Oleh:
NAMA KELOMPOK 2 :
1. Anak Agung Ratna Wahyundari (193213004)
2. Ayu Novita Sari Tampubolon (193213008)
3. Febriyani Falentien Fairnap (193213011)
4. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
5. Ni Kadek Ellys Puja Asvini (193213023)
6. Ni Kadek Meira Diantari (193213025)
7. Ni Made Ananda Candra Rahmitha Putri Kepakisan (193213035)
8. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
9. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
10. Ni Wayan Juni Wirastini (193213045)
11. Ni Wayan Nopita Sari (193213046)
12. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049
Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini
dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik
dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritikserta saran
dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini
dapat bermanfaat bagi kita sekalian
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Dry Cuping dan Wet Cup Therapy.................................................................3
2.1.1 Pengertian Dry Cuping..............................................................................................3
2.1.2 Pengertian Wet Cup Therapy.....................................................................................3
2.2 Konsep Dry Cup dan Wet Cup Therapy...........................................................................4
2.3 Biofisiologi Dry Cup dan Wet Cup Therapy....................................................................5
2.4 Teknik Dry Cup dan Wet Cup Therapy...........................................................................7
2.5 Indikasi dan Kontra Indikasi Dry Cup dan Wet Cup Therapy......................................10
2.6 Evaluasi Dry Cup dan Wet Cup Therapy.......................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kedudukan populer di jajaran berbagai metode terapi lain yang ada di berbagai negara, karena
banyak ahli pengobatan yang mengetahui khasiat cupping therapy dalam mengobati berbagai
macam penyakit.
1.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa dan pembaca
memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai
konsep bekam dry cuping dan wet cuping.
2. Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dapat menerapkan dari konsep bekam dry cuping dan wet
cuping.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Cara bekam menyembuhkan asam urat dilakukan dengan bekam basah, cara dengan
mengeluarkan darah kotor pada titik-titik yang berkaitan dengan sendi atau lokasi yang sakit.
Menurut Dr. Abu Hana (2011) bekam untuk asam urat dilakukan pada titik prosesus
spinosus pada belakang lehel, kedua bahu dan daerah punggung setinggi ginjal kanan dan kiri
hal ini dimaksudkan untuk merangsang sistem sirkulasi darah melalui persyarafan.. Selain itu
juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi ginjal sehingga dapat memetabolisme dan
membuang kelebihan asam urat dengan lebih baik. Setelah itu bekam dilakukan di sekitar
tungkai/kaki agar aliran darah menjadi lebih lancar sehingga perfusi sel-sel dan jaringan
diupayakan menjadi optimal sekaligus merangsang syaraf- syaraf agar bisa berfungsi dengan
baik.
4
yang erat antar bagian tubuh, sehingga membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dan
dapat bereaksi secara serentak. Kelainan yang terjadi pada satu poin dapat menular dan
memengaruhi poin lainnya. Pengobatan pada satu titik juga bisa mengobati titik yang lain.
Adapun penelitian yang dilakukan Hana pada tahun 2008, menyatakan bahwa prinsip
bekam sama dengan prinsip akupunktur dan akupresur. Pada bekam basah terjadi
pengeluaran darah, sedangkan pada akupunktur dan akupresur menggunakan penekanan dan
stimulasi pada titik tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan Pengeluaran darah (blood
letting) itu sebenarnya merupakan salah satu teknik akupunktur tertua. Terapi bekam
dilakukan pada area tertentu yang memiliki kesamaan dengan titik meridian.
5
cupping kedua, terjadi gradien tekanan yang sangat besar di ujung kapiler arteriol dan
venula yang menyebabkan filtrasi pada kedua ujung kapiler tersebut. Hal ini
menyebabkan terjadinya peningkatan pembersihan plasma darah, yang ditandai
dengan timbulnya luka pada jaringan tersebut. Luka tersebut secara fisiologis akan
membaik karena proses hemostasis tubuh. Hemostasis fisiologi ini ditandai dengan
munculnya cairan interstisial melalui filtrasi pada arteriol kapiler kulit setelah
pembersihan cairan yang berisi zat-zat berbahaya sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori taibah
merupakan teori bekam basah. Bekam basah mencakup 3 kegiatan, yaitu bekam
kering, tindakan dengan perlukaan pada tempat yang di cupping dan pengeluaran
darah dari tempat yang dilukai dengan melakukan cupping yang kedua dengan gelas
yang sama dengan yang digunakan ketika melakukan bekam kering. Jadi, bekam
basah sudah mencakup bekam kering dalam kegiatannya, sehingga diharapkan
kondisikondisi yang terjadi ketika bekam kering dilakukan juga terjadi ketika
melakukan bekam basah. Teori Taibah diajukan oleh Salah untuk menjelaskan teori
mekanisme bekam basah dari sudut pandang kedokteran konvensional. Nama Taibah
diambil dari Kota Taibah, Madinah Al Munawaroh.
2. Teori Traditional Chinese Medicine (TCM)
Sementara menurut teori Traditional Chinese Medicine (TCM) hanya sekali
dilakukan cupping, yakni setelah dilakukan perlukaan, berbeda dengan teori Taibah
yang melakukan cupping dua kali, sebelum dan setelah tindakan dengan perlukaan.
Para praktisi TCM percaya bahwa penyakit disebabkan oleh terhentinya atau
hambatan pada sumber energi vital atau Qi. Salah satu cara membuka hambatan Qi
dan memulihkan keseimbangan agar aliran Qi kembali lancar adalah dengan bekam.
Prinsip bekam adalah mengatur Qi dan darah dengan mengusir dingin dan
menghilangkan lembap, sehingga dengan bekam bisa mengusir angin, dingin, lembap
dan melancarkan darah yang tergenang, terutama bila dilakukan bersamasama dengan
akupunktur. Apabila diandaikan dengan Yin dan Yang, Qi secara aktif hadir pada
pada semua lakilaki dan perempuan. Yin merupakan Qi perempuan dan Yang
merupakan Qi laki-laki. Dengan bekam, maka keseimbangan Qi bisa tercapai.
Prinsip TCM ini belum sesuai dengan prinsip kedokteran yang harus berbasis
bukti. Beberapa peneliti Cina sudah berusaha untuk menjelaskan prinsip mekanisme
bekam dikaitkan dengan prinsip kedokteran, antara lain pendapat Hong dkk yang
mengajukan prinsip bahwa bekam bekerja dengan menciptakan perubahan pada
6
struktur jaringan lokal sebagai hasil dari tekanan negatif dari gelas yang digunakan.
Perubahan ini meregangkan saraf - saraf dan otot yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi darah dan otohemolisis. Namun, hingga saat ini belum ada keuntungan dari
otohemolisis pada penyakit-penyakit yang menjadi indikasi bekam. Adapun Gao dkk
mengajukan teori bahwa bekam pada titik akupunktur menyebabkan hiperemia dan
hemostasis yang mempunyai efek terapi. Ada juga yang mengajukan teori bahwa
bekam basah mempunyai efek analgesik. Bekam menimbulkan deformasi atau jejas
pada kulit yang akan merangsang serat-serat Aß pada area yang sakit dan juga pada
bagian distal kulit yang sakit tersebut. Hal ini akan merangsang area inhibitor reseptif
neuron-neuron di tanduk dorsal tulang belakang. Bekam juga merangsang pemulihan
dan kenyamanan pasien.
Bekam basah dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan bedah minor yang
dibuat untuk mengeluarkan zat-zat yang dianggap “sampah” dan beracun melalui
perlukaan pada kulit superfisial untuk membuka tahanan kulit. Dengan membuat
tekanan hingga kulit tertarik, maka cairan interstitial akan terkumpul di bawah kulit
dan keluar dari kulit yang dilukai. Bersamaan dengan keluarnya cairan tersebut, sel-
sel darah yang sudah rusak dan zat-zat yang dianggap beracun akan keluar bersama
cairan. Proses ini diperkirakan mirip dengan cara kerja pembuluh darah dalam capsula
bowman ginjal.
7
mempercepat penyembuhan dan penutupan luka bekas torehan.
7. Kursi khusus untuk pasien.
8
13. Jika setelah di bekam pasien kena air hujan, anjurkan untuk segera mandi dengan
air hangat.
14. Bagi pasien yang mempunyai penyakit yang kronik agar ambil istirahat yang
cukupselama 2 – 3 hari.
15. Rubah pola hidup, dari yang instan kepada yang alami.
2.5 Indikasi dan Kontra Indikasi Dry Cup dan Wet Cup Therapy
1. Dry cupping atau bekam kering
Indikasi
1. Menderita kesulitan bergerak
2. Mengalami mimisan
3. Gangguan buang air
4. Haid tidak lancer
5. Rasa mual
6. Melancarkan peredaran darah
7. Pelemasan otot
8. Menyehatkan kulit.
Kontra Indikasi
Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita tekanan darah rendah, penderita
sakit kudis, penderita diabetes mellius, wanita hamil, wanita yang sedang haid.
Orang yang sedang minum obat pengencer darah, penderita leukemia, thrombosit,
alergi kulit serius, orang yang sangat letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan orang
yang sedang gugup. Adapun anggota bagian tubuh yang tidak boleh di bekam yaitu
mata, telinga,hidung, mulut, putting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang banyak
simpul limpa. Area tubuh yang dekat pembuluh besar. Bagian tubuh yang ada
varises, tumor, retak tulang, jaringan luka, dan dianjurkan untuk tidak makan selama 2-3
jam sebelumnya
.
2. Wet Cup Therapy (Terapi bekam basah)
Indikasi Kontraindikasi bekam
bekam
10
Indikasi penyakit lokal: Kontraindikasi absolut:
Sakit pinggang, leher, bahu, kepala Kanker
Migrain Gagal organ (ginjal, hati dan jantung)
Mengurangi sakit pada paralisis fasial, Menggunakan pacemaker
brakialgia, Hemofilia
carpal tunnel syndrome.
Kekakuan otot Kontraindikasi relatif:
Keram Infeksi akut
Mengurangi sakit pada herpes zoster Menggunakan antikoagulan
Mengalami penyakit kronik yang berat
Indikasi penyakit sistemik: Hamil, nifas dan menstruasi
Sakit kepala karena tekanan darah tinggi Anemia
Kencing manis Baru saja menjalani bekam basah
Nyeri sendi Baru mendonorkan darah
Asma Mengalami kegawatdaruratan
Anemia Anak-anak dan orang tua
Penyakit jiwa: cemas dan depresi
Infertilitas
11
Dalam buku Ad Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh ilmuwan Damaskus Muhammad
Amin Syaikhu, dari hasil penelitian tentang pengobatan dengan metode bekam pada tahun
2001 Masehi, sebanyak 300 kasus dan didapatkan data sebagai berikut: 1) Dalam kasus
tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga mencapai batas normal, 2) Dalam kasus
tekanan darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal, 3) Jumlah sel-sel darah putih
(leukosit) meningkat dalam 60% kasus dan masih dalam batas normal, 4) Kadar gula darah
turun pada pengidap kencing manis dalam 92,5% kasus, 5) Jumlah asam urat di darah turun
pada 83,68% kasus, 6) Pada darah bekam yang keluar, didapati bahwa eritrosit yang
didalamnya berbentuk aneh, tidak berfungsi normal, mengganggu kinerja sel lain. Saat ini
terapi bekam telah dimodifikasi sehingga teknis pelaksanaannya mengikuti kaidahkaidah
ilmiah menggunakan alat yang praktis dan efektif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dry cupping atau bekam kering adalah perlakuan bekam yang paling umum
digunakan pada pengobatan cina. Pada jenis bekam ini tidak ada darah yang keluar atau tidak
dilakukan perlukaan pada kulit. Bekam kering dilakukan dengan menghisap permukaan kulit
dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi
orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan
tampak merah kehitaman selama 3 hari. Untuk menghilangkan tanda lebam pada kulit yang
selesai dibekam dapat digunakan minyak jinten hitam.
Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasien
bisa koperatif.. Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita tekanan darah rendah,
penderita sakit kudis, penderita diabetes mellius, wanita hamil, wanita yang sedang haid.
Orang yang sedang minum obat pengencer darah, penderita leukemia, thrombosit, alergi kulit
serius, orang yang sangat letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan orang yang sedang gugup.
Adapun anggota bagian tubuh yang tidak boleh di-bekam yaitu mata, telinga, hidung, mulut,
putting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang banyak simpul limpa. Area tubuh yang
dekat pembuluh besar. Bagian tubuh yang ada varises, tumor, retak tulang, jaringan luka, dan
dianjurkan untuk tidak makan selama 2-3 jam sebelumnya.
3.2 Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah dapat benar-
benar memahami konsep umum dari terapi Dry Cupping dan wet cup therapy. Serta terus
memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya pada terapi Dry Cup. Jadi seorang
perawat harus benar-benar dapat memenuhi peranan perawat untuk dapat memberikan
alternative pengobatan yang sesuai dengan keluhan pasien serta halal untuk dilakukan dari
pandangan religi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Farmasi dan pelayanan kesehatan tradisional dalam:
Riset Kesehatan Dasar . Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Indah, Nurhayati & Setiyajati. 2013. Terapi komplementer pada osteoartritis di panti wreda
st. Theresia dharma bhakti kasi ,Surakarta. 34-36
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Rahman MA 2016. Pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
di klinik bekam Abu Zaky Mubarak [Skripsi]. Ciputat: FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., & Siswoyo, H. (2019). Pelayanan Kesehatan
Tradisional Bekam : Kajian Mekanisme , Keamanan dan Manfaat Traditional Cupping
Therapy : A Review of Mechanism , Safety and Benefits. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(3), 212–225.
Wong, M. 2010. 9 Terapi Pengobatan Terdahsyat. Jakarta: Penebar Plus.
Yasin, A. B. 2011. Bekam Sunnah Nabi & Mukjizat Medis. Jakarta: Al.Qowam
Ziyin, S. & Zelin, C. 2014. Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy (3rd ed.).
Elsevier Ltd.
14