Oleh :
Abstrak
Perilaku kekerasan atau agresif adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Tujuan dari penulis untuk
mengetahui penerapan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
terhadap kemampuan klien mengontrol prilaku kekerasan. Metode yang
digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan pemaparan studi kasus
melalui pendekatan asuhan keperawatan yakni pengkajian, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Penerapan
terapi aktivitas kelompok dilakukan 2 kali pertemuan pada klien dengan RPK
adalah dengan memberikan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
dengan lima sesi yaitu Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan,
Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik, Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial,
Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritua dan Mencegah Perilaku Kekerasan dengan
Patuh Mengonsumsi Obat. Masalah gangguan persepsi teratasi sebagian sehingga
membutuhkan perawatan lebih lanjut dan kerjasama dengan tim medis lain, klien
dan keluarga untuk keberhasilan penerapan terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi untuk mengontrol prilaku kekerasan.
PENDAHULUAN
Sehat merupakan keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun
sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau cacat (Prabowo, 2014). keadaan
sehat mental, fisik, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan yang berarti seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek yang
berada didirinya dalam keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis, maupun sosial.
Ketika kita membicarakan tentang jiwa, maka yang akan kita diskusikan adalah
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 244
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan daya tilik diri, emosi dan
persepsi (Jaya, 2015).
hal ini dikarenakan dari berbagai aspek misalnya keadaan ekonomi yang rendah,
sebanyak 2-3% (Direja, 2011). Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018)
sekitar 6,1% untuk usia 15 tahun ke atas. Sedangkan gangguan jiwa berat seperti
diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta 10%, Nusa Tenggara Barat yaitu 10% dan
Aceh 9%. Berdasarkan laporan tahunan 2018 rumah sakit jiwa provinsi Bali rata-
rata jumlah pasien yang rawat inap setiap tahunnya sebanyak 4873 orang. Ketika
kita membicarakan tentang jiwa, maka yang akan kita diskusikan adalah perilaku,
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 245
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
perasaan, motivasi, kemauan, keinginan daya tilik diri, emosi dan persepsi (Jaya,
2015).
Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok yang dapat digunakan untuk
mengontrol perilaku kekerasan adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami,
dimana terapi aktivitas kelompok ini mempunyai lima sesi sebagai berikut sesi
pertama yaitu , mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, yang kedua
mencegah perilaku kekerasan fisik, yang ketiga mencegah perilaku kekerasan
sosial, yang keempat yaitu, mencegah perilaku kekerasan spiritual dan yang
kelima yaitu mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengonsumsi obat.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 246
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
Dengan proses ini diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif (Sustrami & Sundari, 2014).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus secara deskriptif pada satu
pasien dengan menggunakan proses keperawatan secara komperehensif meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Subyek
studi kasus ini adalah klien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi
pendengaran di Ruang Grahanishada UPTD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
Pengumpulan data pada studi kasus ini dilakukan dengan wawancara,
pemeriksaan fisik dan observasi. Instrumen yang disiapkan dalam studi kasus ini
adalah format pengkajian data, SOP Terapi Aktivitas Kelompok, lembar observasi
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 247
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
dan alat tulis. Serta untuk menyelesaikan karya tulis ini penulis mengumpulkan
data dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, artikel dan web sebagai acuan.
Pada hasil dan pembahasan ini memaparkan hasil dari proses keparawatan
yang dilakukan pada pasien mulai dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan (Potter & Perry, 2009).
Diagnosa Keperawatan
emosi waktu berada dirumahnya. Data obyektif pandangan pasien mudah beralih ,
klien tampak bingung, wajah tegang dan tampak mondar-mandir, tekanan darah :
110/80 mmHg, pernafasan : 20 kali/menit, nadi : 80 kali/menit, suhu : 36,1ºC.
Berdasarkan data diatas maka ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu (Yosep
& Sutini, 2014).
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 250
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
Evaluasi Keperawatan
PEMBAHASAN
teori yang ada pasien tersebut termasuk mengalami Resiko Perilaku Kekerasan
yang merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus tapi lebih
merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang biasanya disebut
dengan perasaan marah (Dermawan dan Rusdi,2013).
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 252
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
c. Pada tahap kerja, perawat menjelaskan tujuan dalam kegiatan ini sesuai sesi di
TAK stimulasi persepsi. Penulis tidak melakukan observasi langsung tindakan
pada sesi I, II, III. Data diperoleh dari studi dokumen dan validasi pada pasien.
1. Pada sesi I yaitu mengenal perilaku kekerasan, didapatkan data klien sudah
mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya
5. Pada sesi V yaitu mencegah halusinasi dengan patuh minum obat, klien
dapat menyebutkan cara minum obat dengan benar, keuntungan minum
obat, kerugian tidak minum obat.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 254
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
fisik, social dan spritual, seperti yang sudah dibuktikan pada penelitian (Livana et
al., 2015) yang menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan pasien
mengontrol perilaku kekerasan melalui terapi aktivitas kelompok.
KESIMPULAN
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 255
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D., Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Gosyen Publishing: Yogyakarta.
Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Livana, Ruhimat, I. I. A., Sujarwo, Suerni, T., Kandar, & Nugroho, A. (2018).
Peningkatan Kemampuan Pasien Dalam Mengontrol Perilaku Kekerasan
Melalui Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Jurnal Ners Widya
Husada, 5(1), 35–40.
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. (A. Gunarsa, Ed.) (Edisi Revi). Bandung.
Yosep, I. & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. (Advance Mental
Health Nursing). Bandung: Refika Adiatma.
Zelika, A.A., & Deden D. (2015). Kajian Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang Nakula RSJD Surakarta. Jurnal Profesi,
Vol.12.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 257