PENDAHULUAN
1
5. Untuk mengetahui tahap pelaksanaan akupresure
6. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang dapat diatasi dengan
akupresure
7. Untuk mengetahui durasi penekanan akupresure
8. Untuk mengetahui tujuan dari akupresure
9. Untuk mengetahui a cara perangsangan teknik akupresure
10. Untuk mengetahui kontraindikasi dari teknik akupresure
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi/Pengertian
Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum
dan menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan untuk
memberikan rangsangan (stimulasi) titik akupunktur dengan teknik
penekanan atau teknik mekanik. Penekanan dilakukan sebagai
pengganti penusukan jarum yang dilakukan pada akupunktur dengan
tujuan untuk melancarkan aliran energi vital (qi) pada seluruh tubuh
(Kemenkes RI, 2015).
Akupresur adalah suatu teknik penyembuhan dengan menekan,
memijat, mengurut bagian tubuh untuk mengaktifkan peredaran
energi vital (dikenal dengan nama Chi atau Qi (Cina) dan Ki
(Jepang)). Akupresur juga disebut akupunktur tanpa jarum, atau pijat
akupunktur, sebab teori akupunkturlah yang menjadi dasar praktik
akupresur (Oka, 2003). Akupresur merupakan penekanan pada titik
tertentu (yang dikenal dengan nama acupoint) dengan menggunakan
telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran energi di
meridian, yang penggunaannya sangat aman dan efektif, mudah
dipelajari, dan juga membutuhkan waktu yang sedikit untuk
menerapkannya (Turana, 2004). Fengge (2012) menjelaskan bahwa
proses pengobatan pada akupresur menitikberatkan pada titik-titik
saraf tubuh. Titik-titik akupresur terletak pada kedua telapak tangan
dan kedua telapak kaki. Dikedua telapak tangan dan kaki terdapat titik
akupresur untuk jantung, paru-paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid,
pancreas, sinus, dan otak.
3
2.1.2 Manfaat
Akupresur bermanfaat sebagai tindakan promotif, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi. Dalam tindakan
promotif, akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan
tubuh walaupun tidak sedang sakit. Manfaat akupresur dalam
pencegahan penyakit dipraktikkan secara teratur pada saat-saat
tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit.
Tujuannya adalah untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan
mempertahankan kondisi tubuh. Bermanfaat juga untuk
menyembuhkan sakit dan dipraktikkan ketika dalam keadaan sakit.
Dalam teori Departemen Kesehatan, 1996, akupresur bermanfaat
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh, mencegah
penyakit tertentu, mengatasi keluhan dan penyakit ringan, serta
memulihkan kondisi tubuh. Sementara dari model medis, teknik
akupresur dapat bermanfaat untuk pelepasan endorphin, memblok
reseptor nyeri ke otak, dilatasi serviks dan meningkatkan efektivitas
kontraksi uterus (Oka, 2003).
Dalam Kemenkes RI (2015) disebutkan bahwa beberapa manfaat dari
akupresur adalah:
1. Meningkatkan stamina tubuh
1. Melancarkan peredaran darah
2. Mengurangi rasa nyeri
3. Mengurangi stres atau menenangkan pikiran
Akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada
di dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi
kehidupan dapat mengalir dengan lancar (Depkes, 1996). Akupresur
juga bertujuan untuk menyeimbangkan Yin dan Yang (Oka, 2008).
4
manusia untuk mempermudah pembelajaran bagi kalangan tenaga
kesehatan maupun awam yang tidak memahami falsafah ilmu
akupresur tradisional.
Lokasi titik akupresur ditentukan berdasarkan:
1. Patokan anatomi tubuh berupa tonjolan tulang, batas rambut dan
lipatan kulit.
2. Ukuran cun tulang
Berbagai regio tubuh dibagi menjadi bagian yang sama yang
disebut cun tulang, seperti jarak lipat siku kelipatan pergelangan
tangan sama dengan 12 cun tulang, bagian bawah tempurung lutut
ke tonjolan tumit kaki bagian luar sama dengan 16 cun tulang.
Jarak antara garis tengah belakang tubuh dengan tonjolan tepi
tulang belikat bagian dalam sama dengan 3 cun tulang (WHO,
2006).
5
disisakan waktu sebentar untuk merasakan daerah tersebut dengan jari
yang sensitif. Selalu ada daerah yang lebih sedikit sensitif dan pada
keadaan yang imbalans acupoints biasanya lebih lembut dari sekitarnya
(Turana, 2004).
6
2.1.4 Persiapan Tindakan Akupresur
Di dalam praktek akupresur, seorang akupresuris atau siapa saja yang
ingin mempraktekkan akupresur perlu memperhatikan dan mengetahui
kondisi umum penderita, seperti kondisi pasien, kondisi ruangan, posisi
pasien dan akupresuris, serta cara melakukan tindakan atau teknik
akupresur (Depkes, 1996).
Kondisi pasien yang perlu diperhatikan sebelum melakukan teknik
akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam keadaan emosional (marah,
takut, terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau terlalu kenyang,
titik acupoint tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien
yang lemah kondisinya akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan
kondisinya dan jumlah titik yang dipergunakan jangan terlalu banyak.
Selain kondisi pasien juga perlu diperhatikan keadaan tempat dilakukan
tindakan akupresur, seperti suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau
terlalu dingin, sirkulasi udara hendaknya lancar (tidak pengap) dan udara
kamar segar, tempat bersih, dan jangan melakukan tindakan akupresur di
tempat yang berasap dan peralatan yang dipergunakan harus bersih, tidak
tajam, dan tidak menyakitkan. Posisi pasien yang baik dalam melakukan
tindakan akupresur adalah dalam posisi duduk atau berbaring dalam
keadaan nyaman dan santai. Posisi akupresuris hendaklah berada pada
keadaan yang bebas bergerak dan nyaman untuk melakukan tindakan
akupresur, tangan akupresuris dicuci bersih sebelum melakukan tindakan,
kuku jari tidak panjang dan tajam (Oka, 2008).
Teknik akupresur pada bagian tertentu tubuh akan mengakibatkan aliran
energi vital di dalam tubuh berjalan lancar sehingga keluhan penyakit
berkurang atau sembuh sesuai dengan tujuan akupresur. Cara yang perlu
dilakukan akupresuris dalam tindakan akupresur ini, yaitu dengan
menekan dan memutar, atau mengurut di sepanjang meridian. Teknik
akupresur dimulai setelah menemukan acupoint yang tepat, yaitu
timbulnya reaksi pada titik acupoint yang berupa rasa nyeri atau pegal.
Setiap pemberian rangsangan pada titik acupoint akan memberikan reaksi
terhadap daerah sekitar titik tersebut, daerah yang dilintasi oleh meridian
7
titik tersebut, organ yang mempunyai hubungan dengan titik tersebut. Oleh
karena itu setiap pemijatan/rangsangan yang akan dilakukan harus
diperhitungkan secara cermat, reaksi apa yang perlu ditimbulkan, reaksi
penguatan (Yang) atau reaksi melemahkan (Yin) (Depkes, 1996).
8
2.1.6 Masalah keperawatan yang dapat diatasi dengan acupressure
1. Nyeri.
Sesuai dengan teori endorphin, yaitu dilepaskannya zat yang dapat
menghilangkan rasa nyeri ketika dilakukan acupressure (penekanan pada
titik GV 20, GB 20, GB 21, dan Ll 4 untuk nyeri kepala dan leher; Ll 15,
SJ 14 dan Sl 9 untuk nyeri bahu; PC 7, PC 6 dan SJ 5 untuk nyeri
pergelangan tangan; BL 23 dan BL 40 untuk nyeri pinggang; EX-LE 2, ST
35, BL 40 dan EX-LE 4. Titik EX-LE2, ST 35 dan EX-LE 4 untuk nyeri
lutut).
Akupresur merangsang produksi endorfin lokal dan menutup gerbang
terhadap rangsang nyeri (Mander, 2004). Zong YL (2009), menyatakan
bahwa dengan merangsang titik-titik tertentu disepanjang sistem meridian
yang ditransmisi melalui serabut saraf besar ke formatio reticularis,
thalamus dan sistem limbik akan melepaskan endorfin dalam tubuh.
Sejalan dengan teori Gate Control yang menjelaskan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan
ditutup. Salah satu cara menutup mekanisme pertahanan ini adalah dengan
merangsang sekresi endorfin yang akan menghambat pelepasan substansi
P (Alexander, 2011).
Peningkatan hormon endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin
yang disuplai oleh tubuh. Sehingga pada saat neuron nyeri perifer
mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis antara neuron perifer dan
neuron yang menuju otak tempat seharusnya substansi pakan
menghantarkan impuls. Pada saat tersebut, endorfin akan memblokir
lepasnya substansi P dari neuron sensorik, sehinnga transmisi impuls nyeri
di medula spinalis menjadi terhambat, sehingga sensasi nyeri menjadi
berkurang (Alexander, 2011).
Potensial aksi dari titik akupunktur atau akupresur dari kornu dorsalis
berlanjut ke atas sampai level batang otak. Terdapat mekanisme
penghambatan nyeri pada level ini yaitu pada sistem periaquaductal gray
area yang merupakan neuron-neuron serotonin yang memiliki banyak
reseptor opioid. Aksi potensial akupunktur akan mengaktifkan sistem ini
9
dan meningkatkan endorphin yang merupakan morfin endogen dalam
tubuh sehingga menimbulkan analgesia secara umum tidak tergantung
lokasi titik. Efek ekstrasegmental biasanya tidak cukup kuat analgesianya
namun cukup membantu.
Fisiologi manusia menurut kedokteran barat hingga saat ini masih belum
dapat menjelaskan semua fenomena. Mekanisme nyeri kronis hingga saat
ini sepenuhnya diketahui dan selalu menjadi tema dalam pertemuan-
pertemuan ilmiah kedokteran dalam 20 tahun terakhir tanpa
perkembangan yang berarti. Sementara itu, banyak fakta empiris yang
membuktikan bahwa akupunktur efektif untuk meredakan nyeri bahkan
melalui titik yang tidak bisa dijelaskan menurut teori segmental maupun
ekstrasegmental misalnya nyeri sakit gigi yang berkurang dengan
pemijatan titik ST-44 Chongyang yang ada di ujung kaki. Hal ini
menimbulkan pertanyaan sekaligus tantangan bagi para ilmuwan yang
tertarik dibidang ini untuk menggali mekanisme lain dari akupunktur dan
akupresur.
4. Ansietas
Setelah melewati batang otak, aksi potensial dari titik akupresur akan
diteruskan ke seluruh bagian otak termasuk hipothalamus dan sistem
limbik. Dari kedua sistem ini, akupunktur mempunyai efek yang luas
10
terhadap emosi dan berbagai organ melalui hypothalamus-pituitary axis
(HPA Axis). Pada banyak pasien, akupunktur dapat menenangkan dan
meningkatkan perasaan lebih baik, sehat dan lebih termotivasi. Pasien
mungkin masih merasa nyeri namun tidak lagi mempersoalkan rasa nyeri
tersebut. Adapun titik akupuntur untuk mengatasi ansietas yakni dengan
perangsangan titik relaksasi. Menurut Kemenkes RI (2015), titik relaksasi
ada pada hampir seluruh tubuh, di antaranya: titik SP 10 pada lutut, SP5
dan LV3 pada punggung kaki, BL 57 dan BL 58 pada betis, CV 14,12,6,
dan 4 pada perut, titik Ua dan TE5 pada tangan, titik BL 11,13,12, dan 15
pada daerah servikal, dan BL 20, 23, 18, dan 21 pada titik punggung
bawah.
5. Insomia
6. Mual
11
muntah, terdiri atas gerakan pernafasan spasmodik melawan glotis dan
gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma. Stadium ketiga, muntah
merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi
lambung/usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerima masukan
dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor
(Chemoreceptor Trigger Zone, CTZ) dan serabut aferen termasuk dari
sistem gastrointestinal. Apabila terjadi mual muntah tambahkan titik: St 8
Touwei, BL 20, Pishu, St 40 feng long, CV 12 Zhongwan, dan PC 6
Neiguan (Fengge, 2012).
Usia Durasi
Bayi baru lahir 1-3 menit
3-6 bulan 1-4 menit
6-12 bulan 1-5 menit
1-3 tahun 3-7 menit
3-12 tahun 5-10 menit
Dewasa 5-15 menit atau lebih lama
Selain itu, yang perlu ditentukan adalah kuatnya tekanan dengan melihat
posisi jari dalam penekanan. Jari tengan sudut 90 derajat memberikan
tekanan lebih kuat dibandingkan dengan sudut yang lebih rendah.
2.1.8 Tujuan Akupresur
Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel
dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat system pertahanan dan
meregenerasi sel tubuh (Fengge 2012). Umumnya penyakit berasal dari
tubuh yang teracuni, sehingga pengobatan akupresur memberikan jalan
keluar meregenerasikan sel-sel agar daya tahan tubuh kuat untuk
mengurangi sel-sel abnormal. Dalam pengobatan akupresur tidak perlu
makan obat-obatan, jamu dan ramuan sebab dengan terapi akupresur tubuh
kita sudah lengkap obat dalam tubuh jadi tinggal diaktifkan oleh sel-sel
saraf dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki kemampuan memproduksi
zat-zat tertentu yang berguna untuk ketahanan tubuh. Jika ditambah obat-
12
obatan, yang terjadi adalah kelebihan dosis yang justru akan
mengakibatkan kerusakan organ tubuh terutama ginjal (Fengge 2012).
2.1.9 Cara Perangsangan Titik Akupresur
Titik akupresur ialah bagian atau lokasi di tubuh sebagai tempat
berakumulasinya energi vital. Pada titik akupresure iniah akan dilakukan
pemijatan terapi akupresur. Di dalam tubuh kita terdapat banyak titik
akupresur, kurang lebih berjumlah 360 titik akupresur yang terletak di
permukaan tubuh di bawah kulit. Pertama kali yang harus diperhatikan
sebelum melakukan pijat akupresur adalah kondisi umum si penderita.
Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terdapat orang yang sedang dalam
keadaan yang terlalu lapar atau pun terlalu kenyang, dalam keadaan terlalu
51 emosional dan pada perempuan yang sedang dalam kondisi hamil
(Fengge 2012).
Pijatan bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat
yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal.
Dalam terapi akupresur pijatan bias dilakukan dengan menggunakan jari
tangan (jempol dan jari telunjuk). Semua titik pijat berpasangan kecuali
untuk jalur meridian Ren dan Tu. Lama dan banyaknya tekanan
(pemijatan) tergantung pada jenis pijatan. Pijatan untuk menguatkan
(Yang) dapat dilakukan dengan maksimal 30 kali tekanan, untuk
masingmasing titik-titik dan pemutaran pemijatannya secara jarum jam
sedangkan pemijatan yang berfungsi melemahkan (Yin) dapat dilakukan
dengan minimal 50 kali tekanan dan cara pemijatannya berlawanan jarum
jam (Fengge 2012).
Menurut Fengge (2012), terdapat tiga macam akupresur yaitu :
1. Titik akupresur umum
Titik akupresur umum ini terdapat di sepanjang saluran meridian.
Setiap titik umum diberi nama oleh penemunya dalam bahasa
Tionghoa yang memiliki arti tersendiri dan diberi nomor yang
bersifat universal. Misalnya, titik Hegu yang memiiki arti
kumpulan jurang. Hegusama dengan titik usus besar dengan nomor
4 (UB.4) dan dalam bahasa inggis disebut Large Intestine nomor 4
(LI.4).
1. Titik akupresur Istimewa 52
13
Titik akupresur istimewa adalah titik yang berserakan (tidak
menentu), ada yang di jalur meridian dan ada pula yang di luar
jalur meridian. Tiap-Tiap titik umum mempunyai nama dan fungsi
masing-masing. Misalnya, Lamwei, berfungsi sebagai titik untuk
mengobati penyakit usus buntu.
2. Titik nyeri ( Yes Point )
Titik nyeri berada di daerah keluhan (daerah yang mengalami
masalah) misalnya sakit perut, sakit kepala, dan lainlain. Untuk
menemukan titk nyeri ini adaah dengan meraba keluhan kemudian
cari titik yang paling sensitif atau nyeri. Titik ini hanya berfungsi
sebagai penghilang rasa sakit setempat saja, tetapi sering juga
berpengaruh pada jaringan tubuh lainnya.
2.1.10 Kontraindikasi
Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan
efek samping yang minimal. Meskipun demikian, akupresur tidak boleh
dilakukan pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang retak atau patah
dan kulit yang terbakar (Sukanta 2008).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Terapi komplementer merupakan pengembangan terapi tradisional dan ada
yang diintregrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan
individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Salah satu terapi
komplementer yang berperan dalam proses penyembuhan penyakit yaitu terapi
akupresure. Akupresure merupakan klasifikasi dari terapi menipulatif dan
berbasis tubuh. Terapi akupresure terbukyi berpengaruh terhadap penurunan
penyakit apapun. Karena cara dan teknik yang dilakukan di aplikasikan pada
titiktitik yang tepat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dibble, S.L., Luce, J, Cooper, B.A & Israel, J. (2007). Accupressure for
chemoterapy-induced nausea and vomiting : A randomized clinical
trial. Oncology Nursing Forum, 34(4),813-820
Fengge, A. (2012). Terapi akupresur: Manfaat & teknik
pengobatan.Yogyakarta: Crop Circle Corp.
Grunberg, S.M. (2004). Chemotherapy induced nausea vomiting:
Prevention, detection and treatment-how are we doing? The Journal
of Supprtive Oncology, 2(1), 1-12.
15
Hesketh, P.J. (2008). Chemotherapy induced nausea and vomiting. The
New England Journal of Medicine, 358(23), 2482-2494.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle,J.L., & Cheever, K,H. (2008). Textbook
of medical-surgical nursing (Eleventh edition)
16