Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan merupakan suatu anugerah yang didambakan semua wanita sebagai calon
ibu. Tidak semua wanita yang sudah menikah mengalami hal yang dinamakan hamil atau
mengandung. Kehamilan dimulai dari proses pembuahan sampai terjadinya
persalinanatau terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhirdan kelahiran
(38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan
anak yang dikandungnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin
(sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravid atau gravida 1.
Wanita hamil mengalami berbagai perubahan fisiologis dalam tubuhnya. Antara lain rasa
mual dan muntah yang seringkali di keluhkan ibu hamil di awal kehamilannya.
Kehamilan merupakan proses normal dan alamiah seorang perempuan. Ibu hamil
mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak.
Mendapatkan kehamilan yang sehat tidaklah mudah, banyak hal yang perlu diperhatikan
oleh ibu hamil yang bekerja untuk tetap menjaganya, salah satunya yaitu pola hidup. Pola
hidup ini mencakup kehidupan di rumah dan di tempat kerja.
Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh
pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan
anaknya (DinKes Jabar, 2007).Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang
sehat dari ibu yang sehat, yang berarti tidak mempunyai gejala atau tidak mempunyai
kemungkinan mendapatkan gejala yang penyebabnya dapat dicegah dengan pengawasan
antenatal dan perinatal yang baik (PERINASIA, 1994)
.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana asuhan keperawatan maternitas pada Ibu Hamil ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Untuk mengetahui asuhan keperawatan maternitas pada Ibu Hamil

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR MATERNITAS (IBU HAMIL)


2.1.1 PENGERTIAN
Periode anternatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi
atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan
ketuju sampai 9 bulan. (Pelayanan kesehatan material dan neonatal, 2001 )
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi cukup bulan dengan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah
ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu
pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal.
0. Tujuan asuhan antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosialibu
dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil , termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan secara selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan nomal dengan pemberian ASI
eksklusif.

2
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2.1.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara katagori kehamilan yang
akan diberikan asuhan antenatal adalah :
KATEGORI GAMBARAN
 Kehamilan normal  Ibu sehat
Tidak ada riwayat obsterri buruk,
ukuran uterus sama/sesuai usia
kehamilan. Pemeriksaan fisik dan
laboraturium lengkap.
 Kehamilan dengan masalah  Seperti masalah keluarga atau
khususs psikososial, kekerasan dalam rumah
tangga dan kebutuhan financial.
 Kehamilan dengan masalah  Seperti hipertensi, anemia berat,
kesehatan yang membutuhkan preeklamsia, pertumbuhan janin
rujukan untuk konsultasi dan terhambat, infeksi saluran kemih,
atau kerjasama penanganannya penyakit kelamin dan kondisi lain-lain.
 Kehamilan dengan kondisi  Seperti pendarahan , eklamsia,
kegawatdaruratan yang ketuban pecah dini atau kondisi-
membutuhkan rujukan segera. kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu
dan bayi.
(Buku Panduan Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal,2001)

2.1.3 GEJALA KLINIS DAN TANDA KEHAMILAN


Tanda kehamilan :
a. Presumtif ( Bukti Subjektif)
1. Amenorea
2. Perubahan payudara
3. Anoreksia
4. Mengidam
5. Lelah (fatigue)
6. Mual & muntah (morning sickness)
7. Frekuensi berkemih
8. Pigmentasi kulit

3
9. Konstipasi
b. Probabilitas ( Bukti Objektif)
1. Pertumbuhan & perubahan uterus
2. Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3. Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4. Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5. Perubahan Abdomen
6. Pembesaran abdomen
c. Absolut ( Bukti Positif)
1. Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2. Terdengar denyut jantung janin
3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya


pada alat genetalia eksternal dan internal dan pada payudara (mamma).
0. Uterus
b. Uterus bertambah besar dengan panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran
muka belakang 22 cm (Uterie Enlargement)
c. Uterus bertambah berat, dengan berat awal 30 gr menjadi 1000 gr.
d. Uterus bertambah besar, maka peredaran darah kerahim bertambah.
e. Melunaknya cerviks dan berwarna ungu kebiruan.
“Godell’s sign” adalah keadaan cerviks yang lunak dan akibat dari
peningkatan vaskulariasi daerah itu.
“Chadwik’s sign” adalah keadaan kebiruan pada daerah cerviks, vagina,
juga akibat peningkatan vaskularisasi.
“Hegar’s sign” merupakan keadaan melunaknya bagian uterus bagian
bawah (segmen bawah rahim/SBR). Tanda ini ada pada umur kehamilan
sekitar 2-3 bulan.
“Uterine Enlargement” terjadi selama masa bertambahnya umur
kehamilan.
f. Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri (UK bulan
keempat) yang sifatnya irregular. Disebut kontraksi Braxton hicks.
2. Vagina
a. Vagina berwarna kebiruan : “Chadwik’s”
b. Elastisitas vagina bertambah
c. Sekresi berwarna putih dan bersifat sangat asam : “Leukorrhea”
3. Ovarium

4
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum
graviditas. Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
4. Dinding Perut
a. Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan , terjadi
akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga terdapat di
payudara, paha, abdomen dan pantat.
b. Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya membiru dan
sering terjadi pada primi gravida.
c. Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
d. Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena
multigravida.
e. Enlargement of the abdomen yaitu pembesaran abdomen

5. Kulit (Skin Pigmentasi Change)


Hiperpigmentasi pada areolamammae, papilla mamae dan linea alba (garis
berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam).
Pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah).
6. Payudara
a. Pembesaran payudara
b. Puting susu-susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
mengeluarkan cairan kuning yang disebut “kolostrum”.
7. Berat Badan
a. Wanita yang hamil bertambahnya berat
b. Dalam triwulan pertama penambahan beratnya ± 1 kg
c. Dalam triwulan kedua penambahan beratnya ± 5 kg
d. Dalam triwulan ketiga penambahan beratnya ± 5,5 kg
Penambahan ini disebabkan oleh :
a. Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg)
b. Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg)
c. Penimbunan lemak seperti di payudara, pantat, dan lainnya ( ± 1,5 kg)
d. Penimbunan zat putih telur (2 kg)

5
e. Retensio air (1,5 kg), edema kaki (lama berdiri/penyempitan pembuluh
darah karena pembesaran rahim)
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting,
kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang
berlebihan dan merupakan gejalanya dini dari toksemia gravidarum.
Sebalikmya, kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan
pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada ketosis.
Kebutuhan akan kalsium dan phosphor bertambah untuk pembuatan
tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untuk pembentukan Hb janin.

Perhitungan Taksiran Berat Janin


a. TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
b. TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
8. Darah
a. Volume darah bertambah (baik plasma maupun eritrosit)
b. Hb menurun karena penambahan plasma yang drastis
-
Hb : 10 gr %
-
Eritrosit : 3,5 juta per mm3
-
Leukosit : 8.000 – 10.000 per mm3
c. Leukosit naik secara fisiologis namun > 12.000 per mm 3 menandakan
adanya infeksi. Leukosit masih fisiologis sampai dengan 15.000 per mm3.
9. Jantung
a. Bekerja lebih berat (karena meningkatnya volume darah, aliran ke ibu dan
janin).
b. Posisi jantung sedikit berubah secara fisiologis karena pembesaran janin
dalam rahim.
10. Paru – paru
a. Bekerja lebih berat.
b. Diafragma terdesak ke atas namun terdapat kompensasi yang melebarkan
rongga thorak sehingga kapasitas paru tidak berubah.
c. Namun, karena pendesakan diafragma maka wanita hamil sering merasa
sesak.
11. Pencernaan

6
a. Berkurangnya gerakan lambung dan sekresi asam garam (HCL) bergejala
mual, muntah
12. Ginjal
a. Meningkatkan kerja ginjal karena mengeluarkan racun-racun badan janin
b. Pelebaran ureter dalam kehamilan terutama ureter kanan, disebabkan
pengaruh progesterone dan tekanan rahim yang membesar dan dapat
menyebabkan pyelum (infeksi saluran kemih)
c. Menurunnya kapasitas kandungan kencing karena desakan pembesaran
rahim yang membesar pada awal kehamilan. Dan penurunan kepala bayi
ke rongga panggul pada akhir kehamilan sehingga bergejala “polakisuri”
(inkontinensia) pada awal dan akhir kehamilan.
d. Kelenjar buntu seperti glandula tiroidea, hipofise lobus anterior dan
glandula suprarenalis menunjukkan hiperfungi dab hipertrofi.
e. Pada akhir kehamilan dan dalam nifas mungkin reduksi positif disebabkan
oleh adanya laktosa ialah gula air susu. Gula darah tetap harus diperiksa
untuk menghindari diabetes. (Obsetri Fisiologi, 1983)

2.1.4 PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Umum
1) Bagimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan dan
kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau
oleh karena tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul
yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat juga disebabkan oleh hipovitaminase
B1, hipoproteinanemia dan jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1 dan
penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90
diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas tekanan darah
sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
7
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap kali ibu
memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg seminggu atau
3 kg dalam sebulan.
Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan karena
penimbunan (retensi) air dan disebut “praxoedema”.

Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)


1) Inspeksi
a. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah),
selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b. Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
c. Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu, adakah
coloctrum.
d. Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba, Nampak
gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas
luka.
e. Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f. Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha

2) Palpasi
Untuk menentukan :
a. Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
b. Menentukan letaknya anak dalam rahim
c. Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar

Pemeriksaan Leopold :
1. LEOPOLD I
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di bagian fundus.
8
Gambar 1 : Pemeriksaan Leopold I

Caranya :
a. Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah
muka penderita
c. Rahim di bawah ke tengah
d. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus
e. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
f. Tentukan tinggi fundus uteri
g. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
 Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(baloemen).
 Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan serta fundus terasa penuh.
 Bila letak lintang : palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
a. Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba
dari luar
b. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
c. Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
d. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
e. Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi pusat
f. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
g. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
prosesus xipoideus dan pusat

9
h. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
i. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat

Pusat

Gambar 2 :
Tinggi fundus menurut usia kehamilan

Symphisis normal dengan satu janin

Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah bulan
ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun
ke dalam rongga panggul.
Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan
rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan dalam cm, yang
diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkaran
perut setinggi pusat).

Tinggi fundus uteri dalam cm = usia kehamilan dalam bulan

Keterangan3,5
: cm
Tinggi Fundus Uteri (cm) Usia Kehamilan (bln)
20 5
23 6
2 7
30 8
33 9

2. LEOPOLD II
Tujuan : untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan
di mana letaknya bagian-bagian kecil

10
Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II
Caranya :
a. Kedua tangan pindah ke samping
b. Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah
bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan
pihak rintangan yang terbesar.
c. Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.

3. LEOPOLD III
Tujuan : untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah an
apakah bagaian bawah anak ini sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.

Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III


Caranya :
a. Digunakan satu tangan saja
b. Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
c. Cobalah apakah tangan bawah masih bia digoyangkan
d. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah
“enganged”

4. LEOPOLD IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di bagian fundus.

11
Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III

Caranya :
a. Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien
b. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
c. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
d. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
e. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk
ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati pintu atas panggul (PAP).

3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a. Dari anak
a) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima.
Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga.
Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit
atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan
oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan bunyi
jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.

Misalnya :

12
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
I III V Dijumlahkan Interpretasi
4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia
b) Bising tali pusat
Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang
karena posisi atau sering mengubah sikap ibu.
c) Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b. Dari ibu
a) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
b) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
c) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus
ibu. (Obstetri fisiologi, 1983)

2.1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.
2. Pemeriksaan USG
Untuk menentukan :
1) Jenis kelamin
2) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
3) Jumlah cairan amnion
3. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)

2.1.6 KEMUNGKINAN KOMPLIKASI KEHAMILAN


Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak

13
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan

2.1.7 PENATALAKSANAAN MEDIS


Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling sedikitnya 4 kali
kunjungan pada periode antenatal :
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 - 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah minggu
36)
Kunjungan Waktu Infomasi penting
Trimester I sebelum 14  Membangun hubungan saling percaya antara
minggu petugas kesehatan dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan
dan kebersihan, istirahat, dsb.)
Trimester II 14 - 28minggu  Sama seperti di atas , ditambah kewaspadaan
khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu
tentang gejala-gejala pre-eklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester III 28 - 36 minggu  Sama seperti di atas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah
kehamilan ganda
Trimester IV sesudah  Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak
minggu 36 bayi tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit

2.1.8 INFORMASI PERIODE ANTENATAL


a. Gizi

14
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal ) yang akan terjadi
1. Peningkatan berat badan
2. Breast change
3. Penurunan tenaga
4. Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I
5. Rasa panas
6. Varises
7. Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya,
seperti :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala luar biasa
3. Gangguan penglihatan
4. Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
5. Nyeri abdomen
6. Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
b. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
c. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatn gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
d. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya dalam
menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
e. Memberikan zat besi
f. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Anamnesa
1. Alasan kunjungan
2. Keluhan-keluhan
3. Riwayat obstetri, meliputi :
 Gravida, para, abortus, dan anak hidup (GPAH)
 Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
 Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan dan
penolong persalinan
 Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
 Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan
 Komplikasi pada bayi
4. Riwayat menstruasi

15
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan tafsiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPTP dapat digunakan
rumus Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun
disesuaikan.
Contoh : HPTP 30 Agustus 2004, berarti TP 6 Juni 2005. Aturan Naegle
lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur 28
hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
5. Riwayat kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual janin.
6. Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh
karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada
persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
7. Riwayat kesehatan, meliputi :
 Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok
risiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel,
talasemia)
 Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
 Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung
 Penyakit sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberculosis
 Riwayat dan perawatan anemia
 Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
 Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi,teh, coklat dan
minuman ringan lainnya
 Merokok, jumlah batang per hari
 Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma
 Alergi dan sensitifitas obat
 Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
 Riwayat keluarga (penyakit keturunan)
 Riwayat kesehatan pasangan
 Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis dan infeksi.

16
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh
pada kemampuan keluarga menghadapi kehamilan dan persalinan.
Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan
janin, terutama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat
perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu
dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi.
(Mitayani, 2009 : 3)
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : sebaiknya di ambil pada posisi duduk dengan
lengan sejajar posisi jantung
b) Nadi : frekuensi normalnya 60-90 kali permenit. Takikardi dapt
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi
diperiksa dengan satu menit penuh. Nadi diperiksa untuk
mengetahui masalah pada sirkulasi tungkai, nadi seharusnya
sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan : frekuensi napas selama hamil berkisar antara 16-24
kali permenit.takipnea terjadi karena infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu normal wanita hamil adalah 36,2-37,6 oC. Peningkatan
suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan
medis.
c. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
d. Leher (kelenjar tiroid : membesar / tidak )
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.

e. Dada dan axial


Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
f. Ekstremitas (oedema, varises, reflek patella)
g. Abdomen (inspeksi, palpasi, auskultasi)
h. Genetalia ( vulva, vagina, perineum)
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
i. Sistem kardiovascular

17
a) Bendungan vena : biasanya terjadi pada tungkai, vulva, rektum.
Bendungan vena bisa berkembang menjadi varises
b) Oedema
Oedema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah
pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke
ruang intersitiil. Odeman pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
j. Sistem muskuloskeletal
a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan, keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Barat badan awal kunjungan sebagai dasar menentukan kenaikan
berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi
kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm, ibu
berisiko melahirkan bayi prematur dan BBLR. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi kehamilan, persalinan secara seksio
caesarea, dan infeksi postpartum.
c) Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi di atas simpisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan saat pemeriksaan untuk
memperoleh hasil yang akurat.
k. Sistem neurologi
Tidak diperlukan pemeriksaan neurologi lengkap bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan terjadi masalah.
Hanya saja pemeriksana refleks tendon terutama patella perlu
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
l. Sistem integumen
Pucat menandakan anemia, jaundice menandakan gngguan pada
hepar, lesi, hiperpigmentasi, seperti choasma gravidarum serta linea
nigra berkaitan dengan kehamilan serta strie. Penampang kuku
berwarna merah muda berarti pengisian kapiler baik.
m. Sistem endokrin

18
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebih menandakan hipertiroid
n. Sistem gastrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulcerasi, gusi berwarna kemerahan, oedema akibat efek
peningkatan esterogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi
terawat dengan baik.
b) Usus
Bising usus berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus
terjadi apabila menderita diare.
o. Sistem urinarius
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine
tengah. Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih
dan zat yang ada dalam urin yang menandakan masalah.
a) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.

b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa
dlam jumlah besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas berat
atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
p. Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan pengeluaran
kolostrum. Adanya benjolan atau tidak simetris pada payudara.
b) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut
perineum
c) Organ reproduksi internal

19
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik
(Mitayani, 2009 : 4)

2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke atas
ditandai dengan sesak, sulit bernapas
b. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual dan muntah
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
d. Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon kehamilan
pada wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh, oedema, dan varises
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan meningkatnya frekuensi
berkemih
f. Nyeri akut berhubungan dengan kram otot
g. Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan
uterus, dan efeksamping vitamin penambah darah SF.

2.2.3 RENCANA TINDAKAN


Dx 1 : Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan nafsu makan, mual dan muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
pemenuhan nutrisi klien adekuat.
Kriteria evaluasi :
 Klien dapat menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
 Klien mengikuti diet yang dianjurkan yaitu mengandung vitamin, mineral,
protein, dan besi.
 Klien mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep
 Klien menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai
Rencana tindakan :
1) Timbang berat badan klien, pastikan berat badan pregravidal biasanya
R : ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal dan/dibawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko retardasi
pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan BBLR
2) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
R : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status
nutrisi pranatal, khususnya pada periode krisis perkembangan janin
3) Ukur pembesaran uterus
R : malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin
4) Ajurkan makan sedikit-sedikit tapi sering
R : untuk meminimalkan muntah dan memberikan nutrisi pada ibu

20
5) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan
suplemen vitamin / zat besi setiap hari.
R : materi referensi yang dapat dipelajari di rumah meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang

Dx 2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke


atas ditandai dengan sesak, sulit bernapas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
pola napas efektif.
Kriteria evaluasi :
 Melaporkan keluhan sesak menurun
 Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan
 Frekuensi napas normal 16-24 kali permenit, suara napas harus sama bilateral,
ekspansi paru simetris
Rencana tindakan :
1) Kaji status pernapasan (misal sesak pada pergerahan tenaga, kelelahan)
R : menentukan beratnya masalah yang terjadi pada kurang lebih 60 %
penyakit prenata. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh karena pembesaran uterus.
2) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya
(alergi, asma, TB)
R : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin
3) Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan vitamin/fero sulfat
pranatal setiap hari. (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit)
R : peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24-32
mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa oksigen
4) Berikan informasi untuk mengurangi masalah pola napas, seperti :
menghindari merokok, memberi makanan yang sedikit tapi sering, duduk atau
tidur dengan posisi semifoler
R : postur yang baik dan makan sedikit mebantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik, memeningkatkan ketersediaan ruang untuk
ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu dan janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan
ekspansiparu sesuai ukuran gravid.

21
Dx 3 : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan intra abdomen,
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
klien dapat memahami perubahan eliminasi yang terjadi
Kriteria evaluasi :
 Mengungkapkan penyebab sering kencing
 Mengidentifikasi cara mencegah stasis urinarius
Rencana tindakan :
1) Berikan informasi perubahan berkemih

R : memantau klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih


dan nokturia
2) Anjurkan menghindari posisi tegak dan supine dalam waktu lama

R : posisi iini memungkinakan terjadinya sindrom vena kava dan


menurunkan aliran vena cava
3) Berikan informasi intake cairan 6-8 gls/hr, penurunan intake 2-3 jam pra rest

R : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuaat yang


mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
4) Tekankan higiene toileting, memakai celana dari katun dan menjaga vulva

tetap kering

R : celana dari katun dapat menyerap keringat dan cairan yang mungkin
keluar dari vulva dan mengurangi risiko infeksi
5) Kolaborasi : Kaji riwayat medis (hipertensi, peny. ginjal & jantung)

R : masalah yang mempengaruhi funsi ginjal disertai dengan peningkatan


volume cairan dan statis meningkatkan risiko klien terhadap masalah
sirkulasi yang mempengaruhi janin.

Dx 4 : Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik,


penekanan uterus
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit, diharapkan
tidak terjadi konstipasi pada klien.

Kriteria evaluasi :
 Mempertahankan pola fungsi usus normal
 Mengidentifikasi perilaku beresiko atau memberatkan
 Melaporkan tindakan untuk meningkatkan eliminasi
Rencana tindakan :

22
1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama

hamil

R : pola eliminasi dipertahankan bila mungkin. Peningkatan kadar


progesterone merilekskan otot polos saluran GI, mengakibatkan
penurunan peristaltic dan meningkatkan reabsorpsi air dan elektrolit.
Suplemen zat besi juga bisa memperberat maslah konstipasi
2) Kaji adanya haemoroid

R : varises rektum seringkali terjadi pada konstipasi yang lama, mengejan


atau sebagai akibat peningkatan volume sirkulasi dan relaksasi
hormonal pembuluh darah.
3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat

R : bulk dan konsistensi dalampilihan diet membantu meningkatkan


keefektifan pola defekasi.
4) Anjurkan latihan ringan

R : menigkatkan peristaltikdan membantu mencegah konstipasi. Latihan


keras dianggap dapat menurunkan sirkulasi uteroplasenta.
5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif

R : mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi.

Dx 5 : Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon


kehamilan pada wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh,
oedema, dan varises
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit, diharapkan
klien tidak mengalami gangguan citra tubuh
Kriteria evaluasi :
 Klien mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh
 Klien dapat mendemostrasikan citra diri yang positif dengan mempertahankan
kepuasan terhadap penampila secara menyeluruh.
Rencana tindakan :
1) Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan situasi
pekerjaan dan bagaimana hal ini dipandang oleh orang terdekat
R : perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi kemmapuannya
untuk dapat mengembangkan perasaan positifterhadap perubahan

23
bentuk tubuhnya sebagaimana kemampuannya beradaptasi positif
terhadap peran menjadi orang tua
2) Identifikasi hal yang mendasari harga diri klien sehubungan dengan perubahan
karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan dengan peran baru
tersebut
R : perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena perubahan bentuk
tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi yang berdampak negatif
terhadap kehamilan maupun kemampuan menjadi orang tua pada klen
dengan harga diri buruk dan identitas ego lemah
3) Kaji sistem pendukung seperti bibi, nenek, curturaealer dsb.
R : dukungan yang adekuat dapat membantu klen mengatasi perubahan
bentuk tubuhnya secara positif dan mempertahankan harga diri positif
4) Kolaborasi : rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi (misalnya
konseling atau terapis)
R : klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih untuk
memudahkan penerimaan diri/kehamilan

24
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Status gizi pada kehamilan dapat mempengaruhi ibu dan bayi selama hamil.
Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu. Karena
kebutuhan gizi janin berasal dari ibu.Ibu hamil diharapkan terus menggali informasi
mengenai perawatan kehamilan yang dilakukan oleh ibu selama masa kehamilan, agar ibu
dapat melalui kehamilan dengan sehat dan lancar hingga masa persalinan. Informasi
mengenai perawatan
kehamilan dapat ibu peroleh dengan berbagai macam cara seperti
membaca buku, atau mengikuti penyuluhan kehamilan, dan berkonsultasi kepada dokter
atau bidan.

3.2 SARAN
Penulis makalah ini membuat saran-saran yang ditunjukan ke berbagai pihak , antara
lain:
1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menggunakan
makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang metode
pendokumentasian pengkajian.
2. Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini ,
sehingga makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.

25

Anda mungkin juga menyukai