Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan
termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun
pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau
sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang
Konvensional. Salah satu terapi komplementer yang kini populer
dimasyarakat adalah terapi akupresur. Terapi akupresur adalah
perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan perkembangan
ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu
akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai
pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupuntur. Ada beberapa jenis klasifikasi, cara,
indikasi serta kontraindikasi dari terapi akupresur yang akan dijabarkan
lebih jelas didalam makalah.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia
pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah
menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran
pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa
diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non –
konvensional di berbagai media. Berdasarkan persentasi minat masyarakat
terhadap terapi non-konvensional penulis tertarik untuk lebih mengenalkan
terapi akupresur kepada seluruh masyarakat, oleh sebab itu kami menyusun
materi terkait akupresur kedalam sebuah makalah.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membahas tentang “Terapi Akupresur” mahasiswa mampu
memahami “Konsep Umum Terapi Akupresur”.
2. Tujuan Khusus
Setelah membahas tentang “Terapi Komplementer Akupresur”
mahasiswa mampu :
a. Memahami dan menjelaskan konsep umum Terapi Akupresur
b. Memahami dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
menjalani Terapi Akupresur

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akupresur
Akupresur adalah sebuah ilmu penyembuhan dengan menekan, memijit,
mengurut bagian dari tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital atau
Ci. Akupresur juga disebut akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur, sebab
teori akupunturlah yang menjadi dasar praktik akupresur. Akupuntur
menggunakan jarum sebagai alat bantu praktik, sedangkan akupresur
menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai
pengganti jarum (Sukanta, 2003)
Pada dasarnya Akurpresur berarti teknik pijat yang dilakukan pada titik-
titik tertentu ditubuh, untuk menstimulasi titik-titik energi. Titik-titik tersebut
adalah titik-titik akupuntur. Tujuannya adalah agar seluruh organ tubuh
memperoleh ‘chi’ yang cukup sehingga terjadi keseimbangan chi tubuh. ‘chi’
adalah enegri yang mengalir melalui jaringan di berbagai meridian tubuh dan
cabang-cabangnya. Cara meningkatkan atau ‘membangunkan’ energi tubuh
tersebut pada Akupuntur dilakukan dengan menusukkan jarum-jarum
Akupuntur pada titik-titik tertentu yang berkaitan dengan keluhan pasien,
sedangkan akurpresur melakukan hal yang sama dengan tekanan jari-jari
tangan dan pemijatan (Hadibroto, 2006 )
Akupresur merupakan perkembangan terapi pijat yang berlangsung
seiring dengan perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur
adalah turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan
jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama
seperti yang digunakan pada terapi akupuntur.

B. Sejarah Akupresur
Pada mulanya pijat diguakan untuk mengatasi keluhan nyeri pada bagian
tertentu tubuh sebagai bagian dari reflex alami manusia. Misalnya pada sakit
kepala, orang cenderung memijat atau menyentuh bagian kepala dan tanpa
disadari orang tersebut sudah melakukan terapi pijat pada bagian yang sakit.

3
Pada awalnya, terapi pijat dilakukan tanpa memperhitungkan baik anatomi
atau struktur otot orang yang dipijat maupun konsep aliran energi yin dan yang.
Sejalan dengan waktu dan bertambahnya pengalaman, terapi pijat kemudian
berkembang dalam dua arah yaitu pijat masase yang termasuk dalam disiplin
ilmu fisioterapi dan akupresur yang termasuk dalam pengobatan alternative atau
komplementer. Fisioterapi berpedoman pada struktur anatomi otot dan saraf
bagian yang dipijat, sedangkan akupresur berbasis pengetahuanoriental tentang
aliran energy yin dan yang.Selain digunakan untuk dasar terapi akupresur,
konsep yin-yang digunakan sebagai landasan bagi pengobatan akupuntur dan
terapi oriental lainnya termasuk gizi makrobiotik.
Akupresur merupakan perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring
dengan perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur adalah
turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari tangan
sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupuntur.
Perkembangan akupresur di Indonesia mulai terjadi sejak kedatangan
imigran cina ke Indonesia.Para pengobat dari cina ini berbur dengan penduduk
local dan menerapkan ilmu pengobatannya bersama cara-cara local seperti
mengurut, mengerok, dan minum ramuan jamu local. Dengan demikian,
sekalipun akupresur berasal dari cina, ternyata metode pengobatan
komplementer yang murah dan memberikan rasa nyamanini dapat dipadu
dengan cara-cara pengobatan local terutama di pulau jawa.Pengobatan
komplementer yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan memberikan
kenyamanan dapat berjalan berdampingan dengan pengobatan barat yang lebih
menguntungkan tindakan mengatasi penyebab dan/atau menghilangkan gejala.
Jika pengobatan barat berbasis bukti lewat penelitian ilmiah maka pengobatan
oriental termasuk pengobatan local berbasis empiris yang dibuktikan oleh
kemampuannya bertahan selama berates tahun. Saat ini, semua tumbuhan herbal
yang diguakan sebagai pengobatan juga telah diteliti khasiatnya oleh fakultas
farmasi di Indonesia.Sementara di tempat asalnya, penelitian telah banyak
dilakukan terhadap pengobatan komplementer seperti akupresur dan herbal
sehingga keberadaan kedua jenis terapi ini sekarang sudah di akui oleh

4
departemen kesehatan setempat.Pendidikan seperti akupunktur medic dan herbal
medic juga sudah mulai banyak diselenggarakan oleh lembaga-lembaga baik
milik pemerintah maupun milik swasta yang diakui oleh pemerintah.

C. Klasifikasi Akurpresur
Akurpresur berkembang dari naluri manusia untuk memegang, menekan,
atau memijat-mijat bagian tubuh ketika terluka atau cedera. Para pendeta Tao
dari zaman China Kuno memformulasikan pengematan mereka akan naluri
pengobatan sendiri (self jealing) ini menjadi suatu sistem yang dinamakan
“Tao Yin” (‘Tao’ berarti ‘jalan’, sedang ‘Yin’ berarti keluhan-keluhan yang
spesifik sekaligus suatu sistem untuk memelihara kesehatan secara umum.
Tao-Yin berkembang menjadi “Do-in”, seni mempertahankan keremajaan
melalui pemijatan diri sendiri. Selanjutnya, tabib-tabib China menambahkan
serangkaian sistem diagnosis dan penanganan penyakit untuk merangkai suatu
pendekatan medis yang lebih lengkap.
Akurperesur kini mewakili serangkaian teknik pijat, yang menggunakan
tekanan secara manual untuk menstimulasi titik-titik energi ditubuh. Sang
terapis melakukan tekanan dalam bobot ringan sampai sedang dengan jari-jari
tangannya, dan kadang-kadang juga dengan siku, lutut, atau kaki ke titik-titik
yang sama yang digunakan dalam Akupuntur. Banyak ragam Akurpresur telah
berkembang seiring dengan waktu.
1. Shiatsu
Secara harfiah kata shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu),
serangkaian penekanan menggunakan jari secara berirama, keseluruh
bagian tubuh sepanjang meridian energi. Terapi ini juga termasuk
peregangan dan tepukan. Titik-titik tekan hanya disentuh antara 3-5 detik.
Penanganan ini bisa merangsang sekaligus menenangkan. Shiatsu adalah
versi Jepang dari Akurpresur, dan kini menjadi semakin populer di dunia
barat.
2. Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik-titik
Akupuntur yang penting pada meridian dan jalur-jalur yang terpilih, setiap

5
titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan
meditatif untuk menyeimbangkan chi, sang energi vital.
3. Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik-titik
meridian. Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan
pernafasan.
4. Tui-Na
Ini adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik-titik akurpresur
dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.

D. Manfaat Akupresur
Sejarah membuktikan bahwa akupresur bermanfaat untuk :
1. Pencegahan penyakit
Akupresur dipraktikkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut
aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah mencegah
masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh
2. Penyembuhan penyakit
Akupresur dapat digunakan menyembuhkan keluhan sakit, dan dipraktikkan
ketika dalam keadaan sakit
3. Rehabilitasi
Akupresur dipraktik untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit
4. Promotif
Akupresur dipraktikkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun
tidak sedang sakit

E. Tekhnik Pemijatan dengan Akurpresur


1. Cara pemijatan
Setelah terapis mendiagnosa penyebab penyakit dan
menggolongkan syndrome menjadi delapan diagnose kemudian baru dapat
ditentukan arah pemijatan yang akan dilakukan. Arah pemijatan
disesuaikan dengan sifat penyakit yang diderita. Sifat penyakit yang, se,
panas, luar maka pemijatan pada titik akupunktur yang dilakukan adalah

6
berlawanan jarum jam sebanyak 60 putaran atau dengan istilah
sedate.sedangkan, sifat penyakit yin, si, dingin, dalam maka pemijatan
yang dilakukan adalah searah jarum jam sebanyak 30 putaran.
Dalam pemijatan, sebaiknya jangan terlalu keras dan membuat
pasien kesakitan.Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi
rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan, dan lain
sebagainya).Apabila sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasi
chi (energy) dan xue (darah) lancer, juga dapat merangsang keluarnya
hormonendomofrin (hormone sejenis morfin yang dihasilkan dari dalam
tubuh untuk memberikan rasa tenang).
2. Ukuran
Didalam makalah ini, Pembaca akan menemukan istilah cun. Cun
adalah satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik akupunktur
dengan titik acuannya yang digunakan dalam penentuan titik terapi
akupunktur atau ilmu pijat turunannya.Berbeda dengan centimeter, cun
lebih fleksibel karena digunakan adalah tangan pasien sendiri.
3. Cara kerja akurpresur
Sasaran Akurpresur adalah merangsang kemampuan tubuh dalam
menyembuhkan diri sendiri. Sang terapis akan memegang atau menekan
berbagai titik pada tubuh atau sistem otot untuk merangsang energi dari
tubuh sendiri. Rangsangan tersebut menyingkirkan sumbatan energi dan
rasa lelah.
Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi
terhalang oleh ketegangan otot atau hambatan yang lain, maka energi
tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan membawa kesehatan yang
baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu dari jalurnya
terhambat/tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat
menggunakan jari untuk mengendurkan ketegangan otot, membuat
sirkulasi darah lancar, dan menstimulasi atau menyeimbangkan aliran
energi.

7
F. Indikasi dan Kontraindikasi Akupresur
1. Indikasi
Beberapa  accupoint untuk mengatasi beberapa kondisi nyeri
seperti : Sakit kepala tipe tegang , migren, sakit gigi, nyeri sendi, depresi
dan kecemasan, nyeri tulang belakang
a. Sakit kepala tipe tegang dan migren
Beberapa titik yang digunakan untuk mengurangi nyeri kepala adalah:
1) Titik yang terletak di puncak kepala ; pertemuan antara garis
yang menghubungkan kedua telinga dan garis yang ditarik dari
bagian tengah hidung (titik 1 a). Efek: mengurangi rasa tegang di
kepala.
2) Titik yang terletak di bagian dalam alis mata, di atas sudut mata
bagian dalam (titik 2 a). Efek: mengurangi rasa tegang di dahi
dan nyeri sekitar mata.
3) Titik yang terletak di sudut mata bagian luar (titik 2 b). Efek:
mengurangi nyeri kepala, migren dan mata pedih.
4) Titik yang terletak di dahi sekitar 1 ibu jari di atas bagian tengah
alis (titik 2 c). Efek: menghilangkan nyeri kepala bagian depan
dan penglihatan kabur.
5) Titik yang terletak di bagian belakang kepala, pada perbatasan
lekukan antara bagian dasar tengkorak dengan otot leher (titik 3
a). Efek : mengurangi nyeri kepala dan leher yang kaku.
6) Titik yang terletak di tengah segitiga yang dibentuk oleh tulang
ibu jari dan jari telunjuk ( titik 4 a ). Efek : mengurangi nyeri
kepala dan mata pedih.
7) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki ( titik 5 a ) .
Efek : mengurangi nyeri kepala dan leher kaku.
8) Titik yang terletak di tengah ,1 jari di atas batas rambut (titik 1
b ). Efek : mengurangi nyeri kepala bagian depan dan mata pedih.

8
9) Titik yang terletak di tengah antara dua alis (titik 1 c). Efek:
mengurangi nyeri kepala bagian depan dan nyeri kepala akibat
hidung tersumbat.
10) Titik yang terletak 4 jari di bawah tempurung lutut (titik 6 a) .
Efek: merupakan titik penguat sistem pencernaan dan
mengurangi nyeri kepala akibat ketidakseimbangan sistem
pencernaan, intoleransi makanan, dan kelelahan.
11) Titik yang terletak 1 ibu jari dari ujung alis mata dan sudut luar
mata (titik 1 d) . Efek: mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri
mata.
12) Titik yang terletak 2 jari di atas telinga (titik 1 e). Efek:
mengurangi nyeri kepala migren.
13) Titik yang terletak di bagian luar dari lengan anda. 3 jari dari
pergelangan tangan , di lekukan antara dua tulang. (titik 7 a).
Efek: mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri di pipi.
14) Titik yang terletak di atas telapak kaki, 2 jari di atas sendi jari
kaki, antara jari ke 4 dan 5. (titik 6 b). Efek: mengurangi nyeri
migren, penglihatan kabur dan nyeri mata.
b. Sakit gigi
Pada penekanan daerah muka dilakukan pada sisi yang tidak sakit.
1) Titik yang terletak di depan sudut tulang rahang (titik 1 f). Efek:
mengurangi nyeri gigi dan pembengkakan di muka.
2) Titik yang terletak pada tulang pipi. Di depan lubang telinga (titik
1 g). Efek: mengurangi nyeri gigi, nyeri pada wajah.
3) Titik yang terletak di depan siku tangan, pada saat siku ini
ditekuk (titik 8 a). Efek: mengurangi nyeri gigi dan nyeri yang
ada di mulut.
c. Kesehatan sendi
Beberapa acupoints dapat membantu menyehatkan sendi dan
memperkuat sendi di seluruh tubuh. Beberapa acupoints juga
membantu menguatkan otot yang menunjang sendi.

9
1) Titik yang terletak di belakang leher, sejajar dengan pundak, 2
jari di samping tulang belakang. (titik 3 b). Efek: merupakan titik
yang sangat berpengaruh pada kesehatan sendi di seluruh tubuh,
meningkatkan kekuatan tubuh, tulang dan sendi yang sehat.
2) Titik yang terletak di bagian belakang lutut. 4 jari di atas tulang
kaki (titik 9a). Efek: menguatkan tulang di seluruh tubuh,
khususnya tulang dan sendi lutut.
3) Titik yang terletak di bagian luar dari kaki, di atas permukaan
pertemuan antara 2 tulang (titik 6 c). Efek: menguatkan tendon
dan otot pada seluruh tubuh, terutama : sendi kaki dan
menguatkan otot kaki.
4) Titik yang terletak di titik tertinggi dari pundak (titik 3c) . Efek:
mengurangi kekakuan dan nyeri di daerah leher dan pundak
d. Siku tangan
1) Titik 8 a. Efek : Menguatkan siku tangan
2) Titik yang terletak di bagian luar dari tangan, 3 jari di atas
pergelangan tangan, di antara kedua tulang (titik 7 a). Efek:
meningkatkan mobilitas dari siku dan mengurangi nyeri di siku,
lengan dan jari tangan.
e. Pergelangan tangan dan tangan
1) Titik 7 a.
2) Titik yang terletak antara tendon di sisi dalam tangan, 3 jari di
atas pergelangan tangan (titik 10 a). Mengurangi nyeri di siku ,
pergelangan tangan dan merilekskan otot di lengan bawah.
3) Titik yang terletak di permukaan luar pergelangan tangan. Pada
lekukan antar tulang, jika pergelangan tangan dilekukkan ke arah
atas , sejajar dengan jari manis (titik 7 b) . Efek: mengurangi
nyeri di pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari.
f. Kesehatan tulang belakang
Untuk menyehatkan tulang belakang dapat dilakukan penekanan titik-
titik untuk kesehatan sendi. Ditambah dengan beberapa titik berikut :

10
1) Titik yang terletak di puncak dari pundak, perbatasan dengan leher
(titik 3c). Efek: mengurangi nyeri di daerah pundak dan punggung
atas.
2) Titik yang terletak di dekat lipatan siku , pada saat siku
dibengkokkan (titik 8) Efek: menghilangkan nyeri dan kekakuan
pada tubuh bagian atas.
3) Titik- titik yang terletak di bagian belakang tubuh (titik 11 a).
Untuk penekanan titik- titik daerah ini dapat menggunakan 2 buah
bola tenis yang dimasukkan dalam kaus kaki dan diletakkan
dibelang punggung .Efek : mengurangi nyeri pinggang bawah.
4) Titik yang terletak di bagian belakang lutut , diantara tendon (titik
9a ). Efek: menghilangkan nyeri di daerah kaki dan tulang
belakang.
5) Titik yang terletak di bagian belakang pergelangan kaki (titik 5a).
Efek: mengurangi nyeri di tulang belakang dan kaki
g. Kesehatan Sendi pinggul
1) Titik yang terletak di bagian pinggul anda (titik 11b). Efek:
meningkatkan mobilitas dan mengurangi nyeri.
h. Kesehatan Sendi lutut
1) Titik yang terletak di bawah lutut , pada lekukan tulang (knee
acupoint). Efek : mengurangi nyeri dan kekakuan di lutut.
2) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a).Efek:
mengurangi nyeri di lutut dan tungkai bawah.
i. Kesehatan pergelangan kaki
1) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a). Efek :
mengurangi nyeri dan menguatkan pergelangan kaki.
2) Titik yang terletak pada bagian luar dari pergelangan kaki dan di
bagian luar dari tendon (titik 6c). Efek: mengurangi nyeri dan
pembengkakan di pergelangan kaki.
j. Kesehatan telapak kaki

11
1) Titik yang terletak di dasar telapak kaki, pada bagian lekukan dekat
dengan tonjolan telapak kaki (titik 12 a). Efek: megurangi nyeri
pada telapak kaki.
2) Titik-titik untuk kesehatan pergelangan kaki (titik 6b, 6c).

k. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks


Beberapa acupoint di bagian tubuh dapat membuat anda lebih rileks.
Beberapa titik tersebut adalah :
1) Titik 1a . Efek: meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan
pikiran anda.
2) Titik 4a . Efek: mengurangi kecemasan. Catatan : jangan menekan
titik ini terlalu keras pada wanita hamil.
3) Titik yang terletak di dekat pergelangan tangan sejajar dengan jari
ke 5 (titik 10 b). Efek: membuat rileks tubuh anda. Merupakan titik
kunci untuk mengurangi segala kecemasan dan gangguan tidur.
4) Titik yang terletak di antara tendon , tiga jari di atas pergelangan
tangan ( gambar 10a ). Efek: mengurangi kecemasan dan membuat
rileks tubuh anda

12
GAMBAR BEBERAPA TITIK AKUPRESUR UNTUK MENGURANGI
NYERI

13
14
15
2. Kontraindikasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemijatan akupresur
a. Kebersihan terapis
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
antiseptic sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi
sangatlah penting.Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit antara terapis dengan pasien.
b. Bagian-bagian yang tidak dapat dipijat

16
Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat
pada bagian tulang yang patah, dan tepat bagian yang bengkak.
c. Pasien dalam kondisi gawat
Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang
dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan
jantung, gagal napas olehparu-paru, dan penyakit pada saraf otak
(misalnya stroke, pecah pembuluh darah, dan cidera otak).Apabila
terapis menemukan gejala-gejala diatas segera rujuk ke rumah sakit
karena penanganan yang keliru dapat menyebabkan pasien terlambat
mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

G. Hasil penelitian2
Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa akupresur yang
dilakukan dapat menurunkan skor mual muntah akut secara signifikan pada
responden yang mengalami mual muntah akut akibat kemoterapi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa akupresur merupakan intervensi yang efektif
dalam rangka menurunkan mual pada pasien kanker yang mendapat
kemoterapi. Temuan ini sesuai dengan temuan Dibble, et al., (2007) yang
mengatakan akupresur merupakan salah satu tindakan yang tepat dalam
manajemen mual muntah akibat kemoterapi.
Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa akupresur yang
dilakukan pada responden yang mendapatkan kemoterapi atau kelompok
intervensi dapat menurunkan skor mual muntah akut sebesar 3,72.
Penelitian lain yang senada dengan temuan ini dilakukan oleh Molassiotis,
et al. (2007) di Inggris. Penelitian tersebut membandingkan mualdan
muntah pada 36 responden wanita yang mendapat kemoterapi karena
kanker payudara. Responden dibagi ke dalam dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang mendapat akupresur pada titik P6 dan
kelompok kontrol yang tidak dilakukan akupresur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa didapatkan angka pengalaman mual dan muntah yang
signifikan lebih rendah pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan

17
kelompok kontrol. Rata-rata pengalaman mual muntah pada kelompok
intervensi sebesar 1,53 dan pada kelompok kontrol sebesar 3,66 (p=0,001).
Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah
penelitian Dibble, et al. (2007) yang membandingkan perbedaan mual
muntah akibat kemoterapi pada 160 orang wanita. Responden dibagi ke
dalam tiga kelompok yang terdiri dari kelompok yang mendapat akupresur,
placebo akupresur dan mendapat perawatan yang biasa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensitas mual dan muntah yang
signifikan pada kelompok yang mendapat akupresur bila dibandingkan
dengan kelompok plasebo dan kelompok yang mendapatkan perawatan
yang biasa, dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok plasebo
akupresur dan kelompok yang mendapatkan perawatan yang biasa.
Penelitian yang dapat dijadikan sebagai pendukung penelitian ini
juga pernah dilakukan Dibble, et al. (2000). Tujuan penelitian mereka
adalah untuk membandingkan perbedaan mual muntah diantara pasien yang
mendapatkan antiemetik allopatik dengan pasien yang mendapatkan
antiemetik allopatik ditambah dengan akupresur. Penelitian ini dilakukan
pada 17 orang wanita rawat jalan yang mendapat kemoterapi di klinik
onkologi, delapan orang diantaranya sebagai kelompok yang mendapat
terapi akupresur selama maksimal tiga menit setiap pagi dan sesuai
kebutuhan untuk menyembuhkan gejala. Hasil penelitian menunjukkan skor
pengalaman mual akut pada kelompok intervensi adalah 1,8 dan pada
kelompok kontrol adalah 5,0. Penelitian menghasilkan kesimpulan ada
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pengalaman mual serta
intensitas mual dan muntah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Temuan pada penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan temuan
penelitian yang dilakukan oleh Roscoe, et al. (2003). Penelitian dengan
desain RCT tersebut dilakukan pada 739 responden yang mendapatkan
kemoterapi karena kanker. Responden dibagi kedalam tiga kelompok yaitu
kelompok akupresur, kelompok akustimulasi dan kelompok plasebo. Hasil
akhir menunjukkan bahwa responden yang dilakukan akupresur pada titik

18
P6 mengalami penurunan muntah akut yang signifikan dibandingkan
dengan kelompok akustimulasi dan kelompok placebo (p<0,005).
Menurut pandangan peneliti, akupresur dapat menurunkan mual
muntah akut akibat kemoterapi melalui efek yang dihasilkan manipulasi
pada titik akupresur tersebut. Manipulasi pada titik akupresur P6 dan St36
dapat memberikan manfaat berupa perbaikan energi yang ada di meridian
limpa dan lambung, sehingga memperkuat sel-sel saluran pencernaan
terhadap efek kemoterapi yang dapat menurunkan rangsang mual muntah ke
pusat muntah. Manipulasi tersebut juga dapat meningkatkan peningkatan
beta endorpin di hipofise yang dapat menjadi antiemetik alami melalui
kerjanya menurunkan impuls mual muntah di chemoreseptor trigger zone
(CTZ) dan pusat muntah.
Pendapat ini didukung dengan hasil penelitian Dibble, et al. (2007)
yang mengatakan bahwa penurunan mual muntah terjadi karena stimulasi
berupa penekanan pada titik P6 dan St36memberikan efek terapi di tubuh.
Stimulasi yang dilakukan dapat memperbaiki aliran energi di lambung
sehingga dapat mengurangi gangguan pada lambung termasuk mual
muntah. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Tarcin, et al. (2004) dan
Samad, Afshan., & Kamal (2003) bahwa stimulasi pada titik P6 dapat
meningkatkan pengeluaran beta endorpin di hipofise, yang berada di sekitar
CTZ, dimana beta endorpin merupakan salah satu antiemetik endogen yang
dapat menghambat impuls mual muntah di pusat muntah dan CTZ.
Berdasarkan penemuan tersebut, diharapkan agar akupresur dapat
diaplikasikan untuk membantu pasien dalam rangka menurunkan mual
muntah akibat kemoterapi.

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akupresur adalah terapi dengan menekan, memijit, mengurut bagian dari
tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital atau Ci. Akupresur juga
dikenal akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur, karena teori akupresur
didasari oleh teori akupuntur. Akupuntur menggunakan jarum sebagai alat
bantu praktik, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan, bagian tubuh
lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti jarum. Akupresur
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya Shiatsu, Jin Shin, Do-
in, serta Tui-Na.
Layaknya akupuntur yang memiliki banyak manfaat, begitu pula dengan
akupresur. Beberapa manfaatnya antara lain sebagai pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, rehabilitasi setelah mengalami sakit serta promotif
sebelum individu terserang penyakit yang artinya individu yang dalam
keadaan sehat.
Beberapa kondisi yang diindikasikan untuk dilakukan terapi akupresur
yaitu sakit kepala tipe tegang dan migren, sakit gigi, untuk kesehatan sendi,
siku tangan, pergelangan tangan dan tangan, kesehatan tulang belakang,,
kesehatan sendi pinggul, kesehatan sendi lutut, kesehatan pergelangan kaki,
kesehatan telapak kaki, serta acupoint untuk membantu anda lebih rileks.
Sedangkan kondisi yang tidak diperbolehkan dilakukan terapi akupresur
yaitu pada daerah patah tulang, kulit yang terkelupas, pasien gaga jantung,
gagal nafas, pasien yang memiki masalah saraf pusat misalnya stroke dan
kondisi gawat lainnya.

20
B. Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah
dapat benar-benar memahami konsep umum dari terapi komplementer
akupresur. Serta terus memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya
pada terapi akupresur.
Bagi perawat lapangan, dengan penjelasan diatas telah dijabarkan terkait
konsep umum dari terapi akupresur. Jadi seorang perawat harus benar-benar
dapat memenuhi perawan perawat untuk dapat memberikan alternatif
pengobatan yang sesuai dengan keluhan pasien serta halal untuk dilakukan
dari pandangan religi.

21
DAFTAR PUSTAKA
Collin, K.B., & Thomas, D.J. (2004). Acupuncture and Acupressure for
the Management of ChemotherapyInduced Nausea and Vomiting. Journal
of the American Academy of Nurse Practitioner. 16(2), 76-80.

DepkesRI. (2006). Enam persen penduduk RI menderita kanker. Diakses


dari http://www.depkes.go.id/index.php?o ption=news&task
=viewarticle&sid =1736Itemid=2 tanggal 23 Desember 2008

Desen, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Medik. Edisi 2. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI.

Dibble, S.L., Luce, J., Cooper, B,A., & Israel, J. (2007). Acupressure for
Chemoterapy-induced Nausea and Vomiting: A Randomized Clinical
Trial.Oncology Nursing Forum. 34(4) 813-820

Grunberg, S.M. (2004). Chemotherapyinduced Nausea and Vomiting:


Prevention, Detection, and TreatmentHow are We Doing?. The Journal of
Supportive Oncology. 2(1), 1-12

Hesket, P. J. (2008). Chemotherapy-induced Nausea and Vomiting. The


New England Journal of Medicine. 358(23), 2482-2494.

Ignatavicius, D.D., & Workman, M.L. (2006). Medical Surgical


Nursing; Critical Thinking for Collaborative Care. 5th edition. Philadelphia:
W.B. Sounders Company

22
LeMone, P. & Burke, K. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical
Thinking in Client Care. 4th edition. USA: Pearson prentice hall

Molassiotis, A., Helin, A.M., Dabbour, R., & Hummerston, S. (2007).


The Effects of P6 Acupressure in the Profilaxis of Chemotherapy Related
Nausea and Vomiting in Breast Cancer Patients. Complementary Therapies
in Medicine. 15(1), 3-12

Roscoe, J.A., Morrow, G.R., Hickok, J.T., Bushunow, P., Pierce, H.I.,
Flynn, P.J., et al. (2003). The Efficacy of Acupressure and Acustimulation
Wrist Bands for the Relief of Chemotherapy-induced Nausea and Vomiting;
A University of Rochester Cancer Center Community Clinical Oncology
Program Multicenter Study. Journal of Pain and Symptom Management.
26(2), 731-742 Sukanta, P. O. (2008). Terapi pijat tangan. Jakarta: Penebar
plus

Tarcin, O., Gurbuz, A.K., Pocan, S., Keskin, O., & Demirturk, L. (2004).
Acustimulation of the Neiguan Point during Gastroscopy: Its Effect on
Nausea and Retching. The Turkish Journal of Gastroenterology. 15(4), 258-
262

23

Anda mungkin juga menyukai