DI SUSUN OLEH
NGATIYEM
NIM: P00320117 063
POLTEKES KEMENKES
BENGKULU
2017/ 2018
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik iman maupun islam.
Penulis
Ngatiyem
NIM : P00320117 063
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Topik Bahasan
1. Prinsip – prinsip kewirausahaan
2. Jenis – jenis wirausahaan dibidang kesehatan/ keperawatan
3. Strategi kewirausahaandalam bidang kesehatan/ keperawatan
4. Konsep dasar keperawatan
5. Analisa kewirausahaan
6. Faktor kewirausahaan
7. Karakter kewirausahaan
8. Spirit kewirausahaan
9. Etika wirausaha
10. Tanggung jawab wirausaha
11. Strategi pemasaran
12. Konsep Home Care
13. Nursing center
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang kewirausahaan secara
umum dan penulis :
1. Dapat memahami Prinsip – prinsip kewirausahaan
2. Dapat memahami Jenis – jenis wirausahaan dibidang kesehatan/
keperawatan
3. Dapat memahami Strategi kewirausahaandalam bidang kesehatan/
keperawatan
4. Dapat memahami Konsep dasar keperawatan
5. Dapat memahami Analisa kewirausahaan
6. Dapat memahami Faktor kewirausahaan
7. Dapat memahami Karakter kewirausahaan
8. Dapat memahami Spirit kewirausahaan
9. Dapat memahami Etika wirausaha
10. Dapat memahami Tanggung jawab wirausaha
11. Dapat memahami Strategi pemasaran
12. Dapat memahami Konsep Home Care
13. Dapat memahami Nursing center
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini penulis makalah ini adalah
metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Konsultan Keperawatan
Definisi Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang
menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan
antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan
merupakan karyawan diperusahaan, melainkan seseorang yang
menjalankan usaha hanya sendiri serta berurusan dengan berbagai klien
dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa
memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada
klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial, untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).
3. Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvensional. Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan
komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk
dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai
berikut :
a. Akupunktur Medik.
Akupuntur medik yang dilakukan oleh dokter umum
berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini
diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara
kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul
tersebut adalah pelepasan endorphine yang banyak berperan pada
sistem tubuh.
b. Terapi Hiperbarik.
Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana
pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan
udara 2 – 3 kali lebih besar dari pada tekanan udara atmosfer normal
(1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum,atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
c. Terapi herbal medik.
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan
obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan
pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau
hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya
4. Klinik Kesehatan Swasta Dalam Bidang Penelitian
Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang
dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga
membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim
riset profesional seperti:
a. Teknik perawatan luka.
b. Terapi modalitas.
1) Wirausaha Mandiri
Ciri-ciri:
- Perawat sebagai subjek sentral dalam kegiatan usaha
- Perawat tidak terlalu banyak melibatkan profesi lain secara khusus
dalam kegiatan usaha
- Memiliki dasar hukumyang jelas yang secara eksplitasi mengatur
kegiatan keprofesian
- Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi secara utuh
Contoh:
- Balai keperawatan
- Family nurse
- Ferst aid training centre
- Klinik pendamping dini tumbuh kembang balita
2) Wirausaha Kolaboratif
Ciri-ciri:
- Perawat sebagai subjek sentral usaha
- Perawat melibatkan profesi lain secara proporsional dalam kegiatan
usaha
- Memiliki dasar hukum yang jelas yang secara eksplisit mengatur
kegiatan keprofesi dan hubungan antar profesi.
- Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi yang dipersepsikan oleh masing-masing profesi dalam
membangun kolaborasi secara professional.
Contoh:
- Mengelola homecare
- Mengelola toko obat
- Mendirikan pos sampling laboratorium
- Mendirikan rumah bersalin
3) Wirausaha Delegatif Kolaboratif Keperawatan
Ciri-ciri :
- Perawat tidak selalu sebagai subjek central dalam kegiatan usaha
- Perawat memiliki ketergantungan terhadap profesi lain secara
mutlak dalam kegiatan usaha
- Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi secara utuh
Contoh :
- Mendirikan balai pengobatan
- Mendirikan klinik 24 jam
- Mendirikan apotek
- Mendirikan laboratorium swasta
4) Wirausaha Terapi Modalitas Keperwatan
Ciri-ciri :
- Perawat tidak selalu sebagai subjek central dalam kegiatan usaha
- Perawat memiliki ketergantungan terhadap profesi lain secara
langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan usaha
- Memiliki dasar hukum yang jelas yang secara eksplisit mengatur
kegiatan profesi dalam setiap kegiatan usaha
- Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi secara utuh.
Contoh :
- Mendirikan klinik keperawatan herbal, akupresur, akupunktur dan
lain-lain
- Mengelola perawatan kecantikan khusus
5) Wirausaha Informasi dan Tekhnologi Keperawatan
Ciri-ciri :
- Perawat sebagai subjek central dalam kegiatan usaha
- Perawat memiliki ketergantungan terhadap profesi lain secara
langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan usaha
- Memiliki dasar hukum yang jelas yang secara eksplisit mengatur
kegiatan profesi dalam setiap kegiatan usaha
- Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi secara utuh.
Contoh :
- Mengembangkan website keperawatan
- Mengembangkan blog keperawatan
- Mengembangkan telenursing consultation
- Mengelola media informasi keperawatan
- Newsletter keperawatan, bulletin keperawatan
6) Wirausaha Entertainer dan Leadership Keperawatan
Ciri-ciri :
- Perawat sebagai subjek central dalam kegiatan usaha tetapi lebih
fleksibel dalam menjalankan setiap kegiatan usaha
- Perawat memiliki ketergantungan terhadap profesi lain secara
langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan usaha
- Memiliki dasar hukum yang jelas yang secara eksplisit mengatur
kegiatan profesi dalam setiap kegiatan usaha
- Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi secara utuh.
Contoh :
- Mendirikan leadership center of nursing
- Menjadi even organizer terbuka kegiatan keperawatan
2. Tujuan Kewirausahaan
Dalam pendidikan kewirausahaan diajarkan dan ditanamkan
mengenai sikap dan perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka di
kemudian hari menjadi seorang wirausaha yang berbakat dan berhasil.
Adapun tujuan kewirausahaan adalah:
a. Untuk mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha
untuk meng hasilkan kemajuan dan kesejahtraan masyarakat.
b. Untuk membudayakan semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,
handal, dan unggul.
c. Untuk meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
E. ANALISA KEWIRAUSAHAAN
Pada hakikatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri
sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan
pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak
diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih
baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain,
kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata
dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal
dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur
digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi,
Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan
jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau
pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang
yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi
semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering
digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang
yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya
dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai
semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan
tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu
aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and
different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan
adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
F. FAKTOR KEWIRAUSAHAAN
Dalam melakukan proses pemasaran perusahaan terkadang mengalami
hambatan dan rintangan yang disebabkan adanya beberapa faktor. Adapun
beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran
dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang memproduksi barang
(fisik) maupun perusahaan yang memproduksi jasa (non fisik) antara lain.
a. Organisasi
Faktor ini biasanya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri yang
memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran. Dalam suatu
organisassi perusahaan diharapkan saling memberikan kerjasama yang
baik antara bagian-bagian atau devisi-devisi yang ada dalam perusahaan
sehingga dapat memberikan keuntungan bagi seluruh bagian-bagian yang
dalam perusahaan.
b. Manajemen
Perusahaan dalam menerapkan manajemen sudah semestinya
diperhitungkan dan dianalisis dengan baik agar tujuan perusahaan dapat
tercapai serta berkembang dengan baik dimasa mendatang
d. Kebijakan pemerintah
Dalam perkembangan suatu perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa sudah semestinya barkaaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah
yang ada. Jika produk perusahaan yang telah beredar di masyarakat
bertentangan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang diterapkan
maka perusahaan tersebut akan mengalami kendala dalam memasarkan
produknya kepada konsumen. Sebaliknya bagi kebijakan pemerintah yang
tidak memberikan relevansi dan dukungan bagi perusahaan, maka
perusahaan juga akan mengalami kendala dalam melakukan kegiatan
pemasara
G. KARAKTER KEWIRAUSAHAAN
Dengan semakin gencarnya popularitas entrepreneurship dalam kehidupan
global termasuk Indonesia, entrepreneur telah dijadikan pilihan bagi sebagian
besar pelaku bisnis. Entrepreneur dianggap memiliki kemampuan
untuk mandiri dan berhasil, dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang
lain. Dengan berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat melakukan
sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan, namun di samping itu
juga, berentrepreneur akan mendapatkan kebebasan keuangan dan waktu yang
cukup untuk melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai bersama teman-
teman dan keluarganya.
I. ETIKA WIRAUSAHA
Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan,
pada saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan
menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau
ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan.
Dalam arti luas etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain.
Etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku
manusia dengan masyarakat. Tingkah laku perlu diatur agar tidak melanggar
norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat, karena norma-norma
atau kebiasaan masyarakat disetiap daerah negara berbeda-beda.
Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya,
yaitu:
1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan
waktu yang berlaku.
4. 4Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan,
penuh tata karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa adalah
sebagai berikut:
1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan
dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya
konsumen atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak harus
segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban,
tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.
3. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang
pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan
disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau
pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap
hokum dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari.
Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi penguasaha apabila tidak
diselesaikan.
6. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi banyak orang.
8. Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi
mungkin. Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan dari waktu
kewaktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping
itu, pengusaha juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap
berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya.
K. STRATEGI PEMASARAN
Dalam menjalankan usaha, ada hal yang lebih penting dibanding
menciptakan produk, yaitu pemasaran produk dan jasa yang dilakukan dengan
handal.
Bisa dikatakan, strategi pemasaran merupakan kunci berhasilnya penjualan
suatu produk. Akan tetapi kualitas produk juga tetap perlu diperhatikan karena
menjadi poin penting dalam pemasaran tersebut.
Setelah anda memastikan produk anda memiliki kualitas yang baik,
ciptakanlah strategi pemasaran yang baik dan efektif agar prosesnya dapat
berjalan dinamis dan terkontrol.
Nah, berikut ini adalah 5 strategi pemasaran dalam berbisnis yang bisa anda
terapkan untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa Anda:
1. Mengenali Pelanggan
Lakukan identifikasi terhadap target pasar anda. Misalnya, jika usaha anda
bergerak dalam pemasaran fashion Korea, anda bisa membidik kalangan
remaja yang identik dengan demam Korea.
Jika usaha anda bergerak dalam pemasaran sepatu wedges, anda bisa
membidik para wanita dengan rentang umur 20-35 tahun. Identifikasi yang
tepat dapat mempermudah anda dalam menyusun strategi pemasaran yang
efektif dan menghindarkan anda dari pembuangan biaya dan waktu yang sia-
sia.
2. Melakukan Promosi
Lakukan pengenalan produk/promosi kepada konsumen dengan cara yang
kreatif. Sebisa mungkin, anda harus melakukan promosi yang konsisten dan
terus-menerus.
Misalnya setiap kali anda bepergian, anda bisa membawa brosur dan
pamflet berisi produk usaha anda untuk dibagikan kepada orang yang dituju,
keluarga, rekan kerja, ataupun disebarkan di tempat-tempat umum. Bisa juga
dengan membuat status mengenai produk usaha anda di sosial media.
Satu lagi cara promosi yang dapat anda lakukan adalah dengan berpromosi
dari mulut ke mulut. Tak dapat dipungkiri bahwasannya cara ini dapat
menjaring pelanggan jauh lebih banyak. Dengan berbagai cara ini, anda dapat
menemukan pelanggan dengan sendirinya.
A. KESIMPULAN
B. SARAN