PENDAHULUAN
1
panggul pada kehamilan, dan nyeri selama pengambilan oosit.7-8 Penggunaan
akupunktur untuk mengatasi nyeri persalinan mulai diperkenalkan pada tahun
1970.Sejak saat itu, akupunktur telah digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan
memperlancar proses persalinan.7Pada tahun 2011, data Cochrane menunjukkan
bahwa akupunktur dan akupresur dapat digunakan dalam mengurangi nyeri saat
persalinan.9 Hal ini didukung oleh penelitain RCT yang membuktikan bahwa
akupunktur elektrik direkomendasikan menjadi non-pharmacological labour pain
management (NPLPM) dan akupresur boleh dilakukan sebagai pengobatan
NPLPM.10,11
Suatu studi yang dilakukan oleh Ernst et al., menggunakan metode ulasan
sistematis, dijumpai akupuntur berkaitan dengan beragam kondisi dalam bidang
obstetri dan ginekologi, seperti hot flashes (menopause dan kanker payudara),
konsepsi, dysmenorrhea, sindrom premenstrual, mual / muntah, presentasi
bokong, nyeri punggung saat kehamilan, serta nyeri persalinan.a
Selain menghilangkan rasa nyeri saat persalinan, akupunktur berperan
dalam mengatasi nyeri haid.5,12Institut Kesehatan Nasional baru-baru ini
merekomendasikan akupunktur sebagai alat yang efektif untuk mengatasi masalah
kesehatan tertentu, termasuk nyeri haid.12 Banyak tinjauan klinis untuk
pengelolaan dismenorea dengan bukti bahwa akupunktur efektif dalam
mengatasinya.13 Menurut review dari Cochrane bahwa baik akupunktur ataupun
akupresur terbukti dapat mengatasi keluhan dismenore.14 Hal ini didukung oleh
penelitian RCT baru-baru ini yang menyimpulkan bahwa self-acupressure dapat
mengurangi rasa nyeri dan aman diterapkan pada wanita dengan dismenore.15
Bagaimanapun banyak penelitian yang telah membuktikan untuk
mendukung penggunaan akupunktur dalam pengobatan, termasuk obstetri dan
ginekologi. Referat ini akan membahas manfaat akupunktur dalam obstetri dan
ginekologi lebih lanjut.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akupunktur
2.1.1. Definisi dan Sejarah
Istilah akupunktur berasal dari bahasa Latin yaitu acus yang artinya jarum,
dan punctura yang artinya sebuah tusukan.4Akupunktur merupakan pengobatan
kuno sejak sekitar 4000 tahun yang lalu sampai di Cina untuk merangsang titik-
titik tertentu di permukaan tubuh yang mempengaruhi fungsi organ tertentu. Titik-
titik ini tidak tersebar sewenang-wenang di atas tubuh, namun mengikuti pola
yang dapat diprediksi dan tidak berubah, yang digunakan untuk mendiagnosis
keterlibatan organ oleh penyakit. Garis yang ditarik dengan menghubungkan titik-
titik yang terkait dengan organ tertentu dikenal sebagai meridian.16
3
pengobatan Cina adalah hasil dari proses berpikir kritis yang berkesinambungan
serta pengamatan klinis yang ekstensif. Berakar pada filsafat dan logika, ia telah
mengembangkan persepsi sendiri tentang tubuh, dan kesehatan serta penyakit.
Metode Cina bersifat holistik, berdasarkan konsep bahwa tidak ada satu bagian
tubuh yang tidak bisa dipahami kecuali selalu ada kaitannya satu sama
lainnya.16Yang terpenting dari pengobatan cina ini adalah gagasan tentang
keseimbangan dan harmoni. Energi, atau Qi (dilafalkan chi), mengalir melalui
tubuh dari meridian ke meridian.Nyeri dan penyakit terjadi bila terjadi
penyumbatan pada aliran Qi. Tubuh harus diterapi sebagai entitas dan perhatian
yang diberikan untuk menjaga tubuh dalam keseimbangan yang harmonis di
dalam tubuh, dan harmonis juga dengan lingkungan eksternal.16
Ada 12 meridian yang berhubungan dengan berbagai organ, seperti
jantung, kandung kemih, ginjal, paru-paru, dan organ lainnya serta organ yang
tidak dikenali dalam pengobatan Barat, seperti 'triple heater'. Penting untuk
dipahami bahwa definisi organ menurut Cina berbeda dari definisi organ dari
Barat. Bagi orang Tionghoa, organ tubuh tidak hanya terdiri dari struktur organik
tapi juga keseluruhan sistem fungsinya. Poin akupunktur (365 jumlahnya) terletak
di sepanjang garis meridian dan pada titik inilah jarum disisipkan, biasanya empat
sampai enam, dan biasanya tertinggal pada tempatnya selama 15 sampai 20 menit.
Kedalaman jarum yang disisipkan bervariasi sesuai dengan posisi tubuh.
Pemahaman menyeluruh tentang anatomi permukaan sangat penting untuk dapat
menemukan titik akupunktur dengan tepat.16
4
Gambar 2.2: Titik akupuntur di telinga16
5
Gambar 2.3. Elektro akupunktur
2. Manual Akupunktur
Akupunktur manual (MA) adalah teknik tradisional dengan rotasi jarum
akupunktur post-placement.18
6
Gambar 2.5. Laser Akupunktur
7
acupoints. Tujuannya adalah untuk menyediakan stimulus mekanis yang
berkepanjangan di acupoint. Zat/larutan lain juga dapat digunakan untuk tujuan ini
seperti glukosa dan vitamin.18
8
7. Tekanan Jari (Akupresur)
Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan
turunan dari ilmu akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai
pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik – titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupunktur.3
9
Gambar 2.10. Saluran Ren dan Chang, Meridian Akupunktur dalam Obstetri dan
Ginekologi1
Gambar 2.11. Titik Hegu pada tangan dan Sanyijiao pada kaki1
10
2.3. Manfaat Akupunktur atau Akupresur dalam Obstetri dan Ginekologi
a. Akupunktur sebagai pereda nyeri dalam Persalinan
Pereda nyeri merupakan hal yang sangat penting bagi wanita dalam
menghadapi persalinan. Apapun metode yang digunakan untuk mengurangi
ketidak nyamanan ibu, metode tersebut harus efektif dan aman bagi ibu dan anak.
Beberapa metode untuk menghilangkan rasa sakit pada persalinan dan berbagai
strategi penanggulangan telah dianjurkan. Dari metode intervensi latihan
pernapasan hingga teknik medis penggunaan analgesik seperti analgesia epidural
(EDA). Beberapa metode komplementer atau alternatif juga telah dilaporkan
mengurangi rasa sakit selama persalinan. Ulasan Cochrane telah menunjukkan
dukungan dan pendekatan non-farmakologis untuk mengatasi rasa sakit saat
persalinan.7
Penelitian yang dilakukan oleh Cho dkk terhadap sepuluh RCT
(Randomised Controlled Trial )didapatkan bukti yang kurang meyakinkan bahwa
sekelompok wanita yang mendapatkan akupuntur dalam persalinan mengalami
penururnan intensitas nyeri saat persalinan dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Pasien dilaporkan terdapat penurunan rasa sakit secara signifikan selama
pengobatan EA (setelah 15 dan 30 menit) dibandingkan dengan plasebo EA,
namun, dalam dua penelitian, pengaruhnya tidak amati. Bila dibandingkan dengan
tanpa perawatan, akupunktur ternyata efektif hanya untuk 30 menit pertama.
Dalam penelitian dimana akupunktur dibandingkan dengan analgesia
konvensional, wanita yang menerima akupunktur metode required less meperidin
dan analgesik lainnya. Akupunktur tampaknya tidak berdampak pada hasil ibu
atau janin lainnya, juga tidak terkait dengan bahaya.7
Sepuluh RCT yang melibatkan 2.038 perempuan disertakan.VAS untuk
data intensitas nyeri tersedia dalam tujuh penelitian; Meta-analisis menunjukkan
bahwa akupunktur tidak lebih unggul dari akupunktur minimal pada 1 jam
(pooled mean difference). Pasien melaporkan secara signifikan mengurangi rasa
sakit sebesar 4 dan 6% selama pengobatan electroacupuncture (EA) pada 15 dan
30 menit, dibandingkan dengan plasebo EA, namun pengaruhnya tidak amati
setelahnya. Dibandingkan dengan tidak adanya intervensi, akupunktur
11
mengurangi nyeri hanya 11% selama 30 menit pertama . Dalam percobaan dimana
akupunktur dibandingkan dengan analgesia konvensional, wanita yang menerima
akupunktur required lessmeperidin dan metode analgesik lainnya . Tidak ada
kejadian buruk terkait akupunktur yang dilaporkan. Sehingga bukti penelitian dari
RCT tidak mendukung penggunaan akupunktur sebagai pereda nyeri saat
persalinan.7
Adapun Elektro-akupunktur berhasil digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit selama persalinan. Martoudis dan Christofides melaporkan bahwa hanya 24
dari 168 wanita (14,3%) yang diobati dengan elektro-akupunktur selama tahap
pertama atau kedua persalinan tidak menghilangkan rasa sakit. Sebanyak 192
perawatan akupunktur diberikan. Arus 3-4Hz dari perangkat electroacupuncture
diaplikasikan pada empat titik akupunktur, dua di setiap sisi: titik auricular Shen
Men dan titik Hegu (L14) pada kedua tangan. Pengobatan selama 20 menit
dianggap cukup.Rata-rata aplikasi - interval efek maksimal adalah 40 menit
(kisaran 10 - 80 menit). Durasi rata-rata efek analgesik adalah enam jam (kisaran
5,30 sampai tujuh jam). Metode yang dideskripsikan sangat sederhana, praktis,
murah dan aman bagi wanita dan bayinya.Hal itu bisa dipelajari dengan sangat
mudah dan dipraktikkan secara memuaskan oleh dokter kandungan dan bidan
tanpa latihan khusus dalam akupunktur.Sebuah studi tentang akupunktur sakral
untuk menghilangkan nyeri pada persalinan pada wanita Nigeria menemukan
bahwa analgesia klinis secara klinis didapatkan pada 19 dari 30 wanita (63%)
termasuk.Jarum yang digunakan tidak mengganggu manuver menyusui atau
obstetrik.Namun, prosedurnya memakan waktu lama. Juga telah dilaporkan bahwa
akupunktur mengurangi kebutuhan akan metode analgesia lain saat melahirkan,
dan bahwa 94% wanita menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan
akupunktur untuk persalinan di berikutnya.8
Nyeri persalinan yang tidak terkontrol berhubungan dengan spasme
vaskular, kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi, persalinan yang memanjang,
dan hipoksia janin.22 Oleh karena itu, nyeri persalinan yang tidak terkendali harus
dihindari. Diketahui saat persalinan terjadi obstruksi meridian yang berespon
dengan akupunktur dan akupresur.23 Secara historis, tiga titik akupuntur telah
12
digunakan untuk akupunktur/akupresur managemen nyeri persalinan: Hegu (LI4),
Sanyinjiao (SP6), dan Zhiyin (B67).23 Selain stimulasi opioid endogen,
akupunktur dan akupresur dapat merangsang pelepasan oksitosin yang
berkontribusi terhadap durasi persalinan yang dapat diterima secara biologis.23
Akupunktur dan akupresur dapat digunakan tanpa kontraindikasi pada persalinan
kala 1 baik pasif dan aktif [1]. Hegu (LI4), sebuah acupoint pada dorsum tangan,
pada meridian usus besar, memberi efek fisiologis dengan merangsang pelepasan
endorphin.10 Untuk EA noninvasif, Sanyinjiao (SP6) adalah akupuntur betis, 5
cm di atas malleolus medial. Untuk akupunktur TCM, Sanyinjiao (SP6) berada di
persimpangan ginjal, hati, dan meridian limpa, yang seharusnya terletak pada
aspek tibialis kaki, posterior batas tibialis medial dan palung 3 tulang yang
superior pada malleolus medial.24 Sanyinjiao (SP6) menstimulasi pelepasan
oksitosin kelenjar pituitari.10
Berdasarkan kewaspadaan biologis, penggunaan Sanyinjiao (SP6) akan
mempersingkat persalinan dengan meningkatkan kontraktilitas rahim, sedangkan
penggunaan Hegu (LI4) akan mengurangi persepsi nyeri dan mengurangi
kebutuhan analgesia.10 Konsisten dengan hal tersebut, akan ditunjukkan bahwa
Sanyinjiao dikaitkan dengan persalinan yang lebih cepat.23
Pada studi review literatur yang dilakukan oleh Nwanodi (2016)
menyimpulkan bahwa elektro-akupunktur di Ciliao (BL 32) dan JiaJin (TL10-L3),
atau JiaJin (TL10-L3) dan / atau Sanyinjiao (SP6), adalah pilihan yang masuk akal
bagi wanita yang lebih memilih untuk tidak menggunakan PCEA atau PCIA.11
Elektro-akupunktur pada titik-titik akupuntur ini dapat mengurangi lama
persalinan kala 1 akif (p <0,05) dan beberapa nilai nyeri pasca-intervensi (p
<0,01).22 MA bilateral pada Hegu (LI4) dan Zu san li (ST 36) juga dapat secara
efektif mengurangi lama persalinan kala 1 aktif dan skor nyeri dibandingkan
dengan Pethidine intramuskular.25 Hanya satu RCT dengan follow up 2 bulan
dibandingkan kombinasi EA dan MA versus MA, dan tidak ada yang
membandingkan EA dengan MA, tidak ada data yang cukup untuk menentukan
intervensi mana yang paling menguntungkan.11
13
JiaJin (TL10-L3) merupakan acupoint untuk pasien yang ingin memiliki
persalinan kembali.26 EA non-invasif di Hegu (LI4) memerlukan penyelidikan
lebih lanjut dengan lebih dari 40 peserta per kelompok. Sanyinjiao (SP6) dapat
dihubungkan dengan persalinan yang lebih cepat, namun hubungan antara
Sanyinjiao dan penurunan tingkat CD tidak diperkuat.23 Karena meningkatnya
kontraktilitas uterus, Sanyinjiao (SP6) mungkin tidak terkait dengan pengurangan
nyeri sebanyak Hegu (LI4) atau JiaJin (TL10-L3). Konsisten dengan keabsahan
biologis, Hegu (LI4) akan mengurangi persepsi nyeri dan mengurangi kebutuhan
analgesia. Pada tahun 2011, Cochrane Review menemukan bahwa akupunktur dan
akupresur mungkin memiliki peran dalam mengurangi nyeri persalinan.10 Bukti
saat ini menunjukkan bahwa EA memiliki peran dalam NPLPM, dan begitu juga
dengan akupresur juga mungkin berperan dalam NPLPM.11
14
c. Akupuntur sebagai Pereda Nyeri Panggul pada Kehamilan dan Nyeri
selama Pengambilan Oosit
Di beberapa rumah sakit, layanan akupuntur dan akupresure ditawarkan
bersamaan dengan praktik rumah sakit tradisional, merawat wanita hamil dan
pascakelahiran, yang menerima perawatan sejak awal enam minggu masa
kehamilan sampai enam minggu secara postnatal.Akupunktur adalah, dalam teori,
ideal untuk persalinan.Menjadi 'bebas obat' dan karena itu tidak memiliki efek
teratogenik berbahaya, wanita mungkin merasa lebih bahagia menerima jenis
pengobatan ini pada kehamilan mereka.Selama bertahun-tahun dokter kandungan
dan bidan merasa frustrasi karena tidak dapat menawarkan perawatan yang efektif
kepada perempuan untuk penyakit ringan kehamilan, yang bagi beberapa wanita
mungkin jauh dari kecil. Akupunktur telah digunakan untuk mengobati morning
sickness, sindroma carpal tunnel, sakit kepala, migrain, sakit punggung, linu
panggul, nyeri payudara, ketidaknyamanan akibat kondisi sinus, edema, varises,
varicositas vulva, wasir, gangguan pencernaan, sakit maag, sakit perut, konstipasi,
diare. , hiperemesis gravidarum, anemia dan hipertensi.Akupunktur juga dapat
digunakan untuk membantu dalam koreksi malpresentation, induksi persalinan
dan pereda nyeri pada persalinan. Akupunktur juga dapat digunakan secara
postnatal untuk mengobati nyeri perineum, pembengkakan payudara, mastitis,
depresi pascamelahirkan dan laktasi yang tidak mencukupi.8
Efek anestesi, selama aspirasi oosit transvaginal dengan menggunakan
ultrasound, blok paracervical menggunakan lignocain dikombinasikan dengan
akupunktur elektro-elektroda atau alfentanil intravena dinilai dalam uji coba
terkontrol multikenter acak yang melibatkan 150 wanita. Titik akupunktur dipilih
pada segmen somatik sesuai dengan persarafan ovarium dan uterus (T10 - 12, L1 -
2 dan S2 - 4). Visual Analogue Scale digunakan untuk menilai secara subyektif
selama aspirasi oosit, dan pencatatan faktor untuk hasil fertilisasi in vitro .Tidak
ada perbedaan rasa sakit yang berhubungan langsung dengan aspirasi oosit,
kecukupan anestesi selama aspirasi oosit, nyeri perut atau tingkat mual ditemukan
di antara kedua kelompok.Sebelum aspirasi oosit, tingkat stres secara signifikan
lebih tinggi pada kelompok elektro-akupunktur dibandingkan kelompok
15
alfentanil, dan kelompok elektro-akupunktur mengalami ketidak nyamanan untuk
periode yang jauh lebih lama selama aspirasi oosit. Hal ini mungkin karena
sebagian besar wanita tidak terbiasa dengan elektro-akupunktur, karena sebagian
besar dari mereka melaporkan bahwa mereka telah menerima penghilang rasa
sakit yang cukup selama dua jam setelah aspirasi oosit.Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok dalam jumlah rata-rata oosit yang diambil,
tingkat pembuahan atau tingkat keguguran. Dibandingkan dengan kelompok
alfentanil, kelompok elektro-akupunktur memiliki tingkat implantasi yang jauh
lebih tinggi, tingkat kehamilan dan tingkat 'pulang ke rumah' per transfer embrio.8
Penulis menyarankan agar electroacupuncture bisa menjadi alternatif yang
baik untuk anestesi konvensional selama aspirasi oosit. Di satu sisi, alfentanil
ditemukan dalam cairan folikuler sesaat setelah suntikan intravena, namun tidak
diketahui apakah opioid dan obat penenang mempengaruhi folikel ovarium, oosit
dan reseptivitas endometrium. Di sisi lain, elektro-akupunktur adalah metode
penghilang rasa sakit yang mengaktifkan sistem opioid endogen dan hanya sedikit
yang mengetahui efek samping yang merugikan.8
16
wanita berusia di bawah 20 tahun, tingkat prevalensi yang lebih tinggi adalah 43%
sampai 91% ditemukan. Tingkat keparahan dijelaskan oleh berbagai kriteria yang
digunakan untuk menilai dismenorea antara survei, dan deskripsi yang digunakan
untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan nyeri.14
Mekanisme akupunktur untuk mengobati disminore belum sepenuhnya
jelas. Namun, telah ada penelitian ekstensif mengenai mekanisme dimana
akupunktur dapat memberikan efek penghilang rasa sakit, dengan bukti terkini
yang menunjukkan bahwa opioid endogen, modulasi neurotransmitter (seperti
dopamin), dan efek anti-inflamasi yang dimediasi melalui hipotalamus-hipofisis-
adrenal (HPA) semuanya bisa berperan. Karena onset efek penghilang rasa sakit
dari akupunktur yang diamati dalam beberapa penelitian, kemungkinan efek
analgesik langsung yang diamati dimodulasi, oleh pelepasan opioid endogen.
Secara keseluruhan, data eksperimental saat ini mendukung tiga
kemungkinan mekanisme non-eksklusif untuk efek jangka panjang yang diamati
dari akupunktur pada dismenorea primer:
1. Menurunkan modulasi rasa sakit
2. Peningkatan aliran darah uterus melalui refleks saraf simpatik ovarian
3. Perubahan tingkat prostaglandin.
Smith 2010 dalam Jurnal Cochrane mengusulkan hipotesis modulasi nyeri
turun, di mana penghilang rasa sakit pada dismenorea primer terjadi melalui
stimulasi titik akupunktur umum, termasuk REN4, SP6 dan SP8, yang
mengirimkan sinyal melalui jalur aferen ke otak tengah. Informasi ini terintegrasi
dan mengubah persepsi seorang wanitaakan rasa sakit. Perubahan modulasi nyeri
turun ini mengubah intensitas nyeri yang dirasakan. Penelitian yang dilakukan
pada hewan percobaan menunjukkan bahwa jarum mengatur aktivitas neuro-
endokrin termasuk tingkat progesteron dan titik jarum SP6 telah terbukti dapat
meningkatkan aliran darah ovarium melalui respons refleks pada tikus.Respons
refleks serupa yang meningkatkan aliran darah uterus melalui SP6 telah
ditemukan pada manusia dan tampaknya terkait dengan beberapa manfaat
analgesik akupunktur pada dismenorea primer. Lin 2008 dalam Jurnal Cochrane
menemukan bahwa setelah tiga bulan pengobatan akupunktur terjadi penurunan
17
kadar PGF α. Sebuah meta-analisis baru-baru ini, termasuk penelitian bahasa
China, telah menunjukkan bahwa efek akupunktur pada prostaglandin masih
belum jelas karena metodologi trial yang buruk dan ukuran sampel yang kecil.
Kemungkinan akupresur memberi manfaat melalui mekanisme yang mirip dengan
akupunktur, dengan tekanan daripada stimulasi jarum yang mengaktifkan
mekanisme penghilang rasa sakit. Kesesuaian menggunakan akupunktur sham
sebagai kontrol saat ini diperdebatkan dalam literatur. Perangkat akupunktur
Sham memberikan efek non-spesifik yang signifikan, lebih besar daripada pil
plasebo, jadi kemungkinan kompromi ini setidaknya beberapa manfaat terapeutik
yang dapat diberikan oleh akupunktur.14
Daniel dkk, 2018 melakukan penelitian mengenai efektifitas akupresur
berbasis aplikasi (Android) pada wanita dengan nyeri haid. Penelitian dilakukan
pada 221 wanita, perbedaan intensitas nyeri rata-rata selama menstruasi siklus
ketiga secara statistik signifikan untuk akupresur. Pada skala 0 sampai 6, rata-rata
kepuasan dengan intervensi pada siklus ketiga adalah 3,7 (SD 1,3), rekomendasi
intervensi kepada orang lain 4.3 (1.5), kesesuaian akupresur untuk nyeri
menstruasi 3.9 (1.4), dan penerapan akupresur untuk nyeri lainnya 4.3 (1.5).
Intervensi itu aman, dan setelah siklus keenam, dua pertiga wanita (67,6%) masih
menerapkan akupresur pada semua hari dengan rasa sakit. Sehingga aplikasi
smartphone dalam bentuk self-acupressure menunjukkan pengurangan nyeri haid
dibandingkan perawatan biasa saja.15
18
Gambar 2.12. Intensitas nyeri rata-rata antara akupresur dan kontrol15
19
Penelitian acak baru-baru ini menunjukkan bahwa moksibusi lebih efektif
dalam menghasilkan versi cephalic dari pada pada kontrol. Diduga dipostulasikan
bahwa moksibusi menyebabkan turunnya kejadian biokimia: peningkatan
aktivitas adrenokorteks, peningkatan produksi oestrium oleh unit feto-plasenta,
dan peningkatan tingkat penyakit prostat di F2a ke prostaglandin E2. Pada
gilirannya ini menimbulkan nada basal uterus dan meningkatkan kontraktilitas. Ini
merangsang gerakan janin dan membuat versi spontan lebih mungkin terjadi.
Peningkatan pergerakan janin dan denyut jantung janin adalah salah satu efek
moksibusi yang paling mencolok; Gerakan yang meningkat dirasakan oleh hampir
semua wanita menjelang paruh kedua periode stimulasi dan bertahan bahkan
setelah akhir rangsangan. Stimulasi yang dilakukan pada kasus kematian janin
intrauterine gagal menghasilkan versi. Ini menjelaskan bahwa versi jenis ini
bergantung pada partisipasi janin aktif dan penjelasan apapun yang didasarkan
semata-mata pada tindakan refleks akupunktur moksibusi melalui dermatome.4
Moksibusi murah, non-invasif, tanpa rasa sakit dan dapat ditoleransi
dengan baik oleh wanita. Tidak ada efek samping yang signifikan pada wanita
atau bayi mereka yang diamati. Tekniknya sederhana dan bisa diajarkan pada
pasangan dan dipraktekkan di rumah. Kelompok Penelitian Koperasi Moksibusi
melaporkan bahwa 1841 dari 2.041 wanita (90,2%) dengan presentasi sungsang
karena perawatan ini memiliki versi cephalic spontan. Tingkat keberhasilan pada
880 wanita yang diberi pengobatan setelah 34 minggu adalah 84,6%. Delapan
puluh enam persen dari versi tersebut dicapai setelah satu sampai empat aplikasi
moksibusi dan sisanya 14% setelah lima sampai sepuluh aplikasi. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam tingkat keberhasilan antara primigravidae dan
multigravidae. Tingkat versi lebih tinggi pada wanita dengan ketegangan rata-rata
dinding perut daripada pada mereka dengan ketegangan tinggi atau rendah.4
20
studi ini termasuk kelompok kontrol,dan dengan demikian perkembangan
persalinan tidak harus berhubungan dengan pengobatan. Hal itu juga
menunjukkan bahwa pematangan serviks dapat diperbaiki jika sesi akupunktur
dilakukan pada awal bulan kehamilan ke 9. Sebuah studi terkontrol menilai efek
pada kontraksi rahim (dipantau dengan kardiotokografi) stimulasi saraf elektrik
transkutan yang diterapkan pada titik akupunktur selama empat jam pada wanita
hamil pasca-menstruasi. Dua puluh wanita secara acak ditugaskan menggunakan
arus 30 Hz ke limpa poin 6 '(kaki bagian bawah) dan' hati 3 '(dorsum kaki), atau
plasebo, di mana peralatan terpasang namun tidak diaktifkan. Frekuensi dan
kekuatan kontraksi rahim dicatat selama satu jam sebelum stimulasi dan kemudian
untuk dua jam terakhir dari periode uji empat jam. Peningkatan frekuensi dan
kekuatan kontraksi uterus yang signifikan ditemukan pada wanita yang dirangsang
secara elektrik dibandingkan dengan kelompok plasebo. Meskipun demikian,
peningkatan frekuensi yang lebih besar dan intensitas kontraksi daripada yang
diperoleh dalam penelitian ini harus dicapai, dan bertahan dalam waktu yang lebih
lama, agar persalinan terjadi. Stimulasi listrik melalui lokus akupunktur, jika
mengaktifkan serabut saraf aferen, dapat memulai sejumlah mekanisme fisiologis,
seperti perubahan hormonal yang dipengaruhi melalui jalur neuron yang menaik
ke hipotalamus, atau aktivasi refleks saraf eferen otonom ke rahim.4
21
juga secara signifikan mengurangi gejala efek samping mual dan muntah dari
kemoterapi, serta mengurangi dosis penggunaan antiemesis.d,e
22
BAB III
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24
15. Blodt S, PAch D, von Eisenhart-Rothe S, et al. Effectiveness of app-based
self acupressure for women with menstrual pain compared to usual care: a
randomized pragmatic trial. Am J Obstet Gynecol, 2018; 218: 227,e1-9.
16. West Z. Acupuncture within the National Health Services: a personal
perspective. Complementary Therapies in Nursing and Midwifery 1997;3:83–
86.
17. Filshie J, White A (ed). Medical Acupuncture. A Western Scientifi c
Approach. Churchill Livingstone, 1998.
18. Saputra, Koosnadi. Akupunktur dalam Pelayanan Kesehatan tingkat Rumah
Sakit. CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012: 780-782.
19. Rusdiatin, I. (2007). Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I di Rumah Sakit Rajawali Citra Pototono Banguntapan
Bantul. Yogyakarta: Stikes Surya Global.
20. Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur Manfaat dan Teknik Pengobatan.
Yogyakarta: Crop Circle Corp.
21. Kuniawan EH. Narrative Review: Terapi Komplementer Alternatif Akupresur
dalam Menurunkan Tingkat Nyeri. NurseLine Journal, 2016; 1(2): 246-256.
22. Ye, L., Xu, M., Che, X., He, J., Guo, D., Zhao, G., et al . (2015) Effect of
Direct Current Pulse Stimulating Acupoints of JiaJi (T10-L3) and Ciliao (BL
32) with Han’s Acupoint Nerve Stimulator on Labour Pain in Women: A
Randomized Controlled Clinical Study. Journal of Traditional Chinese
Medicine , 35, 620-625. https://doi.org/10.1016/S0254-6272(15)30149-7
23. Mafetoni, R.R. and Shimo, A.K.K. (2015) Effects of Acupressure on Progress
of Labor and Cesarean Section Rate: Randomized Clinical Trial. Revista de
Saúde Pública , 49, 9. https://doi.org/10.1590/S0034-8910.2015049005407
24. Sha, T., Gao, L., Zheng, J. and Meng, Z. (2015) Electro-Acupuncture
Effectiveness on Labor Pain Management. Archives of Gynecology
&Obstetrics , 292, 235-236. https://doi.org/10.1007/s00404-015-3733-y
25. Allameh, Z., Tehrani, H.G. and Ghasemi, M. (2015) Comparing the Impact of
Acupuncture and Pethidine on Reducing Labor Pain. Advanced Biomedical
Research , 4, 46. https://doi.org/10.4103/2277-9175.151302
26. Dong, C., Hu, L., Liang, F. and Zhang, S. (2015) Effects of Electro-
Acupuncture on Labor Pain Management. Archives of Gynecology and
Obstetrics , 291, 531-536. https://doi.org/10.1007/s00404-014-3427-x
27. Ernst E, Lee MS, Choi TY. Acupuncture in obstetrics and gynecology: an
overview of systematic reviews. The American journal of Chinese medicine.
2011;39(03):423-31.
28. Calik KY, Komurcu N. Effects of SP6 acupuncture point stimulation on labor
pain and duration of labor. Iranian Red Crescent Medical Journal. 2014
Oct;16(10).
25
29. Asadi N, Maharlouei N, Khalili A, Darabi Y, Davoodi S, Shahraki HR,
Hadianfard M, Jokar A, Vafaei H, Kasraeian M. Effects of LI-4 and SP-6
Acupuncture on labor pain, cortisol level and duration of labor. Journal of
acupuncture and meridian studies. 2015 Oct 1;8(5):249-54.
30. Rithirangsriroj K, Manchana T, Akkayagorn L. Efficacy of acupuncture in
prevention of delayed chemotherapy induced nausea and vomiting in
gynecologic cancer patients. Gynecologic oncology. 2015 Jan 1;136(1):82-6.
31. Taspinar A, Sirin A. Effect of acupressure on chemotherapy-induced nausea
and vomiting in gynecologic cancer patients in Turkey. European Journal of
Oncology Nursing. 2010 Feb 1;14(1):49-54.
26