Pembahasan
Penelitian yang dilakukan oleh Artana (2017) yang berjudul Ideologi Melukat Dalam
Praxis Kesehatan adalah penelitian yang dilakukan secara kualitatif yang mengatakan bahwa
Melukat merupakan bagian dari pelaksaan upacara manusa yadnya, yang memiliki tujuan untuk
membersihkan dan menyucikan pribadi secara lahir dan batin sehingga mendapatkan ketenangan
pikiran dan jiwa. Dengan melukat di tempat penglukatan mampu memberikan rasa tenang dan
kesegaran. Namun harus diimbangi dengan penyembuhan secara medis yaitu hubungan pelayan
Kesehatan dengan pasien. Penelitian ini menggunakan intervensi dari pengetahuan kedokteran,
yaitu teori yang dipisahkan dari praxis hidup manusia. Positivisme menganggap pengetahuan
mengenai fakta obyektif sebagai pengetahuan yang sahih, dengan menyingkirkan pengetahuan
yang melampaui fakta. Asimetrisnya pengetahuan kesehatan yang dimiliki dokter (lebih tinggi),
menjadikan ia lebih superior dihadapan pasien. Dokter diharuskan mengetahui keadaan pasien
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliari (2019) dengan judul Pengelukatan Sapta Gangga
Perspektif Usada Bali adalah penelitian yang dilakukan secara kualitatif dengan intervensi yaitu
pemedek melakukan panglukatan karena mengalami keluhan seperti sakit kepala, nyeri, dan
sakit bebai. Kemudian tata cara pengelukatan yaitu syarat yang harus dibawa adalah bungkak
nyuh gading, bungkak nyuh gadang dan banten pejati. Melukat diawali dengan ngaturang bhakti
atau berdoa terlebih dahulu, kemudian melaksanakan panglukatan ketujuh pancoran yang ada di
Pura Tamba waras. Yang terakhir panglukatan dengan bungkak nyuh gading oleh Pemangku,
dilanjutkan dengan sembahyang di jeroan dan minum air bungkak nyuh gadang yang
sebelumnya didoakan terlebih dahulu serta dicampur dengan minyak. Implikasi dari panglukatan
tersebut merasa lebih seger, sejuk/tis,tenang, keluhan yang diderita mulai berkurang.