DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 12
RIMA NOVIANTI 1911102411116
RAHAYU 1911102411119
ATIKA FITRIAH SALAM 1911102411124
ASHA YUSTISYA SALSABILA 1911102411120
OLGA FEBRI CANTIKASARI 1911102411121
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "konsep Teori Terapi Komplementer Akupuntur (auricularis)"
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan
saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Akupuntur
1. Pengertian
Akupuntur (Acupuncture) dalam bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan
punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi to puncture,
sedangkan kata asal dalam bahasa Tiongkok (Cina) adalah cenciu. Kata ini kemudian
diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akupuntur atau tusuk jarum.
Akupuntur adalah teknik memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam titik
akupunktur tubuh, jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik-
titik tertentu pada tubuh yang disebut "meridian". Menurut ajaran ilmu akupunktur, ini
akan memulihkan kesehatan dan kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk
mengobati rasa sakit. Definisi serta karakterisasi titik-titik ini distandardisasikan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Akupuntur adalah teknik pengobatan yang digunakan dalam pengobatan tradisional
Cina. Pengobatan ini telah dikenal oleh bangsa China/Tiongkok sejak 5000 tahun yang
lalu. Pada saat itu akupuntur dilakukan dengan menekan tempat tertentu pada tubuh
menggunakan batu dan bambu runcing. Alat yang digunakan kemudian berubah seiring
dengan perkembangan zaman yaitu menggunakan duri tanaman, tulang ikan lalu
menggunakan jarum dari perunggu. Sejarah ini tertulis dalam buku “Huang di Neijing”
atau “The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine” yang diterbitkan pada
zaman Cun Ciu Can Kuo pada tahun 770-221 M.
Dalam buku “Biografi Bian Que dan Zhang Kung” telah tertulis sejarah akupunktur
di masa Dinasti Zhou (2000 SM). Pada saat itu seorang ahli akupunktur bernama Bian
Que berhasil menyembuhkan Pangeran Kuo dalam kondisi koma menggunakan
akupuntur. Kemudian pada masa Dinasti Tang (618-907 M) ilmu akupunktur semakin
berkembang pesat dan menyebar keluar negeri seperti Korea, Jepang dan lain-lain.
Akupunktur merupakan modalitas terapi nonfarmakologis dengan sedikit efek
samping, Indikasi dari terapi akupunktur sendiri sangatlah beragam. Teknik pengobatan
tusuk jarum ini dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang terdapat pada rongga
mulut dan saluran napas atas, peradangan pada saluran pencernaan, kelopak mata,
sampai beberapa jenis penyakit yang menyerang saraf, tulang dan otot. Akupunktur ini
juga dapat dipakai sebagai terapi untuk mengurangi rasa sakit dan pemulih fitalitas
sehari-hari. Kesederhanaan teknik, efektifitas, indikasi yang luas, dan murah menjadi
kelebihan dari cara pengobatan Akupunktur ini.
2. Akupuntur Di Indonesia
b. Pencegahan penyakit
c. Penanganan terhadap berbagai macam kondisi kesehatan.
Meskipun akupuntur sering diasosiasikan dengan manajemen rasa nyeri, di
tangan seorang praktisi akupuntur yang terlatih dengan baik sistem ini dapat
digunakan untuk aplikasi kesehatan yang lebih luas.Akupuntur dapat berkhasiat
meskipun berdiri sendiri, atau sebagai penunjang atau pelengkap dari perawatan
medis konvensional dalam banyak kelainan medis atau pasca operasi. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penggunaan akupuntur pada penanganan sejumlah
masalah kesehatan seperti:
1) Masalah mata : Konjunktivis akut, Retinitis sentralis, Miopia (pada anak), Katarak
(tanpa komplikasi)
2) Masalah mulut: Sakit gigi, nyeri post ekstraksi gigi, Ginggivitis, Pharingitis akut
dan kronis.
3) Masalah pencernaan: Gastritis, maag, tungkak lambung, spasme usus besar,
konstipasi (sembelit), diare.
4) Masalah pernafasan: Sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, asma, infeksi dada
kambuhan.
5) Masalah syaraf dan otot: Sakit kepala, pusing, kedutan, nyeri leher, nyeri pada iga,
bahu kaku, nyeri pada siku, berbagai macam peradangan otot, nyeri tulang
belakang/pinggang bawah, skiatika, osteoarthritis.
6) Masalah urinasi: Menstruasi dan reproduksi.
4. Meridian Akupuntur
Meridian adalah jalur lalu lintas energi dalam tubuh. Dan sebagaimana lalu
lintas, pada meridian ada jalur/jalan, ada hambatan, ada persimpangan, ada titik awal,
ada titik akhir dan sebagainya. Jika jalan energi pada meridian lancar, maka akan
tercipta keharmonisan dalam tubuh, dan tubuh kita mampu melawan penyakit,
sebaliknya jika terjadi hambatan pada meridian maka akan muncul gangguan
kesehatan.Yang membedakan meridian dengan jaringan lain dalam tubuh adalah
jaringan darah dan syaraf dapat terlihat oleh mata, sedangkan jaringan meridian tidak
terlihat walaupun nyata. Dalam ilmu kedokteran modern, rahasia teori jalur energi
meridian ini masih belum terungkap karena saat ini belum ada alat yang bisa
mendeteksinya, akan tetapi teori ini sudah dibuktikan manfaatnya selama ribuan tahun.
Fenomena teori meridian mungkin sama dengan keberadaan nyawa pada
makhluk hidup. Keberadaan nyawa sangat penting bagi kehidupan tapi belum ada yang
bisa mengungkap rahasia keberadaannya. Jadi Keberadaan meridian belum dapat
dibuktikan secara fisik menurut ilmu kedokteran, walaupun riset telah menunjukkan
bagaimana transmisi dari informasi dari chi dapat berhubungan di bagian-bagian
internal manusia.
Di dalam jalur meridian mengalir 2 macam arus energi yaitu energi "Yang"
(positif,panas) dan energi "Ying" (negatif,dingin). Manusia atau bagian tubuh manusia
akan sehat apabila arus energi yang melalui meridian terdapat keseimbangan antara arus
energi "Yang" dan arus energi "Ying". Kalau "Yang" dan "Ying" tidak seimbang maka
manusia akan terganggu kesehatannya atau sakit.
Kelebihan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan atau sakit dengan gejala
kelebihan energi misalnya panas, kejang-kejang, rasa nyeri. Kelebihan energi "Ying"
atau kekurangan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan atau sakit yang ditandai
dengan gejala kekurangan energi misalnya dingin, lumpuh, baal/mati rasa/anaesthesia.
Di titik-titik tertentu pada meridian terdapat pusat kontrol yang mengatur arus
energi "Yang" dan "Ying" untuk suatu bagian tubuh atau organ tertentu. Titik inilah
titik yang dikenal sebagai titik akupunktur. Apabila terdapat kelebihan energi "Yang" di
suatu bagian tubuh atau organ tertentu maka sinshe akan menusuk titik akupunktur
untuk menghambat aliran energi "Yang" sehingga tercapai keseimbangan antara energi
"Yang" dan "Ying". Apabila terdapat kelebihan energi "Ying" atau dengan kata lain
kekurangan energi "Yang" maka sinshe akan menusuk titik akupunktur lalu memutar-
mutar jarum akupunktur untuk merangsang energi "Yang" sehingga tercapai
keseimbangan antara energi "Yang" dan "Ying". Jadi yang dilakukan pada akupunktur
adalah merangsang atau menghambat energi "Yang".
a. Fungsi Meridian
b. Letak
1. Alami
Pengobatan ini sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat
merusak tubuh Anda. Meski kebanyakan orang tidak suka jenis pengobatan yang
dilakukan langsung dengan kontak pada tubuh mereka, tapi akupuntur adalah jenis
pengobatan alternatif yang layak bagi banyak orang.
Bila Anda mudah sakit, maka tak ada salahnya untuk mencoba akupuntur yang
dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh.Selain itu, jangan lupa
untuk dibarengi dengan kegiatan olahraga agar metabolisme tubuh menjadi lebih
seimbang
3. Serbaguna
Selain dapat menyembuhkan penyakit fisik, tekanan pada mental juga dapat
disembuhkan lewat pengobatan ini. Akupuntur dapat membuat Anda lebih tenang
dimana pada saat yang sama Anda juga menerima pengobatan pada tubuh Anda
Karena ini adalah pengobatan tradisional nan alami, jadi Anda tidak perlu takut
akan mendapatkan efek samping seperti ketagihan, sakit perut atau efek samping
lainnya yang Anda dapatkan saat mengkonsumsi obat-obatan kimia.
6. Mempercepat kesembuhan
Proses kesembuhan yang dialami karena cedera secara cepat bisa Anda dapatkan
lewat pengobatan ini. Hal ini dipercaya di dapatkan dari ketenangan yang dirasakan
setelah menerima pengobatan yang kemudian memengaruhi proses penyembuhan.
9. Tipe-Tipe Akupuntur
a. Akupuntur Tubuh
Jenis akupunktur ini adalah yang paling umum. Melibatkan jarum baja yang sangat
halus yang dimasukkan ke berbagai titik akupunktur pada tubuh. Setiap titik
akupunktur memiliki efek terapi yang berbeda. Jarumnya sangat halus walau ada
sedikit terasa ketika jarum dimasukkan. Jenis akupunktur ini digunakan sebagai
pengobatan berbagai penyakit.
b. Akupunktur Aurikularis
Pengobatan tradisional Tiongkok percaya bahwa ada titik akupunktur yang mewakili
semua area tubuh yakni di telinga. Ini dapat distimulasi dengan menggunakan jarum
baja kecil yang sangat halus.Jarum kecil ini diberi plester perekat sehingga bisa
menempel di telinga hingga satu minggu. Metode ini sangat berguna untuk
mengobati kecanduan seperti merokok atau alkohol. Akupunktur jenis ini juga bisa
digunakan bersama dengan akupunktur tubuh untuk pengobatan infertilitas.
c. Akupunktur Elektro
d. Akupresur
jenis akupunktur ini yaitu ditekan atau dipijat. Dalam perawatan kondisi tertentu,
terapis akan memberikan pijatan atau tekanan di titik-titik yang spesifik. Ini sangat
berguna untuk mengobati sakit seperti sakit kepala dan mual di pagi hari.
Akupuntur jenis ini menggunakan magnet kecil yang tempatkan di atas titik
akupunktur atau disimpan di titik akupunktur dengan menggunakan pita elastis.
Magnet ini bahkan dapat dibeli di beberapa apotek dan sangat berguna untuk pasien
yang sering mual di pagi hari atau mabuk perjalanan.
Bagian atas jarum akupunktur dibubuhkan ramuan khusus. Ramuan ini memberikan
efek hangat pada jarum dan area tubuh. Manfaatnya untuk mengobati rasa dingin
atau menggigil.
1. Pengertian
Akupunktur telinga adalah terapi tradisional asal Cina yang dilakukan dengan cara
menusukkan jarum ke titik-titik tertentu di telinga. Terapi ini diklaim memiliki beragam
manfaat bagi kesehatan, di antaranya untuk mengatasi insomnia, arthritis, nyeri
pascaoperasi, sakit kepala, migrain, dan sembelit. Selain itu, terapi ini juga diyakini bisa
membantu orang untuk berhenti merokok.
3. Cara Kerja
Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Sufendi Hariyanto (2020) yang berjudul
“pengaruh terapi akupuntur terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto” pada penelitian ini menggunakan metode Quasy-
experimental dengan desain pretest-posttest control group desain. Dalam Penelitian ini,
populasinya adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Mojopahit
Mojokertodengan jumlah sampel sebanyak 16 responden (8 kelompok perlakuan dan 8
kelompok kontrol) dengan mengunakan teknik purposive sampling serta teknik Pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi.
Dari hasil penelitian ini menunjukan antara kedua kelompok dihasilkan hipertensi pada
lansia, setelah diberikan terapi akupunktur sebanyak 4 kali dalam waktu 4 hari sekali terdapat
penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelomok perlakuan dibanding kelompok
kontrol baik tekanan sistolik maupun diastolik pada uji Paired T- Test. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah ada pengaruh terapi akupunktur terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Dari
hasil yang ada tersebut terapi akupunktur dapat direkomendasikan untuk mengatasi masalah
hipertensi pada lansia yang di sebabkan oleh konsumsi garam yang tinggi, obesitas, kurang
olahraga, stress, merokok, kafein dan faktor genetik.
B. Jurnal II
Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Siska Suci Triana Ginting dan Lisa Putri
Damanik (2019) yang berjudul “Efektifitas Teknik Akupuntur Untuk Menurunkan Intensitas
Nyeri Post-partum Pasca Sectio Cesarea Di Rumah Sakit Mitra Sejati Kota Medan”
Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen dengan rancangan penelitian
Preeksperimental design Sedangkan design rancangan penelitian ini menggunakan One-
Group pre-post test design, karena preeksperimental tidak mensyaratkan adanya control.
Teknik pengumpulan data dilaukan dengan cara observasi dan melakukan pengukuran
metode pre dan postest. Teknik pengukuran penurunan intensitas nyeri dalam penelitian ini
adalah peneliti mendatangi ibu post operasi SectioCaesarea hari pertama dan melakukan
ovservasi keefektifan Teknik Akupuntur terhadap nyeri post section.
Hasil dari pada penelitian ini terlihat efektifitas terapi akupuntur untuk menurunkan intensitas
nyeri post-partum pasca section caseria di rumah sakit Mitra Sejati kota Medan tahun 2018
lebih sedikit mengalami rasa nyeri dibandingkan kelompok control yang hanya dilakukan
perawatan luka biasa. Kesimpulannya adalah Ibu yang dijadikan kelompok kontrol
merasakan nyeri kuat,Ibu post-partum yang dilakukan intervensi terapi akupuntur mengalami
penurunan rasa nyeri ,terdapat pengaruh pemanfaatan terapi akupuntur terhadap penurunan
rasa nyeri pada ibu post-partum SC (P=0,000;<0,05)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akupuntur adalah teknik memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam titik akupunktur
tubuh, jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik- titik tertentu pada
tubuh yang disebut "meridian".Akupunktur merupakan modalitas terapi nonfarmakologis
dengan sedikit efek samping, Indikasi dari terapi akupunktur sendiri sangatlah beragam. Dan
akupunktur jug memiliki beberap jenis, salah satunya yaitu auricular telinga. Dengan metode
Jarum kecil diberi plester perekat sehingga bisa menempel di telinga hingga satu minggu.
Metode ini sangat berguna untuk mengobati kecanduan seperti merokok atau alkohol.
B. Saran
Dari makalah ini kita dapat mengetahui macam-macam akupunktur dapam pengobatan
tradisional dan dalam membaca makalah ini kelompok berharap pembaca dapat menerapkan
ilmu, dan dapat menjadi rujukan refrensi yang berhubungan dengan judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman. (2016). Mudah Akupunktur Melalui Anatomi. Arti Bumi Intaran, 51(1), 51.
artibumiintara@gmail.com
Arlina, O. S., & Kes, S. A. (n.d.). AURICULAR ACUPUNCTURE ( AKUPUNTUR TELINGA ).
Dr. Vladimir, V. F. (1967). Makalah Terapi Komplementer. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo
Local., 1(69), 5–24.
Dr. Vladimir, V. F. (2007). 済無 No Title No Title No Title. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo
Local., 1(69), 5–24.
Ginting, S. S. T., & Damanik, L. P. (2019). Efektifitas Teknik Akupuntur Untuk Menurunkan
Intensitas Nyeri Post Partum Pasca Sectio Cesarea Di Rumah Sakit Mitra Sejati Kota Medan.
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 833–837.
https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.518
Hariyanto, S. (2020). Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Jurnal Keperawatan, 9(1), 1–7.
https://doi.org/10.47560/kep.v9i1.207
Stöcker, W. (2018). Komplement. In Lexikon der Medizinischen Laboratoriumsdiagnostik.
https://doi.org/10.1007/978-3-662-49054-9_1734-1
Syarifudin, A. (2020). Pengaruh Akupuntur Manual Terhadap Kenyamanan Melakukan Latihan
Fisik. 2507(February), 1–9.
Wijaya, Y. A., Luh, N., & Suardini, P. (2022). Konsep Terapi Komplementer Keperawatan. March.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.17112.37121