Anda di halaman 1dari 9

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PELAKSANAAN HYPNOCARING

DESA KEBUMEN KECAMATAN BATURRADEN


KABUPATEN BANYUMAS

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH:

Tim Pokja Remaja Angkatan Profesi Ners XX111

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini
berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.
Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang tanpa kita sadari (pediatri, 2010).
Pada masa remaja keinginan untuk memperoleh informasi juga tinggi, hal ini dipengaruhi
juga dari perkembangan teknologi informasi menyebabkan masuknya budaya-budaya baru
dengan nilai-nilai dan norma-norma baru memberikan pillihan lebih banyak bagi para remaja
dalam berinteraksi sosial (bergaul). Kehadiran video game di tengah-tengah laju teknologi
telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi dan adaptasi remaja, bahkan
tidak sedikit remaja yang berubah menjadi pecandu game sehingga lupa pada jati diri mereka
yang sesungguhnya. Waktu yang semestinya dipergunakan untuk bermain dengan teman
sebaya atau belajar, telah disita demi bisa duduk berlama-lama untuk bermain game. Akibat
dari bermain game online terlalu sering maka akan berakibat menjadi kecanduan game online
merupakan salah satu jenis kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet atau yang
lebih dikenal dengan internet addictive disorder. Internet dapat menyebabkan kecanduan,
salah satunya adalah Computer game Addiction(berlebihan dalam bermain game) (Ulfa,
2017).
Seiring dengan munculnya masalah yang disebabkan oleh psikologis diantaranya
karena game online, dikembangkanlah berbagai metode yang diharapkan bisa mengatasinya.
Metode ini dikembangkan oleh para professional yang sudah ahli dibidangnya masing-
masing salah satunya para hipnoterapist yang mengembangkan ilmu berbasis hypnosis untuk
mengatasi masalah yang terjadi. Hipnocaringadalah sebuah penyembuhan dengan
hipnotis.Hipnocaring merupakan cabang ilmu psikologis yang mempelajari manfaat sugesti
untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku, dengan memberikan sugesti kepada
pikiran bawah sadar (Irianto, 2014). Diharapkan dengan diberikan hipnocaringatau
hipnocaring pada remaja dengan pengguna game online dapat berkurang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertian Hipnocaring
Hipnocaring merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari
pemanfaatan sugesti untuk mengatasi masalah psikologis yang meliputi pikiran, perasaan
dan perilaku. Hipnocaring merupakan suatu aplikasi modern dalam teknik kuno yang
mengaplikasikan trance-hypnosis. Penerapan hipnocaring akan membimbing klien untuk
memasuki kondisi trance (relaksasi pikiran) agar dapat dengan mudah menerima sugesti
yang diberikan oleh hipnoterapis. Dalam kondisi trance, pikiran bawah sadar klien akan
diberikan sugesti positif guna melakukan penyembuhan gangguan psikologis atau dapat
pula digunakan untuk mengubah pikiran, perilaku, dan perasaan agar menjadi lebih baik
(Fachry, 2014).
B. Manfaat Hipnocaring
Terapi ini menggunakan kekuatan sugesti yang akan langsung merelaksasikan kondisi
pasien, sehingga dapat menjadi lebih nyaman dalam waktu yang cukup singkat. Terapi
kognitif seperti hipnosis ini merupakan jenis terapi yang efektif dalam mengatasi
beberapa masalah kesehatan, termasuk dalam menurunkan tekanan darah dengan sedikit
atau hampir tidak ada efek samping sama sekali. Dampak yang diharapkan adalah dapat
segera merilekskan dan menurunkan tekanan darah, meningkatkan pemulihan fisik, serta
meringankan respon psikoemosional pasien. Hipnocaring bermanfaat untuk mengubah
fungsi sensori-perseptual (masalah nyeri dan kenyamanan), mampu mengatasi rasa sakit,
dan membuat seseorang merasa nyaman, mampu mengatasi penyakit somatik berupa
trauma akibat kecelakaan fisik, operasi, kanker dan sebagainya, mampu mengatasi
masalah psikosomatik berupa kecemasan, mengatasi masalah trauma dan mengatasi
phobia (Roy, 2011)
C. Cara Kerja Hipnocaring
Manusia dikarunia Allah ta’ala dua pikiran yaitu pikiran sadar atau rasional dan
pikiran bawah sadar atau irasional. Seseorang yang berpikir terus menerus tentang suatu
hal di pikiran sadar lama-lama akan tersimpan dalam alam bawah sadar. Pikiran bawah
sadar adalah tempat emosi dan pikiran yang mencipta, jika seseorang menanamkan
pikiran positif dalam dirinya maka akan menuai hasil yang positif, namun kalau negative
maka akan menuai hasil yang negatif. Serta sifat pikiran bawah sadar adalah tidak pernah
memilih milih, dan tidak pernah menolak apa yang ditanamkan, sekali seseorang
menerima maka hal itu akan diwujudkan. Pikiran sadar manusia adalah gerbang dari
pikiran bawah sadarnya. Sebelum sesuatu masuk dalam alam bawah sadar maka terlebih
dahulu melalui seleksi alam sadarnya (Roy, 2011).
Hypnosis memanfaatkan batin bawah sadar atau biasa disebut batin subluminal dari
manusia. Sigmund Freud sering menggunakan istilah “id “yaitu hasrat bawah sadar yang
melandasi tingkah laku manusia. Batin bawah sadar bersifat kekanak kanakan. Seseorang
yang berada dibawah pengaruh Hypnosis (biasanya disebut suyet) akan mengikuti
perintah secara otomatis menurut arti kata demi kata. Biasanya Hypnosis sangat efektif
pada saat situasi yang sangat ekstrem dan mendadak (Roy, 2011).

D. Tahap Hipnocaring
Menurut Ellias (2009) mengatakan kondisi hipnocaringdapat dicapai dalam beberapa
proses yaitu :
1. Pre-Induction (Interview)
Pada tahap awal, hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah
klien mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka percakapan
(rapport) untuk membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap
hypnosis atau hipnoterapi, menjelaskan mengenai hipnoterapi, dan menjawab semua
pertanyaan yang klien ajukan. Sebelumnya, hipnoterapis harus dapat mengenali aspek-
aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang
diketahui klien terhadap hipnosis, dan seterusnya. Pre-Induction merupakan tahapan
yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnocaringdiawali dari proses Pre-
Induction yang tidak tepat.
2. Suggestibility Test
Fungsi dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien termasuk ke
dalam golongan orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji
sugestibilitas juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa
takut terhadap proses hipnoterapi. Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk
menentukan teknik induksi mana yang terbaik bagi klien.
3. Induction
Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa
pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) menuju pikiran bawah sadar
(subconscious), dengan menembus apa yang dikenal dengan Critical Area. Saat tubuh
rileks, pikiran juga menjadi rileks. Maka selanjutnya frekuensi gelombang otak dari klien
akan turun dari Beta, Alpha, lalu Theta. Semakin turun gelombang otak, klien akan
menjadi semakin rileks, sehingga klien berada dalam kondisi trance. Inilah yang
dinamakan dengan kondisi terhipnosis. Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman trance
klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien).
4. Deepening (Pendalaman Trance)
Bila diperlukan, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam.
Proses ini dinamakan deepening.
5. Suggestions / Sugesti
Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu komponen terpenting dalam tahapan
hipnoterapi. Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi
Post Hypnotic Suggestion, yaitu sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses
hipnotis masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien,
meskipun klien telah keluar dari proses hipnosis.
6. Termination
Termination merupakan tahapan terakhir dari hipnoterapi. Pada tahap ini,
hipnoterapis secara perlahan-lahan akan membangunkan klien dari “tidur” hipnosisnya
dan membawanya menuju keadaan yang sepenuhnya sadar.
BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


1. Bina hubungan saling percaya dan gali motivasi klien.
2. Jelaskan prosedur, tujuan, posisi, waktu dan peran sebagai pembimbing
3. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien.
4. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu.
5. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:
a. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)
b. Tutup mata atau fokus pada arahan instruktur hypnocering.
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas berikutnya
biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada pernapasan dan tetapkan
pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai.
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan.
6. Sugesti khusus untuk imajinasi dan motivasi yaitu:
a. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan
merasa senang ditempat tersebut.
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan
c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut
d. Sekarang, bayangkan diri responden seperti yang responden inginkan (uraikan sesuai
tujuan dan motivasi yang akan dicapai/diinginkan)
7. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:
a. Mengingat bahwa responden dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja responden menginginkan
b. Responden bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan, santai, dan
membayangkan diri berada pada tempat yang disenangi
8. Kembali ke keadaan semula yaitu:
a. Ketika responden telah siap kembali ke ruang dimana responden berada
b. Responden merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan responden
c. Responden dapat membuka mata dan ceritakan pengalamannya ketika responden telah
siap
9. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak
membuat perubahan pernyataan klien (Afdila, 2016).
DOKUMENTASI KEGIATAN REMAJA
DAFTAR PUSTAKA

Afdila, J. N. (2016). Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap Tingkat Stres pada
Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Menyelesaikan Skripsi (Doctoral dissertation,
Universitas Airlangga).
Adi Irianto, dkk,” Pengaruh HipnocaringTerhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Yang Menjalani Kemoterapi di RS Telogorejo,” Jurnal Kesehatan (April,
2014). Hal. 3.
Batubara, J.S.R. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri, Vol.
12, No. 1,
Ellias. 2009. Hipnosis & Hipnoterapi, Transpersonal / NLP, Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Fachry HA. 2014. The Real Art of Hipnosis : Kolaborasi Seni Hipnosis Timur- Barat, Gagas
Media, Jakarta.
Roy Hunter MS. 2011. Seni Hypnotherapy: Penguasaan Teknik yang Berpusat pada Klien.
Terjemahan oleh Paramita. Jakarta: PT Indeks.
Ulfa, mimi. 2017. Effect Of Addiction Online Game On Adolescent Behavior In Mabes
Game Center Road Hr.Subrantas In Pekanbaru. Skripsi. Department of Sociology,
Faculty of Social and Political Sciences University of Riau. JOM. FISIP Vol. 4 No. 1

Anda mungkin juga menyukai