Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN KASUS

RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SRIKAYA


RSUD MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

FITRIANI NUR AZIZA


PO7120118050

POLTEKKES KEMENKES
PALU
DIII KEPERAWATAN
2021
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan
yang tidak sesui di mana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang
dapat membahayakan/ mencederai diri sendiri, orang lain bahkan
merusak lingkingan (Eko Prabowo, 2017)
Menurut World Health Organization (2018), terdapat sekitar 35
juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang
terkena skizofrenia, serta 45,5 juta orang terkena dimensia. Di
Indonesia, dengan berbagai faktor psikologis, dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan
penurunan produktifitas manusia untuk jangka panjang.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018),
menunjukan bahwa penderita gangguan jiwa berat di Indonesia adalah
7% per mil pada tahun 2018.
Penderita gangguan jiwa di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan data yang
didapatkan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2016 penderita
gangguan jiwa sebanyak 7.147 Jiwa (Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah,2019).

Data awal yang telah didapatkan dari RSUD Madani Palu Provinsi Sulawesi
Tengah,gangguan jiwa pada tahun 2018 sebanyak 1098 Jiwa. Pada tahun 2019 menurun
menjadi sebanyak 849 Jiwa, dan pada tahun 2020 menjadi 724 jiwa.(Rekam medik 2020).

Melihat tingginya angka gangguan jiwa yang mengalami halusinasi dengan gangguan
resiko perilaku kekerasan merupakan masalah serius dan memperhatinkan bagi dunia
kesehatan dan keperawatan khusunya di Indonesia. Pada penderita halusinasi dengan
gangguan resiko perilaku kekerasan jika tidak di tangani dengan baik akan berakibat
buruk bagi klien sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan.
Tidak jarang ditemukan pada penderita gangguan jiwa yang melakukan tindak
kekerasan karena halusinasi. Oleh karena itu kita sebagai tenaga kesehatan yang
nantinya memberikan asuhan keperawatan yang profesional diharapkan mampu
mengatasi hal ini dan bisa meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat sehingga Indonesia menjadi Negara yang sehat jiwanya.

Berdasarkan informasi dan data diatas peneliti tertarik mengambil judul


penelitian, yaitu ’’Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Resiko Perilaku
Kekerasan di RSUD Madani Palu Provinsi Sulawesi Tengah’’.

Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan hasil penerapan Asuhan


Keperawatan Jiwa pada pasien Resiko Perilaku Kekerasan di RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah.
KONSEP TEORI PERILAKU KEKERASAN
TINJAUAN Pengertian Perilaku Kekerasan
TEORI Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang di ekspresikan dengan
melakukan ancaman , mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Respons
tersebut biasanya muncul akibat stressor. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik
pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Keliat, 2019).

Rentan Respon
1. Respon Adaptif
Pernyataan (Menyaatakaan perasaan marah )
Frustasi ( Respon saat individu gagal dalam mencapai tujuan )
2. Respon Maladaptive
Pasif ( Tidak mampu mengungkapkan perasaannya )
Agresif ( Perilaku marah tapi masih dapat terkontrol )
Amuk Dan kekerasan ( Perilaku marah di sertai hilang kontrol )

Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala, perilaku kekerasan yaitu suka marah, pandangan mata tajam, otot tegang,
nada suara tinggi, berdebat, sering pula memaksakan kehendak, merampas makanan
memukul bila tidak sengaja.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku
Pengkajian kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. Data perilaku kekerasan dapat di peroleh melalui
observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini : Muka merah dan tegang, Pandangan
tajam, Mengepalkan tangan, Jalan mondar mandir, Berbicara kasar, Suara tinggi, menjerit atau
berteriak
Diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan dirumuskan jika klien saat ini tidak
Diagnosa melakukan perilaku kekerasan, tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan belum mampu
mengendalikan perilaku kekerasan tersebut ( Sutejo, 2017 )
Strategi pelaksanaan 1: Pengkajian dan latihan nafas dalam dan memukul
kasur atau bantal
Strategi
pelaksanaan Strategi pelaksanaan 2: Latihan patuh minum obat
Strategi pelaksanaan 3: Latihan cara sosial atau verbal
Strategi pelaksanaan 4: Latihan cara spriritual
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus,
METODE teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, serta
penelitian studi kasus ini dilakukan untuk menerapkan asuhan
PENELITIAN keperawatan jiwa pada pasien Resiko Perilaku Kekerasan.
Penerapan Asuhan Keperawatan ini dilaksanakan di
RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Januari
2021 selama 3 hari.
Subjek penelitian adalah pasien yang baru masuk dan di
rawat di RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah dengan
kasus Resiko Perilaku Kekerasan.
THANK YOU
MANJADDA WA JADDA

Anda mungkin juga menyukai