Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan telah memberikan
pengetahuan dan teknologi untuk berhasil mengubah perjalanan banyak
penyakit. Meskipun pengobatan alopatik (pengobatan tradisional Eropa) telah
berhasil, tetapi masih banyak kondisi seperti arthritis, nyeri punggung kronis,
masalah gastrointestinal, alergi, sakit kepala, dan insomnia yang sulit diobati,
dan banyak klien menggali metode alternatif untuk mengurangi gejala sakit
kepala. Peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 75% klien mencari
perawatan dari praktisi pelayanan primer untuk mengatasi stres, nyeri dan
kondisi kesehatan dimana tidak diketahui penyebab dan obatnya (Rakel dan
Faas, 2006).
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian
penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya
(Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan
seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk
penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien
ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya sehingga apabila
keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi
komplementer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari body manipulasi ?
2. Apa sajakah jenis-jenis body manipulasi (Manipulative And Body- Based
Therapies)?
3. Apakah indikasi body manipulasi ?
4. Apakah kontraindikasi body manipulasi ?
5. Apakah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam body manipulasi ?

1
1.3 Tujuan
1. Memahami pegertian dari body manipulasi
2. Memahami jenis-jenis body manipulasi (Manipulative And Body- Based
Therapies)
3. Memahami indikasi body manipulasi
4. Memahami kontraindikasi body manipulasi
5. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam body manipulasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Body Manipulasi (Manipulative And Body Based Method )


Manipulative and body based method yaitu terapi dengan cara memberikan
perangsangan pada tubuh untuk mengembalikan fungsi normal tubuh.

2
Perangsangan dapat berupa sentuhan, tekanan, maupun menggerakan anggota
tubuh. Contoh terapi yaitu masase, akupresur dan yoga (Zahrawani, 2010).
Merangsang atau menggerakan anggota tubuh untuk mengembalikan
fungsinya untuk normal, misalnya chiropractic, osteopathic, manipulation, dan
pijat (massage). Juga termasuk gerak dan latihan pernafasan seperti yoga,
Alexander technique, pilates, teknik buteyko, eucapnic breathing.

2.2 Jenis-Jenis Body Manipulasi (Manipulative And Body- Based Therapies)


Merupakan terapi yang didasari pada manipulasi dari atau penggerakan dari
satu atau lebih bagian tubuh. Tipe tipe dari jenis terapi ini meliputi Tai-chi,
pengobatan kiropraktic, metode feldenkrais, akupresure, dan terapi pijat
(massage).
2.1.1. Tai- Chi

Terapi Tai Chi merupakan terapi alternatif yang


menghubungkan pernafasan, pergerakan dan meditasi untuk
membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan darah kehidupan
yang penting.
Tai dan Chi. Tai mempunyai makna agung, dahsyat (luar biasa)
dan Chi mempunyai air hawa murni atau tenaga yang sangat halus
yang ada di dalam diri manusia dan dapat dihasilkan melalui latihan
Qi Gong (olah nafas). Jadi Tai-Chi adalah kekuatan jiwa yang muncul
dari hasil olah nafas dalam diri manusia sehingga keluar dalam bentuk
tenaga yang sangat dahsyat secara fisik. Pilihan olah tubuh terbaik
untuk lansia. Dapat menyembuhkan nyeri kronis.
1. Gerakan Taichi
Taichi pada tingkatan fisik adalah serangkaian gerakan yang
memang disengaja dilakukan dengan lambat dan hati-hati. Latihan
menekankan pada gerakan yang tepat, pernapasan, dan juga
kesadaran. Untuk memahami gerakan taichi sebaiknya dipelajari
dari instruktur yang sudah berpengalaman.
Pada zaman sekarang, taichi justru dikenal sebagai seni bela
diri yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Gerakan

3
yang perlahan dan berisiko rendah menjadikan taichi sebagai
latihan yang ideal bagi orang tua ataupun mereka yang kesulitan
secara fisik. Taichi dipraktekkan tak hanya sebatas olaharaga tetapi
juga kualitas estetika dengan komponen spiritual bersahaja,
menggabungkan konsep Cina yin-yang dan chi, atau aliran energi.
2. Manfaat Taichi
Begitu banyaknya manfaat taichi bagi kesehatan, membuat
banyak rumah sakit besar membuka kelas untuk mempercepat
penyembuhan pasien. Studi independen yang dipublikasikan
melalui jurnal Plus One pada April 2013 menemukan bahwa taichi
mengurangi gejala rematik, meningkatkan fungsi fisik pada pasien
osteoarthritis, meningkatkan pernapasan, dan daya tahan pasien
penderita penyakit paru-paru obstruktif kronis sama seperti
pengobatan konvensional.
Jurnal Fisioterapi yang diterbitkan Maret 2012 juga
mengungkap bahwa latihan taichi dapat mengurangi gangguan
keseimbangan pada penderita parkinson. Tahun 2010 pada New
England Journal of Medicine, para dokter menulis bahwa taichi
adalah perawatan yang berguna untuk fibromyalgia, gangguan saraf
yang ditandai dengan nyeri otot luas dan kelelahan. Juga pada
tahun 2010, dokter melaporkan di BioMed Central bahwa latihan
teratur taichi meningkatkan kesejahteraan psikologis termasuk
mengurangi stres, kecemasan, depresi dan gangguan mood, dan
meningkatkan harga diri.

2.1.2. Pengobatan Chiropractic


Chiropractic (siropraktik) adalah suatu bentuk terapi koreksi
tulang baik menggunakan tangan saja atau menggunakan alat khusus,
yang berfokus pada hubungan antara struktur dan fungsi, khususnya
pada tulang belakang. Chiropractor (Penerapi Chiropractic)
melakukan manipulasi terhadap sistem muskuloskeletal untuk
mengurangi rasa sakit dan mendorong tubuh untuk menyembuhkan
dirinya sendiri.
Chiropractic, “Chiro” berasal dari kata Greek yang berarti
“tangan” dan “practor” yg berarti “dikerjakan dengan”. Chiropractor

4
menggunakan manipulasi dgn tangan atau alat untuk memperbaiki
struktur tulang belakang.
Seluruh tubuh manusia, baik otot, organ dan sel sekalipun
dikontrol oleh system saraf. Sedangkan system saraf (otak dan saraf
tulang belakang) dilindungi oleh tengkorak dan tulang belakang.
Sehingga jika pada tengkorak dan tulang belakang terjadi “subluksasi”
atau struktur tulang yg tidak pada tempatnya akan menyebabkan
gangguan pada system saraf manusia.
Maka tidak heran, bila terjadi subluksasi (partial dislocated
yang menyebabkan gerakan sendi tidak normal) pada tengkorak dan
tulang belakang, akan sangat menganggu kinerja otot dan organ.Pada
chiropractic, hubungan antara struktur tulang belakang dan fungsi
sistem saraf dipandang sebagai kunci untuk mempertahankan atau
memulihkan kesehatan. Metode utama untuk mengoreksi hubungan
ini adalah manipulasi tulang belakang. Chiropractors juga dapat
memberikan terapi fisik (seperti panas dan dingin, stimulasi listrik,
dan strategi rehabilitasi), pijat, atau akupresur atau merekomendasikan
latihan atau perubahan gaya hidup.
Chiropractic sedang dipelajari secara aktif. Masalah yang
diobati dengan chiropractic meliputi nyeri punggung bawah, berbagai
gangguan sakit kepala (walaupun efektifitasnya tidak selalu jelas),
nyeri leher, dan rasa sakit yang disebabkan oleh saraf yang
terkompresi.
Uji klinis sebelumnya telah menunjukkan bahwa chiropractic
seefektif perawatan medis konvensional dalam memberikan bantuan
nyeri pinggang jangka pendek. Pedoman praktik medis konvensional
mencakup chiropractic sebagai pilihan pengobatan untuk nyeri
punggung bawah yang tiba-tiba yang bertahan meskipun tindakan
orang dilakukan sendiri. Perawatan berlanjut lebih dari 3 bulan
mungkin tidak memberi manfaat tambahan. Kegunaan manipulasi
untuk kondisi yang tidak terkait langsung dengan sistem
muskuloskeletal belum dilakukan.
Komplikasi serius akibat manipulasi tulang belakang, seperti
nyeri punggung bawah, kerusakan pada saraf serviks, dan kerusakan

5
pada arteri di leher, jarang terjadi. Efek samping lainnya meliputi
ketidaknyamanan, sakit kepala, dan kelelahan, yang biasanya hilang
dalam waktu 24 jam.

2.1.3. Akupresure
1. Pengertian
Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti
jarum dan menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan rangsangan (stimulasi) titik akupunktur dengan
teknik penekanan atau teknik mekanik. Penekanan dilakukan
sebagai pengganti penusukan jarum yang dilakukan pada
akupunktur dengan tujuan untuk melancarkan aliran energi vital
(qi) pada seluruh tubuh.
Akupresure adalah suatu teknik penyembuhan dengan
menekan, memijat, mengurut bagian tubuh untuk mengaktifkan
peredaran energy vital atau qi. Akupresure juga disebut akupuntur
tanpa jarum, sebab teori akupunkture yang mendasari dasar praktek
akupresure (Sukanta, 2008).
2. Manfaat
Sejarah telah membuktikan bahwa akupresur dapat
bermanfaat mencegah penyakit yang bertujuan untuk mencegah
masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh,
penyembuhan penyakit, rehabilitasi, dan promotif (Dibble, et al,
2007). Menurut Tournaire & Theau-Yonneau (2007) dengan
merangsang titik-titik tertentu disepanajng meridian, yang
ditransmisikan melalui serabut syaraf besar ke formation
reticularis, thalamus, dan system limbic tubuh melepaskan
endorphin. Endorphin adalah zat penghiang rasa sakit yang secara
alami diproduksi didalam tubuh, memicu respon menenangkan dan
membangkitkan semangat dalam tubuh, memiliki efek positif pada
emosi, dapat menyebabkan relaks dan normalisasi fungsi tubuh dan
sebagian dari pelepasan endorphine akan menurunkan tekanan
darah dan meningkatkan sirkulasi darah.
3. Teori dasar akupresur

6
Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan
pada teori keseimbangan yang bersumber dari ajaran Taoisme yang
mengajarkan bahwa semua isi alam raya dan sifat-sifatnya dapat
dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok yin dan
yang (Sukanta, 2008). Akupresur berdasar pada tiga komponen
dasar yaitu energy vital, system meridian, dan lintasannya serta
titik akupresur, fungsi dan lokasinya.
a. Energy vital yang merupakan materi dasar kehidupan manusia
yang dibentuk dari sari makanan. Minuman dan udara, serta
dipengaruhi oleh kondsi lingkungan (Sukanta, 2008). Qi
berada diseluruh tubuh manusia, bersifat dinamis akif dan
hangat sehingga dikategorikan dalam kelompok yang. Qi
berperan memproduksi dan mengontrol darah, menghangatkan
dan memberikan nutrisi ke jaringan, dan mengaktivasi fungsi-
fungsi organ. Selain itu qi juga berperan dalam menguatkan
koordinasi dan keseimbangan fungsi tubuh (Tagard & Zhu,
2001). Qi berperan didalam tubuh manusia sebagai sarana
komunikasi dan informasi ke sel-sel dan diantara sel membawa
suplai informasi ke saraf-saraf dan system hormone (Waechter,
2002).
b. Sistem Meridian
Meridian adalah saluran energy vital yang mengalir ke seluruh
tubuh. Setiap meridian mempunyai dua jenis lintasan, yaitu
lintasan dipermukaan kulit tempat berlokasinya titik pijay dan
lintasan didalam tubuh yang mencapai tubuh dibagian dalam.
Secara anatomis belum dapat dilihat scera kasat mata tetapi
sudah diakui keberadaannya secara gungsional (Sukanta,
2003). Meridian diklasifikasikan menjadi meridian umum dan
meridian istimewa. Meridian umum adalah paru-paru, usus
besar, limpa, lambung, jantung, usus kecil, kantong kemih,
ginjal, selaput jantung, tripemanas, kantong empedu dan hati.
Sedangkan meridian istimewa adalah tu dan meridian ren yang
melintas digaris tengah tubuhh. Meridian istimewa merupakan

7
pengikat atau penghubung semua meridian, sehinga empat
belas meridian merupakan matarantai yang tidak terputus.
(Sukanta, 2008).
4. Cara perangsangan titik akupresur
Dalam penekanan atau perangsangan akupresur ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu reaksi yang akan ditimbulkan,
kondisi pasien dan jenis keluhan yang dialami pasien (Sukanta,
2008). Reaksi yang ditimbulkan meliputi reaksi untuk menguatkan
enrgi dan reaksi untuk melemahkan energy. Reaksi ini dipengaruhi
oleh lama pemijatan dan arah pemijatan. Penekanan yang bertujuan
untuk reaksi menguatkan dapat dilakukan dengan melakukan 30
kali pijatan atau putaran searah jarum jam atau mengikuti arah
meridian. Sedangkan akupresur yang bertujuan untuk reaksi
melemahkan dilakukan dengan melakukan pemijatan lebih dari 40
kali atau putaran berlawanan arah jarum jam atau berlawanan
dengan arah meridian (Sukanta, 2008).
Pada pertimbangan kondisi klien dan jenis keluhan, penyakit
yang sifatnya mendadak dank eras pijitan dilakukan lenih dari 30
kali dan dilakukan agak keras, dilakukan setiap keluhan muncul
atau sehari sekali, pasien yang dalam kondisi lemah pemijatan
dilakukan sebanyak dua hari sekali dan pasien yang tidak dalam
kondisi lemah pemijatan dilakukan setiap keluhan muncul atau
minimal satu kali sehari.
2.1.4. Massage
1. Pengertian Massage
Berdasarkan istilahnya massage berasal dari bahasa Arab dari
kata Mass yang berarti menekan, dan imbuhan Age dari bahasa
prancis. Sedangkan dari bahasa Yahudi Maschesch yang berarti
meraba. Menurut Anastasia, H (2007), Massage adalah tindakan
perawatan yang dilakukan terapis dengan melakukan gerakan –
gerakan seperti mengusap dengan telapak tangan, meremas dengan
jari, menekan dengan ibu jari atau dengan kepalan tangan, meremas
dengan menggunakan kedua tangan, mencubit, meninju, menetap
dengan sisi tangan, menakup, menepuk dengan punggung tangan,

8
menggetarkan, memutar dan menggosok. Sedangkan menurut
Konggidinata, (2007). Massage merupakan terapi yang efektif yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kelenturan dan rentang gerak
persendian karena suplai darah ke dalam sel – sel di area tersebut
lebih banyak sehingga rasa sakit dan ketegangan berkurang.
2. Sejarah Massage
Sejarah massage menemukan bahwa massage berasal dari
kebiasaan manusia yaitu suka mengelus-elus, menggosok-gosok
atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit. Dengan cara demikian
ternyata rasa sakit itu berkurang. Berdasarkan pengalaman itu
orang yang arif menemukan penyembuhan yang sekarang dikenal
dengan massage. Yang menarik ialah bahwa cara penyembuhan
seperti itu telah ada di berbagai belahan dunia ini, seperti di
Tiongkok dalam kitab KONG FU(2700 SM) terdapat tulisan yang
berhubungan dengan massage dan senam penyembuhan.
Waktu itu telah dikenal cara pemijatan (Petrissage) dan
gosokan (Frictions). Bangsa India kuno yang terkenal telah
memiliki peradaban yang tinggi telah mengenal massage dengan
hygiene seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini
tedapat dalam kitab suci VEDA. Bangsa Mesir dan Persia Kuno
juga telah mengenal massage dan senam. Walaupun peninggalan
dalam bentuk tulisan tidak ditemukan tetapi dapat dilihat pada
benda-benda relief peninggalan mereka (Konggidinata, 2007).
3. Manfaat Massage
Secara umum manfaat massage yaitu memperlancar
peredaran darah dan getah bening karena massage membantu
memperlancar metabolisme dalam tubuh sehingga menyebabkan
vasodilatasi pada pembuluh darah dan getah bening. Hasilnya
aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan sisa
metabolise semakin lancar sehingga memicu hormon endhoprin
yang dapat memberikan rasa nyaman (Hadibroto & Alam, 2006).
Adapun manfaat massage yang lain yaitu :
a. Mengurangi ketegangan otot.
b. Meningkatkan sirkulasi darah.

9
c. Meningkatakan mobilitas dan rentang kemampuan gerak
persendian.
d. Merangsang dan mengaktifkan siste saraf.
e. Meningkatkan kondisi kulit.
f. Memperbaiki pencernaan dan fungsi usus, mengatasi nyeri
akut dan kronis.
g. Mengurangi pembengkakan, engurangi stres, menimbulkan
elaksasi, memperbaiki sistem imunitas dan meningkatkan
kualitas hidup secara umum.
Ada beberapa jenis pijat antara lain:
a. Pijat relaksasi
Cara pemijatan yang lembut dan ‘mengalir’ untuk
menimbulkan efek relaksasi, meningkatakn dan memperbaiki
sirkulasi, serta rentang gerak tubuh dan mengatasi ketegangan
otot.
b. Pijat pengobatan
Tindakan paramedik yang membantu pemulihan fungsi
jaringan lunak yang terluka atau cedera.
c. Pijat olahraga
Mengkombinasikan berbagai teknik pijat untuk eningkatkan
performa olahraga dan pemulihan akibat cedera karena
olahraga
d. Pijat aromaterapi
Memadukan unsur terapeutik dari minyakt esensial dengan
teknik pemijatan khusus, untuk pengobatan, meningkatakn
kesehatan, dan kesejahteraan secara umum.
e. Refleksologi
Teknik pemijatan dengan menggunakan terakan jari pada titik-
titik refleksi di kaki, untuk memabantu keseimbangan energi di
dalam tubuh.
f. Pijat oriental (untuk pengobatan)

10
Pemijatan yang dilakukan disepanjang garis eridian untuk
menyeimbangkan energi dalam tubuh. Pemijatan ini berdasar
pada sisten oriental seperti akupresur, shiatsu, dan tui na.
4. Mekanisme Massage
Mekanisme massage atau pijat yaitu dimulai dari tekanan
berirama dan gerakan- gerakan dalam pijat yang memberikan
rangsangan pada reseptor saraf mengakibatkan pembuluh darah
melebar secara refleks sehingga peredaran darah dan aliran getah
bening lancar (Hadibroto & Alam, 2006). Sedangkan untuk
pengaruh yang ditimbulkan dari proses massage diantaranya:
(Purnawan, R. 2012)
a. Terhadap Otot
Mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan jaringan-
jaringan lunak dalam tubuh sehingga mengurangi ketegangan
otot, dengan meknisme mempercepat pengosongan dan
pengisian cairan dan mempelancar sirkulas dan pembesan sisa-
sisa pembakaran.
b. Saraf
Massage dapat memberikan rasa ringan pada saraf yang
terganggu oleh ketidaknyamanan seperti tegang, dan sakit
dimana massage akan menstimulasi aktivitas otot dan aliran
darah sehingga akan memelihara kondisi saraf terutama saraf
perifer.
c. Rangka
Memperkuat sistem rangka karena massage akan memperbaiki
sirkulasi darah dan getah bening atau saluran limfe di otot
sehingga akan menghasilkan sirkulasi yang lebih baik dalam
tulang.
d. Peredaran darah dan lympe
Massage dapat menghilangkan sumbatan pada arteri dan vena
sehingga mempelancar peredaran darah. Sedangkan untuk
lympe dipengaruhi oleh sistem kerja otot dan aliran darah yang

11
lancar sehingga keadaan ini membantu penyerapan cariran
lympe terhadap jaringan.
e. Pernafasan
Pengaruh massge terhadap pernapasan dapat meningkatkan
aktivitas paru-paru sehingga akan terjadi pendorongan pada
sirkulasi darah yang akan membawa karbon dioksida melalui
pembuluh balik atau vena kejantung dan diteruskan ke paru-
paru melalui pulmonalis kemudian diproses sehingga
menghasilkan O2 yang banyak untuk diedarkan ke seluruh
jaringan atau sel.
Teknik yang digunakan untuk masase merupakan bentuk dari
manipulasi pada tubuh, sesuai dengan pengertian masase yang
merupakan bentuk manipulasi pada tubuh. Manipulasi ini meliputi
effluerage (mengusap), friction (menggosok), petrissage
(memijit/meremas), vibration (menggetar), dan percussion
(mengetik/menepuk). Effluerage adalah gerakan mengusap yang
dilakukan secara lembut dan berirama serta bisa juga dibarengi
dengan tekanan (Snyder & Lindquist, 2002). Bagian tubuh yang
dapat digunakan untuk melakukan effleurage adalah telapak
tangan, ibu jari, dan jari tangan. Penggunaan telapak tangan bisa
menggunakan satu tangan maupun dua tangan yang berfungsi
untuk mengusap bagian ektremitas, leher, dada, dan punggung
(Ostrom, 2000).
a. Friction adalah gerakan menggosok yang sedang, berpindah,
dan dengan tekanan konstan yang bisa dilakukan dengan ibu
jari, jari tangan maupun satu telapak tangan (Snyder &
Lindquist, 2002). Friction (menggerus) adalah gerakan
menggerus yang arahnya naik dan turun secara bebas. Friction
(menggunakan ujung jari atau ibu jari dengan menggeruskan
melingkar seperti spiral pada bagian otot tertentu. Tujuannya
adalah membantu menghancurkan myloglosis, yaitu timbunan
sisa-sisa pembakaran energi (asam laktat) yang terdapat pada

12
otot yang menyebabkan pengerasan pada otot. Friction dengan
ibu jari dan jari tangan bisa digunakan pada ekstremitas dan
wajah, sedangkan friction satu telapak tangan digunakan untuk
lengan dan punggung (Ostrom, 2000).
b. Effeurage (menggosok) adalah gerakan ringan berirama yang
dilakukan pada seluruh permukaan tubuh. Effleurage
menggunakan seluruh permukaan telapak tangan dan jari-jari
untuk menggosok daerah tubuh tertentu. Tujuan aplikasi ini
adalah memperlancar peredaran darah dan cairan getah bening
(limfe).
c. Petrissage adalah gerakan memijit atau meremas untuk
menjepit bagian kulit pada suatu otot atau jaringan (Snyder &
Lindquist, 2002). Petrissage ini bisa dilakukan dengan dua ibu
jari, ibu jari dan jari tangan, serta dua telapak tangan (Ostrom,
2000). Petrissage merupakan manipulasi yang terdiri dari
perasan, tekanan, atau pengangkatan otot dan jaringan dalam.
Efek petrissage dapat mempengaruhi saraf motorik. Efek
petrissage sangat berguna pada saat terjadi kelelahan otot.
Petrissage (memijat) yaitu dilakukan dengan memeras atau
memijat otot-otot serta jaringan penunjangnya, dengan gerakan
menekan otot kebawah dan kemudian meremasnya, yaitu
dengan jalan mengangkat seolah-olah menjebol otot keatas.
Tujuan dari petrissage yaitu untuk mendorong aliran darah
kembali kejantung dan mendorong keluar sisa-sisa
pembakaran.
d. Vibration adalah gerakan menggetar untuk memberi energi
pada tubuh dengan cara merangsang atau menenangkan tubuh
dengan menggunakan telapak tangan, jari tangan, atau alat
vibrasi mekanik. Sementara percussion adalah gerakan
mengetik atau menepuk dengan cepat yang meliputi tapping
dan klapping (Snyder & Lindquist, 2002).
Vibration (menggetarkan), yaitu gerakan menggetarkan yang
dilakukan secara manual juga mekanik. Tujuannya adalah

13
untuk merangsang saraf secara halus dan lembut agar
mengurangi atau melemahkan rangsang yang berlebihan pada
saraf yang dapat menimbulkan ketegangan. Vibration
(menggetar) yaitu manipulasi dengan menggunakan telapak
tangan atau jari-jari, getaran yang dihasilkan dari kontraksi
isometri dari otot-otot lengan bawah dan lengan atas, yaitu
kontraksi tanpa pemendekan atau pengerutan serabut otot.
Tujuan vibration yaitu untuk merangsangi saraf secara halus
dan lembut, dengan maksud untuk menenangkan saraf (Potter
& Perry, 2005).
e. Tapotement,
Tapotement merupakan gerakan pukulan ringan berirama yang
dibarikan pada bagian yang berdaging. Tujuannya adalah
mendorong atau mempercepat aliran darah dan mendorong
keluar sisa-sisa pembakaran dari tempat persembunyiannya.
Tapotement (memukul) yaitu dengan kepalan tangan, jari
lurus, setengah lurus atau dengan telapak tangan yang
mencekung, dengan dipukulkan ke bagian otot-otot besar
seperti otot punggung.
Tujuannya yaitu untuk merangsang serabut saraf tepi dan
merangsang organ-organ tubuh bagian dalam.
Prosedur masase punggung: (Potter & Perry, 2005)
a. Mengkaji apakah ada fraktur atau luka, karena jika hal ini
terjadi maka masase punggung dapat memperparah cedera.
b. Mengkaji denyut nadi dan tekanan darah pada klien dengan
riwayat hipertensi dan disritmia karena masase dapat
menstimulus saraf otonom.
c. Menjelaskan prosedur dan mempersiapkan alat yang meliputi
handuk, selimut, dan lotion serta mengatur lingkungan seperti
cahaya, suhu, dan suara.
d. Mengatur posisi klien (pronasi atau sims) yang nyaman pada
tempat tidur dengan posisi tempat tidur lebih tinggi dari
pinggang perawat sehingga posisi perawat nyaman dan tidak
mencederai.

14
e. Membuka pakaian atas klien, dan menutup bagian tubuh klien
(dari bawah bokong sampai kaki) dengan selimut kemudian
menutup bagian bawah bokong klien dengan handuk.
f. Mencuci tangan dengan air hangat untuk menghangatkan
lotion karena lotion akan terasa dingin pada kulit klien, atau
dengan merendam botol lotion pada air hangat.
g. Memasase bokong dengan gerakan mengusap melingkar dari
bokong ke punggung kemudian ke bahu dan kembali lagi ke
punggung sampai bokong.
h. Meremas kulit dengan mengguanakan antara ibu jari dan jari
tangan pada daerah tulang belakang mulai dari bokong sampai
bawah leher.
i. Mengakhiri masase dengan gerakan memanjang
j. Membersihkan bagian tubuh yang dimasase dengan handuk
dari sisa lotion yang menempel.
k. Membereskan alat dan mencuci tangan.
l. Mengkaji respon klien setelah masase serta mencatat kondisi
kulit, dan setiap daerah atau otot yang nyeri atau tegang.
m. Mengkaji kembali denyut nadi dan tekanan darah.

2.3 Indikasi Body Manipulasi


2.3.1. Tai-Chi
1. Penyakit Jantung, Diabetes, dan Stres
2. Arthritis
3. Gangguan otot dan sendi
2.3.2. Chiropractic
1. Osteoporosis
2. Gejala neuropati (misalnya kehilangan sensasi atau kekuatan pada
satu atau lebih tungkai)
3. Sebelumnya pernah operasi tulang belakang
4. Stroke
5. Gangguan pembuluh darah
2.3.3. Akupresur
1. Berbagai penyakit syaraf : Stroke, Bell’s Palsy, vertigo, rasa
kesemutan di lengan atau tungkai

15
2. Terapi komplemen program kesuburan.
3. Berbagai gejala nyeri, misal nyeri otot dan tulang, nyeri pada daerah
wajah, leher, kepala, pundak, punggung dan anggota gerak. Migrain,
syaraf terjepit, nyeri penyakit rematik dan sendi.
4. Obesitas atau kelebihan berat badan.
5. Alergi kulit, hidung atau asma
6. Gejala saat menstruasi (nyeri haid), atau saat peri menopause
7. Masalah kosmetik kulit seperti flek, akne, gangguan kulit lain
8. Gangguan pencernaan, lambung, obstipasi
9. Sulit tidur, depresi
10. Gangguan metabolisme seperti diabetes, asamurat, cholesterol dan
komplikasinya seperti nyeri, kesemutan
2.3.4. Massage
1. Meringankan rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka punggung,
nyeri otot, fibromyalgia, dan kegelisahan
2. Mengobati kelelahan, nyeri, mual dan muntah pada penderita kanker
3. Membantu otak, saraf, dan perilaku bayi dengan berat lahir rendah
agar berkembang secara normal
4. Menghilangkan sembelit kronis
5. Mengontrol asma

2.4 Kontraindikasi Body Manipulasi


1. Luka Terbuka
Karena akan menyakiti apabila dipijat
2. Luka bakar
3. Adanya tumor
Dikhawatirkan sel-sel tumor akan menyebar
4. Orang yang memiliki jumlah trombosit rendah atau kelainan ( pijat dapat
menyebabkan memar apabila orang tersebut mengalamai gangguan
pembekuan darah maka bisa terjadi perdarahan internal
5. Demam Tinggi

2.5 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Body Manipulasi


A . Arah Gerakan Tangan

Gerakan tangan yang benardari seorang masseur/masseuse adalah ke arah


centripetal yaitu gerakan tangan yang mengikuti pembuluh darah balik (vena)
yang membawa darah kotor ke jantung.

16
Pada bagian-bagian di bawah jantung harus diarahkan ke atas (ke arah jantung),
sedangkan pada bagian tubuh di atas jantung terutama leher sebagai jembatan
penghubung kepala harus diarahkan ke bawah (ke arah jantung) melalui pembuluh
darah balik (vena).

B. Manipulasi Pada Pasien

Manipulasi atau Pegangan yang dilakukan seorang masseur/masseuse dilakukan


dengan tekanan yang cukup disesuaikan kondisi sipasien dan penuh perasaan
sehingga mendatangkan rasa enak (nyaman) pada pasien yang bersangkutan.

Pada saat melakukan massage, tangan masseur/masseuse harus dalam keadaan


rileks, tidak kaku atau tegang. Jika perlu harus menggunakan berat badanya untuk
memberikan tambahan tekanan, tetapi tetaplah harus dalam batas-batas yang
sesuai menurut kebutuhannya, sehingga tidak sampai menimbulkan bercak-bercak
merah (memar) yang menimbulkan rasa sakit.

Masseur/masseuse tetap harus memusatkan perhatiannya terhadap tugas yang


dihadapi dan selalu sensitif (peka) terhadap segala perubahan-perubahan yang
terjadi pada si pasien.

Dalam mempelajari pegangan atau manipulasi ini ada dua hal yang perlu di
perhatikan, yaitu :

a. Mempelajari manipulasi.

b. Berlatih melaksanakan pegangan dan berlatih meraba dan merasakan


bagaimana kondisi jaringan yang di massage.

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :

1. Keadaan kulit, misalnya kulit yang kasar, suhu (dingin/panas) atau warna
kemerah-merahan (bengkak).
2. Keadaan abnormal pada jaringan di bawah kulit, misalnya pembengkakan
(haematome), pengerasan atau penebalan (miogelosen), jaringan yang
lunak, otot kaku atau kejang-kejang.
3. Pergeseran pada sendi atau perubahan dalam luas gerak persendian.
4. Tanda-tanda kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan lain-lain.

C. Posisi Pasien

Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi serileks


mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami ketegangan (kendor).

Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang diberikan
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks akan

17
memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan mengingat banyak
orang yang mengalami kesibukan, ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan
sehari-hari. Terkadang jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia
justru menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul karena ada
perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan sekitarnya.

Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks selama


perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan manipulasi dengan
sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu anggota badan ke atas dan
kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada ketegangan, maka pasien diminta
berbaring lagi seakan-akan tidak bertenaga sama sekali.

Pasien harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan diharapkan tidak
terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan terdapat banyak ventilasi.
Selain itu selama di masase, bagian tubuh yang tidak di masase harus ditutup atau
diselimuti.

18
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan
pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak
sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada
petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak
dialog perawat untuk penggunaan terapi alternative. Hal ini terjadi karena
klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya
sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan
terapi komplementer.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama
mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menggunakan makalah ini
sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang Keperawatan
Komplementer dan diharapkan para pembaca bisa memberikan kritik dan
saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan
makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ostrom, K.W. (2000). Massage and the Original Swedish Movements.


Philadelphia: Royal University of Upsala

19
Purnawan, R. (2012). Perbandingan pengaruh massage dan akupesur terhadap
recovery perenang Bandung Internasional Swim. Universitas Pendidikan
Indonesia: repository.upi.edu
Potter, P.A., Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 2.
Jakarta: EGC.
Sa’diah, H. (2010). Profesi Tukang Pijat dalam Hukum Islam . Fakultas Syari’ah
dan Hukum. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.
Sukanta, P.O.(2008). Akupresure & Minuman untuk Mengatasi Gangguan
Kesehatan Reproduksi. PT. Eka Media Komputindo. Jakarta.
http://herlenarahmawati.blogspot.com/2012/02/massase-olahraga.html?m=

20

Anda mungkin juga menyukai