Anda di halaman 1dari 8

TEORI-TEORI PENUAAN PENYAKIT DEGENERASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen : Ns. Tina Muzaenah, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

JELITA CESSIA RINI

(1711010008)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teori-Teori
Penuaan pada Penyakit Degenerasi”.

Selama penyusunan makalah mulai dari awal hingga akhir selesainya makalah ini
penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Purbalingga, Mei 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penuaan merupakan suatu proses degeneratif yang melibatkan semua
organ,salah satunya melibatkan kulit. Penuaan atau aging adalah suatu
prosesmenghilangnya kemampuan suatu jaringan secara perlahan untuk memperbaiki
danmempertahankan struktur serta fungsi secara normal atau fisiologis.
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
biasanya dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan
psikosoaial. Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi telah memusatkan perhatian
pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada proses penuaan, banyak pada
tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial mencoba untuk menjelaskan
bagaimana proses tersebut dipandang dalam kaitan dengan kepribadian dan perilaku.
Bertambahnya usia akan menyebabakan terjadi penurunan fungsi organ tubuh
dan perubahan fisik baik tingkat seluler, organ maupun sistem karena proses
penuaan.Menjadi tua adalah proses yang secara alami dialami oleh setiap mahkluk
hidup.Proses penuaan pada setiap orang berbeda-beda, pada umumnya terjadi
setelahpertumbuhan dan perkembangan sudah mencapai puncak. Biasanya dimulai di
usia 25-30an tahun dan gejalanya terlihat jelas pada usia 50an tahun keatas. Proses
menuaterjadi baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik proses menua terjadi pada
semuasel, jaringan maupun organ yang ada diseluruh tubuh manusia
B. Tujuan
Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui tentang macam-macam teori
penuaan (teori biologis, perubahan fisik, premature aging, dll) dan macam teori
lainnya yang ada di dalamnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
B. Teori Biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam
sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan
melawan penyakit. Seiring dengan brekembangnya kemampuan kita untuk
menyelidiki komponen-komponen yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman
tantang hubungan hal-hal yang memengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab
penuaan yang sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah mengalami peningkatan.
Walaupun bukan suatu definisi penuaan, tetapi lima karakteristik penuaan telah dapat
diidentifikasi oleh para ahli. Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan mengapa
orang mengalami penuaan dengan cara berbeda dari waktu kewaktu dan faktor apa
yang memengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan kematian atau
perubahan seluler. Suatu pemahaman tentang perspektif biologi dapat memberikan
pengetahuan kepada perawat tentang faktor resiko spesifik dihubungkan dengan
penuaan dan bagaimana orang dapat dibantu untuk meminimalkan atau menghindari
resiko dan memaksimalkan kesehatan.
1. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupakan bagian
molekul yang sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan ekstraseluler kuat yang
dapat menciptakan reaksi dengan protein, mengibah bentuk dan sifatnya, molekul
ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada dalam membran sel,
mempengaruhi permeabilitasnya atau dapat berikatan dengan organel sel. Teori ini
menyatakan bahwa penuaan disebabkan karena terjadinya akumulasi kerusakan
irreversibel akibat senyawa pengoksidasi. Dimana radikal bebas dapat terbentuk
dialam, tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan protein.
2. Teori Genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama disebabkan oleh
pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik.
Menurut teori genetike, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar
diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur
jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah
ditentukan sebelumnya. Teori genetika terdiri dari teori asam deoksiribonukleat
(DNA), teori krtepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen. Teori-
teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak
terartur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul
DNA menjadi bersilangan (crosslink) denga unsur yang lain sehingga mengubah
informasi genetik. Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan pada tingkat
seluler yang akhirnya mengakibatkan sistem dan organ tubuh gagal untuk
berfungsi. Bukti yang mendukung teori-teori ini termasuk perkembangan radikal
bebas, kolagen, dan lipofusin. Selain itu, peningkatan frekuensi kanker dan
penyakit autoimun yang dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan
bahwa mutasi atau kesalahan terjadi pada tingkat molekular dan selular.
3. Teori Cross Link
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin,
komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan rigiditas
sel, crosslink diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan aenyawa antara
molekul-molekul yang normalnya terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua atau
usang, reaksi kimianya menyebakan kurang elastis dan hilangnya fungsi. Contoh
crosslink jaringan ikat terkait usia meliputi penurunan kekuatan daya rentang
dinding arteri, tanggalnya gigi, tendon kering dan berserat.
4. Teori Wear and Tear
Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat
merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya
malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami
kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan
kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh
sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil
lolos dari proses perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur biologis yang
penting, saat itu kerusakan organ terjadi.
Karena laju metabolisme terkait secara langsung pada pembentukan radikal bebas,
sehingga ilmuwan memiliki hipotesis bahwa tingkat kecepatan produksi radikal
bebas berhubungan dengan penentuan waktu rentang hidup. Pembatasan kalori
dan efeknya pada perpanjangan rentang hidup mungkin berdasarkan pada teori ini.
Pembatasan kalori telah terbukti dapat meningkatkan masa hidup pada tikus
percobaan. Sepanjang masa hidup, tikus-tikus tersebut telah mengalami penurunan
angka kejadian kemunduran fungsional, dan mengalami lebih sedikit kondisi
penyakit yang berkaitan dengan peningkatan umur, berkurangnya kemunduran
fungsional tubuh, dan menurunnya insidensi penyakit yang berhubungan dengan
penuaan.
5. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka
terhadap organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan
untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan
berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan dalam respons autoimun
tubuh. Ketika orang mengalami penuaan, mereka mungkin mengalami penyakit
autoimun seperti artritis reumaoid dan alergi terhadap makanan dan faktor
lingkungan yang lain. Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar
timus. Berat dan ukuran kelenjar timus menurun seiring dengan bertambahnya
umur, seperti halnya kemampuan tubuh untuk diferensiasi sel T. karena hilangnya
diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yang tua dan tidak beraturan sebagai
benda asing dan menyerangnya. Pentingnya pendekatan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan terhadap npelayanan kesehatan,
terutama pada saat penuaan terjadi tidak dapat diabaikan. Walaupun semua orang
memerlukan pemeriksaan rutin untuk memastikan deteksi dini dan perawatan
seawal mungkin, tetapi pada orang lanjut usia kegagalan melindungi sistem imun
yang telah mengalami penuaan melalui pemeriksaan kesehatan ini dapat
mendorong ke arah kematian awal dan tidak terduga. Selain itu, program
imunisasi secara nasional untuk mencegah kejadian dan penyebaran epidemi
penyaki, seperti pneumonia dan influenza diantara orang lanjut usia juga
mendukung dasar teoritis praktik keperawatan.
6. Teori Neuroendokrin
Diskusi sebelumnya tentang kelenjar timus dan sistem imun serta interaksi antara
sistem saraf dan sistem endokrin menghasilkan persamaan yang luar biasa. Pada
kasus selanjutnya para ahli telah memikirkan bahwa penuaan terjadi oleh karena
adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu
dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan
dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.
Salah satu area neurologis yang mengalami gangguan secara universal akibat
penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan
bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respon ini
kadang-kadang diinterpretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau
kurangnya pengetahuan. Pada umumnya, sebenarnya yang terjadi bukan satupun
dari hal-hal tersebut, tetapi orang lanjut usia sering dibuat untuk merasa seolah-
olah mereka tidak kooperatif atau tidak patuh. Perawat dapat memfasilitasi proses
pemberian perawatan dengan cara memperlambat instruksi dan menunggu respon
mereka.
7. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari
industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat
penuaan, dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan
merupakan faktor utama dalam penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan
yang mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan cara
mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan dan
penuaan yang dipercepat. Ilmu pengetahuan baru mulai untuk mengungkap
berbagai faktor lingkungan yang dapat memengaruhi penuaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Menua merupakan proses yang dapat dilihat sebagai sebuah kontinum
kejadian dari lahir sampai meninggal.
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan
mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.

Anda mungkin juga menyukai