Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akupuntur.........................................................................2


2.2 Tujuan dan Manfaat Terapi Akupuntur .............................................3
2.3 Konsep Akupuntur..............................................................................3
2.4 Biofisiologi.........................................................................................7
2.5 Titik Akupuntur .................................................................................8
2.6 Tenik Refleksi...................................................................................10
2.7 Indikasi dan Kontraindikasi Akupuntur............................................11
2.8 SOP Terapi Akupuntur ....................................................................12
2.9 Peran Perawat pada Terapi Komplementer Akupuntur....................14

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ..........................................................................................15


3.2 Saran.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan akupunktur merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan pelayanan secara optimal di rumah sakit. Pelayanan
akupunktur dapat berdiri sendiri dan berintegrasi dengan pengobatan lain
yang tersedia di rumah sakit (Saputra, 2012). Akupunktur memiliki fungsi
untuk mengatasi gangguan tubuh yang berhubungan dengan saluran nafas,
syaraf mata, gangguan pencernaan, saraf dan otot seperti nyeri, kelemahan,
kelumpuhan dan radang sendi (WHO, 2008).
Akupunktur adalah suatu cara pengobatan yang sudah bersejarah
lama. Digunakan oleh para tabib di China sekitar 5000 tahun yang lalu
menurut bukti-bukti sejarah. Namun sampai sekarang cara pengobatan ini
masih menjadi cara alternatif yang paling dimintai oleh masyarakat untuk
mencari kesembuhan dari berbagai penyakit yang dideritanya.
1.2 Rumusann Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akupuntur ?
2. Apasaja titik akupuntur?
3. Apasaja Teknik refleksi?
4. Apasaja indikasi dan kontraindikasi akupuntur?
5. Seperti apa SOP terapi akupuntur ?
6. Apasaja peran perawat dalam terapi akupuntur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akupuntur ?
2. Untuk mengetahui apasaja titik akupuntur?
3. Untuk mengetahui apasaja Teknik refleksi?
4. Untuk mengetahui apasaja indikasi dan kontraindikasi akupuntur?
5. Untuk mengetahui aeperti apa SOP terapi akupuntur ?
6. Untuk mengetahui apasaja peran perawat dalam terapi akupuntur?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akupuntur


Kata akupunktur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti
jarum dan punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi
to puncture, sedangkan kata asal dalam bahasa Cina adalah cenciu. Kata
tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
akupunktur atau tusuk jarum. Sebagai suatu sistem pengobatan, akupunktur
dapat didefenisikan sebagai suatu pengobatan yang dilakukan dengan cara
menusukkan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pasien. Maksudnya adalah
agar pasien sehat kembali.
Saputra (2005) mendefinisikan akupunktur sebagai suatu cara
pengobatan  pengobatan yang memanfaatkan memanfaatkan rangsangan
rangsangan pada titik akupunktur akupunktur untuk memengaruhi aliran bio
energi tubuh berdasar pada filosofi keseimbangan hubungan antara
permukaan tubuh dan organ melalui sistem meridian yang spesifik. Dalam
satu meridian terdapat  beberapa  beberapa titik akupunktur akupunktur yang
dimanfaatkan dimanfaatkan sebagai sebagai pintu masuk rangsangan ke
dalam meridian (Mann, 1974 dalam Saputra 2005). Akupunktur merupakan
pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum di titik-titik
tertentu pada tubuh pasien. Maksudnya adalah untuk mengembalikan sistem
keseimbangan tubuh sehingga pasien dapat sehat kembali (Marwan,2014).
Akupuntur adalah salah satu jenis pengobatan atau terapi kuno yang
berasal dari negeri Cina. Kini, pengobatan akupuntur mulai digunakan secara
luas oleh masyarakat, tidak hanya di Cina, namun juga sudah menyebar ke
seluruh penjuru dunia. Di Indonesia sendiri, terapi akupuntur merupakan
salah satu pengobatan yang cukup digemari oleh masyarakat. Konsep dari
pengobatan akupuntur itu sendiri yaitu mencoba untuk menyeimbangkan
antara tingkat energi dan kimia yang ada di dalam diri seseorang. Adapun
media yang digunakan adalah jarum yang ditancapkkan pada titik-titik
akupuntur di tubuh manusia. Untuk menjaga, mengobati dan
mempertahankan keseimbangan Qi (energi) dalam tubuh kita adalah prinsip

2
dasar akupuntur. Terapi akupuntur ini membuka aura positif dalam diri kita
dengan menjaga kondisi seleuruh tubuh agar tetap sehat luar dan dalam.
Lamanya proses tusuk jarum untuk kesehatan biasanya selama tiga puluh
menit sampai satu jam dalam sekali perawatan.
2.2 Tujuan dan Manfaat Terapi Akupuntur
Terapi akupuntur dapat diterapkan pada pasien yang mengalami
masalah kesehatan akut maupun kronik. Berapa lama terapi yang diperlukan
tergantung pada berapa lama sakitnya dan keparahannya. Penyakit akut dapat
diterapi dengan beberapa kali terapi, sedangkan  penyakit  penyakit kronis
perlu terapi yang lebih lama. Juga kondisi kondisi penyakit penyakit yang
parah &  parah & rumit perlu terap rumit perlu terapi lebih lebih lama
dibandingkan lama dibandingkan penyakit yang penyakit yang ringan. ringan.
Untuk satu seri terapi diperlukan terapi sebanyak 12 kali, dengan tenggang
waktu 3 –  4 hari sekali atau 2 kali seminggu. Jumlah terapi bisa berkurang
atau bertambah sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita. Dalam satu kali
sesi terapi dibutuhkan waktu selama 15  –   60 menit tergantung kebutuhan
pasien. Tujuan dilakukannya terapi akupunktur adalah untuk mengembalikan
keseimbangan energi tubuh (homeostasis), menjaga sirkulasi darah,
menghangatkan tubuh dan mengoptimalkan terbentuknya antibodi pada tubuh
pasien dengan adanya aliran energi atau kekuatan kehidupan (Qi) yang
seimbang, dengan demikian gangguan kesehatan dapat teratasi (Saputra,
2005).
2.3 Konsep Akupuntur

Di dalam sejarah perkembangan akupunktur dikenal beberapa konsep dasar


sebagai berikut :

a. Teori Yin-Yang Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam


semesta ini dapat dibagi dan mempunyai dua aspek yang saling
bertentangan tapi saling membentuk, bagaikan dua sisi mata uang yang
paling bertolak belakang tetapi keduanya membentuk suatu kesatuan yang
tak terpisahkan. Yin dan Yang membentuk kescimbangan. Hilangnya
keseimbangan antara Yin dan Yang akan menyebabkan timbulnya
keadaan abnormal. Sama halnya dengan tubuh manusia, ketika tubuh

3
manusia mengalami gangguan akan muncul perubahan energi sehingga
energi yang disalurkan ke seluruh tubuh akan terganggu. Bila suatu titik
lemah (hantaran menurun) maka dapat diperkuat dan demikian sebaliknya
sehingga terjadi keseimbangan kembali antara kiri dan kanan.
Dalam Ilmu Pengobatan Cina teori Yin Yang mendasari segala
aspek, merupakan dasar pemikiran dan dasar cara penggunaan pikiran.
Dengan teori Yin Yang dijelaskan dan dinilai keadaan lingkugan, fisiologi
organ tubuh manusia, patologi penyakit, cara pemeriksaan, penegakan
diagnosa, cara terapi dan penilaian prognosis.
Para ahli pengobatan Cina pada jaman Can Kuo (antara abad ke 5
dan abad ke 3 SM) menyimpulkan seluruh pengalaman – pengalaman
dalam ilmu pengobatan dari jaman sebelumnya, lalu membentuk teori
dasar Ilmu Pengobatan Cina yaitu Yin Yang ini.
Teori Yin-Yang merupakan suatu konsepsi pandangan hidup
Taoisme yang bersifat universal. Teori ini menyatakan bahwa segala
fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek yang berlawanan dan
berpasangan, yaitu Yin dan Yang. Yang berarti terang dan Yin berarti
gelap.Yin-Yang meliputi fenomena seperti dingin-panas, gelap-terang,
lemah-kuat, dalam-luar, pasif-aktif, lembab-kering, bawah-atas, wanita-
pria, dan lain-lain. Fenomena Yin-Yang tidak bersifat absolut, melainkan
bersifat relatif. Dalam keadaan tertentu Yin dapat berubah menjadi Yang,
atau sebaliknya Yang dapat berubah menjadi Yin. Segala fenomena dapat
diurai secara tidak terbatas dalam aspek Yin dan Yang.
Teori Yin-Yang digunakan untuk menganalisis fenomena yang
dapat diamati di alam semesta. Semua aspek ini mempunyai 2 aspek yang
berpasangan dan berlawanan, yaitu Yin dan Yang. Yin dan Yang saling
tergantung, saling membatasi, saling mengonsumsi, dan selalu berada
dalam keadaan perubahan dinamis untuk menjamin keseimbangannya.
Kedokteran tradisional Cina menerapkan prinsip Yin-Yang ini untuk
menerangkan fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai
tuntunan dalam diagnosis dan terapi.
1. Yin-Yang Saling Berlawanan

4
Berarti segala fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek yang
berlawanan, yaitu Yin dan Yang, yang saling mengatasi dan
mengawasi.
Misalnya: panas (Yang) dapat menghilangkan dingin (Yin), dingin
dapat menurunkan suhu.
Pada keadaan normal, fungsi organ tubuh berada dalam keadaan
keseimbangan Yin-Yang, diatur melalui sifat saling berlawanan Yin
dan Yang. Gangguan keseimbangan Yin-Yang menyebabkan
terjadinya sindrom penyakit. Kelemahan Yang atau kelebihan Yin
berarti sindrom dingin, kelebihan Yang atau kekurangan Yin berarti
sindrom panas.
2. Yin-Yang Saling Tergantung
Berarti tidak ada Yang tanpa Yin. Eksistensi Yang tergantung dari
adanya Yin, sebaliknya tidak ada Yin tanpa Yang, eksistensi Yin
tergantung dari adanya Yang.

Yin-Yang di Alam:
YING- YANG
Bumi- Langit
Wanita- Laki-laki
Malam- Siang
Bulan- Matahari
Rendah- Tinggi
Berat- Ringan
Kecenderungan menurun- Kecenderungan meningkat
Gerakan ke bawah- Gerakan ke atas
Diam- Bergerak

Yin-Yang di Tubuh Manusia:


YIN- YANG
Interior- Eksterior
Depan- Belakang
Bagian bawah- Bagian atas
Tulang- Kulit

5
Organ dalam- Organ luar
Darah- Qi
Inhibisi- Stimulasi
Defisiensi- Ekses

Pada tubuh manusia, Yin menunjukkan substensi nutrisi, Yang


menunjukkan aktifitas fungsional dari organ tubuh. Aktifitas Yang
digerakkan oleh substansi Yin. Dengan kata lain, Yin adalah bahan dasar
untuk menjamin aktifitas Yang. Eksistensi substansi nutrisi Yin
membutuhkan aktifitas Yang, seperti aktifitas Yang –limpa.
3. Yin-Yang Saling Mengonsumsi
Berarti aktifitas yang terjadi proses konsumsi Yin, atau, Yin
dikonsumsi untuk menghasilkan Yang. Sebaliknya, Yang dikonsumsi
untuk menghasilkan Yin.
4. Yin-Yang Saling Mengubah
Hubungan antara Yin dan Yang tidak bersifat statis dan bersifat
dinamis untuk menjamin keseimbangan Yin-Yang. Pada keadaan
tertentu, Yang dapat berubah menjadi Yin atau Yin dapat berubah
menjadi Yang.
Penerapan Teori Yin-Yang dalam kedokteran tradisional Cina:
1. Yin-Yang dan Stuktur Organis
Organ tubuh dapat dibagi menjadi 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin
dan Yang. Menurut kedokteran tradisional Cina, organ tubuh dibagi
menjadi organ Zang dan organ Fu. Organ Zang adalah jantung, paru-
paru, limpa, hati, dan ginjal; yang bersifat Yin. Organ Fu adalah
kandung empedu, lambung, usus kecil, usus besar, kandung kemih,
dan san-jiao; yang bersifat Yang.
Setiap organ Yang dapat dibedakan dalam dapat dibedakan dalam Yin
dan Yang. Organ jantung adalah Yin dan aktifitas jantung adalah
Yang, Organ ginjal adalah Yin dan Fungsi ginjal adalah Yang.
2. Yin-Yang dan Fungsi Fisiologis
Fungsi fisiologis berdasarkan koordinasi Yin-Yang organ tubuh.
Aktifitas fungsional Yang tergantung dari adanya bahan nutrisi Yin,

6
sebaliknya aktifitas Yang adalah tenaga penggerak untuk
menghasilkan bahan nutrisi Yin dengan kata lain, tanpa fungsi Yang
dari organ Zang-Fu, bahan makanan tidak dapat diubah menjadi bahan
nutrisi Yin. keseimbangan Yin-Yang ini menjamin kesehatan dan
kehidupan tubuh manusia.
3. Yin-Yang dan Perubahan Patologis
Menurut kedokteran tradisional Cina, penyakit terjadi akibat adanya
gangguan keseimbangan antara Yin yang dalam tubuh. Yang bersifat
panas, kering, dan mengonsumsi Yin. Kelebihan Yang menimbulkan
sindrom panas, kekurangan Yin, dan kering. Sebaliknya, kelemahan
Yang menimbulkan sindrom dingin, kelebihan Yin, dan lembab.
Yin bersifat dingin dan lembab. Kelebihan Yin dapat menekan Yang
dan menyebabkan sindrom dingin dan lembab. Sebaliknya,
kekurangan Yin tidak dapat mengendalikan Yang dan terjadi sindrom
panas dan kering.

4. Yin-Yang sebagai Tuntunan Diagnosis dan Terapi


Penyakit terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara Yin dan
Yang dalam organ tubuh. Mengetahui dan menganalisis gangguan
keseimbangan Yin-Yang adalah basis dari pembedaan sindrom
penyakit, sementara memulihkan keseimbangan Yin-Yang adalah
basis terapi kedokteran tradisional Cina

2.4 Biofisiologi
Mekanisme kerja akupunktur dalam penyembuhan yaitu dimana sec
dimana secara medik ara medik  penusukan titik akupuntu  penusukan titik
akupuntur yang merupakan daerah ku r yang merupakan daerah kulit yang
banyak mengandun lit yang banyak mengandung serabut syaraf akan
merangsang sistem persarafan sehingga menimbulkan reaksi setempat
(peredaran darah meningkat, produksi kolagen bertambah, dll), reaksi melalui
jalur saraf tepi maupun saraf pusat dan reaksi pelepasan zat-zat
neurohumoral. Sehingga adanya stimulasi pada titik akupunktur akan
merangsang syaraf di titik tersebut dan akan mempengaruhi berbagai

7
neurotransmitter (zat kimiawi otak) serta perubahan biofisika. Zat kimia otak
inilah yang dipercaya mampu menjaga keseimbangan fisiologik tubuh dalam
keadaan sehat maupun stress serta meningkatkan imunitas dan resistensi
(kekebalan dan perlawanan) tubuh terhadap  penyakit.
2.5 Titik Akupuntur
Meridian adalah suatu sistem lintasan abstrak yang membentuk jala-
jala tempat qi mengalir secara teratur, berkala, berirama dan membentuk
aliran siklus yang tertutup. Diketahui bahwa qi adalah penggerak dan tanda
kehidupan maka seseorang yang dikatakan sehat apabila qi mengalir di dalam
meridian secara teratur, berirama, dan membentuk siklus teratur, berirama,
dan membentuk siklus tertutup (D tertutup (Dharmojono, 2001). Dharmojono
harmojono, 2001). Dharmojono (2001) menyebutkan pembagian meridian
dan titik-titik akupunktur. Terdapat 12 meridian organ dan 2 meridian
istimewa unilateral, sebagai berikut :
a. Meridian Paru-paru ( Lung - LU)
Meridian LU terdiri dari 11 meridian yang titik-titiknya tersebar mulai
dari dada, tulang rusuk, tulang selangka, otot-otot biseps pada sisi radial,
lipatan siku, pergelangan tangan, telapak tangan, sampai ibu jari.
b.  Meridian Usus Besar ( Large Intestine - LI)
Terdiri dari 20 titik tersebar mulai dari sisi radial jari telunjuk, punggung
tangan, sisi radial pergelangan tangan, lipatan siku, otot humeri dan
deltoideus, tulang bahu, tulang belikat, cuping hidung, sampai
nasolabialis.
c. Meridian Lambung (Stomach - ST)
Terbagi menjadi 45 titik yang mengalir dari tepi bawah mata, sudut
mulut, sudut rahang, dahi, tulang klavikula bagian dada, tulang rusuk, sisi
luar garis  perut, lipatan paha, lutut, lipatan kaki, sampai jari kaki.
d. Meridian Limpa (Spleen - SP)
Terdiri dari 21 titik yang mengalir mulai dari ibu jari kaki, mata kaki, di
bawah condylus tibiae, di atas  patela, antara  symfisis  symfisis pubis dan
patela, sisi luar  pembuluh  pembuluh darah paha, garis sisi luar perut III,

8
garis sisi luar dada III, titik tengah penghubung antara lekukan dalam
ketiak dan ujung rusuk ke-12 serta antara rusuk ke-6
e. Meridian Jantung ( Heart - HT)
Memiliki 9 titik meliputi tepi bawah otot pektoralis, atas lipatan siku, atas
lipatan pergelangan tangan, telapak tangan, dan sisi ulnar jari ke-5.
f. Meridian Usus Kecil (Small Intestine - SI) \
Terdiri dari 19 titik akupunktur yang berada pada alur meridian SI
meliputi: sisi ulnar jari ke-5, metacarpal, lipatan pergelangan tangan,
lekukan ulnaris,  belakang  belakang sendi bahu, otot-otot otot-otot sekitar
sekitar bahu, antara lain;  supraspinatus,  sternocleidomastoideus,
scapulae.
g. Meridian Kandung Kemih ( Bladder - BL)
Terdiri dari 67 titik yang mengalir mulai dari pangkal hidung, alis mata,
tepat diatas pupil mata dalam keadaan tertutup, dua jari dari sisi luar
tulang belakang  punggung  punggung, bagian tengah lipatan lipatan
bokong-paha, bokong-paha, pertengahan pertengahan paha bagian
belakang, lipatan lutut, mata kaki, telapak kaki, jari keling jari kelingking
kaki.
h. Meridian Ginjal ( Kidney - KI)
Terdiri dari 27 titik yang mengalir mulai dari telapak kaki, mata kaki, di
depan  perlekatan tendon achiles, bagian luar meridian CV.
i. Meridian Perikardium ( Pericard - PC)
Meridian PC terdiri dari 9 titik yang mengalir mulai dari bagian luar garis
dada II, lipatan ketiak, lipatan siku, pergelangan tangan, telapak tangan,
bagian  belakang radial basis kuku.  
j. Meridian Sanciao (Triple Energizer - TE)
Terdiri dari 23 titik yang mengalir mulai dari ujung jari manis tangan, jari
kelingking tangan, punggung tangan, pergelangan tangan, lipatan siku, di
daerah lekukan telinga, di atas apex telinga, ujung alis mata.
k. Meridian Kandung Empedu (Gallblader - GB)
Terdiri dari 44 titik yang mengalir melalui bagian bawah mandibula, di
atas otot pipi, sisi luar kepala, apex telinga, di belakang telinga, daerah

9
dahi, batas  bawah ujung  bawah ujung tulang rusuk k tulang rusuk ke-12,
sisi luar sendi e-12, sisi luar sendi lutut, tulang lutut, tulang mata kaki,
telapak mata kaki, telapak kaki.
l. Meridian Hati ( Liver - LV)
Terdiri dari 14 titik yang terdapat pada ibu jari kaki, mata kaki bagian
depan, sisi bagian dalam arteri femoralis. Di bawah sisi luar tulang
kemaluan, di  bawah ujung rusuk  bawah ujung rusuk ke-11, di bawah
puting susu. ke-11, di bawah puting susu.
m. Meridian TU (Governing Vessel - GV)
Terdiri dari 28 titik meridian yang mengalir mulai dari pertengahan antara
tulang ekor dan anus, di bawah  proc. Spinosus Spinosus lumbal ke-2, di
bawah  proc.spinalis lumbar ke-1, titik tengah lekukan leher ke-1, titik
tengah lekukan leher bagian belakang, l bagian belakang, lekukan antara
otot trapezius, di atas  foramen  foramen magnum, garis tengah sagital
kepala, dahi, ujung hidung, di tenganh ujung bibir atas, di antara gusi atas
dan ginggiva  bibir atas.
n. Meridian REN (Conception Vessel - CV)
Terdiri dari 24 titik meridian yang tersebar mulai dari di antara anus dan
scrotum pada pria atau dengan labium majus pada wanita,  pada wanita,
pertengahan bata pertengahan batas atas simfisis pubis, di sekitar pusat,
ujung proc.xypoideus, antara 2 puting susu, daerah lekukan batas atas
manubrium sterni, daerah lekukan adam’s apple.
2.6 Tenik Refleksi
a. Menggunakan alat Bantu yang sesuai dengan ukuran jarum akupunktur
yang akan dipakai. Alat Bantu yang digunakan berupa tabung kecil dan
alat pegas. Tabung kecil terbuat dari bahan plasic (seperti sedotan
minuman), sedangkan alat berpegas dibuat khusus untuk keperluan ini.
Alat berpegas ini disebut  pelontar jarum (needle pusher).  
b. Teknik penusukan jarum akupunktur dengan jari telanjang sebagai jang
sebagai berikut. berikut.
1. Jari salah satu tangan memegang bagian pegangan jarum, arahkan
mata  jarum pada titik akupunktur terpilih, akupunktur terpilih, dan

10
tusukan tusukan dengan teknik tertentu tertentu (tegak lurus,
menyudut, sejajar, dan lain (tegak lurus, menyudut, sejajar, dan lain-
lain). Te -lain). Teknik ini dapat dilakukan knik ini dapat dilakukan
jika jarum akupunktur yang akupunktur yang dipakai dipakai cukup
tebal cukup tebal (ukuran no. (ukuran no. 26, 28, 26, 28, dan 30).
Pasien akan merasa sakit apabila teknik ini dilakukan oleh
akupunkturis yang belum terampil.
2. Jari salah satu tangan memegang pegangan jarum dan tangan lainnya
memegang batang jarum sebagai pengarah mata jarum dan penunjang
jarum.  jarum. Teknik se Teknik seperti ini digunakan jika digunakan
jika jarum akupunktur yang akupunktur yang dipakai dipakai
berukuran agak tipis (no. 30 dan  berukuran agak tipis (no. 30 dan 32).
3. Jari telunjuk dan ibu jari menjepit batang jarum (dekat mata jarum),
kemudian jarum ditusukkan dengan cara “memegaskan” jari telunjuk
dan  jempol tersebut.  jempol tersebut. Teknik ini Teknik ini dilakukan
jika dilakukan jika jarum yang dipakai yang dipakai berukuran
berukuran kecil dan halus, misalnya jarum ukuran 32, 34, 36 X ¼-½
cun.
c. Jarum tanam atau jarum telinga ditusukkan menggunakan bantuan pinset
tanpa gigi (nonchirrurgis pincet.
d. Menggunakan mata jarum 5-7, dengan cara memberikan pukulan-pukulan
ringan dan luwes di atas titik-titik (daerah) terpilih
2.7 Indikasi dan Kontraindikasi Akupuntur
Nomenklatur tentang indikasi dan kontra-indikasi penggunaan
akupunktur berdasarkan standarisasi WHO yang disebut sebagai ”Proposed
Standart International Acupuncture Nomenclature”. Pada dokumen tersebut
tercantum hal-hal sebagai berikut:
a. Indikasi pengobatan akupunktur:
1. Saluran nafas : berbagai radang yang ditujukan untuk mengatasi
kondisi alergi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Mata : kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta
refraksi.

11
3. Mulut : untuk penanggulangan nyeri dalam pencabutan dan
peradangan kronis.
4. Saluran makanan dan lambung : berbagai kelainan fungsional yaitu
otot, ekkresi asam lambung, nyeri, dan peradangan.
5. Syaraf, otot, dan tulang : yaitu problem nyeri, kelemahan dan
kelumpuhan serta peradangan persendian.

b. Kontra-indikasi pengobatan akupunktur


1. Penderita dalam keadaan hamil
2. Penderita yang memakai pacu jantung
3. Menusuk dekat daerah tumor ganas
4. Menusuk pada kulit yang sedang meradang
2.8 SOP Terapi Akupuntur
Berikut ini prosedur pemberian terapi akupunktur yang dapat dilakukan
perawat:
1. Tahap Pra- Interaksi
a. Persiapan Pasien
 Pastikan identitas klien;
 Kaji kondisi terakhir klien;
 Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan;
 Jaga privasi klien;
 Posisikan klien senyaman mungkin
b. Persiapan alat
 Jarum akupunktur (ukuran jarum: 0,5 cun, 1 cun, 1,5 cun)
 Kursi atau tempat tidur datar
 Handscoon
 Kapas alkohol
 Bengkok
2. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan nama kesukaannya, cek identitas sesuai
prosedur

12
b. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
c. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga
d. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk bertanya sebelum
terapi dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Jaga privasi klien dengan menutup tirai
b. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang
(supinasi)/duduk/duduk dengan tangan bertumpu di meja/berbaring
miring/atau tengkurap dan berikan alas
c. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat
menghambat tindakan akupunktur yang akan dilakukan
d. Cuci tangan dan gunakan handscoon
e. Bersihkan (desinfeksi) daerah yang akan ditusukkan jarum (lokasi
meridian sesuai indikasi) dengan kapas alkohol
f. Ambil jarum sesuai ukuran (0,5 cun: wajah) ; 1 cun: lengan) ; 1,5 cun:
gluteal), ukuran jarum disesuaikan dengan ketebalan kulit
g. Jika menggunakan alat bantu, masukkan jarum kedalam alat bantu dan
dekatkan dengan kulit untuk ditusukkan. Alat bantu biasanya  berupa
berupa tabung kecil yang terbuat terbuat dari bahan plastik plastik
seperti seperti sedotan
h. Jika tanpa bantuan alat atau jari tangan telanjang:
 Jika jarum tebal: jari salah satu tangan memegang bagian
pegangan  pegangan jarum, arahkan arahkan mata jarum pada
titik akupuntur akupuntur terpilih dan tusukkan dengan tertentu
(tegak lurus, menyudut, sejajar, dll)
 Jika jarum tipis: jari salah satu tangan memegang pegangan
jarum dan tangan lainnya lainnya memegang memegang batang
jarum sebagai sebagai  pengarah mata jarum dan penunjang
jarum;
 Jika jarum berukuran kecil: jari telunjuk dan ibu jari menjepit
batang  batang jarum (dekat mata jarum, kemudian kemudian

13
jarum ditusukkan ditusukkan dengan cara “memegaskan” jari
telunjuk dan jempol tersebut).
i. Tanyakan perasaan klien setelah ditusukkan jarum, apakah sudah
merasa nyaman atau belum
j. Diamkan jarum ditempat penusukan selama 15 –  20 menit
k. Setelah sesi terapi selesai, cabut jarum dan disenfeksi area tusukan
dengan kapas alkohol.
4. Tahap Terminasi
a. Jelaskan pada klien bahwa terapi selesai dilakukan;  
b. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi;
c. Berikan reinforcement  positif pada klien;
d. Rapikan pakaian klien dan kembalikan pada posisi yang nyaman;
e. Rapikan alat –  alat;
f. Dokumentasikan tindakan.
2.9 Peran Perawat pada Terapi Komplementer Akupuntur
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989
diantaranya adalah sebagai :
1. Caregiver
2. Advocate
3. Educator
4. Researcher
Dalam pelaksanaan terapi Komplementer Akupuntur sendiri peran
perawat adalah sebagai  berikut :
1. Sebagai caregiver perawat dalam melaksanakan praktek akupuntur dapat
melakukan langsung proses akupuntur dengan menggunakan pendekatan
langkah-langkah proses keperawatan yaitu pengkajian terlebih dahulu
kepada pasien yang meliputi  pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda
vital. Sehingga dari hasil ini dapat dilakukan akupuntur pada titik yang
tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami pasien. Perawat
dapat juga melakukan akupuntur dengan mempertahankan  prinsip septic,
anti septic sehingga tidak terjadi cross infection antar pasien atau antara
pasien dan perawat.

14
2. Sebagai advocate, peran perawat diantaranya dengan melakukan
diagnosa keperawatan kepada pasien yang memungkinkan untuk
dilakukan akupuntur, sehingga meminimalkan resiko komplikasi
penyakit.
3. Peran sebagai educator, perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan
sesuai dengan masalah kesehatan pasien sehingga menunjang terjadinya
perubahan perilaku yang pada akhirnya dapat menyembuhkan penyakit.
4. Peran sebagai reseacher, dalam hal ini perawat sangat memiliki peluang
yang luas untuk melakukan penelitian untuk menunjang kesembuhan
pasien lebih optimal. Dengan banyaknya bukti-bukti ilmiah nantinya
maka diharapkan pengobatan dengan akupuntur akan menjadi salah satu
terapi komplementer pilihan dimasyarakat (Dodik, 2013)

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pengobatan dengan akupunktur tidak menimbulkan efek
sampingan, yang pada  pengobatan  pengobatan menggunakan
menggunakan obat-obatan obat-obatan sering dijumpai dijumpai efek
sampingan. sampingan. Pengobatan dengan akupunktur didapatkan
manfaat pengaturan fungsi tubuh secara keseluruhan, sedangkan
pengobatan dengan obat-obatan ditujukan hanya pada  proses penyakit
atau  proses penyakit atau gejalanya. Akupunktur dapat m gejalanya.
Akupunktur dapat mempengaruhi banyak res empengaruhi banyak
reseptor dan bekerja pada meridian dan kolateral, dengan demikian
akupunktur dapat mengobati berbagai macam penyakit. Terapi akupunktur
adalah pengobatan alternatif dengan menggunakan jarum, pengobatan
akupunktur di Indonesia telah diakui, berdasarkan dua keputusan mentri
kesehatan. Sehingga alternatif  pengobatan tradisional ini dapat dicoba
siapapu  pengobatan tradisional ini dapat dicoba siapapun yang terindikasi.
3.2 Saran
Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah
wawasan dan informasi dalam dunia pengobatan tradisional. Sedangkan
bagi masyarakat, disarankan dapat memilih disarankan dapat memilih dan
menggunakan pengobatan dan menggunakan pengobatan tradisional
apapun denga tradisional apapun dengan catatan pengobatan terserbut
sudah mendapatkan izin dari pemerintah dan sudah terbukti baik secara
medis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dharmojono. (2001). Menghayati Teori & Praktek Akupunktur & Moksibasi,


Jakarta: Trubus Agriwidya.

Marwan, 2014. Visualisasi teknik pengobatan akupuntur dengan animasi 3D.


Tersedia.Online.http://www.journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/aGrticle/vie
w/2837/2162. Yogyakarta.

Saputra, K. 2005a. Akupunktur Dasar. Surabaya: Airlangga University Press.

Saputra, K. 2012b. Akupunktur Dalam Pelayanan Kesehatan Tingkat Rumah


Sakit. Cermin Dunia Kedokteran. Vol. 39. No. 10. Tahun 2012:781.

17

Anda mungkin juga menyukai