Anda di halaman 1dari 21

KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR (AURICULARIS)

MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I


DOSEN PENGAMPU: NS. DWI WIDYASTUTI, M.KEP

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 12
RIMA NOVIANTI 1911102411116
RAHAYU 1911102411119
ATIKA FITRIAH SALAM 1911102411124
ASHA YUSTISYA SALSABILA 1911102411120
OLGA FEBRI CANTIKASARI 1911102411121

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "konsep Teori Terapi Komplementer Akupuntur (auricularis)"
dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan
saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR (AURICULARIS)........................................1


MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I......................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................4
A. Definisi Terapi Komplementer...............................................................................................................4
B. Klasifikasi Terapi Komplementer...........................................................................................................4
C. Tujuan Terapi Komplementer.................................................................................................................5
D. Metode Terapi Komplementer................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................................6
A. Konsep Akupuntur..................................................................................................................................6
a. Fungsi Meridian......................................................................................................................................9
b. Letak.....................................................................................................................................................10
c. Macam Meridian..................................................................................................................................10
B. Konsep Akupuntur Aurikularis (Telinga).............................................................................................15
BAB III............................................................................................................................................................17
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................17
A. Jurnal I..................................................................................................................................................17
B. Jurnal II................................................................................................................................................17
BAB IV............................................................................................................................................................19
PENUTUP........................................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi Terapi Komplementer

Terapi komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan


modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga disebut sebagai
pengobatan holistik, pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu
secara menyeluruh yaitu sebuah pengobatan yang mengatur keharmonisan individu untuk
mengintegritaskan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Wijaya et al., 2022)
Menurut WHO (Word Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu negara. Tapi
di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang konvensional. Berdasarkan data yang bersumber dari
Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75-80% dari seluruh penduduk dunia pernah
menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-
konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai
menjamurkan iklan-iklan terapi non-konvensional diberbagai media (Stöcker, 2018)

B. Klasifikasi Terapi Komplementer

Menurut National Institute of Health (NIH) dalam (Stöcker, 2018) terapi


komplementer ada beberapa klasifikasi, yaitu:
a. Mind-Body Therapy
Intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang
mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh
(imagery, yogo, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan
hypnoterapy)
b. Alternatif Sistem Pelayanan
Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy,
nautraphaty)
c. Terapi Biologis
Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misal herbal,
makanan
d. Terapi Manipulatif
Terapi manipulatif dan sistem tubuh 0didasari oleh manipulasi dan pergerakan
tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna, serta
hidroterapi
e. Terapi Energi
Terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari
luar tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong magnet)
terapi ini kombinasi antar energi antar energi dan bioelektromagnetik.
C. Tujuan Terapi Komplementer

Menurut Prasetyaningati dalam (Dr. Vladimir, 2007) Terapi komplementer bertujuan


untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena
tubuh kita sebenrnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan
kita mau mendengarkan dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.
D. Metode Terapi Komplementer

Menurut (Dr. Vladimir, 2007) metode terapi komplementer, meliputi:


a. Yoga
b. Akupuntur
c. Pijat refleksi
d. Chiropractic
e. Tanaman obat herbal
f. Homeopati, natupati
g. Terapi polaritas atau reiki
h. Tekhnik-tekhnik relaksasi
i. Hipnoterapi, meditasi, dan visualisasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Akupuntur

1. Pengertian

Akupuntur (Acupuncture) dalam bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan
punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi to puncture,
sedangkan kata asal dalam bahasa Tiongkok (Cina) adalah cenciu. Kata ini kemudian
diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akupuntur atau tusuk jarum.
Akupuntur adalah teknik memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam titik
akupunktur tubuh, jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik-
titik tertentu pada tubuh yang disebut "meridian". Menurut ajaran ilmu akupunktur, ini
akan memulihkan kesehatan dan kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk
mengobati rasa sakit. Definisi serta karakterisasi titik-titik ini distandardisasikan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Akupuntur adalah teknik pengobatan yang digunakan dalam pengobatan tradisional
Cina. Pengobatan ini telah dikenal oleh bangsa China/Tiongkok sejak 5000 tahun yang
lalu. Pada saat itu akupuntur dilakukan dengan menekan tempat tertentu pada tubuh
menggunakan batu dan bambu runcing. Alat yang digunakan kemudian berubah seiring
dengan perkembangan zaman yaitu menggunakan duri tanaman, tulang ikan lalu
menggunakan jarum dari perunggu. Sejarah ini tertulis dalam buku “Huang di Neijing”
atau “The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine” yang diterbitkan pada
zaman Cun Ciu Can Kuo pada tahun 770-221 M.
Dalam buku “Biografi Bian Que dan Zhang Kung” telah tertulis sejarah akupunktur
di masa Dinasti Zhou (2000 SM). Pada saat itu seorang ahli akupunktur bernama Bian
Que berhasil menyembuhkan Pangeran Kuo dalam kondisi koma menggunakan
akupuntur. Kemudian pada masa Dinasti Tang (618-907 M) ilmu akupunktur semakin
berkembang pesat dan menyebar keluar negeri seperti Korea, Jepang dan lain-lain.
Akupunktur merupakan modalitas terapi nonfarmakologis dengan sedikit efek
samping, Indikasi dari terapi akupunktur sendiri sangatlah beragam. Teknik pengobatan
tusuk jarum ini dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang terdapat pada rongga
mulut dan saluran napas atas, peradangan pada saluran pencernaan, kelopak mata,
sampai beberapa jenis penyakit yang menyerang saraf, tulang dan otot. Akupunktur ini
juga dapat dipakai sebagai terapi untuk mengurangi rasa sakit dan pemulih fitalitas
sehari-hari. Kesederhanaan teknik, efektifitas, indikasi yang luas, dan murah menjadi
kelebihan dari cara pengobatan Akupunktur ini.

2. Akupuntur Di Indonesia

Perkembangan akupuntur di Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain


tidaklah tertinggal. Di Indonesia metode terapi akupuntur mulai mendapatkan
pengakuan untuk pengobatan di Rumah Sakit. hal ini di tandai dengan di keluarkannya
Permenkes R.I. NO. 1186 MENKES/PER/XI/1996. Tentang pemanfaatan akupuntur di
sarana pelayanan kesehatan dan Kepmenkes RI no. 1277/Permenkes/SK/VII/2003.
Tentang tenaga kesehatan akupuntur, menunjukan pengakuan terhadap eksistensi dan
manfaat akupuntur sebagai salah satu metode pengobatan alternatif yang bisa di terima
secara ilmiah. Akupuntur dapat dikatakan sudah memiliki peran, fungsi, dan menjadi
salah satu komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat apabila
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Berdasarkan ilmu dan dapat dikembangkan secara terbuka

b. Akupunkturis mempunyai kompetensi standar minimal

c. Pelayanan akupuntur dapat dijangkau masyarakat

d. Akupuntur tidak bertentangan dengan pengobatan konvensional

e. Pelayanan akupuntur dan akupunturis selalu dipantau

3. Penggunaan Metode Akupuntur

Terapi Akupuntur merupakan sebuah sistem yang dapat mempengaruhi 3 area di


bidang perawatan kesehatan yaitu:
a. Peningkatan kesehatan dan kualitas hidup

b. Pencegahan penyakit
c. Penanganan terhadap berbagai macam kondisi kesehatan.
Meskipun akupuntur sering diasosiasikan dengan manajemen rasa nyeri, di
tangan seorang praktisi akupuntur yang terlatih dengan baik sistem ini dapat
digunakan untuk aplikasi kesehatan yang lebih luas.Akupuntur dapat berkhasiat
meskipun berdiri sendiri, atau sebagai penunjang atau pelengkap dari perawatan
medis konvensional dalam banyak kelainan medis atau pasca operasi. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penggunaan akupuntur pada penanganan sejumlah
masalah kesehatan seperti:
1) Masalah mata : Konjunktivis akut, Retinitis sentralis, Miopia (pada anak), Katarak
(tanpa komplikasi)
2) Masalah mulut: Sakit gigi, nyeri post ekstraksi gigi, Ginggivitis, Pharingitis akut
dan kronis.
3) Masalah pencernaan: Gastritis, maag, tungkak lambung, spasme usus besar,
konstipasi (sembelit), diare.
4) Masalah pernafasan: Sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, asma, infeksi dada
kambuhan.
5) Masalah syaraf dan otot: Sakit kepala, pusing, kedutan, nyeri leher, nyeri pada iga,
bahu kaku, nyeri pada siku, berbagai macam peradangan otot, nyeri tulang
belakang/pinggang bawah, skiatika, osteoarthritis.
6) Masalah urinasi: Menstruasi dan reproduksi.

4. Meridian Akupuntur
Meridian adalah jalur lalu lintas energi dalam tubuh. Dan sebagaimana lalu
lintas, pada meridian ada jalur/jalan, ada hambatan, ada persimpangan, ada titik awal,
ada titik akhir dan sebagainya. Jika jalan energi pada meridian lancar, maka akan
tercipta keharmonisan dalam tubuh, dan tubuh kita mampu melawan penyakit,
sebaliknya jika terjadi hambatan pada meridian maka akan muncul gangguan
kesehatan.Yang membedakan meridian dengan jaringan lain dalam tubuh adalah
jaringan darah dan syaraf dapat terlihat oleh mata, sedangkan jaringan meridian tidak
terlihat walaupun nyata. Dalam ilmu kedokteran modern, rahasia teori jalur energi
meridian ini masih belum terungkap karena saat ini belum ada alat yang bisa
mendeteksinya, akan tetapi teori ini sudah dibuktikan manfaatnya selama ribuan tahun.
Fenomena teori meridian mungkin sama dengan keberadaan nyawa pada
makhluk hidup. Keberadaan nyawa sangat penting bagi kehidupan tapi belum ada yang
bisa mengungkap rahasia keberadaannya. Jadi Keberadaan meridian belum dapat
dibuktikan secara fisik menurut ilmu kedokteran, walaupun riset telah menunjukkan
bagaimana transmisi dari informasi dari chi dapat berhubungan di bagian-bagian
internal manusia.
Di dalam jalur meridian mengalir 2 macam arus energi yaitu energi "Yang"
(positif,panas) dan energi "Ying" (negatif,dingin). Manusia atau bagian tubuh manusia
akan sehat apabila arus energi yang melalui meridian terdapat keseimbangan antara arus
energi "Yang" dan arus energi "Ying". Kalau "Yang" dan "Ying" tidak seimbang maka
manusia akan terganggu kesehatannya atau sakit.
Kelebihan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan atau sakit dengan gejala
kelebihan energi misalnya panas, kejang-kejang, rasa nyeri. Kelebihan energi "Ying"
atau kekurangan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan atau sakit yang ditandai
dengan gejala kekurangan energi misalnya dingin, lumpuh, baal/mati rasa/anaesthesia.
Di titik-titik tertentu pada meridian terdapat pusat kontrol yang mengatur arus
energi "Yang" dan "Ying" untuk suatu bagian tubuh atau organ tertentu. Titik inilah
titik yang dikenal sebagai titik akupunktur. Apabila terdapat kelebihan energi "Yang" di
suatu bagian tubuh atau organ tertentu maka sinshe akan menusuk titik akupunktur
untuk menghambat aliran energi "Yang" sehingga tercapai keseimbangan antara energi
"Yang" dan "Ying". Apabila terdapat kelebihan energi "Ying" atau dengan kata lain
kekurangan energi "Yang" maka sinshe akan menusuk titik akupunktur lalu memutar-
mutar jarum akupunktur untuk merangsang energi "Yang" sehingga tercapai
keseimbangan antara energi "Yang" dan "Ying". Jadi yang dilakukan pada akupunktur
adalah merangsang atau menghambat energi "Yang".
a. Fungsi Meridian

Fungsi meridian antara lain:


 Penghubung bagian tubuh sebelah atas dan tubuh sebelah bawah
 Penghubung bagian tubuh sebelah kanan dan tubuh sebelah kiri
 Penghubung organ-organ dalam dengan permukaan tubuh
 Penghubung organ-organ dalam dan alat gerak
 Penghubung organ-organ dalam dengan organ-organ dalam lainnya
 Penghubung organ dalam dengan jaringan penunjang tubuh
 Penghubung jaringan penunjang tubuh dengan jaringan penunjang tubuh lainnya.
Hubungan ini terbentuk menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang
beraksi bersamaan terhadap rangsangan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Akan
tetapi, jika ada penyakit masuk ke dalam meridian, maka meridian bisa menjadi jalur
penyakit untuk menyebar dalam tubuh, karena itu kita harus merangsang titik-titik
pada meridian untuk mengusir penyakit.

b. Letak

Meridian terletak di dalam tubuh, letaknya bervariatif tergantung jalurnya. Jalur


meridian ada yang melewati sela-sela tulang, ada yang berada di sela-sela otot, dan
karena wujudnya yang tidak nyata ada juga yang menembus atau menyelimuti organ.
Sebagian organ ada yang muncul dekat dengan permukaan kulit.
c. Macam Meridian

Ada 12 meridian utama yang menghubungkan organ tubuh kita :


1) Meridian Paru (di jalurnya ada 11 pasang titik akupunktur)
2) Meridian Usus Besar (di jalurnya ada 20 pasang titik akupunktur)
3) Meridian Lembung (di jalurnya ada 45 pasang titik akupunktur)
4) Meridian Limpa (di jalurnya ada 21 pasang titik akupunktur)
5) Meridian Jantung (di jalurnya ada 9 pasang titik akupunktur)
6) Meridian Usus Kecil (di jalurnya ada 19 pasang titik akupunktur)
7) Meridian Kandung Kemih (di jalurnya ada 67 pasang titik akupunktur)
8) Meridian Ginjal (di jalurnya ada 27 pasang titik akupunktur)
9) Meridian Selaput Jantung (di jalurnya ada 9 pasang titik akupunktur)
10) Meridian Tri Pemanas (di jalurnya ada 23 pasang titik akupunktur)
11) Meridian Empedu (di jalurnya ada 44 pasang titik akupunktur)
12) Meridian Hati (di jalurnya ada 14 pasang titik akupunktur)
Meridian lainnya antara lain:
13) Meridian Ren (di jalurnya ada 24 titik akupunktur)
14) Meridian Du (di jalurnya ada 28 titik akupunktur)

5. Cara Kerja Akupuntur


Cara Akupuntur Bekerja Penjelasan klasik dari kedokteran Cina adalah bahwa
di dalam tubuh kita terdapat saluran-saluran energi yang memiliki pola tertentu di
seluruh bagian dan permukaan tubuh kita. Saluran energi yang dikenal dengan meridian
ini dapat dibayangkan seperti sungai yang mengalir ke seluruh tubuh kita seperti sistem
irigasi yang menghidupkan jaringan-jaringan di tubuh kita.Sebuah hambatan pada
pergerakan sungai energi ini bersifat layaknya sebuah bendungan yang menghambat
laju alir ke sisi setelahnya. Meridian-meridian ini dapat dipengaruhi kinerjanya
menggunakan penusukan pada titik-titik akupuntur, jarum-jarum tersebut akan
mengangkat sumbatan pada bendungan energi dan mengembalikan aliran yang
seharusnya pada meridian-meridian. Terapi Akupuntur dapat membantu organ dalam
pada tubuh untuk membenahi ketidakseimbangan pada fungsi pencernaan, penyerapan
dan aktivitas produksi energi serta sirkulasi energi dari organorgan dengan
mendayagunakan sistem meridian.
Penjelasan saintifik modern menyatakan bahwa penusukan titik-titik
akupuntur merangsang sistem syaraf untuk melepaskan zat-zat kimia di otototot,
tulang belakang dan otak. Zat-zat kimia ini akan mengubah pengalaman atas rasa
nyeri atau memicu pelepasan zat kimia dan hormon lainnya yang mempengaruhi
sistem regulasi internal tubuh sendiri.

6. Jenis Penyakit Yang dapat Diobati Terapi Akupuntur


a. Gangguan Saluran pernafasan (sinusitis, rhinitis, influensa, batuk, asma
b. Gangguan pencernaan ( maag,konstipasi, diare, cekukan, mual-muntah)
c. Gangguan muskuloskeletal/ otot dan persendian (sakit kepala, vertigo, migran, nyeri
pinggang, kaku pada leher, nyeri pada lutut )
d. Keadaan tertentu (kegemukan, kecantikan, peningkatan stamina, penurunan kadar
gula, kecanduan merokok/alkohol)
Terapi Akupuntur dilakukan 2-3 kali dalam seminggu, disesuaikan dengan penyakit
yang diderita sampai mencapai hasil yang sesuai dengan yang di harapkan. satu seri
terapi terdiri dari 12 kali terapi dan apabila dibutuhkan bisa di lanjutkan dengan seri
selanjutnya. jarum yang digunakan untuk terapih digunakan satu kali pakai, sehingga
terjamin dari tertularnya penyakit.

7. Kontraindikasi Penggunaan Akupuntur


Adapun pasien yang sangat tidak disarankan melakukan terapi akupuntur adalah :
a. Kedaruratan medik
b. Gangguan pembekuan darah
c. Ibu hamil trimester 1
d. Menusuk daerah tumor atau kanker
e. Penderita yang memakai alat pacu jantung.
f. Menusuk kulit yang sedang mengalami radang
g. Kondisi fisik lemah

8. Kelebihan dan Kekurangan Terapi Akupuntur

a. Kelebihan Pengobatan Akupuntur

Kelebihan atau Keuntungan dari pengobatan akupuntur ini sendiri dapat


menjadi alternatif bagi masyarakat bila jenis pengobatan tradisional lain seperti urut
dan pijat serta konsumsi obat-obatan alami belum berhasil. Mungkin akan terasa
menakutkan bagi sebagian orang yang tidak suka dengan benda tajam seperti jarum
untuk pengobatan, tapi hal ini bisa membawa kebaikan bagi diri sendiri. Berikut
adalah alasan kenapa Anda harus mencoba akupuntur sebagai pengobatan alternatif:

1. Alami

Pengobatan ini sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat
merusak tubuh Anda. Meski kebanyakan orang tidak suka jenis pengobatan yang
dilakukan langsung dengan kontak pada tubuh mereka, tapi akupuntur adalah jenis
pengobatan alternatif yang layak bagi banyak orang.

2. Membantu sistem kekebalan tubuh

Bila Anda mudah sakit, maka tak ada salahnya untuk mencoba akupuntur yang
dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh.Selain itu, jangan lupa
untuk dibarengi dengan kegiatan olahraga agar metabolisme tubuh menjadi lebih
seimbang

3. Serbaguna

Akupuntur dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti mengurangi rasa sakit


pada tubuh, menghilangkan ketergantungan pada obat kimia, menyembuhkan
alergi, kemandulan , bahkan disebutkan juga dapat menjadi alternatif pengobatan
bagi penderita kanker
4. Menimbulkan rasa tenang

Selain dapat menyembuhkan penyakit fisik, tekanan pada mental juga dapat
disembuhkan lewat pengobatan ini. Akupuntur dapat membuat Anda lebih tenang
dimana pada saat yang sama Anda juga menerima pengobatan pada tubuh Anda

5. Minim efek samping

Karena ini adalah pengobatan tradisional nan alami, jadi Anda tidak perlu takut
akan mendapatkan efek samping seperti ketagihan, sakit perut atau efek samping
lainnya yang Anda dapatkan saat mengkonsumsi obat-obatan kimia.

6. Mempercepat kesembuhan

Proses kesembuhan yang dialami karena cedera secara cepat bisa Anda dapatkan
lewat pengobatan ini. Hal ini dipercaya di dapatkan dari ketenangan yang dirasakan
setelah menerima pengobatan yang kemudian memengaruhi proses penyembuhan.

b. kekurangan Pengobatan Akupuntur

Pengobatan dengan akupuntur tidak menimbulkan efek samping yang pada


pengobatan menggunakan obat-obatan sering dijumpai efek sampingan. Beberapa
orang merasa sedikit rasa sakit, kaku atau kesemutan ketika jarum akupuntur
ditusukkan di tempat akupuntur. Dalam beberapa kasus, orang akan merasa pusing
atau mual selama akupuntur karena mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes darah
ketika jarum dicabut. Akupuntur memiliki efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kebanyakan pengobatan-pengobatan barat. Dengan demikian,
sebaiknya tidak melakukan tempat akupuntur bila sedang minum-minuman beralkohol
satu jam sebelumnya, atau bila telah menggunakan napza. Pastikan ahli kursus
akupuntur kita tahu bila kita hamil.

9. Tipe-Tipe Akupuntur
a. Akupuntur Tubuh
Jenis akupunktur ini adalah yang paling umum. Melibatkan jarum baja yang sangat
halus yang dimasukkan ke berbagai titik akupunktur pada tubuh. Setiap titik
akupunktur memiliki efek terapi yang berbeda. Jarumnya sangat halus walau ada
sedikit terasa ketika jarum dimasukkan. Jenis akupunktur ini digunakan sebagai
pengobatan berbagai penyakit.
b. Akupunktur Aurikularis
Pengobatan tradisional Tiongkok percaya bahwa ada titik akupunktur yang mewakili
semua area tubuh yakni di telinga. Ini dapat distimulasi dengan menggunakan jarum
baja kecil yang sangat halus.Jarum kecil ini diberi plester perekat sehingga bisa
menempel di telinga hingga satu minggu. Metode ini sangat berguna untuk
mengobati kecanduan seperti merokok atau alkohol. Akupunktur jenis ini juga bisa
digunakan bersama dengan akupunktur tubuh untuk pengobatan infertilitas.
c. Akupunktur Elektro

Akupuntur ini digunakan bersama dengan akupunktur tubuh. Di sinilah mesin


akupunktur elektro terhubung ke bagian atas jarum akupunktur tubuh. Jarum
kemudian distimulasi dengan arus listrik. Pasien merasakan sensasi ringan,
kesemutan. Ini berguna untuk banyak kondisi tetapi tidak cocok untuk semua pasien.

d. Akupresur

jenis akupunktur ini yaitu ditekan atau dipijat. Dalam perawatan kondisi tertentu,
terapis akan memberikan pijatan atau tekanan di titik-titik yang spesifik. Ini sangat
berguna untuk mengobati sakit seperti sakit kepala dan mual di pagi hari.

e. Magnet dan Akupunktur

Akupuntur jenis ini menggunakan magnet kecil yang tempatkan di atas titik
akupunktur atau disimpan di titik akupunktur dengan menggunakan pita elastis.
Magnet ini bahkan dapat dibeli di beberapa apotek dan sangat berguna untuk pasien
yang sering mual di pagi hari atau mabuk perjalanan.

f. Moksibusi dan Akupunktur

Bagian atas jarum akupunktur dibubuhkan ramuan khusus. Ramuan ini memberikan
efek hangat pada jarum dan area tubuh. Manfaatnya untuk mengobati rasa dingin
atau menggigil.

g. Heat Treatment dan Akupunktur


Cara ini dengan memanaskan jarum dan panas mengalir ke jarum ke titik akupunktur
dan kemudian memiliki efek terapi yang kuat. Sebagian besar
pasien merasakan perawatan ini sangat menyenangkan dan mendapatkan manfaat
besar darinya. Terapi ini sangat berguna untuk kondisi yang menyakitkan, seperti
cedera olahraga dan berbagai masalah ginekologis pada perempuan.

h. Bekam dan Akupunktur

Gelas atau gelas bambu digunakan bersamaan dengan akupunktur. Terapis


menyalakan api dan menempatkannya di cangkir sebentar. Tujuannya
adalah oksigen dalam cawan tersebut dan menciptakan efek vakum. Cangkir
kemudian dengan cepat ditempatkan di area yang diinginkan. Vakum di dalam
cangkir menyebabkan efek isap dan cangkir menempel pada kulit. Gelas dapat terasa
sangat kencang pada kulit dan bahkan terasa seperti dicubit. Kadang-kadang, memar
atau perubahan warna dapat terjadi pada area tempat cangkir itu digunakan. Daya
isapnya membawa darah ke permukaan kulit. Prosedur ini tidak menyakitkan, dan
biasanya diaplikasikan pada area yang mudah tertutup seperti punggung

B. Konsep Akupuntur Aurikularis (Telinga)

1. Pengertian

Akupuntur Telinga adalah bentuk pengobatan alternatif berdasarkan gagasan bahwa


telinga adalah sistem mikro yang mencerminkan seluruh tubuh diwakili pada daun
telinga dan bagian terluar telinga. Kondisi yang mempengaruhi kesehatan fisik, mental
atau emosional pasien diasumsikan dapat diobati dengan stimulasi permukaan telinga.

  Akupunktur telinga adalah terapi tradisional asal Cina yang dilakukan dengan cara
menusukkan jarum ke titik-titik tertentu di telinga. Terapi ini diklaim memiliki beragam
manfaat bagi kesehatan, di antaranya untuk mengatasi insomnia, arthritis, nyeri
pascaoperasi, sakit kepala, migrain, dan sembelit. Selain itu, terapi ini juga diyakini bisa
membantu orang untuk berhenti merokok.

2. Manfaat Akupuntur Telinga


a. Pain :yakni menghilangkan sensasi fisik yang sangat tidak
menyenangkan yang disebabkan oleh penyakit atau cedera.

b. Dysfunction :Ketidakseimbangan organ ( abnormal fungsi organ


dan jaringan tubuh )

c. Injuries :Cedera adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau


fungsi tubuh karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi

d. Addictions : kecanduan rokok dan obat-obatan terlarang

e. Internal Disorders : gangguan penyakit dalam

3. Cara Kerja

Akupunktur telinga adalah jenis akupuntur yang melibatkan memasukkan


jarum atau sejenis jarum ke titik-titik tertentu di telinga. Merangsang titik-titik ini
dianggap memajukan penyembuhan di area tubuh yang lain. Akupunktur telinga
digunakan untuk meningkatkan aliran energi vital tubuh (juga dikenal sebagai “qi”) dan
untuk mengembalikan keseimbangan antara yin dan yang (dua energi yang saling bertentangan
tetapi saling melengkapi) di dalam organ-organ internal. Dalam pengobatan tradisional
Cina, masing-masing efek ini dianggap penting untuk mengobati penyakit dan mencapai
kesehatan..

Auriculotherapy bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat melalui saraf


kranial / syaraf tulang belakang pada daun telinga. Stimulasi ini menghasilkan
rangsangan neurotransmiter. Stimulasi neurotransmitter ini memodulasi nyeri dan
memodulasi fungsi saraf yang memulai proses penyembuhan di dalam tubuh kebagian
organ atau tubuh.

Waktu dibutuhkan dalam terapi akupunktur telinga berbeda-beda, seperti :


o Biasanya pada sebagian besar kasus, pengobatan untuk kasus, pengobatan untuk
kondisi kronis dapat diobati satu atau dua kali per minggu.
o Kondisi akut dan kondisi yang sangat serius, auriculotherapy dapat diterapkan setiap
hari selama kurang lebih satu minggu hingga 10 hari.
o Auriculotherapy baik untuk mengatasi masalah nyeri akut segera atau dalam 24
hingga 48 jam
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jurnal I

Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Sufendi Hariyanto (2020) yang berjudul
“pengaruh terapi akupuntur terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto” pada penelitian ini menggunakan metode Quasy-
experimental dengan desain pretest-posttest control group desain. Dalam Penelitian ini,
populasinya adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Mojopahit
Mojokertodengan jumlah sampel sebanyak 16 responden (8 kelompok perlakuan dan 8
kelompok kontrol) dengan mengunakan teknik purposive sampling serta teknik Pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi.
Dari hasil penelitian ini menunjukan antara kedua kelompok dihasilkan hipertensi pada
lansia, setelah diberikan terapi akupunktur sebanyak 4 kali dalam waktu 4 hari sekali terdapat
penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelomok perlakuan dibanding kelompok
kontrol baik tekanan sistolik maupun diastolik pada uji Paired T- Test. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah ada pengaruh terapi akupunktur terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Dari
hasil yang ada tersebut terapi akupunktur dapat direkomendasikan untuk mengatasi masalah
hipertensi pada lansia yang di sebabkan oleh konsumsi garam yang tinggi, obesitas, kurang
olahraga, stress, merokok, kafein dan faktor genetik.
B. Jurnal II

Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Siska Suci Triana Ginting dan Lisa Putri
Damanik (2019) yang berjudul “Efektifitas Teknik Akupuntur Untuk Menurunkan Intensitas
Nyeri Post-partum Pasca Sectio Cesarea Di Rumah Sakit Mitra Sejati Kota Medan”
Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen dengan rancangan penelitian
Preeksperimental design Sedangkan design rancangan penelitian ini menggunakan One-
Group pre-post test design, karena preeksperimental tidak mensyaratkan adanya control.
Teknik pengumpulan data dilaukan dengan cara observasi dan melakukan pengukuran
metode pre dan postest. Teknik pengukuran penurunan intensitas nyeri dalam penelitian ini
adalah peneliti mendatangi ibu post operasi SectioCaesarea hari pertama dan melakukan
ovservasi keefektifan Teknik Akupuntur terhadap nyeri post section.
Hasil dari pada penelitian ini terlihat efektifitas terapi akupuntur untuk menurunkan intensitas
nyeri post-partum pasca section caseria di rumah sakit Mitra Sejati kota Medan tahun 2018
lebih sedikit mengalami rasa nyeri dibandingkan kelompok control yang hanya dilakukan
perawatan luka biasa. Kesimpulannya adalah Ibu yang dijadikan kelompok kontrol
merasakan nyeri kuat,Ibu post-partum yang dilakukan intervensi terapi akupuntur mengalami
penurunan rasa nyeri ,terdapat pengaruh pemanfaatan terapi akupuntur terhadap penurunan
rasa nyeri pada ibu post-partum SC (P=0,000;<0,05)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akupuntur adalah teknik memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam titik akupunktur
tubuh, jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik- titik tertentu pada
tubuh yang disebut "meridian".Akupunktur merupakan modalitas terapi nonfarmakologis
dengan sedikit efek samping, Indikasi dari terapi akupunktur sendiri sangatlah beragam. Dan
akupunktur jug memiliki beberap jenis, salah satunya yaitu auricular telinga. Dengan metode
Jarum kecil diberi plester perekat sehingga bisa menempel di telinga hingga satu minggu.
Metode ini sangat berguna untuk mengobati kecanduan seperti merokok atau alkohol.

B. Saran

Dari makalah ini kita dapat mengetahui macam-macam akupunktur dapam pengobatan
tradisional dan dalam membaca makalah ini kelompok berharap pembaca dapat menerapkan
ilmu, dan dapat menjadi rujukan refrensi yang berhubungan dengan judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman. (2016). Mudah Akupunktur Melalui Anatomi. Arti Bumi Intaran, 51(1), 51.
artibumiintara@gmail.com
Arlina, O. S., & Kes, S. A. (n.d.). AURICULAR ACUPUNCTURE ( AKUPUNTUR TELINGA ).
Dr. Vladimir, V. F. (1967). Makalah Terapi Komplementer. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo
Local., 1(69), 5–24.
Dr. Vladimir, V. F. (2007). 済無 No Title No Title No Title. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo
Local., 1(69), 5–24.
Ginting, S. S. T., & Damanik, L. P. (2019). Efektifitas Teknik Akupuntur Untuk Menurunkan
Intensitas Nyeri Post Partum Pasca Sectio Cesarea Di Rumah Sakit Mitra Sejati Kota Medan.
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 833–837.
https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.518
Hariyanto, S. (2020). Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Jurnal Keperawatan, 9(1), 1–7.
https://doi.org/10.47560/kep.v9i1.207
Stöcker, W. (2018). Komplement. In Lexikon der Medizinischen Laboratoriumsdiagnostik.
https://doi.org/10.1007/978-3-662-49054-9_1734-1
Syarifudin, A. (2020). Pengaruh Akupuntur Manual Terhadap Kenyamanan Melakukan Latihan
Fisik. 2507(February), 1–9.
Wijaya, Y. A., Luh, N., & Suardini, P. (2022). Konsep Terapi Komplementer Keperawatan. March.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.17112.37121

Anda mungkin juga menyukai