Anda di halaman 1dari 10

KONSEP HIPNOTERAPI

DALAM PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING


Dosen pengampu
Ibu Sri Rahmi Tanjung,S.Pd.,M.Si
Kelompok 6
1. Dani Agusni Nasution 20150026
2. Masleliani Siregar 20150050
A. Konsep Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi
yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah
pikiran, perasaan dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga
dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran dan
penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk
memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah
sadar untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau
untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih
baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk
terapi disebut “hypnotherapist”. Hipnoterapi menggunakan
pengaruh kata – kata yang disampaikan dengan teknik – teknik
tertentu. Satu – satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah
komunikasi. (Kahija YF., 2007
Tujuan hipnoterapi adalah menyelesaikan masalah atau meningkatkan kemampuan diri,
yang mana hasil dari hipnoterapi diharapkan bisa bertahan untuk selamanya. Dalam hipnoterapi, klien
dan hypnotherapist bekerja sama untuk meraih tujuan. Pasien atau klien tidak akan dibuat tidak sadar
atau tidak berdaya, melainkan akan dibimbing supaya bisa menyadari kekuatan diri sendiri sehingga
dengan menggunakan kebijaksanaan dan kekuatan Pikiran Bawah Sadar masalah yang dialami bisa diatasi
sendiri. Metode hipnoterapi modern dengan orientasi kepada pasien lebih banyak berperan untuk
‘membuka’ kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya dan membantu pasien untuk
menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia sendiri.
B. Hipnoterapi Dalam Bimbingan dan Konseling

Di bidang pendidikan dan pengembangan diri, hipnoterapi berperan pada


penyiapan/penguatan prasyarat belajar, yakni kondisi emosi dan mental seorang
pembelajar. Sebelum seseorang men-setting pembelajarannya, ia harus terlebih
dahulu menyiapkan prasyaratnya. Kondisi mental atau emosi yang kurang stabil,
masalah persepsi terhadap belajar/pendidikan, mental blocking, “programming”
yang keliru, trauma masa lalu, pengalaman kurang mengenakkan, perasaan
tercemoohkan, merasa direndahkan, dsb, itu mengganggu pembelajaran yang
bisa muncul kadang berupa kemalasan tanpa diketahui penyebabnya, kurang
motivasi dan kurang percaya diri. Hipnoterapi berperan di sini, yakni melepas
emosi-emosi negatif tersebut. Jika prasyarat utama ini telah beres barulah
beranjak ke proses belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.
C. Konsep Hipnosis atau Hipnotis
Hipnosis tidak selalu berkonotasi negatif. Hipnosis adalah sesuatu yang bisa dibuktikan
secara ilmiah, bahkan secara logis. Hipnosis mempunyai manfaat besar bagi kehidupan,
baik bagi kesehatan fisik, psikologis, maupun dalam dunia pendidikan. Jadi hipnotis
memiliki kekuatan tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi
orang lain demi keuntungan positif dan negatif. Guru dan konselor perlu belajar untuk
menggunakan hipnosis untuk kepentingan pembelajaran. Hipnosis merupakan fenomena
yang mirip tidur, dimana pikiran kritis logis tidak difungsikan. Pikiran yang sangat
berperan dalam situasi seperti itu adalah pikiran alam bawah sadar. Pikiran ini akan
menerima apapun bentuk informasi yang disampaikan kepadanya. Ia tidak peduli
informasi itu baik atau buruk, menguntungkan atau merugikan. Fenomena inilah yang
dikenal dengan istilah sugesti, yaitu penerimaan perintah apa saja tanpa penolakan.
Ciri-ciri kondisi hipnosis menurut Willy Wong dan
Andri Hakim (2010: 16), yaitu:
1. Perhatian yang terpusat/focus tunggal (ke dalam kondisi
internal)
2. Relaksasi kondisi fisik
3. Peningkatan kemampuan sebagian atau seluruh panca
indra
4. Pengendalian refleks dan aktifitas fisik
5. Respons (untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu) terhadap pengaruh pasca hypnosis.
Sementara itu siapapun bisa jadi penghipnosis atau hipnosis dengan syarat:
1. Memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik
2. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
3. Menguasai ilmu hipnosis dengan baik dan benar
4. Selalu praktek
5.. Memiliki kemauan yang kuat (NCH, 2008).
Berikut ini adalah tahapan dalam proses hipnosis:
1. Pre-induction Proses meyakinkan calon suyet/klien untuk mau dihipnosis.
2. Induction Proses membawa suyet/klien ke dalam kondisi hipnosis.
3. Deepening Proses untuk memperdalam level kesadaran
seseorang. Makin dalam kondisi trance seseorang, maka makin mudah menerima berbagai
macam sugersti, termasuk sugesti yang tidak masuk akal.
4. Depth Level Test yaitu tes atau pengamatan dan kedalaman “trance” dari suyet.
5. Suggestion Pemberian sugesti pada saat suyet sudah dalam kondisi “trance”/tidur hipnosis.
6. Termination Tahapan pengakhiran subyek dikembalikan ke kondisi normal.
7. Post Hypnotic Kondisi Suyet setelah termination (Willy Wonk, 2010: 47)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
WASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai