Anda di halaman 1dari 19

1

TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN PALIATIF

A. Konsep Terapi Komplementer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan
penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi,
dan menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan
tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional
yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan Indonesia.
Terapi komplementer (comlementary therapies) adalah semua terapi
yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu
(Perry, Potter,2009).
Sedangkan menurut WHO (World Health Organization),
pengobatan komplementer merupakan pengobatan non-konvensional
yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk
Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobataan tradisional.Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan
dan diturunkan secara turun temurun pada suatu Negara.Tetapi di
Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam-macam
system pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik, dan produk yang
secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional
(Widyatuti,2012)
2

B. Klasifikasi Terapi Komplementer


a. Sistem Medis Alternatif
a) Akupuntur
Tidak banyak orang yang terbiasa dengan bentuk terapi
ini, dan mungkin ada sebagian orang yang asing degan
pengobatan ini, peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dan sebagai konselor yaitu memberikan
pengetahuan terlebih dulu mengenaik akupuntur mulai dari
cara kerja, efek samping jika ada dan fungsinya kepada
pasien. Akupuntur juga bisa di gabungkan dengan
kebudayaan pasien. Pada akupuntur perlu diperhatikan prinsip
steril alat yang digunakan. Dengan begitu, akan mengurangi
efeksamping yang dihasilkan.
Akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat
tradisional Cina. Hal ini didasarkan pada keyakinan di qi
(kekuatan hidup), yang merupakan energi yang mengalir
melalui tubuh sepanjang jalur yang dikenal sebagai meridian.
Setiap ketidakseimbangan dalam qi diduga mengakibatkan
kesulitan atau penyakit. Ada 12 meridian utama diyakini
sebagai titik akupuntur yang sesuai dengan setiap bagian
tubuh dan organ. Untuk menyeimbangkan aliran qi, jarum
sekali pakai yang sangat halus dimasukkan ke dalam
acupoints di bawah kulit. Dasar biologis dari qi belum
ditemukan, namun diperkirakan bahwa akupuntur
menstimulus endorfin dan neurotransmiter lain di otak.
Akupunktur telah terbukti efektif untuk nyeri dan kemoterapi
terkait mual dan muntah.
Risiko akupunktur berhubungan dengan
ketidaknyamanan ringan. Hanya jarum sekali pakai yang
3

digunakan. Hal ini penting untuk mengetahui seorang praktisi


akupuntur yang berkualitas. Ahli akupunktur harus memiliki
pengalaman sebelumnya dengan pasien kanker. Di New York
State ahli akupunktur harus memiliki lisensi dan harus
memiliki 40 sampai 50 jam pelatihan.
Kontraindikasi akupuntur pada lymphedema (risiko
infeksi), alat pacu jantung (tidak ada electroacupuncture; bisa
mengganggu irama jantung), dan kehamilan (perlu
menghindari titik-titik tertentu yang bisa merangsang rahim).
Dana-Farber Cancer Institute di Boston, kontraindikasi
akupunktur adalah ANC <500 / µL, trombosit <25.000 / µl,
demam neutropenia, situs metastasis, situs iradiasi
(berkelanjutan untuk 4 minggu setelah), INR> 3,5-4,0, dan
transplantasi sel induk (2 minggu sebelum 3 bulan setelah
itu). Akupuntur tidak akan mengganggu obat nyeri.

Gambar 2.1 Titik Meridians

b) Akupresure
4

Berbeda dengan akupuntur, akupresure lebih


menekankan pada penekanan di daerah titik-titik tertentu pda
tubuh, pada akupresure, prinsip yang digunakan yaitu prinsip
bersih. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi
akupresure yaitu pastikan pada dearah penekanan tidak ada
luka, nyeri atau benjolan misalnya tumor, pastikan dalam
melakukan terapi memperhatikan kenyaamanan pasien. Pada
budaya lain, akupresure dapat digabungkan dengan teknik
masase atau pijat. Akupresure dapat dilakukan pada pasien
dengan nyeri, kegelisahan, kecemasan dan ketegangan.
Akupresur adalah teknik pengobatan Cina tradisional
yang didasarkan pada ide-ide yang sama seperti akupunktur.
Akupresur bekerja dengan membebaskan sumbatan energi
dalam tubuh. Ketika salah satu meridian tubuh terhambat ,
maka akan terjadi ketidakseimbangan tubuh yang dapat
menyebabkan penyakit. Proses akupresur menekan pada titik
meridian tubuh yang dapat mengembalikan kesimbangan
tubuh. Selain itu, akupresur dipercaya dapat merangsang
keluarnya hormon endorfin yang merupakan pereda nyeri
alami, meningkatkan sirkulasi tubuh, dan meredakan
ketegangan otot.
Akupresur melibatkan penempatan tekanan fisik dengan
tangan pada titik-titik akupuntur yang berbeda pada
permukaan tubuh. Ada tiga titik akupresur yang perawat dapat
gunakan atau ajarkan pada pasien kanker untk menstimulasi
diri. Titik pada usus besar dapat diakses oleh
pasien/keluarga/perawat. Lokasi bagian berdaging dari kedua
tangan antara ibu jari dan jari telunjuk dan kemudian tekan
dengan ibu jari tangan berlawanan sampai pasien merasakan
5

tekanan. Titik perut terletak di sisi lateral lutut antara patella


dan puncak tibia. Titik mual dan muntah terletak dua inci
proksimal ke puncak melintang dari pergelangan tangan
antara dua tendon. Tekan dengan ibu jari secara melingkar
selama 1 sampai 2 menit.

Gambar 2.2 Titik Akupresure Untuk Mengurangi Mual

b. Mind-Body Medicine
Mind-Body Medicine adalah sistem ilmiah dan praktik klinis
yang mencapai kesehatan mental, fisik dan spiritual dengan
menyeimbangkan dan menghubungkan pikiran, tubuh, dan jiwa
sebagai satu kesatuan kehidupan yang utuh.Salah satu penyakit
paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit
kanker. Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi
menyembuhkan (kuratif), mengurangi rasa sakit (paliatif) dan
mencegah timbulnya kembali (preventif). Pengobatan
komplementer alternatif adalah salah satu pelayanan kesehatan yang
6

akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat maupun kalangan


kedokteran konvensional (Hasanah & Widowati, 2016).
Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang
terapi komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik
kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator dan
sebagai advokat. Terapi ini, banyak menggunakan teknik relaksasi.
Relaksasi mempunyai keunggulan selain metodenya yang
sederhana, teknik ini juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja tanpa membutuhkan ruangan yang sangat khusus. Relaksasi
akan menghasilkan frekuensi gelombang alpha pada otak yang bisa
menimbulkan perasaan bahagia., senang, dan percaya diri sehingga
dapat menekan pengeluaran hormone kortisol, epinefrin dan
norepinefrin yang merupakan vasokontriksi kuat pada pembuluh
darah. Penekanan hormone-hormon tersebut dapat menurunkan
perasaan cemas dan nyeri pada pasien-pasien palliative (Prince dan
Wilson, 2012).
Selain itu relaksasi mengembalikan keseimbangan fisik dan
emosional yang kita butuhkan ketika stres yang berlebihan dengan
cara mengembalikan keseimbangan fisik dan emosional yang sehat.
Terapi ini memungkinkan kita untuk mematikan respons stres dan
beralih pada lawannya yaitu respon relaksasi dan mengembalikan
keseimbangan alami tubuh kita (Rodin, 2017). Metode ini berfokus
pada berbagai manifestasi fisik relaksasi dalam tubuh yang dapat
membantu menyeimbangkan kembali keseluruhan sistem tubuh dan
pikiran, dengan menguasainya sendiri (Bird, 2006).
a. Meditasi
Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri
secara sengaja. Ada dua kategori meditasi: konsentrasi dan
kesadaran. Metode konsentrasi menumbuhkan
7

kemanunggalan perhatian dan mulai dengan mantra (suara


diulang, kata, atau frase) seperti dalam meditasi transendental.
Praktek pengurangan stres berbasis kesadaran mulai dengan
pengamatan pikiran, emosi, dan sensasi tanpa penilaian yang
muncul di bidang kesadaran.
Meditasi telah membantu untuk pasien kanker yang
sakit parah untuk menghilangkan rasa sakit fisik dan
emosional. Banyak pasien kanker meninggal menemukan
bahwa ketenangan dan tenang pada meditasi menimbulkan
perasaan yang mendalam dari penerimaan, kesejahteraan, dan
kedamaian batin. Sebuah studi yang dilakukan pada 51 pasien
rawat jalan dengan nyeri kronis dengan program 10-minggu
menunjukkan penurunan 50% rasa sakit. Meditasi
mengurangi tingkat stres yang berpotensi dapat mengurangi
pengalaman rasa sakit.
b. Hipnosis
Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi
reseptif ditandai dengan perubahan sensori, keadaan
psikologis diubah, dan minim fungsi motorik. Instruksi yang
biasa diberikan menyarankan relaksasi fisik seperti
mengambang bersama dengan gambar yang mengalihkan
perhatian dari rasa sakit. Hipnosis dapat diinduksi dalam
beberapa menit untuk mempertahankan analgesik yang
sedang berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan
emosional dan fisik.
Laporan dari National Institutes of Health (NIH)
menunjukkan bukti-bukti bahwa hipnosis cukup efektif
meredakan nyeri kronik pasien, termasuk keluhan-keluhan
8

yang sering dialami pasien seperti gangguan pencernaan dan


nyeri kepala.
Hipnosis klinis ini sudah diakui WHO sebagai salah
satu perawatan paliatif, karena selain mengendalikan nyeri
juga bermanfaat mengurangi kecemasan dan depresi pasien
serta gejala seperti lelah, mual dan gangguan tidur. Dari
gambaran otak pasien yang dihipnosis, terlihat hipnosis
memengaruhi semua area kortikal dan neurofisiologikal di
dalam otak yang berperan dalam proses hadirnya nyeri dan
emosi.
c. Guided imagery
Ini mengalihkan fokus mental dari rangsangan
menyakitkan untuk pengalaman yang lebih menyenangkan,
gambaran, dan relaksasi. Guided imagery adalah intervensi
yang perawat dapat lakukan dengan pengaturan yang berbeda
(rumah sakit, rumah, hospice), dapat digunakan dengan pasien
dan keluarga untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
d. Pelatihan relaksasi
Pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam, relaksasi
otot progresif. Modalitas ini telah menghasilkan penurunan
yang signifikan dalam nyeri secara subjektif pada pasien
dengan kanker stadium lanjut.
e. Terapi distraksi
Terapi distraksi adalah teknik di mana rangsangan
sensorik diberikan kepada pasien dalam rangka untuk
mengalihkan perhatian mereka dari pengalaman yang tidak
menyenangkan. Misalnya dengan melihat pemandangan alam,
video game, dll.
f. Terapi music
9

Terapi musik adalah pengunaan music yang


diatur/dikontrol untuk perubahan klinis. Terapi musik
digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan. Ada
perbedaan antara penggunaan musik dan terapi musik. Terapi
musik menggunakan bakat dari seorang profesional terlatih
yang memfasilitasi kontak pasien, interaksi, kesadaran diri,
dan ekspresi diri melalui alat musik. Sebuah sesi terapi musik
dapat seperti mendengarkan, bernyanyi, bermain drum,
mengembangkan lirik, atau merekam untuk keluarga. Musik
yang disediakan oleh terapis musik telah terbukti lebih efektif
daripada penggunaan pra rekaman musik sendiri dalam
mengurangi skor kecemasan.
g. Terapi Seni
Terapi seni menggunakan proses kreatif untuk
memungkinkan kesadaran dan ekspresi emosi individu. Untuk
pasien kanker, seringkali sulit untuk mengungkapkan secara
verbal apa yang dirasakan seseorang tentang diagnosis, rawat
inap, pengobatan, penyakit berulang, keluarga, dan kematian.
Ini adalah seni itu sendiri yang memfasilitasi kesadaran emosi
dan pengurangan gejala melalui penggunaan bahan-bahan
seni. Beberapa penelitian telah meneliti penggunaan terapi
seni dalam mengendalikan gejala kanker.
Dalam sebuah penelitian pasien kanker, sebagian besar
dengan leukemia dan limfoma, terapi seni menyediakan
penurunan signifikan secara statistik pada rasa sakit dan
gejala umum lainnya, kecuali untuk mual. Dengan
menggunakan garis tubuh dan pastel berwarna dan spidol,
pasien kanker yang membantu untuk memvisualisasikan rasa
10

sakit mereka, mengkomunikasikan emosi mereka, berurusan


dengan citra tubuh, dan mencari makna dan spiritualitas.
c. Manipulative and body-based practices
a. Pijat atau massase
Pada pasien kanker, sentuhan membuat koneksi,
kenyamanan, dan peningkatan kualitas hidup. Sentuhan
berupa pijat menjadi bagian dari perawatan sehari-hari yang
diberikan kepada setiap pasien yang dirawat di rumah sakit.
Terapi pijat digunakan untuk meringankan gejala pada pasien
kanker. Ini menggunakan teknik manual menggosok,
membelai, menekan, atau memijat jaringan lunak tubuh untuk
mempengaruhi seluruh tubuh. Pada suatu waktu, pijat itu
diduga menyebabkan penyebaran kanker dengan
meningkatkan sirkulasi sistemik. Sampai saat ini tidak ada
bukti untuk mendukung ini. Sentuhan dapat menjadi
intervensi terhadap nyeri. Berbagai penjelasan untuk
efektivitas pijat telah diusulkan: pengurangan ketegangan
otot, meningkatkan sirkulasi, relaksasi umum, dan efek
memelihara sentuh.
Pijat umumnya aman untuk pasien kanker, tetapi
membutuhkan modifikasi teknik khusus untuk pasien
individu. Ada kontraindikasi khusus untuk pasien hamil. Hal
ini kontraindikasi pada daerah dengan metastase tulang (untuk
risiko patah atau pecah tulang) atau tumor (untuk risiko
perdarahan); untuk pasien dengan jumlah trombosit dari
<50.000 (untuk risiko memar); di titik bekuan darah (untuk
risiko melepas trombus dalam vena), dan di situs bedah atau
ruam.
11

Penderita kanker seharusnya menghindari pijat yang


sangat dalam (very deep massage ) – pijat yang lembut lebih
aman. Beberapa orang khawatir bahwa dipijat dapat
menyebabkan sel-sel kanker menjalan ke bagian tubuh
lainnya. Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa hal
tersebut benar. Namun sebaiknya daerah tumor dan lump
yang curiga ganas tidak dipijat.
Sangatlah penting bagi penderita kanker untuk
memberitahukan kepada dokter yang merawat bahwa ia
menjalani terapi pijat. Dan terapi ini harus dilakukan oleh
professional terlatih yang ahli menangani penderita kanker.
Saat ini terapi komplementer menjadi pelengkap asuhan
keperawatan. Contohnya dalam mengatasi nyeri pada pasien
kanker dilakukan pijat. Oleh karena itu sebagai perawat perlu
mengeksplorasi evidence based practice yang berhubungan
dengan efektifitas suatu terapi komplementer dalam
mengurangi gejala yang dialami oleh pasien. Selain itu perlu
eksplorasi lebih lanjut mengenai informasi teknik
pelaksanaan, persiapan yang dibutuhkan, kontra indikasi ,
efek samping serta hal – hal yang perlu mendapat perhatian
mengenai pelaksanaan sehingga dapat pula menjadi konselor
bagi pasien yang akan melakukan terapi komplementer.
b. Gentle massase
Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak
tangan seluas mungkin dengan seluruh tangan berkontak
dengan bagian tubuh pasien seperti lengan atau punggung.
Jangan menggunakan ujung jari atau jempol karena dapat
memberikan banyak tekanan terlalu spesifik. Tekanan harus
ringan dan tersebar luas. Pilihan pola pijat bias seperti
12

lingkaran, dua lingkaran, oval, atau dua oval besar. Hal ini
penting untuk memindahkan tangan pada kecepatan dan
tekanan yang konsisten.
c. Refleksi
Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada
keyakinan bahwa ada titik refleks atau titik energi pada kaki,
tangan, dan telinga yang sesuai dengan setiap kelenjar, organ,
dan bagian tubuh. Dengan stimulasi terampil dari daerah-
daerah dan poin dengan tangan, jari, dan teknik praktis, sistem
tubuh yang difasilitasi untuk keseimbangan yang lebih besar.
Ini memfasilitasi pasien dalam keadaan yang lebih santai di
mana mereka dapat fokus pada kesehatan daripada penyakit.
Hal ini digunakan untuk menstimulasi relaksasi dan tidur,
untuk mengurangi kecemasan, untuk mencegah dan
mengurangi neuropati perifer sekunder untuk kemoterapi, dan
untuk mengurangi pengalaman rasa sakit secara keseluruhan.
Refleksi kaki adalah noninvasif, dapat dilakukan dalam
pengaturan apapun, tidak memerlukan peralatan, dan tidak
mengganggu privasi pasien.
Refleksi harus dihindari jika pasien memiliki trombosis
vena di kaki / tangan untuk mencegah bergerak dari trombus
ke dalam sirkulasi. Kontraindikasi lainnya adalah infeksi,
ruam, memar, luka, dan lymphadema kaki atau kaki.Perawat
dan orang awam dapat diajarkan pijat refleksi. Keluarga dapat
diajarkan untuk melakukan refleksi untuk mengurangi rasa
sakit dan kecemasan pada keluarganya yang sakit.
d. Energy Medicine (Reiki)
Reiki adalah energy getaran yang difasilitasi oleh sentuhan
yang sangat ringan. Rei berarti yang universal atau energy tertinggi,
13

danki berarti energy kekuatan hidup.Terapi Reiki diduga


mendukung kesejahteraan kita dan untuk memperkuat kemampuan
alami kita untuk menyembuhkan dengan mendorong keseimbangan
dalam tubuh, pikiran, dan jiwa.
Reiki yang ditawarkan oleh seorang praktisi reiki dilatih untuk
individu dan melibatkan penempatan tangan yang sangat ringan
pada tubuh pasien : kepala hingga ujung kaki, depan dan belakang,
dan di titik nyeri jika ditoleransi. Sentuhan lembut dari Reiki adalah
menenangkan, dan menstimulasi relaksasi yang mendalam.
Sebagian besar pasien kanker dapat menerima Reiki. Karena
sentuhan yang ringan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.
Terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti
meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri, menurunkan
kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan
kenyamanan dalam proses kematian.
Perawat perlu mengetahui terapi komplementer diantaranya
untuk membantu mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien,
menjawab pertanyaan dasar tentang terapi komplementer dan
merujuk klien untuk mendapatkan informasi yang reliabel, memberi
rujukan terapis yang kompeten, ataupun memberi sejumlah terapi
komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Dalam terapi reiki ini,
perawat dapat mempelajari cara dan manfaat yang dapat
ditimbulkan dari terapi ini.
e. Biological Based Practice
Karena terapi komplementer adalah pengobatan untuk
mendukung pengobatan medis atau konvensional. Jadi herbal,
vitamin, dan suplemen yang diberikan akan berinteraksi dengan
obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau tenaga medis lainnya.
14

Namun, adanya interaksi antara obata herbal, vitamin, atau


suplemen dengan obat-obatan harus diwaspadai.
Contoh pengobatan komplementer dalam bentuk herbal yaitu
herbal Sinshe Fengshui, yaitu metode pengobatan yang memadukan
obat-obatan herbal yang berkhasiat tinggi dengan resep pengobatan
Cina Kuno yang telah berusia ribuan tahun. Selain itu ada tanaman
herbal, yaitu gingseng yang berasal dar pegunungan Cina Utara
yang bermanfaat untuk pengobatan untuk menyegarkan tubuh dan
jiwa juga bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan
gangguan lainnya.
Penggunaan herbal/vitamin/nutraseutikal untuk tujuan sebagai
terapi komplementer juga perlu hati-hati terhadap potensi interaksi
dengan obat, yang umumnya belum banyak diketahui.Dalam dunia
keperawatan perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanan
kesehatan secara holistik meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual
yang diberikan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
maka pengetahuan dan keterampilan tentang terapi komplementer
dan alternatif sangat diperlukan sebagai kombinasi dari pelayanan
terapi kedokteran konvensional. Sesuai dengan peran perawat yaitu
sebagai pelaksana asuhan keperawatan, edukator, konselor,
koordinator, dan peneliti paling tidak perawat bisa menjembatani
pelayanan kesehatan sesuai dengan terapi yang diinginkan oleh
klien.
Perawat membantu memilihkan terapi yang tidak berlawanan
dengan penyakit yang diderita dan terapi yang lebih cocok untuk
penyakit yang di derita klien. Namun dalam hal ini perawat tidak
boleh memaksa ataupun memberikan garansi terhadap sesuatu
terapi bahwa terapi itu pasti bisa mengatasi penyakit pasien.
15

C. Persepsi Terapi Komplementer


a. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
manusia itu sendiri. Faktor intern ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu, tingkat kepercayaan seseorang, seperti pudarnya kepercayaan
terhadap pengobatan medis, karena putus asa dengan pengobatan
medis yang tidak kunjung ada hasil serta timbulnya keinginan untuk
mencoba menggunakan pengobatan alternatif karena melihat
banyak kesaksian yang sembuh dengan menggunakan pengobatan
alternatif. Kemudian tingkat pengetahuan seseorang tentang
pengobatan, misalnya seseorang yang cenderung memilih
pengobatan alternatif karena untuk menghindari obat kimia yang
memiliki efek samping serta adanya pengetahuan bahwa
pengobatan alternatif merupakan penyembuhan yang bersifat
holistik.
b. Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia.
Yang menjadi faktor ekstern yaitu tingkat ekonomi atau pendapatan
seseorang. Kemudian yang dimaksud tingkat ekonomi atau
pendapatan disini yaitu kemampuan seseorang untuk mengeluarkan
uang dari penghasilan yang didapatkan untuk melakukan
penyembuhan melalui pengobatan.

D. Hubungan Terapi Komplementer pada Keperawatan paliatif


Masyarakat cenderung menggunakan terapi komplementer karena
banyak terapi yang menjanjikan kesembuhan 100% dan bisa mengobati
berbagai jenis penyakit namun belum banyak penelitian yang
membuktikannya.Salah satu penyakit paliatif yang bisa dilakukan terapi
komplementer adalah penyakit kanker. Pengobatan kanker yang baik
harus memenuhi fungsi menyembuhkan (kuratif), mengurangi rasa sakit
(paliatif) dan mencegah timbulnya kembali (preventif). Pengobatan
16

komplementer alternatif adalah salah satu pelayanan kesehatan yang


akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat maupun kalangan
kedokteran konvensional (Hasanah & Widowati, 2016).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Rahayuwati & Yani
(2017) menunjukkan bahwa pengguna terapi modern sering mengeluh
mual muntah terutama pasca kemoterapi. Pengguna terapi modern dan
komplementer (pijat) mengatakan penggunaan pijat mengurangi lelah dan
nyeri pasca terapi modern dilakukan. Pengguna terapi modern dan
komplementer (herbal) mengatakan penggunaan herbal mengurangi mual
muntah dan mempercepat penyembuhan pasca terapi modern dilakukan.
Pengguna terapi modern dan komplementer (herbal dan pijat) mengatakan
penggunaan herbal dan pijat untuk mengurangi efek samping terapi
modern.
Hasil penelitian yang lain menunjukkan terapi modern telah terbukti
secara medis dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit kanker
dapat dikurangi dengan terapi modern dan komplementer sehingga secara
global kualitas hidup penderita kanker meningkat.
Salah satu dari terapi komplementer yang dapat digunakan pada
keperawatan paliatif adalah akupuntur. Akupunktur yang digunakan pada
terapi kanker bukan ditujukan untuk mengobati penyakit kankernya
karena penusukan pada lesi merupakan kontraindikasi. Hal ini dilakukan
untuk pengobatan paliatif yaitu mengurangi nyeri kronis, mengurangi
efek samping kemoterapi ataupun radioterapi seperti nyeri, mual, muntah,
serta mengurangi dosis obat anti-nyeri sehingga kualitas hidup penderita
dapat ditingkatkan.
Pelayanan kesehatan komplementer alternatif merupakan pelayanan
yang menggabungkan pelayanan konvensional dengan kesehatan
tradisional dan atau hanya sebagai alternatif menggunakan pelayanan
kesehatan tradisional, terintegrasi dalam pelayanan kesehatan formal.
17

Keberhasilan masuknya obat tradisional ke dalam sistem pelayanan


kesehatan formal hanya dapat dicapai apabila terdapat kemajuan yang
besar dari para klinisi untuk menerima dan menggunakan obat tradisional
(Hasanah & Widowati, 2016).
Penyelenggaran pengobatan komplementer alternatif diatur dalam
standar pelayanan medik herbal menurut Keputusan Menteri Kesehatan
No.121/Menkes/SK/II/2008 yang meliputi melakukan anamnesis;
melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi) maupun Jamu pada pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi, EKG); menegakkan diagnosis secara ilmu
kedokteran; memberikan obat herbal hanya pada pasien dewasa;
pemberian terapi berdasarkan hasil diagnosis yang telah ditegakkan;
penggunaan obat herbal dilakukan dengan menggunakan tanaman
berkhasiat obat sebagai contoh yang selama ini telah digunakan di
beberapa rumah sakit dan PDPKT; mencatat setiap intervensi (dosis,
bentuk sediaan, cara pemberian) dan hasil pelayanan yang meliputi setiap
kejadian atau perubahan yang terjadi pada pasien termasuk efek samping
(Kepmenkes, 2008).
Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini
adalah kecenderungan kembali ke alam dan terapi alternatif. Dengan
banyaknya pilihan tanaman obat yang ditawarkan, mahalnya biaya
pengobatan keperawatan paliatif secara konvensional, ketidakberhasilan
dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan konvensional, serta
adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat
mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan
alternatif antara lain dengan tanaman obat dan terapi komplementer
sebagai cara untuk pengobatan (Hasanah & Widowati, 2016).
18

E. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer


Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi
komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti,
pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat.Sebagai
konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi
apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan.Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik
bagi perawat di sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di
Australia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan
(Crips & Taylor, 2001).
Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan
berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil hasil evidence-based
practice.Terapi komplementer dalam keperawatan.
Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung
misalnya dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi
terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran
koordinator dalam terapi komplementer juga sangat penting. Perawat
dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang merawat
dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan
untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang
mungkin diberikan termasuk perawatan alternatif (Smith et al.,2004).
19

DAFTAR PUSTAKA

Anita. 2016. Perawatan Paliatif Dan Kualitas Hidup Penderita Kanker.


Aziz M.Farid, Julianto Witjaksono, Imam Rasjidi. 2008. Panduan Pelayanan
Medik (Model Interdisiplin Penatalaksanaan Kanker Serviks dan Gangguan
Ginjal. Jakarta. EGC
Hasanah, S. N & Widowati, L.2016. Jamu pada pasien tumor / kanker sebagai
terapi komplementer.Jurnal Kefarmasin Indonesia.
Irawan,E., Rahayuti,L.,&Yani, D .I. 2017. Hubungan penggunaan terapi
modern dan komplementer terhadap kualitas hidup pasien kanker
payudara.JKP.
Perry, Potter. 2009. Fundamental of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Snyder, M. & Lindquist, R. 2002.Complementary/alternative therapies in
nursing. 4th ed. New York: Springer.
Synder. M., Lindquist.R,.2002. Complementary Alternative Therapies In
Nursing 4thEd. New York : Springer Publisisng Company,Inc.

Anda mungkin juga menyukai