PENDAHULUAN
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2.1.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara katagori kehamilan yang
akan diberikan asuhan antenatal adalah :
KATEGORI GAMBARAN
Kehamilan normal Ibu sehat
Tidak ada riwayat obsterri buruk,
ukuran uterus sama/sesuai usia
kehamilan. Pemeriksaan fisik dan
laboraturium lengkap.
Kehamilan dengan masalah Seperti masalah keluarga atau
khususs psikososial, kekerasan dalam rumah
tangga dan kebutuhan financial.
Kehamilan dengan masalah Seperti hipertensi, anemia berat,
kesehatan yang membutuhkan preeklamsia, pertumbuhan janin
rujukan untuk konsultasi dan terhambat, infeksi saluran kemih,
atau kerjasama penanganannya penyakit kelamin dan kondisi lain-lain.
Kehamilan dengan kondisi Seperti pendarahan , eklamsia,
kegawatdaruratan yang ketuban pecah dini atau kondisi-
membutuhkan rujukan segera. kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu
dan bayi.
(Buku Panduan Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal,2001)
3
9. Konstipasi
b. Probabilitas ( Bukti Objektif)
1. Pertumbuhan & perubahan uterus
2. Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3. Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4. Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5. Perubahan Abdomen
6. Pembesaran abdomen
c. Absolut ( Bukti Positif)
1. Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2. Terdengar denyut jantung janin
3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
4
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum
graviditas. Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
4. Dinding Perut
a. Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan , terjadi
akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga terdapat di
payudara, paha, abdomen dan pantat.
b. Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya membiru dan
sering terjadi pada primi gravida.
c. Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
d. Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena
multigravida.
e. Enlargement of the abdomen yaitu pembesaran abdomen
5
e. Retensio air (1,5 kg), edema kaki (lama berdiri/penyempitan pembuluh
darah karena pembesaran rahim)
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting,
kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang
berlebihan dan merupakan gejalanya dini dari toksemia gravidarum.
Sebalikmya, kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan
pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada ketosis.
Kebutuhan akan kalsium dan phosphor bertambah untuk pembuatan
tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untuk pembentukan Hb janin.
6
a. Berkurangnya gerakan lambung dan sekresi asam garam (HCL) bergejala
mual, muntah
12. Ginjal
a. Meningkatkan kerja ginjal karena mengeluarkan racun-racun badan janin
b. Pelebaran ureter dalam kehamilan terutama ureter kanan, disebabkan
pengaruh progesterone dan tekanan rahim yang membesar dan dapat
menyebabkan pyelum (infeksi saluran kemih)
c. Menurunnya kapasitas kandungan kencing karena desakan pembesaran
rahim yang membesar pada awal kehamilan. Dan penurunan kepala bayi
ke rongga panggul pada akhir kehamilan sehingga bergejala “polakisuri”
(inkontinensia) pada awal dan akhir kehamilan.
d. Kelenjar buntu seperti glandula tiroidea, hipofise lobus anterior dan
glandula suprarenalis menunjukkan hiperfungi dab hipertrofi.
e. Pada akhir kehamilan dan dalam nifas mungkin reduksi positif disebabkan
oleh adanya laktosa ialah gula air susu. Gula darah tetap harus diperiksa
untuk menghindari diabetes. (Obsetri Fisiologi, 1983)
2) Palpasi
Untuk menentukan :
a. Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
b. Menentukan letaknya anak dalam rahim
c. Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold :
1. LEOPOLD I
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di bagian fundus.
8
Gambar 1 : Pemeriksaan Leopold I
Caranya :
a. Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah
muka penderita
c. Rahim di bawah ke tengah
d. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus
e. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
f. Tentukan tinggi fundus uteri
g. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(baloemen).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan serta fundus terasa penuh.
Bila letak lintang : palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
a. Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba
dari luar
b. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
c. Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
d. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
e. Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi pusat
f. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
g. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
prosesus xipoideus dan pusat
9
h. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
i. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat
Pusat
Gambar 2 :
Tinggi fundus menurut usia kehamilan
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah bulan
ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun
ke dalam rongga panggul.
Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan
rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan dalam cm, yang
diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkaran
perut setinggi pusat).
Keterangan3,5
: cm
Tinggi Fundus Uteri (cm) Usia Kehamilan (bln)
20 5
23 6
2 7
30 8
33 9
2. LEOPOLD II
Tujuan : untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan
di mana letaknya bagian-bagian kecil
10
Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II
Caranya :
a. Kedua tangan pindah ke samping
b. Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah
bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan
pihak rintangan yang terbesar.
c. Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.
3. LEOPOLD III
Tujuan : untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah an
apakah bagaian bawah anak ini sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.
4. LEOPOLD IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di bagian fundus.
11
Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III
Caranya :
a. Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien
b. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
c. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
d. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
e. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk
ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati pintu atas panggul (PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a. Dari anak
a) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima.
Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga.
Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit
atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan
oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan bunyi
jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya :
12
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
I III V Dijumlahkan Interpretasi
4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia
b) Bising tali pusat
Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang
karena posisi atau sering mengubah sikap ibu.
c) Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b. Dari ibu
a) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
b) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
c) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus
ibu. (Obstetri fisiologi, 1983)
13
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan
14
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal ) yang akan terjadi
1. Peningkatan berat badan
2. Breast change
3. Penurunan tenaga
4. Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I
5. Rasa panas
6. Varises
7. Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya,
seperti :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala luar biasa
3. Gangguan penglihatan
4. Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
5. Nyeri abdomen
6. Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
b. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
c. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatn gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
d. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya dalam
menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
e. Memberikan zat besi
f. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.
15
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan tafsiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPTP dapat digunakan
rumus Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun
disesuaikan.
Contoh : HPTP 30 Agustus 2004, berarti TP 6 Juni 2005. Aturan Naegle
lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur 28
hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
5. Riwayat kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual janin.
6. Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh
karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada
persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
7. Riwayat kesehatan, meliputi :
Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok
risiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel,
talasemia)
Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung
Penyakit sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberculosis
Riwayat dan perawatan anemia
Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi,teh, coklat dan
minuman ringan lainnya
Merokok, jumlah batang per hari
Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma
Alergi dan sensitifitas obat
Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
Riwayat keluarga (penyakit keturunan)
Riwayat kesehatan pasangan
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis dan infeksi.
16
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh
pada kemampuan keluarga menghadapi kehamilan dan persalinan.
Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan
janin, terutama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat
perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu
dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi.
(Mitayani, 2009 : 3)
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : sebaiknya di ambil pada posisi duduk dengan
lengan sejajar posisi jantung
b) Nadi : frekuensi normalnya 60-90 kali permenit. Takikardi dapt
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi
diperiksa dengan satu menit penuh. Nadi diperiksa untuk
mengetahui masalah pada sirkulasi tungkai, nadi seharusnya
sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan : frekuensi napas selama hamil berkisar antara 16-24
kali permenit.takipnea terjadi karena infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu normal wanita hamil adalah 36,2-37,6 oC. Peningkatan
suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan
medis.
c. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
d. Leher (kelenjar tiroid : membesar / tidak )
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
17
a) Bendungan vena : biasanya terjadi pada tungkai, vulva, rektum.
Bendungan vena bisa berkembang menjadi varises
b) Oedema
Oedema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah
pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke
ruang intersitiil. Odeman pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada
kehamilan.
j. Sistem muskuloskeletal
a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan, keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Barat badan awal kunjungan sebagai dasar menentukan kenaikan
berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi
kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm, ibu
berisiko melahirkan bayi prematur dan BBLR. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi kehamilan, persalinan secara seksio
caesarea, dan infeksi postpartum.
c) Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi di atas simpisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan saat pemeriksaan untuk
memperoleh hasil yang akurat.
k. Sistem neurologi
Tidak diperlukan pemeriksaan neurologi lengkap bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan terjadi masalah.
Hanya saja pemeriksana refleks tendon terutama patella perlu
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
l. Sistem integumen
Pucat menandakan anemia, jaundice menandakan gngguan pada
hepar, lesi, hiperpigmentasi, seperti choasma gravidarum serta linea
nigra berkaitan dengan kehamilan serta strie. Penampang kuku
berwarna merah muda berarti pengisian kapiler baik.
m. Sistem endokrin
18
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebih menandakan hipertiroid
n. Sistem gastrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulcerasi, gusi berwarna kemerahan, oedema akibat efek
peningkatan esterogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi
terawat dengan baik.
b) Usus
Bising usus berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus
terjadi apabila menderita diare.
o. Sistem urinarius
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine
tengah. Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih
dan zat yang ada dalam urin yang menandakan masalah.
a) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa
dlam jumlah besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas berat
atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
p. Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan pengeluaran
kolostrum. Adanya benjolan atau tidak simetris pada payudara.
b) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut
perineum
c) Organ reproduksi internal
19
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik
(Mitayani, 2009 : 4)
20
5) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan
suplemen vitamin / zat besi setiap hari.
R : materi referensi yang dapat dipelajari di rumah meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
21
Dx 3 : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan intra abdomen,
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
klien dapat memahami perubahan eliminasi yang terjadi
Kriteria evaluasi :
Mengungkapkan penyebab sering kencing
Mengidentifikasi cara mencegah stasis urinarius
Rencana tindakan :
1) Berikan informasi perubahan berkemih
tetap kering
R : celana dari katun dapat menyerap keringat dan cairan yang mungkin
keluar dari vulva dan mengurangi risiko infeksi
5) Kolaborasi : Kaji riwayat medis (hipertensi, peny. ginjal & jantung)
Kriteria evaluasi :
Mempertahankan pola fungsi usus normal
Mengidentifikasi perilaku beresiko atau memberatkan
Melaporkan tindakan untuk meningkatkan eliminasi
Rencana tindakan :
22
1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
23
bentuk tubuhnya sebagaimana kemampuannya beradaptasi positif
terhadap peran menjadi orang tua
2) Identifikasi hal yang mendasari harga diri klien sehubungan dengan perubahan
karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan dengan peran baru
tersebut
R : perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena perubahan bentuk
tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi yang berdampak negatif
terhadap kehamilan maupun kemampuan menjadi orang tua pada klen
dengan harga diri buruk dan identitas ego lemah
3) Kaji sistem pendukung seperti bibi, nenek, curturaealer dsb.
R : dukungan yang adekuat dapat membantu klen mengatasi perubahan
bentuk tubuhnya secara positif dan mempertahankan harga diri positif
4) Kolaborasi : rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi (misalnya
konseling atau terapis)
R : klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih untuk
memudahkan penerimaan diri/kehamilan
24
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Status gizi pada kehamilan dapat mempengaruhi ibu dan bayi selama hamil.
Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu. Karena
kebutuhan gizi janin berasal dari ibu.Ibu hamil diharapkan terus menggali informasi
mengenai perawatan kehamilan yang dilakukan oleh ibu selama masa kehamilan, agar ibu
dapat melalui kehamilan dengan sehat dan lancar hingga masa persalinan. Informasi
mengenai perawatan
kehamilan dapat ibu peroleh dengan berbagai macam cara seperti
membaca buku, atau mengikuti penyuluhan kehamilan, dan berkonsultasi kepada dokter
atau bidan.
3.2 SARAN
Penulis makalah ini membuat saran-saran yang ditunjukan ke berbagai pihak , antara
lain:
1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menggunakan
makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang metode
pendokumentasian pengkajian.
2. Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini ,
sehingga makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.
25