1. Akupuntur adalah teknik kesehatan holistik yang berasal dari praktek Pengobatan
Tradisional Cina, yang dilakukan oleh ahli tusuk jarum dengan merangsang titik-titik
tertentu pada tubuh dengan memasukkan jarum tipis ke dalam kulit. Anehnya,
meskipun perawatannya menggunakan jarum, namun pengobatan ini tidak
menimbulkan rasa sakit. Bahkan, salah satu manfaat yang paling populer dari
akupuntur ialah untuk mengurangi rasa sakit kronis di seluruh tubuh dengan cara
yang alami. Jadi, apa saja manfaat dari akupuntur? Apa risiko yang dapat terjadi jika
melakukannya?
Risiko akupuntur sebenarnya tergolong rendah jika Anda melakukannya dengan ahli tusuk
jarum bersetifikat. Berikut adalah beberapa kemungkinan efek samping dan komplikasinya:
Rasa sakit. Setelah akupuntur, Anda mungkin mengalami rasa sakit, perdarahan
kecil, atau memar di area yang tertusuk jarum.
Cedera organ. Jika jarum didorong terlalu dalam, mereka bisa menusuk organ
internal, khususnya paru-paru. Ini adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi di
tangan dokter yang berpengalaman.
Infeksi. Ahli tusuk jarum selalu menggunakan jarum yang steril dan sekali pakai.
Sebuah jarum yang digunakan kembali dapat membuat Anda terkena penyakit
seperti hepatitis.
Salah satu manfaat chiropractic adalah mengobati nyeri sendi tanpa menggunakan obat-
obatan antiinflamasi. Pengobatan nyeri sendi dengan menggunakan terapi chiropractic juga
dilakukan tanpa operasi bedah.
Manfaat chiropractic ini memang cukup dikenal karena teknik yang digunakan dalam
chiropractic bisa menggeser sendi-sendi tertentu yang sering menjadi penyebab nyeri.
Ketika posisi tulang dan sendi kembali ke tempat semula maka nyeri sendi akan terobati.
Terapi chiropractic juga memiliki manfaat pada bagian leher dan pinggang. Sakit yang
muncul di area leher dan pinggang bisa disembuhkan dengan menerapkan beberapa teknik
chiropractic yang dilakukan oleh chiropractor.
Apabila tidak terdapat kesalahan apapun maka sakit yang ada di bagian leher dan pinggang
dapat disembuhkan. Akan tetapi, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter tulang sebelum
melakukan chiropractic pada bagian vital Anda ini.
Sakit kepala dan migrain adalah contoh masalah medis yang sering terjadi pada kebanyakan
orang. Orang-orang yang tidak ingin mengonsumsi obat sakit kepala bisa melakukan terapi
chiropractic yang telah teruji dan tersertifikasi.
Terapi chiropractic banyak dilakukan oleh orang-orang yang menderita kelainan tulang
seperti kifosis. Teknik-teknik yang diterapkan selama terapi chiropractic bisa memperbaiki
posisi tulang yang mengalami kelainan.
Meskipun fakta positif mengatakan seperti itu tetapi Anda tidak bisa menutup mata jika ada
penderita kifosis yang menjadi korban seusai menjalani terapi chiropractic. Oleh karena itu,
berkonsultasilah dengan dokter tulang terlebih dahulu dan pilihlah klinik chiropractic yang
tersertifikasi dan aman.
Apa saja bahaya dan efek samping terapi chiropractic? Simak di bawah ini!
1. Memungkinkan adanya cedera
Terapi kiropraktik pada praktiknya dilakukan dengan menggunakan tangan dan beberapa
alat. Hal ini membuat terapi ini tidak terlepas dari efek samping berupa cedera. Efek
samping chiropractic bisa menimbulkan cedera ruas tulang belakang atau tulang leher.
Chiropractic adalah terapi yang salah satu tujuannya adalah mengurangi nyeri sendi.
Namun, ternyata efek samping chiropractic justru bisa menimbulkan rasa nyeri terutama
pada bagian sendi tulang belakang.
3. Menyebabkan stroke
Anda yang tidak memiliki stroke sebaiknya waspada karena terapi chiropractic membuka
peluang untuk kejadian stroke. Berawal dari luka robekan di bagian arteri, ini bisa
berkembang menjadi stroke.
Arteri yang robek bsia memicu penggumpalan darah. Ada saatnya gumpalan darah tersebut
akan pecah. Pecahnya gumpalan darah tersebut bisa membuat aliran darah ke otak menjadi
terganggu dan akhirnya terjadilah stroke.
Efek samping paling berbahaya dari terapi chiropractic adalah menimbulkan kematian.
Sebagaimana kasus malpraktik chiropractic yang pernah terjadi. Bahayanya bisa membuat
adanya pendarahan di bagian vital seperti di dalam kepala.
Pendarahan yang ada di dalam kepala kemungkinan besar akan mengancam nyawa pasien
yang membuatnya meninggal seketika. Walaupun belum banyak dilaporkan, tetapi tetaplah
mengingat bahwa faktanya, chiropractic telah menjadi penyebab kematian
https://doktersehat.com/apa-itu-chiropractic/
https://www.docdoc.com/id/info/specialty/kiropraktik/
3. Terapi medan magnet – Terapi medan magnet adalah terapi energi yang
memanfaatkan energi dalam benda, yaitu magnet. Keyakinan bahwa magnet
mengandung energi yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan
gangguan kesehatan, mulai dari kebotakan sampai asam urat, sudah sering
dibuktikan. Bahkan, belum lama ini sebuah penelitian membuktikan bahwa suatu
teknik yang bernama transcranial magnet stimulan dapat membantu pasien stroke
pulih sepenuhnya.
Berbagai manfaat terapi magnet
http://reps-id.com/manfaat-terapi-magnet/
https://www.docdoc.com/id/info/specialty/pengobatan-alternatif/
7. Ayurveda – Ditemukan di India lebih dari 2000 tahun lalu, obat ayurveda bertujuan
untuk menyeimbangkan pikiran, tubuh, dan jiwa. Obat ini terbuat dari tanaman yang
telah terbukti efektif untuk mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit, dan
meningkatkan kesehatan tubuh. Namun, pasien harus berhati-hati dalam memilih
obat ayurveda karena ada beberapa laporan yang menyatakan bahwa obat ini
kemungkinan mengandung timah, arsenik, dan merkuri.
Berbagai manfaat Ayurveda
Pada dasarnya obat herbal yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi, dengan
catatan bahwa produk tersebut sudah terdaftar di BPOM RI.
Di Indonesia sendiri, obat herbal dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu obat herbal
tradisional dan obat herbal nontradisional.
Sebelum mengizinkan peredaran produk obat herbal, BPOM RI akan melakukan serangkaian
uji coba ilmiah terlebih dahulu guna melindungi masyarakat dari kemungkinan kandungan
zat-zat yang berbahaya. Namun untuk obat herbal yang telah digunakan sejak turun-
temurun biasanya tidak perlu dilakukan uji klinis lagi. Meski ada pula yang memerlukan
bukti lebih lanjut.
Proses uji klinik pada suatu produk meliputi pengecekan terhadap kebenaran identitas
tumbuhan yang dipakai, bagian tumbuhan yang dipakai, cara penyiapan bahan baku, dan
identifikasi senyawa aktif. Metode ekstraksi yang digunakan, cara penyiapan bahan baku
dan produk yang diuji juga diperlukan.
Obat herbal yang beredar di Indonesia tidak boleh mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)
karena dapat membahayakan kesehatan dan berakibat fatal. Contoh BKO yang dimaksud
adalah paracetamol sebagai obat pereda rasa sakit atau sildenafil sebagai obat untuk
mengatasi lemah syahwat.
BPOM RI dengan tegas melarang masyarakat mengonsumsi obat herbal dengan kandungan
BKO. BPOM RI pun akan menyita produk obat herbal yang mengandung zat-zat tersebut.
Sebagian besar bahan alami yang dijadikan obat herbal memang aman untuk dikonsumsi.
Meski aman, obat herbal juga berpotensi menyebabkan efek samping baik ringan maupun
serius pada tubuh. Informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi biasanya tertera
pada kemasannya. Agar terhindar dari bahaya, berikut ini adalah tips aman mengonsumsi
obat herbal.
Obat herbal tidak dapat dikonsumsi oleh semua orang. Orang dengan kondisi tertentu harus
lebih berhati-hati atau lebih baik menghindari pemakaian obat herbal.