TERAPI AKURPRESUR
DOSEN PENGAMPU:
DIAN SAMTYANINGSIH,SST M.Kes
OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk
terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan
individu. Terapi komplementer bermanfaat untuk memperbaiki fungsi dari sistem-
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit ( Hidayah, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami tentang terapi Akupresur.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang klasifikasi terapi Akupresur.
b. Memahami tentang komponen dasar dari terapi Akupresur.
c. Memahami indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur.
d. Memahami mekanisme kerja terapi Akupresur.
e. Memahami keefektifan terapi Akupresur sebagai terapi komplementer.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Terapi akupresur adalah sistem pengobatan dengan cara menekan- nekan pada
titik- titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk memperoleh efek rangsang pada energi
vital (QI) guna mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit atau untuk meningkatkan
kualitas kesehatan (Ikhsan, 2019). Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di
bagian tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi
chi) dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol sehingga dengan
penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie (darah), dan organ-organ
tubuh baik organ padat (cang) dan organ berongga (fu) sehingga keseimbangan panas
dan dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh meningkat sehingga pathogen
penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (wei chi).
Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan turunan dari ilmu
akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan
pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupunktur (Hartono,
2012).
Akupresur adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik khusus bagian
tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah atau mengurangi
mual (NIC, 2004 dalam Satrya, 2018).
1. Shiatsu
Shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian penekanan menggunakan
jari secara berirama, keseluruhan bagian tubuh sepanjang meridian energi. Titik-
titik tekan hanya disentuh abtara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang
sekaligus menenangkan.
2. Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik- titik akupresur
yang penting pada meridian dan jalur- jalur yang terpilih, setiap titik ditekan selama
1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk menyeimbangkan
chi, sang energi vital.
3. Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik- titik meridian. Do-
in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan.
4. Tui-Na
Tui-Na adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik- titik akupresur dengan
menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.
Chie adalah zat sari makanan dan Sie adalah darah, secara singkat disebut Energi
vital.
Ada dua sumber energi vitsl, yaitu energi vital bawaan dan energi vital didapat.
Energi vital bawaan, berasal dari orang tua seperti watak, bakat, rupa, kesehatan
fisik dan mental.Energi vital bawaan ini disimpan di dalam ginjal. Energi vital berasal
dari sari makanan yang diperoleh dari ibu selama di kandungan, maupun diperoleh
saat sudah lahir dari makanan, air, udara, serta dukungan sosial dan lingkungan.
Meridian paru- paru dimulai dari ruang tengan perut (pusar), kemudian naik ke atas
mencapai lambung menembus diafragma, terus kedua paru- paru, langsung ke tenggorokan
dan keluar di sela iga I dan II di daerah dada, lau melintasi lengan menuju ibu jari tangan.
Di daerah pergelangan tangan ada cabang menuju jari telunjuk untuk berhubungan dengan
meridian usus besar.
2) Meridian Usus Besar
Meridian usus besar dimulai dari pangkal kuku jari telunjuk kiri dan kanan, naik ke bahu.
Sampai dibahu berbelok dan bercabang sampai ke tengkuk mencapai benjolan persendian
tulang leher 7 dan tulang punggung 1, dan kembali ke bahu. Di bahu meridian ini bercabang
turun ke bawah melintasi paru- paru mencapai usus besar. Sedangkan cabang yang lain naik
dari tulang selangka pipi, melintasi bibir, dan naik ke tepi hidung sampai bawah mata
bertemu dengan meridian lambung.
3) Meridian Lambung
Meridian lambung dimulai dari titik terakhir meridian usus besar, naik mencapai pangkal
hidung, keluar di bawah tulang mata dan pipi, melintasi pipi hingga ujung bibir, rahang, dan
naik sampai di samping kepala. Dari rahang bawah ada cabang menuju leher depan dan luar.
Sampai di tulang selangka, meridian pecah menjadi dua cabang yang berjalan sejajar di kiri
kanan garis tengah tubuh, dari dada sampai ke rambut kemaluan. Sebuah cabang yang lain
masuk mencapai lambung dan limpa, terus ke bawah dan bertemu dengan meridian luar di
pangkal paha, menjulur ke paha hingga bawah lutut, dan bercabang kembali. Sebuah
cabangnya sebelum sampai di jari kaki kedua bercabang juga ke jari jempol untuk
menyambung dengan meridian limpa. Cabang satunya berakhir pada jari tengah kaki.
4) Meridian Limpa
Meridian limpa dimulai dari ibu jari kaki, terus naik sampai perut melintasi kaki bagian
dalam. Di perut, meridian ini bercabang, sebuah cabangnya ke limpa, lambung, terus ke
jantung, paru- paru dan mencapai pangkal lidah. Cabang yang lain menuju sisi luar payudara,
naik ke arah tulang rusuk ke 3, dan turun ke samping badan, sampai di antara tulang rusuk
ke 6 dan 7.
5) Meridian Jantung
Meridian jantung dimulai dari ketiak, sebuah cabangnya turun menuju lengan sampai di
kelingking, sedang cabang lain ke atas melintasi dada menuju jantung.di jantung, cabang
tersebut bercabang dua. Sebuah cabang ke atas sampai di bola mata dengan melintasi leher
dan pangkal lidah. Adapun cabang lainya ke bawah menuju usus kecil.
6) Meridian Usus Kecil
Meridian usus kecil dimulai dari kelingking tangan, belok ke titik T14, dipangkal tulang leher
ke 7 lalu naik ke bahu. Sampai di bahu bercabang dua, sebuah cabang naik ke leher, pipi,
pelipis, telinga, dan pangkal hidung menyambung dengan meridian kantong kemih. Cabang
lainya ke bawah menembus jantung menuju usus kecil.
Meridian kantong kemih dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik ke
kepala bertemu dengan titik meridian Tu 20 (puncak kepala). Cabang lain menuju otak dan
keluar lagi menuju tengkuk, berjalan menuju tulang belikat bagian dalam. Kedua meridian
kantong kemih (kanan dan kiri) berjalan sejajar dengan tulang punggung sampai daerah
pinggang, lalu masuk ke dalam tubuh berhubungan dengan gunjal dan kantong kemih.
Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki terus melingkar di mata kaki
bagian dalam, naik ke paha. Di paha, meridian becabang dua, sebuah cabang ke meridian
luar, sedangkan cabang lain masuk ke tulang ekor, naik menyusuri tulang tersebut sampai
ginjal, kantong kemih, hati, paru- paru, dan pangkal lidah. Meridian luar menjalar ke atas
perut di antara meridian lambung dan garis tengah badan, berakhir di bawah tulang
selangka.
9) Meridian Selaput Jantung
Meridian selaput jantung dimulai dari dada selebar 4 jari di atas puting susu
dan dua jari ke samping, menelusuri lengan bagian dalam sampai di telapak tangan,
kemudian bercabang dua. Cabang yang satu menuju jari tengah sedangkan yang lainya ke
jari manis. Di dada, sebuah cabangnya masuk ke selaput jantung. Dari jantung terus ke
bawah menembus diafragma, ke ruang tengah, dan perut bagian dalam.
Meridian Tri pemanas dimulai dari pangkal jari manis hingga ke punggung
tangan, naik ke belakang siku terus mencapai bahu, tulang selangka dan bercabang dua.
Sebuah cabang menuju leher, melewati belakang telinga, pipi, dan berakhir di ujung alis luar.
Adapun cabang yang lain melintasi dada sampai di ujung, kemudian turun menembus ketiga
ruang tubuh, yaitu ruang atas dari diafragma ke atas, ruang tengah diafragma ke bawah
sampai pusar dan ruang bawah pusar sampai di ruang perut bawah.
Meridian kantong empedu dimulai dari sudut mata bagian luar menuju
kepala, dan tengkuk. Sebuah cabang dari pipi menyusup ke dada dan berhubungan dengan
organ dalam kantong empedu, terus ke perut bagian bawah. Cabang lainya tampak seperti
meridian luar, berjalan di bagian sisi luar tubuh sampai ke punggung kaki untuk kemudian
bercabang. Sebuah cabangnya menuju ibu jari kaki dan lainya ke jari empat kaki berakhir di
ujung jari kaki tersebut.
Meridian Ren dimulai dari depan lubang dubur masuk ke perut bagian
bawah, daerah kelamin, merambat ke atas di tengah garis tubuh sampai di leher dan rahang
bawah, melingkari bibir, kemudian terpecah menjadi dua cabang yang masing- masing
melintasi pipi sampai di bawah mata kiri dan kanan.
14) Meridian Tu
3. Titik akupuresur
Titik akupresur merupakan suatu area kecil di permukaan tubuh yang
mempunyai karakteristik sifat fisika betegangan tinggi dengan hambatan rendah
dibandingkan dengan jaringansekitarnya dan kepekaan terhdap rangsangan lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Titik ini berhubungan langsung dengan organ dan daerah tubuh yang dilintasi
oleh meridianya.
Titik ini mempunyai indikasi atau kegunaan khusus, tidak tergantung pada
tempatnya.
Titik nyeri jika dipijat akan terasa sakit atau linu. Titik ini berfungsi sebagai titik
terapi untuk mengurangi keluhan lokal/ setempat.
1. Indikasi
Beberapa indikasi dilakukan akupresur antara lain pada kondisi sakit kepala tipe
tegang, migren, ketegangan otot, depresi, kecemasan, membantu lebih rileks,
mengatasi nyeri misal nyeri sendi, nyeri tulang belakang.
2. Kontraindikasi
Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan efek
samping yang minimal. Namun, akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh
yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar.
Selain itu hindari melakukan terapi pada pasien dengan kondisi gawat, misalnya
terjadi serangan jantung, gagal nafas, dan penyakit pada saraf otak (stroke, pecah
pembuluh darah).
Akupresur bisa menggunakan ujung ibu jari untuk menekan, beberapa orang ada
yang lebih cocok memberikan tekanan dengan telunjuk atau jari tengah.
2. Sebaiknya tidak melakukan akupresur dalam keadaan berdiri, posisi terbaik adalah
duduk santai atau tidur santai, posisi senyaman mungkin.
3. Tekanan pijatan hendaklah tidak terasa sakit, apalagi sampai mengakibatkan memar,
untuk menghindari luka sebaiknya kuku jari pendek dan tumpul.
4. Selain dengan jari, pemijatan dapat dilakukan dengan pangkal telapak tangan, siku,
kepalan, atau benda tumpul yang halus. Pijatan hendaknya menimbulkan rasa aman
dan nyaman.
Cara memijat:
Dalam pemijatan akupresur sebaiknya dilakukan jangan terlalu keras dan membuat
pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman,
pegal, panas, gatal, perih, kesemutan dan lain sebagainya). Apabila sensasi rasa dapat
tercapai maka disamping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat
merangsang keluarnya hormon endorphin yaitu hormone sejenis morfin yang dihasilkan
dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang (Hartono, 2012).
Cara kerja:
Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh
ketegangan otot atau hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang.
Keseimbangan membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu
jalur tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan jari
untuk mengendurkan ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan
menstimulasi atau menyeimbangkan aliran energi.
Menurut jurnal Renintyas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan intervensi
acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe. Acupressure
digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid. Dengan
acupressure dapat meningkatkan kadar endorfin yang berguna untuk pereda nyeri yang
diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf
pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan
endorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat
menstruasi.
Intervensi:
Intervensi pada jurnal ini adalah kelompok pada penelitian ini diukur nyeri dysmenorhea
sebelum dan sesudah dilakukan akupresur. Akupresur dilakukan sebanyak 7 kali oleh terapis
dan dilanjutkan mandiri oleh remaja puteri sampai haid berikutnya. Khusus dysmenorhea,
titik Sanyinjiao (SP6) adalah titik-titik meridian untuk melakukan akupresur pada penderita
dysmenorrhea.
Menurut Nevy Norma Renityas (2017) akupresur dapat dilakukan dengan penekanan
pada satu titik (tunggal) maupun gabungan atau kombinasi terbukti dapat digunakan untuk
menangani dismenore. Penelitian terkait penekanan titik tunggal yaitu penelitian yang telah
dilakukan dengan menggunakan titik Taichong (LR3), dari hasil penelitian ini didapat bahwa
terjadi penurunan intensitas nyeri sebesar 1,03 poin setelah diberi terapi akupresur.
Penekanan pada titik akupresur LR-3 merupakan titik penting yang juga berfungsi untuk
meredakan nyeri (analgesik) dan relaksasi di seluruh tubuh. Skor intensitas nyeri pada
kelompok intervensi akupresur dan kelompok muscle stretching exercise mengalami
penurunan pada saat intervensi tetapi penurunan yang terbesar pada kelompok akupresur,
hal ini disebabkan karena muscle stretching exercise merupakan olah tubuh yang bertujuan
meningkatkan kualitas fungsi organ, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan
fleksibilitas otot sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal memerlukan proses yang
lama, keteraturan dalam melakukan muscle stretching exercise.
Comparasion:
Teknik akupresure ini dapat diberikan pada pasien atau klien yang mengalami nyeri
seperti pada jurnal dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengurangan nyeri pada kasus
dysmenorea. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa akupresur efektif terhadap penurunan
nyeri dysmenorhea. Selain itu, akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari
(praktis),aman dan tanpa biaya serta perlu dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan.
Seperti yang disampaikan oleh Sarni Yati (2019) dalam penelitiannya terapi akupresur
banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi dismenore primer. Akupresur memiliki
angka keberhasilan cukup tinggi dengan sedikit atau tanpa komplikasi jika kelainan hanya
bersifat fungsional, diagnosa tepat, teknik baik serta prognosa yang memungkinkan. Selain
itu, akupresur juga mudah dilakukan dengan biaya yang murah. Berdasarkan hasil penelitian
Pada jurnal yang telah dilakukan peneliti tentang Pengaruh Teknik Akupresur Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi Kelas X Yang Mengalami Dismenore Primer. Kurang dari
separuh siswi berada pada skor 4-6 yaitu sebanyak 48% siswi sebelum dilakukannya teknik
akupresur, kurang dari separuh siswi berada pada skor 1-3 dan 4-6 yaitu 32% siswi sesudah
dilakukannya tehnik akupresur, adanya pengaruh pelaksanaan akupresur antara nyeri
sebelum dan nyeri sesudah, dengan nilai signifikansi 0.000, dan beda rata-rata sebelum dan
sesudah 0,645.
Menurut Nevy Norma Renityas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan intervensi
acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe. Acupressure
digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid. Intensitas nyeri
dysmenorrhoe setelah dilakukan acupressure di titik Li 4 adalah skala nyeri 1 (9 orang), Skala
nyeri 2(8 orang), skala nyeri 4 ( 5 orang). Pada kelompok intervensi peneliti melakukan terapi
akupresur pada titik LI4 sebanyak tiga kali dalam satu hari selama 30 menit dengan jeda 10
menit setiap perlakuan. LI-4 (Hegu) memiliki aksi (peranan) sebagai penenang dan
antispasmodic yang sangat kuat, sehingga digunakan dalam banyak kondisi yang
menyakitkan, baik pada meridian dan juga organ, khususnya pada Lambung, Usus dan
Uterus(dalam hal ini bisa juga digunakan untuk penurunan nyeri dysmenorhoe)., LI-4 secara
luas digunakan sebagai titik distal pada sindrom gangguan nyeri pada tangan atau bahu,
karena ia menghilangkan gangguan dari meridian. LI-4 memiliki pengaruh yang kuat pada
pikiran dan dapat digunakan untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan kecemasan,
dalam hal ini dysmenorhoe bisa disebabkan oleh stress, dan gannguan psikologis. Dengan
titik Li 4 dapat mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan jurnal Januari Kristining Tyas, Apolonia Antonilda Ina, dan Probo
Tjondronegoro (2018) dari hasil observasi 3 jam setelah perlakuan didapatkan terdapat
penurunan skala nyeri, dimana penelitian yang dilakukan pada siswi SMA Mardisiswa
Semarang menghasilkan bahwa terapi akupresur titik Sanyinjiao dapat menurunkan skala
dismenore. Skala dismenore pada 80 responden sebelum dilakukan terapi akupresur paling
banyak pada skala sedang (skala 4-6) yaitu skala 5. Ada pengaruh terapi akupresur titik
Sanyinjiao terhadap penurunan skala dismenore pada siswi SMA Mardisiswa Semarang.
Didukung dari data jurnal Heni Wijayanti dan Selviana (2019) ada pengaruh terapi
akupresur Sanyinjiao Point terhadap intensitas nyeri dismenorea primer di SMAN 11
Semarangdengan p value 0.000.
Outcome:
Pada penelitian ini telah terbukti bahwa akupresur efektif terhadap penurunan nyeri
dysmenorhea. Selain itu, akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari
(praktis),aman dan tanpa biaya serta perlu dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan. Penelitian mengenai pengaruh
akupresur SP6 terhadap dysmenorea dysmenorhea di Indonesia masih terbatas sehingga
perlu dilakukan penelitian lanjutan dan lainnya untuk hasil yang lebih valid dan relevan. Pada
jurnal dapat dilihat bahwa dari 31 siswi yang mengalami dismenore primer, kurang dari
separuh siswi berada pada skor 1-3 dan skor 4-6 yaitu sebanyak 32% siswi.
KESIMPULAN
Nasronudin. (2019). Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya: Pusat
Penerbit dan Percetakan Unair.
Pratiwi, Subur, & Sanistioro. (2017). Buku saku 1 petunjuk prkatis toga dan akupresure. Jakarta:
Kemenkes RI.
Ramawati., Situmorang., & Yulianti. (2019). Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri
Dysmenorhea. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional. Jurnal Kebidanan dan
Kesehatan Tradisional, 4(2), 9-9.
Renityas, N. (2018). Efektifitas Titik Accupresure Li4 Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorrhoe Pada
Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 1(2).
Salsuda, R. (2017). Keperawatan Jiwa II Terapi Akupresur. Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya.
Satrya, A. (2018). Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disiase (CKD) Dengan
Efek Pemberian Terapi Akupresur dan Aromaterapi Bunga Lavender Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan di Ruang Hemodialisa RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Kalimantan Timur: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah.
Setiowati, W & Pawestri, N,D. (2018). Efektivitas Terapi Akupresur Terhadap Frekuensi Enuresis
Pada Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Darul Azhar, 94-102.
Trianingsih., Kuntjoro, & Wahyuni. (2016). Efektifitas Perbedaan Efektifitas Terapi Akupresur Dan
Muscle Streching Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan Dismenorhe.
Jurnal Kebidanan, 5(10), 7-17.
Tyas., Ina., & Tjondronegoro. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Titik Sanyinjiao Terhadap Skala
Dismenore. Jurnal Kesehatan, 7(1), 1-8.
Wijayanti & Selviana. (2019). Akupresure Sanyinjiao Point Mampu Menurunkan Intensitas Nyeri
Dismenorhea Primer. Jurnal Smart Kebidanan, 5(2), 70-76.
Yati, S. (2019). Pengaruh Tehnik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi Kelas X
Yang Mengalami Dismenore Primer Di Sma Neg. 2 Kota Sungai Penuh Tahun 2015. Menara
Ilmu, 13(5).