
terhadap suatu pekerjaan. sebagai bahan reverensi tambahan
Pemberian Terapi psikoreligi bisa dalam rangka meningkatkan kualitas
diberikan kapan saja dengan durasi waktu pengetahuan, sikap dan keterampilan
45-60 menit, terapi ini juga bisa dilakukan bagi mahasiswa/i dalam memberikan
oleh seseorang yang mempunyai dan asuhan keperawatan terapi psikoreligi
kemampuan melakukan terapi. Hal ini juga dalam penurunan prilaku kekerasan
didukung oleh Fatihuddin (2010) yang pada pasien Skizofrenia.
menyatakan bahwa terapi psikoreligi bisa
diberikan kapan saja dengan durasi 45-60 UCAPAN TERIMAKASIH
menit. Terima kasih kepada Allah SWT
Berdasarkan hasil analisa dari karena atas nikmat dan karunia-Nya
ketiga jurnal tersebut, keefektifan peneliti dapat menyelesaikan penulisan
pemberian terapi psikoreligi dalam karya tulis ilmiah. Kepada dosen
penurunan gejala perilaku kekerasan pada pemimbing, ibu Ns. Afni Yan Syah, M. Kep
pasien skizofrenia yang telah membimbing selama ini
semoga selalu dalam lindungan Allah
KESIMPULAN SWT. Dan kepada rekan-rekan
Berdasarkan hasil tinjauan seperjuangan yang telah banyak memberi
literature maka dapat disimpulkan bahwa motivasi selama proses penyusunan karya
dengan adanya penerapan terapi tulis ilmiah.
psikoreligi dapat menurunkan gejala
perilaku kekerasan pada pasien DAFTAR PUSTAKA
skizofrenia seperti dilakukan zikir-zikir Carpenito. (2000). Buku Saku Diagnosa
bersama, memberikan ceramah Keperawatan (terjemahan). Edisi 8.
keagamaan pada pasien, wudhu’, Shalat Jakarta: EGC.
dan Shalawat. Adapun faktor yang
mempengaruhi terjadinya skizofrenia Deden, D. & Rusdi. (2013). Keperawatan
adalah berdasarkan usia, pendidikan, dan Jiwa; Konsep Dan Kerangka Kerja
pekerjaan. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen publishing.
SARAN
Direja. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Komalasari &. Alfrina Hani,
Yogyakarta: Nuha. Medika. Penerjemah). Jakarta: EGC.
Yosep & Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa.
Eko, P. (2014). Buku aja keperawatan Bandung : Refika Aditama Maramis.
jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. WHO. (2011). Nursingediatrict, New York
Wicaksana, I. (2008). Terapi Spiritual
Ilham, A. (2008). Model Puskesmas Era Untuk Pasien Psikotik, dikutip dalam
Desentralisasi. Dibuka Di Website: http://wicaksanamentalhealth.blogsp
http://www.repository.usu.ac.id/bitstr ot.com. Pada tanggal 21 Juli 2021.
eam/
Hasan, (2008). Terapi Psikoreligi,
http://grsdustr.uinjkt.ac.id. (Di akses
tanggal 29 Juli 2021).
Hawari, D. (2001). Manajemen Stres
Cemas Dan Depresi. Jakarta : FKUI.
Kinasih, A. (2010). Pengaruh Latihan
Yoga Terhadap Peningkatan
Kualitas Hidup, Buletin Psikologi, di
Kutip dalam
http://www.jurnal.ugm.ac.id/buletinps
ikologi/artikel/viewFile/ 11531/ 8597
Kushariyadi & Setyoadi. (2011). Terapi
Modalitas Keperawatan Pada Klien.
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusumawati & Hartono. (2011). Aplikasi
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar
Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Rosyidi, I. (2009). Pengertian Terapi
Religius, dikutip dalam
http://www.azwardiacla.blogspot.co
m. (Diakses tanggal 18 Juli 2021).
Rozalino, R. (2009). Catatan Seorang
Paramedic, dikutip dalam
http://paramedic
emergency.blogspot.com/ (Di akses
tanggal 23 Juli 2021).
Sangkan & Purwanto. (2006). Relaksasi
dzikir. Jurnal Psikologi Universitas.
Muhammadiyah Semarang.
Sukandar, E. Y. (2008). ISO.
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan:
Jakarta.
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik
Asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa: Ganguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: PT.
Pustaka Baru.
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa (Renata

Anda mungkin juga menyukai