AKUPRESUR
Disusun oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya tugas mata kuliah Komplementer Dasar.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa menjadi
acuan kedepannnya agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik
lagi.Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada semua pihak dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan atas terselesaikannya makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I………………………………………………………………………………………….…..4
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..….4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….……....4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………....4
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………….......5
BAB II…………………………………………………………………………………………….6
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….6
A. Pengertian………………………………………………………………………………...6
B. Tujuan Terapi Akupresur………………………………………………………………...6
C. Manfaat Terapi Akupresur……………………………………………………………….6
D. Klasifikasi Terapi Akrupesur…………………………………………………………….7
E. Komponen Terapi Akupresur……………………………………………………………7
F. Indikasi dan Kontraindikasi…………………………………………………………….13
G. Mekanisme Kerja…………………………………………………………………….…13
BAB III…………………………………………………………………………………………16
PENUTUP……………………………………………………………………………………...16
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….17
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk
terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan
individu. Terapi komplementer bermanfaat untuk memperbaiki fungsi dari sistem- sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit ( Hidayah, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
a. Memahami tentang pengertian Akupresur.
b. klasifikasi terapi Akupresur.
c. Memahami tentang komponen dasar dari terapi Akupresur.
d. Memahami indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur.
e. Memahami mekanisme kerja terapi Akupresur.
BAB II
5
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Terapi akupresur adalah sistem pengobatan dengan cara menekan- nekan pada titik-
titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk memperoleh efek rangsang pada energi vital (QI)
guna mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit atau untuk meningkatkan kualitas
kesehatan (Ikhsan, 2019). Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian tubuh
yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi chi) dengan
penekanan menggunakan tangan terutama jempol sehingga dengan penekanan tersebut akan
mempengaru chi (energi), xie (darah), dan organ-organ tubuh baik organ padat (cang) dan
organ berongga (fu) sehingga keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa harmonis, daya
tahan tubuh meningkat sehingga pathogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh
tersebut (wei chi).
Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan turunan dari ilmu
akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada
titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupunktur (Hartono, 2012).
Akupresur adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik khusus bagian tubuh
untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah atau mengurangi mual (NIC,
2004 dalam Satrya, 2018).
Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel dalam tubuh
yang melemah serta mampu membuat sistem pertahanan dan meregenerasikan sel tubuh.
Pengobatan akupresur memberikan jalan keluar meregenerasikan sel- sel agar daya tahan
tubuh kuat untuk mengurangi sel- sel abnormal (Fengge, 2012).
6
akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang dalam
keadaan sakit (Fengge, 2012).
D. Klasifikasi Akupresur
1. Shiatsu
Shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian penekanan menggunakan jari
secara berirama, keseluruhan bagian tubuh sepanjang meridian energi. Titik- titik tekan
hanya disentuh abtara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang sekaligus
menenangkan.
2. Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik- titik akupresur yang
penting pada meridian dan jalur- jalur yang terpilih, setiap titik ditekan selama 1-5
menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk menyeimbangkan chi, sang
energi vital.
3. Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik- titik meridian. Do-in
juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan.
4. Tui-Na
Tui-Na adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik- titik akupresur dengan
menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.
Chie adalah zat sari makanan dan Sie adalah darah, secara singkat disebut Energi vital.
Ada dua sumber energi vitsl, yaitu energi vital bawaan dan energi vital didapat.
7
Energi vital bawaan, berasal dari orang tua seperti watak, bakat, rupa, kesehatan fisik
dan mental.Energi vital bawaan ini disimpan di dalam ginjal. Energi vital berasal dari
sari makanan yang diperoleh dari ibu selama di kandungan, maupun diperoleh saat
sudah lahir dari makanan, air, udara, serta dukungan sosial dan lingkungan.
Dalam ilmu penyembuhan akupresur, sistem meridian adalah sebuah sistem yang
mengatur lalu lintas energi vitaldi dalam tubuh. Meridian adalah saluran energi vital
yang melintasi seluruh bagian tubuh seperti jaring laba- laba yang membujur dan
melintang dan menghubungkan semua bagian tubuh.
b. Menghubungkan organ tubuh dengan pancaindra, dan jaringan tubuh lainya. Sifat
hubungan tersebut adalah bolak balik.
e. Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ, baik penyebab
dari luar tubuh maupun penyebab dari dalam tubuh.
8
sehingga keempat belas meridian merupakan mata rantai yang tidak terputus (Sukanta,
2008 dalam Salsuda 2018).
Meridian paru- paru dimulai dari ruang tengan perut (pusar), kemudian naik ke atas
mencapai lambung menembus diafragma, terus kedua paru- paru, langsung ke
tenggorokan dan keluar di sela iga I dan II di daerah dada, lau melintasi lengan
menuju ibu jari tangan.
Di daerah pergelangan tangan ada cabang menuju jari telunjuk untuk berhubungan
dengan meridian usus besar.
Meridian usus besar dimulai dari pangkal kuku jari telunjuk kiri dan kanan, naik ke
bahu. Sampai dibahu berbelok dan bercabang sampai ke tengkuk mencapai benjolan
persendian tulang leher 7 dan tulang punggung 1, dan kembali ke bahu. Di bahu
meridian ini bercabang turun ke bawah melintasi paru- paru mencapai usus besar.
Sedangkan cabang yang lain naik dari tulang selangka pipi, melintasi bibir, dan naik
ke tepi hidung sampai bawah mata bertemu dengan meridian lambung.
3) Meridian Lambung
Meridian lambung dimulai dari titik terakhir meridian usus besar, naik mencapai
pangkal hidung, keluar di bawah tulang mata dan pipi, melintasi pipi hingga ujung
bibir, rahang, dan naik sampai di samping kepala. Dari rahang bawah ada cabang
menuju leher depan dan luar. Sampai di tulang selangka, meridian pecah menjadi
dua cabang yang berjalan sejajar di kiri kanan garis tengah tubuh, dari dada sampai
ke rambut kemaluan. Sebuah cabang yang lain masuk mencapai lambung dan limpa,
terus ke bawah dan bertemu dengan meridian luar di pangkal paha, menjulur ke paha
hingga bawah lutut, dan bercabang kembali. Sebuah cabangnya sebelum sampai di
jari kaki kedua bercabang juga ke jari jempol untuk menyambung dengan meridian
limpa. Cabang satunya berakhir pada jari tengah kaki.
4) Meridian Limpa
9
Meridian limpa dimulai dari ibu jari kaki, terus naik sampai perut melintasi kaki
bagian dalam. Di perut, meridian ini bercabang, sebuah cabangnya ke limpa,
lambung, terus ke jantung, paru- paru dan mencapai pangkal lidah. Cabang yang lain
menuju sisi luar payudara, naik ke arah tulang rusuk ke 3, dan turun ke samping
badan, sampai di antara tulang rusuk ke 6 dan 7.
5) Meridian Jantung
Meridian jantung dimulai dari ketiak, sebuah cabangnya turun menuju lengan
sampai di kelingking, sedang cabang lain ke atas melintasi dada menuju jantung.di
jantung, cabang tersebut bercabang dua. Sebuah cabang ke atas sampai di bola mata
dengan melintasi leher dan pangkal lidah. Adapun cabang lainya ke bawah menuju
usus kecil.
Meridian usus kecil dimulai dari kelingking tangan, belok ke titik T14, dipangkal
tulang leher ke 7 lalu naik ke bahu. Sampai di bahu bercabang dua, sebuah cabang
naik ke leher, pipi, pelipis, telinga, dan pangkal hidung menyambung dengan
meridian kantong kemih. Cabang lainya ke bawah menembus jantung menuju usus
kecil.
Meridian kantong kemih dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik ke kepala
bertemu dengan titik meridian Tu 20 (puncak kepala). Cabang lain menuju otak dan
keluar lagi menuju tengkuk, berjalan menuju tulang belikat bagian dalam. Kedua
meridian kantong kemih (kanan dan kiri) berjalan sejajar dengan tulang punggung
sampai daerah pinggang, lalu masuk ke dalam tubuh berhubungan dengan gunjal
dan kantong kemih.
10
bertemu dengan cabang pertama di lipatan lutut, turun ke betis dan berakhir di jari
kelingking kaki seblah luar.
8) Meridian Ginjal
Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki terus melingkar di mata kaki bagian dalam,
naik ke paha. Di paha, meridian becabang dua, sebuah cabang ke meridian luar,
sedangkan cabang lain masuk ke tulang ekor, naik menyusuri tulang tersebut sampai
ginjal, kantong kemih, hati, paru- paru, dan pangkal lidah. Meridian luar menjalar ke
atas perut di antara meridian lambung dan garis tengah badan, berakhir di bawah
tulang selangka.
Meridian selaput jantung dimulai dari dada selebar 4 jari di atas puting susu dan dua
jari ke samping, menelusuri lengan bagian dalam sampai di telapak tangan,
kemudian bercabang dua. Cabang yang satu menuju jari tengah sedangkan yang
lainya ke jari manis. Di dada, sebuah cabangnya masuk ke selaput jantung. Dari
jantung terus ke bawah menembus diafragma, ke ruang tengah, dan perut bagian
dalam.
Meridian Tri pemanas dimulai dari pangkal jari manis hingga ke punggung tangan,
naik ke belakang siku terus mencapai bahu, tulang selangka dan bercabang dua.
Sebuah cabang menuju leher, melewati belakang telinga, pipi, dan berakhir di ujung
alis luar. Adapun cabang yang lain melintasi dada sampai di ujung, kemudian turun
menembus ketiga ruang tubuh, yaitu ruang atas dari diafragma ke atas, ruang tengah
diafragma ke bawah sampai pusar dan ruang bawah pusar sampai di ruang perut
bawah. Tugas dari Tri pemanas adalah mendistribusikan cairan hasil olahan
makanan dan minuman. Mengolah cairan di dalam tubuh dan membuang ampasnya.
Mengatur peredaran cairan di dalam tubuh bersama ginjal, kantong kemih, paru-
paru, dan jantung.
11
Meridian kantong empedu dimulai dari sudut mata bagian luar menuju kepala, dan
tengkuk. Sebuah cabang dari pipi menyusup ke dada dan berhubungan dengan organ
dalam kantong empedu, terus ke perut bagian bawah. Cabang lainya tampak seperti
meridian luar, berjalan di bagian sisi luar tubuh sampai ke punggung kaki untuk
kemudian bercabang. Sebuah cabangnya menuju ibu jari kaki dan lainya ke jari
empat kaki berakhir di ujung jari kaki tersebut.
Meridian hari dimulai dari pangkal kuku jempol kaki bagian luar dekat jari kaki
kedua, naik ke paha bagian dalam, masuk daerah kemaluan, terus ke atas mencapai
hati. Di daerah ruangan tengah perut timbul cabang menuju lambung, dan naik ke
paru- paru. Cabang lain dari hati langsung ke leher, pangkal lidah, mengitari bibir,
menembus mata hingga di puncak kepala.
Meridian Ren dimulai dari depan lubang dubur masuk ke perut bagian bawah,
daerah kelamin, merambat ke atas di tengah garis tubuh sampai di leher dan rahang
bawah, melingkari bibir, kemudian terpecah menjadi dua cabang yang masing-
masing melintasi pipi sampai di bawah mata kiri dan kanan.
14) Meridian Tu
3. Titik akupuresur
Titik akupresur merupakan suatu area kecil di permukaan tubuh yang mempunyai
karakteristik sifat fisika betegangan tinggi dengan hambatan rendah dibandingkan
dengan jaringansekitarnya dan kepekaan terhdap rangsangan lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah sekitarnya.
12
Menurut lokasi titik, ada tiga macam titik pijat:
Titik ini berhubungan langsung dengan organ dan daerah tubuh yang dilintasi oleh
meridianya.
Titik ini mempunyai indikasi atau kegunaan khusus, tidak tergantung pada
tempatnya.
Titik nyeri jika dipijat akan terasa sakit atau linu. Titik ini berfungsi sebagai titik
terapi untuk mengurangi keluhan lokal/ setempat.
1. Indikasi
Beberapa indikasi dilakukan akupresur antara lain pada kondisi sakit kepala tipe tegang,
migren, ketegangan otot, depresi, kecemasan, membantu lebih rileks, mengatasi nyeri
misal nyeri sendi, nyeri tulang belakang.
2. Kontraindikasi
Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan efek samping
yang minimal. Namun, akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang luka,
bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar.
Selain itu hindari melakukan terapi pada pasien dengan kondisi gawat, misalnya terjadi
serangan jantung, gagal nafas, dan penyakit pada saraf otak (stroke, pecah pembuluh
darah).
Akupresur bisa menggunakan ujung ibu jari untuk menekan, beberapa orang ada yang
lebih cocok memberikan tekanan dengan telunjuk atau jari tengah.
13
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan akupresur:
1. Pasien tidak boleh dalam keadaan emosional, terlalu sedih atau gembira, perut terlalu
lapar atau kenyang, kondisi tubuh terlalu lemah.
2. Sebaiknya tidak melakukan akupresur dalam keadaan berdiri, posisi terbaik adalah
duduk santai atau tidur santai, posisi senyaman mungkin.
3. Tekanan pijatan hendaklah tidak terasa sakit, apalagi sampai mengakibatkan memar,
untuk menghindari luka sebaiknya kuku jari pendek dan tumpul.
4. Selain dengan jari, pemijatan dapat dilakukan dengan pangkal telapak tangan, siku,
kepalan, atau benda tumpul yang halus. Pijatan hendaknya menimbulkan rasa aman dan
nyaman.
Cara memijat:
Dalam pemijatan akupresur sebaiknya dilakukan jangan terlalu keras dan membuat
pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman,
pegal, panas, gatal, perih, kesemutan dan lain sebagainya). Apabila sensasi rasa dapat
tercapai maka disamping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat
merangsang keluarnya hormon endorphin yaitu hormone sejenis morfin yang dihasilkan dari
dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang (Hartono, 2012).
Cara kerja:
Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan
otot atau hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan
membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu jalur tersumbat, maka
perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan jari untuk mengendurkan
14
ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan menstimulasi atau menyeimbangkan
aliran energi.
Menurut jurnal Renintyas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan intervensi
acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe. Acupressure
digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid. Dengan
acupressure dapat meningkatkan kadar endorfin yang berguna untuk pereda nyeri yang
diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf
pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan
endorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat
menstruasi.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Nasronudin. (2019). Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya:
Pusat Penerbit dan Percetakan Unair.
Pratiwi, Subur, & Sanistioro. (2017). Buku saku 1 petunjuk prkatis toga dan akupresure. Jakarta:
Kemenkes RI.
Ramawati., Situmorang., & Yulianti. (2019). Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri
Dysmenorhea. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional. Jurnal Kebidanan dan
Kesehatan Tradisional, 4(2), 9-9.
Renityas, N. (2018). Efektifitas Titik Accupresure Li4 Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorrhoe
Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 1(2).
Satrya, A. (2018). Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disiase (CKD)
Dengan Efek Pemberian Terapi Akupresur dan Aromaterapi Bunga Lavender Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan di Ruang Hemodialisa RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Kalimantan Timur: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah.
Setiowati, W & Pawestri, N,D. (2018). Efektivitas Terapi Akupresur Terhadap Frekuensi
Enuresis Pada Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Darul Azhar, 94-102.
Trianingsih., Kuntjoro, & Wahyuni. (2016). Efektifitas Perbedaan Efektifitas Terapi Akupresur
Dan Muscle Streching Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan
Dismenorhe. Jurnal Kebidanan, 5(10), 7-17.
17
Tyas., Ina., & Tjondronegoro. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Titik Sanyinjiao Terhadap
Skala Dismenore. Jurnal Kesehatan, 7(1), 1-8.
Wijayanti & Selviana. (2019). Akupresure Sanyinjiao Point Mampu Menurunkan Intensitas
Nyeri Dismenorhea Primer. Jurnal Smart Kebidanan, 5(2), 70-76.
Yati, S. (2019). Pengaruh Tehnik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi
Kelas X Yang Mengalami Dismenore Primer Di Sma Neg. 2 Kota Sungai Penuh Tahun
2015. Menara Ilmu, 13(5).
18