Anda di halaman 1dari 34

Ns. I Gst. Ayu Pt. Satya Laksmi, M.

Kep
Prodi Keperawatan Program Sarjana
STIKes Wira Medika
2020
 Kebijakan baru yang bernama kewaspadaan
universal atau universal precaution
dikembangkan sejak adanya penyakit AIDS
Tujuan utamanya adalah untuk melindungi
keluarga/tim perawatan dari berbagai infeksi

Jadi kita harus menganggap sebagian besar


cairan tubuh sebagai sumber infeksi.
 untuk menjaga sarkes ( RS, PKM
dll)sebagai tempat penyembuhan dan
bukan menjadi sumber infeksi
 Hsl surve di PKM ( Bachroen, 2000 ) ->
tindakan petugas yg potensial meningkatkan
penularan peny.
Cairan tubuh yang perlu diwaspadai
 Cairan vagina
 Cairan ketuban
 Cairan limfa
 Cairan cerebrospinal
 Cairan pleura dan peritoneal
 Cairan pericardial
Universal precaution tidak mencakup :
 Faeses
 Nasal secretions
 Sputum
 Keringat
 Urine
 Cairan muntah
 Air liur ( kecuali ketika tercampur darah
dalam tindakan mulut)
Kegiatan yang paling berisiko
 Menyuntik/mengambil darah
 Tindakan bedah
 Tindakan kedokteran gigi
 Persalinan
 Membersihkan darah/cairan lain
Perilaku yang menempatkan petugas layanan
kesehatan atau pasien dalam keadaan
berisiko
 Menutup jarum suntik kembali
 Salah meletakkan jarum, pisau/alat tajam
 Menyentuh pasien tanpa cuci tangan
Petugas layanan kesehatan hrs menerapkan
kewaspadaan universal secara penuh dalam
hubungan dengan semua pasien
I. Administrative Controls
II. Standard Precautions
III. Alat Pelindung
IV. Perawatan dirumah
Administrative Controls
 Pendidikan
Mengembangkan sistem pendidikan tentang
tindakan pencegahan kepada pasien, petugas,
dan pengunjung rumah sakit untuk meyakinkan
mereka dan bertanggung jawab dalam
menjalankannya
 Ketaatan terhadap tindakan pencegahan
(Adherence to Precaution)
Secara periodik menilai ketaatan terhadap
tindakan pencegahan dan adanya perbaikan
langsung
Standard Precautions
 Cuci tangan dgn menggunakan antiseptik setelah kontak dgn pasien
atau setelah membuka sarung tangan
 Segera cuci tangan setelah ada kontak dgn cairan tubuh
 Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan
tubuh atau peralatan yang terkontaminasi dan saat menangani
peralatan habis pakai
 Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan
cairan tubuh
 Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman;
yang sekali pakai tidak boleh dipakai ulang
 Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan
yang cocok
 Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis
 Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai
dengan prosedur
 Buang limbah sesuai prosedur
 Kesehatan karyawan dan darah yang terinfeksi bakteri patogen
Pemisahan limbah sesuai jenisnya diawali sejak
limbah tersebut dihasilkan
 Limbah padat terkontaminasi dengan darah atau
cairan tubuh dibuang ke tempat sampah kantong
plastik kuning
 Limbah padat tidak terkontaminasi dengan darah
atau cairan tubuh dibuang ke tempat sampah
kantong plastik hitam
 Limbah benda tajam atau jarum dibuang ke
kontainer yang berwarna kuning tahan tusuk dan
tahan air
Untuk mencegah luka tusuk benda tajam:
 Berhati-hati saat menangani jarum, instrumen yang
tajam atau alat kesehatan lainnya dengan permukaan
tajam,
 Jangan pernah menutup kembali jarum bekas pakai
atau memanipulasinya dengan kedua tangan.
 Jangan pernah membengkokkan atau mematahkan
jarum
 Buanglah benda tajam atau jarum bekas pakai ke
dalam wadah yang tahan tusuk dan air, dan
tempatkan pada area yang mudah dijangkau dari area
tindakan.
 Gunakan mouthpieces, ressucitation bags atau
peralatan ventilasi lain sebagai alternatif mulut ke
mulut.
Alat pelindung yang dibutuhkan antara lain :
 Sarung tangan, digunakan sebab tangan atau
kulit berpotensi kontak dengan darah atau
cairan lain dan material yang terkontaminasi.
 Celemek
 Masker atau pelindung muka, untuk
menghindari droplet darah atau cairan lain
dari mulut, mata atau hidung
 Kacamata
 Pelindung kaki
 Prosedur universal precaution untuk perawatan
di rumah serupa dengan di rumah sakit, hanya
mungkin lebih sederhana.
 Bila tidak ada sarung tangan, secara darurat kita
dapat memakai kantong plastik yang utuh.
 Menutup semua luka pada kulit dengan plester
 Menjaga kebersihan di rumah.
 Cucian bila tercemar cairan lebih baik dicuci
dengan pemutih dulu (larutan klorin 0,5%)
dengan memakai sarung tangan, kemudian dapat
dicuci dengan sabun seperti biasa.
INFEKSI NOSOKOMIAL

Ns. I Gst. Ayu Pt. Satya Laksmi, M.Kep


Prodi Keperawatan Program Sarjana
STIKes Wira Medika
2020
Infeksi Nosokomial :
Infeksi yang didapat seorang penderita yang
sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Infeksi Nosokomial dapat berasal dari :


- Dokter / Perawat → Sakit / Carrier
- Penderita lain → Sakit / Carrier
- Penderita sendiri → Flora normal tubuh
- Lingkungan → Alat / Bahan tercemar,
Ruangan.
- Pembedahan
- Catheter intravenous
- Catheter kandung kemih
- Cairan intravenous
- Endotracheal tube
- Respirator/Ventilator
Infeksi Nosokomial dapat terjadi
dengan cara :
- Infeksi silang ( Cross infection ): Dokter/Perawat/ Penderita
lain
- Infeksi endogen ( Autoinfection/Self infection) : Penderita
sendiri
- Infeksi lingkungan (Environment infection ) : Alat
tercemar/Ruangan
Faktor-faktor yang menentukan
terjadinya Infeksi Nosokomial :
- Susceptibility penderita terhadap infeksi
- Besarnya paparan mikroba
- Cara pemaparan mikroba
Risiko terjadi Infeksi Nosokomial meningkat karena :
- Pemakaian obat imunosupresan
- Tindakan bedah yang extensif
- Prosedur diagnostik dan terapeutik yang intensif
- Penggunaan cairan intravenous
- Penggunaan antimikroba berspektrum luas dan tidak
rasional
Kelompok mikroba penyebab Infeksi
Nosokomial :
- Mikroba patogen konvensional
- Mikroba patogen kondisional
- Mikroba patogen oportunistik
Jenis mikroba penyebab Infeksi Nosokomial :
- Bakteri Gram negatif yang sering :
- Pseudomonas aeruginosa
- Acinetobacter baumanni
- Klebsiella pneumoniae ESBL
- Escherichia coli ESBL
- Enterobacter spp.
- Proteus spp.
- Serratia spp.
- Legionella pneumophila
- Bakteri Gram positif yang sering :
- Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA)
- Methicillin Resistant Staphylococcus
epidermidis (MRSE)
- Vancomycin Resistant Enterococcus
(VRE)
- Virus : Hepatitis B, Hepatitis C, HIV
- Jamur : Candida spp. , Aspergillus spp.
- Parasit : Malaria
Pemeriksaan untuk studi
epidemiologi (surveillance) Infeksi
Nosokomial dapat dengan cara :
- Biotyping
- Serotyping
- Bacteriophage typing
- Molecular / DNA typing
- Antibiogram dan Resistogram
Extensive Surgery
Tracheostomy
Intravenous Catheter

Anda mungkin juga menyukai