Anda di halaman 1dari 10

HIPNOTERAPI

Oleh : SGD 2

Komang Tri Budi Utami 1002105001

Ni Luh Gede Prabayati 1002105007

Made A Perama Pradnyani 1002105009

Ni Ketut Rahajeng Intan H 1002105016

Ni Komang Sri Widiani 1002105033

I Gusti Agung Novi Lindaswari 1002105038

Ni Made Indah Hermayoni 1002105039

Ni Made Desy Pratiwi 1002105043

I Putu Septiawan 1002105068

I Made Someita 1002105077

Putu Pamela Kenwa 1002105081

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2013
HIPNOTERAPI

a. Pengertian

Hipnotherapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam kondisi Hipnosis. Kata
"Hipnosis" adalah kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang
berarti "tidurnya sistem syaraf". Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar
diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti.

Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran
direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-
conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan
untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi hypnotic
trance lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih
(phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu yang mengalami hipnosis masih dapat
menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan
oleh terapis.

Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan


meringankan gangguan fisik. Hipnotherapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing
untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara
alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang
bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang diberikan.

Dalam praktek di lapangan hipnosis telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai
macam gangguan psikologis maupun fisik, misalnya: menghilangkan kebiasaan buruk
merokok, menghilangkan phobia, mengurangi nyeri, memberi efek anaesthesia pada cabut
gigi dan sebagainya (Anam,2010). Hipnoterapi sangat aman dan tidak ada efek yang
merugikan apabila dilakukan oleh orang yang kompeten di bidang ini. Hipnoterapi
memberikan efek positif bagi orang yang diberi sugesti positif. Pada fakta di lapangan tidak
ada orang yang tidak bisa bangun dari hipnoterapi atau menjadi lupa ingatan setelah
dilakukan hipnoterapi (Anam, 2010).
b. Tujuan
Hipnotherapi sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga
keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen
rasa sakit, dan perkembangan pribadi.

c. Manfaat
- Hipnoterapi dapat menurunkan stress. Menurut penelitian yang dilakukan
(Hardyanto,dkk) yang meneliti tentang efek hipnoterapi terhadap stress menyebutkan
bahwa hipnoterapi sangat efektif digunakan untuk menurunkan stress pasca trauma
dengan memberikan sugesti di alam bawah sadar pasien.
- Hipnoterapi dapat mengurangi nyeri. Menurut penelitian yang dilakukan (Nur Waidah,
dkk) Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia yang meneliti tentang efek
hipnoterapi terhadap nyeri menyebutkan bahwa hipnoterapi dapat membantu mengurangi
nyeri yang dirasakan pada pasien yang mengalami nyeri sendi.
- Hipnoterapi dapat mengurangi kecemasan. Menurut penelitian yang dilakukan Rommy,
Hipnoterapi terhadap kemasan pasien menyatakan bahwa hipnoterapi dapat menyentuh
alam bawah sadar pasien sehingga kecemasan pasien dapat berkurang.

Menurut Darmawati (2012), hipnoterapi memiliki berbagai macam manfaat antara lain :
Hipno Slimming
Bertujuan untuk mengontrol berat badan, menghilangkan emotional eating, mengurangi
nafsu makan, menghilangkan kecanduan makanan
Hipno Birthing
Bertujuan untuk menghilangkan mual-muntah saat 'ngidam', menghilangkan kecemasan
dan rasa takut melahirkan, mengontrol rasa nyeri saat persalinan sehingga proses
persalinan menjadi nyaman.
Hipno Student
Bertujuan untuk menangani masalah anak dan remaja (motivasi belajar; menumbuhkan
rasa percaya diri sehingga tidak minder/rendah diri; pemalu, dan lain-lain)
Menghilangkan fobia, yaitu rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar yang dialami oleh
seseorang.
Menghilangkan berbagai kebiasaan buruk, seperti : merokok, kecanduan belanja,
menggigit kuku.
Mengatasi depresi/trauma.
Mengatasi kecemasan yang berlebihan (anxiety)
Mengatasi gejala-gejala psikosomatis
Pengendalian emosi / anger management
Pengendalian stress
Meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi rasa malu dan minder.
Public speaking, meningkatkan rasa percaya diri ketika berbicara di depan umum

d. Prinsip Hipnoterapi
Hypnotherapy dapat diterapkan jika memenuhi persyaratan dasar, yaitu :
(1). Bersedia dengan sukarela
(2). Memiliki kemampuan untuk fokus
(3). Memahami komunikasi verbal.

Aktivitas pikiran manusia secara sederhana dikelompokkan dalam 4 wilayah yang dikenal
dengan istilah Brainwave, yaitu : Beta, Alpha, Theta, dan Delta.
1. Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini
adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Frekwensi pikiran
pada kondisi ini sekitar 14 24 Cps (diukur dengan perangkat EEG).
2. Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar, mengerjakan
suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang dalam kondisi
relaksasi. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7 14 Cps.
3. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang
bersangkutan merasa tertidur, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan
meditasi yang sangat dalam. Theta juga gelombang pikiran ketika seseorang tertidur
dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye Movement). Frekwensi pikiran pada
kondisi ini sekitar 3.5 7 Cps.
4. Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi ini
sekitar 0.5 3.5 Cps.
5. Teknik-teknik Hipnoterapi
Menurut Gunawan (2008), teknik-teknik secara umum yang biasa digunakan dalam
hipnoterapi antara lain:
a. Ideomotor Response
Ini adalah cara untuk mendapat jawaban ya, tidak, atau tidak tahu dari klien
dengan cara menggerakkan salah satu jari tangan. Teori di balik teknik ini adalah bahwa
orang cenderung memberikan jawaban yang jujur, sesuai dengan jawaban pikiran bawah
sadar, melalui respons gerakan fisik (Ideomotor Response) daripada dalam bentuk verbal
atau ucapan.
Ada dua hal penting dalam mengungkapkan Ideomotor Response. Pertama, pertanyaaan
yang diajukan kepada klien harus bersifat tertutup atau dalam format ya atau tidak.
Kedua, suara terapis harus monoton dan tanpa ekspresi untuk meminimalkan
kemungkinan klien terpengaruh oleh suara terapis sehingga tersugesti untuk memberikan
jawaban yang tidak tepat.
b. Hypnotic Regresion
Teknik regresi adalah teknik yang membawa klien mundur ke masa lampau untuk
mencari tahu penyebab suatu masalah. Teknik ini biasanya menggunakan affect bridge
(jembatan perasaan) atau feeling connection.
c. Systematic Desensitization
Sesuai dengan namanya, teknik ini bertujuan untuk mengurangi sensitivitas klien
terhadap phobianya.
d. Implosive Desensitization
Teknik ini digunakan bila klien mengalami abreaction, yakni situasi dalam kedamaian
untuk menenangkan dirinya. Tujuannya adalah menurunkan tingkat intensitas emosi
secara bertahap. Teknik ini juga disebut circle therapy.
e. Desensitization by Object Projection
Teknik ini meminta klien membayangkan emosi, rasa sakit, atau masalahnya keluar dari
tubuh klien dan mengambil suatu bentuk yang mewakili masalahnya itu. Teknik ini hanya
bagus pada klien yang visual, untuk auditori dan kinestetik digunakan proyeksi dalam
bentuk suara atau perasaan.
f. The Informed Child Technique
Sama halnya dengan Implosive Desensitization, namun kali ini terapis mensugesti bahwa
klien kembali ke masa lampaunya dengan membawa serta semua pengetahuan,
kebijaksanaan, dan pengertian yang dimiliki saat dewasa sekarang.
g. Gestalt Therapy
Ini adalah teknik terapi yang dilakukan dengan menggunakan permainan peran atau role
play. Dalam teknik ini, klien diminta memainkan peran secara bergantian, baik sebagai
dirinya sendiri maupun sebagai orang lain yang menjadi penyebab trauma atau luka batin.
h. Rewriting History (Reframing)
Bagian pertama dari teknik ini dilakukan dengan The Informed Child Technique, bagian
lanjutannya dilakukan dengan menggunakan Gestalt Therapy yang memungkinkan klien
untuk menyampaikan apa yang ingin ia katakana pada orang yang menyebabkan luka
batin.
i. Open Screen Imagery
Teknik ini menggunakan layar bioskop
j. Positive Programmed Imagery
Teknik ini dapat digunakan sebelum klien terbangun dari kondisi trance (rileks yang
dalam). Teknik ini hanya efektif bila dilakukan setelah teknik-teknik lainnya digunakan
terlebih dahulu. Teknik ini bisa digunakan bersamaan dengan Post Hypnotic Suggestion
dan Verbalizing.
k. Verbalizing
Dalam teknik ini klien diminta untuk berbicara atau mengucapkan pemahaman baru atau
apa yang menurutnya harus dilakukan. Apabila klien yang mengucapkannya, efeknya
akan menjadi sangat kuat daripada bila hal yang sama diucapkan oleh terapis.
l. Direct Suggestion
Sugesti yang bersifat langsung diberikan berdasarkan apa yang diucapkan oleh klien
m. Indirect Guided Imagery (Ericksonian Methapors)
Karena teknik ini menggunakan metafora, terapis perlu membuat script atau cerita yang
telah disiapkan sebelumnya. Cerita yang disampaikan sepenuhnya tergantung pada
terapis, namun penyimpulan makna cerita itu dilakukan klien.
n. Inner Guide
Yang dimaksud dengan inner guide bisa berupa penasehat spiritual, mentor, orang atau
bagian dari klien yang bijaksana. Dalam teknik ini klien dibantu oleh inner guide untuk
menyelesaikan masalahnya.
o. Part Therapy
Teknik ini digunakan untuk membatu klien menyelesaikan inner conflict atau konflik
yang timbul dari pertentangan diantara bagian-bagian dalam diri klien.
p. Dream Therapy
Terapi ini menggunakan mimpi sebagai simbol yang dikomunikasikan oleh pikiran bawah
sadar. Mimpi yang digunakan untuk analisis dan terapi adalah mimpi yang terjadi selama
lebih kurang sepertiga waktu tidur menjelang bangun.

6. Pelaksanaan

Pada saat proses hipnoterapi berlangsung, klien hanya diam. Duduk atau berbaring, yang
sibuk justru terapisnya, yang bertindak sebagai fasilitator. Akan tetapi, pada proses
selanjutnya, klien lah yang menghipnosis dirinya sendiri (Otohipnotis), berikut proses sebuah
tahapan hipnoterapi :

1. Pre - Induction (Interview)

Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah klien
mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka percakapan untuk
membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnotis / hipnoterapi dan
menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan klien. Sebelumnya
hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang
diminati dan tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya. Pre -
Induction merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnoterapi
diawali dari proses Pre - Induction yang tidak tepat.

2. Suggestibility Test

Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang
yang mudah menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai
pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi. Uji
sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan teknik induksi yang terbaik
bagi sang klien.

3. Induction

Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa pikiran klien
berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke pikiran bawah sadar (sub conscious), dengan
menembus apa yang dikenal dengan Critical Area.

Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. maka frekuensi gelombang otak dari klien akan
turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta. Semakin turun gelombang otak, klien akan semakin
rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang dinamakan dengan kondisi ter
-hipnotis. Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman trance klien dengan melakukan Depth
Level Test (tingkat kedalaman trance klien).

4. Deepening (Pendalaman Trance)

Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam. Proses
ini dinamakan deepening.

5. Suggestions / Sugesti

Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi Post Hypnotic
Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses hipnotis masih berlangsung
dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien meskipun klien telah keluar dari
proses hipnotis. Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur terpenting dalam proses
hipnoterapi.

6. Termination

Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan lahan akan
membangunkan klien dari tidur hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang
sepenuhnya sadar.

7. Indikasi
Peterfy (1973) dalam Romy Novrizal (2010), mengemukakan bahwa secara garis besar
hipnoterapi digunakan untuk menangani gangguan-gangguan seperti:
a. Gangguan psikosomatik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang
mempengaruhi kondisi fisik, jadi gejala yang nampak adalah gejala fisik. Gangguan ini
meliputi sistem kardiovaskuler, pernafasan, endokrin, gastrointestinal, dermatologi, dan
genitourinary. Hipnosis efektif pada beberapa gangguan SSP, seperti insomnia, nyeri
kepala, gagap, tik, dan lain-lain
b. Gangguan psikiatrik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang
gejalanya nampak pada area psikologis. Hipnosis digunakan untuk mengatasi beragam
neurosis konversi, kecemasan, fobia, obsesi-kompulsif, depresi reaktif atau depresi
neurotik, dan neurotik pasca trauma
c. Kasus-kasus pada bidang lain, seperti anastesi, nyeri persalinan, ekstraksi gigi, mengatasi
obstipasi atau retensi urin pasca bedah

8. Kontraindikasi
Menentukan indikasi hipnoterapi menurut para ahli adalah lebih sulit dibandingkan untuk
menentukan kontraindiksai hipnoterapi. Secara garis besar kontraindikasi hipnoterapi adalah
pada keadaan:
(1).Seseorang yang dalam kondisi tidak tenang, gaduh gelisah, misalnya pada psikosis akut
sehingga tidak dapat dilakukan kontrak psikis dengan subjek
(2).Seseorang dalam keadaan yang tidak mengerti apa yang dilakukan, misalnya pada orang
imbesil atau demensia. Pada mereka tidak akan dapat dilakukan hipnosis dengan cara
apapun
(3).Pada orang yang tidak tahu atau belum mengerti tentang apa yang kita katakan, sugesti
verbal tidak akan berpengaruh pada subjek.
Daftar pustaka

http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/11/08/hipnoterapi-408504.html (diakses tanggal


20 November 2013)

Anam S. 2010. 4 Jam Pintar Hipnosis. Jakarta : Visi Media.

Adiyanto. 2007, Hipnosis penurunan rasa nyeri Pengamatan Efek Hypnosis Pada Otak Melalui
Brain Imaging. www.ibh.com

Chamber, Bradford. 2005. How to hypnotize. Stravon Publisher : New York

Darmawati. 2012. Akupunktur & Hipnoterapi : A Natural Therapy For Your Mind, Body & Soul.
(online) http://www.akupunktur-hipnoterapi.com/index.php?option=com_conten
t&view=article&id=62&Itemid=86. diakses tanggal 21 November 2013

Gunawan, Adi W. 2008. Hypnosis: The Art of Subconscious Communication. Jakarta : Gramedia

Hardiyanto, dkk. Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi Untuk Menurunkan Efek


Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang Pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan
Kegawatdaruratan Terpadu (Spgdt). Universitas Brawijaya: Publikasi

Murphy, Joseph. 1997. The power of Your Subconscious Mind (terjemahan) spektrum : Jakarta

McDonald F., 2006, Hypnotherapy Applications in Pain Management.

Novriza, Romy. 2010. Keefektifan Hipnoterapi Terhadap Penurunan Derajat Kecemasan Dan
Gatal Pasien Liken Simpleks Kronik Di Poliklinik Penyakit Kulit Dan Kelamin RSDM
Surakarta. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Wahida, Nur. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri SendiPada Lansia. Universitas Brawijaya:
Publikasi

Anda mungkin juga menyukai