OLEH:
KATA PENGANTAR
1
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat sertaa hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah penulis yang berjudul “KONSEP DASAR STERILISASI DAN
DESINFEKSI“.
Makalah ini di maksudkan sebagai tuntutan belajar bagi mahasiswa di institusi
pendidikan kesehatan khususnya program studi D-3 Keperawatan. Semoga dengan
adanya makalah ini bisa memberi sedikit pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi
penulis sendiri, makalah ini terselesaikan oleh karena bantuan banyak pihak.
Tentunya penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari
kata kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….11
3.2
SARAN………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.1 LATAR BELAKANG
Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada
pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai
bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan
mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu
bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu
mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam
makalah ini. Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia kebidanan.
4
1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini adalah, agar mahasisiwa atau mahasiswi
bisa mengetahui sterilisasi dan desinfeksi, memahami dan mengenal apa
yang dimaksud dengan sterilisasi dan desinfeksi tersebut. Mahasiswa atau
mahasiswi mampu menerapkan yang telah di bahas di makalah ini.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Apa yang dimaksud dengan sterilisasi
2. Apa yang dimaksud dengan desinfeksi
3. Macam-macam desinfeksi
4. Bagaimana peranan tenaga kesehatan/bidan dalam sterilisasi dan
desinfeksi
1.4. MANFAAT
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
pengetahuan mengenai sterilisasi dan desinfeksi. Secara praktis makalah
iniberguna bagi :
1.4.1 Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di
bidang kesehatan khususnya tentang sterilisasi dan desinfeksi.
1.4.2 Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah
BAB 2
PEMBAHASAN
5
kuman patogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat kebidanan
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau bahan kimia.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.Proses sterilisasi
dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme
luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen
atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat kebidanan dengan
cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis
sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas
(Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
6
2.1.2 PENGERTIAN DESINFEKSI
7
2.1.3 MACAM-MACAM DESINFEKTAN
1. Garam Logam Berat Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan
perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.
Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat
yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian,
orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai
desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom,
metafen atau mertiolat.
2. Zat Perwarna Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif,
walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan,
bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna
itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel.
Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang
digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3. Klor dan senyawa klor Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.
persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan
yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.
5. Kresol Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic.
8
Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan
oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati.
Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit,
tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir
6. Alkohol Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil
dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama
karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).
8. Etilen Oksida Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan
agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat
penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah
kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya
substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini
telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah-
rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam
aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan
dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
9
2.1.4 PERANAN TENAGA KESEHATAN DALAM STERILISASI DAN
DESINFEKSI
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk
kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi.
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bekteri.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm l
diunduh pada tanggal 06mei 2011 18:29
http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resume-
pengendalian-infeksi.html
11
12:31 5 19 2011
12