Dosen Pengampu :
Ns. MILKHATUN, M.KEP
Anggota :
Halipah Nurajijah 1911102411084
Olga Febri Cantikasari 1911102411121
Sri Dayan Mahani 1911102411121
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di latar belakang maka peneliti menetapkan rumusan
masalah yaitu “Apa saja Pengaruh terapi Psikoreligius Dzikir terhadap pasien jiwa
dengan Risiko Perilaku Kekerasan di Ruma Sakit Jiwa Atma Husada Samarinda?”
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap pasien jiwa dengan Risiko Perilaku
Kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Pengaruh terapi Psikoreligius Dzikir terhadap pasien jiwa
dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
b. Menganalisis hubungan antara terapi Psikoreligius dzikir terhadap pasien
dengan Risiko perilaku kekerasan.
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Responden
Sebagai media informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang Pengaruh
terapi Dzikir terhadap pasien jiwa dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
2. Bagi Dosen dan Instansi
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi dosen dan diharapkan
dapat memberi masukan dalam pembelajaran kepada mahasiswa khususnya
mahasiswa program studi ilmu keperawatan.
3. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan tentang Pengaruh terapi
Dzikir terhadap pasien jiwa dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
E. Keaslian Peneliti
1. Penelitian ini dilakukan oleh
2. NYUSUL
3. NYUSUL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Konsep Perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap streesor yang
dihadapi oleh seseorang, respon ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Seseorang yang mengalami perilaku
kekerasan sering menunjukan perubahan perilaku seperti mengancam,
gaduh, tidak bisa diam, mondar-mandir, gelisah, intonasi suara keras, ekspresi
tegang, bicara dengan semangat, agresif, nada suara tinggi dan bergembira secara
berlebihan. Pada seseorang yang mengalami resiko perilaku kekerasan
mengalami perubahan adanya penurunan kemampuan dalam memecahkan
masalah, orientasi terhadap waktu, tempat dan orang serta gelisah (Pardede,
Siregar,& Halawa, 2020).Risiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
memungkinkan dapat melukai atau membahayakan diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sehingga masalah yang terjadi pada pasien parilaku kekerasan akan
melibatkan keluarga (Suryeti 2017).
Perilaku kekerasan adalah merupakan bentuk kekerasan dan
pemaksaan secara fisik maupun verbal ditunjukkan kepada diri sendiri maupun
orang lain. Perilaku kekerasan adalah salah satu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologi. Perilaku
agresif dan perilaku kekerasan seringdipandang sebagai rentang dimana
agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence)di sisi
yanglain.Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci
atau marah.Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan
keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif
atau melukai karena penggunaan koping yang kurangbagus.(Kandar &
Iswanti, 2019).
2. Peran Dzikir dalam mengontrol RPK
Terapi Psikoreligiatau spiritual merupakan terapi yang dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan prilaku seseorang (Triyani, dkk, 2019).
Bentuk dari terapi Psikoreligiatau spritual bagi klien yang beragama muslim
diantaranya dengan berdzikir, membaca asma mulia Allah, membaca Al-
Qur‟an atau mendengerkan murottal dan menjalankan ibadah wajib atau sunnah
lainnya (Ernawati, dkk, 2020).
Cara mengontrol perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan
beberapa terapi komplementer. Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi
Musik: Instrumental Piano Terhadap Pasien Perilaku Kekerasan” terbukti
berpengaruh dalam mengontrol perilaku kekerasan (Siahaya & Listya, 2018).
Penelitian lainnya dengan judul “Effectiveness of a cognitive behavioral
group therapy program for reducing violence risk in persons with
schizophrenia” didapatkan hasil bahwa terapi ini efektif untuk mengontrol
perilaku kekerasan. Terapi lain yaitu terapi Psikoreligiatau spiritual yang mana
terapi ini merupakan bentuk keyakinan dalam hubungan dengan Yang Maha
Kuasa (Ernawati, dkk,2020).
3. Fungsi Dzikir terhadap perilaku kekerasan
4. Konsep Terapi Dzikir terhadap pasien Jiwa