Penyakit psikosis dan penyakit jiwa berat (severe mental illness) lainnya
adalah penyakit yang serius. Hampir semua penderitanya tidak bisa sembuh
dengan sendirinya. Mereka memerlukan bantuan dan dukungan orang lain.
Sebagian kecil bisa pulih dengan hanya minum obat, namun sebagian besar
memerlukan obat dan terapi serta dukungan psikososial dari keluarga, teman dan
masyarakat sekitarnya. Sebagian diantaranya bisa pulih hanya dengan terapi dan
dukungan psikososial, tanpa harus minum obat ( Setiadi, 2014 ).
Pemulihan untuk pasien jiwa, seperti keterangan diatas, tidak bisa hanya
mengandalkan obat saja, karena penggunaan obat jiwa dalam waktu lama lebih
banyak mudharatnya, seperti pasien bisa menderita hipertensi, DM dan berat
badan naik, gangguan gerak dan penurunan kemapuan berfikir. Hingga saat ini,
cara terbaik dalam pemulihan pasien jiwa adalah dengan terapi psikososial. Dan
terapi ini tidak bisa hanya dilakukan 1 – 2 jam saat bertemu dengan psikolog atu
psikiater, tetapi juga perlu dilakukan di rumah. Oleh karena itu, peranan keluarga
dalam membantu pemulihan gangguan jiwa sangatlah besar. Tanpa dukungan
psikososial dari keluarga, sangat sulit seseorang bisa pulih dari gangguan jiwa.
Penderita gangguan jiwa yang hidup sendiri atau menggelandang, sangat sulit
untuk bisa pulih.
Dalam fase pemulihan, penderita gangguan jiwa perlu tetap menjaga agar
tidak kembali kambuh, antara lain dengan menghindari rangsangan yang
mengganggu, yang sering berbeda antara satu orang dengan lainnya. Penderita
juga perlu terus meningkatkan daya tahankejiwaannya dan meningkatkan
kemampuan berpikirnya, kemampuan bergaul, dan kemampuan bekerja. Ada
banyak cara pasien untuk lepas dari gangguan jiwanya, salah satunya
menyibukkan diri melakukan hal yang sederhana dan mulai berinteraksi dengan
orang lain melalui media sosial.