Anda di halaman 1dari 13

TERAPI KOMPLEMENTER JENIS AKUPUNTUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Terapi Komplementer

Dosen : Ns. Nurul Fatwati, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Anggota Kelompok :

Hani Diah Mumpuni (1711010002)

Jelita Cessia Rini (1711010008)

Afitasari (1711010009)

Dewi Arum (1711010016)

Ismi Asy’ariyah Warroiyah (1711010019)

Nisrina Khairunnisa (1711010026)

Hidayati Nur Addina (1711010047)

Didit Reo Pambudi (1711010048)


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena
atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Terapi Komplementer Jenis Akupuntur”, guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Terapi Komplementer.

Selama penyusunan makalah mulai dari awal hingga akhir selesainya makalah
ini penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam
rangka penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Purwokerto, Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang banyak diminati masyarakat Indonesia saat ini


adalah pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang
menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar
pengobatan kedokteran dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap
pengobatan kedokteran tersebut (Turana, 2009).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, angka kesakitan penduduk


secara nasional sebesar 33,24%, dari jumlah tersebut sebesar 65,59% memilih
berobat sendiri dengan menggunakan obat-obatan modern dan tradisional
(termasuk berobat di klinik tradisional), sisanya sebesar 34,41% memilih berobat
jalan ke puskesmas, praktek dokter dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini
menunjukkan minat masyarakat terhadap pengobatan tradisional cukup tinggi
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2009).

Pengobatan alternatif yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia


(World Health Organization – WHO) sejak Tahun 1978 adalah pengobatan
akupunktur. WHO merekomendasikan pengobatan akupunktur dalam pelayanan
kesehatan di samping pengobatan kedokteran. Rekomendasi WHO ini disambut
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1186/Menkes/Per/Vl/1996 yang
menetapkan pelayanan akupunktur dalam sistem pelayanan kesehatan formal
(Saputra, 2005).

Akupunktur adalah salah satu teknik pengobatan yang berasal dari Cina.
Pengobatan akupunktur adalah suatu teknik penyembuhan dengan menusukkan
jarum pada titik-titik tertentu di tubuh pasien, yang kemudian dikenal dengan
nama titik meridian, dengan tujuan untuk menyeimbangkan unsur dingin (yin)
dan panas (yang) dalam tubuh pasien, sehingga pasien akan menjadi sehat
kembali. Prinsip pengobatan akupunktur adalah keseimbangan antara kekuatan
yin dan yang, karena semua bagian tubuh manusia berada di bawah pengaruh
aspek yin dan yang (Sim, 1997).

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari akupuntur?

2. Apakah indikasi dan kontra indikasi dari akupuntur?

3. Bagaimanakah prosedur dari akupuntur?


4. Apasajakah kelebihan dan kekurangan dari akupuntur?

5. Bagaimanakah sejarah dari akupuntur?

C. Tujuan

1. Mampu mengetahui pengertian dari akupuntur.

2. Mampu mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari akupuntur.

3. Mampu memahami prosedur dari akupuntur.

4. Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari akupuntur.

5. Mampu mengetahui sejarah dari akupuntur.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kata akupunktur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum
dan puncture yang berarti menusuk, didalam bahasa Inggris menjadi to puncture
sedangkan kata asal dari bahasa Cina adalah cen ciu. Kata tersebut kemudian
diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi akupunktur atau tusuk jarum.

Istilah akupunktur lebih dikenal dan berkembang luas di dunia internasional


daripada kata aslinya cen ciu karena orang di luar Cina banyak mempelajari ilmu
akupunktur dari buku-buku yang diterbitkan dalam bahasa selain Cina, terutama
bahasa Inggris. Sebagai suatu pengobatan, akupunktur merupakan pengobatan
yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh
pasien dengan maksud mengembalikan sistem keseimbangan tubuh sehingga
pasien sehat kembali (Dharmojono, 2001).

Akupunktur adalah salah satu pengobatan alternatif komplementer yang telah


diakui oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Terapi Akupunktur
dilakukan dengan cara menusukkan jarum Akupunktur pada titik-titik
Akupunktur yang tersebar di seluruh tubuh (Rena, 2003). Prinsip dasar
pengobatan Akupunktur adalah dengan melakukan perangsangan energi tubuh
supaya energi tubuh tersebut bisa berfungsi harmonis kembali (Dharmojono,
2001). Pengobatan akupunktur adalah suatu teknik penyembuhan dengan
menusukkan jarum pada titik-titik tertentu di tubuh pasien untuk
menyeimbangkan unsur dingin (yin) dan panas (yang) dalam tubuh.
B. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi utama akupunktur adalah meliputi semua bidang, yaitu penyakit


infeksi, penyakit fisik, biologis, nutrisi, dan alergi, neuropsikopati, bedah,
genekologi, penyakit anak-anak, osteoarthropati, penyakit kulit, THT, penyakit
mata, penyakit mulut, dan anastesi (Menurut WHO 1979).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penggunaan akupuntur pada


penanganan sejumlah masalah kesehatan seperti :

1. Masalah mata : Konjunktivis akut, Retinitis sentralis, Miopia (pada anak),


Katarak (tanpa komplikasi)

2. Masalah mulut : Sakit gigi, nyeri post ekstraksi gigi, Ginggivitis,


Pharingitis akut dan kronis.

3. Masalah pencernaan : Gastritis, maag, tungkak lambung, spasme usus


besar, konstipasi (sembelit), diare.

4. Masalah pernafasan : Sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, asma,


infeksi dada kambuhan.

5. Masalah syaraf dan otot : Sakit kepala, pusing, kedutan, nyeri leher, nyeri
pada iga, bahu kaku, nyeri pada siku, berbagai macam peradangan otot, nyeri
tulang belakang / pinggang bawah, skiatika, osteoarthritis.

6. Masalah urinasi : Menstruasi dan reproduksi.

Akupuntur seringkali berkhasiat dalam menangani masalah fisik terkait


ketegangan, stres dan kondisi emosional.

Sedangkah kontra indikasi pada pengobatan akupuktur adalah :

1. Penderita dalam keadaan hamil

2. Keadaan fisik lemah

3. Penderita yang memakai pacu jantung


4. Menusuk di dekat daerah tumor

5. Menusuk pada kulit yang sedang meradang

C. Prosedur

1. Jika klien pertama kali datang untuk akupuntur maka terapis akan melakukan
penilaian riwayat kesehatan yang komprehensif.
Contoh: terapis meminta untuk memeriksa lidah klien.
2. Setelah konsultasi dan penilaian akupunktur awal dilakukan, terapis
menyiapkan alat, diantaranya yaitu: stainlessteel filiform needle dengan
berbagai macam ukuran, sarung tangan bersih, alkohol, kapas steril.
3. Bagian tubuh yang akan ditusuk jarum dibersihkan dulu menggunakan
alkhohol dan kapas steril.
4. Jarum ditempatkan di lokasi yang sangat spesifik dengan cara ditusukkan, dan
klien dapat merasakan insersi (merasakan sensasi tajam atau menyengat
sesaat).
5. Akupunktur dilakukan dalam waktu 10-20 menit.
6. Setelah selesai, terapis akan menilai kembali dan memberikan saran kepada
klien.

D. Kelebihan dan Kekurangan

Keuntungan atau kelebihan dari akupuntur :

1. Alami karena tidak menggunakan bahan kimia yang dapat merusak tubuh

2. Membantu sistem kekebalan tubuh

3. Minim efek samping, karena tidak ada efek samping yang dapat di timbulkan
seperti pemakaian obat dalam jangka panjang

4. Membantu penyembuhan suatu penyakit yang ketika penyakit tersebut masih


di bagian permukaan tubuh (belum masuk ke dalam penyakit organ dalam, masih
sampai di level ke 2 meridian yaitu otot dan urat)

5. Harganya relative lebih murah jika dibandingkan dengan pengobatan modern


lain yang ada
Adapun kerugian atau kekurangan dari akupuntur :

1. Jika tidak ditangani oleh akunpuntur yang benar, maka bisa jadi salah tusuk.
Bisa saja sampai mengenai organ dalam.

2. Resiko terkena penyakit infeksi atau tertular penyakit apabila jarum yang
digunakan secara bersamaan lebih dari 1 orang.

3. Untuk penyakit yang sudah mengenai organ dalam, tidak cukup dilakukan
akupuntur karena tidak akan berefek terapi (karena akupuntur yang sifatnya
hanya melancarkan sirkulasinya saja), harus dikombinasikan dengan ramuan dan
pola makan.

E. Sejarah

Dikenal sejak 4000-5000 tahun yang lalu di Cina sebagai bagian dari TCM
(Traditional Chinese Medicine). Dengan kemajuan ilmu pengetahuan maka
dikalangan kedokteran berkembang akupunktur medik yaitu metode terapi
akupunktur yang berlandaskan pada neuroscience, mengobati pasien dengan
prinsip medik dan evidence based. Pada tahun 1979 WHO menetapkan 43
penyakit yang dapat ditanggulangi dengan akupunktur. Dan pada tahun 1991
WHO mengintegrasikan ilmu akupunktur ke dalam ilmu kedokteran
konvensional, karena sangat banyak evidence mengenai manfaat dan
keamanannya. Pada tahun 2002 WHO mendukung negara anggotanya
mengintegrasikan akupunktur ke dalam sistem kesehatan nasional dengan
mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan serta memperhatikan
safety, efficacy, quality dengan cara memperluas pengetahuan dan memberi
pedoman standar pengaturan dan jaminan kualitas. Selain itu juga meningkatkan
ketersediaan profesional dengan mengutamakan akses bagi penduduk miskin.
Pada saat ini akupunktur telah dipraktekkan di banyak negara di dunia. Di
Indonesia akupunktur mulai dikenal pada institusi kesehatan formal dengan
ditetapkannya RS Dr Cipto Mangunkusumo oleh Menteri Kesehatan sebagai Pilot
Proyek Penelitian dan Pengembangan Ilmu Akupunktur oleh Departemen
Kesehatan pada tahun 1963. Pendidikan Ilmu Akupunktur diberikan oleh tim
pengajar Dokter Ahli Akupunktur RRC yang pada waktu itu mengobati Presiden
Sukarno kepada para dokter dari berbagai bagian FKUI/RSCM (a.l. Penyakit
Dalam, Saraf, Anak, THT, dll). Untuk memberikan pelayanan akupunktur kepada
masyarakat kemudian dibentuk Sub Bagian Akupunktur Bagian Penyakit Dalam
FKUI/RSCM dengan dipimpin oleh Prof. Dr. Oei Eng Tie. Selanjutnya
berkembang menjadi bagian Akupunktur, saat ini menjadi Departemen
Akupunktur. Sebagai salah satu Departemen Medik di RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, Departemen Akupunktur memberikan pelayanan maupun
konsultasi dengan berdasarkan prinsip medik dan evidence based.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengobatan dengan teknik akupuntur merupakan jenis terapi komplementer


sebagai alternatif yang kini mulai banyak dilakukan penelitiannya akan
kebermanfaatan yang ditimbulkan. Pengobatan alternatif akupuntur ini sudah
diakui oleh WHO dengan diberlakukannya standardisasi praktik dan penelitian
akupuntur di dunia kesehatan. Akupunktur adalah salah satu pengobatan alternatif
komplementer yang telah diakui oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
sehingga alternatif pengobatan tradisional ini bisa dicoba siapapun yang
terindikasi. Terapi akupunktur dilakukan dengan cara menusukkan jarum
akupuntur pada titik-titik akupuntur yang tersebar di seluruh tubuh Pengobatan
dengan akupuntur tidak menimbulkan efek samping. Salah satu kelebihan dari
akupuntur adalah mampu membantu penyembuhan suatu penyakit yang ketika
penyakit tersebut masih berada di bagian permukaan tubuh (belum masuk ke
dalam penyakit organ dalam, masih sampai di level ke 2 meridian yaitu otot dan
urat). Namun, salah satu kelemahan dari terapi akupuntur ini adalah untuk
penyakit yang sudah mengenai organ dalam, tidak cukup dilakukan terapi
akupuntur ini karena tidak akan berefek terapi (karena akupuntur yang sifatnya
hanya melancarkan sirkulasinya saja).

B. Saran

Masalah terapi komplementer di Indonesia ini masih perlu adanya jaminan


mutu pasien dan perlindungan pasien terkait dengan diagnostic yang digunakan
oleh terapis. Permaasalahan di Indonesia masih jarang terapis dalam praktek
terapi komplementer yang menggunakan standart penjaminan mutu dalam
penanganan pasien, diagnosa belum punya standart dan masih berbeda-beda,
sangat tergantung terhadap perkataan guru bukan berdasar standart yang baku.
Adanya SOP sangat perlu menjadi hal mendasar serta pengawasan dari dinas
kesehatan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmojono, 2001. Menghayati Teori dan Praktek Akupunktur dan Moksibasi.


Jakarta : Trubus Agriwidya.

Widyatuti, 2008. Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan


Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008

Anonim, 2009. Sejarah dan Perkembangan Akupunktur Medik di Indonesia.

Saputra. Koosnadi, 2002. Akupunktur Klinik. Cetakan I, Airlangga University


Press, Surabaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai