Anda di halaman 1dari 5

Menurut Bernheim, hypnosis pada dasarnya adalah suatu bentuk sugesti yang meningkat terhadap

sugesti yang diberikan orang lain. Hypnosis merupakan sebagai keadaan terfokusnya perhatian
pada objek fisik atau gambaran mental tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitas
sebagai efek dari sikap kooperatif dengan orang lain. Hipnosis juga diartikan sebagai suatu kondisi
dimana seseorang menjadi terfokus kepada suatu hal atau kepada orang lain sehingga kesadaran
terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang. Dalam pengetahuan hypnosis, sugesti dapat
diartikan secara sederhana sebagai :

“Suatu rangkaian kata-kata, atau kalimat, yang disampaikan dengan cara tertentu, dan dalam
situasi tertentu, sehingga dapat memberikan pengaruh bagi mereka yang mendengarnya, sesuai

dengan maksud dan tujuan sugesti tersebut!“

Yang dimaksudkan dengan “memberikan pengaruh” adalah bahwa pikiran bawah sadar
menyetujui sugesti dimaksud. Ia juga merupakan kunci dari hipnoterapi. Sugesti atau pengaruh
bisa berbentuk positif (bermanfaat), seperti menimbulkan rasa optimistis, semangat, dan rasa
percaya diri. Bisa juga berbentuk negatif (merugikan), seperti menimbulkan rasa pesimis, takut,
tidak percaya diri, bahkan menimbulkan penyakit. Dengan menguasai hypnosis seseorang akan
memahami fenomena pikiran alam bawah sadar manusia (sub-conscious mind) sekaligus
berkomunikasi secara efektif dengannya. Menurut sigmeund freud (1856-1939), mengumpamakan
jiwa atau pribadi manusia sebagai sebuah gunung es di tengah laut yang hanya kelihatan
puncaknya. Puncak yang hanya kelihatan sedikit disebut sebagai alam kesadaran (consciousness),
agak sedikit di bawah permukaan laut disebut prakesadaran (preconsciousness), dan bagian
terbesar dari gunung es yang letaknya di bawah permukaan air laut disebut alam bawah sadar
(unconsciousness). Secara umum, wilayah kesadaran manusia memiliki tiga kategori. Terdiri dari:
Kesadaran Tinggi (Super-Conscious), Kesadaran Normal (Conscious), Bawah Sadar (Sub-
Conscious). Dalam kehidupan sehari-hari, mekanisme manusia biasanya terdiri: Conscious 12 %
,Sub-Conscious 88 %. Alam bawah sadar berisi dorongan-dorongan yang ingin muncul ke alam
kesadaran. Pusat kesadaran bertugas untuk menentukan dorongan yang boleh muncul ke kesadaran
dan dorongan yang harus tetap tinggal di alam bawah sadar.

Teknik-teknik Hipnoterapi
a. Ideomotor Response

Ini adalah cara untuk mendapat jawaban “ya”, “tidak”, atau “tidak tahu” dari klien dengan cara
menggerakkan salah satu jari tangan. Teori di balik teknik ini adalah bahwa orang cenderung
memberikan jawaban yang jujur, sesuai dengan jawaban pikiran bawah sadar, melalui respons
gerakan fisik (ideomotor Response) daripada dalam bentuk verbal atau ucapan. Ada dua hal
penting dalam menggunakan ideomotor response. Pertama, pertanyaan yang diajukan kepada klien
harus bersifat tertutupatau dalam format “ya” atau “tidak”. Kedua, suara terapis harus monoton
dan tanpa ekspresi untuk meminimalkan kemungkinan klien erpengaruh oleh suara terapis
sehingga tersugesti untuk memberikan jawaban yang tidak tepat.

b. Hypnotic Regresion

Teknik regresi adalah teknik yang membawa klien mundur ke masa lampau untuk mencari tahu
penyebab suatu masalah. Teknik ini biasanya menggunakan affect bridge (jembatan perasaan) atau
feeling connection.

c. Systematic Desensitization

Sesuai dengan namanya, teknik ini bertujuan untuk mengurangi sensitivitas klien terhadap
phobianya.

d. Implosive Desensitization

Teknik ini digunakan bila klien mengalami abreaction. Yakni, situasi dalam kedamaian untuk
menenangkan dirinya. Tujuannya adalah menurunkan tingkat intensitas emosi secara bertahap.
Teknik ini juga disebut circle therapy.

e. Desensitization by Object Projection

Teknik ini meminta klien membayangkan emosi, rasa sakit, atau masalahnya keluar dari tubuh
klien dan mengambil suatu bentuk yang mewakili masalahnya itu. Teknik ini hanya bagus pada
klien yang visual, untuk yang auditori dan kinestetik digunakan proyeksi dalam bentuk suara atau
perasaan.

f. The Informed Child technique


Sama halnya dengan Implosive Desensitization, namun kali ini terapis mensugesti bahwa klien
kembali ke masa lampaunya denagn membawa serta semua pengetahuan, pengalaman,
kebijaksanaan, dan pengertian yang dimiliki saat dewasa sekarang.

g. Gestalt Therapy

Ini adalah teknik terapi yang dilakukan dengan menggunakan permainan peran atau role play.
Dalam teknik ini, klien diminta memainkan peran secara bergantian, baik sebagai dirinya sendiri

maupun sebagai orang lain yang menjadi penyebab trauma atau luka batin.

h. Rewriting History (Reframing)

Bagian pertama dari teknik ini dilakukan dengan the informed child technique, bagian lanjutannya
dilakukan dengan menggunakan gestalt therapy yang memungkinkan klien untuk menyampaikan
apa yang ingin ia katakan pada orang yang menyebabkan luka batin.

i. Open Screen Imagery

Teknik ini menggunakan layar bioskop.

j. Positive Programmed Imagery

Teknik ini dapat digunakan sebelum klien dibangunkan dari kondisi trance (rileks yang dalam).
Teknik ini hanya efektif bila dilakukan setelah teknik-teknik lainnya digunakan terlebih dahulu.

Teknik ini bisa digunakan bersamaan dengan post hypnotic suggestion dan verbalizing.

k. Verbalizing

Dalam teknik ini klien diminta untuk berbicara atau mengucapkan pemahaman baru atau apa yang
menurutnya harus dilakukan. Apabila klien yang mengucapkannya, efeknya akan menjadi sangat
kuat daripada bila hal yang sama diucapkan oleh terapis.

l. Direct Suggestion

Sugesti yang bersifat langsung diberikan berdasarkan apa yang diucapkan oleh klien (verbalizing).

Dalam pengetahuan hypnosis, sugesti dapat diartikan secara sederhana sebagai :


“Suatu rangkaian kata-kata, atau kalimat, yang disampaikan engan cara tertentu, dan dalam situasi
tertentu, sehingga dapat memberikan pengaruh bagi mereka yang mendengarnya, sesuai dengan
maksud dan tujuan sugesti tersebut.

.Pelaksanaan hipnoterapi dengan pra-induksi terlebih dahulu berupa konsultasi dan tanya jawab
pada anak melalui pengenalan mengenai aspek psikologis pada anak; lalu induksi dimana
prosesnya si anak dibuat rileks dari beta, alpha, dan teta hingga masuk ke trance yang lebih dalam;

selanjutnya dept level test dimana si anak diuji tingkat kedalaman trance apakah si anak benar-
benar dalam keadaan rileks; berikutnya pemberian kalimat sugesti positif dimana inilah inti dari
proses terapi; dan terakhir terminasi yakni si anak kembali ke kondisi normal dan tidak mengalami
kejutan secara psikologis.

Faktor pendukung metode hipnoterapi adalah dengan syarat si anak mampu berkomunikasi tanpa
ada hambatan bahasa dan mampu untuk fokus dalam menjalani sesi terapi serta ada kemauan dan
motivasi dari si anak dan faktor penghambatnya adalah sebaliknya.

Kelebihan dari metode hipnoterapi adalah metode ini efektif dan efisien, hal ini dilihat dari tidak
menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping, akan tetapi perlu dilihat bahwa
metode ini hanya sebagai alat bantu jika metode tidak tepat maka digunakan metode

Secara teknis, dalam hipnoterapi, ada teknik dasar terapi:

 posthypnotic suggestion and imagery atau sugesti pascahipnosis dan imajinasi,


 discovering the root cause atau menemukan akar masalah,
 release atau melepas emosi negatif yang melekat pada pengalaman traumatik.

Dari teknik dasar ini yang digunakan oleh terapis adalah teknik posthypnotic suggestion.
Dilakukan dengan cara klien diminta melakukan relaksasi dan setelah dirasa cukup rileks terapis
akan menyugesti klien. Sugestinya berisi pesan-pesan untuk pikiran bawah sadar yang bila pesan
ini diterima dan dilaksanakan oleh pikiran bawah sadar maka klien akan mengalami perubahan
positif. Jika dengan teknik posthypnotic suggestion and imagery tidak berhasil maka seharusnya
bisa digunakan teknik berikutnya yakni menemukan akar masalah yang dilanjutkan dengan teknik
pelepasan dan pengulangan Seringkali yang terjadi adalah setelah mendapat sugesti klien merasa
masalahnya telah selesai.
 Gunawan, Adi W. Hypnosis: The Art of Subconscious Comunication, Jakarta: PT.
 Hakim, Thursan. Mengatasi Gangguan Mental dan Fisik, Jakarta: Puspa Swara,
2005, Cet. Ke-2.
 Hawari, Dadang. Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan JIwa,
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yoso,1997, cet. Ke-3.
 Abdul Hafidz, Muhammad Nur. Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung:
Al-Bayan, 1999, cet. Ke-4.
 Kasandravati, “Masalah dengan Hipnoterapi”, artikel diakses pada tanggal 15
juni 2008 dari http://www.nakita.com.

Anda mungkin juga menyukai